Anda di halaman 1dari 124

BUKU KETRAMPILAN KLINIS

ASUHAN KEPERAWATAN
MATERNITAS

Edisi Ketiga

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2022
BUKU KETRAMPILAN KLINIS PADA KEPERAWATAN
MATERNITAS

@Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan sebagian isi atau


seluruh buku dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seijin
editor dan penerbit

Penulis:
ANITA LILIANA, S.Kep, Ns, M.Kep
MELANIA WAHYUNINGSIH, S.Kp, MSN
NUR KHASANAH, S.ST, M.Kes

Editor:
ANITA LILIANA, S.Kep, Ns, M.Kep

Penerbit:
Program Studi Keperawatan Program Sarjana
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta

Edisi Ketiga, Juni 2022


SBN :

2 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas karunia-
Nya sehingga Buku Ketrampilan Klinis pada keperawatan Maternitas ini
bisa kami terbitkan sebagai panduan bagi dosen dan mahasiswa. Buku ini
membahas tentang Keperawatan Maternitas yang akan diselesaikan
dalam waktu 6 minggu. Fokus pembelajaran pada blok ini meliputi:
Teori keperawatan Maternitas, Anatomi Fisiologi Maternitas, Antenatal
care, Intranatal care, Postnatal care, keganasan sistem reproduksi dan
Menapouse/klimaktorium.

Dengan adanya buku ini diharapkan membantu mahasiswa dalam


mempelajari materi pembelajaran di skill lab. Mahasiswa diharapkan
memiliki pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan pemeriksaan
ANC, INC, Postnatal dan Managemen Laktasi berdasarkan evidence
based.

Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi pembelajaran


di skill lab ini dilakukan dengan menggunakan evaluasi formatif dan
sumatif yang terdiri dari evaluasi akhir blok, OSCE (Objective Structured
Clinical Examination) dan penugasan. Penilaian profesional behavior
dilakukan secara leguler sesuai dengan aktivitas yang dilakukan
mahasiswa sesuai dengan format yang telah dibuat.

Semoga buku ini berguna bagi dosen maupun mahasiswa yang


menggunakannya.

Yogyakarta, Juni 2022

Ketua Program Studi

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 3


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................... 3

Daftar Isi .................................................................................. 4

Tes Kesuburan ......................................................................... 5

Tes Kehamilan ......................................................................... 12

Ante Natal Care ....................................................................... 21

Intra Natal Care ........................................................................ 42

Post Natal Care ........................................................................ 59

Reflek Oksitosin ...................................................................... 71

Tehnik Menyusui ..................................................................... 81

Senam Hamil ........................................................................... 105

Birth Ball ................................................................................. 117

4 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Ketrampilan Klinik Asuhan Keperawatan: Tes Kesuburan
1. Deskripsi singkat materi
Pada praktikum ini, mahasiswa akan mempraktikkan cara melakukan test
kesuburan dengan deteksi Luteinizing Hormone (LH) melalui
antibody monoclonal berdasarkan siklus menstruasi
.Tujuan
1) Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan praktikum selama 2 x 120 menit,
mahasiswa mampu: menentukan masa subur seorang wanita

2) Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui cara penentuan masa subur berdasarkan
siklus menstruasi
 Untuk mengetahui uji kesuburan dengan deteksi Luteinizing
Hormone (LH) melalui antibody monoklonal
2. Konsep teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan praktikum
1. Pengertian
Tes kesuburan adalah suatu pemeriksaan untuk mendeteksi adanya
Luteinizing Hormone (LH) melalui antibody monoclonal pada urine
seorang wanita

2. Dasar Teori
Masa subur (ovulasi) pada wanita ditandai oleh kenaikan
kadar Luteinizing Hormone (LH) secara signifikan sesaat
sebelum terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).
Kenaikan LH akan mendorong sel telur keluar dari ovarium
menuju tuba falopii dan siap dibuahi oleh sperma. Periode ini
disebut masa subur yaitu bila sel telur berada di tuba dan siap
untuk dibuahi.
Jika maka subur diketahui, maka kemungkinan terjadinya
kehamilan pada masa subur sangat besar, sehingga jika seseorang
ingin hamil, dapat melakukan hubungan pada masa subur yaitu 24
– 48 jam setelah tes dengan hasil positif, dengan asumsi survival
rate ovum adalah 2 hari. Sebaliknya jika tidak menginginkan
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 5
kehamilan atau KB alami, maka jangan melakukan hubungan
pada masa subur atau masa menjelang masa subur. Peningkatan
kadar LH dalam darah menjelang ovulasi, mengakibatkan
kelebihan LH diekresikan dalam urin, kadarnya paling tinggi pada
urine jam 10.00 – 20.00

Masa subur seorang wanita, secara teoritis dapat ditentukan sesuai


dengan siklus menstruasi dan mudah ditetapkan jika siklus
menstruasinya tetap atau stabil. Tetapi pada kasus wanita yang
memiliki siklus menstruasi yang berubah-ubah akan sangat sulit
untuk menetapkannya.

Tabel cara menghitung masa subur untuk siklus teratur

6 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Bahan dan Alat
a. Ovutest (LH) Rapid Test
b. Urin yang mendekati ovulasi
c. Urin yang tidak mendekati masa ovulasi

Cara Kerja
a. Setiap mahasiswa menentukan masa suburnya sendiri atau
masa ovulasi yaitu dengan rumus 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Sekresi LH paling tinggi 3 – 2 hari
menjelang ovulasi
b. Sediakan pula urin mahasiswa yang di luar masa subur
c. Gunakan ovutest strip untuk mengetahui ada tidaknya LH,
yang menunjukkan subur tidaknya seseorang
d. Pegang strip ovutest pada bagian yang berwarna hijau,
celupkan strip pada bagian yang berwarna putih hingga
batas tulisan “Max” selama +/- 3 – 5 detik
e. Angkat dan letakkan pada bidang datar. Tunggu 1 – 5
menit hingga hasil muncul. Baca hasil segera setelah tes
dilakukan.
f. Hasil positif ditunjukkan dengan munculnya warna garis
pada strip, yang dibawah lebih gelap atau sama dengan
garis yang atas. Artinya ovulasi akan terjadi dalam waktu
24-48 jam ke depan.
g. Hasil negatif ditunjukkan dengan munculnya warna garis
pada strip, yang dibawah lebih muda dari yang diatas, atau
hanya garis yang diatas saja yang muncul. Artinya ovulasi
tidak terjadi.
h. Hasil invalid/salah, bila tidak muncul garis
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 7
Daftar Pustaka

Bobak, Lewdermilk, Jensen. (2005). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.


Ed.4.

Decnerney, A.H., Nathan, L.(2003) Current Obstetrics and Gynecology


Diagnosis : Treatment. 9th edition. Indianapolis : Mc Graw Hill
Company.

Djami, M.E. (2013). Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan, Konseling Laktasi dan


Pemberian ASI Ekskulsif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasonal Vol.
7. No. 12.

Dewi Vivian. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta Salemba
Medika.

Green,C. J and J. M. Wilkinson. (2012) .Rencana Asuhan Keperawatan


Maternal & Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC

Hulina M. (2014). Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara.

Hegar. (2010). Nilai Menyusui. In: R.Suradi, B.Hegar, I.G.A.N, Partiwi, A.N.S,
Marzuki & Y. Ananta (eds). Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI.
Jakarta

Isyti’aroh, dkk. (2015). Paket Edukasi Breast dan Pengaruhnya Terhadap


Kesuksesan Ibu Kementrian Kesehatan RI. Pelayanan Kesehatan
Neonatal Esensial.

Karch. A. M. (2011). Focus On Nursing Parmacology, Ed. 2. EGC. Jakarta.

Kristiyanasari, Weni. (2010). Gizi Ibu Hamil. Nuha Medika. Yogyakarta

Oxorn, H dan Forte, W. R. (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi


Persalinan. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Perry, E.,S., Hockenberry, J.M., Lowdermilk, L.D., Wilson. D., (2010).


Maternal Child Nursing Care. (4th edition). Mosby-Elsevier.

8 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Lembar evaluasi kinerja mahasiswa

Format Penilaian Kinerja Pratikum


Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Test Kesuburan

SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Alat dan Bahan: 1
a. Ovutest (LH) Rapid Test
b. Urin yang mendekati ovulasi
c. Urin yang tidak mendekati masa
ovulasi
d. Handscoon
2 Menyiapkan lingkungan pemeriksaan
3 Menerapkan perlindungan diri
(masker, Jas laboratorium ,
handscoon)
TAHAP ORIENTASI
1 Setiap mahasiswa menentukan
masa suburnya sendiri atau masa
ovulasi yaitu dengan rumus 14
hari sebelum menstruasi
berikutnya. Sekresi LH paling
tinggi 3 – 2 hari menjelang
ovulasi. 2
2 Meminta urine masa subur dari salah
satu mahasiswa
3 Meminta urine tidak subur dari salah
satu mahasiswa

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 9


SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP KERJA
1 Sediakan urin masa subur dan
urine tidak subur dalam suatu
wadah yang bersih.
2 Celupkan ovutest strip untuk
mengetahui ada tidaknya LH,
yang menunjukkan subur tidaknya
seseorang.
3 Pegang strip ovutest pada bagian
yang berwarna hijau, celupkan
strip pada bagian yang berwarna
putih hingga batas tulisan “Max”
selama +/- 3 – 5 detik pada urine
yang akan diperiksa.
4 Angkat dan letakkan pada bidang
datar. Tunggu 1 – 5 menit hingga
hasil muncul. Baca hasil segera
3
setelah tes dilakukan.
4 Hasil positif ditunjukkan dengan
munculnya warna garis pada strip,
yang dibawah lebih gelap atau
sama dengan garis yang atas.
Artinya ovulasi akan terjadi dalam
waktu 24-48 jam ke depan.
5 Hasil negatif ditunjukkan dengan
munculnya warna garis pada strip,
yang dibawah lebih muda dari
yang diatas, atau hanya garis yang
diatas saja yang muncul. Artinya
ovulasi tidak terjadi.
6 Hasil invalid/salah, bila tidak
muncul garis.

10 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP TERMINASI
1 Mendeteksi urine yang subur dan
2
urine tidak subur.
TAHAP DOKUMENTASI
1 Dokumentasi kegiatan dengan
lengkap:hari, tanggal jam, nama
1
klien, respon/hasil, TTD, nama terang
perawat
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Sikap yang baik dan teliti saat
1
melakukan penelitian
TOTAL

Nilai : Total Skor x 100

27 ...................., …………………..

Dosen Pengampu

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 11


Ketrampilan Klinik Asuhan Keperawatan: Tes Kehamilan
1. Deskripsi singkat materi
Pada praktikum ini, mahasiswa akan mempraktikkan tindakan keperawatan
pada klien untuk mendeteksi hormone ß-human Chorionic Gonadotropin
(ß-hCG) dengan metode latex agglutination inhibition dan melaukan test
kehamilan dengan rapid test ( antibody monoclonal).
Tujuan
a. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan praktikum selama 2 x 120 menit,
mahasiswa mampu:
 Untuk mengetahui mekanisme uji kehamilan deteksi hormone ß
human Chorionic Gonadotropin (ß-hCG)
 Untuk mengetahui fungsi hormone ß- human Chorionic
Gonadotropin (ß-hCG)
b. Tujuan Khusus
 Mahasiswa mampu melaukan uji kehamilan dengan deteksi
hormone ß-human Chorionic Gonadotropin (ß-hCG) dengan
metode latex agglutination inhibition
 Mahasiswa memahami dan mampu melaukan test kehamilan
dengan rapid test ( antibody monoclonal) secara mandiri.

2.Konsep teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan praktikum


Pengertian
Tes kehamilan adalah sebuah tindakan untuk mencari tahu
tentangadanya tanda – tanda hormone yang berasal dari plasenta, pada
darah dan urine perempuan sehingga dapat dipastikan adanya proses
kehamilan.

Dasar teori
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormone peptide
pada kehamilan, yang diproduksi oleh embrio segera setalah konsepsi
dan selanjutnya oleh syncytiotrophoblast yang merupakan bagian dari
plasenta. Fungsi hormone hCG adalah untuk mencegah disintegrasi
corpus luteum dan menjaga produksi progesterone agar tetap tinggi
selama kehamilan. hCG juga mempunyai fungsi tambahan yang
berhubungan dengan imunitas pada kehamilan.Secara umum test

12 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


kehamilan dini dilakukan dengan pengukuran keberadaan hCG dalam
urin.
hCG adalah oligosacharida glycoprotein terdiri dari 244 amino
acids dengan BM 36,7 kDa. Besar molekul kira- kira 75x35s30
angstroms (7,5x3,5x3 nanometers) Molekul hormone hCG merupakan
molekul heterodimeric, yang terdiri dari 1 subunit α (alpha ) yang
identik dengan luteinizing hormone (LH), follicle stimulating hormone
(FSH), dan thyroid stimulating hormone (TSH), dan 1 sub unit ß (beta)
yang spesifik untuk hCG.

Sub unit α (alpha) terdiri dari 92 asam amino, besarnya kira-kira


60x25x15 angstroms (6x2,5x1,5 nm).
ß hCG disandi oleh 6 gen homolog yang tersusun acak pada
kromosom 19 chromosom 19q13.3.

Fungsi hormone hCG


hCG berinteraksi dengan reseptor Luteinizing hormone chorionic
gonadotropin (LHCG) dan menjaga corpus luteum untuk tetap
memproduksi progesterone pada awal kehamilan. Pogesteron
memungkinkan uterus untuk membentuk lapisan tipis yang kaya
akan pembuluh darah darah dan kapiler untuk kelangsungan
pertumbuhan fetus. hCG juga mempunyai efek maternal
imunotolerance pada fetal plasenta sehingga selama trimester
pertama. Kadar hCG yang meningkat pada awal ehamilan dapat
memacu terjadinya morning sickness.

Karena mirip dengan LH, hCG secara klinik dapat dipakai untuk
mengindusi ovulasi dalam ovarium maupun produksi testosterone
pada testes. Dengan demikian hCG juga biasa digunakan didalam
terapi infertilitas pada wanita maupun pria. Pemberian hCG juga
biasa digunakan untuk terapi micropenis pada anak laki-laki
sebelum pbertas, untuk memacu sel leidig membentuk
testosterone endogen. Peran hCG dalam memacu pembentukan
testosterone dan spermatogenesis secara nyata dapat diuji dengan
metode GAlli Mainini.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 13


UJI KEHAMILAN

Test kehamilan dapat dilakukan dengan mengukur kadar hCG


dalam darah maupun urin, untu mengetahui ada tidanya
implantasi embriyo.
Secara umum, kebanyakan test kehamilan menggunakan
monoclonal antibody (MAb), dengan ß sub unit hCG (ßhCG).
Test bersifat spesifik untuk ß-hCG dan tidak menyebabkan false
positive (positif palsu) antara hCG dengan LH dan FSH yang
sifatnya sangat mirip. Pembedaan ini sangat penting karena LH
dan FSH juga disekresikan pada wanita tidak hamil maupun
hamil, tetapi ß-hCG hanya disekresikan berlebihan pada
kehamilan.

Test urine dapat dilakukan secara immunoassay atau bermacam test


lainnya dengan kisaran terukur dari 20 – 100 mIU/ml ( milli
International Units per milliliter), tergantung pada merek reagent/kit
yang digunaan. Urin yang digunakan adalah urin pertama di pagi hari
yang mempunyai kadar hCG paling tinggi.

