Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN PERIODONSIA

KONDISI KONDISI AKUT

Dosen Pengampu : drg. Sri Pramestri L,M.S.,Sp.Perio

Disusun oleh : Kelompok 1

Delsa Rosana Bella (09515)


Irine Paskahwati W (09517)
Nabila Puteri (09509) Kurniawan Saputra (09518)
Zahida Shinta L G (09511) Wahyuni (09519)
Risty Gita Amalia (09512) Riskha Febriani Hapsari (09520)
Intan Nur Fajri Anis Shalihah (09521)
(09513)
Indah Nurdiah D (09523)
Dara Pangestika Dwi A (09514)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Kondisi Kondisi Akut”.

Dalam menyusun makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: drg. Sri
Pramestri L,M.S.,Sp.Perio selaku dosen pembimbing kami, teman-teman, orang tua, dan segenap
orang yang tidak dapat kami sabutkan satu persatu karena telah memberikan bimbingan,
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata kami sebagai penyusun makalah ini berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.

Yogyakarta, 21 September 2015

Penyusun
PEMBAHASAN

A. Kondisi-Kondisi Akut

Kontra Indikasi Lokal

Kontraindikasi eksodonsi yang bersifat setempat umumnya menyangkut suatu infeksi akut
jaringan di sekitar gigi.

1. Infeksi Gingival Akut

Infeksi gingival akut biasa juga disebut dengan acute necrotizing ulcerative
gingivitis (ANUG) atau fusospirochetal gingivitis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
bakteri fusospirochaetal atau streptococcus.

Ciri-ciri penderita infeksi gingival akut adalah :

a. memiliki OH yg jelek
b. perdarahan pada gusi

c. radang pada gusi

d. sakit

e. nafas tidak sedap (adanya akumulasi plak)

2. Infeksi Perikoronal Akut

Merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan lunak di sekitar mahkota gigi molar
yang terpendam (gigi impaksi). Perikoronitis dapat terjadi ketika gigi molar 3 bererupsi
sebagian (hanya muncul sedikit pada permukaan gusi). Keadaan ini menyebabkan
bakteri dapat masuk ke sekitar gigi dan menyebabkan infeksi. Pada perikoronitis,
makanan / plak dapat tersangkut di bawah flap gusi di sekitar gigi sehingga dapat
mengiritasi gusi, pembengkakan dan infeksi dapat meluas di sekitar pipi, leher, dan
rahang. Selain itu, faktor-faktor yang juga menyebabkan infeksi adalah trauma dari gigi
di sebelahnya, merokok dan infeksi saluran pernapasan bagian atas.

3. Sinusitis maksilaris akut

Sinus adalah rongga berisi udara yang terdapat di sekitar rongga hidung. Sinusitis
(infeksi sinus) terjadi jika membran mukosa saluran pernapasan atas (hidung,
kerongkongan, sinus) mengalami pembengkakan. Pembengkakan tersebut menyumbat
saluran sinus yang bermuara ke rongga hidung. Akibatnya cairan mukus tidak dapat
keluar secara normal. Menumpuknya mukus di dalam sinus menjadi faktor yang
mendorong terjadinya infeksi sinus.

Gejala sinusitis akut :

 Nyeri, sakit di sekitar wajah


 Hidung tersumbat

 Kesulitan ketika bernapas melalui hidung

 Kurang peka terhadap bau dan rasa

 Eritem di sekitar lokasi sinus

 Jika menunduk ke depan nyeri berdenyut akan terasa di sekitar wajah

B. Alasan Kondisi Akut Tidak Boleh Melakukan Perawatan

Alasan melarang eksodonsi dengan keadaan seperti tersebut diatas adalah bahwa infeksi
akut yang berada di sekitar gigi, akan menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh dan
terjadi keadaan septikemia. Septikemia adalah suatu keadaan klinis yang disebabkan oleh
infeksi dengan tanda-tanda respon sistemik, septikimia juga biasa diartikan dengan infeksi
berat pada darah. Infeksi dalam rongga mulut bila tidak ditangani secara adekuat dapat
menjadi suatu induksi untuk terjadinya sepsis. Bila pasien telah mengalami sepsis dan tidak
segera ditangani maka keadaan sepsis ini akan berlanjut menjadi syok septic dan dapat
mengakibatkan kematian pasien.

Tanda-tanda respon sistemik sepsis :

a. Takhipne (respirasi > 20 kali/menit


b. Takhikardi (denyut nadi > 90 kali/menit)

c. Hipertermi (suhu badan rektal > 38,3)

Sedangkan syok septik adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh tidak
cukupnya perfusi jaringan dan adanya hipoksia jaringan yang disebabkan oleh sepsis.
Keadaan diatas kadangkala disebut juga Sindroma Respon Inflamasi Sistemik (Systemic
Inflammatory Response Syndrome = SIRS) yaitu suatu respon inflamasi sistemik yang
bervariasi bentuk kliniknya, ditunjukkan oleh dua atau lebih keadaan sebagai berikut :

a. Temperatur > 38
b. Denyut jantung > 90 kali /menit

c. Respirasi > 20 kali/menit

d. Jumlah leukosit > 12.000/mm3 atau <>3


DAFTAR PUSTAKA

Howe L. Geoffrey. 1999. Pencabutan Gigi Geligi, Edisi Ketiga Revisi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai