Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

POLA PENGOBATAN DAN FUNGSI KOGNITIF PASIEN EPILEPSI DI RSJ


MUTIARA SUKMA TAHUN 2017

Disusun Oleh:

1. Cindiya Pafat Fitriatul Hidayah


2. Diana Amelia Pahsa
3. Edianto
4. Eka Rahmayanti
5. Erni Anjani
6. Fadhlurrahman
7. Fathul Ridho Hafansyah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) HAMZAR


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul menganalisis jurnal “Pola Pengobatan dan Fungsi
Kognitif Pasien Epilepsi di RSJ Mutiara SukmaTahun 2017” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memnuhi tugas mata kuliah Konep Dasar Keperawatan 1. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai pengobatandanfungsikognitifpasien
epilepsy di RSJ MutiaraSukma. Penulis mengucapkan terima kasih kepada IbuAprianiSusmita
Sari, M.Kep. selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan Dasar I. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Lombok Timur, 30 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................... i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
Bab II Pembahasan
A. Judul Analisis Jurnal.............................................................................. 3
B. Rangkuman Isi Jurnal............................................................................. 3
C. Kelebihan Isi Jurnal............................................................................... 4
D. Kelemahan Jurnal................................................................................... 4
E. Saran dan Solusi..................................................................................... 5
Bab III Penutup
KESIMPULAN............................................................................................ 6
Daftar Pustakaka.......................................................................................... 7
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epilepsi merupakan suatu gangguan pada system saraf pusat yang memiliki dampak
neurobiologik, kognitif, psikologik, dansosial. Penggunaanobat anti epilepsy diperlukan
untuk mencegah komplikasi yang ditimbulkan oleh epilepsi. Salah satu komplikasi
penting dari epilepsy adalah terjadinya gangguan fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran pola pengobatan dan fungsi kognitif pasien epilepsi di RSJ
Mutiara Sukma Provinsi NTB. Sebanyak 97 subjek dilibatkan dalam penelitian potong
lintang dengan pengambilan data meliputi usia, jenis kelamin, usia awitan bangkitan, tipe
bangkitan, etiologi bangkitan, dan obat anti epilepsi yang digunakan. Fungsi kognitif dari
45 subjek penelitian diperiksa menggunakan instrument MoCA-INA dan TMT-B.
Perbandingan antara jenis OAE yang digunakan dan jumlah subjek dengan gangguan
fungsi kognitif dianalisis dengan uji statistik Kai-kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan
80,4% subjek mendapatkan monoterapi OAE. Monoterapi yang digunakan antara lain
fenitoin (30,9%), karbamazepin (27,8%), danasamvalproat (21,7%). Padap emeriksaan
MoCA-INA, 100% subjek mengalami gangguan fungsi kognitif. Pada pemeriksaan
TMT-B, 91,11% subjek memiliki hasil pemeriksaan tidak normal. Tidak terdapat
perbedaan jumlah subjek dengan gangguan fungsik ognitif yang bermakna diantara
berbagai kelompok yang mendapatkan OAE berbeda (p=0,304). Dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar pasien epilepsi di RS ini mendapatkan monoterapi OAE fenitoin,
mengalami gangguan fungsi kognitif terutama pada domain atensi dan fungsi eksekutif
dan tidak ditemukan perbedaan antar jenis pengobatan.
B. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengobatan dan fungsi kognitif
pada pasien epilepsi di RSJ Mutiara Sukma NTB.
C. Manfaat Penulisan

Manfaat penelitian jurnal adalah mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dicapai
dalam proses perumusan strategi pelayanan pengobatan di RSJ provinsi NTB yang tepat,antara
lain:

1. Menentukan visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai.


2. menjaga strategi untuk mencapai tujuan tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai
yang ada di lingkungannya. Ini sangat berpengaruh dalam tujuan
3. Menganalisis kembali strategi yang telah dijalankan apakah telah berjalan sesuai
tujuan. Ini juga dilakukan untuk mengevaluasi hasil kerja bersama dalam proses
pencapain tujuan dalam menjalankan pelayanan kesehatan di rumah sakit jiwa provinsi
NTB.
BAB 11

PEMBAHASAN

A. Judul

Hubungan perilaku curing polapengobatandanfungsikognitifpasienepilepis di RSJ


MutiaraSukma.

B. Rangkuman

Epilepsi adalah suatu gangguan pada system saraf pusat yang ditandai dengan timbulnya
bangkitan epileptic dengan dampak neurobilogik,kognitif,dan social.Data prepalensi epilepsy di
berbagai dunia bervariasi,namun secara keseluruhan prevalensi epilepsy didunia sebesar 10 per
1000 penduduk.Angka tersebut menjadi lebih tinngi di Negara-negara berkembang,termasuk
Indonesia,yaitu sebesar 10,3-15,4 per 1000 penduduk,baik pada populasi dewasa maupun anak-
anak(3-5).Epilepsi dengan tipe bangkitan parsial,epilepsy lobus temporal,atau disebut juga
dengan epilepsy parsial kompleks atau epilepsy psikomotor,memiliki prevalensi tertinggi yaitu
sekitar 60% dari total epilepsy dengan awitan usaha dewasa.Data jumlah pasien epilepsy di poli
saraf Rumah Sakit Jiwa(RSJ)Mutiara Sukma Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)menurut
rekapitulasi pada periode Juli 2015-Juni 2016 adalah sebanyak 181 orang (47,83%)dan
merupakan penyakit dengan angka kunjungan pasien tertinggi di poli sarah rumah sakit
tersebut.Dalam penelitian ini dilakukan pengaambilan data yang meliputi karakteristik subjek
penelitian dan hasil pemeriksaan fungsi kognitif.Data karakteristik subjek penelitian didapatkan
melalui wawancara terstruktur terhadap subjek yang memahami kondisi medis subjek
tersebut.Data tersebut meliputi usia,jenis kelamin,usia awitan bangkitan,tipe bangkitan,etiologi
bangkitan,dan obat antiepilepsi yang digunakan.

