Anda di halaman 1dari 29

IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN HIDUP PADA

PT. LAPINDO BRANTAS INC

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Etika Bisnis Dan Profesi
Yang diampu oleh Prof. Dr. H. Heri Pratikto, M.Si.

Disusun oleh :

Raka Drestajuna (180411619556)


Tri Indayani (180411619573)
Zahrha Aulia (180411619512)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

FEBRUARI 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Implikasi Etika Bisnis dan Lingkungan Hidup pada PT.
Lapindo Brantas Inc” dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Heri
Pratikto yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai beretika dalam
bisnis terhadap lingkungan. Namun, dalam pembuatan makalah ini
tentu masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
perbaikan makalah ini agar dapat lebih sempurna pada makalah
selanjutnya.

Malang, 6 Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................ii

Daftar isi...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Pentingnya Pembahasan.................................................................2
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan..........................................................2
1.5 Definisi Oprasional.........................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................4

2.1 Konsep Dasar Lingkungan Hidup..................................................4


2.2 Manusia dan Alam Satu Kesatuan Kesetimbangan........................5
2.3 Konsep Sistem Kesetimbangan......................................................6
2.4 Hubungan Etika Bisnis dengan lingkungan hidup..........................7
2.5 Permasalahan Lingkungan Oleh PT. Lapindo Brantas Inc.............8

BAB III PAPARAN DATA KASUS...............................................................9

3.1 Perincian Permasalahan Etika dan Bisnis PT. Lapindo Brantas Inc...
..............................................................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................13

4.1 Gambaran Umum Kasus PT. Lapindo Brantas Inc........................13


4.2 Pengaruh Kasus PT. Lapindo Brantas Inc Terhadap Kode Etik dan
Bisnis Lingkungan Hidup ....................................................................15
4.3 Upaya Penyelesaian kasus PT. Lapindo Brantas Inc .....................20

BAB V PENUTUP...........................................................................................22

5.1 Simpulan.........................................................................................22
5.2 Saran...............................................................................................22

iii
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................24

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup adalah lingkungan di sekitar manusia, tempat di mana


organisme dan anorganisme berkembang dan berinteraksi. Manusia merupakan
aktor utama yang menduduki posisi strategis yang akan menentukan
kelestariannya. Apakah ekosistem akan dibuat tetap berkeseimbangan ataupun
tidak, semuanya sangat tergantung pada perilaku manusia sebagai penghuninya.
Alam dan bumi beserta segala isinya dipersiapkan untuk memenuhi segala
kebutuhan hidup manusia seperti makan, minum, pakaian, perumahan dan lain
sebagainya. Betapa strategis nilai lingkungan alam bagi manusia sehingga perlu
untuk dijaga agar tetap lestari. Lingkungan alam sangat terkait dengan manusia,
karena manusia dan alam merupakan satu kesatuan sistem kesetimbangan yang
telah dicipta dalam kondisi setimbang. Alam dicipta dalam kondisi setimbang,
setelah itu pengelolaan dan pengaturanya diserah-terimakan kepada manusia.
Asumsi teori ekonomi konvensional yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia
tidak terbatas, sementara sarana pemuas kebutuhan sangat terbatas, sehingga
akibat asumsi dan prinsip teori ekonomi manusia akan menggunakan berbagai
cara untuk memuaskan kebutuhan, sekalipun harus mengorbankan alam
lingkunganya. Hal ini terjadi karena manusia telah kehilangan kesadaran diri,
kehilangan budi pekerti dan kehilangan akhlak leluhur, kehilangan moral,
kehilangan etika.
Kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia masih menjadi bahan
perbincangan yang belum terselesaikan seperti kasus lumpur lapindo yang ada di
Sidoarjo. Kasus lumpur lapindo ini diakibatkan karena pangeboran gas alam yang
dilakukan oleh PT.Lapindo Brantas Inc yang menyebabkan perlubangan dan
keluarnya lumpur yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar. Lumpur
lapindo ini telah menyebabkan beberapa kecamatan di daerah Sidoarjo terdampak
lumpur dan kerusakan lingkungan yang cukup parah. Hal masih belum
terselesaikan hingga sekarang, lumpur tersebut tidak hanya merusak lingkungan

1
yang ada di Sidoarjo, akan tetapi juga menyebabkan masyarakat kehilangan
tempat tinggal dan pekerjaanya.

Berdasarkan paparan di atas dapat dapat disimpulkan bahwa etika bisnis


terhadap lingkungan sangat mempengaruhi kelestariannya. Oleh karena itu,
penyusun akan membahas secara lebih rinci mengenai permasalah lingkungan
yang terjadi di sidoarjo yang diakibatkan karena pengeboran gas alam oleh
PT.Lapindo Brantas Inc. Penyusun mengemas permasalahan ini dalam tulisan
yang berjudul “Implikasi Etika Bisnis dan Lingkungan Hidup pada PT. Lapindo
Brantas Inc”.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini
dipaparkan rumusan masalah dalam makalah.
a. Bagaimana gambaran umum kasus PT.Lapindo Brantas Inc?
b. Bagaimana pengaruh kasus PT.Lapindo Brantas Inc terhadap kode
etika bisnis dan lingkungan hidup?
c. Bagaimana penyelesaian kasus PT.Lapindo Brantas Inc?

1.3 Pentingnya Bahasan


Makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana pentingnya beretika
bisnis terhadap lingkungan sehingga kelestarian lingkungan dapat terjaga.
Makalah ini juga sebagai bahan pertimbangan serta menambah wawasan kepada
masyarakat luas agar dalam berbisnis tetap menjaga lingkungan, sehingga antara
bisnis dan menjaga lingkungan dapat berkesinambungan.

1.4 Ruang Lingkup Bahasan


Makalah ini berfokus pada pengaplikasian etika bisnis dan lingkungan
oleh PT.Lapindo Brantas Inc, serta penanganan yang telah dilakukan terhadap
pelanggaran etika bisnis dan lingkungan yang telah dilakukan oleh PT.Lapindo
Brantas Inc.

