Disusun Oleh :
NURMALA
Nim : 2211141004
JURUSAN SENDRATASIK
2022
ii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah swt. Karena laporan CBR ini
mampu kiranya saya selesaikan dengan baik demi memenuhi tugas CBR yang diberikan
oleh dosen pengampu. Tugas ini saya kutip dari buku-buku yang relevan.
Saya sadar bahwa bayak kekurangan di dalam laporan yang saya buat ini, oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan yang saya buat ini.
NURMALA
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR................................................................1
B. Tujuan Penulisan CBR............................................................................1
C. Manfaat CBR...........................................................................................1
D. Identifikasi Buku.....................................................................................1
Daftar Pustaka.....................................................................................................9
iv
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
Untuk menambah wawasan tetang Psiklogi Pendidikan Karakter.
Untuk mengetahui cara menjadi pendidik yang baik.
Untuk mengetahui karakteristik anak dan strategi membagun karakter.
Dan untuk mengetahui segala informasi tentang Psiklogi Pendidikan
Karakter yang bersumber dari buku yang di kritik.
1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
1. BAB 1 (Pendahuluan)
A. Potret Buram Karakter Bangsa
Bangsa kita, sepertinya saat kehilangan kearifan lokal yang menjadi karater
budaya bangsa sejak berabad-abad lalu. Seperti maraknya kasus tawuran antar
pelajar, antar mahasiswa dan antar kampung. Tindak korupsi di semua kehidupan
dan institusi. Kebohongan publik yang telah menjadi bahasa sehari-hari.
Memebaca fakta-fakta krisis moralitas sebagaimana diuraikan, kalau kita
sadar, bangsa ini sedang berada disisi jurang kehancuran ; tinggal sedikit lagi
masuk tercebur kedalamnya jurang kehancuran.
Apa yang salah dengan bangsa ini, sehingga sebagaian besar generasi muda
dan generasi tua elah tergadaikan karaakkternya.
2
3. Kekayaan Karakter Suku Bangsa Di Indonesia
Hampir di setiap suku bangsa negri ini, secara turun-temurun
mengajarkan nilai-nilai yang mereka percaya sebagai sesuatu yang luhur pada
generasi penerusnya agar menjadi anusia yang berkarakter dan sempurna.
4. Karakter Utama Bangsa
Menurut Kemendiknas (2010), nilai-nilai luhur sebagai pondasi
karakter bangsa yang dimiliki oleh setiap suku di Indonesia ini.
5. Desain Pendidikan Krakter
Berdasarkan desain utama yang dikembnagkan oleh Kemendiknas
(2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri
individu itu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia, baik dalam
aspek kognitif, efektif, konatif, dan psikomotorik, dalam konteks interaksi sosial
kultural; dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dan sifatnya berlangsung
sepanjang hayat.
3
b. Memperbaiki Kompetensi, Kinerja, dan Karakter Guru
Menurut Muhammad AR (2003:0-73), seorang guru adalah manusia
yang memiliki kualias dalam hal ilmu pengetahuan, moral, cinta,serta ketaatan
kepada agama. Yang paling penting dimiliki oleh guru yaitu keikhlasannya dalam
menerima kritik dan saran entah sifatnya konstruktiif atau tidak.
Mental guru yang ” asal memenuhi tugas “ ini lah yang sebenarnya
kurang tepat, menghambat, bahkan menghancurkan kemajuan pendidikan kita,
disamping banyak faktor pendukung yang lain.
3. Pengitegrasian Pendidikan Karakter
Model pengintegrasian pendidikamn karakter disekolah dilakukan
dengan beberapa cara yaitu:
a. Integrasi dalam program pengembangan diri
1. Kegiatan rutin sekolah
2. Kegiatan spontan
3. Keteladanan
4. Pengkondisian
b. Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Pengembangan nilai-nilai pendiidkan budaya dan karakter bangsa
diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran.
c. Pengintegrasian dalam budaya sekolah
Pengembangan nilsi-nilai pedidikan karakter dalam budaya sekolah
mencangkup kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru,
konselor, tenaga admnistrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan
menggunakan fasilitas sekolah.
