Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Biomedis

POTOFISIOLOGIS PENYAKIT ENTEROBIOSIS

Disusun oleh :

DEA ELVIRA SANDY (14215141)


MITA PUTRIANA (14215154)
REIHANA FATHARANI N.A (14215168)
NURUL INDAH SAFITRI (14215164)
SUCI AULIA MAHARANI (14215174

KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-Nyasehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini.Kesehatan merupakan harapan setiap manusia untuk dapat
melakukanaktivitas sehari-hari. Kesehatan itu dapat diperoleh juga dari lingkungan hidupnyayang
bersih dan sehat. Sanitasi tempat-tempat umum merupakan salah satu standar usaha kesehatan
yang dapat dicapai bagi masyarakat yang ada atau berada ditempat-tempat umum tersebut.Oleh
karena itu, di dalam makalah ini akan dibahas mengenai sanitai tempat-tempat umum. Sanitasi
tempat-tempat umum salah satunya dapat meliputi fasilitasyang berada di tempat-tempat umum
itu.Akhirnya, penyusun berharap makalah ini dapat membantu untukmeningkatkan sanitasi tempat-
tempat umum pada suatu wilayah tertentu. Semogamakalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

YOGYAKARTA 26 MEY 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.Pembahasan

Penyakit enterobiasis merupakan salah satu jenis penyakit cacingan. Penyakit ini terjadi akibat
infeksi cacing kremi. Pada umumnya penyakit ini lazim ditemukan pada anak-anak

Infeksi dapat terjadi karena tertelannya telur cacing kremi yang sudah dibuahi. Biasanya proses
tersebut berlangsung melalui jari-jari yang kotor, makanan yang terkontaminasi,

atau inhalasi udara yang terdapat telur cacing kremi.

Diagnosis

Diagnosis penyakit enterobiasis dilakukan dengan mengumpulkan informasi lewat serangkaian


wawancara medis. Pada pemeriksaan ini dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami
penderita cacingan.

Selain itu juga dilakukan pemeriksaan penunjang. Proses pemeriksaan dilakukan dengan melakukan
pengecekan terhadap sisa-sisa buang air besar (BAB) atau feses di laboratorium. Hasil positif
enterobiasis ditentukan jika pada pemeriksaan tersebut ditemukan telur cacing atau cacing.

Gejala

Anak-anak yang menderita penyakit enterobiasis akan mengalami gejala-gejala tertentu. Misalnya
gatal di sekitar anus pada pagi hari, kurang nafsu makan, dan berat badan menurun atau sulit naik.

Jika dibiarkan, penyakit ini akan berujung pada komplikasi yakni, gangguan penyerapan makanan
dan malnutrisi. Komplikasi mungkin terjadi jika penyakit cacingan tidak diobati secara tuntas.

Pengobatan

Pengobatan untuk eneterobiasis dilakukan dengan pemberian obat cacing. Jika salah satu anggota
keluarga terkena cacingan, sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh keluarga, agar
penyebaran cacing ini dapat dihentikan secara menyeluruh.

Pencegahan

Pencegahan cacingan dilakukan dengan menjaga kebersihan pribadi, atau orang tua dapat menjaga
kebersihan anaknya dengan melakukan tindakan berikutMemotong kuku yang sudah panjang dan
kotor