1.5 Definisi Oprasional


Kasus permasalahan lumpur lapindo oleh PT. Lapindo Brantas Inc dalam
makalah ini mendefinisikan keadaan yang ditimbulkan terhadap kondisi

2
lingkungan serta masyarakatnya. Pentingnya beretika dalam berbisnis sangat
diperlukan agar tali kasih antara manusia dan alam tetap seimbang dan dapat
memberikan manfaat. Lingkungan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia,
manusia dalam rangka memenuhi hidupnya pasti banyak bergantung pada
ketersediaan sumberdaya alam yang memadai.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah lingkungan di sekitar manusia, tempat di mana


organisme dan anorganisme berkembang dan berinteraksi. Lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Ini berarti dalam
persoalan lingkungan hidup, manusia merupakan aktor utama yang menduduki
posisi strategis yang aka menentukan kelestarianya. Manusia dengan kemampuan
akal pikiran menjadi subjek pelaku yang bisa mendisposisi masa depan
lingkungan hidup. Apakah ekosistem akan dibuat tetap berkesinambungan
ataupun tidak, semuanya sangat tergantung pada perilaku manusia sebagai
penghuninya.
Lingkungan hidup di planet bumi dibagi menjadi tiga kelompok dasar,
yaitu lingkungan fisik (physical environment), lingkungan biologis (biological
environment), dan lingkungan sosial (social environment). Di zaman modern ini
teknologi dianggap mempunyai lingkunganya sendiri yang di sebut teknosfer,
yang kemudian di anggap mempunyai peran penting dalam merusak lingkungan
fisik.
a. Pentingnya Lingkungan Hidup
Alam dan bumi beserta segala isinya di persiapkan untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup manusia seperti makan, minum,
pakaian, perumahan dan lain sebagainya. Karena keterbatasan persediaan,
sementara kebutuhan semakin membengkak, dengan kemampuan daya
pikirnya, manusia mempu mengolah alam dakam aktifitas industri. Betapa
strategis nilai lingkungan alam bagi manusia, sehingga beberapa
perguruan tinggi dan masyarakat membentuk berbagai lembaga yang
secara khusus berfokus pada masalah studi lingkungan. Bahkan
dikalangan bisnis pun ikut merasa terpanggil untuk berpartisipasi dalam
aktifitas lembaga itu.

4
Di indonesia, etika lingkungan sebenarnya bukan barang baru.
Nenek moyang kita telah melakukan “kampanye” lingkungan melalui
berbagai media seperti legenda, mitos, dan cerita rakyat. Semestinya etika
lingkungan yang penuh warna lokal dapat dikembangkan di indonesia.
Indonesia adalah bagian dari globalisasi yang menghilangkan sekat-sekat
batas antar negara dan bangsa yang saling berpengaruh antara yang satu
dengan yang lain. Sebab itu kearifan lokal untuk mempertahankan
kelestarian lingkungan mulai tergeser oleh kearifan global yang terjadi
secara alamiah sesuai dengan karakteristik dinamika zaman.
Masalah lingkungan sekarang tidak lagi masalah lokal, namun
merupakan masalah bersama (global) antar bangsa (transnasional) di
seluruh dunia. Masalah polusi yang ditimbulkan oleh kegiatan proses
produksi karena akibat asap, ampas, atau zat kimia yang dihasilkan oleh
pabrik dibuang ke alam terbuka, yang semua kerusakan ini tidak terlepas
dari kegiatan tangan-tangan manusia juga. Betapa berbahayanya polusi ini
bagi kesehatan makhluk hidup, terutama manusia, sudah sangat menuntut
kepedulian kepedulian pemimpin dunia. Krisis lingkungan hidup
disebabkan juga oleh faktor-faktor lain. Dari beberapa kasus di Indonesia,
seluruh permasalahan penindasan bumi bisa diprediksi antara lain karena
lemahnya paradigma pembangunan yang bersifat sentralistik dan
eksploitatif. Kelemahan ini melahirkan dominasi kebijakan eksklusif dan
tidak jarang kurang holistic. Sisi lain karena tidak memaksimalkan sistem
peradilan dan masalah sumberdaya manusia. Masalah terakhir ini
tampaknya sudah sangar kritis di Indonesia yang menyebabkan mandulnya
supremasi hukum dan rendahnya kesadaran etis dalam segala ranah
kehidupan.

2..2 Manusia dan alam satu kesatuan sistem kesetimbangan


a. Manusia dan Alam
Di dalam suatu ekosistem yang seimbang binatang dan tumbuh-
tumbuhan hidup bersama di dalam suatu kombinasi persaingan dan
ketergantungan satu sama lain. Penelitian yang rinci tentang ekosistem

5
selama beberapa dekade yang telah menunjukan dengan sangat jelas
bahwa sebagian besar hubungan antar organisme hidup merupakan
hubungan yang secara esensial koorperatif, yang ditandai oleh koeksitensi
dan interdepensi, dan bersifat simbiotis dalam berbagai tingkat. Meskipun
terdapat kompetisi, kompetisi itu biasanya terjadi di dalam konteks kerja
sama yang lebih luas, sehingga sistem yang lebih besar itu tetap seimbang.
Lingkungan alam sangat terkait dengan manusia dan alam merupakan satu
kesatuan sistem kesetimbangan yang telah dicipta dalam kondisi
setimbang. Alam dicipta dalam kondisi setimbang setelah itu pengelolaan
dan pengaturanya diserah-terimakan kepada manusia.
Hancurnya tata susunan alam akibat perilaku manusia, maka
manusia kehilangan tempat tinggalnya, manusia kehilangan potensi alam
sebagai sumber penghidupanya. Sedangkan potensi yang dimaksud bukan
potensi ketenagaan melaikan potensi dalam arti hasil yang di keluarkan
oleh alam itu sendiri. Sebenarnya posisi dan kedudukan alam ini
tergantung manusianya. Manusia berperilaku baik, maka alampun akan
hidup dengan baik dan memberikan segala hasilnya untuk dinikmati
manusia. Langkah awal untuk melestarikan alam adalah manusia harus
memangun kesadaran diri. Manusia butuh kesadaran akan makna dan
nilai-nilai, serta kesadaran akan tujuan fundamental, agar bisa membangun
kekayaan yang bisa di datangkan oleh modal spiritual. Hanya dengan
berbudi-pekerti dan akhlak luhur, menjunjung tinggi norma-etika dalam
segala aspek kehidupan (termasuk ekonomi dan bisnis), manusia akan
hidup bahagia, lingkungan alam akan lestari.

2.3 Konsep Sistem Kesetimbangan

Sistem adalah satu kesatuan utuh dari subsistem yang saling terkait dan
punya tujuan. Sistem dianalogikan kesetimbangan dengan sistem jaringan laba-
laba. Bila salah satu bagian sistem ini rusak dilanda goncangan angin, maka
semua sistem akan mengalami kerusakan pula. Sementara kedudukan manusia
dan alam sekitar berada dalam satu kesatuan sistem tersebut. Dari kerusakan alam
yang telah terjadi sehingga perlunya perbaikan. Tidak hanya mengutamakan

6
perbaika alamnya saja, akan tetapi manusianya pun perlu diperbaiki untuk lebih
peduli dengan alam. Sehingga antara manusia dan alam bisa setimbang dan saling
memberi manfaat.