4
5. BAB V (Pendiidkan Karaker di Perguruan Tinggi)
a. Potret buram karakter di perguruan tinggi kita
Iklim keilmuan yang mestinya kian semarak dengn semakin ersedianya
fasilitas teknologo iinformasi dan komunikasi (TIK), tetapi kenyataannya justru
sirna digantikan aktivitas dan kesenangan baru yang sejatinya tidak sesuai dengan
karakter mahasiswa sebagai agen of channge.
Fenomena negatif lain dalah maraknya praktik perjikian masuk Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNPTN). Maraknya praktik perjokian
sebagaimana di sebutkan, menunjukkan paling tidak dua fenomena yang tengah
marak di kalangan intelektual muda kampus, Pertama, kecendrungan mencari
jalan pintas yang cepat dan mudah. Kedua, mulai menipisnya kesadaran dan
kecerdasan spiritual di kalangan kaum muda.
b. Karakter ideal mahasiswa
Mahasiswa dan generasi muda pada umumnya adalah harapan bangsa.
Hari depan yang di cita-citakan bangsa ini, ada di tangan mereka. Peran fungsi
mahasiswa dan pemuda sekarang berada pada fase ujian berat, fase kritis untuk
tetap tampil menjadi tulang punggung bangsa dalam mengawal gerak reformasi.
Maka mereka harus memiliki sifat-sifat utama sebgaimana yang telah di sebutkan,
plus kendaraan strategis berupa hati nurani rakyat (Rusman Gazali : 2003).
c. Model-model implementasi pendidikan karakter perguruan tinggi
Pada prinsipnya, pembelajaran pendidikan karakter di perguuruan
tinggi diharapkan dilaksanakan pada semua perkuliahan. Semua staf pengajar atau
dosen, karyawan, dan mahasiswa diminta peduli tentang tanggung jawab
(responsibility), Kedisiplinan (diciplinary), kepedulian (caring), hormat, sompan
santun (respect), jujur (honest), dan cinta tanah air (patriotisme).
Adapun strategi pendidikan karakter di perguruan tinggi diantaranya
bisa dilakukan melalui pembiasaan kehidupan keseharian di kampus, sehingga
menjadi budaya kampus.
6. BAB VI (Penutup)
Berdasarkan uraian disetiap bab, dapat disimpulkan bahwa krisis moral
dan karakter utama bangsa ini, sudah sedemikian akut. Keberhasilan pendiidkan
kareakter dalam keluarga, akan memuluskan pendidikan karakter dalam lingkup-
lingkup selannjutnya.
Pendidikan karakter di perguruan tinggi/ university merupakan tahap
pembentukan karakter yang tidak kalah pentingnya dari pembentukan karakter di
tingkat sekolah. Fungsi pendidikan karakter diharapkan dapat mendorong mereka
menjadi intelektual muda bangsa yang memiliki kepribadian unggul, seperti
diharapkan dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku
a. Pembahasan BAB 1 dan BAB 2 Apa itu Pendidikan Karakter ?
Pada bab 1, antara buku utama dan pembanding sama-sama membahas
seputaran potret buramnya karakter bangsa ini atau dengan kata lain realita
karakter bangsa.
Menurut buku utama, karakter adalah cara berfikir dan berperilaku
yang mejadi ciri khas tipa individu untuk hidup dan bekerja sama , baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (Suyanto: 2010 hal 33).
Sedangkan di buku pembanding 1 pengertia karakter lebih cenderung
kepada seseorang yang berkarakter, yaitu sebagai sifat alami seseorang dalam
merespons situasi secara bermoral, yang dimanifestsikan dalam tindakan nyata
melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain
dan karakter mulia lainnya (Thomas Lickona: 1991 hal 36).
b. Pembahasan BAB 3 Pendidikan Karakter di Sekolah
Menurut buku utama, pendidikan karakter itu jauh hari sudah
diterapkan sebagian besar sekolah di Indonesia meskipun mereka tidak khusus
atau tidak secara ekspelisit menyatakan bahwa yang mereka lakukan adalah
pendidikan karakter. Pendidikan karakter sebaiknya memang dikembangkan
melalui pendekatan terpadu dan menyeluruh.
