Buku Panduan Prkatikum Blok 2.6 Maternitas
Buku Panduan Prkatikum Blok 2.6 Maternitas
ASUHAN KEPERAWATAN
MATERNITAS
Edisi Ketiga
Penulis:
ANITA LILIANA, S.Kep, Ns, M.Kep
MELANIA WAHYUNINGSIH, S.Kp, MSN
NUR KHASANAH, S.ST, M.Kes
Editor:
ANITA LILIANA, S.Kep, Ns, M.Kep
Penerbit:
Program Studi Keperawatan Program Sarjana
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas karunia-
Nya sehingga Buku Ketrampilan Klinis pada keperawatan Maternitas ini
bisa kami terbitkan sebagai panduan bagi dosen dan mahasiswa. Buku ini
membahas tentang Keperawatan Maternitas yang akan diselesaikan
dalam waktu 6 minggu. Fokus pembelajaran pada blok ini meliputi:
Teori keperawatan Maternitas, Anatomi Fisiologi Maternitas, Antenatal
care, Intranatal care, Postnatal care, keganasan sistem reproduksi dan
Menapouse/klimaktorium.
2) Tujuan Khusus
Untuk mengetahui cara penentuan masa subur berdasarkan
siklus menstruasi
Untuk mengetahui uji kesuburan dengan deteksi Luteinizing
Hormone (LH) melalui antibody monoklonal
2. Konsep teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan praktikum
1. Pengertian
Tes kesuburan adalah suatu pemeriksaan untuk mendeteksi adanya
Luteinizing Hormone (LH) melalui antibody monoclonal pada urine
seorang wanita
2. Dasar Teori
Masa subur (ovulasi) pada wanita ditandai oleh kenaikan
kadar Luteinizing Hormone (LH) secara signifikan sesaat
sebelum terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).
Kenaikan LH akan mendorong sel telur keluar dari ovarium
menuju tuba falopii dan siap dibuahi oleh sperma. Periode ini
disebut masa subur yaitu bila sel telur berada di tuba dan siap
untuk dibuahi.
Jika maka subur diketahui, maka kemungkinan terjadinya
kehamilan pada masa subur sangat besar, sehingga jika seseorang
ingin hamil, dapat melakukan hubungan pada masa subur yaitu 24
– 48 jam setelah tes dengan hasil positif, dengan asumsi survival
rate ovum adalah 2 hari. Sebaliknya jika tidak menginginkan
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 5
kehamilan atau KB alami, maka jangan melakukan hubungan
pada masa subur atau masa menjelang masa subur. Peningkatan
kadar LH dalam darah menjelang ovulasi, mengakibatkan
kelebihan LH diekresikan dalam urin, kadarnya paling tinggi pada
urine jam 10.00 – 20.00
Cara Kerja
a. Setiap mahasiswa menentukan masa suburnya sendiri atau
masa ovulasi yaitu dengan rumus 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Sekresi LH paling tinggi 3 – 2 hari
menjelang ovulasi
b. Sediakan pula urin mahasiswa yang di luar masa subur
c. Gunakan ovutest strip untuk mengetahui ada tidaknya LH,
yang menunjukkan subur tidaknya seseorang
d. Pegang strip ovutest pada bagian yang berwarna hijau,
celupkan strip pada bagian yang berwarna putih hingga
batas tulisan “Max” selama +/- 3 – 5 detik
e. Angkat dan letakkan pada bidang datar. Tunggu 1 – 5
menit hingga hasil muncul. Baca hasil segera setelah tes
dilakukan.
f. Hasil positif ditunjukkan dengan munculnya warna garis
pada strip, yang dibawah lebih gelap atau sama dengan
garis yang atas. Artinya ovulasi akan terjadi dalam waktu
24-48 jam ke depan.
g. Hasil negatif ditunjukkan dengan munculnya warna garis
pada strip, yang dibawah lebih muda dari yang diatas, atau
hanya garis yang diatas saja yang muncul. Artinya ovulasi
tidak terjadi.
h. Hasil invalid/salah, bila tidak muncul garis
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 7
Daftar Pustaka
Dewi Vivian. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta Salemba
Medika.
Hegar. (2010). Nilai Menyusui. In: R.Suradi, B.Hegar, I.G.A.N, Partiwi, A.N.S,
Marzuki & Y. Ananta (eds). Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI.