2.4 Hubungan Etika Bisnis dengan Lingkungan Hidup


Teori ekonomi konvensional yang menyataka kebutuhan manusia tidak
terbatas, sementara sarana pemuas kebutuhan sangat terbatas, berkonsenkuensi
pada prinsip ekonomi, yang secara sederhana dapat dirumuskan “ingin
memperoleh hasil cepat berlipat waktu singkat dengan pengorbanan resiko
sekecil-kecilnya, atau dengan sedikit modal usaha diperoleh keuntungan besar”.
Asumsi dan prinsip teori ekonomi, manusia akan menggunakan bebagai cara
untuk memuaskan kebutuhan tersebut, sekalipun harus mengorbankan alam
lingkunganya. Sumber alam akan dikeruk habis tanpa memperdulikan
kelangsungan hidup generasi berikutnya. Akibat selanjutnya, tali kasih antara
manusia lenyap, apalagi tali kasih terhadap alam semesta. Kesemuanya terjadi,
karena manusia telah kehilangan kesadaran diri, kehilangan budi pekerti,
kehilangan akhlak luhur, kehilangan moral, kehilangan etika. Bukti nyata atas
kondisi ini adalah berbagai musibah bencana terjadi di berbagai belahan bumi
tanpa terkecuali di bumi Ibu Pertiwi Indonesia tercinta ini, seperti gempa bumi,
banjir, gunung meletus, angin topan, kebakaran hutan, yang berakibat pada
berakibat pada pencemaran lingkungan seperti pencemaran air, pencemaran udara,
pemanasan global dan sebagainya.
Perlu diperbaiki bagaimana mengubah paradigma sistem ekonomi yang
terarah ke tuntunan nafsu, menjadi sistem ekonomi yang memiliki komitmen
tinggi terhadap hukum kesetimbangan, yang mengedepankan praktik bisnis
berbasis etika. Dengan demikian , maka manusia akan mempertahankan planet
bumi ini dan memanfaatkan alam serta menjaganya dengan baik. Etika dan moral
dalam mempertahankan lingkungan haruslah besumber dari diri manusia itu
sendiri karena manusia posisinya sebagai pemegang amanah , bagaimanapun
manusia harus memelihara amanah itu sesuai dengan kedendak dan aturan dari
Sang Pemberi amanah, dalam hal ini adalah Tuhan YME.

7
2.5 Permasalahan Lingkungan oleh PT. Lapindo Brantas Inc
Peristiwa Lumpur lapindo yang terjadi pada tahun 2006 menurut ahli
geologi yang telah dikutip dalam jurnal berjudul “Umweltzerstörungoderschwere
Menschenrechtsverletzungen Der Fall der Lapindo-Schlammkatastrophe”.
Kejadian tersebut mengakibatkan kerugian yang sangat luar biasa pada
Masyarakat di sekitar kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo yang rumahnya
banyak yang terendam lumpur dan wilayahnya tidak bisa ditinggali lagi. Tahun
2012 komnas HAM memberi keterangan bahwa bencana lumpur lapindo bukan
pelanggaran HAM serius karena tidak dilakukan secara sengaja. Perlu diketahui
bahwa lumpur lapindo memerlukan waktu yang lama untuk pulih, selain dari
jurnal diatas banyak media berita yang pada masa setiap tahun pasti mengingatkan
mengenai kasus tersebut yang sudah lama tidak tersentuh. Jurnal ini menyebutkan
bahwa Komnas HAM menetapkan kasus ini sebagai suatu bencana alam. Tetapi
pada kenyataannya terdapat 15 pelanggaran hak asasi yang telah ditemukan di
kasus ini tetapi kasus ini tidak termasuk dalam UU 26/2000 tantang pengadilan
HAM. Maka dari itu Komnas HAM tidak memasukkan kategori ini setara dengan
kejahatan genosida. Dari 2009 hingga 2011 konflik antara petani dan investor
dicatat. Pengaduan pada Komnas HAM hingga Juni 2012 menerima 1557 hak atas
tanah pada konflik sumber daya.
Peristiwa tersebut juga memakan banyak korban dan merugikan banyak
pihak, hal ini terdapat pada literasi milik Muhammad Mahardika yang membahas
bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi, asal muasal, penanganan hingga jumlah
korba jiwa dan total kerugian yang detail. Bukan hanya secara finansial tapi juga
kerugian bagi lingkungan sekitar yang tentuny akan menganggu kehidupan
masyarakat sekitar.

banyak pendapat yang mengatkan bahwa kejadian ini merupakan bencana alam,
tapi dalam literasi yang ditulis oleh Muhammad Mahardika banyak pendapat
paraahli yang menentang bahwa kejadian ini dianggap hanya bencana alam, jelas
kejadian ini disebabkan oleh human error dan kesalah dari pihak perusahaan.
"Lumpur ini penyebabnya memang alamiah, bukan karena faktor non saintifik
Lapindo Brantas. Baca saja studinya di Jurnal,” ujar Miller di Jakarta, Jumat
(30/5/2014). Pernyataan diatas tentu membuat kita berfikir mungkin saja ,

8
kejadian yang terjadi tersebut adalah murni bencana alam. Namun masih banyak
ilmuan lain yang tentunya juga memebrikan fakta-fakta bahwa kejadian tersebut
merupakan kesalahan perusahaan.

Mengutip dari beri harian kompas pada tahun 2009 juga kami menjadikan
nya bahan referensi untuk membuktikan bahwa kejadian tersebut bukan hanya
bencana alam biasa. Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar mengatakan,
Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) belum memutuskan status
akhir semburan lumpur Lapindo. Namun, ia sebagai anggota BPLS tetap
berpendapat penyebab semburan itu bukan bencana alam. (Tempo, 2009). Dan
juga melalui buku Etika Bisnis dan Profesi yang disusun oleh Heri Pratikto
dapat dianilisa apakah yang di lakukan oleh PT Lapindo Brants inc termasuk
melanggar etika bisnis dan merusak Lingkungan hidup. Dan juga beberapa
jurnal yang dapat kami jadikan bahan untuk memberikan saran terhadap kasus
yang tejadi, beberapa jurna tersebut adalah milik Ahmad Fauzan Adziimaa jurnal
teknil ITS yang membahasa tentang pemanfaatan lumpur lapindo yang kini
jumlah nya semakin banyak dan mungkin akan terus bertambah nanti nya ,
sebagai Inhibitor Korosi.