Selalu mencuci tangan sebelum makan

Menjauhkan makanan dari debu

Mencuci bersih dan rutin mengganti pakaian serta alas kasur

Penyebab Penyebab cacingan adalah infeksi melalui cacing jenis enterobius vermicularis. Cara infeksi
terjadi akibat tertelannya telur cacing secara tidak sengaja. Setelah telur cacing tertelan, larvanya
akan menetas dan tumbuh menjadi cacing dewasa di usus besar.Saat terkontaminasi cacing betina,
cacing yang hamil akan berpindah ke daerah sekitar anus untuk mengeluarkan telur-telurnya. Selain
itu, telur yang telah menetas di sekitar anus dapat berjalan kembali ke usus besar melalui
anus.Sering kali proses ini membuat penderitanya mengalami sensasi gatal di sekitar anus. Rasa
gatal tersebut sering terjadi pada waktu malam hari sehingga kerap mengganggu tidur penderitanya
dan membuat mereka menjadi lemah.Anak-anak lebih rentan terkena penyakit enterobiasis karena
sering bermain di tempat yang penuh kotoran atau debu. Padahal, hal-hal tersebut bisa jadi sarang
kontaminasi telur cacing tersebut. Bagi telur cacing yang terdapat di debu akan sangat mudah
diterbangkan angin sehingga tertelan mulut.Orang dewasa pun bisa terkena melalui cara yang sama
atau karena tertular seseorang yang menderita penyakit enterobiasis. Penularan akan lebih mudah
terjadi pada satu keluarga atau lingkungan seperti asrama.

Proses penularan cacingan dapat terjadi melalui:

Penularan dari tangan ke mulut sesudah menggaruk daerah sekitar pantat atau anus.

Penularan dari tangan seseorang yang telah terkontaminasi telur cacing.

B.tinjauan pustaka

2.1 Enterobius vermicularis

2.1.1. Taksonomi

Taksonomi Enterobius vermicularis

Phylum : Nematoda

Class : Secernentea

Subclass : Spiruria

Ordo : Oxyurida

Family : Oxyuridae

Genus : Enterobius

Spesies : Enterobius vermicularis

2.1.2. Distribusi Geografis

Prevalensi infeksi Enterobius vermicularis sangat tinggi pada anak-

Anak. Prevalensi infeksi terjadi di seluruh negara, terutama di negara

Berkembang, dan diperkirakan 4-28% anak terinfeksi oleh Enterobius

Vermicularis di seluruh dunia. Perhatian yang diberikan pada kasus

Infeksi oleh Enterobius vermicularis sangat kurang, karena gejala klinis

Yang muncul dari Enterobiasis tidak berat. (Li, Zhou, Li et al. 2015)

Penyebaran cacing Enterobius vermicularis lebih luas jika

Dibandingkan dengan penyebaran Nematoda usus lainnya. Penularan

Sering terjadi pada suatu keluarga maupun kelompok yang hidup dalam

Lain (Samidjo. 2002). Penyebaran infeksi oleh cacing Enterobius vermicularis dipengaruhi oleh
kebersihan host dan lingkungan, sehingga

Cacing ini mudah sekali ditemukan di seluruh daerah. Prevalensi cacing


Enterobius vermicularis sangat tinggi pada orang-orang yang tinggal di

Pemukiman padat penduduk dan pada orang-orang homoseksual (Song,

Cho, Kim et al. 2003).

BAB II

PENUTUPAN

A.KESIMPULAN

Vermicularis sendiri merupakan cacing kecil berbentuk benang dengan morfologi yang berbeda pada
cacing jantan dan cacing betina. Cacing jantan berukuran panjang 5 cm dengan ujung posterior
melengkung dan memiliki spikula kopulasi tunggal. Cacing betina berukuran panjang 13 cm dengan
ujung posterior lurus.[1-3]Tata laksana nonmedikamentosa untuk enterobiasis berupa perhatian dan
perbaikan terhadap kebersihan diri dan sanitasi. Tata laksana medikamentosa yang dapat diberikan
adalah obat antiparasit seperti mebendazole, albendazole, dan pirantel pamoat.[5,6]

B.SARAN

Setelah kamu ketahui apa hal yang dapat menyebabkan potofisologi penyakit enterobiosis terjasi,
kamu dapat menentukan langkah terbaik untuk mencegah penyakit tersebut

Adalah dengan cara meminum obat cacing selain itu dapat dilakukan dengan cara

-ganti handuk

-pakaian dalam

-dan mengganti selimut secara teratur

Mencuci tangan dan membersihkan kuku secara teratur

-mandi setiap hari dan membersihkan anus dengan baik

-jangan memasukkan tangan atau benda lain kemulut karena telur cacing dapat ditularkan dengan
cara ini

-gunakan air panas untuk mencuci piring,peralatan makan,pakaian,seprei,dan handuk

-dan mainan anak dibersihkan menggunakan desinfektan .

Anda mungkin juga menyukai