Jakarta
SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Alat dan Bahan: 1
a. Ovutest (LH) Rapid Test
b. Urin yang mendekati ovulasi
c. Urin yang tidak mendekati masa
ovulasi
d. Handscoon
2 Menyiapkan lingkungan pemeriksaan
3 Menerapkan perlindungan diri
(masker, Jas laboratorium ,
handscoon)
TAHAP ORIENTASI
1 Setiap mahasiswa menentukan
masa suburnya sendiri atau masa
ovulasi yaitu dengan rumus 14
hari sebelum menstruasi
berikutnya. Sekresi LH paling
tinggi 3 – 2 hari menjelang
ovulasi. 2
2 Meminta urine masa subur dari salah
satu mahasiswa
3 Meminta urine tidak subur dari salah
satu mahasiswa
27 ...................., …………………..
Dosen Pengampu
Dasar teori
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormone peptide
pada kehamilan, yang diproduksi oleh embrio segera setalah konsepsi
dan selanjutnya oleh syncytiotrophoblast yang merupakan bagian dari
plasenta. Fungsi hormone hCG adalah untuk mencegah disintegrasi
corpus luteum dan menjaga produksi progesterone agar tetap tinggi
selama kehamilan. hCG juga mempunyai fungsi tambahan yang
berhubungan dengan imunitas pada kehamilan.Secara umum test
Karena mirip dengan LH, hCG secara klinik dapat dipakai untuk
mengindusi ovulasi dalam ovarium maupun produksi testosterone
pada testes. Dengan demikian hCG juga biasa digunakan didalam
terapi infertilitas pada wanita maupun pria. Pemberian hCG juga
biasa digunakan untuk terapi micropenis pada anak laki-laki
sebelum pbertas, untuk memacu sel leidig membentuk
testosterone endogen. Peran hCG dalam memacu pembentukan
testosterone dan spermatogenesis secara nyata dapat diuji dengan
metode GAlli Mainini.
Tumor Marker
ß-hCG juga disekresikan oleh bebeapa sel kanker termasuk
teratomas, choriocarcinomas atau tumor sel islet. Jika pasien
diduga mengidap teratoma yang sering dijumpai pada testis dan
Atikah Proverawati, Eni Rahmawati. (2010). ASI dan Menyusui. Nuha Medika:
Yogyakata.
Dewi Vivian. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta Salemba
Medika.
Hegar. (2010). Nilai Menyusui. In: R.Suradi, B.Hegar, I.G.A.N, Partiwi, A.N.S,
Marzuki & Y. Ananta (eds). Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI.
Jakarta
Perry, E.,S., Hockenberry, J.M., Lowdermilk, L.D., Wilson. D., (2010). Maternal
Child Nursing Care. (4th edition). Mosby-Elsevier.
SKOR
(1: Ya,
NO TINDAKAN BOBOT NILAI
0:
Tidak)
TAHAP PRA KERJA
1 Alat dan Bahan: 1
a. Plat uji
b. Rotator atau stik aplikator
c. Tabung uji, 75 mm x 12 mm
d. Rak tabung uji
e. Antibodi anti ß- hcG
f. Reagen Latex hCG
g. Kontrol negatif
h. Kontrol positif ( positif kuat
dan positif lemah)
i. Strip Rapid test Hcg
2 Menerapkan perlindungan diri
(masker, jas laboratorium,
handscoon)
TAHAP KERJA UJI kadar hCG
1 Siapkan reagen latex
agglutination dalam suhu kamar
2 Siapkan sampel urin normal
(tidak hamil), hamil trimester 1, 3
trimester 2, dan trimester 3
3 Teteskan masing masing 1 tetes
untuk control negative dan 1
34 ...................., ……………………..
Dosen Pengampu
b. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan khusus
C. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-35 tahun.
Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,
kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang
pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi
untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetrik seperti preeklampsia,
ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.
2. Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin
periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
3. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea,
kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari.
Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan
memperkirakan saat persalinan menggunakan.
Rumus Naegele (Hari+ 7; Bulan -3; Tahun +1) untuk siklus 28 hari
Inspeksi :
Membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin
belum nyata)
Palpasi :
Tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan
palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus-pada
kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran
sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus
dengan kedua telapak tangan.
Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari kea rah
kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin,
atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas
simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari kea
rah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan
menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas
panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5)
Rumus Mc Donald’s
Usia kehamilan (hitungan bulan = TFU (cm) x 2/7
Usia kehamilan (hitungan minggu) = TFU (cm) x 8/7
Note : pada usia kehamilan memasuki trimester kedua atau ketiga
Auskultasi :
Dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang
ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik
pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk
memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi
yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu
menit.
Inspeksi luar:
Keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka/perdarahan,
discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.
Inspeksi dalam:
Menggunakan speculum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa, alat speculum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina
dengan bilah vertical kemudian di dalam liang vagina diputar 90o
sehingga horizontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks
(permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya
darah/cairan/discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina,
ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainanlainnya. Spekulum ditutup
horizontal, diputar vertical dan dikeluarkan dari vagina.
Palpasi :
Colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan dan
BIMANUAL dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen.
Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan
serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat
ditemukan. Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan
perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya
disproporsi fetopelvik / sefalopelvik.
A. Jadwal kunjungan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36
minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu
sekali). Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :
1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri
2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi
dan letak janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan
volume cairan amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan
dengan USG).
B. Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai
mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas
normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu. Periksa juga
infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis /
HIV). Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal, periksa
ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes
mellitus gestasional.
C. Lain-lain
Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk
perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan
pematangan organ janin sudah hamper selesai, sehingga kemungkinan
mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan pada trimester
pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi sekecil-kecilnya.
Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena menggunakan gelombang
suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6,5 atau 7.5 MHz. Makin
tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi
tidak dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Varney; Kriebs, Dan Georger. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan :538-543.
Jakarta : ECG
Backe, B., A.S. Pay., A. Klovning., dan S. Sand. 2015. Antenatal Care
11 MANUVER LEOPOLD IV
Pemeriksa menghadap kearah kaki
klien, meletakkan kedua telapak
tangan dikedua sisi abdomen;
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 39
SKOR
TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
NO 0: Tidak)
Menggerakkan jari tangan secara
perlahan ke sisi bawah abdomen
kearah pelvis, melakukan palpasi
bagian presentasi;
Menentukan letak dari bagian
presentasi tersebut
12 PENGHITUNGAN DJJ
Menentukan lokasi untuk
mendengarkan DJJ dengan
memastikan posisi punggung janin di
Punctum Maksimum;
Meletakkan Fetoskop di area
punctum maksimum;
Hitung DJJ selama 1 menit
13 Pemeriksaan urogenital
a. Kebersihan
b. Pengeluaran
c. Rectum
14 Ekstremitas
a. Udem
b. Varises
c. Reflek
15 Mengenakan kembali pakaian dan
membantu klien untuk posisi yang
nyaman
16 Membereskan alat, membuang
kotoran pada tempat sampah
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon dan kondisi klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Lakukan kontrak untuk kegiatan
1
selanjutnya
4 Akhiri kegiatan
5 Cuci tangan
TAHAP DOKUMENTASI
1 Catat hasil tindakan dalam catatan 1
40 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
SKOR
TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
NO 0: Tidak)
keperawatan dalam rekam medis
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Kelengkapan identitas
2 Kerapian dan kebersihan
3 Komunikasi terapeutik 1
4 Respon cepat dan tepat
5 Kesesuaian waktu
TOTAL
PROSES PERSALINAN
Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai ( his / kontraksi uterus teratur)
sampai pembukaan lengkap (10 cm)
Kala II
Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta
Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya
memakan waktu 2-3 menit
Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum
Asynclitismus
Jika Sutura sagitalis agak ke depan mendekati symplusis atau
agak ke belakang mendekati promotorium.
Asynclitismus Posterior
Sutura segitalis mendekati simplusis, Os parietal belakan glebih
rendah dari Os parietal depan.
3. Flexion
Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul
atau dasar panggul Flexi (dagu lebih mendekati dada).
Keuntungan : Ukuran kepala yang melali jalan lahir lebih kecil
4. Internal Rotation
Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
(Bidang tengah dan PBP)
Terjadinya bersama dengan majunya kepala
Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar
panggul
5. Extension
Defleksi kepala
Karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas
Dua kekuatan kepala
Mendesak ke bawah kekuatan ke depan atas
Tahanan dasar panggul menolak ke atas
Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai
Hypomoclion lahir leewat perineum = occiput, muka dagu
6. External Rotation
Setelah kepala lahir kepala memutar kembali kea rah panggul
anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam
Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP
7. Expulsi
Bahu depan di bawah symphisis sebagai Hypomoklion lahir
bahu belakang, bahu depan badan seluruhnya.