9
BAB III
PAPARAN DATA PERMASALAHAN

3.1 Perincian Permasalahan Etika dan Bisnis PT. Lapindo Brantas Inc
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur Lapindo, merupakan peristiwa
menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brabtas Inc di Dusun
Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur, Sejak 29 Mei 2006. Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni
Kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan
kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten
Pasuruan) di sebelah selatan. Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter
dari sumur Banjar Panji-1 (BPJ-1), yang merupakan semur eksplorasi gas milik
Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas.
Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di
sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh
dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-
Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwani (jalur pantura timur), serta jalur
kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi. Lumpur
yang keluar bukan merupakan lumpur biasa, lumpur ini sangat berbahaya bagi
kesehatan. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg,
hal ini menyebabkan infeksi pernapasan, iritasi kulit dan juga dapat menyebabkan
kanker. Kandungan fenol yang terdapat di dalam lumpur juga dapat menyebabkan
sel darah merah pecah, jantung berdebar dan gangguan ginjal.
Lapindo Brantas yang waktu itu sedang melakukan kegiatan di dekat
lokasi semburan. Kegiatan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas waktu itu
adalah pengeboran sumur Banjar Panji-1 (BPJ-1) pada awal Maret 2006 kegiatan
tersebut bekerja sama dengan perusahaan kontraktor pengeboran yaitu PT Medici
Citran Nusantara. Pengeboran sumur direncanakan akan digali dengan kedalaman
8.500 kaki atau 2.590 meter untuk bisa mencapai batu gamping. Lalu sumur
tersebut dipasang casing yang bervariasi sesuai dengan kedalaman sebelum
mencapai batu gamping. Awalnya PT Lapindo sudah memasang casing 30 inci
pada kedalaman 150 kaki, 20 inci pada 1.195 kaki, 16 inci pada 2.385 kaki dan

10
13-3/8 incip ada 3.580 kaki. pada saat pengeboran lebih dalam PT Lapindo lupa
memasang casing mereka berencana memasang lagi setelah menyentuh titik batu
gamping , selama pengeboran berlangsung lumpur yang bertekanan tinggi sudah
mulai menerobos atau blow out akan tetapi PT Lapindo masih bisa mengatasi
dengan pompa lumpur dari PT Medici. setelah kedalaman 9.297 kaki akhirnya
mata bor menyentuh batu gamping PT Lapindo mengira target sudah tercapai
namun yang mereka sentuh hanyalah titik batu gamping titik batu gamping
banyak lubang sehingga mengakibatkan lumpur yang digunakan untuk melawan
lumpur dari bawah sudah habis ketika PT Lapindo berusaha menarik bor gagal,
dan akhirnya bor dipotong dan operasi pun dihentikan namun fluida yang
bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sehingga fluida tersebut harus
mencari jalan lain untuk bisa keluar itulah yang menyebabkan penyemburan tidak
hanya terjadi di sekitar sumur melainkan di beberapa tempat oleh karena itu
terjadilah semburan lumpur Lapindo.
Sebelumnya pemerintah telah memberi izin pada PT. Lapindo Brantas Inc
untuk melakukan pengeboran, tujuan pengeboran ini tidak lain adalah untuk
mencari sumber minyak bumi didaerah tersebut. Para ahli geologi percaya bahwa
kasus ini berkaitan dengan gempa Yogyakarta. Menurut buku yang berjudul
“Etika Bisnis dan Profesi, Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya” bahwa Isu
lingkungan hidup merupakan persoalan hubungan antara manusia dengan alam
dan pengaruh tindakan manusia terhadap kerusakan lingkungan baru mulai
disadari pada paruh kedua abad-20 bersamaan dengan pesatnya pertumbuhan
bisnis modern dengan dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Persoalan lingkungan ini sangat penting sekali, bagaimana tidak, lingkungan
adalah tempat banyak orang untuk tinggal, sederhananya adalah rumah bagi
sebagian orang, apabila terdapat permasalahan seperti pencemaran seperti lumpur
lapindo maka terjadi gangguan pada daerah tempat tinggal mereka yang
mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Lumpur lapindo diatas telah diketahui
memiliki bahan beracun seperti asam yang bisa memberikan masalah pada kulit,
selain itu lumpur tersebut juga bisa mencemari air, misal air laut pada saat lumpur
dialirkan ke laut untuk mengurangi atau menguras persediaan lumpur didekat
pusat semburan meskipun semburan masih berlangsung pada saat itu. Sudah

11
seharusnya perusahaan bertanggung jawab atas kejadian ini, meskipun
kecelakaan tetapi menyebabkan kerugian yang sangat besar.
Kerugian ditaksir mencapai 45 Trilyun rupiah, lapindo bersedia membayar
3.8 trilyun rupiah dan tentu saja itu belum cukup untuk menutupi kerugian
msyarakat. Upaya pemerintah untuk mengatasi ini adalah pemerintah mengganti
secara bertahap ganti rugi pada masyarakat terdampak lumpur lapindo dengan
menyerahkan bantuan APBN sebesar 11 trilyun. Uang diatas tentu sangat banyak
untuk dikeluarkan karena kecerobohan suatu perusahaan yang ingin melakukan
pertambangan dengan tidak memperhatikan faktor-faktor yang kemungkinan
terjadi setelah proses pengeboran terhadap tanah di kecamatan Sidoarjo.
Perjanjian yang telah dibuat memutuskan grup Bakrie diwajibkan mengembalikan
dana selambat-lambatnya 4 tahun atau sekitar bulan Juli 2019 dengan bunga 4,8
persen per tahun, jika tidak terpenuhi maka negara berhak menyita aset, tanah dan
bangunan yang telah dijaminkan. Menurut salah satu korban ganti rugi sudah
dibayar 20% oleh PT. Minarak Lapindo Jaya, namun 80%masih macet mulai dari
2009 sampai sekarang.
Perjanjian tersebut sangat penting bagi masyarakat terdampak untuk
mempercepat pembayaran ganti rugi. Perjanjian itu juga sebagai dorongan agar
perusahaan bertanggung jawab secara besar dan supaya nantinya atau kedepannya
lebih berhati-hati lagi dalam melakukan pekerjaan, terutama pertambangan di
dekat area penduduk karena apabila terjadi kesalahan sedikit saja maka akan
terjadi hal yang fatal, seperti lumpur lapindo ini. Panas bumi yang telah
disebutkan diatas merupakan suatu tenaga alam yang dimiliki Indonesia.
Indonesia termasuk negara yang memiliki cadangan panas bumi yang bisa
dikatakan raksasa atau besar. Panas bumi tersebut juga yang diyakini telah
menimbulkan semburan lumpur ini. Lumpur ini sangat panas dan dahulu juga
terdapat korban jiwa karena semburan ini. Semburan kuat keluar dari tanah yang
merupakan tekanan dari bumi atau tenaga yang ada dibawah permukaan bumi
mendorong material ke tempat yang bisa mengeluarkan material secara mudah.