Test serum menggunakan 2-4 ml darah vena, dengan metode


chemiluminescent atau fluorimetric immunoassay khusus. Kedua
metode ini dapat mendeteksi kadar ß-hCG sampai kadar minimal
5 mIU /ml dan dapat juga menentukan kuantitas konsentrasi ß-
hCG. Penentuan konsentrasi ßhCG berguna dalam evaluasi
kehamilan ektopi dan monitoring germ cell atau tumor
trophoblastic. Mola Hytadiform (molar pregnancy) dapat
memproduksi ß-hCG dengan adar yang tinggi, walaupun tida ada
embrio dan merupakan salah satu penyebab false positif dalam
test kehamilan

Tumor Marker
ß-hCG juga disekresikan oleh bebeapa sel kanker termasuk
teratomas, choriocarcinomas atau tumor sel islet. Jika pasien
diduga mengidap teratoma yang sering dijumpai pada testis dan

14 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


ovarium juga pada otak sebagai dysgerminoma, maka dapat
dikuatkan dengan uji keberadaan ß-hCG.

Penggunaan ß-hCG dalam pengobatan


hCG secara luas digunakan dalam terapi fertilitas sebagai
luteinizing hormone. Ovulasi dapat dipacu dengan pemberian
hCG, terjadi kira – kira 40-45 jem setelah injeksi hCG. Pasien
yang menjalani in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung secara
khusus diberi hCG untuk memacu proses ovulasi. Karena hCG
mensupport corpus luteum maka, pemberian hCG juga memacu
produksi hormone testosterone.

Pada pria injeksi hCG digunakan untuk memacu perkembangan


sel leideg untuk mensintesis testosterone. Testosteron
intratesticular penting dalam spermatogenesis yang berasal dari
sertoli. hCG pada pria juga digunakan untuk terapi
hypogonadisme dan terapi micopenis. Produk komersial hCG
antara lain ovutrig, Pregnyl, Follutein, Profasi dan Novarel
digunakan sebagai chorionic gonadotropin yang disolasi dari urin
wanita hamil. Produk lainnya seperti Ovidrel diproduksi dengan
teknologi rekombinan.

1. Uji hCG dengan metode Lutex Agglutination inhibition


Alat dan Bahan:
a) Plat uji
b) Rotator atau stik aplikator
c) Tabung uji, 75 mm x 12 mm
d) Rak tabung uji
e) Antibodi anti ß- hcG
f) Reagen Latex hCG
g) Kontrol negatif
h) Kontrol positif ( positif kuat dan positif lemah)

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 15


Cara Kerja praktik Aglutinasi:

a) Siapkan reagen latex agglutination dalam suhu kamar


b) Siapkan sampel urin normal (tidak hamil), hamil trimester 1,
trimester 2, dan trimester 3
c) Teteskan masing masing 1 tetes untuk control negative dan 1
tetes untuk control possitive pada lingkaran plat
d) Teteskan masing masing 1 tetes sampel urin, orang hamil tri mester
1, trimester 2, trimester 3 dan urin tidak hamil pada lingkaran plat
test lainnya.
e) Kocok dan resuspensi reagen latex anti β-hCG
f) Tambahkan 1 tetes reagen latex anti β-hCG ke atas masing-masing,
sampel urin dan sampel kontrol. Campur perlahan dengan hati-hati
dengan menggunakan stik aplikator yang terpisah.
g) Amati setelah 3 menit, periksa plat uji dan bandingkan reaksi pada
masing-masing urin. Jika kurang jelas, amati di luar ruangan.
Reaksi positif, yang menunjukkan adanya hormon β-hCG sebagai
produk kehamilan, ditandai dengan adanya reaksi aglutinasi yang
muncul, demikian sebaliknya.
h) Amati perbedaan antara ke 4 sampel, jelaskan mengapa terjadi
demikian, gambarlah pengamatan anda di kertas asturo hitam.

Cara kerja test kehamilan:


a) Buka strip rapid test, pegang bagian atasnya (biru)
b) Celup bagian bawah strip sampai batas tanda maksimal
c) Angkat dan amati pita yang muncul pada strip
d) Intepretasi hasil
e) + positif jika ada 2 pita merah (atas dan bawah) yang muncul
f) Negatif jika hanya 1 pita merah (atas) muncul
g) Amati hasilnya dan bandingkan untuk setiap sampel urin
16 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
Daftar Pustaka

Atikah Proverawati, Eni Rahmawati. (2010). ASI dan Menyusui. Nuha Medika:
Yogyakata.

Amru, Sofian. (2012). Sinopsis Obstetry. EGC. Jakarta

Bobak, Lewdermilk, Jensen. (2005). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Ed.4.

Decnerney, A.H., Nathan, L.(2003) Current Obstetrics and Gynecology Diagnosis :


Treatment. 9th edition. Indianapolis : Mc Graw Hill Company.

Djami, M.E. (2013). Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan, Konseling Laktasi dan


Pemberian ASI Ekskulsif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasonal Vol. 7.
No. 12.

Dewi Vivian. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta Salemba
Medika.

Green,C. J and J. M. Wilkinson. (2012) .Rencana Asuhan Keperawatan Maternal &


Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC

Hulina M. (2014). Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara.

Hegar. (2010). Nilai Menyusui. In: R.Suradi, B.Hegar, I.G.A.N, Partiwi, A.N.S,
Marzuki & Y. Ananta (eds). Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI.
Jakarta

Isyti’aroh, dkk. (2015). Paket Edukasi Breast dan Pengaruhnya Terhadap


Kesuksesan Ibu Kementrian Kesehatan RI. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial.

Karch. A. M. (2011). Focus On Nursing Parmacology, Ed. 2. EGC. Jakarta.

Kristiyanasari, Weni. (2010). Gizi Ibu Hamil. Nuha Medika. Yogyakarta

Oxorn, H dan Forte, W. R. (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi


Persalinan. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Perry, E.,S., Hockenberry, J.M., Lowdermilk, L.D., Wilson. D., (2010). Maternal
Child Nursing Care. (4th edition). Mosby-Elsevier.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 17


Lembar evaluasi kinerja mahasiswa

Format Penilaian Kinerja Pratikum


Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Uji kehamilan dengan hormone hCG

SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
TAHAP PRA KERJA
1 Alat dan Bahan: 1
a. Plat uji
b. Rotator atau stik aplikator
c. Tabung uji, 75 mm x 12 mm
d. Rak tabung uji
e. Antibodi anti ß- hcG
f. Reagen Latex hCG
g. Kontrol negatif
h. Kontrol positif ( positif kuat
dan positif lemah)
i. Strip Rapid test Hcg
2 Menerapkan perlindungan diri
(masker, jas laboratorium,
handscoon)
TAHAP KERJA UJI kadar hCG
1 Siapkan reagen latex
agglutination dalam suhu kamar
2 Siapkan sampel urin normal
(tidak hamil), hamil trimester 1, 3
trimester 2, dan trimester 3
3 Teteskan masing masing 1 tetes
untuk control negative dan 1

18 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
tetes untuk control possitive
pada lingkaran plat
4 Teteskan masing masing 1 tetes
sampel urin, orang hamil tri mester
1, trimester 2, trimester 3 dan urin
tidak hamil pada lingkaran plat test
lainnya.
5 Kocok dan resuspensi reagen latex
anti β-hCG
6 Tambahkan 1 tetes reagen latex
anti β-hCG ke atas masing-masing,
sampel urin dan sampel kontrol.
Campur perlahan dengan hati-hati
dengan menggunakan stik aplikator
yang terpisah.
7 Amati setelah 3 menit, periksa plat
uji dan bandingkan reaksi pada
masing-masing urin. Jika kurang
jelas, amati di luar ruangan. Reaksi
positif, yang menunjukkan adanya
hormon β-hCG sebagai produk
kehamilan, ditandai dengan adanya
reaksi aglutinasi yang muncul,
demikian sebaliknya.
8 Amati perbedaan antara ke 4
sampel, jelaskan mengapa terjadi
demikian, gambarlah pengamatan
anda di kertas asturo hitam.
UJI KEHAMILAN
9 Buka strip rapid test, pegang
bagian atasnya (biru)
10 Celup bagian bawah strip sampai
batas tanda maksimal

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 19


SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
11 Angkat dan amati pita yang
muncul pada strip
12 Intepretasi hasil
+ positif jika ada 2 pita merah
(atas dan bawah) yang muncul
Negatif jika hanya 1 pita merah
(atas) muncul
13 Amati hasilnya dan bandingkan
untuk setiap sampel urin
TAHAP DOKUMENTASI
1 Dokumentasikan adanya
penggumpalan pada urine 1
sampel
2 Dokumentasikan urine yang
paling banyak terjadi gumpalan
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Sikap yang baik, teliti dan sopan
1
selama pemeriksaan.

Nilai : Total Skor x 100

34 ...................., ……………………..

Dosen Pengampu

20 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Antenatal Care dan Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil
1. Deskripsi singkat materi
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC)
merupakan asuhan yang diberikan saat hamil sampai sebelum
melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar proses
alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani
secara memadai. Apabila ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan
risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat
membahayakan kehidupan ibu atau janinnya. Antenatal Care
(ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu
hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk
memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan
persalinan (Backe et al, 2015). Setiap ibu hamil sangat
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif
yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada
trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu),
minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 14-28
minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36
minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota
keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada
usia kehamilan 8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes
RI, 2015; PMK 97, 2014).
Continuity of care merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan untuk
menurunkan kematian ibu dan bayi. Continuity of care ini
sangat dibutuhkan disetiap siklus kehidupan salah satunya
pada masa kehamilan (Renfrew et al, 2014; Kerber et al,
2007).

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 21


2. Konsep teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan
praktikum
a. Pengertian
1) ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim dan pemantauan kesehatan ibu selama kehamilan.
2) Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,
untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan. (pada beberapa kepustakaan disebut
sebagai Prenatal Care).
3) Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis kebidanan, perawat maternitas,
bidan, dan tenaga kesehatan lain) untuk ibu selama masa
kehamilannya, sesuai dengan standar minimal pelayanan
antenatal yang meliputi 5 T yaitu Timbang berat badan, ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT,
ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90
tablet selama masa kehamilan.

b. Tujuan
Tujuan Umum

Setelah mengikuti praktikum selama 1 x 120 menit,


diharapkan Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
antenatal pada klien

Tujuan khusus

1. Menyebutkan pengertian dari ANC, asuhan antenatal, dan


pelayanan ante natal
2. Menyebutkan tujuan ANC
3. Menyebutkan perencanaan ANC
4. Menyebutkan tujuan pemeriksaan ANC

22 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


5. Menyebutkan dan menentukan diagnoisis ada / tidaknya
kehamilan
6. Melakukan pengkajian ANC
7. Melakukan pemeriksaan ANC

c. Pemahaman teori tujuan pemeriksaan ANC


1) Pengawasan kesehatan ibu, Deteksi dini penyakit penyerta
& komplikasi kehamilan, menetapkan dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap resiko kehamilan
(tinggi, meragukan dan rendah)
2) Menyiapkan persalinan  well born baby dan well health
mother
3) Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
4) Mengantarkan pulihnya kesehatan ibu optimal
5) Menurunkan morbiditas dan mortabilitas ibu dan perinatal

d. Jadwal kunjungan ANC dan pemeriksaan yang


dilakukan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid
terakhir) :

1) Sampai usia kehamilan 28 minggu : 4 minggu sekali


2) Usia Kehamilan 28-36 minggu : 2 minggu sekali
3) Usia Kehamilan di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
 Kunjungan 1 (usia kehamilan 12-24 minggu)
- Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetrik,
pemeriksaan laboratorium, antropometri, penilaian resiko
kehamilan, KIE.
 Kunjungan II (usia kehamilan 28-32 minggu)
- Anamnesis, USG, Penilaian resiko kehamilan, Nasehat
perawatan payudara & senam hamil), imunisasi Tetanus
Toxoid I
 Kunjungan III (usia kehamilan 34 minggu)

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 23


- Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium (meliputi cek
proteinuria dan cek kadar hemoglobin), imunisasi Tetanus
Toxoid II
 Kunjungan IV, V, VII & VIII (usia kehamilan 36-42
minggu)
- Anamnesis, perawatan payudara & persiapan persalinan
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor resiko yang
memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan
harus lebih sering dan intensif.

24 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE

A. TUJUAN PEMERIKSAAN PERTAMA ANC


1. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. Menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada / tidaknya
faktor resiko kehamilan
5. Menentukan rencana pemeriksaan / penatalaksanaan selanjutnya

B. MENENTUKAN DIAGNOSIS ADA / TIDAKNYA KEHAMILAN


1. Gejala Kehamilan Tidak Pasti
a. Amenore (tidak mendapat haid)
b. Nausea (mual) dengan atau tanpa vomitus (muntah)
c. Konstipasi
d. Sering kencing
2. Tanda Kehamilan Tidak Pasti
a. Pigmentasi kulit yang dikenal dengan kloasma gravidarum
b. Leukore. Sekret serviks meningkat karena pengaruh peningkatan
hormone progesterone
c. Perubahan pada payudara. Payudara menjadi tegang dan membesar
karena pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang
duktuili dan alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam
karena deposit pigmen yang berlebihan.
d. Perubahan abdomen
 Pembesaran abdomen
 Striae Gravidarum
 Pigmentasi pada linea nigra
e. Perubahan organ-organ dalam pelvic/pertumbuhan dan perubahan
uterus
 Tanda Hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus pada
perabaan)
 Ballotement (lentingan janin dl uterus saat palpasi)

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 25


 Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan, uterus
berkontraksi bila dirangsang)
 Tanda Piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan)
3. Tanda Pasti Kehamilan
a. Pada palpasi diraskan bagian janin dan balotemen serta gerak janin
b. Pada auskultasi terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ). Dengan alat
Doppler DJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu.
c. Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran
janin
4. Teks Kehamilan
Tes hCG (hormone Chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan
mendeteksi hormone Hcg dalam urin. Reaksi kehamilan ini tergantung
dari seberapa banyak hCG yang beredar. Kadar terendah yang memberi
hasil positif yaitu 0,5 hCg per ml urin. Kadar tertingginya yaitu 500 SI
hCG.

C. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-35 tahun.
Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,
kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang
pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi
untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetrik seperti preeklampsia,
ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.
2. Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin
periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
3. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
 Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea,
kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari.
Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan
memperkirakan saat persalinan menggunakan.
 Rumus Naegele (Hari+ 7; Bulan -3; Tahun +1) untuk siklus 28 hari

26 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


 Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya
atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal
pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan
kita).
 Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes
mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya.
Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi
kandungan (miomektomi, section cesarean dan sebagainya)

5. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat penyakit sistemik, metabolic, cacat bawaan, dan sebagainya

6. Riwayat khusus obstetric ginekologi


 Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya
(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa
jumlah anak hidup.
 Ada/tidaknya masalah-masalah pada kehamilan / persalinan
sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin,
perdarahan dan sebagainya.
 Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka
persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika
masih ingat
 Riwayat menarche, siklus haid, ada / tidak nyeri haid atau gangguan
haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya
 Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah / tidak
7. Riwayat sosial/ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 27


D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status generalis / pemeriksaan umum
 Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi / kooperasi
 Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi / berat
badan
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat
badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg
(nilai diastolic lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta)

 Pemeriksaan Antopometri untuk mengetahui status gizi


 Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,
hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut)
 Mata konjungtiva pucat / tidak, sclera ikterik / tidak
 Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lender, perdarahan gusi, gigi-
geligi.
 Paru / jantung / abdmen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum
 Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises,
simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk
panggul)
 Jika ada luka terbuka atau focus infeksi lain harus dimasukkan
menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya
b. Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetric
Pemeriksaan panggul

Menggunakan pelvimetri dan mid line

 Distansia spinarum : jarak antara kedua spina iliaca anterior


superior (24-26 cm)
 Distansia cristarum : jarak antara kedua crista iliaca dextra sinistra
(28-30 cm)
 Kunjugata Externa : jarak dari simphisis pubis dan lumbal 18-20
cm)
 Lingkar panggul : jarak dari simphisis pubis-lumbal-simphisis pubis
(80-90 cm)

28 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Abdomen

Inspeksi :
Membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin
belum nyata)

Palpasi :
Tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan
palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus-pada
kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran
sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :

Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus
dengan kedua telapak tangan.

Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari kea rah
kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin,
atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.

Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas
simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.

Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari kea
rah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan
menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas
panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5)

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 29


Mengukur Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran TFU di atas simphisis pubis digunakan sebagai salah


satu indicator untuk menentukan kemajuan pertumbuhan janin.
Pengukuran TFU juga dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan. TFU
yang stabil / tetap atau menurun merupakan indikasi adanya retardasi
pertumbuhan janin, sebaliknya TFU yang meningkat secara berlebihan
mengindikasikan adanya jumlah janin lebih dari satu atau kemungkinan
adanya hidramnion.

Pengukuran TFU harus dilakukan dengan teknik pengukuran


yang konsisten pada setiap kali pengukuran dan dengan menggunakan
alat yang sama. Alat ukur yang digunakan dapat berupa pita / tali atau
pelvimetri. Posisi yang dianjurkan pada saat melakukan pengukuran
adalah posisi supinasi dengan sedikit kepala terangkat (menggunakan
satu bantal) dan lutut diluruskan. Alat ukur diletakkan di bagian tengah
abdomen dan diukur mulai dari atas simphisin pubis hingga batas atas
fundus. Alat ukur tersebut diletakkan mengikuti kurve fundus.

30 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Menentukan taksiran minggu kehamilan

Rumus Mc Donald’s
 Usia kehamilan (hitungan bulan = TFU (cm) x 2/7
 Usia kehamilan (hitungan minggu) = TFU (cm) x 8/7
Note : pada usia kehamilan memasuki trimester kedua atau ketiga

Menentukan perkiraan berat janin

Rumus cara Johnson-Tossec


TFU (cm)-(11/13) x 155 gram

Note : pada kehamilan aterm

Auskultasi :
Dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang
ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik
pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk
memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi
yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu
menit.

Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160


denyut per menit.

 Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban /


stress pada janin (fetal stress)
 Bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada
janin (fetal distress / gawat janin)

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 31


Genitalia eksterna

Inspeksi luar:
Keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka/perdarahan,
discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.

Inspeksi dalam:
Menggunakan speculum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa, alat speculum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina
dengan bilah vertical kemudian di dalam liang vagina diputar 90o
sehingga horizontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks
(permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya
darah/cairan/discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina,
ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainanlainnya. Spekulum ditutup
horizontal, diputar vertical dan dikeluarkan dari vagina.

32 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Genitalia interna

Palpasi :

Colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan dan
BIMANUAL dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen.
Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan
serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat
ditemukan. Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan
perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya
disproporsi fetopelvik / sefalopelvik.

Kontra indikasi relatif Vaginal Touche/ Pemeriksaan Dalam adalah :


1. Perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena
kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus
perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja
operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat
hati-hati)
2. Ketuban pecan dini dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi
(kairoamnionitis)
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan
pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya
pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 33


obstetric (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di
atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi
janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta
pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal
pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36
minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal,
akan sulit dan sakit untuk eksplorasi. Pemeriksaan rectal (rectal
touché) dilakukan atas indikasi

34 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


PEMERIKSAAN LANJUTAN

A. Jadwal kunjungan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36
minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu
sekali). Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :

1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri
2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi
dan letak janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan
volume cairan amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan
dengan USG).

B. Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai
mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas
normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu. Periksa juga
infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis /
HIV). Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal, periksa
ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes
mellitus gestasional.

C. Lain-lain
Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk
perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan
pematangan organ janin sudah hamper selesai, sehingga kemungkinan
mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan pada trimester
pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi sekecil-kecilnya.
Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena menggunakan gelombang
suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6,5 atau 7.5 MHz. Makin
tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi
tidak dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 35


3. Daftar Pustaka
Bobak, I.M, Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku ajar
keperawatan maternitas. Jakarta : EGC.

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil edisi 7. Yogyakarta :


Penerbit Pelajar

Nolan, Mary. 2009. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan

Sarwono .2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Varney; Kriebs, Dan Georger. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan :538-543.
Jakarta : ECG

Backe, B., A.S. Pay., A. Klovning., dan S. Sand. 2015. Antenatal Care

Baston, H dan J, Hall. 2012. Midwifery Essentials : Postnatal. EGC. Jakarta


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu
dan Anak. Kemenkes RI. Jakarta

Lissauer, T dan A, Fanaroff. 2009. At a Glance Neonatologi. Erlangga.


Jakarta

Macdonald, S dan J, Magill-Cuerden. 2013. Mayes’ Midwifery Fourteenth


Edition. Elsevier. Edinburgh

Renfrew, M.J., C.S.E, Homer., S, Downe., A, McFadden., N, Muir., T,


Prentice dan P.T, Hoope-Bender. 2014. Midwifery is a Vital Solution to
the Challenges of Providing High-quality Maternal and Newborn Care
for All Women and Newborn Infants, in All Countries. The Lancet Juni
2014

36 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


4. Prosedur dan mekanisme praktik
Format Penilaian Kinerja Pratikum
Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Pemeriksaan Ante Natal Care
SKOR
TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
NO 0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Membaca rekam medis dan catatan
keperawatan
2 Menciptakan lingkungan yang aman
2
bagi klien, yakinkan privacy klien
terjamin
3 Mencuci tangan
4 Menyiapkan alat
a. Alat tenun
b. Bantal
c. Tensi meter dan stetoskop
d. Termometer
e. Mid line
f. Palu reflek
g. Fetoscope/ pinard’s stethoscope
h. Pelvimetri
i. Pen light
j. Hand scoon
TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam, panggil klien
dengan namanya.
2 Tanyakan keluhan klien
3 Jelaskan tujuan, prosedur dan 1
lamanya tindakan.
4 Berikan kesempatan klien untuk
bertanya sebelum kegiatan dilakukan.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 37


SKOR
TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
NO 0: Tidak)
TAHAP KERJA
1 Lakukan identifikasi pasien dengan
menanyakan nama dan
mencocokkannya dengan data rekam
medis pasien.
2 Posisikan pasien dengan dengan
nyaman
3 Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
b. TTV
c. Antropometri (BB, TB, LILA)
4 Pemeriksaan Kepala
a. Kepala, rambut
b. Wajah
c. Mata
d. Hidung
e. Telinga
f. Leher
g. Gigi mulut 4
5 Pemeriksaan payudara
a. Payudara
b. Putting dan pengeluaran ASI
6 Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Palpasi (maneuver Leopold)
Kesejahteraan janin
7 MANUVER LEOPOLD I
Pemeriksa menghadap kea rah kepala
klien, meletakkan kedua telapak
tangan di bagian fundus uteri klien;
Melakukan palpasi dengan
menggunakan telapak tangan dan
ujung jari untuk menentukan apa
yang ada di bagian fundus uteri

38 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SKOR
TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
NO 0: Tidak)
8 Mengukur Tinggi Fundus Uteri,
Mengukur sepanjang garis tengah
fundus uteri hingga batas atas
mengikuti kurve fundus (atau tanpa
mengikuti kurve fundus bagian atas)
sampai ke batas atas simphisis pubis
9 MANUVER LEOPOLD II
Pemeriksa menghadap kea rah kepala
klien, meletakkan kedua telapak
tangan di kedua sisi abdomen klien;
Mempertahankan letak uterus dengan
menggunakan tangan yang satu,
menggunakan tangan yang lain untuk
melakukan palpasi uterus di sisi yang
lain;
Menentukan letak punggung janin
10 MANUVER LEOPOLD III
Pemeriksa menghadap ke arah kepala
klien, meletakkan tiga ujung jari
kedua tangan pada kedua sisi
abdomen klien tepat di atas
simphisis;
Menganjurkan klien untuk menarik
nafas dalam dan
menghembuskannya;
Menekan jari tangan ke bawah secara
perlahan dan dalam di sekitar bagian
presentasi, pada saat klien
menghembuskan nafas;
Menentukan bagian apa yang
menjadi presentasi

11 MANUVER LEOPOLD IV
Pemeriksa menghadap kearah kaki
klien, meletakkan kedua telapak
tangan dikedua sisi abdomen;
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 39
SKOR
TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
NO 0: Tidak)
Menggerakkan jari tangan secara
perlahan ke sisi bawah abdomen
kearah pelvis, melakukan palpasi
bagian presentasi;
Menentukan letak dari bagian
presentasi tersebut
12 PENGHITUNGAN DJJ
Menentukan lokasi untuk
mendengarkan DJJ dengan
memastikan posisi punggung janin di
Punctum Maksimum;
Meletakkan Fetoskop di area
punctum maksimum;
Hitung DJJ selama 1 menit
13 Pemeriksaan urogenital
a. Kebersihan
b. Pengeluaran
c. Rectum
14 Ekstremitas
a. Udem
b. Varises
c. Reflek
15 Mengenakan kembali pakaian dan
membantu klien untuk posisi yang
nyaman
16 Membereskan alat, membuang
kotoran pada tempat sampah
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon dan kondisi klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Lakukan kontrak untuk kegiatan
1
selanjutnya
4 Akhiri kegiatan
5 Cuci tangan
TAHAP DOKUMENTASI
1 Catat hasil tindakan dalam catatan 1
40 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
SKOR
TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
NO 0: Tidak)
keperawatan dalam rekam medis
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Kelengkapan identitas
2 Kerapian dan kebersihan
3 Komunikasi terapeutik 1
4 Respon cepat dan tepat
5 Kesesuaian waktu
TOTAL

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 41


Ketrampilan Klinik Asuhan Keperawatan: Intra Natal
1. Deskripsi singkat materi
Pada praktikum ini, mahasiswa akan mempraktikkan tindakan keperawatan
pada klien dalam periode intra natal. Asuhan keperawatan intra natal terdiri
dari 4 tahap, yaitu Kala I, Kala II, Kala III, dan Kala IV.
Tujuan
a) Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan praktikum selama 2 x 120 menit, mahasiswa
mampu melakukan pemeriksaan dan tindakan asuhan keperawatan pada
klien saat periode intra natal / saat bersalin.
b) Tujuan Khusus
 Mahasiswa mampu memahami konsep intra natal
 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kepada klien
pada periode intra natal.
 Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik
kepada klien pada periode intra natal dari kala I, kala II,
kala III, kala IV.
 Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan
pada klien pada periode intra natal kala I, kala II, kala
III, dan kala IV.
 Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan
pada klien pada periode intra natal kala I, kala II, kala
III, kala IV.
 Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan
keperawatan pada klien periode intra natal kala I, kala
II, kala III, kala IV.

42 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


2. Konsep teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan
praktikum
a. Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin turi)
yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan
lain

PROSES PERSALINAN
Kala I
 Dimulai dari saat persalinan mulai ( his / kontraksi uterus teratur)
sampai pembukaan lengkap (10 cm)

Terbagi menjadi 2 fase :


 Fase laten : serviks berdilatasi kurang dari 4 cm
 Fase aktif : serviks berdilatasi 4-9 cm, kecepatan pembukaan 1 cm
atau lebih perjam, penurunan kepala dimulai
 Pada kala pembukaan his belum begitu ketat, datangnya 10-15 menit
dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat
berjalan
 Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek,
kontraksi lebih kuat dan lebih lama, lender darah bertambah banyak.
 Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.

Kala II

 Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.


 His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik, datangnya
tiap 2 – 3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai
dengan keluarnya cairan yang kekuningan secara tiba-tiba dan banyak
 Pasien mulai mengejan

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 43


 Pada akhir kala 2 sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar
panggul, perineum menonjol, vulva mengangga dan rectum terbuka.
 Di puncak his, bagian terkecil dari kepala nampak dalam vulva, tetapi
hilang lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang
nampak lebih besar lagi, tetapi surut kembali kalau his terhenti.
Kejadian ini disebut kepala membuka pintu.
 Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar
dari kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi.
Pada saat ini tonjolan tulang ubun-ubun saat ini telah lahir dan sub
oksiput ada di bawah simpisis. Pada saat ini disebut kepala keluar pintu.
Karena pada his berikutnya dengan ekstensi lahirlah ubun-ubun besar,
dahi dan mulut pada komisura posterior.
 Setelah kepala lahir , jatuh ke bawah dan kemudian terjadi putaran
paksi luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pada
leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak
keluar lender dan cairan.
 Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian baru
depan disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai
dengan paksi jalan lahir.
 Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada multi
kurang lebih 20 menit.

Kala III
 Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta
 Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya
memakan waktu 2-3 menit

Kala IV
 Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum

44 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


MEKANISME PERSALINAN (Cunningham, 2010)

Mekanisme Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia


luar pada saat persalinan.
Gerakan utama pada Mekanisme Persalinan :
1. Engagement
Diameter biparietal melewati PAP
Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
Multipara terjadi permulaan persalinan
Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP
Flexi Ringan

2. Descent (turunnya kepala)


 Turunnya presentasi pada inlet
Disebabkan oleh 4 hal :
a. Tekanan cairan ketuban
b. Tekanan langsung oleh fundus uteri
c. Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)
d. Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus

 Synclitismus dan Asynclitismus


Syncilitismus
 Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat antara
symplusis dan promotorium
 Os Parietal depan dan belakang sama tinggi

Asynclitismus
Jika Sutura sagitalis agak ke depan mendekati symplusis atau
agak ke belakang mendekati promotorium.

Asynclitismus Posterior
Sutura segitalis mendekati simplusis, Os parietal belakan glebih
rendah dari Os parietal depan.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 45


Asyclitismus Anterior
Sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga Os parietal
depan > Os parietal belakang.

3. Flexion
 Majunya kepala  mendapat tekanan dari servix, dinding panggul
atau dasar panggul  Flexi (dagu lebih mendekati dada).
 Keuntungan : Ukuran kepala yang melali jalan lahir lebih kecil

4. Internal Rotation
 Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
 Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
 (Bidang tengah dan PBP)
 Terjadinya bersama dengan majunya kepala
 Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar
panggul

5. Extension
 Defleksi kepala
 Karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas
 Dua kekuatan kepala
 Mendesak ke bawah kekuatan ke depan atas
 Tahanan dasar panggul menolak ke atas
 Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai
Hypomoclion  lahir leewat perineum = occiput, muka dagu

6. External Rotation
 Setelah kepala lahir  kepala memutar kembali kea rah panggul
anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam
 Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP

7. Expulsi
 Bahu depan di bawah symphisis  sebagai Hypomoklion  lahir
 bahu belakang, bahu depan  badan seluruhnya.

46 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Peralatan yang perlu disiapkan dalam menolong persalinan:
 Tensimeter dan stetoskop
 Thermometer
 Stetoskop monoral / dopler
 Tempat sampah medis dan tempat untuk membuang benda tajam
 Apron (APD) : topi, masker,kacamata, celemek, plastic, sepatu bot
 Spuit 2 ml
 Obat Oksitoksin 1 amp
 Alat pertolongan persalinan dalam bak steril berisi :
o Arteri klem 2 buah
o Klem tali pusat 1 buah
o Gunting tali pusat
o Gunting episiotomi
o Kateter metal / Female kateter.
o Sarung tangan
o Kasa
o Kapas
o Antiseptik

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 47


Daftar Pustaka

Atikah Proverawati, Eni Rahmawati. (2010). ASI dan Menyusui. Nuha Medika:
Yogyakata.

