Anda di halaman 1dari 5

Notulensi Perlindungan Konsumen Terkait E-Commerce

Dr. Iendra Sofyan, S.T., M.Si.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat

- Tujuan sosialisasi ini untuk meningkatkan pengetahuan untuk posisi pelaku usaha dan
konsumen tentang perdagangan. Pemahaman jangan sampai ada yang dirugikan baik dari sisi
konsumen maupun pengusaha.
- Perlunya memahami dampak, resiko, regulasi, mekanisme, dan resiko dalam perdagangan E-
Commerce.
- Konsumen dapat melaporkan terkait perdagangan melalui Disperindag atau langsung ke BPSK,
tidak perlu ke pengadilan.
- Perlindungan Konsumen menggunakan dasar hokum yang sudah ditentukan baik dari UU,
Permendag, ataupun peraturan lain yang berlaku.
- Dukungan Disperindag untuk Perlindungan Konsumen meliputi :
1. Sosialisasi dan Edukasi
2. Pengawasan secara berkala
3. Kepatuhan pelaku usaha
4. Kelembagaan
- Diharapkan ada kritik dan saran dari masyarakat kepada Disperindag untuk masalah
perlindungan konsumen.
- Harus adil dan setara dalam mengatasi sengketa perdagangan.

Dr. Dwi Purnomo, S.T.P., M.T.

Akademisi Universitas Padjajaran

Advokasi Konsumen di Era Digital

- Jika penjualan tidak laku maka untuk konsumen menimbulkan keraguan dan untuk penjual
adalah tantangan.
- Kanvas model bisnis sebagai alat berpikir
1. Traditional Logic = Making assumption of what the rule are
2. Literal Thinking = Disregarding ‘implied’ rules
3. Digital Thinking = Limitless exploration, Go Beyond
Contoh kasus :
a. Bisa menggunakan aplikasi e-commerce untuk membeli tetapi protes terhadap kurir saat
barang tidak sesuai.
b. Tidak bias menggunakan aplikasi e-commerce tetapi meminta tolong orang lain untuk
mengorder kan, dan tidak ada masalah.
Dari kedua kasus diatas untuk orang yang berpikiran Digital Thinking adalah kasus “b”,
karena memiliki pemikiran kolaborasi dan mengetahui bussines model nya.
Sedangkan untuk kasus “a” perlu mendapat sosialisasi tentang bussines proses digital, kita
tidak boleh menghakimi hanya perlu mengedukasi.
- Sebagai pengusaha juga penting untuk mengedukasi konsumen.
- Digital thinking adalah kultur dan budaya, bukan bias atau tidaknya menggunakan aplikasi
melainkan harus memahami proses digital bussinesnya.
- Corong Penjualan:
Kesadaran
Pertimbangan
Pembelian
Loyalitas
Advokasi
- Faktor Pendorong untuk kesusksesan penjualan untuk menarik pembelian dan kembali
melakukan pembelian harus menggunakan metode langsung dan online.
* Langsung meliputi : Silaturahmi, Pengenalan, Pertimbangan, Pembelian, Memelihara
hubungan dengan pelanggan.
* Online meliputi : Iklan, Mempelajari produk, website, pembelian, memelihara hubungan
dengan pelanggan.

- Faktor yang membuat konsumen kembali melakukan pembelian : Attract, Engage, dan Delight.

- Kesimpulan :

1. Perdagangan di era digitalisasi perlu dilakukan edukasi ke konsumen

2. Pada era digitalisasi perlu dilakukan pemeliharaan hubungan antara produsen dengan
konsumen sehingga konsumen bisa kembali dan menjadi promotor alami.

Dr. Riva Rahayu, M.Ud.

