Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENELITIAN TENTANG LINGKUNGAN DI KECAMATAN MUARA

LAWA

Dosen Pengampu :

MUHAMMAD HABIBI, S.Sos., M.Kesos.

Disusun Oleh :

Dewita Natalia Lerif (2063201084)

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA

2022
Kondisi Sungai
Sungai adalah aliran terbuka dengan ukuran geometrik yaitu penampang melintang,
profil memanjang dan kemirngan lembah yang berubah seiring waktu, tergantung pada debit,
material dasar dan tebing. Setiap sungai memiliki karakteristik dan bentuk yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya, hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya topografi, iklim,
maupun segala gejala alam dalam proses pembentukannya. Sungai yang menjadi salah satu
sumber air, tidak hanya menampung air tapi juga mengalirkannya dari bagian hulu ke bagian
hilir. Sungai mempunyai fungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu dan
mengalirkannya ke laut. Sungai itu dapat digunakan juga untuk berjenis-jenis aspek seperti
pembangkit tenaga listrik, pelayaran, pariwisata, perikanan dan lain-lain. Dalam bidang
pertanian sungai itu berfungsi sebagai sumber air yang sangat penting untuk irigasi. Jenis -
jenis sungai menurut jumlah airnya. Salah satu sungai terbesar yang ada di kecamatan Muara
Lawa adalah sungai Kedang Pahu. Sungai Kedang Pahu adalah anak Sungai Mahakam yang
mengaliri wilayah di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Panjang sungai lebih
kurang 150 kilometer. Sungai Kedang Pahu melintasi kecamatan Damai, Muara Lawa hingga
Muara Pahu di mana sungai ini bermuara. Dua sungai merupakan anak sungai ini adalah sungai
Lawa meliputi Kecamatan Bentian Besar dan sungai Nyuatan meliputi Kecamatan Nyuatan.

Kondisi Drainase
Drainase merupakan serangkaian bangunan air yang dapat membuang kelebihan air
dari satu kawasan agar lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase berhubungan erat
dengan kenyamanan masyarakat terhadap keberadaan air buangan di tempat tinggal mereka.
Sistem drainase diperlukan karena dapat menanggulangi permasalahan air buangan,
mengendalikan erosi tanah, mencegah kerusakan jalan, dan mewaspadai terjadinya bencana
banjir. Permukiman yang terletak di sekitar jalur drainase biasanya adalah kawasan yang paling
merasakan dampak buruk dari banjir. Salah satu system Drainase yang ada di Kecamatan
Muara Lawa adalah gorong-gorong, setidaknya ada 4 titik gorong-gorong yang ada
dikecamatan Muara Lawa. Tujuan pemasangan gorong-gorong adalah untuk kelancaran
drainase air supaya pada saat musim hujan air tidak lagi melintasi jalan dan juga berfungsi
menahan jalan agar tidak mudah rusak.
Kondisi Pembuangan dan pengelolaan sampah Rumah Tangga
Di kecamatan Muara Lawa tidak ada Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) jadi
masyarakat secara mandiri mengelola sampah Rumah Tangga biasanya dengan cara dibakar
tetapi ada juga masyarakat yang membuang sampah sembarangan di sungai.

Kondisi Banjir
Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Kecamatan Muara Lawa, bahkan
menjadi bencana yang terjadi hampir setiap tahun ketika memasuki musim penghujan.
Berdasarkan pada kenyataan yang terjadi dilapangan permasalahan banjir yang paling sering
terjadi di kecamatan Muara Lawa di karenakan jumlah aliran air yang masuk ke kecamatan
Muara Lawa begitu besar sehingga akumulasi aliran (flow accumulation) begitu tinggi. Selain
itu kondisi geografis kecamatan Muara Lawa berada di dataran rendah dan rata-rata setiap
kampung di kecamatan Muara lawa berada di pinggiran sunngai. Intensitas debit air pada
musim penghujan meningkat, seiring dengan adanya penurunan daya tampung sungai yang ada
di kecamatan Muara lawa yaitu sungai Kedang Pahu dan sungai Lawa ( anak sungai Kedang
Pahu).

Permasalahan Lingkungan di Kecamatan Muara Lawa


Permasalahan yang utama adalah belum ada tempat pembuangan sementara (TPS) di
Kecamatan Muara Lawa sehingga masyarakat secara mandiri mengelola sampah ada yang
dengan cara dibakar, dibuang ke sungai ataupun di sekitar rumah warga. Ketika banjir juga
banyak sampah yang larut selain permasalahan sampah ada juga permasalahan sungai yang air
nya keruh jadi masyarakat susah dapat air bersih. Untuk keperluan memasak biasanya
masyarakat beli air galon untuk air minum dan air untuk masak akibat belum meratanya aliran
PDAM di setiap kampung.

Solusi
Solusi dari saya semoga pemerintah atau dinas terkait bisa mencari lokasi TPS yang jauh dari
permukiman penduduk, karena TPS sangat berguna untuk tempat pembuangan sampah yang
tidak dapat didaur ulang atau tidak dapat dimanfaatkan lagi. Pada fase awal di tingkat rumah
tangga setidaknya diupayakan untuk mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah
anorganik dipilah serta dikumpul menurut jenisnya sehingga memungkinkan untuk di daur-
ulang. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan
agar lingkungan dan sungai bersih dari sampah. Semoga pipa PDAM bisa secepatnya ada di
setiap kampung agar masyarakat bisa mendapatkan air bersih.

Anda mungkin juga menyukai