Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


1. Sejarah Singkat Perusahaan

Gambar 4.1.
Foto Tampak Depan Tunas Toyota Bintaro Body & Paint

(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Tunas Toyota Bintaro merupakan salah satu dealer dari PT. Tunas Ridean Tbk

yang didirikan pada tahun 1995 berlokasi di jalan RC Veteran No. 24 Bintaro

Jakarta Selatan, yang bergerak dibidang otomotif penjualan kendaraan roda empat

dan juga layanan purna jual berupa jasa service dan body & paint. Dengan motto

“Kepuasan pelanggan adalah tujuan utama kami”, Tunas Toyota Bintaro tidak

hanya menjadi pemain dalam industri otomotif, yang hanya mementingkan

keuntungan perusahaan semata namun lebih mementingkan kepuasan yang dapat

diberikan kepada pelanggannya. Hal ini merupakan salah satu strategi yang menjadi

kunci utama dalam segala aktivitas yang dilakukannya.

42

http://mercubuana.ac.id/
43

Dengan di bukanya dealer Tunas Toyota di Bintaro ini, dengan harapan ingin

lebih memperluas jangkauannya dan ingin membantu masayrakat di daerah Jakarta

Selatan khususnya di daerah Bintaro untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam

kendaraan roda empat. Untuk kondisi di Indonesia bahkan di dunia, pada umumnya

konsumen sudah mengetahui merek Toyota, yang merupakan perusahaan otomotif

yang terus maju dan semakin berkembang.

Bila dilihat dari lokasinya, Tunas Toyota Bintaro memiliki lokasi yang sangat

strategis karena daerah Bintaro dan sekitarnya memiliki kepadatan penduduk yang

cukup tinggi sehingga peluang untuk meningkatkan penjualan dan layanan purna

jual di daerah ini. Tunas Toyota Bintaro secara divisi terbagi atas dua bagian yaitu

Divisi Sales atau penjualan unit kendaraan baru dan Divisi After Sales Service atau

pelayanan purna jual untuk bagian service mesin dan perbaikan Body & Paint.

2. Struktur Organisasi dan Fasilitas

Tunas Toyota Bintaro Body & Paint memberikan bentuk pelayanan berupa

pelayanan jasa perbaikan Body & Paint untuk klaim asuransi ataupun personal dan

penjualan spare part beserta bahan. Untuk mendukung aktivitas operasionalnya,

struktur organisasi Tunas Toyota Bintaro Body & Paint terdiri atas 53 orang tenaga

kerja dengan rincian 1 orang Kepala Bengkel (Service Head), 3 orang SA (Service

Advisor), 2 orang SA Admin (Service Advisor Admin), 3 Orang Foreman atau

controller, 2 orang QC Staff (Quality Control Staff), 35 Technician Outsource, 2

orang Partman, 1 orang Tools Keeper, 1 petugas PIC Booking Service dan 3 orang

Petugas Administrasi.

http://mercubuana.ac.id/
44

Kemudian untuk mendukung aktivitas produksinya, Tunas Toyota Bintaro

Body & Paint ditunjang dengan fasilitas equipment berupa stall berjumlah 14 stall

dengan pembagian, yaitu 2 stall panel repair (pengetokan), 2 stall putty

(pendempulan), 1 stall surfacer (perataan permukaan), 2 spraybooth (ruang

pengecatan), 2 stall pemolesan, 2 stall masking, dan 2 stall re-assembly

(pemasangan).

3. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Tunas Ridean Tbk berpegang teguh untuk terus menciptakan produk-

produk yang inovatif dan memenuhi kepuasan pelanggan maka dalam

menjalankan usahanya memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Menjadi perusahaan otomotif paling invatif di Indonesia dengan

menciptakan pengalaman mengesankan disetiap interaksi dengan

pelanggan.

b. Misi

1) Memberikan pengalaman peace of mind bagi konsumen.

2) Menciptakan pertumbuhan berkelanjutan melalui operasional yang

progresif.

3) Mengembangkan sumber daya manusia dalam membangun

kepemimpinan yang kuat.

4) Menciptkan pertumbuhan yang bernilai bersama mitra bisnis strategis.