Amru, Sofian. (2012). Sinopsis Obstetry. EGC. Jakarta

Bobak, Lewdermilk, Jensen. (2005). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Ed.4.

Decnerney, A.H., Nathan, L.(2003) Current Obstetrics and Gynecology Diagnosis :


Treatment. 9th edition. Indianapolis : Mc Graw Hill Company.

Djami, M.E. (2013). Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan, Konseling Laktasi dan


Pemberian ASI Ekskulsif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasonal Vol. 7.
No. 12.

Dewi Vivian. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta Salemba
Medika.

Green,C. J and J. M. Wilkinson. (2012) .Rencana Asuhan Keperawatan Maternal &


Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC

Hulina M. (2014). Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara.

Hegar. (2010). Nilai Menyusui. In: R.Suradi, B.Hegar, I.G.A.N, Partiwi, A.N.S,
Marzuki & Y. Ananta (eds). Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI.
Jakarta

Isyti’aroh, dkk. (2015). Paket Edukasi Breast dan Pengaruhnya Terhadap


Kesuksesan Ibu Kementrian Kesehatan RI. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial.

Karch. A. M. (2011). Focus On Nursing Parmacology, Ed. 2. EGC. Jakarta.

Kristiyanasari, Weni. (2010). Gizi Ibu Hamil. Nuha Medika. Yogyakarta

Oxorn, H dan Forte, W. R. (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi


Persalinan. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Perry, E.,S., Hockenberry, J.M., Lowdermilk, L.D., Wilson. D., (2010). Maternal
Child Nursing Care. (4th edition). Mosby-Elsevier.

48 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Lembar evaluasi kinerja mahasiswa

Format Penilaian Kinerja Pratikum Mahasiswa


Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Intranatal
SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Cek rekam medis
2 Menyiapkan alat:
Tensimeter dan stetoskop
Thermometer
Stetoskop monoral / dopler
Tempat sampah medis dan tempat
untuk membuang benda tajam
Apron (APD) : topi, masker ,kacamata,
celemek/ apron plastik, sepatu bot
Spuit 2 ml
Obat Oksitoksin 1 amp
Alat pertolongan persalinan dalam bak
steril berisi :
1
Arteri klem 2 buah
Klem tali pusat 1 buah
Gunting tali pusat
Gunting episiotomi
Kateter metal / Female kateter.
Sarung tangan
Kasa
Kapas
Antiseptik
3 Menjaga privacy klien
4 Menyiapkan lingkungan klien
5 Menerapkan perlindungan diri (masker,
skort, handscoon)
TAHAP ORIENTASI
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 49
SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
1 Memberikan salam, panggil klien
dengan namanya
2 Klarifikasi kontrak waktu
3 Menjelaskan prosedur dan tujuan
2
tindakan pada klien / keluarga
4 Menjelaskan peran perawat dan pasien
5 Memberikan kesempatan pasien untuk
bertanya
TAHAP KERJA
1 Menyiapkan alat di samping tempat
tidur pasien
2 Mencuci tangan
3 Mengatur posisi pasien dengan
nyaman, melepaskan pakaian klien,
pertahankan area yang tidak digunakan
tertutup

Kala I
4 Monitor kemajuan persalinan.
5 Menyarankan kepada ibu untuk
didampingi orang terdekat, 3
mempertahankan kedekatan,
memberikan dukungan terus menerus.
6 Menginformasikan hasil pemeriksaan
dan rencana asuhan selanjutnya kepada
ibu dan keluarganya
7 Membimbing ibu untuk relaksasi,
mempersilahkan ibu untuk memilih
posisi yang sesuai dengan yang
diinginkan
8 Menjaga privasi ibu, menjaga
kebersihan ibu
9 Mengatasi ketidaknyamanan / nyeri,
memberikan cukup cairan / minum
10 Menjaga agar kandung kemih tetap
kosong

50 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
Kala II
4 Memastikan bahwa ibu berada dalam 3
kala II
5 Melakukan bimbingan meneran,
memeriksa keadaan ibu dan DJJ tiap 5
menit
6 Mendekatkan alat dan perlengkapan
pertolongan persalinan
7 Mencuci tangan menggunakan sarung
tangan, menggunakan alat perlindungan
diri untuk mencegah infeksi
nosokomial
8 Menempatkan ibu dalam posisi sesuai
keinginan ibu untuk melahirkan
9 Melakukan amniotomi / episiotomi atas
indikasi
10 Melonggarkan atau melepaskan bila
ada lilitan tali pusat di leher / badan
11 Menolong melahirkan bayi sesuai
mekanisme persalinan
12 Menilai agar skor bayi, menjaga
kehangatan bayi, memberi rangsangan
bayi bila diperlukan
13 Klem tali pusat bayi di dua tempat,
memotong dan mengikat tali pusat
Kala III
4 Mengecek kontraksi uterus 3
5 Memberikan oksitoxin 10 unit IM,
mengecek kembali kontraksi uterus,
bila dalam 15 menit plasenta belum
lahir, berikan lagi oksitoxin 10 unit IM.
6 Melakukan penegangan tali pusat
terkendali, melahirkan plasenta,
melakukan pemeriksaan kelengkapan
plasenta dan selaputnya
7 Mendekatkan bayi pada ibu,
menetakkan bayi jika memungkinkan

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 51


SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
Kala IV
4 Mengecek kontraksi uterus, mengajari 3
ibu cara meraba uterus, memeriksa
pengeluaran darah & mengukur jumlah
darah yang keluar
5 Melakukan pemeriksaan jalan lahir
melakukan penjahitan luka sesuai
dengan tingkat robekan
6 Memantau keadaan umum,
membersihkan dan merapikan ibu

TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Memberikan kesan pesan
2
4 Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya (waktu, tempat,
topik/kegiatan)
TAHAP DOKUMENTASI
1 Dokumentasi kegiatan dengan
lengkap:hari, tanggal jam, nama klien,
1
respon/hasil, TTD, nama terang
perawat
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Sikap yang baik selama interaksi
dengan pasien yang meliputi sikap: 1
teliti, empati, peduli, sabar, sopan
TOTAL
Nilai : Total Skor x 100

85 ...................., ……………………..

Dosen Pengampu

(……………………………….)

52 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Lembar evaluasi kinerja mahasiswa

Format Penilaian Kinerja Pratikum


Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Intranatal Kala II

SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Cek rekam medis
2 Menyiapkan alat:
Tensimeter dan stetoskop
Thermometer
Stetoskop monoral / dopler
Tempat sampah medis dan tempat
untuk membuang benda tajam
Apron (APD) : topi, masker
,kacamata, celemek/ apron plastik,
sepatu bot
Spuit 2 ml
Obat Oksitoksin 1 amp
Alat pertolongan persalinan dalam bak 1
steril berisi :
Arteri klem 2 buah
Klem tali pusat 1 buah
Gunting tali pusat
Gunting episiotomi
Kateter metal / Female kateter.
Sarung tangan
Kasa
Kapas
Antiseptik
3 Menjaga privacy klien
4 Menyiapkan lingkungan klien
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 53
SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
5 Menerapkan perlindungan diri
(masker, skort, handscoon)
TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam, panggil klien
dengan namanya
2 Klarifikasi kontrak waktu
3 Menjelaskan prosedur dan tujuan
2
tindakan pada klien / keluarga
4 Menjelaskan peran perawat dan pasien
5 Memberikan kesempatan pasien untuk
bertanya
TAHAP KERJA
1 Menyiapkan alat di samping tempat
tidur pasien
2 Mencuci tangan
3 Mengatur posisi pasien dengan 3
nyaman, melepaskan pakaian klien,
pertahankan area yang tidak
digunakan tertutup
Kala II
4 Memastikan bahwa ibu berada dalam 3
kala II
5 Melakukan bimbingan meneran,
memeriksa keadaan ibu dan DJJ tiap 5
menit
6 Mendekatkan alat dan perlengkapan
pertolongan persalinan
7 Mencuci tangan menggunakan sarung
tangan, menggunakan alat
perlindungan diri untuk mencegah
infeksi nosokomial
8 Menempatkan ibu dalam posisi sesuai
keinginan ibu untuk melahirkan
9 Melakukan amniotomi / episiotomi
atas indikasi
10 Melonggarkan atau melepaskan bila
ada lilitan tali pusat di leher / badan

54 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
11 Menolong melahirkan bayi sesuai
mekanisme persalinan
12 Menilai agar skor bayi, menjaga
kehangatan bayi, memberi rangsangan
bayi bila diperlukan
13 Klem tali pusat bayi di dua tempat,
memotong dan mengikat tali pusat
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Memberikan kesan pesan
2
4 Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya (waktu, tempat,
topik/kegiatan)
TAHAP DOKUMENTASI
1 Dokumentasi kegiatan dengan
lengkap:hari, tanggal jam, nama klien,
1
respon/hasil, TTD, nama terang
perawat
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Sikap yang baik selama interaksi
dengan pasien yang meliputi sikap: 1
teliti, empati, peduli, sabar, sopan
TOTAL

Nilai : Total Skor x 100

58 ...................., ……………………..

Dosen Pengampu

(……………………………….)

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 55


Lembar evaluasi kinerja mahasiswa

Format Penilaian Kinerja Pratikum


Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Intranatal Kala III

SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Cek rekam medis
2 Menyiapkan alat:
Tensimeter dan stetoskop
Thermometer
Stetoskop monoral / dopler
Tempat sampah medis dan tempat
untuk membuang benda tajam
Apron (APD) : topi, masker
,kacamata, celemek/ apron plastik,
sepatu bot
Spuit 2 ml
Obat Oksitoksin 1 amp 1
Alat pertolongan persalinan dalam
bak steril berisi :
Arteri klem 2 buah
Klem tali pusat 1 buah
Gunting tali pusat
Gunting episiotomi
Kateter metal / Female kateter.
Sarung tangan
Kasa
Kapas
Antiseptik

56 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
3 Menjaga privacy klien
4 Menyiapkan lingkungan klien
5 Menerapkan perlindungan diri
(masker, skort, handscoon)
TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam, panggil klien
dengan namanya
2 Klarifikasi kontrak waktu
3 Menjelaskan prosedur dan tujuan
tindakan pada klien / keluarga 2
4 Menjelaskan peran perawat dan
pasien
5 Memberikan kesempatan pasien
untuk bertanya
TAHAP KERJA
1 Menyiapkan alat di samping tempat
tidur pasien
2 Mencuci tangan
3 Mengatur posisi pasien dengan
3
nyaman, melepaskan pakaian klien,
pertahankan area yang tidak
digunakan tertutup

Kala III
4 Mengecek kontraksi uterus 3
5 Memberikan oksitoxin 10 unit IM,
mengecek kembali kontraksi uterus,
bila dalam 15 menit plasenta belum
lahir, berikan lagi oksitoxin 10 unit
IM.
6 Melakukan penegangan tali pusat
terkendali, melahirkan plasenta,
melakukan pemeriksaan kelengkapan
plasenta dan selaputnya

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 57


SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
7 Mendekatkan bayi pada ibu,
menetakkan bayi jika memungkinkan
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Memberikan kesan pesan
2
4 Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya (waktu, tempat,
topik/kegiatan)
TAHAP DOKUMENTASI
1 Dokumentasi kegiatan dengan
lengkap:hari, tanggal jam, nama
1
klien, respon/hasil, TTD, nama
terang perawat
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Sikap yang baik selama interaksi
dengan pasien yang meliputi sikap: 1
teliti, empati, peduli, sabar, sopan
TOTAL

Nilai : Total Skor x 100

23 ...................., ……………………..

Dosen Pengampu

(……………………………….)

58 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


PEMERIKSAAN FISIK POSTPARUM /MASA NIFAS

a. Diskrispi Singkat Materi


Pada praktikum ini mahasiswa akan melakukan pemeriksaan fisik ibu
postpartum dan melakukan tindakan vulva hygiene dalam masa nifas.

b. Kosep Teori atau Prinsip Dasar yang menjadi landasan


praktikum
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu.
2. Tujuan
a) Mahasiswa dapat membantu ibu dan keluarganya dalam
beradaptasi terhadap peralihan peran setelah persalinan dan
menjadi orang tua
b) Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan post natal / post
partum care
c) Mahasiswa dapat melakukan tindakan vulva hygiene dalam
masa nifas
3. Konsep Fisiologis
a. Sistem reproduksi
1) UTERUS
a) Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
b) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat
uterus 1000 gr
c) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2
jari bawah pusat dengan berate uterus 750 gr
d) Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba
pertengan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 59


e) Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak
teraba di atas simpisis dengan berat uterus 350 gr
f) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil
dengan berat uterus 50 gr

2) LOCHEA
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri
dan vagina dalam masa nifas.
Macam-macam Lochia
a) Lochia rubra (Cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post partum
b) Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah
dan lender, hari 3-7 post partum
c) Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7-14 post partum
d) Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu
e) Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk
f) Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya

3) SERVIKS
Servik mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga
3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks
menutup.

4) Vulva dan Vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan
dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,
kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol.
60 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
5) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur
karena sebelumnya terengang oleh tekanan kepala bayi
yang bergerak maju. Pada post natal harike 5, perineum
sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan.

6) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1) Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan
peningkatan hormone prolaktin setelah persalinan.
2) Kolustrum sudah ada saat persalinan produksi Asi
terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan
3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda
mulainya proses laktasi

7) Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher
buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.Urin
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-
36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan,
kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkn diuresis. Ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam tempo 6 minggu.

8) Sistem Gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun
setelah melahirkan, namun asupan makanan juga
mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak
tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 61
jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di
daerah perineum dapat menghalangi keinginan ke
belakang.

9) Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan
kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan
tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin
kembali normal pada hari ke 5.Meskipun kadar estrogen
mengalami penurunan yang sangat besar selama masa
nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada
normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan
dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan
darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan
penakanan pda amblsi dini.

10) Sistem Endokrin


1) Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3
jam post partum. Progesteron turun pada hari ke 3 post
partum.
2) Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang

11) Sistem Muskuloskeletal


Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum.
Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah
komplikasi dan mempercepat proses involusi.

12) Sistem Integumen


Penurunan melanin umumnya setelah persalinan
menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit.
Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena
kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen
menurun

62 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


c. Prosedur dan Mekanisme Praktek
Peralatan:
- Alat tenun
- Bantal
- Tensimeter dan stetoskop
- Termometer
- Palu reflek
- Hand scoon
- Mid line
- Pen light

Mekanisme Praktek : PEMERIKSAAN POST PARTUM


1. Keadaan umum
Kaji kondisi ibu secara umum, apakah ibu merasa kelalahan
atau ibu dalam keadaan segar. Hal ini akan mempengaruhi
penerimaan ibu terhadap bayi serta kemampuan ibu dalam
menyusui dan mengasuh bayi.

2. Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, ndai, pernafasan, dan suhu ibu. Nadi dan
suhu di atas normal menunjukkan adanya infeksi. Tekanan
darah tidak terlalu signifikan sebagai data perdarahan karena
diperlukan perdarahan yang banyak untuk menurunkan
tekanan darah. Nadi yang meningkat menunjukkan adanya
perdarahan.

