Di susun oleh:
KELAS 1C
2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar
Bisnis. Yang membahas tentang “Hukum Bisnis di Indonesia”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul..........................................................................................1
D. Rumusan Masalah......................................................................................8
F. Metode Peneitian........................................................................................9
A. Kesimpulan.......................................................................................77
B. Saran................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUA
A. Penegasan Judul
akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul skripsi ini, dengan
berikut :
5
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Kantor Balai Pustaka, 1989), h. 364.
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), h. 17.
6
2
pemerintahan republik.
Islam dalam skripsi ini adalah suatu konsep Islam dalam politik
10 Desember 1958.5
2
3
tertarik dan memilih judul tersebut yaitu :
3
Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara & Hukum Administrasi Negara dalam
Perspektif Fikih Siyasah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), h. 43.
4
B.N Marbun, Kamus Politik, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1983), h. 518.
5
Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: Transformasi Gagasan dan Praktik Politik
Islam di Indonesia (Jakarta: Democracy, 2011), h. 496.
3
4
1. Alasan Objektif
2. Alasan Subjektif
Siyasah.
Jurusan Siyasah.
politik Islam.
seringkali menjadi
6
Munawir Sjadzali, Islam dan Tatanegara: Ajaran Sejarah dan Pemikiran,
(Jakarta: UI Press, 1993), h. 1
6
7
dan kecurigaan satu sama lain. Hubungan yang tidak mesra ini
7
Bahtiar Effendy, Op. Cit. h. 66.
8
Mohammad Natsir, Capita Selecta, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h. 436.
8
9
9
Munawir Sjadzali , Op. Cit. h. 16.
10
Muhammad Tahir Azhari, Negara Hukum : Suatu Study Tentang Prrinsip-
Prinsupnya Dilihat Dari Segi Hukum Isam, Implementasinya Pada Periode Negara
Madinah dan Masa Kini, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 33.
10
1
Madinah.
itu sendiri.
11
Bahtiar Effendy, Islam dan Negara di Indonesia: dalam Muhammad Wahyuni
dkk, Konstektualisasi Ajaran Islam : 70 Tahun Prof. Dr. H. Munawir Sjadzali, (Jakarta: PT
Temprin, 1995), h, 23.
12
Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: Transformasi Gagasan dan Praktik Politik
Islam di Indonesia, Op. Cit. h. 146
12
1
D. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Indonesia
2. Kegunaan Penelitian
13
1
14
1
Lampung
F. Metode penelitian
menggunakan metode :
a. Jenis Penelitian
15
1
Penelitian kepustakaan adalah “suatu
16
1
b. Sifat Penelitian
2. Sumber Data
a. Data Primer
sumber data oleh penulis untuk tujuan yang khusus. Dalam hal ini
b. Data Sekunder
17
1
13
Muhammad Munawar Ahmadi, Prinsip-prinsip Metodelogi Research,
(Yogyakarta: Sumbangsih, 1975), h, 2.
14
Suprapto, Metode Riset dan Aplikasinya dalam Pemasaran, (Jakarta:
Fakultas Ekonomi, 1981), h. 11.
18
1
3. Pengumpulan Data
lainnya.15
4. Pengolahan Data
terkumpul.
menyatakan jenis dann sumber data baik itu sumber dari Al-
20
2
5. Analisis Data
21
2
17
Mudjia Rahardjo, http://www.UIN-Malang.ac.id/r/100601/Sekilas-Tentang-
Studi- Tokoh-dalam-Penelitian.html, di akses pada tanggal 20 Januari 2017.
22
BAB II
1. Pengertian Politik
masyarakat).2
23
aktivitas yang berhubungan dengan kekuasaan untuk
1
B.N Marbun, Kamus Politik, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1983), h. 518.
2
Inu Kencana, Ilmu Politik, (Jakarta:PT rineka Cipta, 2010) h. 46.
3
Jubair Situmorang, Model Pemikiran dan Penelitian Politik Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), h. 20
24
1
4
Ayi Sofyan, Etika Politik Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 61
15
1
anggota-angotanya.5
Utama, 2013), h. 16
6
Zulfi Mubaraq, Sosiologi agama, (Malang:Uin-Maliki Press ,2010), h. 87.
7
Ibid, h. 88
17
1
komponen.8
2. Pengertian Agama
18
1
Definisi agama secara etimologi berasal dari bahasa
sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : “a” berarti
19
2
wahyukan kepada
11
Hasbi Ash-Shiddieq, Al-Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1952), h. 50
12
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qr‟an: Fungsi dan Peran Wahyu
dalam Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1997), h. 210
13
Ayi Sofyan, Op.Cit, h. 43
21
2
absolute dependence).16
14
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama sebuah Pengantar, (Bandung: PT.