5) Membuat perbedaan yang positif dimanapun Tunas berada.

http://mercubuana.ac.id/
45

4. Aktivitas Perusahaan

Berdasarkan visi dan misi, perusahaan selalu berusaha untuk memberikan

yang terbaik bagi karyawan dari sisi material maupun non material. Salah

satunya adalah membuat aktivitas yang bergunan untuk memberikan motivasi

dalam bekerja dan meningkatkan persaingan kinerja di lingkungan perusahaan

serta mungkin dapat menangani ancaman agar dapat bertahan dari persaingan

pasar. Aktivitas perusahaan sebagai berikut:

a. Memberikan Penghargaan

Penghargaan diberikan kepada seseorang karyawan yang berhasil

menjalankan pekerjaannya dengan baik dan dapat mencapai target personal

yang ditentukan. Tujuan pemberian penghargaan itu sendiri adalah tanda

apresiasi dari perusahaan dan menaikkan motivasi karyawab yang lain.

Dengan adanya persaingan kinerja yang sehat, maka suasana kerja menjadi

lebih kompetitif dan produktif. Berikut foto aktivitas perusahaan:

Gambar 4.2.
Foto Penghargaan Karyawan Teladan

(Sumber: Dokumentasi Penulis)

http://mercubuana.ac.id/
46

b. Acara Kebersamaan

Demi meningkatkan kebersamaan antar karyawan, solidaritas, dan

silaturahmi yang lebih hangat, maka perusahaan menggelar kegiatan

employee happiness. Employee happiness adalah sebuah kegiatan makan

bersama dalam rangka bersyukur atas hasil pencapaian target berjalan

dengan baik. Tujuannya agar karyawan dapat menjaga keberlangsungan

proses yang sudah berjalan. Berikut foto aktivitas perusahaan:

Gambar 4.3.
Foto Acara Makan Bersama

(Sumber: Dokumentasi Penulis)

c. Dukungan Manajemen

Dukungan yang diberikan manajemen puncak merupakan faktor yang

penting dalam mencapai kesuksesan segala aktivitas dan juga proses

produksi yang berjalan. Jika manajemen puncak dapat memberikan

dukungan penuh dalam pelaksanaan proses produksi dan dukungan tersebut

dapat diterima oleh seluruh karyawan, maka hal tersebut secara tidak

http://mercubuana.ac.id/
47

langsung akan memberikan semangat untuk fokus terhadap menghasilkan

pekerjaan yang terbaik untuk mencapai tujuan perusahaan. Berikut foto

aktivitas dari kunjungan manajemen:

Gambar 4.4.
Foto Kunjungan dari Manajemen

(Sumber: Dokumentasi Penulis)

d. Knowledege Sharing

Knowledge Sharing merupakan kegiatan yang berfungsi untuk berbagi

informasi dengan cara presentasi atau diskusi mengenai rencana dan tujuan

perusahaan dalam beberapa periode selanjutnya. Foto kegiatan knowledge

sharing perusahaan sebagai berikut:

Gambar 4.5.
Foto Meeting Karyawan

(Sumber: Dokumentasi Penulis)

http://mercubuana.ac.id/
48

5. Proses Produksi Body & Paint

Gambar 4.6.
Alur Proses Produksi Body & Paint

Preparation
Dis-Assembly Panel Repair • Putty Painting
• Surfacer

Final
Re-Assembly Polishing
Inspection

(Sumber: Penulis)

a. Dis-Assembly

Dis-assembly adalah proses pembongkaran atau pelepasan panel dan spare

part pada kendaraan yang akan diperbaiki atau diganti.

b. Panel Repair

Panel repair adalah proses yang dilakukan untuk memperbaiki panel yang

rusak/penyok maupun penggantian panel.

c. Preparation

Preparation terdiri dari 2 tahapan, yaitu Putty dan Surfacer. Putty adalah

proses pendempulan panel yang sudah di repair dari proses sebelumnya. Tahap

selanjutnya dilakukan penyemprotan cat dasar (surfacer) yang berfungsi untuk

menutupi lapisan dempul dan memperkuat lapisan cat. Terakhir pengamplasan

permukaan yang bertujuan agar area panel panel yang dilakukan preparation

memiliki kerataan yang sama.