3. Kepala dan wajah


a. MataKonjugtiva anemis menunjukkan adanya anemia
karena perdarahan saat persalinan.
b. HidungTanyakan pada ibu apakah ada pilek atau
riwayat sinusitis. Infeksi pada ibu post partum dapat
meningkatkan kebutuhan energy.
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 63
c. TelingaSama dengan pengkajian hidung
d. Mulut dan gigi Tanyakan pada ibu apakah ibu
mengalami stomatitis atau gigi yang berlubang. Gigi yang
berlubang dapat menjadi port de entrée bagi
mikroorganisme dan bisa beredar secara sistemik.

4. Leher
Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di bawah telinga dan
pembesaran kelenjar torioid. Kelenjar limfe membesar
menunjukkan adanya infeksi, ditunjang dengan tanda lain
seperti hipertermi, nyeri, dan bengkak.

5. Payudara
a. Kesan UmumKaji bentuk payudara, apakah payudara
simetris antara kanan dan kiri. Kaji apakah terdapat
bendungan ASI (breast engorgement) yang menimbulkan
rasa nyeri bagi ibu atau masa dengan palpasi. Bahkan dapat
ditemukan tanda-tanda mastitis dengan tanda-tanda merah,
bengkak, panas, nyeri.
b. Putting susu
Kaji apakah ASI atau kolostrum sudah keluar dengan
memencet bagian areola. Kaji kondisi puting susu dan
kebersihan. Cek adanya lesi pada putting, apakah putting
mengalami fissure?.

6. Abdomen
a. Keadaan
 Kaji apakah terdapat striae dan linea alba.

 Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras.


Abdomen yang keras menunjukkan kontraksi uterus
bagus sehingga perdarahan dapat diminimalkan.
64 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
Abdomen yang lembek menunjukkan sebaliknya
dan dapat dimasase untuk merangsang kontraksi.

b. Kondisi luka
Luka pasca pembedahan sesar harus dikaji apakah terdapat
tanda-tanda infeksi. Jika ada tanda- tanda dehisensi harus
dilaporkan segera setelah mendapatkan penanganan lebih
lanjut.

c. Diastasis rectus abdominis


Adalah regangan pada otot rectus abdominis akibat
pembesaran uterus. Jika dipalpasi regangan ini menyerupai
celah memanjang dari prosessus xipoideus ke umbilicus
sehingga dapat diukur panjang dan lebarnya. Diastasis ini
dapat menyatu kembali seperti sebelum hamil tetapi dapat
mendekat dengan motivasi ibu untuk senam nifas.

Cara memeriksa diastasis rectus abdominis adalah dengan


meminta ibu untuk tidur terlentang tanpa batal dan
mengangkat kepala, tidak diganjal. Kemudian palpasi
abdomen dari bawah prosesuss xipoideus ke umbilicus
kemudian ukur panjang dan lebar diastasis.

d. Fundus Uteri
Palpasi fundus uteri dari arah umbilicus ke bawah.
Tentukan tinggi fundus uteri (misalnya : 1 jari di atas pusat,
2 jari di atas pusat, dll), posisi fundus, apakah sentral atau
lateral. Posisi lateral biasanya terdorong oleh bladder yang
penuh. Kontraksi juga perlu diperiksa, kontraksi lemah atau
perut teraba lunak menunjukkan kontraksi uterus kurang
maksimal sehingga memungkinkan terjadi perdarahan.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 65


e. Kandung kemih
Kaji dengan palpasi kandungan urin di kandung kemih.
Kandung kemih yang bulat menunjukkan jumlah urin yang
ditampung banyak dan hal ini dapat menganggu involusi
uteri, sehingga harus dikeluarkan.

7. Lokhea
Kaji jumlah, warna, konsistensi, dan bau lokhea. Perubahan
warna harus sesuai dengan hari post partum.

8. Perineum
Kaji kondisi perineum, apakah utuh, terdapat luka episiotomy,
atau rupture. Kaji juga adanya tanda-tanda REEDA (Redness,
Ekimosis, Edema, Discharge, Approximation). Kebersihan
perineum menunjang proses penyembuhan luka. Serta adanya
hemoroid derajat 1 normal untuk ibu hamil dan pasca
persalinan.

9. Ekstremitas
Kaji apakah ada varises dan tanda homman. Tanda homman
positif menunjukkan adanya tromboflebitis sehingga dapat
menghambat sirkulasi ke organ distal. Cara memeriksa tanda
homman adalah dengan memposisikan ibu terlentang dengan
tungkai ekstensi, kemudian disorsofleksikan dan tanyakan
apakah ibu mengalami nyeri di betis. Jika nyeri maka tanda
homman positif dan ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi dini
agar sirkulasi lancar sehingga tromboflebitis bisa diabsorbsi.

66 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


d. Daftar Pustaka

Amru, Sofian. (2012). Sinopsis Obstetry. EGC. Jakarta

Green,C. J and J. M. Wilkinson. (2012) .Rencana Asuhan


Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC

Hulina M. (2014). Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta:


Puspa Swara

. Hegar. (2010). Nilai Menyusui. In: R.Suradi, B.Hegar, I.G.A.N,


Partiwi, A.N.S, Marzuki & Y. Ananta (eds). Indonesia Menyusui.
Badan Penerbit IDAI. Jakarta

Isyti’aroh, dkk. (2015). Paket Edukasi Breast dan Pengaruhnya


Terhadap Kesuksesan Ibu Kementrian Kesehatan RI. Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial.

Karch. A. M. (2011). Focus On Nursing Parmacology, Ed. 2. EGC.


Jakarta.

Kristiyanasari, Weni. (2010). Gizi Ibu Hamil. Nuha Medika.


Yogyakarta

Perry, E.,S., Hockenberry, J.M., Lowdermilk, L.D., Wilson. D., (2010).


Maternal Child Nursing Care. (4th edition). Mosby-Elsevier.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 67


Lembar evaluasi kinerja mahasiswa

Format Penilaian Kinerja Pratikum


Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Pemeriksaan Fisik Post Partum
SKOR
NO KRITERIA (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Mengumpulkan data tentang pasien
2 Menjaga privacy klien 1
3 Menyiapkan lingkungan klien
4 Menerapkan perlindungan diri
TAHAP ORIENTASI
4 Mengucapkan salam
5 Klarifikasi kontrak waktu
6 Menjelaskan tujuan
7 Menjelaskan peran perawat dan 2
pasien
8 Memberi kesempatan pasien untuk
bertanya
TAHAP KERJA
1 Menyiapkan alat di samping tempat
tidur pasien
2 Cuci tangan
3 Mengatur posisi pasien dengan
nyaman, melepaskan pakaian klien,
pertahankan area yang tidak 3
digunakan tertutup
4 Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
b. TTV

68 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SKOR
NO KRITERIA (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
5 Pemeriksaan kepala
a. Kepala, rambut
b. Wajah
c. Mata
d. Hidung
e. Telinga
f. Gigi mulut
6 Pemeriksaan payudara
a. Buah dada simetris atau tidak;
apakah terdapat pembengkakan
pada payudara; apakah terdapat
nyeri pada saat palpasi payudara
b. Bentuk Putting apakah inverted
atau menonjol; Hiperpigmentasi
Areola; apakah sudah terdapat
pengeluaran kolostrum
7 Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi (striae, linea, luka pasca
pembedahan)
b. Auskultasi (Cek bising usus)
c. Perkusi (Cek apakah terdapat
kembung, cek batas hepar)
d. Palpasi (kontraksi uterus kuat
atau lemah, posisi, tinggi fundus
uteri, diastasis rectus abdominis);
apakah terdapat pembesaran pada
hepar, palpasi limpa
8 Ekstremitas
a. Edema (apakah terdapat pitting
edema; derajat berapa pitting
edema pada bagian mana terdapat
edema)
b. Varises
c. Reflek patella
d. Tanda homman

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 69


SKOR
NO KRITERIA (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
9 Pemeriksaan urogenital
a. Luka episiotomy
b. REEDA
c. Lokhea (jumlah, warna, bau)
d. Rektum
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Memberikan kesan pesan
2
4 Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya (waktu, tempat,
topik/kegiatan)
TAHAP DOKUMENTASI
1 Dokumentasi kegiatan dengan
lengkap:hari, tanggal jam, nama
klien, respon/hasil, TTD, nama
1
terang perawat
2 Menuliskan evaluasi subjektif dan
objektif dari tindakan yang dilakukan
PENAMPILAN PERSONAL
1 Sikap yang baik selama interaksi 1
dengan pasien yang meliputi sikap:
teliti, empati, peduli, sabar, sopan

...................., ……………………..

Dosen Pengampu

(……………………………….)

70 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


PIJAT OKSITOSIN

a. Diskripsi singkat materi


Pada praktikum ini, mahasiswa akan mempelajari tentang langkah-
langkah pijat oksitosin dan manfaatnta bagi ibu dan bayi.
b. Konsep teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan
praktikum
1. Pengertian
Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang
leher, punggung atau sepanjang tulang belakang (vertebrae)
sampai tulang costae kelima sampai keenam.
2. Tujuan Pijat Oksitosin
Tujuan pijat oksitosin adalah sebagai berikut :
a. Menjaga atau memperlancar keluarnya ASI
b. Mempercepat proses involusi uterus
3. Indikasi Pijat Oksitosin
Ibu yang memiliki bayi dan memberikan ASI eksklusif
4. Hormon Yang Mempengaruhi Produksi ASI
a. Prolaktin (hormone yang menghasilkan ASI)
Hormon Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian
depan yang ada di dasar otak. Prolaktin merangsang kelenjar
susu untuk memproduksi ASI, sedangkan rangsangan
pengeluaran prolaktin ini adalah pengosongan ASI dari gudang
ASI (Sinus Lactiferus). Semakin banyak ASI yang dikeluarkan
dari payudara maka semakin banyak ASI yang diproduksi,
sebaliknya apabila bayi berhenti menghisap atau sama sekali
tidak memulainya, maka payudara akan berhenti memproduksi
ASI.

Setiap isapan bayi pada payudara ibunya akan merangsang


ujung saraf di sekitar payudara. Rangsangan ini diantar ke
bagian depan kelenjar hipofisa untuk memproduksi prolaktin.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 71


Prolaktin dialirkan oleh darah ke kelenjar payudara dan akan
merangsang pembuatan ASI. Jadi, pengosongan gudang ASI
merupakan rangsangan diproduksinya ASI.

Kejadian dari perangsangan payudara sampai pembuatan


ASI disebut refleks produksi ASI atau Refleks Prolaktin, dan
semakin sering ibu menyusui bayinya, akan semakin banyak
pula produksi ASInya. Semakin jarang ibu menyusui, maka
semakin berkurang jumlah produksi ASInya.

Pada efek lain prolaktin, prolaktin mempunyai fungsi


penting lain, yaitu menekan fungsi indung telur (Ovarium), dan
akibatnya dapat memperlambat kembalinya fungsi kesuburan
dan haid, dengan kata lain ASI ekslusif dapat menjarangkan
kehamilan (Roesli, 2001).

5. Oksitosin (hormone yang menghasilkan ASI)


Hormon oksitosin berasal dari bagian belakang kelenjar
hipofisa yang terdapat di dasar otak. Sama dengan hormon
prolaktin, hormon oksitosin diproduksi bila ujung saraf sekitar
payudara dirangsang oleh isapan bayi. Oksitosin masuk ke dalam
darah menuju payudara, membuat otot-otot payudara mengerut
disebut hormone oksitosin. Kejadian ini disebut refleks
pengeluaran ASI, refleks oksitosin atau let down refleks.

Reaksi bekerjanya hormon oksitosin dapat dirasakan pada


saat bayi menyusu pada payudara ibu. Kelenjar payudara akan
mengerut dan memeras ASI untuk keluar. Banyak wanita dapat
merasakan payudaranya terperas saat menyusui, itu menunjukkan
bahwa ASI mulai mengalir dari pabrik susu (alveoli) ke gudang
susu (Ductus Lactiferous).

72 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Bayi tidak akan mendapatkan ASI cukup apabila hanya
mengandalkan reflek prolaktin saja, dan harus dibantu oleh
refleks oksitosin. Bila reflek ini tidak bekerja, maka bayi tidak
akan mendapatkan ASI yang memadai, walaupun produksi ASI
cukup. Refleks ini berhubungan langsung dengan kejiwaan atau
sensasi ibu. Perasaan ibu dapat meningkatkan dan menghambat
produksi ASI (Roesli, 2001).

Refleks oksitosin itu juga dipengaruhi oleh lingkungan


sekitarnya yaitu lingkungan dimana ibu dan bayi tinggal.
Ketidakpedulian akan ketenangan ibu dan bayi akan membuat ibu
frustasi yang akibatnya ibu merasa sedih, bingung, kesal dan
marah sebagai dampak kejiwaan sehingga mempengaruhi kerja
hormon oksitosin. Hal tersebut menuntut lingkungan terdekat

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 73


yaitu keluarga untuk berperan dalam menciptakan suasana
ketenangan dan kenyamanan ibu dan bayi.

6. Tanda dan Sensasi Refleks Oksitosin


Ibu sering menyadari adanya refleks oksitosin karena tanda-
tanda dibawah ini:

a. Sensasi diperas atau gelenyar di dalam payudara sesaat


sebelum atau selama ibu menyusui bayi
b. ASI mengalir dari payudara saat ibu memikirkan bayi atau
mendengar bayi menangis
c. ASI menetes pada payudara yang lain ketika bayi menyusu
d. ASI mengalir dari payudara ibu dalam semburan halus, jika
bayi melepaskan payudara selama menyusu
e. Adanya nyeri yang berasal dari kontraksi rahim, kadang
diiringi keluarnya darah selama menyusui di minggu pertama.
f. Isapan yang lambat, dalam dan tegukan oleh bayi,
menunjukkan ASI mengalir ke dalam mulut bayi.
g. Ibu merasa haus

7. Cara Merangsang Refleks Oksitosin


a. Bantu ibu secara psikologis
 Bangkitkan rasa percaya diri ibu
 Kurangi sumber-sumber nyeri dan kecemasan ibu
 Bantu ibu membangun pikiran dan perasaan positif
tentang bayinya
b. Bantu ibu secara praktis. Bantu atau nasehat ibu untuk:
 Duduk tenang dan sendirian atau dengan teman yang
mendukung.
 Mendekap bayi dengan kontak kulit jika
memungkinkan. Jika tidak memungkinkan, ibu bisa
memandangi bayinya. Jika tidak memungkinkan juga,
74 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
bisa dilakukan dengan menatap foto bayi (jika
kasusnya bayi dirawat di ruang perinatologi).
 Minum-minuman hangat yang menenangkan. Tidak
dianjurkan ibu minum kopi atau alkohol karena dapat
membuat bayi kesal atau frustasi.
 Menghangatkan payudara ibu, dapat dilakukan dengan
kompres hangat, atau madi pancuran air hangat.
 Merangsang puting susu ibu, dapat dilakukan dengan
menarik dan memutar putingnya secara perlahan
dengan jari-jarinya.
 Meminta seseorang memijat punggung ibu

8. Cara Melakukan Pijat Oksitosin


a. Persiapan Alat
 Kursi
 Meja
 Handuk bersih
 Minyak kelapa/baby oil
 Kassa/kapas
 BH khusus untuk menyusui
 Waslap
 Air hangat
 Air biasa
b. Persiapan Ibu
 Ibu diminta untuk cuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk
 Baju ibu bagian depan dibuka
 Handuk dipasang di dada ibu
c. Persiapan perawat
 Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 75


 Membaca status pasien
 Mencuci tangan
d. Persiapan lingkungan
 Menutup korden atau pintu
 Pastikan privasi pasien terjaga
e. Cara kerja:
1) Ibu duduk, melipat lengan di atas meja di depannya,
meletakkan kepalanya di atas lenganya, mencondongkan
tubuhnya ke depan. Payudara tergantung lepas, tanpa baju.
Perawat membantu memijat di sepanjang kedua sisi tulang
belakang ibu. Menggunakan dua kepalan tangan dengan ibu
jari menunjuk ke depan, membentuk gerakan-gerakan
melingkar kecil dengan kedua ibu jarinya. Pada saat
bersamaan, perawat memijat ke arah bawah pada kedua sisi
tulang belakang, tekan kuat-kuat, dari leher ke arah tulang
belikat, selama 2 atau 3 menit
2) Amati respon ibu selama tindakan

76 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


c. Daftar Pustaka

Djami, M.E. (2013). Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan,


Konseling Laktasi dan Pemberian ASI Ekskulsif. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasonal Vol. 7. No. 12.