12
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kasus PT, Lapindo Brantas Inc

Lumpur lapindo merupakan salah satu bencana yang pernah terjadi di


Indonesia, bencana tersebut telah menimbulkan banyak kerusakan terutama
bangunan dan sumber air di wilayah tersebut. Kemungkinan kecelakaan ini
disebabkan oleh pengelola tambang atau perusahaan yang kurang teliti dalam
memeriksa struktur alam yang akan dijadikan sebagai objek pengeboran ke dalam
tanah. Bencana ini menyita perhatian publik karena kerugian yang banyak sekali.
Bencana ini berawal dari pengeboran bawah tanah oleh PT. Lapindo dan pada saat
pengeboran terjadi semburan lumpur panas dari dalam tanah dengan debit lumpur
atau air bercampur tanah yang banyak. Teori berdasar dari jurnal terdapat
kemungkinan hubungan antara gempa Yogyakarta dengan lumpur ini yang
berkaitan dengan panas bumi. Lingkungan hidup perlu penjagaan yang ekstra
karena manusia juga akan berhubungan langsung setiap saat baik sebagai tempat
tinggal, mencari makan dan lain-lain. Perlu tentang kelestarian lingkungan yang
akhir-akhir ini banyak yang melupakannya. Bumi sebagai tempat tinggal manusia
dan terdapat manusia yang hidup secara sosial dengan manusia lainnya sangat
bergantung pada sumber daya alam didalamnya. Perlu adanya keseimbangan
dalam perawatan alam karena dengan ketidakseimbangan alam akan
mempengaruhi kehidupan semua makhluk hidup. Bumi sebagai tempat tinggal
semua makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuhan . Hal tersebut
mengingatkan betapa pentingnya lingkungan ini untuk semua makhluk hidup.
Kesimbangan alam perlu dijaga terutama sumber daya alam yang sangat
berkaitan pada kehidupan di bumi. Sumber daya alam di Indonesia adalah sesuatu
yang mahal karena tidak semua negara mempunyai sumber daya alam yang
melimpah. Ekosistem yang memiliki keseimbangan akan berdampak baik pada
kehidupan, maka dari itu manusia harus sadar tentang keseimbangan lingkungan
yang telah menghidupi lewat bahan pangan dan bahan lainnya. Akibat asumsi dan
prinsip ekonomi manusia akan menggunakan berbagai cara untuk memuaskan
keinginannya tersebut, sekalipun harus mengorbankan lingkungan hidup demi

13
mengejar laba yang besar bagi perusahaan dan menimbulkan kesengsaraan di
masyarakat akibat perilakunya tersebut.
Pemerintah dan perusahaan pada saat itu berusaha untuk memberi ganti
rugi kepada masyarakat sekitar yang terdampak. Kenyataannya setelah lama kasus
tersebut bermula masyarakat terdampak banya yang belum menerima ganti rugi.
Media-media saat itu menyatakan bahwa masyarakat menginginkan bantuan obat-
obatan dan pakaian. Kecelakaan ini menimbulkan luka di hati masyarakat sekitar
karena rumahnya terendam lumpur. Kerugian ditaksir mencapai 45 Trilyun
rupiah, lapindo bersedia membayar 3.8 trilyun rupiah dan tentu saja itu belum
cukup untuk menutupi kerugian msyarakat. Upaya pemerintah untuk mengatasi
ini adalah pemerintah mengganti secara bertahap ganti rugi pada masyarakat
terdampak lumpur lapindo dengan menyerahkan bantuan APBN sebesar 11
trilyun. Uang diatas tentu sangat banyak untuk dikeluarkan karena kecerobohan
suatu perusahaan yang ingin melakukan pertambangan dengan tidak
memperhatikan faktor-faktor yang kemungkinan terjadi setelah proses pengeboran
terhadap tanah di kecamatan Sidoarjo. Perjanjian yang telah dibuat memutuskan
grup Bakrie diwajibkan mengembalikan dana selambat-lambatnya 4 tahun atau
sekitar bulan Juli 2019 dengan bunga 4,8 persen per tahun, jika tidak terpenuhi
maka negara berhak menyita aset, tanah dan bangunan yang telah dijaminkan.
Menurut salah satu korban ganti rugi sudah dibayar 20% oleh PT. Minarak
Lapindo Jaya, namun 80%masih macet mulai dari 2009 sampai sekarang.
Masyarakat banyak yang kehilangan pekerjaan dan ternak karena lumpur tersebut
telah melahap harta mereka.
Rupanya hingga saat ini pun masyarakat masih banyak yang belum
menerima ganti rugi akibat masalah lumpur lapindo ini pasalnya sudah 14 tahun
berlalu sejak semburan pertama kali menyembur di wilayah kecamatan Porong,
kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Pemerintah adalah pemimpin sekaligus
yang wajib mengayomi masyarakatnya apabila terjadi sesuatu yang diluar dugaan
untuk mengendalikan situasi negara baik itu bencana alam maupun hal tak terduga
lainnyayang bisa berdampak buruk pada masyarakat khususnya di Indonesia.
Pemerintah dalam menjalankan amanahnya tidak boleh membedakan mana yang
harus dibantu mana yang tidak perlu dibantu, itu tidak boleh, semua harus rata

14
karena Indonesia adalah negara pancasila yang memiliki beragam perbedaan baik
suku, agama maupun ras.
Perusahaan dirasa perlu dalam pertanggung jawaban secara lebih sampai
kasus ini tuntas dan ganti rugi terbayarkan semuanya sebagai kode etik
perusahaan yang telah menyebabkan kasus ini. Memang manusia seakan tidak
pernah merasa puas dengan apa yang telah didapat, walaupun itu sudak lebih dari
cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Pola pikir manusia perlu adanya
perubahan mengenai kebutuhan pribadi (perusahaan) dengan kepentingan
masyarakat banyak. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak banyak orang yang jadi
korban dengan demi kepentingan pribadi. Bisnis perlu mempertimbangkan orang
banyak karena bisnis disamping mendapat keuntungan juga perlu mengutamakan
keramahan dalam berbisnis aar menjadi berkah. Sebagian manusia memang perlu
berfikir tentang pelestarian alam disamping usaha atau bisnisnya yang
kemungkinan bisa merusak ekosistem.