http://mercubuana.ac.id/
49

d. Painting

Painting adalah proses utama dalam pengerjaan Body & Paint karena pada

proses ini akan terlihat perbedaan sebelum kendaraan di repair dan sesudah

kendaraan di repair. Terdapat 3 lapisan yang diterapkan pada panel yang dicat,

yaitu Base Coat, Top Coat, dan Clear Coat (Varnish).

e. Re-Assembly

Kebalikan dari Dis-Assembly, Re-Assembly adalah proses pemasangan

kembali panel yang diperbaiki dan spare part yang dilepas maupun yang

diganti. Dalam proses ini sangat diperlukan ketelitian dan harus hati-hati karena

pada proses ini menentukan kerapihan dari hasil perbaikan.

f. Polishing

Kendaraan yang sudah selesai perbaikan akan dilakukan pemolesan pada

panel yang dicat. Proses ini bertujuan agar kendaraan terlihat lebih mengkilap

dan permukaan yang diperbaiki menjadi halus.

g. Final Inspection

Final Inspection merupakan proses terakhir dari rangkaian proses

perbaikan Body & Paint. Sebelum masuk ke proses ini, kendaraan akan

dilakukan treatment finishing, yaiti sebuah Service Plus yang diberikan untuk

menjamin kepuasan customer. Pada proses Final Inspection, faktor kebersihan

dan hasil perbaikan sangat diperhatikan. Kendaraan dapat diserahkan ke

customer bila telah melewati proses quality control.

http://mercubuana.ac.id/
50

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Six Sigma dengan tahapan

Define, Measure, Analyze untuk mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya

redo paint pada proses painting dan tahapan Improve dan Control untuk

mengurangi redo paint tersebut. Analisis hasil penelitian sebagai berikut:

1. Define

Define merupakan tahap mengidentifikasi masalah dan menemukan akar

masalah. Mendefinisikan masalah yang terjadi atau menemukan jenis defect

painting yang menyebabkan aktivitas redo paint .Pada tahap ini dilakukan

breakdown jenis defect painting yang menjadi penyebab 438 unit mengalami redo

paint. Tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1.
Jenis Defect Painting Penyebab Redo Paint

Jumlah Persentase
No Deffect Painting
(unit) (%)
1 Matting 36 8%
2 Orange Peel 110 25%
3 Pimhole 53 12%
4 Runs 165 38%
5 Seeds 74 17%
Total 438 100%

(Sumber: Data Quality Control, 2019)

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2019, terdapat 5 jenis defect

painting yang menjadi penyebab dari redo paint. Hasil perhitungan menampilkan

http://mercubuana.ac.id/
51

persentase rata-rata pada setiap bulannya dari masing-masing defect painting yang

terjadi pada proses pengecatan body repair. Tahapan yang pertama dari define pada

metode six sigma, yaitu mendefinisikan masalah–masalah standar kualitas atau

mendefinisikan sumber masalah dari defect painting yang menjadi sumber utama

masalah yang mempengaruhi kualitas pengecatan body repair dan kemudian

menyebabkan aktivitas redo paint. Lima jenis defect painting yang menyebabkan

aktivitas redo paint, yaitu matting, orange peel, pimhole, runs, dan seeds yang dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Matting

Low gloss, matting atau lebih dikenal dengan sebutan cat kering adalah

jenis defect yang mengakibatkan hilangnya kekilapan lapisan film cat setelah

proses pengeringan. Kejadian tersebut akan membuat lapisan film cat terlihat

memudar dan tidak menampakan kekilapan/gloss dikarenakan warna dari cat

mengering. Berikut contoh defect matting:

Gambar 4.7.
Contoh Defect Matting

(Sumber: Arsip Quality Control)

http://mercubuana.ac.id/
52

b. Orange Peel

Merupakan jenis defect yang berupa lapisan film cat yang tidak rata dan

menyerupai kulit jeruk yang dsebabkan oleh kasarnya butiran yang kurang

teratomisasi dengan baik. Defect ini terbentuk apabila lapisan film cat

mengering terlalu cepat sebelum selesainya perataan (kegagalan tetesan cat

menyatu di permukaan). Berikut contoh defect orange peel:

Gambar 4.8.
Contoh Defect Orange Peel

(Sumber: Arsip Quality Control)

c. Pinhole

Defect pinhole merupakan jenis defect yang berupa lubang-lubang kecil

seperti lubang jarum pada permukaan lapisan base coat yang terjadi karena

pemanasan yang terlalu cepat. Apabila permukaan lapisan base coat mengering

dan keras sebelum solvent di dalam lapisan clear coat menguap, maka solvent

yang terperangkap dipaksa untuk meletup melalui lapisan clear coat dan

http://mercubuana.ac.id/
53

meninggalkan lubang kecil (pinhole) setelah lapisan film cat mengering dengan

sempurna. Berikut contoh defect pinhole:

Gambar 4.9.
Contoh Defect Pinhole

(Sumber: Arsip Quality Control)

d. Runs

Jenis defect yang berupa cat meleleh atau runs seperti gambar berikut:

Gambar 4.10.
Contoh Defect Runs

(Sumber: Arsip Quality Control)

http://mercubuana.ac.id/
54

Pada Gambar 4.10. merupakan contoh jenis defect runs dengan kondisi

terjadinya perbedaan ketebalan permukaan antara lapisan film cat secara

berlebihan di beberapa bagian area permukaan pada lapisan film cat. Cat

meleleh disebabkan oleh terlalu banyak cat yang menempel ke permukaan.

Kejadian ini sering ditemukan pada permukaan yang berbentuk tegak dan

menyudut.

e. Seeds

Jenis defect ini disebabkan oleh partikel debu (debu cat) yang menempel

ketika proses pengecatan sedang berlangsung. Hal itu dapat terjadi karena

dalam waktu yang bersamaan saat lapisan base coat masih dalam keadaan

basah, partikel-partikel debu menempel yang kemudian tertutup oleh lapisan

base coat yang selanjutnya dan tertinggal di dalam lapisan base coat pada saat

cat mengering. Berikut contoh defect seeds:

Gambar 4.11.
Contoh Defect Seeds

(Sumber: Arsip Quality Control)

http://mercubuana.ac.id/
55

2. Measure

Measure merupakan tahapan operasional kedua dalam peningkatan kualitas

Six Sigma. Tahap ini terdapat pengambilan data yang kemudian mengukurnya

untuk menentukan langkah yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan

peningkatan selanjutnya. Langkah pertama yang akan dilakukan sebelum ke tahap

measure adalah membuat check sheet. Check sheet berfungsi untuk mempermudah

proses pengumpulan data. Tabel check sheet sebagai berikut:

Tabel 4.2.
Data Produksi dan Defect Painting Penyebab Redo Paint
Defect Painting (unit) Jumlah Persentase
Produksi
No Bulan Redo Paint Redo Paint
(unit) A B C D E (unit) (%)
1 Januari 378 3 6 4 13 5 31 0.08
2 Februari 319 3 10 3 11 7 34 0.11
3 Maret 333 1 11 4 12 6 34 0.10
4 April 315 1 7 3 16 8 35 0.11
5 Mei 315 1 8 2 14 6 31 0.10
6 Juni 280 4 8 5 15 5 37 0.13
7 Juli 402 5 7 5 19 4 40 0.10
8 Agustus 347 6 12 6 18 8 50 0.14
9 September 350 3 15 8 17 9 52 0.15
10 Oktober 373 4 7 6 9 6 32 0.09
11 November 355 3 7 4 7 7 28 0.08
12 Desember 333 2 12 3 14 3 34 0.10
Total 4100 36 110 53 165 74 438 1.29
Rata-Rata 341.67 3.00 9.17 4.42 13.75 6.17 36.50 0.11

Keterangan: A = Matting; B = Orange Peel; C = Pinhole; D = Runs; E = Seeds


(Sumber: Penulis)

http://mercubuana.ac.id/
56

Dari tabel 4.2. telah ditunjukkan rata-rata redo paint yang terjadi selama tahun

2019 adalah sekitar 11% dengan jenis defect yang mengakibatkan redo paint, yaitu

karena matting dengan jumlah sebanyak 36 unit, jumlah jenis defect orange peel

sebanyak 110 unit, pinhole sebanyak 53 unit, kemudian akibat dari runs sebanyak

165 unit, dan karena seeds sebanyak 74 unit. Maka dari itu perbaikan untuk

meningkatkan kualitas hasil pengecatan diperlukan.