Hegar. (2010). Nilai Menyusui. In: R.Suradi, B.Hegar, I.G.A.N,


Partiwi, A.N.S, Marzuki & Y. Ananta (eds). Indonesia
Menyusui. Badan Penerbit IDAI. Jakarta

Isyti’aroh, dkk. (2015). Paket Edukasi Breast dan Pengaruhnya


Terhadap Kesuksesan Ibu Kementrian Kesehatan RI.
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.

Roesli, U. (2012). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif.


Jakarta: Pustaka Bunda. p: 25-27

Sentra Laktasi Indonesia (SELASI). 2011. Modul Pelatihan 40


Jam Konseling Menyusui WHO 2011. Jakarta

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 77


Lembar evaluasi kinerja mahasiswa

Format Penilaian Kinerja Pratikum


Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Breast care dan Pijat oksitosin

SKOR
NO KRITERIA (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Mengumpulkan data tentang pasien
2 Menjaga privacy klien 1
3 Menyiapkan lingkungan klien
4 Menerapkan perlindungan diri
TAHAP ORIENTASI
1 Mengucapkan salam
2 Klarifikasi kontrak waktu
3 Menjelaskan tujuan
4 Menjelaskan peran perawat dan 2
pasien
5 Memberi kesempatan pasien untuk
bertanya
TAHAP KERJA
1 Menyiapkan alat di samping tempat
tidur pasien
2 Cuci tangan
3 Anjurkan klien untuk duduk santai
4 Tumbuhkan rasa percaya diri klien
3
5 Tumbuhkan kepada klien akan
pikiran dan perasaan baik terhadap
bayinya
6 Anjurkan klien untuk minum
minuman hangat
78 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
SKOR
NO KRITERIA (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
7 Anjurkan klien untuk melepas Bra /
BH dan meletakkan handuk kecil
dibawahnya
8 Basahi kasa / kapas dengan minyak
kelapa, gunakan sebagai pembersih
kotoran di sekitar areola dan putting
susu
9 Hangatkan payudara menggunakan
waslap
10 Lanjutkan kompres payudara
menggunakan air dingin
11 Licinkan kedua telapak tangan
dengan minyak kelapa / baby oil
12 Sisir halus payudara dari atas
kebawah menggunakan 3 jari
kemudian lanjut melakukan proses
pengencangan payudara
13 Stimulasi putting susu dengan cara
menarik keluar putting susu
14 Perawat membantu memijat di
sepanjang kedua sisi tulang belakang
ibu. Menggunakan dua kepalan
tangan dengan ibu jari menunjuk ke
depan, tekan kuat-kuat, membentuk
gerakan-gerakan melingkar kecil
dengan kedua ibu jarinya. Pada saat
bersamaan, perawat memijat ke arah
bawah pada kedua sisi tulang
belakang, dari leher ke arah tulang
belikat, selamat 2 atau 3 menit
15 Bersihkan punggung dan payudara
menggunakan waslap
16 Keringkan dengan handuk
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon klien
2
2 Simpulkan hasil kegiatan
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 79
SKOR
NO KRITERIA (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
3 Memberikan kesan pesan
4 Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya (waktu, tempat,
topik/kegiatan)
TAHAP DOKUMENTASI
1 Dokumentasi kegiatan dengan
lengkap:hari, tanggal jam, nama
klien, respon/hasil, TTD, nama
terang perawat 1
2 Menuliskan evaluasi subjektif dan
objektif dari tindakan yang
dilakukan
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Sikap yang baik selama interaksi 1
dengan pasien yang meliputi sikap:
teliti, empati, peduli, sabar, sopan

...................., ……………………..

Dosen Pengampu

(……………………………….)

80 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


PROSEDUR MELAKUKAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

1. Deskripsi singkat materi


Menyusui adalah proses yang alami dan bayi menghisap
secara alamiah, akan tetapi bisa timbul kesulitan pada
awalnya karena itu diperlukan cara menyusui yang baik dan
benar yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan dalam
pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik
dan benar. Dengan menyusui sendiri bayi anda telah menjalin
hubungan yang sangat penting antar ibu dan bayi (Syafrudin,
2011).

Menyusui adalah proses alamiah yang merupakan suatu seni


yang harus dipelajari kembali. Keberhasilan dalam menyusui
membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah
mengalaminya atau dari seseorang yang profesional
(Ramaiah, 2007). Ketidakmampuan cara menyusui yang baik
dan benar itu terjadi bukan hanya karena ibu masih
mempunyai anak pertama atau lebih dikenal dengan ibu
primipara. Tetapi ternyata ibu multipara yang sudah
mempunyai anak lebih dari satu dan sudah mempunyai
pengalaman juga masih banyak yang belum tahu tentang cara
menyusui yang baik dan benar dan mereka sering salah
memposisikan bayi. Teknik menyusui merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi produksi ASI, bila teknik
menyusui tidak dengan baik dan benar dapat menyebabkan
puting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi
akan jarang menyusu.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 81


2. Konsep teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan
praktikum
a. Pengertian
Menyusui adalah cara yang normal dan sehat untuk
memberi makan bayi. Menyusui mencakup lebih dari
sekedar memberi makan bayi dengan ASI. Menyusui
merupakan cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi
dan Hesti, 2004)

b. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah setelah melaksanakan
praktikum 1x120 menit mahasiswa mampu
mempraktekkan dan memberikan pendidikan kesehatan
tentang posisi dan perlekatan selama menyusui pada ibu
post partum.

c. Keuntungan Bayi Mendapatkan ASI Dan Konsep


Menyusui Beserta Permasalahannya
1. Keuntungan bayi yang mendapat ASI
 ASI mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi
dengan tepat
 ASI mudah dicerna dan secara efisien digunakan
oleh tubuh bayi
 ASI melindungi bayi terhadap infeksi, yang sangat
penting bagi bayi baru lahir
 ASI berdampak pada kesehatan jangka panjang,
seperti mengurangi resiko obesitas dan alergi

82 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


2. Pentingnya menyusui
 Membantu ibu dan bayi untuk bounding
(mengembangkan hubungan yang dekat, penuh
kasih)
 Membantu perkembangan bayi
 Dapat menunda kehamilan baru
 Melindungi kesehatan ibu:
- Membantu proses involusi uteri, membantu
mengurangi perdarahan dan mencegah anemia
- Mengurangi resiko kanker payudara dan kanker
ovarium, dan diabetes tipe 2
 Menyusui lebih murah dibanding dengan makanan
buatan, termasuk lebih sedikit biaya untuk
perawatan kesehatan
 Tidak menghasilkan limbah sehingga lebih baik bagi
lingkungan

3.Keuntungan psikologi menyusui


 Ikatan emosional
- Dekat, hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
- Ibu lebih puas secara emosional
- Bayi kurang menangis
- Perilaku ibu yang lebih mencintai
- Mengurangi keinginan untuk menyiksa dan
menelantarkan bayi
 Perkembangan
- Anak menunjukkan tingkat kecerdasan yang lebih
- Perilaku bermasalah pada anak berkurang

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 83


4. Teknik menyusui yang benar
Posisi yang tepat bagi ibu saat menyusui :

1) Ibu duduk dengan posisi yang enak atau santai, ibu


memakai kursi yang ada sandaran punggung dan
lengan.
2) Ibu menggunakan bantal untuk mengganjal bayi
agar bayi tidak terlalu jauh dari payudara ibu

84 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Langkah-langkah menyusui yang benar
1) Persiapan mental dan fisik. Ibu harus menyusui dalam
keadaan tenang. Minum segelas air sebelum menyusui,
hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus.
2) Persiapan tempat dan alat, seperti kursi dengan
sandaran punggung dan tangan serta bantalan untuk
menopang tangan yang menggendong bayi.
3) Sebelum menggendong bayi, tangan dicuci bersih.
Sebelum menyusui, tekan daerah areola dengan
telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes ASI,
kemudian oleskan ke seluruh putting dan areola. Cara
menyusui yang terbaik adalah bila ibu melepaskan
kedua payudaranya dari pemakaian BH atau ibu
menggunakan BH khusus menyusui.

4) Menyusui bayi sesuai kebutuhan, jangan dijadwal.


Biasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui
tiap 2-3 jam. Setiap menyusui, lakukan pada kedua
payudara secara bergantian. Bila payudara sudah
terasa kosong, pindah ke payudara yang lain. Mulai
selalu dengan payudara pada sisi yang terakhir
disusui.
5) Setelah selesai, oleskan ASI seperti awal menyusui
dan biarkan kering oleh udara sebelum memakai
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 85
BH untuk mencegah lecet. Hal ini dapat dilakukan
sambil menyangga bayi agar bersendawa.
Menyendawakan bayi setelah menyusu harus selalu
dilakukan untuk mengeluarkan udara dari lambung
supaya bayi tidak muntah.

Tanda-tanda perlekatan bayi yang baik pada


payudara:

1) Ada lebih banyak areola di atas mulut bayi yang


terlihat daripada di bawahnya
2) Mulut bayi terbuka lebar
3) Bibir bawah bayi terputar keluar
4) Dagu bayi menyentuh payudara

Tanda posisi bayi yang baik saat menyusu:


1) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis lurus
2) Bayi dipegang dekat badan ibu
3) Seluruh badan bayi ditopang
4) Bayi mendekat ke payudara, hidung berhadapan
dengan puting

86 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI

Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawanya bayi


sebelum menyusukan dengan payudara yang lainnya
dengan cara :

1) Sandarkan bayi di pundak ibu, tepung punggungnya


dengan pelan sampai bayi bersendawa
2) Bayi ditelungkupkan di pangkuan ibu sambil digosok
puggungnya

5. Permasalahan menyusui
a. Payudara penuh dan payudara bengkak (engorgement)
Payudara penuh akan terasa panas, berat, dan keras, akan
tetapi ASI mengalir lancar. Kepenuhan semacam ini normal.
Kadang payudara penuh terasa seperti ada yang menggumpal.
Satu-satunya perawatan yang ibu lakukan adalah dengan
menyusui lebih sering, untuk mengosongkan ASI. Rasa berat,
keras atau menggumpal berkurang stelah disusui, dan payudara
terasa lebih lunak dan nyaman. Dalam beberapa hari, payudara

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 87


ibu akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi, dan akan terasa
tidak begitu penuh.

Payudara bengkak terlihat mengkilat karena edema.


Payudara terasa nyeri, dan ASI tidak mengalir dengan baik.
Kadang jika bengkak, beberapa ibu mengalami demam. Payudara
mungkin tampak merah. Demam biasanya membaik dalam 24
jam.

Gambar Payudara Bengkak:

Perbedaan antara payudara penuh dan bengkak:

PENUH BENGKAK
Panas Nyeri
Berat Udem
- Kaku khususnya puting mengkilat
Keras
- kemerahan difus tidak jelas
ASI mengalir ASI tak mengalir/menetes
Tidak demam Mungkin demam dalam 24 jam

88 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Tatalaksana payudara bengkak: Jangan “mengistirahatkan
payudara”

Jika bayi dapat menyusu Susuilah secara sering dan bantu


perlekatannya
Jika bayi tidak dapat Perah ASI dengan tangan atau
menyusu pompa
Kompres hangat
Sebelum menyusui, Pijatan pada leher atau punggung
rangsang refleks oksitosin Pijatan ringan pada payudara
Rangsang kulit puting
Bantu ibu rileks
Setelah menyusui
Kompres dingin pada payudara

Cara memerah ASI dengan tangan:

ASI dapat diperah dengan tangan atau dengan pompa


manual atau elektrik. Memerah ASI dengan tangan adalah cara
yang paling bermanfaat. Cara ini tidak memerlukan peralatan,
jadi seorang ibu dapat melakukannya kapan saja dan dimana saja.
Memerah mudah dilakukan jika payudara dalam keadaan lunak.
Akan lebih sulit jika payudara sedang bengkak dan sensitif.
Ajarkan ibu untuk memerah ASI di hari pertama atau kedua
setelah persalinan. Jangan menunggu sampai hari ketiga, saat
payudara penuh. Motivasi ibu untuk memerah ASInya sendiri,
karena payudara mudah sakit bila orang lain mencoba
melakukannya.

Cara memerah ASI dengan tangan:


 Siapkan wadah bersih, kering dengan mulut lebar untuk ASI
perah
 Ajarkan ibu untuk:
- Mencuci tangan dengan sabun setiap akan memerah
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 89
- Posisikan ibu dengan nyaman, misalnya duduk
- Anjurkan ibu untuk membersihkan payudaranya terlebih
dahulu (ibu cukup 1x membersihkan payudara dengan
sabun karena dapat mengeringkan kulit aerola yg sensitif
dan memudahkan terjadinya puting retak).
- Pegang wadah di bawah areola dan puting dengan tangan
lainnya
- Meletakkan ibu jari pada payudara di atas puting dan areola,
dan jari telunjuknya pada payudara di bawah puting dan
areola, berseberangan dengan ibu jari. Ibu menopang
payudara dengan jari-jarinya.
- Menekankan dan melepas jaringan payudara diantara ibu
jari dan telunjuk beberapa kali.
- Jika ASI tidak keluar, ibu sebaiknya memposisikan ulang
ibu jari dan telunjuknya sedikit lebih dekat ke puting atau
ke arah belakang-depan samapi menemukan tempat yang
menghasilkan ASI dapat mengalir. Lalu tekan lepas
payudara seperti sebelumnya.
- Perah satu payudara sampai ASI mengalir perlahan dan
menetes. Kemudian perah payudara satunya lagi dengan
cara yang sama.
- Bergantian antara payudara setelah 5 atau 6 kali dengan
minimal waktu yang dibutuhkan minimal 20-30 menit untuk
sekali proses pemerahan
- Hentikan memerah ketika ASI mulai mengalir lambat.

90 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Pompa ASI manual dan elektrik:

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 91


b. Kelainan Putting Susu
1) Putting susu datar
Bila areola dijepit antara jari telunjuk dan ibu jari di belakang
putting susu, putting normal akan menonjol ke luar. Bila
tidak, berarti putting datar. Saat laktasi putting menjadi lebih
tegang / menonjol karena rangsang bayi menyebabkan otot
polos putting berkontraksi. Namun, putting masih sulit
ditangkap / diisap oleh mulut bayi.

2) Putting susu terbenam


Dapat terjadi pada tumor dan penyempitan saluran air susu.