Atikah Proverawati, Eni Rahmawati. (2010). ASI dan Menyusui. Nuha Medika:
Yogyakata.
Dewi Vivian. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta Salemba
Medika.
Hegar. (2010). Nilai Menyusui. In: R.Suradi, B.Hegar, I.G.A.N, Partiwi, A.N.S,
Marzuki & Y. Ananta (eds). Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI.
Jakarta
Perry, E.,S., Hockenberry, J.M., Lowdermilk, L.D., Wilson. D., (2010). Maternal
Child Nursing Care. (4th edition). Mosby-Elsevier.
Kala I
4 Monitor kemajuan persalinan.
5 Menyarankan kepada ibu untuk
didampingi orang terdekat, 3
mempertahankan kedekatan,
memberikan dukungan terus menerus.
6 Menginformasikan hasil pemeriksaan
dan rencana asuhan selanjutnya kepada
ibu dan keluarganya
7 Membimbing ibu untuk relaksasi,
mempersilahkan ibu untuk memilih
posisi yang sesuai dengan yang
diinginkan
8 Menjaga privasi ibu, menjaga
kebersihan ibu
9 Mengatasi ketidaknyamanan / nyeri,
memberikan cukup cairan / minum
10 Menjaga agar kandung kemih tetap
kosong
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Memberikan kesan pesan
2
4 Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya (waktu, tempat,
topik/kegiatan)
TAHAP DOKUMENTASI
1 Dokumentasi kegiatan dengan
lengkap:hari, tanggal jam, nama klien,
1
respon/hasil, TTD, nama terang
perawat
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Sikap yang baik selama interaksi
dengan pasien yang meliputi sikap: 1
teliti, empati, peduli, sabar, sopan
TOTAL
Nilai : Total Skor x 100
85 ...................., ……………………..
Dosen Pengampu
(……………………………….)
SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Cek rekam medis
2 Menyiapkan alat:
Tensimeter dan stetoskop
Thermometer
Stetoskop monoral / dopler
Tempat sampah medis dan tempat
untuk membuang benda tajam
Apron (APD) : topi, masker
,kacamata, celemek/ apron plastik,
sepatu bot
Spuit 2 ml
Obat Oksitoksin 1 amp
Alat pertolongan persalinan dalam bak 1
steril berisi :
Arteri klem 2 buah
Klem tali pusat 1 buah
Gunting tali pusat
Gunting episiotomi
Kateter metal / Female kateter.
Sarung tangan
Kasa
Kapas
Antiseptik
3 Menjaga privacy klien
4 Menyiapkan lingkungan klien
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 53
SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
5 Menerapkan perlindungan diri
(masker, skort, handscoon)
TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam, panggil klien
dengan namanya
2 Klarifikasi kontrak waktu
3 Menjelaskan prosedur dan tujuan
2
tindakan pada klien / keluarga
4 Menjelaskan peran perawat dan pasien
5 Memberikan kesempatan pasien untuk
bertanya
TAHAP KERJA
1 Menyiapkan alat di samping tempat
tidur pasien
2 Mencuci tangan
3 Mengatur posisi pasien dengan 3
nyaman, melepaskan pakaian klien,
pertahankan area yang tidak
digunakan tertutup
Kala II
4 Memastikan bahwa ibu berada dalam 3
kala II
5 Melakukan bimbingan meneran,
memeriksa keadaan ibu dan DJJ tiap 5
menit
6 Mendekatkan alat dan perlengkapan
pertolongan persalinan
7 Mencuci tangan menggunakan sarung
tangan, menggunakan alat
perlindungan diri untuk mencegah
infeksi nosokomial
8 Menempatkan ibu dalam posisi sesuai
keinginan ibu untuk melahirkan
9 Melakukan amniotomi / episiotomi
atas indikasi
10 Melonggarkan atau melepaskan bila
ada lilitan tali pusat di leher / badan
58 ...................., ……………………..
Dosen Pengampu
(……………………………….)