Sedangkan Menurut buku pembanding , Pendidikan karakter di sekolah
dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Kegiatan
ekstrakulikuler yanng selama ini diselenggarakan di sekolah merupakan salah satu
media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik
peserta didik.
c. Pembahasan BAB 4 Pendidikan Karakter dalam Keluarga
Di buku utama, menjelaskan bahwa pendidikan dalam keluarga adalah
pendiidkan utama dan pertama bagi anak, yang tidak bisa digantikan oleh lembaga
pendidikan manapun. Oleh katrena itu, pendidikan dalam keluarga ini sangat
diperlukan untuk membangun sebuah comunity of leaner tentang pendidikan nak,
serta sangat diperlukan menjadi sebuah kebijakan pendidikan dalam upaya
membangun karakter bangsa secara berkelajutan.
Sedangkan di buku pembanding menjelaskan jika seseorang memiliki
dasar budi pekerti yang luhur dalam keluarga, pastilah ia akan mampu mengatasi
pengaruh yang tidak baik dari lingkungansekitar. Dengan demikian peran keluarga
sangat dalam pendidikan budi pekerti sangatlah besar.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dalam keluarga ini
adalah yang paling utama dalam diri setiap individu untuk menghadapi berbagai
karakter di lingkungan lainya.
6
d. Pembahasan BAB 5 dan 6
Buku utama dalam bab ini mennjelaskan tentang pendidikan karakter di
perguruan tinggi, sedangkan pada buku pembanding pembahasannya tidak sama
dengan buku utama namun di buku ini lebih menjelskan secara luas lagi.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk peggunaan
font. Dari aspek layoutnya menurut saya sudah bagus. Kemudian dari tata letak
juga sudah cukup bagus, editor meletakkan gambar-gambar pendukung sesuai
pada tempatnya. Tata tulisnya sudah cukup bagus. Dan penggunaan font nya juga
sudah bagus, mereka menggunakan font yang sama dan di beberapa kata
pentingnya dibuat font sedikit berbeda, dan menurut saya hal itu dibuat agar
pembaca tidak terlalu sulit memhami isinya.
3. Dari aspek isi menurut saya ada beberapa kalimat yang membuat
pembaca bingung, karena kata-katanya tersebut sedikit asing dan tidak ada
penjelasan dari kata-kata itu.
Namun saya juga menemukan kelebihan buku ini, yaitu beberapa
argumen positif yang diberikan oleh penullis, serta beberapa gambar yang
menurut saya itu sangat mendukung pembaca dalam memahami isi buku tersebut .
serta di setiap permulaan bab, selalu ada pepatah yang menarik dan mendukung
atas apa yang di paparkan disetiap bab.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari laporan yang saya buat, dan telah saya bandingkan dengan buku
lainnya yang pembahasannya berkaitan juga dengan buku utama. Dan dapat saya
tarik kesimpulan bahwa krisis moralitas dan karakter utama bangsa ini sudah
sangat memprihatinkan. Maka , solusi terbaik untuk memperbaiki karakter bangsa
tersebut adalah dengan mengoptimalkan pendidikan karakter.
B. Saran
Saya sadar, bahwa laporan yang saya buat ini belum sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan saran dan kritikan oleh pembaca terutama dosen
pengampu demi kelengkapan isi laporan yang saya buat ini. Namun selain itu saya
berharap kritikan yang saya buat ini bisa lebih melengkapi kekurangan yang ada
pada buku yang saya kritik. Dan mungkin didalam kritikan saya tersebut ada salah
kata, saya mohon maaf yang sebesar-sesarnya kepada seluruhnya. Dan saya
berharap untuk para guru dan calon guru untuk lebih mementingkan pendidikan
karakter dari pada yang lainnya.
8
DAFTAR PUSTAKA