Tatalaksana puting datar dan terbenam

Perawatan antenatal Mungkin tidak menolong


Bangun rasa percaya diri ibu-
payudara akan membaik.
jelaskan bahwa bayi menyusu
pada payudara bukan pada
puting
Biarkan bayi menjelajahi
Segera setelah lahir payudara dengan kontak kulit
Bantu ibu mengatur posisi
bayi pada payudara
Coba berbagai posisi
Bantu ibu agar puting lebih
menonjol, gunakan pompa,
tabung suntik
Perah ASI dan berikan
Untuk minggu pertama atau dengan cangkir
kedua setelah lahir Perah ASI ke dalam mulut
bayi

92 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Gambar puting payudara:

Pompa untuk penanganan puting inverted:

Penanganan puting inverted:

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 93


3) Putting Susu Nyeri (Sore Nipple) dan Lecet (Cracked Nipple)
a) Penyebabnya adalah :
 Puting tidak masuk ke mulut bayi sampai areola
 Iritasi akibat membersihkan putting dengan sabun, lotion,
krim, alcohol
 Bayi dengan tali lidah (frenulum linguae) pendek sehingga
sulit menghisap sampai areola, hanya sampai putting
b) Penanganan payudara nyeri/lecet
Cari penyebab:
- Periksa pelekatan
- Periksa payudara-bengkak, retak, candida
- Periksa bayi untuk candida dan tali lidah pendek

Berikan penanganan sesuai:


- Bangun percaya diri ibu
- Perbaiki perlekatan dan lanjutkan menyusui
- Kurangi bengkak, sarankan sering menyusui dan perah
- Tangani dengan penyembuhan luka basah jika luka
terbuka atau ulkus
- Terapi candida jika gejala sesuai

Nasihati ibu untuk:


- mencuci payudara hanya sekali sehari, hindari sabun
- hindari obat saleps atau lotions
- oleskan ASI akhir kaya lemak di puting setelah
menyusui

4) Saluran Air Susu Tersumbat (Obstructive Duct)


Penyebab saluran tersumbat dan mastitis:
- Tidak sering dan singkat saat menyusui (ibu sangat sibuk,
bayi tidur saat malam hari, perubahan rutinitas, ibu stres)

94 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


- Pengeluaran asi tidak efisien dari satu atau seluruh bagian
payudara karena menyusu tidak efektif, penekanan
pakaian, penekanan oleh jari selama menyusui, aliran
buruk pada payudara besar.
- Rusaknya jaringan payudara karena trauma pada payudara
- Bakteri banyak masuk karena puting retak

Hal ini diatasi :


PERTAMA
- Meningkatkan pengeluaran ASI
Cari penyebab dan perbaiki:
 Pelekatan tidak baik
 Penekanan pakaian
 Aliran buruk pada payudara besar

Nasehati:
 Sering menyusui
 Pijat lembut ke arah puting
 Kompres hangat
 Analgesik

Sarankan:
 Posisi yang bervariasi
 Mulai menyusui pada bagian yang tidak menderita

LALU
Bila terjadi hal ini:
 Gejala makin berat
 Retak
 Tidak membaik dalam 24 jam

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 95


Terapi tambahan dengan:
 Antibiotik
 Istirahat penuh

CARA PENYIMPANAN ASI


1. ASI perah disimpan dalam lemari pendingin atau
menggunakan portable cooler bag
2. Untuk tempat penyimpanan ASI, berikan sedikit ruangan
pada bagian atas wadah penyimpanan karena seperti
kebanyakan cairan lain, ASI akan mengembang bila
dibekukan.
3. ASI perah segar dapat disimpan dalam tempat/wadah
tertutup selama 6-8 jam pada suhu ruangan (26ºC atau
kurang). Jika lemari pendingin (4ºC atau kurang) tersedia,
ASI dapat disimpan di bagian yang paling dingin selama
3-5 hari, di freezer satu pintu selama 2 minggu, di freezer
dua pintu selama 3 bulan dan di dalam deep freezer (-18ºC
atau kurang) selama 6 sampai 12 bulan.
4. Bila ASI perah tidak akan diberikan dalam waktu 72 jam,
maka ASI harus dibekukan.
5. ASI beku dapat dicairkan di lemari pendingin, dapat
bertahan 4 jam atau kurang untuk minum berikutnya,
selanjutnya ASI dapat disimpan di lemari pendingin
selama 24 jam tetapi tidak dapat dibekukan lagi.
6. ASI beku dapat dicairkan di luar lemari pendingin pada
udara terbuka yang cukup hangat atau di dalam wadah
berisi air hangat, selanjutnya ASI dapat bertahan 4 jam
atau sampai waktu minum berikutnya tetapi tidak dapat
dibekukan lagi.
7. Jangan menggunakan microwave dan memasak ASI untuk
mencairkan atau menghangatkan ASI.

96 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


8. Sebelum ASI diberikan kepada bayi, kocoklah ASI
dengan perlahan untuk mencampur lemak yang telah
mengapung.
9. ASI perah yang sudah diminum bayi sebaiknya diminum
sampai selesai, kemudian sisanya dibuang.

3. Daftar Pustaka
a. America Academy of Pediatrics Section on
Breastfeeding. (2005). Breastfeeding and The Use of
Human Milk. America Academy of Pediatrics.
b. Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn :
Clinical Strategies for Nurses. St Louis: Mosby.
c. Perry, E., Shanon., Hockenberry, J.M., Lowdermilk,
L.D.,Wilson. D.,(2010). Maternal Child Nursing Care.
(4th edition). Mosby-Elsevier.
d. Pilllitteri, A. (2003). Maternal & Child Health Nursing:
Care of The Childbearing & Childrearing Family. (4th
edition). Philadelphia: Lippincott.
e. Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta:
Trubus Agriwidya.
f. Roesli, U. (2012). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI
Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.
g. Roesli. U., & Yohmi, E. (2009). Manajemen Laktasi.
Jakarta: IDAI.
h. World Health Organization, United Nations of Children
Foundation. 2011. Modul 40 Jam Pelatihan Konseling
Menyusui Standar WHO & UNICEF . Tidak
dipublikasikan

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 97


4. Prosedur dan mekanisme praktik

Format Penilaian Kinerja Pratikum


Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Cara dan Tehnik menyusui yang Baik dan Benar
SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Membaca rekam medis dan catatan
keperawatan
2 Menciptakan lingkungan yang aman
bagi klien, yakinkan privacy klien
terjamin
3 Mencuci tangan
4 Menyiapkan alat :
1
a) kursi yang mempunyai
sandaran
b) bantal
c) panthom bayi
d) gelas kaca penampung ASI
e) handuk kering
f) tissue
TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam, panggil klien
dengan namanya.
2 Tanyakan keluhan klien
2
3 Jelaskan tujuan, prosedur dan
lamanya tindakan.

98 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
4 Berikan kesempatan klien untuk
bertanya sebelum kegiatan dilakukan.
TAHAP KERJA
1 Lakukan identifikasi pasien dengan
menanyakan nama dan
mencocokkannya dengan data rekam
medis pasien.
2 Posisikan pasien dengan dengan
nyaman
3 Cuci tangan
4 Menganjurkan klien untuk
menggendong bayinya, kemudian
duduk bersandar dengan kaki
tertopang dingklik (tidak
menggantung)
5 Menganjurkan klien untuk membuka
penutup payudaranya (sambal
menjaga privasi klien) 4
6 Memposisikan bayi sejajar dengan
payudara (kepala dan badan bayi
bersentuhan dengan tubuh ibu)
Pelaksanaan Posisi menyusui sesuai
dengan instruksi (apakah cross cradle,
cradle hold, football hold, dll)
7 Menekan perlahan dagu bayi dan
mengarahkan ke p klien, hingga bayi
mencari putting susu dan dapat juga
merangsang refleks rooting bayi
8 Menggunakan ibu jari untuk menekan
bagian atas payudara sedangkan jari
lainnya menopang payudara dari
bawah (C- position)
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 99
SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
9 (A)Areola masuk semua ke mulut
bayi
(MU) Mulut bayi terbuka lebar
(PI) Pipi bayi menggelembung
(DA) Dagu bayi menempel ke
payudara ibu
(BI) Bibir bawah terbuka keluar/
memble
10 Mempertahankan kontak mata selama
proses menyusui
11 Amati kegiatan menyusui: posisi dan
perlekatan, bila kurang tepat, bantu
ibu agar posisi dan perlekatannya
sesuai.
12 Menyendawakan bayi (bayi
diposisikan pronasi lalu ditepuk-tepuk
perlahan bagian punggungnya)
13 Klien Merapikan Kembali dan
Menutup pakaian
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon dan kondisi klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Lakukan kontrak untuk kegiatan
1
selanjutnya
4 Akhiri kegiatan
5 Cuci tangan
TAHAP DOKUMENTASI
1 Catat hasil tindakan dalam catatan
keperawatan dalam rekam medis
1

100 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Kelengkapan identitas
2 Kerapian dan kebersihan
3 Komunikasi terapeutik 1
4 Respon cepat dan tepat
5 Kesesuaian waktu
TOTAL

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 101


Format Penilaian Kinerja Pratikum
Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Tehnik Memerah ASI
SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Membaca rekam medis dan catatan
keperawatan
2 Menciptakan lingkungan yang aman bagi klien,
yakinkan privacy klien terjamin
3 Mencuci tangan
4 Menyiapkan alat :
1
a) kursi yang mempunyai sandaran
b) bantal
c) panthom bayi
d) gelas kaca penampung ASI
e) handuk kering
f) tissue
TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya.
2 Tanyakan keluhan klien
3 Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya 2
tindakan.
4 Berikan kesempatan klien untuk bertanya
sebelum kegiatan dilakukan.
TAHAP KERJA
1 Lakukan identifikasi pasien dengan
menanyakan nama dan mencocokkannya
dengan data rekam medis pasien.
2 Posisikan pasien dengan dengan nyaman
4
3 Cuci tangan
4 Menganjurkan klien untuk membuka penutup
payudaranya (sambal menjaga privasi klien)
5 Anjurkan ibu untuk membersihkan
102 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
payudaranya terlebih dahulu (ibu cukup 1x
membersihkan payudara dengan sabun karena
dapat mengeringkan kulit aerola yg sensitif dan
memudahkan terjadinya puting retak).
6 Pegang wadah di bawah areola dan puting
dengan tangan lainnya
7 Meletakkan ibu jari pada payudara di atas
puting dan areola, dan jari telunjuknya pada
payudara di bawah puting dan areola,
berseberangan dengan ibu jari. Ibu menopang
payudara dengan jari-jarinya.
8 Menekankan dan melepas jaringan payudara
diantara ibu jari dan telunjuk beberapa kali.
9 Jika ASI tidak keluar, ibu sebaiknya
memposisikan ulang ibu jari dan telunjuknya
sedikit lebih dekat ke puting atau ke arah
belakang-depan samapi menemukan tempat
yang menghasilkan ASI dapat mengalir. Lalu
tekan lepas payudara seperti sebelumnya.
10 Perah satu payudara sampai ASI mengalir
perlahan dan menetes. Kemudian perah
payudara satunya lagi dengan cara yang sama.
11 Bergantian antara payudara setelah 5 atau 6
kali dengan minimal waktu yang dibutuhkan
minimal 20-30 menit untuk sekali proses
pemerahan
12 Hentikan memerah ketika ASI mulai mengalir
lambat. Rapikan kembali pasien

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 103


SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon dan kondisi klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya 1
4 Akhiri kegiatan
5 Cuci tangan
TAHAP DOKUMENTASI
1 Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
1
dalam rekam medis
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Kelengkapan identitas
2 Kerapian dan kebersihan
3 Komunikasi terapeutik 1
4 Respon cepat dan tepat
5 Kesesuaian waktu
TOTAL

104 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


SENAM HAMIL

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CMPK)


Mahasiswa mampu menentukan dan menunjukkan kebutuhan fisik
pada masa kehamilan berbasis EBM secara mandiri, terukur dan
bermutu

II. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (SUB


CPMK)
Mahasiswa mampu untuk menjelaskan pengertian, manfaat, indikasi,
kontraindikasi senam hamil; serta mendemonstrasikan senam hamil,
yaitu gerakan pemanasan dan peregangan teknik pernapasan, latihan
inti, dan pendinginan.

III. DASAR TEORI


Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesteron, dan elastin dalam
kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat dan
ketidakseimbangan persendian. Akibat perubahan fisik pada ibu
hamil adalah:
1. Peregangan otot-otot-otot
2. Pelunakan ligamen-ligamen
3. Pelonggaran persendian-persendian

Daerah yang paling dipengaruhi oleh perubahan-perubahan tersebut


adalah:
1. Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan)
2. Otot-otot abdomen (meregang diatas uterus hamil)
3. Otot dasar penggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 105


Pada kehamilan daerah ini merupakan bagian yang potensial
bermasalah dikarenakan beban dan tekanan kehamilan. Postur juga
merupakan masalah yang biasa dalam kehamilan, karena:
1. Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan
merubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi
2. Ibu hamil mempuyai kecenderungan besar membentur benda-
benda dan kehilangan keseimbangan

Melakukan senam hamil dengan teratur mempunyai manfaat:


1. Memperbaiki sirkulasi peredaran darah
2. Memperbaiki keseimbangan otot dan menguatkan otot perut
3. Mengurangi ketidaknyamanan selama hamil
4. Mempercepat proses persalinan dan mengurangi resiko
komplikasi persalinan
5. Mempercepat proses pengembalian kondisi pasca salin

Senam hamil dapat dilakukan mulai UK 16-38 minggu.


Komponen-komponen dalam senam hamil meliputi:
1. Pengencangan abdomen
2. Pemiringan pangul (untuk punggung bawah dan perut)
3. Goyang panggul (untuk punggung bawah)
4. Senam kegel (untuk dasar panggul)
5. Menekuk (untuk abdomen)
6. Bridging atau mempertemukan (untuk postur, abdomen, dan
kenyamanan)
7. Berjongkok (untuk dasar panggul)
8. Kaki menekuk dan meregang (untuk sirkulasi dan kenyamanan)
9. Peregangan otot betis (untuk sirkulasi dan mencegah kram kaki)
10. Bahu memutar dan lengan merentang (untuk postur dan
punggung)

106 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Tabel 1.1 Langkah Senam Hamil
GAMBAR LANGKAH SENAM PENJELASAN
HAMIL
Pengencangan abdomen saat
menghembuskan nafas keluar
(untuk abdomen). Teknik : tidur
terlentang atau miring, lutut
ditekuk, tangan di perut. Saat
mengeluarkan nafas, 107amba
otot-otot abdomen hinggan paru-
paru kempis.
Pemiringan panggul (untuk
punggung bawah dan perut).
Teknik : tidur terlentang lutut
ditekuk. Gulingkan panggul
dengan meratakan punggung
bawah ke lantai, 107ambal
meniadakan rongga. Susutkan
otot-otot abdomen pada saat
mengeluarkan nafas dan
kencangkan bokong. Tahan
selama hitungan tiga yang
107ambal107 dan kemudian
lepaskan.
Goyang panggul (untuk
punggung bawah). Teknik :
variasi dari 107ambal107 di
atas. Posisi merangkak,
107amba masuk perut dan
bokong, tekan dengan punggung
bagian bawah 107ambal
membuat suatu “punggung
kucing” yang bundar. Jangan
biarkan tulang punggung
mengendur. Miringkan
punggung ke samping bolak-
balik, ini adalah variasi yang
dikenal sebagai “ngibas-ngibas
ekor”.
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 107
Senam kegel (utuk dasar
panggul). Teknik : lakukan
kapan saja, dimana saja, dan
dalam posisi apa saja. Lakukan
hal ini minimal 100 kali sehari.
Untuk menghubungkan set otot-
otot ini, pubokoksigeus, yang
dikenal dengan kendali atau tali
panggul lakukan seperti sedang
BAK dan hentikan aliran
kencing dipertengahan dan
kemudian lenturkan
108ambal108.
Menekuk (untuk abdomen).
Teknik : tidur terlentang, lutut
dinaikan.