SKOR
NO TINDAKAN (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Cek rekam medis
2 Menyiapkan alat:
Tensimeter dan stetoskop
Thermometer
Stetoskop monoral / dopler
Tempat sampah medis dan tempat
untuk membuang benda tajam
Apron (APD) : topi, masker
,kacamata, celemek/ apron plastik,
sepatu bot
Spuit 2 ml
Obat Oksitoksin 1 amp 1
Alat pertolongan persalinan dalam
bak steril berisi :
Arteri klem 2 buah
Klem tali pusat 1 buah
Gunting tali pusat
Gunting episiotomi
Kateter metal / Female kateter.
Sarung tangan
Kasa
Kapas
Antiseptik
Kala III
4 Mengecek kontraksi uterus 3
5 Memberikan oksitoxin 10 unit IM,
mengecek kembali kontraksi uterus,
bila dalam 15 menit plasenta belum
lahir, berikan lagi oksitoxin 10 unit
IM.
6 Melakukan penegangan tali pusat
terkendali, melahirkan plasenta,
melakukan pemeriksaan kelengkapan
plasenta dan selaputnya
23 ...................., ……………………..
Dosen Pengampu
(……………………………….)
2) LOCHEA
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri
dan vagina dalam masa nifas.
Macam-macam Lochia
a) Lochia rubra (Cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post partum
b) Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah
dan lender, hari 3-7 post partum
c) Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7-14 post partum
d) Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu
e) Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk
f) Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya
3) SERVIKS
Servik mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga
3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks
menutup.
6) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1) Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan
peningkatan hormone prolaktin setelah persalinan.
2) Kolustrum sudah ada saat persalinan produksi Asi
terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan
3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda
mulainya proses laktasi
7) Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher
buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.Urin
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-
36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan,
kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkn diuresis. Ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam tempo 6 minggu.
8) Sistem Gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun
setelah melahirkan, namun asupan makanan juga
mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak
tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 61
jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di
daerah perineum dapat menghalangi keinginan ke
belakang.
9) Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan
kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan
tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin
kembali normal pada hari ke 5.Meskipun kadar estrogen
mengalami penurunan yang sangat besar selama masa
nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada
normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan
dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan
darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan
penakanan pda amblsi dini.
2. Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, ndai, pernafasan, dan suhu ibu. Nadi dan
suhu di atas normal menunjukkan adanya infeksi. Tekanan
darah tidak terlalu signifikan sebagai data perdarahan karena
diperlukan perdarahan yang banyak untuk menurunkan
tekanan darah. Nadi yang meningkat menunjukkan adanya
perdarahan.
4. Leher
Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di bawah telinga dan
pembesaran kelenjar torioid. Kelenjar limfe membesar
menunjukkan adanya infeksi, ditunjang dengan tanda lain
seperti hipertermi, nyeri, dan bengkak.
5. Payudara
a. Kesan UmumKaji bentuk payudara, apakah payudara
simetris antara kanan dan kiri. Kaji apakah terdapat
bendungan ASI (breast engorgement) yang menimbulkan
rasa nyeri bagi ibu atau masa dengan palpasi. Bahkan dapat
ditemukan tanda-tanda mastitis dengan tanda-tanda merah,
bengkak, panas, nyeri.
b. Putting susu
Kaji apakah ASI atau kolostrum sudah keluar dengan
memencet bagian areola. Kaji kondisi puting susu dan
kebersihan. Cek adanya lesi pada putting, apakah putting
mengalami fissure?.
6. Abdomen
a. Keadaan
Kaji apakah terdapat striae dan linea alba.
b. Kondisi luka
Luka pasca pembedahan sesar harus dikaji apakah terdapat
tanda-tanda infeksi. Jika ada tanda- tanda dehisensi harus
dilaporkan segera setelah mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
d. Fundus Uteri
Palpasi fundus uteri dari arah umbilicus ke bawah.
Tentukan tinggi fundus uteri (misalnya : 1 jari di atas pusat,
2 jari di atas pusat, dll), posisi fundus, apakah sentral atau
lateral. Posisi lateral biasanya terdorong oleh bladder yang
penuh. Kontraksi juga perlu diperiksa, kontraksi lemah atau
perut teraba lunak menunjukkan kontraksi uterus kurang
maksimal sehingga memungkinkan terjadi perdarahan.
7. Lokhea
Kaji jumlah, warna, konsistensi, dan bau lokhea. Perubahan
warna harus sesuai dengan hari post partum.