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Bandung

Peran BPSK Dalam Penyelesaian Sengketa E-Commerce

- BPSK adalah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, bertugas menangani sengketa konsumen
dengan pengusaha di luar pengadilan umum.
- Unsur - unsur BPSK / Anggota :
1. Aparatur Pemerintah
2. Konsumen
3. Pelaku usaha atau produsen
- Tugas dan Wewenang BPSK :
a. melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen dengan cara melalui
mediasi atau arbitrase atau konsiliasi;
b. memberikan konsultasi perlindungan konsumen;
c. melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku;
d. melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran ketentuan dalam Undang-
undang ini;
e. menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis, dari konsumen tentang terjadinya
pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;
f. melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungankonsumen;
g. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaranterhadap perlindungan
konsumen;
h. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/atau setiap orang yang dianggap
mengetahui pelanggaran terhadap Undang-undangitu;
i. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi,saksi ahli, atau setiap
orang sebagaimana dimaksud pada huruf g danhuruf h, yang tidak bersedia memenuhi
panggilan badanpenyelesaian sengketa konsumen;
j. mendapatkan, meneliti dan/atau menilai surat, dokumen, atau alatbukti lain guna
penyelidikan dan/atau pemeriksaan;
k. memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian dipihak konsumen;
l. memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukanpelanggaran terhadap
perlindungan konsumen;
m. menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yangmelanggar ketentuan Undang-
undang ini.

- Prinsip penyelesaian sengketa di BPSK :


1. Formal
2. Murah
3. Mudah
4. Berkepastian Hukum
- Sengketa di BPSK
a. Sengketa Barang = makanan, minuman, berlangganan surat kabar, elektronik, serta
perhiasan.
b. Sengketa Jasa = pemanfaatan jasa antara lain system pengelolaan, asuransi, perbankan,
telekomunikasi, pengiriman barang, transportasi umum, dan yang bersifat pelayanan.
- Bahasan Pokok BPSK adalah UU Pelindugan Konsumen No.8 Tahun 1999
- Peranan BPSK Dalam Penyelesaian Sengketa E-Commerce Sesuai UU No 11 Tahun 2018 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
1. Negosiasi
2. Mediasi
3. Konsiliasi
4. Arbitrase
- Sengketa E-Commerce : Pemalsuan dokumen dan Cyber Crime
- Syarat dan Tahapan Pengaduan Sengketa di BPSK :
1. Konsumen Akhir
2. Pelaku Tidak Merespon
3. Mengisi Formulir
4. Melampirkan Bukti Diri
5. Bukti Pembelian
6. Ajukan Saksi ddan Bukti Lainnya
- UU Nomor 8 tahun 1999 pasal 54, 55, 56 mengatur ketentuan teknis.
- 5 Langkah Menjadi Konsumen Cerdas :
1. Teliti Sebelum Membeli => Teliti mencegah kekecewaan
2. Membaca Panduan Produk => Menanyakan dan membaca manual produk
3. Mengamati Kartu Garansi => Pastika tentang garansi produk
4. Timbangan yang Adil => Kritis tentang timbangan produk
5. Melakukan Pengaduan => Adukan ketidakberesan produk

E-COMMERCE : perdagangan elektronik

Sengketa E-commerce
- pemalsuan dokumen
- cyber crime

Penyelesaian sengketa secara damai :


- Musyawarah mufakat
- Secara adversial
- Mediasi, konsiliasi dan arbitrase

Tahapan pengaduan sengketa BPSK :


- Konsumen akhir
- Pelaku tidak merespon
- Mengisi formulir
- Melampirkan bukti diri
- Bukti pembelian
- Ajukan saksi dan bukti lainnya

Pertanyaan !

1. Apabila tidak ada kesepakatan dalam mufakat?


Jawab : biasanya keputusan BPSK sesuai UU No 8 tahun 1999 bisa
ditolak/dikabulkan/dikembalikan lagi ke pihak untuk pendaftaran ulang
2. Pengaduan BPSK, jika tidak ada BPSK di kabupaten/kota tersebut?
Jawab : bisak ke BPSK terdekat
3. Pengiriman barang nyasar ke rumah saya, sementara barang itu bukan punya saya atau rumah
yang lain, tapi di peta tetap alamat saya?
Jawab : bisa langsung dikembalikan ke kurir
4. Masalah hacker apa dapat diadukan ke bpsk ?
Jawab : dapat datang bpsk. Akan dilakukan pengecekan, ajukan bukti-bukti dan saksi
5. Bagaimana bila e-commerce yang belum mencantumkan diskripsi produk?
Jawab : yang harus dilakukan oleh disperindag dan bpsk untuk melakukan peneguran terhadap
e-commerce yang belum mencantumkan diskripsi produk.

Anda mungkin juga menyukai