Menekuk (untuk abdomen).


Teknik : panggul dimiringkan ke
belakang, 108ambal memegang
kedua sisinya. Dekatkan dagu ke
dada. Hembuskan nafas,
bungkukkan ke depan ± 20-45
cm. Tahan pada posis ini
108ambal terus bernafas.
Perlahan 108ambal108 ke posisi
semula. Lekukkan secara
diagonal merupakan satu variasi
lain.
Menekuk (untuk abdomen).
Teknik : dilakukan jika ada
pemisahan dari otot-otot
108ambal. Gerakan sama
dengan di atas, pada lekukan ke
depan, tegakkan miring, dengan
lengan terbentang 108ambal108
lutut yang berlawanan.

108 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Bridging atau
mempertemukan (untuk posisi
abdomen dan kenyamanan).
Teknik : tidur terlentang dengan
kaki dinaikkan ke bangku yang
rendah, di ujung tempat tidur
atau diatas meja.

Bridging atau
mempertemukan (untuk posisi
abdomen dan kenyamanan).
Teknik : susutkan dinding perut
dan bokong, secara perlahan
naikkan pinggul dari lantai
hingga badan dan kaki berada
dalam satu garis lurus. Jangan
lengkunngkan badan
kebelakang. Ingat untuk
bernafas.
Bridging atau
mempertemukan (untuk posisi
abdomen dan kenyamanan).
Variasi lakukan senam yang
sama, lutut melekuk dan kaki
diatas meja. Urutannya : satu
lutut melekuk dan lainnya lurus
sejajar dengan paha, tidak lebih
tinggi, kemudian hembuskan
nafas saat anda mengangkat
kaki.

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 109


Kaki menekuk dan meregang
(untuk sirkulasi dan
kenyamanan). Teknik : dengan
kaki dinaikkan atau kaki pada
lutut. Tekukkan pergelangan
sedapat mungkin naikkan jari
kaki, kemudian arahkan ke
bawah, 110ambal menekukkan
kaki, kemudian putar
pergelangan dengan lingkaran
yang besar secara perlahan,
mula-mula ke satu arah,
kemudian 110ambal110 yang
berlawanan.
Peregangan otot betis (untuk
sirkulasi dan mencegah kram
kaki). Teknik : dengan posisi
berdiri. Sandarkan tubuh ke
depan 110ambal110 dinding
dengan satu kaki di belakang,
kaki rata di lantai. Secara
perlahan bengkokkan lutut
depan. Bernafas perlahan saat
otot betis meregang.
Bahu memutar dan lengan
merentang (untuk postur dan
punggung). Teknik : 110ambal
duduk angkat lengan, bengkokkan
siku, tangan di bahu. Angkat
lengan dan putarkan lengan
dengan lingkaran kedua arah,
kemudian angkat lengan lurus
tinggi di atas kepala, dan secara
bergantian angkat masing-masing
semakin tinggi (seakan
110ambal110 buah apel dari
pohon tinggi). Latihan ini bisa
juga dilakukan 110ambal berdiri.

110 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


IV. ALAT DAN BAHAN
1. Matras
2. Bantal
3. Bangku kecil

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 111


5. Prosedur dan mekanisme praktik

Format Penilaian Kinerja Pratikum


Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Senam Hamil

No NILAI
BUTIR YANG DINILAI
O 0 1 2
A SIKAP
Menyambut dan memperkenalkan diri
1 kepada pasien dan keluarga dengan sopan
dan ramah
Menjelaskan prosedur dan tujuan
2
tindakan yang akan dilakukan
Merespon reaksi pasien dengan tepat dan
3
kontak mata
B ISI
Mempersiapkan alat yang akan
digunakan
4 a. Matras
b. Bantal
c. Bangku kecil
Melakukan komponen 1: Pengencangan
abdomen saat menghembuskan nafas
keluar (untuk abdomen).
5 Teknik : tidur terlentang atau miring,
lutut ditekuk, tangan di perut. Saat
mengeluarkan nafas, tarik otot-otot
abdomen hinggan paru-paru kempis.

112 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Melakukan komponen 2: Pemiringan
panggul (untuk punggung bawah dan
perut).
Teknik : tidur terlentang lutut ditekuk.
Gulingkan panggul dengan meratakan
6 punggung bawah ke lantai, sambil
meniadakan rongga. Susutkan otot-otot
abdomen pada saat mengeluarkan nafas
dan kencangkan bokong. Tahan selama
hitungan tiga yang panjang dan
kemudian lepaskan.
Melakukan komponen 3: Goyang
panggul (untuk punggung bawah).
Teknik : variasi dari gerakan di atas.
Posisi merangkak, tarik masuk perut dan
bokong, tekan dengan punggung bagian
7 bawah sambil membuat suatu “punggung
kucing” yang bundar. Jangan biarkan
tulang punggung mengendur. Miringkan
punggung ke samping bolak-balik, ini
adalah variasi yang dikenal sebagai
“ngibas-ngibas ekor”.
Melakukan komponen 4: Senam kegel
(utuk dasar panggul).
Teknik : dilakukan minimal 100 kali
sehari. Untuk menghubungkan set otot-
8 otot ini, pubokoksigeus, yang dikenal
dengan kendali atau tali panggul lakukan
seperti sedang BAK dan hentikan aliran
kencing dipertengahan dan kemudian
lenturkan kembali.
Melakukan komponen 5: Menekuk
(untuk abdomen).
9 Teknik 1: tidur terlentang, lutut dinaikan.
Teknik 2: panggul dimiringkan
kebelakang, sambil memegang kedua
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 113
sisinya. Dekatkan dagu ke dada.
Hembuskan nafas, bungkukkan ke depan
± 20-45 cm. Tahan pada posis ini sambil
terus bernafas. Perlahan kembali ke
posisi semula. Lekukkan secara diagonal
merupakan satu variasi lain.
Teknik 3: dilakukan jika ada pemisahan
dari otot-otot rektum. Gerakan sama
dengan di atas, pada lekukan ke depan,
tegakkan miring, dengan lengan
terbentang ke arah lutut yang
berlawanan.
Melakukan komponen 6: Bridging atau
mempertemukan ( untuk posisi abdomen
dan kenyamanan).
Teknik 1: tidur terlentang dengan kaki
dinaikkan ke bangku yang rendah, di
ujung tempat tidur atau diatas meja.
Teknik 2: susutkan dinding perut dan
bokong, secara perlahan naikkan pinggul
dari lantai hingga badan dan kaki berada
10
dalam satu garis lurus. Jangan
lengkungkan badan kebelakang. Ingat
untuk bernafas.
Teknik 3: lutut melekuk dan kaki diatas
meja. Urutannya : satu lutut melekuk dan
lainnya lurus sejajar dengan paha, tidak
lebih tinggi, kemudian hembuskan nafas
saat anda mengangkat kaki.

Melakukan komponen 7: Kaki menekuk


dan meregang (untuk sirkulasi dan
kenyamanan).
11
Teknik : dengan kaki dinaikkan atau kaki
pada lutut. Tekukkan pergelangan
sedapat mungkin naikkan jari kaki,
114 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
kemudian arahkan ke bawah, sambil
menekukkan kaki, kemudian putar
pergelangan dengan lingkaran yang
besar secara perlahan, mula-mula ke
satu arah, kemudian ke arah yang
berlawanan.
Melakukan komponen 8: Peregangan otot
betis (untuk sirkulasi dan mencegah kram
kaki).
Teknik : dengan posisi berdiri.
12 Sandarkan tubuh ke depan ke arah
dinding dengan satu kaki di belakang,
kaki rata di lantai. Secara perlahan
bengkokkan lutut depan. Bernafas
perlahan saat otot betis meregang.
Melakukan komponen 9: Bahu memutar
dan lengan merentang (untuk postur dan
punggung.
Teknik : sambil duduk angkat lengan,
bengkokkan siku, tangan di bahu. Angkat
lengan dan putarkan lengan dengan
13
lingkaran kedua arah, kemudian angkat
lengan lurus tinggi di atas kepala, dan
secara bergantian angkat masing-masing
semakin tinggi (seakan memetik buah
apel dari pohon tinggi). Latihan ini bisa
juga dilakukan sambil berdiri.
Melakukan evalusi pelaksanaan senam
yang telah dilaksanakan.
14
Menanyakan tanggapan pasien tentang
senam hamil yang telah dilakukan.
Membuat kesepakatan untuk kunjungan
15
ulang
C TEKNIK
16 Melakukan tindakan secara sistematis
17 Melakukan tindakan dengan percaya diri
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 115
dan tidak ragu-ragu
18 Menjaga privasi
JUMLAH
NILAI = (JUMLAH/36) x 100

116 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


BIRTH BALL

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CMPK)


Mahasiswa mampu menentukan dan menunjukkan kebutuhan fisik
pada masa kehamilan berbasis EBM secara mandiri, terukur dan
bermutu

II. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (SUB


CPMK)
Mahasiswa mampu untuk menjelaskan pengertian, manfaat, indikasi,
kontraindikasi birth ball; serta mendemonstrasikan birth ball, yaitu
gerakan berdiri tegak, sokongan, distraksi, dan relaksasi

III. DASAR TEORI


Birth ball adalah terapi fisik atau latihan sederhana dengan
menggunakan bola yang dapat diterapkan pada ibu hamil, inpartu
atau ibu nifas dengan tujuan untuk mengontrol, mengurangi dan
menghilangkan nyeri persalinan terutama pada kala I. Adapun
indikasi & Kontraindikasinya sebagai berikut :
a. Indikasi
 Ibu Hamil TM III dengan penurunan kepala bayi yang
lama
 Ibu Inpartu yang merasakan nyeri
 Ibu Inpartu dengan pembukaan lama
b. Kontraindikasi
 Janin Malpresentasi
 Perdarahan antepartum
 Ibu hamil dengan hipertensi
 Penurunan kesadaran

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 117


c. Manfaat Birth ball adalah :
 Menyelaraskan bayi selama kehamilan dan persalinan
 Membuka Panggul dalam persalinan
 Posisi tegak selama persalinan
 Menghibur dan mengalihkan perhatian selama persalinan
 Mengurangi kekakuan pada kaki dan pergelangan tangan
 Meningkatkan relaksasi
d. Persiapan
1. Alat dan Bahan
 Bola : ukuran disesuaikan dengan tinggi badan ibu
hamil, apabila TB ibu 160 – 170 cm maka di
anjurkan menggunakan bola berukuran 55 – 65
cm, sedangkan ibu yang TB nya <170 cm maka
menggunakan bole berukuran 75 cm
 Matras
 Kursi
 Bantal atau pengalas yang empuk
2. Lingkungan
Lingkungan yang nyaman dan kondusif serta penerangan
yang cukup dapat merangsang turunnya stress pada ibu,
pastikan lantai tidak licin dan anti selip serta perhatikan
pula privasi ibu hamil.
3. Peserta Latihan
Peserta Latihan harus dipersiapkan, pastikan ibu tidak
sedang dalam kondisi Lelah ataupun gelisah, anjurkan
ibu tidak menggunakan alas kaki pada saat birt ball.
e. Pelaksanaan
 Frekuensi Latihan 3 sampai 5 kali per minggu
 Intensitas sedang
 Waktu Latihan maksimum 40 menit per sesi

118 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


Tabel 1.1 Langkah Birth Ball
GAMBAR LANGKAH
PENJELASAN
BIRTH BALL
Duduk diatas Bola dengan bergoyang
secara perlahan kedepan dan kebelakang
akan membantu meringankan rasa sakit
kontraksi, merangsang dilatasi dan
memperlebar outlet panggul, Gaya
gravitasi bumi akibat duduk lurus diatas
bola juga akan membantu janin atau
bagian terendah janin segera turun ke
panggul
Duduk diatas bola bersandar kedepan
Merupakan cara yang nyaman untuk
beristirahat diantara kontraksi,
mengurangi tekanan dari sendi sacroiliac,
dan memungkinkan ibu untuk bersandaer
di kelompok otot tertentu

Berdiri bersandar diatas bola


Dapat mengurangi tekanan pada
punggung, pinggang, dan tulang ekor
sehingga ibu tidak merasakan terlalu sakit,
selain itu juga dapat meningkatkan
gravitasi bumi yang membantu penurunan
kepala bayi ke panggul

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 119


Berlutut dan bersandar diatas bola
Membantu meringankan sakit punggung
selama kehamilan dan persalinan

Jongkok bersandar pada bola


Mempercepat penurunan begian terendah
janin dan membantu menguatkan kaki

120 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo


6. Prosedur dan mekanisme praktik

Format Penilaian Kinerja Pratikum


Mahasiswa
Nama :
NIM :
Kelas :
Tanggal :
Judul Praktikum : Birth Ball

NILAI
No BUTIR YANG DINILAI
0 1 2
A SIKAP
Menyambut dan memperkenalkan diri
1 kepada pasien dan keluarga dengan
sopan dan ramah
Menjelaskan prosedur dan tujuan
2
tindakan yang akan dilakukan
Merespon reaksi pasien dengan tepat
3
dan kontak mata
B ISI
Mempersiapkan alat yang akan
digunakan
4 d. Matras
e. Bantal
f. Bangku kecil
Melakukan komponen 1: Anjurkan
ibu untuk duduk diatas birth ball
seperti halnya duduk diatas kursi
5 dengan kaki sedikit membuka agar
keseimbangan badan di atas bola
terjaga

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 121


Melakukan komponen 2: Anjurkan
ibu untuk meletakan tangan
dipinggang atau di lutut, gerakan
pinggul ke samping kanan dan ke
6
samping kiri, memutar, dan maju
mundur mengikuti aliran gelinding
bola. Lakukan secara berulang
minimal 2 x 8 hitungan
Melakukan komponen 3: Anjurkan
ibu untuk duduk nyaman di atas bola
7
dan membungkuk ke tempat tidur atau
kursi.
Melakukan komponen 4: Letakan
birth ball dilantai menggunakan
pengalas dan untuk selanjutnya ibu
memeluk bola dengan posisi kaki
8
ditekuk, suami mendampingi untuk
memijat atau melakukan tekanan
halus pada punggung bawah. Lakukan
tindakan ini selama 5 menit.
Melakukan komponen 5: Letakan
birth ball di lantai dan disandarkan
9 pada tembok dan menganjurkan ibu
untuk jongkok dan bersandar pada
birth ball..
Melakukan komponen 6: Anjurkan
ibu untuk jongkok berdiri dengan bola
10
diantara punggung dan dinding
dengan kaki sedikit lebih dibuka.
Melakukan evalusi pelaksanaan
senam yang telah dilaksanakan.
11 Menanyakan tanggapan pasien
tentang senam hamil yang telah
dilakukan.
Membuat kesepakatan untuk
12
kunjungan ulang
122 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
13 Membereskan alat
C TEKNIK
14 Melakukan tindakan secara sistematis
Melakukan tindakan dengan percaya
15
diri dan tidak ragu-ragu
16 Menjaga privasi
JUMLAH
NILAI = (JUMLAH/32) x 100

Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 123


Catatan :

___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
__________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

124 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo

Anda mungkin juga menyukai