8. Perineum
Kaji kondisi perineum, apakah utuh, terdapat luka episiotomy,
atau rupture. Kaji juga adanya tanda-tanda REEDA (Redness,
Ekimosis, Edema, Discharge, Approximation). Kebersihan
perineum menunjang proses penyembuhan luka. Serta adanya
hemoroid derajat 1 normal untuk ibu hamil dan pasca
persalinan.
9. Ekstremitas
Kaji apakah ada varises dan tanda homman. Tanda homman
positif menunjukkan adanya tromboflebitis sehingga dapat
menghambat sirkulasi ke organ distal. Cara memeriksa tanda
homman adalah dengan memposisikan ibu terlentang dengan
tungkai ekstensi, kemudian disorsofleksikan dan tanyakan
apakah ibu mengalami nyeri di betis. Jika nyeri maka tanda
homman positif dan ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi dini
agar sirkulasi lancar sehingga tromboflebitis bisa diabsorbsi.
...................., ……………………..
Dosen Pengampu
(……………………………….)
SKOR
NO KRITERIA (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
TAHAP PRE INTERAKSI
1 Mengumpulkan data tentang pasien
2 Menjaga privacy klien 1
3 Menyiapkan lingkungan klien
4 Menerapkan perlindungan diri
TAHAP ORIENTASI
1 Mengucapkan salam
2 Klarifikasi kontrak waktu
3 Menjelaskan tujuan
4 Menjelaskan peran perawat dan 2
pasien
5 Memberi kesempatan pasien untuk
bertanya
TAHAP KERJA
1 Menyiapkan alat di samping tempat
tidur pasien
2 Cuci tangan
3 Anjurkan klien untuk duduk santai
4 Tumbuhkan rasa percaya diri klien
3
5 Tumbuhkan kepada klien akan
pikiran dan perasaan baik terhadap
bayinya
6 Anjurkan klien untuk minum
minuman hangat
78 | Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fikes Unriyo
SKOR
NO KRITERIA (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
7 Anjurkan klien untuk melepas Bra /
BH dan meletakkan handuk kecil
dibawahnya
8 Basahi kasa / kapas dengan minyak
kelapa, gunakan sebagai pembersih
kotoran di sekitar areola dan putting
susu
9 Hangatkan payudara menggunakan
waslap
10 Lanjutkan kompres payudara
menggunakan air dingin
11 Licinkan kedua telapak tangan
dengan minyak kelapa / baby oil
12 Sisir halus payudara dari atas
kebawah menggunakan 3 jari
kemudian lanjut melakukan proses
pengencangan payudara
13 Stimulasi putting susu dengan cara
menarik keluar putting susu
14 Perawat membantu memijat di
sepanjang kedua sisi tulang belakang
ibu. Menggunakan dua kepalan
tangan dengan ibu jari menunjuk ke
depan, tekan kuat-kuat, membentuk
gerakan-gerakan melingkar kecil
dengan kedua ibu jarinya. Pada saat
bersamaan, perawat memijat ke arah
bawah pada kedua sisi tulang
belakang, dari leher ke arah tulang
belikat, selamat 2 atau 3 menit
15 Bersihkan punggung dan payudara
menggunakan waslap
16 Keringkan dengan handuk
TAHAP TERMINASI
1 Evaluasi respon klien
2
2 Simpulkan hasil kegiatan
Buku Ketrampilan Klinis Asuhan Keperawatan Martenitas | 79
SKOR
NO KRITERIA (1: Ya, BOBOT NILAI
0: Tidak)
3 Memberikan kesan pesan
4 Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya (waktu, tempat,
topik/kegiatan)
TAHAP DOKUMENTASI
1 Dokumentasi kegiatan dengan
lengkap:hari, tanggal jam, nama
klien, respon/hasil, TTD, nama
terang perawat 1
2 Menuliskan evaluasi subjektif dan
objektif dari tindakan yang
dilakukan
PENAMPILAN PROFESIONAL
1 Sikap yang baik selama interaksi 1
dengan pasien yang meliputi sikap:
teliti, empati, peduli, sabar, sopan
...................., ……………………..
Dosen Pengampu
(……………………………….)
b. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah setelah melaksanakan
praktikum 1x120 menit mahasiswa mampu
mempraktekkan dan memberikan pendidikan kesehatan
tentang posisi dan perlekatan selama menyusui pada ibu
post partum.