4.2 Pengaruh kasus PT. Lapindo Brantas Inc terhadap Kode Etik dan Bisnis
Lingkungan Hidup

Di dalam buku etika bisnis dan lingkungan hidup, hubungan antara bisnis
dan lingkungan hidup sangat lah erat. Asumsi manusia yang kebutuhannya tidak
terbatas sementara sarana pemuas kebutuhan itu terbatas, akhirnya secara
sederhana manusia ingin memperoleh hasil cepat dengan waktu yang singkat
dengan pengorbanan yang kecil dan modal yang kecil tapi untung besar dan
kebutuhan yang tak terbatas itu terus terpenuhi. Umumnya manusia menginginkan
seperti itu, tapi akibat keserakahan tersebut sumber daya alam dikeruk habis tanpa
memperdulikan keberlangsungan generasi masa depan. Hal ini membuat manusi
kehilangan akhlak luhur, moral, etika dan juga tidak lagi memikirkan yang lain.
Hanya fokus pada keserakahannya, bukti nytanya adalah berbagai macam
musibah dan bencana alam yang terjadi akibat ulah manusia sendiri yang serakah
dan tidak bertanggung jawab.
Salah satu contoh nya adalah yang terjadi pada PT Lapindo Brantas Inc,
apa pengaruhnya terhadap kode etik bisnis dan lingkungan hidup. Sebelum

15
membahasa lebih lanjut, mari mencari tahu beberapa hal penting tentang Lumpur
Lapindo dan PT Lapindo Brantas Inc.

Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak


Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses
pengeboran minyak dan gas bumi di Indonesia. Sejak 29 Mei 2006 nama PT
Lapindo Branta Inc mencuat karena kasus menyemburnya lumpur panas akibat
kesalahan pengeboran yang dilakukan oleh perusahaan dan mengakibatkan
ratusan hektar lahan terendam Lumpur panas.
Lapindo Brantas yang waktu itu sedang melakukan kegiatan di dekat
lokasi semburan. Kegiatan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas waktu itu
adalah pengeboran sumur Banjar Panji-1 (BPJ-1) pada awal Maret 2006 kegiatan
tersebut bekerja sama dengan perusahaan kontraktor pengeboran yaitu PT Medici
Citran Nusantara. Pengeboran sumur direncanakan akan digali dengan kedalaman
8.500 kaki atau 2.590 meter untuk bisa mencapai batu gamping. Lalu sumur
tersebut dipasang casing yang bervariasi sesuai dengan kedalaman sebelum
mencapai batu gamping. Awalnya PT Lapindo sudah memasang casing 30 inci
pada kedalaman 150 kaki, 20 inci pada 1.195 kaki, 16 inci pada 2.385 kaki dan
13-3/8 incip ada 3.580 kaki. pada saat pengeboran lebih dalam PT Lapindo lupa
memasang casing mereka berencana memasang lagi setelah menyentuh titik batu
gamping , selama pengeboran berlangsung lumpur yang bertekanan tinggi sudah
mulai menerobos atau blow out akan tetapi PT Lapindo masih bisa mengatasi
dengan pompa lumpur dari PT Medici. setelah kedalaman 9.297 kaki akhirnya
mata bor menyentuh batu gamping PT Lapindo mengira target sudah tercapai
namun yang mereka sentuh hanyalah titik batu gamping titik batu gamping
banyak lubang sehingga mengakibatkan lumpur yang digunakan untuk melawan
lumpur dari bawah sudah habis ketika PT Lapindo berusaha menarik bor gagal,
dan akhirnya bor dipotong dan operasi pun dihentikan namun fluida yang
bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sehingga fluida tersebut harus
mencari jalan lain untuk bisa keluar itulah yang menyebabkan penyemburan tidak
hanya terjadi di sekitar sumur melainkan di beberapa tempat oleh karena itu
terjadilah semburan lumpur Lapindo.

16
Dari uraian diatas dapat di katakan bahwa pengaruh Lumpur Panas
Lapindo sangat kuat dan sangat serius untuk di tangani, bukan hanya perusahaan
terkait namun pemerintah juga harus turun tangan membantu menangani masalah
tersebut, karena dampak yang ditimbukan tidak lah main-main dan tentu sangat
berbahaya dan merugikan banyak pihak.

Dampak luapan lumpur Lapindo.

1. Sebanyak 16 desa di 3 Kecamatan terendam lumpur, sebanyak 25.000


jiwa mengungsi, 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah
ibadah terendam Lumpur.
2. Lahan dan ternak yang terkena dampak luapan lumpur lapindo hingga
Agustus 2006 antara lain : Lahan tebu seluas 25,601 Ha di Renokenongo ,
Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,309 Ha di Siring,
Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan
penjarakan Jabon; serta 1605 ekor unggas, 30 ekor kambing , 2 sapi dan 7
ekor kijang.
3. Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas
produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja tercatat 1.873 orang tenaga
kerja yang terkena dampak lumpur ini.
4. Ttempat kantor pemerintahan juga tak dapat berfungsi lagi dan para
pegawai juga terancam tidak bekerja.
5. Banyaknya sarana pendidikan yang juga tidak dapat beroperasi karena
gedung-gedung sekolah terendam lumpur. 18 sekolah rusak, 7 diantaranya
sekolah negeri.
6. 1.810 tempat tinggal rusak (Jatirejo 480, Renokenongo 428, Siring 142,
Besuki 170 dan Kedungbendo 590)
7. areal persawahan dan tak kurang 600 hektar lahan yang terendam
8. pipa PDAM Surabaya yang pqatah akibat tanah yang ambles disebabkan
semburan lumpur panas yang terus menerus
9. pipa gas Pertamina yang meledak akibat penurunan tanah karena tekanan
lumpur dan juga sekitar 2,5 kilometer pipas gas terendam.
10. sebuah SUTET milik PT PLN dan seluruh jarinagn telepon di empat desa
serta satu jembatan di jalan raya Porong tidak dapat difungsikan lagi.

17
11. berubahnya suhuh udara yang semakin panas dan juga aroma lumpur yang
sangat menyengat tentu mengganggu warga sekitar
12. pencemaran air, yang mengakibatkan air jadi tidak layak konsumsi warga
kesulitan untuk mencari sumber air yang bersih, meskipun ada maka harus
di bayar malah.
Banyak yang menganggap kejadi ini disebabkan oleh bencana alam,
ilmuan jerman Miller(2014) mengatakan bahwa penyebab semburan lumpur
panas yang terjadi di Sidoarjo penyebabnya memang alamiah, September 2009,
Sidang Paripurna DPR mengukuhkan penyebab semburan Lapindo ialah faktor
bencana alam(Utami Diah Kusumawati, CNN 2015). Tapi ternyata banyak juag
para peneliti yang mengungkapakan hal sebaliknya, Besarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh ilmuwan dari berbagai Negara, menyimpulkan bahwa luapan
lumpur adalah akibat dari proses pengeboran eksplorasi gas yang dilakukan PT
Lapindo Brantas. Tim yang dipimpin oleh Richard Davies dari Universitas
Durham Inggris menyatakan data yang dirilis Lapindo yang menjadi dasar bukti
baru timnya bahwa pengeboran menyebabkan Luapan Lumpur.