Karakteristik subjek penelitian dan pola pengobatan antiepilepsi.Penelitian ini melibatkan


97 subjek dengan rerata usia 29,84 kurang lebih 15,66 tahun dengan proporsi jenis kelamin yang
relative sebanding anatara laki-laki dan perempuan.Sebagian besar subjek penelitian memiliki
awitan bangkitan pada usia dibawah 20 tahun,tipe bangkitan umum,dan mendapatkan
monotrapi.Obat antiepilepsi yang paling sering digunakan untuk monoterapi pada subjek adalah
fenitoin dan secara berturut-turut diikuti oleh karbamazepin,dan asam volproateKombinasi obat
yang paling banyak digunakan adalah finetoin dan asam valproate.
Pemeriksaan fungsi kognitif dilakukan terhadap 45 dari 97 subjek penelitian.Sebanyak 25
subjek tidak dapat dilakukan pemeriksaan fungsi kognitif,dengan rincian 3 subjek mengalami
retardasi mental,20 subjek buta huruf,dan 29 subjek menolak untuk dilakukan evaluasi fungsi
kognitif . Rerata usia dari 45 subjek penelitian yang dilakukan pemeriksaan fungsi kognitif
adalah 34,22 kurang lebih 13,10 tahun.Pada uji penapisan fungsi kognitif secara global dengan
instrument MoCA-INA,seluruh subjek mengalami gangguan fungsi.Pada pemeriksaan fungsi
kognitif pada dominan fungsi eksekutif dengan instrument TMT-B,sebagian besar subjek
menunjukkan adanya gangguan fungsi eksekutif.pada table 2.Tidak terdapat oerbedaan yang
bermakna jumlah subjek dengan gangguan fungsi kognitif pada berbagai kelompok yang
mendapatkan jenis OAE yang berbeda(p=0,304).

C. Kelebihan Jurnal
Dapat memberikan data dasar mengenai status fungsi kognitif pada pasien
epilepsi di RSJ Mutiara Sukma,sehingga nantinya diharapkan bisa digunakan sebagai
dasar penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penyakit epilepsy dan memberikan
OAE terhadap fungsi kognitif pasien epilepsi,serta untuk penentuan kebijakan mengenai
penggunaan OAE yang memiliki efek minimal terhadap fungsi kognitif berdasarkan
penelitian lanjutan tersebut.
D. Kelemahan Jurnal

Pemberian kombinasi dari 2 atau lebih OAE juga dipertimbangkan bila memberikan
monoterapi OAE masih belum memberikan kontrol bangkitan yang baik.Sekitar 30-40%
pasien epilepsy tidak terkontrol dengan baik dengan memberikan monoterapi,sehingga
harus dipertimbangkan untuk diberikan terapi kombinasi OAE,meskipun terapi
kombinasi OAE umumnya lebih efektif dalam mengontrol bangkitan dibandingkan
dengan penggunaan monoterapi,risiko terjadinya efek samping serius pada penggunaan
terapi kombinasi tentunya menjadi lebih tinggi.Dan saat ini masih belum ada bukti klinis
yang menunjukkan bahwa kombinasi dari 2 obat lainnya

E. Saran Dan Solusi


Pemilihan OAE untuk terapi kombinasi harus hati-hati,dengan mempertimbangkan
aspek interaksi antarobat,mekanisme kerja obat,dan efek samping obat.
F.
BAB 111

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Epilepsi merupakan kondisi medis yang menimbulkan dampak neurobiologik, kognitif,


psikologik, dan sosial yang bermaka terhadap pasiennya. Hal ini disebabkan karena bangkitan
yang terjadi dapat terus berulang sehingga menyebabkan kematian sel-sel neuron secara luas.
Oleh karena itu, pemberian obat antiepilepsi (OAE) harus segera diinisiasi begitu diagnosis
epilepsi telah ditegakkan. Inisiasi pemberian OAE idealnya menggunakan 1 jenis obat dengan
dosis terendah yang efektif untuk mengontrol bangkitan, atau kita sebut juga dengan pemberian
monoterapi. Pemberian monoterapi secara umum mampu mencegah timbulnya bangkitan pada
70% pasien (26). Saat ini sudah cukup banyak tersedia berbagai OAE yang bisa digunakan
sebagai pilihan pengobatan. Pemilihan OAE idealnya memperhatikan profil efek samping obat,
tipe bangkitan,dan pengalaman Dokter dalam menggunakan obat,namun juga memperhatikan
ketersediaan obat tersebut di lingkungan tempat tinngal pasien.Dalan penelitian ini, sebagian
besar subjek mendapatkan monoterapi.Obat antiepilepsi yang paling banyak digunakan sebagai
monoterapi adalah fenitoin,diikuti dengan karbamazepin dan asam valproat.
DAFTAR PUSTAKA

Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 18. Azizova RB. New Aspects of the
Pathogenesis of RSJ Mutiara Sukma. : http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/1924 Jurnal
Kedokteran Brawijaya Vol. 29, No. 04, Agustus 2017, pp. 335-340 Online Published First: 31 Agustus
2017 Article History: Received 17 Januari 2017, Accepted 28 April 2017 Epilepsy.

Anda mungkin juga menyukai