PENDAHULUAN
Angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi mengingat target SDGs
(Sustainable Development Goals) pada tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu
hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). Sedangkan
berdasarkan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) 2015-2019, target
angka kematian ibu pada tahun 2019 yaitu 306 per 100.000 kelahiran hidup
(BAPPENAS, 2014).
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
1
Secara umum makalah ini bertujuan untuk mengetahui asuhan
kebidanan yang diberikan pada kasus perdarahan Ny. N dengan sisa
plasenta di Puskesmas Rancabali
2. Tujuan khusus
1.1 Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1Pengertian Persalinan
2.2Tanda-tanda Persalinan
1. Perubahan serviks
1. Pengeluaran cairan
3
No Persalinan Sesungguhnya Persalinan semu
1 Serviks menipis dan membuka Tidak ada perubahan pada serviks
2 Rasa nyeri dan interval teratur Rasa nyeri tidak teratur
3 Interval antara rasa nyeri yang Tidak ada perubahan interval antara
secara perlahan semakin rasa nyeri yang satu dengan yang lain
pendek
4 Waktu dan kekuatan kontraksi Tidak ada perubahan pada waktu dan
semakin bertambah kekuatan kontraksi
5 Rasa nyeri terasa di bagian Kebanyakan rasa nyeri di bagian
belakang dan menyebar ke depan
depan
6 Dengan berjalan bertambah Tidak ada perubahan rasa nyeri
intensitas dengan berjalan
7 Ada hubungan antara tingkat Tidak ada hubungan antara tingkat
kekuatan kontraksi dengan kekuatan kontraksi uterus dengan
intensitas nyeri intensitas nyeri
8 Lendir darah sering tampak Tidak ada lendir darah
9 Ada penurunan bagian kepala Tidak ada kemajuan penurunan bagian
janin terendah janin
10 Kepala janin sudah terfiksasi di Kepala belum masuk PAP walaupun
PAP diantara kontraksi ada kontraksi
11 Pemberian obat penenang tidak Pemberian obat penenang yang efisien
menghentikan proses menghentikan rasa nyeri pada
persalinan sesungguhnya. persalinan semu
Tabel 2.1 Karakteristik persalinan sesungguhnya dan persalinan semu
Ada 5 faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu “5 Ps” terdiri dari 3 faktor
utama: passage way, passanger, power dan 2 faktor lainnya: position dan psyche.
Passage way adalah jalan lahir termasuk bentuk panggul, serviks dan vagina.
Passanger adalah keadaan janin, tali pusat dan plasenta serta air ketuban. Power
merupakan kekuatan berupa kontraksi yang menyediakan kekuatan mendorong fetus
maupun plasenta. Position adalah dan psyche adalah respon psikologis ibu terhadap
proses persalinan. Akibat malfungsi salah satu faktor tersebut menjadikan waktu
persalinan lebih lama, lebih nyeri atau berakhir dengan bedah sesar.
A. Passage Way
B. Passanger
Passanger meliputi:
1. Janin
2. Tali pusat
3. Plasenta
a. Struktur
5
Struktur plasenta akan lengkap pada sekitar 16 minggu kehamilan,
plasenta terus tumbuh meluas sampai minggu ke 20 saat plasenta
menutupi sekitar setengah permukaan uterin plasenta kemudian
tumbuh menebal. Percabangan villi terus berkembang kedalam
tubuh plasenta, meningkatkan area permukaan fungsional.
b. Struktur plasenta
a. Fungsi plasenta
6
menghilang pada bulan ke 5, meninggalkan hanya lapisan tunggal
syncytium diantara darah maternal dan kapiler fetal. Syncytium
merupakan selaput fungsional dari plasenta. Pada minggu ke 8,
test genetic dapat dilakukan dengan memperoleh sample villi
chorion melalui aspirasi biopsy.
1. Air Ketuban
A. Power
Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:
His merupakan kontraksi otot rahim pada persalinan yang terdiri dari
kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelfis atau kekuatan
mengejan dan kontraksi ligamentum rotundum.
2. Tenaga mengejan
A. Position
B. Psychology
1. Tonus
2. Tissue
3. Trauma
Kerusakan pada jalan lahir dapat terjadi secara spontan atau akibat
tindakan yang perlu dilakukan pada saat melakukan persalinan. Trauma
dapat terjadi setelah persalinan sangat lama atau kuat yang dirangsang
oleh oksitosin atau prostaglandin, setelah manipulasi janin intrauterus,
risiko tertinggi terkain dengan versi internal dan ekstraksi kembar kedua,
dan pasa saat membersihkan sisa plasenta baik secara manual maupun
dengan instrumentasi.