" kami menemukan laporan harian salah satu titik pengeboran yang menyatakan
Lapindo sempat memompakan kembali lumpur galiannya untuk menghentikan
luapan lumpur, upaya itu menunjukkan beberapa keberhasilan dan membuat
luapan lumpur melambat," ujar Davies.

Dari data tersebut Davies dan timnya menemukan bukti baru. Fakta bahwa luapan
lumpur melambat menjadi bukti bahwa lubang pengeboran memang
terhubungdengan sumber luapan lumpur. Hal ini diperkuat oleh ungkapan anggota
tim asal Universitas Curtin Australia, Mark Tingay yang menyatakan bahwa
luapan lumpur diakibatkan oleh gempa bumi (yang menurut Pihak Lampido
sebagai pemicu semburan lumpur) adalah tidak masuk akal, gempa bumi yang
diklaim sebagai penyebab utama luapan lumpur hanya memiliki dampak sepele.
Alasannya gempa bumi terjadi di Yogyakarta 2 hari sebelum lumpur meluap dan
jauh dari lokasi luapan lumpur yakni sekitar 250 km di sebelah barat daya titik
luapan.

18
Melalui serangkaian konferensi internasional yang diselenggarakan oleh
pihak yang netral diperoleh hasil akhir bahwa kesalahan operasi Lapindo
dianggap para ahli sebagai penyebab semburan lumpur panas di Sidoarjo. Namun
pihak lapindo dan juga beberapa geolog bersikukuh bahwa penyebab semburan
lumpur adalah gempa yang terjadi di Yogyakarta. (Mahardika, 2014). Menurut
pasal 187 dan pasal 188 KUHP dan UU No 23/1997 pasal 41 ayat 1 dan pasal 42
tentang pencemaran lingkungan.

Secara kode etik bisnis, tentu hal yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantar
Inc sangat melanggar kode etik bisnis, apa yang mereka lakukan menyebabkan
banyak pihak dirugikan, banyak orang yang menjadi korban dan tentu saja sikap
mereka yang sampai saat ini tidak segera melunasi biaya ganti rugi yang menjadi
tanggung jawab mereka mencerminkan betapa tidak bertanggung jawabnya PT
Lapindo Brantas Inc, mereka jelas melanggar etika dengan mengeksplor secara
berlebihan sumber daya yang ada dan lalai, hingga menyebabkan terjadinya
Luapan Lumpur Panas. Terlebih apa yang mereka perbuat bukan hanya merugikan
orang-orang namun juga merusak lingkungan sekitar. Kerusakan yang terjadi juga
sangat parah sehingga apa yang mereka lakukan merupakan kesalahan yang
sangat fatal, dan tentu saja itu melanggra kode etika bisnis sebagai mana mesti
nya. dalam buku Etika Bisnis manusia dan alam merupakan satu kesatuan,
manusia membutuhkan alam untuk bertahan hidup dan harus nya manusia
menjaga alam agar bertahan lebih lama dan menggunakannya seperlu nya.

Seharusnya jika Pemerintah dan PT Lapindo Brantas Inc lebih serius


menanggapi masalah ini, lebih mendalami dan mencari tahu bagaimana
menangani Lumpur yang terus bertambah seharusnya pasti bisa. Beberapa
penelitian di lakukan oleh para akademisi dan para penggiat lingkungan , salah
satu temuan akademisi yang mungkin bisa digunakan untuk memanfaatkan
lumpur Lapindo adalah menjadi sumber silika di Indonesia. Jurnal yang di tulis
oleh Ahmad Fauzan Adziimaa di e-jurnal teknik ITS mengungkapkan bahwa
Lumpur Lapindo mempunyai potensi yang cukup besar untuk dijadikan sebagai
sumber silika di Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa natrium
silikat dari silika lumpur Lapindo sebagai inhibitor korosi. Sintesis natrium silikat
dilakukan dengan mereaksikan silika hasil ekstraksi dengan natrium hidroksida

19
(NaOH) 7M. Pengujian efisiensi inhibitor natrium silikat dilakukan pada larutan
lumpur Lapindo suhu 100oC dan larutan garam NaCl 3,5% suhu kamar. Sampel
uji korosi yang digunakan adalah nodular ductile cast iron yang biasa digunakan
pada pipa air. Hasil eksperimen dengan uji XRD menunjukkan bahwa silika hasil
ekstraksi adalah berbentuk amorf. Pengujian FTIR menunjukkan natrium silikat
memiliki gugus fungsi  Si-O(Na)  dan O-Si-O yang muncul pada bilangan
gelombang 954,44 cm-1 dan 876,63 cm-1. Hasil uji korosi menunjukkan efisiensi
optimal sebesar 60,73% dalam larutan lumpur Lapindo dan 42,37% dalam larutan
NaCl 3,5%. Penambahan natrium silikat hingga 6 ml dan 4 ml dapat efektif
menurunkan laju korosi pada pipa ductile cast iron dalam larutan lumpur Lapindo
dan NaCl 3,5%.

4.3 Upaya Penyelesaian Kasus PT. Lapindo Brantas Inc


Berbagai macam cara dilakukan untuk menghentikan semburan lumpur
panas tersebut, dari kajian pustaka ada referensi milik Muhammad Mahardika
yang menjelaskan tentang 3 skenario untuk menghentikan semburan lumpur,
skenario pertama yaitu menggunakan snubbing unit yaitu usaha untuk
menemukan rangkaian mata bor yang dulunya digunakan untuk mengebor sumur
yang sekarang mengeluarkan Lumpur panas, pada kedalaman 2.991 kaki
ditemukan rangkaian bor dan sudah dicoba untuk didorong dan masuk ke dalam
dasar sumur namun ternyata usaha itu tidak bisa dan sia-sia, karena snubbing unit
gagal mendorong mata bor tersebut sampai ke dasar sumur. Skenario kedua yaitu
dengan cara melakukan pengeboran miring untuk menghindari mata bor yang
tertinggal di dalam sumur, proses dilakukan dengan menggunakan ring milik PT
Pertamina, namun ternyata cara ini belum juga bisa mengatasi bencana lumpur
Lapindo, rencana ini gagal karena ditemukan terjadinya kerusakan selubung di
beberapa kedalaman antara 1.060 sampai 1.500 kaki serta terjadinya pergerakan
lateral di lokasi pemboran BJP-1. Skenario ketiga yaitu dengan cara pemadaman
lumpur dengan membuat tiga sumur baru, pertama sekitar 500 meter di Barat
Daya sumur Banjar Panji-1, kedua 500 meter barat laut sumur Banjar Panji-1,
ketiga timur laut dari sumur Banjar Panji-1 namun hingga saat ini cara ini masih
belum berhasil.