5. Permasalahan menyusui
a. Payudara penuh dan payudara bengkak (engorgement)
Payudara penuh akan terasa panas, berat, dan keras, akan
tetapi ASI mengalir lancar. Kepenuhan semacam ini normal.
Kadang payudara penuh terasa seperti ada yang menggumpal.
Satu-satunya perawatan yang ibu lakukan adalah dengan
menyusui lebih sering, untuk mengosongkan ASI. Rasa berat,
keras atau menggumpal berkurang stelah disusui, dan payudara
terasa lebih lunak dan nyaman. Dalam beberapa hari, payudara
PENUH BENGKAK
Panas Nyeri
Berat Udem
- Kaku khususnya puting mengkilat
Keras
- kemerahan difus tidak jelas
ASI mengalir ASI tak mengalir/menetes
Tidak demam Mungkin demam dalam 24 jam
Nasehati:
Sering menyusui
Pijat lembut ke arah puting
Kompres hangat
Analgesik
Sarankan:
Posisi yang bervariasi
Mulai menyusui pada bagian yang tidak menderita
LALU
Bila terjadi hal ini:
Gejala makin berat
Retak
Tidak membaik dalam 24 jam
3. Daftar Pustaka
a. America Academy of Pediatrics Section on
Breastfeeding. (2005). Breastfeeding and The Use of
Human Milk. America Academy of Pediatrics.
b. Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn :
Clinical Strategies for Nurses. St Louis: Mosby.
c. Perry, E., Shanon., Hockenberry, J.M., Lowdermilk,
L.D.,Wilson. D.,(2010). Maternal Child Nursing Care.
(4th edition). Mosby-Elsevier.
d. Pilllitteri, A. (2003). Maternal & Child Health Nursing:
Care of The Childbearing & Childrearing Family. (4th
edition). Philadelphia: Lippincott.
e. Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta:
Trubus Agriwidya.
f. Roesli, U. (2012). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI
Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.
g. Roesli. U., & Yohmi, E. (2009). Manajemen Laktasi.
Jakarta: IDAI.
h. World Health Organization, United Nations of Children
Foundation. 2011. Modul 40 Jam Pelatihan Konseling
Menyusui Standar WHO & UNICEF . Tidak
dipublikasikan
Bridging atau
mempertemukan (untuk posisi
abdomen dan kenyamanan).
Teknik : susutkan dinding perut
dan bokong, secara perlahan
naikkan pinggul dari lantai
hingga badan dan kaki berada
dalam satu garis lurus. Jangan
lengkunngkan badan
kebelakang. Ingat untuk
bernafas.
Bridging atau
mempertemukan (untuk posisi
abdomen dan kenyamanan).
Variasi lakukan senam yang
sama, lutut melekuk dan kaki
diatas meja. Urutannya : satu
lutut melekuk dan lainnya lurus
sejajar dengan paha, tidak lebih
tinggi, kemudian hembuskan
nafas saat anda mengangkat
kaki.
No NILAI
BUTIR YANG DINILAI
O 0 1 2
A SIKAP
Menyambut dan memperkenalkan diri
1 kepada pasien dan keluarga dengan sopan
dan ramah
Menjelaskan prosedur dan tujuan
2
tindakan yang akan dilakukan
Merespon reaksi pasien dengan tepat dan
3
kontak mata
B ISI
Mempersiapkan alat yang akan
digunakan
4 a. Matras
b. Bantal
c. Bangku kecil
Melakukan komponen 1: Pengencangan
abdomen saat menghembuskan nafas
keluar (untuk abdomen).
5 Teknik : tidur terlentang atau miring,
lutut ditekuk, tangan di perut. Saat
mengeluarkan nafas, tarik otot-otot
abdomen hinggan paru-paru kempis.
NILAI
No BUTIR YANG DINILAI
0 1 2
A SIKAP
Menyambut dan memperkenalkan diri
1 kepada pasien dan keluarga dengan
sopan dan ramah
Menjelaskan prosedur dan tujuan
2
tindakan yang akan dilakukan
Merespon reaksi pasien dengan tepat
3
dan kontak mata
B ISI
Mempersiapkan alat yang akan
digunakan
4 d. Matras
e. Bantal
f. Bangku kecil
Melakukan komponen 1: Anjurkan
ibu untuk duduk diatas birth ball
seperti halnya duduk diatas kursi
5 dengan kaki sedikit membuka agar
keseimbangan badan di atas bola
terjaga
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
__________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________