4. Trombosis
a. Atonia Uteri
1) Syok
c. Sisa Plasenta
d. Retensio Plasenta
9
1) Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
3) Perdarahan lanjutan/segera
d. Inversio Uteri
Sisa plasenta adalah sisa plasenta dan selaput ketuban yang masih
tertinggal dalam rongga rahim yang dapat menyebabkan perdarahan
postpartum dini dan perdarahan postpartum lambat.
10
secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi
mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa
plasenta.
Yaitu anomali dari uterus atau serviks, kelemahan dan tidak efektifnya
kontraksi uterus, kontraksi yang tetanik dari uterus, serta pembekuan
contriction ring.
A. Patofisiologis
11
2. Fase Kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding uterus
tempat plasenta melekat (dari ketebalan kurang dari 1 cm
menjadi > 2 cm).
12
Lama kala tiga pada persalinan normal ditentukan oleh
lamanya fase kontraksi.
a. Secara Schultze
b. Secara Duncan
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Pernapasan
Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga menjadi tidak
normal yaitu pernapasan cepat
b. Perdarahan segera
A. Faktor predisposisi
a. Umur ibu
b. Paritas ibu
A. Komplikasi
15
Sisa plasenta dalam nifas menyebabkan perdarahan dan infeksi.
Perdarahan yang banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa
plasenta. Berikut ini merupakan komplikasi dari sisa plasenta.
Infeksi nifas (infeksi puerperalis) adalah infeksi luka jalan lahir pasca
persalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. Karena
sebagai benda mati yang tertinggal didalam rahim, hal ini akan
meningkatkan pertumbuhan bakteri dibantu dengan port d’entre dari
tempat perlekatan plasenta. Hal ini ditandai dengan suhu 38˚C atau
lebih, yang terjadi setelah 24 jam pasca persalinan dalam 10 hari
pertama masa nifas.
3. Polip plasenta
A. Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan USG
16
Pada pemeriksaan USG akan terlihat adanya sisa plasenta (Stoll cell).
Sewaktu suatu bagian dari plasenta satu atau lebih lobus tertinggal,
maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif. Penanganan
perdarahan postpartum yang disebabkan oleh sisa plasenta:
17
melekat kuat dapat mengakibatkan perdarahan berat atau
perforasi uterus, yang biasanya membutuhkan tindakan
histerektomi.
1. Meningkatkan KB
BAB III
PENDOKUMENTASIAN SOAP
I. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 120/80 mmHgN : 82 x /m P : 20 x /m Suhu36,0 o C
4. Kepala : Muka, Tidak ada Oedem, Konjungtiva : merah muda,
Sklera mata : Putih
5. Leher : Tidak Ada peningkatan vena jugularis, Kelenjar getah
bening : Tidak Ada pembesaran, Kelenjar tiroid :Tidak Ada
pembengkakan
6. Dada dan Payudara
19
a. Dada : Jantung: jantung reguler, Paru: bunyi paru
vesikuler
b. Payudara : Simetris pada keduanya, bersih, tidak ada
massa Putting susu Menonjol Pengeluaran Kolostrum,
Rasa NyeriTidak Ada BenjolanTidak Ada, Striae Tidak
ada
1. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi Strie : Ada
b. Palpasi : TFU : 32 cm
Leopold I :TFU 3 jari dibawah procesus xypoideus teraba
bagian besar, bulat, lunak dan tidak
melenting
Leopold II :Teraba bagian memanjang janin sebelah kanan
perut ibu dan teraba bagian kecil janin di sebelah kiri
perut ibu.
Leopold III : Teraba bagian keras dan tidak dapat
digoyangkan, sebagian besar bagian terbawah janin
sudah masuk Pintu Atas Panggul (kepala)
Leopold IV :Divergen
Perlimaan : 2/5
Taksiran Berat badan Anak ( TBA ) : (32-11) x 155 = 3255 gram
HIS : 4 x 10 menit lamanya 35 detik
c. Auskultasi : DJA : Punctum Maximum 3 jari di bawah
pusat, sebelah kanan perut ibu, 142 x/m, Teratur
1. Punggung dan Pinggang : Normal
2. Ekstremitas Atas dan Bawah
a. Atas : Bersih, tidak ada pucat pada kuku Pergerakan normal
b. Bawah :Tidak ada oedema, tidak varices, reflek patella positif,
pergerakan normal.