Mizan Pustaka, 2004) h. 20
15
Ibid, h. 21
16
Ibid, h. 22
17
Adeng Muchtar Ghazali, Agama dan Keberagamaan dalam Konteks
Perbandingan Agama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), h. 23.
23
2
hidup tertentu.
e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan gaib.
seorang Rasul.18
18
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI
Press, 1985), h. 2 – 3.
25
2
tadi, telah menjadi obyek perhatian para ahli pikir sejak lama.
a. Teori bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi itu terjadi karena
b. Teori bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi itu terjadi karena
alam sekelilingnya.
masyarakatnya.
27
2
Abdullah menyatakan:
3. Pengertian Negara
19
Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama Perspektif Ilmu Perbandingan
Agama, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), h. 40-41.
20
Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas?, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), h. 10.
29
3
berdaulat.22
21
M. Iwan Satriawan & Siti Khoiriah, Ilmu Negara, (Jakarta:Rajawali Pers, 2016),
h.1
22
A. Ubaedillah & Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan,
Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Edisi Revisi, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 119
23
Ahmad sukarja, Op. Cit, h. 40
24
Miriam Budiardjo, Op. Cit, h. 49
25
Loc. Cit.
31
3
sebagai amanah-Nya.26
tertentu.29
26
M. Iwan Satriawan & Siti Khoiriah, Op. Cit, h. 3
27
Hasbullah Bakry, Pedoman Islam di Indonesia, (Jakarta: UI Press, 1988), h.
314.
28
Miriam Budiardjo, Op. Cit, h. 49
29
Soehino, Ilmu Negara, (Yogyakarta: Liberty, 2005), h. 149.
33
3
1. Wilayah
angkasa di atasnya. 32
30
Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, (Jakarta: Gaya Media Pratama,
hlm. 2000),
57.
31
M. Iwan Satriawan & Siti Khoiriah, Op. Cit, h. 17
32
Miriam Budiardjo, Op. Cit, h. 51
35
3
luas wilayah negara yang dihitung dari pantai terluar pada mulanya
2. Penduduk
36
3
menetapkan sendiri siapa yang akan menjadi warga
33
M. Iwan Satriawan & Siti Khoiriah, Op. Cit, h. 19
37
3
tersebut.34
yang bersangkutan.35
3. Pemerintah
38
3
keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam
34
Inu Kencana, Op. Cit, h. 14
35
Loc.Cit
36
UUD 1945 dan Amandemennya, (Bandung: Focus Media, 2004), h. 22
37
Miriam Budiardjo, Op.Cit., h. 53
39
4
masyarakat.39
4. Kedaulatan
40
4
mempunyai kedudukan yang sangat vital karena berkaitan
agama
38
Ibid. h.54
39
Inu Kencana, Op. Cit, h.13
40
Miriam Budiardjo, Op.Cit, h. 54
41
John L. Esposito, Islam and Politics, terj. H.M. Josoef Sou'yb, "Islam dan
Politik", ( Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990), h. 38.
41
4
42
Jubair Situmorang, Op. Cit, h. 55
43
4
dua faktor :
sama
43
Ibid, h. 60
45
4
44
Loc.Cit.
45
Dede Rosyada, et. al., Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi,
Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, Cet.
ke-1, 2000), h. 58.
46
M. Rusli Karim, Negara dan Peminggiran Islam Politik, (Yogyakarta: Tiara
Wacana, Cet. ke-1, 1999), h. ix.
47
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta:
LP3ES, Cet. ke-8, 1996), h. 1.
47
4
agama negara.48
sebuah negara.49
48
Ahmad Syafi‟i Maarif, Islam dan Masalah Kenegaraan Studi tentang
Percaturan dalam Konstituante, Jakarta: LP3ES, Cet. ke-1, 1996, h. 15.
49
M. Rusli Karim, Op.Cit., h.1
50
Ibid., h. x
49
5
1. Paradigma Integralistik
…
…
:40( )يوسف
50
5
benar….”.(Q.S. Yusuf : 40)
51
M. Din Syamsudin, „Usaha Pencarian Konsep Negara dalam Sejarah
Pemikiran Politik Islam‟ dalam Andito (Abu Zahra) (ed.), Politik Demi Tuhan:
Nasionalisme Religius di Indonesia, (Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. ke-1, 1999), h.
45-46
51
5
52
5
seluruh tatanan kemasyarakatan.
52
Loc.Cit.
53
Marzuki dan Rumadi, Op. Cit., h. 24.