20
Hingga akhirnya Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono
menandatangani surat keputusan pembentukan Tim Nasional penanggulangan
semburan lumpur di Sidoarjo yaitu Keppres nomor 13 tahun 2006 yang mana di
dalamnya disebutkan Tim akan dibentuk untuk menyelamatkan penduduk di
sekitar lokasi bencana , menjaga infrastruktur dasar dan menyelesaikan masalah
semburan lumpur dengan resiko lingkungan yang paling kecil. Tim ini dipimpin
oleh Basuki Hadi Muljono, kepala badan penelitian dan pengembangan
departemen pekerjaan umum dengan tim pengarah sejumlah menteri yang diberi
mandat selama 6 bulan. seluruh biaya untuk pelaksanaan ini dibebankan pada PT
Lapindo Brantas. Namun ternyata tim ini belum bias juga menyelesaikan
permasalahan luapan lumpur lapindo meskipun telah menghabiskan anggaran
biaya sebesar 900 miliar. Peningkatan volume semburan lumpur yang awalnya
5.000 M3 per hari menjadi 126.000 M3 per hari, membuat pemerintah dengan
cepat berusaha mengambil keputusan karena takut tanggul akan jebol akibat
volume lumpur yang terus meningkat. Keputusan untuk membuang semburan
lumpur Lapindo ke pantai pun menjadi pilihan terakhir namun banyak pihak
menolak rencana ini, karena lumpur Lapindo berpotensi merusak produksi tambak
pada lahan akan dijadikan tempat pembuangan Lumpur. Dan nantinya hanya akan
merusak ekosistem laut.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 SIMPULAN
Apa yang di lakukan PT Lapindo Brantas Inc tentu tangat melanggar kode
etik, tindakan mereka yang lalai mengakibatkan banyak kerugian dan kerusakan
ekosistem lingkungan hidup sekitar. Sikap mereka yang melakukan eksploitasi
berlibahan membuat kerusakan yang tambah besar bagi lingkungan dan sekitar.
Sikap mereka yang juga terkesan sangat tidakl bertanggung jawab sangat tidak
sesuai dengan kode etik, citra mereka yang buruk hanya menambah kesan tidak
baik pada perusahaan. Padahal banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk
merapakan standar etika dan moral juga kepekaan terhadap sosial yang tinggi ,
sehingga mereka mempunyai tempat tersendiri di hati konsumen. Dough Lennik
dan Fred Kiel dalam bukunya berjudul Moral Intellegence mengungkapkan bahwa
perusahaan-perusahaan yang memiliki pemimpin dengan standar etika , moral dan
kepekaan terhadap sosial terbukti sukses dalam jangka panjang. Hal ini
membuktikan bahwa keberlangsungan perusahaan sangat di pengerahui oleh etika
berbinis, terlebih perhatian kepada lingkungan hidup sekitar yang menjadi sumber
utama kita dalam berbisnis.

5.2 SARAN
Pemerintah dan PT Lapindo Brantas Inc lebih seerius lagi dalam
menangani kompensasi yang harusnya diterima oleh warga sekitar yang terkena
dampak dari luapan lumpur panas tersebut, dan juga mencari cara agar luapan
lumpur dapat di hentikan atau di minimalisir. Mungkin untuk saat ini sulit
menghentikan sumber keluarnya lumpur panas, tapi banyak cara untuk
memanfaatkan lumpur yang banyak itu dan dijadikan sumber mata pencaharian
baru warga sekitar dan dijadikan pemanfaatan bagi pemerintah juga. Satu lagi
penemuan dari para akademis untuk memanfaatkan Lumpur Panas yaitu
“Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai Bahan Subtitusi Semen dalam Pembuatan
Bata Beton Pejal” yang ditulis oleh Ngk. Made Anom Wiryasa dan Wayan
Sudarsana Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,
Denpasar Bali. Dan masih banyak lagi penemuan-penemuan yang seharusnya jika

22
dikembangkan akan menajadi sumber komuditas penghasilan baru bagi
masyarakat.

23
DAFTAR RUJUKAN

Pratikto, Heri. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. (Buku Ajar). Malang: FE-UM.

Agoes, Sukirno & Ardana, I Cenik. 2009. Etika Bisnis dan Profesi: Tantanga
Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba empat

Jpnn.com. 14 Tahun Berlalu Warga Terdampak lumpur lapindo Belum Terima


Ganti rugi, (Online), (https://www.jpnn.com/news/14-tahun-berlalu-
warga-terdampak-lumpur-lapindo-belum-terima-ganti-ru / Diakses 7
Februari 2020)
Bosman,Von. 2013.mweltzerstorung oderschwere Menschenrechtsverletzungen,
(Online), (https://www.academia.edu/9180443/Umweltzerst
%C3%B6rung_oder_schwere_Menschenrechtsverletzungen_der_Fall_de
r_lapindo-Schlammkatastrophe / Diakses 7 februari 2020)
Ramawanda, Aria. Kasus lumpur Lapindo, (Online),
(https://www.academia.edu/9180443/Umweltzerst
%C3%B6rung_oder_schwere_Menschenrechtsverletzungen_der_Fall_de
r_lapindo-Schlammkatastrophe / Diakses 7 Februari 2020)
Adziima, Ahmad Fauzan. Sintesis Natrium Silikat dari Lumpur Lapindo sebagai
Ihibato Korosi, (Online),
(https://www.academia.edu/11904600/Kasus_Lumpur_Lapindo_-
_Materi_Etika_Bisnis_dan_Tanggung_Jawab_Sosial / diakses 8 Februari
2020)
Nugraha, Justin Rexanindita. 2013. Karakteristik Termal Briket arang ampas tebu
dengan variasi bahan Perekat Lumpur Lapindo, (Online),
(http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/3533 / diakses 8
Februari 2020)
Kusumawati, Diah Utami. 2015. Sudah ditetapkan DPR Bencana Alam Lapindo
tak bisa dipidana, (Online),
(http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9013 / diakses 8 Februari
2020)

24
25

Anda mungkin juga menyukai