1. Genetalia
a. Vulva / Vagina
Tidak ada kelainan, tidak oedem, bersih, pengeluaran lendir campur drah
b. Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan dan rasa nyeri
c. Pemeriksaan dalam :
Atas indikasi : Adanya lendir dan mules dan pemantauan kemajuan
persalinan.
Vulva/vagina tidak ada kelainan, Portio tipis lunak ,Pembukaan 8 cm,
Ketuban Utuh, Persentasi kepala, tidak ada bagian menumbung posisi
UUK kanan depan Penurunan: Hodge III
1. Anus
Haemoroid : Tidak ada
I. ANALISA DATA
20
Diagnosa : G4P2A1 parturien aterm kala I fase aktif janin hidup tunggal
intrauterine presentasi belakang kepala.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin baik dan pembukaan sudah 8 cm.
Ibu dan keluarga mengerti dan paham akan keadaan ibu
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang ibu rasakan adalah hal
yang wajar karena itu merupakan tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti
dan tidak khwatir
3. Menganjurkan ibu untuk miring kiri untuk memperlancar oksigen
kepada janin dan memepercepat penurunan kepala dan pembukaan
seviks
4. Memberikan sentuhan seperti memijat atau meggosok punggungnya
(untuk mengurangi nyeri).
5. Mengajarkan ibu teknik bernafas/relaksasi: ibu diminta menarik nafas
panjang dari hidung, menahan nafas sebentar kemudian dilepaskan
dengan cara meniup udara keluar sewaktu merasa kontraksi
6. Selalu menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
7. Membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
8. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan persalinan seperti partus
set, hacting set, pakaian ibu, dan pakaian bayi. Alat dan perlengkapan
telah siap untuk digunakan
9. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan, keadaan ibu dan
keadaan janin pada kala 1 fase aktif di lembar partograf
21
3. TD : 120/80 mmHg N : 88x/menit
R : 22x/menit S : 36,50C
4. Kontraksi uterus 5x/10 menit lamanya 45
detik
5. Djj 148x/menit
6. Genetalia : terlihat tanda gejala kala II
yaitu adanya dorongan meneran tekanan
pada anus, perineum menonjol dan vulva
membuka
PD: v/v tidak ada kelainan, portio tidak
teraba, pembukaan lengkap (10 cm),
ketuban pecah spontan pukul 15. 45 ,
presentasi kepala UUK depan, molase
0, dan tidak ada bagian yang
menumbung, penurunan kepala H +4.
A:
Diagnosa : G4P2A1 parturient aterm kala II
janin hidup tunggal intra uterine presentasi
kepala.
P:
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa pembukaan
sudah lengkap dan persalinan
sudah waktunya, memberikan
dukungan pada ibu bahwa ibu
pasti bisa melewatinya. Ibu dan
keluarga mengerti akan keadaan
ibu
2. Memberikan dukungan terus
menerus kepada ibu dengan cara
selalu mendampingi
3. Mengatur posisi yang nyaman bagi
ibu, ibu memilih posisi setengah
duduk
4. Memberitahu keluarga untuk
memberi asupan cairan dan
makanan/cemilan untuk ibu
5. Terlihat tanda-tanda persalinan: ibu
mengatakan sudah mau meneran, adanya
tekanan anus, perineum terlihat
menonjol, dan vulva membuka
6. Menyiapkan perolongan persalinan:
Memimpin ibu meneran pada saat ada
22
his dengan cara : meneran seperti sedang
batuk dan seperti BAB yang susah, serta
menerannya harus diarahkan kebokong
dan bukan keleher. Minta ibu untuk
istirahat diantara kontraksi, meminta ibu
saat meneran untuk tidak mengangkat
bokongnya, menganjurkan pada ibu
untuk minum jika ibu haus atau capai
7. Mendekatkan alat-alat untuk proses
persalinan: meletakan pernel dan handuk
di perutibu berfungsi untuk
mengeringkan bayi saat lahir dan
meminta ibu atau keluarga untuk ikut
memegangnya. Memasang alas bokong
yang sudah dilipat 1/3 bagian dan
memasangkannya di bawah bokong ibu
8. Pertolongan persalinan:
Mempersiapkan diri (dalam keadaan siap
untuk perolongan persalinan) dan alat-
alat yang telah disiapkan
Melakukan pertolongan persalinan
dengan teknik 60 langkah APN
1. Bayi lahir spontan pukul 17.00 WIB,
segera menangis, gerakan aktif,
warna kulit kemerahan, jenis
kelamin perempuan
2. Mengeringkan bayi.
3. Palpasi uterus untuk mengecek bayi
kedua
24
11 10 2019 S : ibu merasakan senang atas kelahiran
17.30 WIB bayinya dan merasa masih sedikit mulas dan
ibu mengatakan pusing.
O : KU : lemas, Kesadaran : composmentis,
TTV : TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/m, R: 23
x/m, S: 36,50C
Abdomen: kontraksi uterus baik, TFU 1 jari
bawah pusat, kandung kemih kosong,
perdarahan lebih kurang 500 cc.
A:
Diagnosa : P3A1 kala IV dengan perdarahan
(sisa placenta)
P:
1. melakukan masase uterus selama 15
detik.
Evaluasi : darah masih keluar banyak .
2. mengecek kelengkapan placenta
(maternal-fetal).
Evaluasi : plasenta tidak lengkap
3. mengecek laserasi pada vagina
evaluasi : tidak ada robekan di vagina
dan perineum.
4. memastikan uterus berkontaksi
dengan baik.
Evaluasi : kontraksi baik? konsistensi
tidak terlalu keras
5. evaluasi dan estimasi jumlah darah
yang keluar
evaluasi : darah yang keluar masih
terlihat banyak ± 500 cc.?
6. melakukan eksplor sisa placenta
Evaluasi : darah masih keluar banyak,
sisa plasenta msh ada atau tidak?
Infus dl atau
7. Memberitahu ibu bahwa ibu akan
explore dl?
diberikan cairan infus karena ibu
mengalami pengeluaran darah
yang banyak.
Evaluasi : ibu mengerti dan ibu bersedia
8. Memasang infus 2 labu. yang
pertama cairan infus RL dengan
oksitosin 1 ampul, cairan infus
yang kedua glukosa dan
pemberian Methylergometrine
25
Maleate 1 ampul.
9. Menganjurkan dan mengajarkan ibu
untuk masase uterus.
10. Membersihkan ibu menggunakan air
dtt.
11. Membantu ibu untuk menggunakan
pakaian yang bersih dan kering
12. Memastikan ibu merasa nyaman,
membantu ibu memberi ASI
13. Menganjurkan keluarga untuk
membantu ibu makan dan
minum
14. Mendekontaminasikan tempat
persalinan dan alat alat
persalinan dengan klorin 0,5 %
15. Mencuci tangan dengan sabun dan
dikeringkan dengan handuk
16. Observasi kala IV selama 2 jam. 1
jam pertma selama 15 menit dan
1 jam kedua selama selama 30
menit
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
a. Kala I fase aktif 11 oktober 2019 pukul : 16.00 pembukaan 8 cm, ketuban
positif : ibu mengatakan mulas sejak pukul : 05.00 WIB. Ibu mengatakan mu-
las yang semakin sering da nada pengeluaran lender bercampur darah.
b. Kala II tanggal 11 oktober 2019 pukul : 16.30 WIB
Ibu mersakan mules yang semakin kuat dan sering sert ibu mengeluh bahwa
ibu ingin meneran.
26
4.1 Pembahasan
Proses intranatal Ny.N berlangsung pada tangaal 11 oktober 2019 pukul
16.00 WIB. Pelayanan yang di berikan mengikuti standar yang ada yaitu asuhan
JELASKAN SAJA
KENAPA IBU sayang ibu, APN 60 langkah, proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) , kebutuhan
TERJADI istirahat dan kenyamanan.
PERDARAHAN?