54
Abu al-'Ala Al-Mawdudi, “Teori Politik Islam”, dalam John J. Donohue dan
John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan: Ensiklopedi Masalah-Masalah, (Jakarta: CV
Rajawali, 1984), h. 272.
53
5
2. Paradigma Simbiotik
54
5
dapat berkembang dalam bimbingan etika dan moral.
55
5
55
Din Syamsuddin, Etika dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 2000), h. 60
56
Imam al-Mawardi, „Al-Ahkaamus-Sulthaniyyah wal-wilaayatud-Diniyyah‟, Terj.
Abdul Hayyie dan Kamaluddin Nurdin, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan dalam
Takaran Islam, (Jakarta: Gema Insani Press., Cet. ke-2, 2000), h. 15.
57
J.Suyuthi Pulungan, Fiqih Siyasah: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 295 – 296
57
5
suatu masyarakat.
prinsipnya saja.
59
6
3. Paradigma Sekuleristik.
60
6
Sehingga keberadaannya harus dipisahkan dan tidak
58
Menurut Harun Nasution, modernisme dalam masyarakat Barat mengandung
arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk merubah paham-paham, adat istiadat,
institusi-institusi lama, dan sebagainya, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang
ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Harun Nasution,
Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1996), h. 11.
59
Abdul Mun‟im D.Z., Islam di Tengah Arus Transisi, (Jakarta: Kompas, 2000), h.
9
61
6
agama (syari‟ah).60
pandangan kekuasaan.62
62
6
pemahaman yang bersifat tekstual dan literal, yaitu
63
6
bentuk.
64
6
Negara
65
6
aspek kehidupan.
negara. Menurut Natsir agama dalam hal ini Islam, tak bisa
63
Nanang Tahqiq, Politik Islam, (Jakarta: Prenada Madia, 2004), h. 50
64
Bahtiar Effendy, Islam dan Negara….., h. 124 - 125
65
Herry Mohammad, Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20. (Jakarta:
Gema Insani, 2006), h. 48
67
6
Artinya : “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
68
6
sebagian anggota masyarakat”.67
66
Ibid, h. 49
67
Loc.Cit
68
Mohammad Natsir, Islam sebagai Dasar Negara (Jakarta: Dewan Da‟wah
Islamiyah Indonesia, 2000), h. 17-18.
69
7
69
Bahtiar Effendy, Jalan Tengah Politik Islam: Kaitan Islam, Demokrasi dan
Negara yang Tidak Mudah, (Jakarta: Ushul Press, 2005), h. 8.
70
Ibid, h. 52.
71
Munawir Sjadzali, Op. Cit, h. 1 - 2
71
7
A.A. al-Maududi.
kekuasaan itu
73
7
tersebut.72
ideologi.
75
7
1970.78
Nur mengejutkan
75
Ibid, h. 233
76
Bahtiar Effendy, Repolitisasi Islam, (Bandung: Mizan, 2000), h. 77
77
Marwan Saridjo, Cak Nur: di Antara Sarung dan Dasi dan Musdah Mulia
Tetap Berjilbab, (Jakarta : Penamadani, 2005) h.1 -21
78
Budi Hardianto, 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia,(Jakarta: Hujjah Pers, 2008),
h. 63
77
7
79
8
waktu.82
tahun 1984.
81
Amien Rais, Cakrawala Islam, (Bandung: Mizan, 1987), h. 79.
82
Ahmad Suhelmi, Op. Cit., h. 116
81
8
83
Umaruddin Masdar, Membaca Pikiran Gus Dur dan Amien Rais Tentang
Demokrasi.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 130
- 136 84 Jubair situmotrang, Op.
Cit, h. 287 85 Ahmad Suhelmi, Op.
Cit., h. 169
86
Ma‟mun Murod Al-Brebesi, Menyikapi Pemikiran Gusdur dan Amin Rais
Tentang Negara, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1999), h. 135
83
8
hak politik rakyat. Negara yang menganut system syura, maka akan
87
Ibid, h.215
88
Ibid., h. 218
85
8
memegang kedaulatan.89
berwatak teokratis.
86
8
89
Ibid, h. 219
90
Ibid, h. 219-220
87
BAB V
PENUTU
A. Kesimpulan
ini, bahkan istilah negara pun tidak dapat ditemukan dalam al-Quran.
88
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
89
Azhari, Muhammad Tahir, Negara Hukum : Suatu Study Tentang Prrinsip-
Prinsupnya Dilihat Dari Segi Hukum Isam, Implementasinya Pada
Periode Negara Madinah dan Masa Kini, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.
Utama,
2013.
90