SEBABNYA Pada kala I asuhan kebidanan yang di berikan terhadap Ny. N
KARENA SISA
memberikan asuhan sayang ibu seperti menganjurkan ibu untuk miring kiri
PLASENTA
JELASKAN KNP untuk memperlancar oksigen kepada janin dan memepercepat penurunan kepala
ADA SISA?APA dan pembukaan seviks, memberikan sentuhan seperti memijat atau meggosok
FAKTOR
PENYEBABNYA? punggungnya (untuk mengurangi nyeri), mengajarkan ibu teknik
BAGAIMANA bernafas/relaksasi ibu diminta menarik nafas panjang dari hidung, menahan
PENATALAKSAN
nafas sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu
AANNYA,
APAKAH SUDAH merasa kontraksi, mempersiapkan peralatan dan perlengkapan persalinan seperti
SESUAI TEORI partus set, hacting set, pakaian ibu, dan pakaian bayi. Alat dan perlengkapan
ATAU BELUM?
telah siap untuk digunakan, dan melakukan pemantauan kemajuan persalinan,
keadaan ibu dan keadaan janin pada kala 1 fase aktif di lembar partograf
27
Tinjaun teori : Perdarahan pasca salin didefinisikan kehilangan darah 500 cc
dalam persalinan pervaginam atau 1000 cc dalam persalinan perabdominal.
Pada umumnya, plasenta lahir lengkap kurang dari 30 menit sesudah anak
lahir. Namun pada saat dilakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta, kadang-
kadang masih ada potongan-potongan plasenta yang tertinggal tanpa diketahui,
inilah yang disebut plasenta rest atau sisa plasenta. Hal tersebut dapat
menimbulkan perdarahan, perdarahan ini merupakan salah satu faktor penyebab
angka kematian ibu menjadi meningkat.
Sisa plasenta adalah sisa plasenta dan selaput ketuban yang masih tertinggal
dalam rongga rahim yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum dini dan
perdarahan postpartum lambat.
Sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat
menimbulkan perdarahan postpartum dini atau perdarahan postpartum lambat
(biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca persalinan). Pada perdarahan postpartum
dini akibat sisa plasenta ditandai dengan perdarahan dari rongga rahim setelah
plasenta lahir dan kontraksi rahim baik. Pada perdarahan postpartum lambat
gejalanya sama dengan sub involusi rahim, yaitu perdarahan yang berulang atau
berlangsung terus dan berasal dari rongga rahim. Perdarahan akibat sisa plasenta
jarang menimbulkan syok.
Penilaian klinis sulit untuk memastikan adanya sisa plasenta, kecuali apabila
penolong persalinan memeriksa kelengkapan plasenta setelah plasenta lahir.
28
Apabila kelahiran plasenta dilakukan oleh orang lain atau terdapat keraguan akan
sisa plasenta, maka untuk memastikan adanya sisa plasenta ditentukan dengan
eksplorasi dengan tangan. Pada umumnya perdarahan dari rongga rahim setelah
plasenta lahir dan kontraksi rahim baik dianggap sebagai akibat sisa plasenta
yang tertingal dalam rongga rahim.
Melakukan eksplor sisa placenta dan memberitahu ibu bahwa ibu akan
diberikan cairan infus karena ibu mengalami pengeluaran darah yang banyak.
memasang infus 2 labu. yang pertama cairan infus RL dengan oksitosin 1 ampul,
cairan infus yang kedua glukosa dengan Methylergometrine Maleate 1 ampul.
Sewaktu suatu bagian dari plasenta satu atau lebih lobus tertinggal,
maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif. Penanganan
perdarahan postpartum yang disebabkan oleh sisa plasenta:
29
d. Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU tiap 6 jam
+ kloramfenikol 500 mg secara IV tiap 6 jam
30
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.1 Saran
Selain itu dari kasus ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
khususnya dalam asuhan kebidanan yang diberikan pada kasus Perdarahan
pada Ny. N dengan sisa plasenta di Puskesmas Rancabali
DAFTAR PUSTAKA
Bari, Abdul, Saifuddin Hanifa, Gulardi, Affandi, Buran, Waspodo, Djoko. 2014.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Indrayani, E, Moudy, Djami. 2016. Update Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: TIM, 2016
https://www.academia.edu/19777092/
makalah_persalinan_normal_dokumentasi_asuhan_persalinan_normal
https://www.academia.edu/35103654/makalah_pendarahan.docx
https://www.academia.edu/20105631/
perdarahan_pasca_persalinan_akibat_sisa_plasenta
https://www.scholar.unand.ac.id_Perdarahan_Postpartum_2017
https://id.scribd.com/document/Gadar-Retensio-Dan-Sisa-Plasenta
https://journal.unipdu.ac.id/index.php/eduhealth/article/view/482
32
33