Dalam tahap measure, pengukuran yang dilakukan terbagi menjadi dua

langkah, yaitu:

a. Analisis Diagram Kontrol (P-Chart)

Peta kendali P-Chart mempunyai manfaat untuk membantu pengendalian

kualitas produksi serta dapat memberikan informasi mengenai kapan dan

dimana perusahaan harus melakukan perbaikan kualitas.

Pengukuran dilakukan dengan Statistical Control Chart jenis P-Chart

terhadap proses pengecatan body repair selama tahun 2019. Jumlah unit

produksi yang diselesaikan selama tahun 2019 sebesar 4100 unit dan terdapat

aktivitas redo paint sebanyak 438 unit. Dari data tersebut dibuatlah analisis peta

kendali P-Chart, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

3) Menghitung Mean (CL) – Redo Paint

∑ 𝑛𝑝 ∑np : jumlah redo paint


𝐶𝐿 = 𝑝 = ∑𝑛 ∑n : jumlah unit produksi

438
𝐶𝐿 = 4100 = 0.11

http://mercubuana.ac.id/
57

4) Menghitung Persentase Redo Paint

𝑛𝑝 np : redo paint per bulan


𝑝= n : unit produksi per bulan
𝑛

31
 Januari: 𝑝 = 378 = 0.08

34
 Februari: 𝑝 = 319 = 0.11

34
 Maret: 𝑝 = 333 = 0.10 dan seterusnya.

5) Menghitung Upper Control Limit (UCL) – Redo Paint

𝑝(1−𝑝)
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝 + 3√
𝑛

0.11 (1−0.11)
 Januari: 𝑈𝐶𝐿 = 0.11 + 3√ = 0.16
378

0.11 (1−0.11)
 Februari: 𝑈𝐶𝐿 = 0.11 + 3√ = 0.16
319

0.11 (1−0.11)
 Maret: 𝑈𝐶𝐿 = 0.11 + 3√ = 0.16 dan seterusnya.
333

6) Menghitung Lower Control Limit (LCL) – Redo Paint

𝑝(1−𝑝)
𝐿𝐶𝐿 = 𝑝 − 3√
𝑛

0.11 (1−0.11)
 Januari: 𝐿𝐶𝐿 = 0.11 − 3√ = 0.06
378

0.11 (1−0.11)
 Februari: 𝐿𝐶𝐿 = 0.11 − 3√ = 0.06
319

http://mercubuana.ac.id/
58

0.11 (1−0.11)
 Maret: 𝐿𝐶𝐿 = 0.11 − 3√ = 0.06
333

0.11 (1−0.11)
 April: 𝐿𝐶𝐿 = 0.11 − 3√ = 0.06 dan seterusnya.
315

7) Membuat Tabel Perhitungan

Tabel 4.3.
Perhitungan Batas Kendali Redo Paint
Jumlah
Persentase
Produksi Redo
No Bulan Redo LCL CL UCL
(unit) Paint
Paint (%)
(unit)
1 Januari 378 31 0.08 0.06 0.11 0.16

2 Februari 319 34 0.11 0.06 0.11 0.16

3 Maret 333 34 0.10 0.06 0.11 0.16

4 April 315 35 0.11 0.06 0.11 0.16

5 Mei 315 31 0.10 0.06 0.11 0.16

6 Juni 280 37 0.13 0.06 0.11 0.16

7 Juli 402 40 0.10 0.06 0.11 0.16

8 Agustus 347 50 0.14 0.06 0.11 0.16

9 September 350 52 0.15 0.06 0.11 0.16

10 Oktober 373 32 0.09 0.06 0.11 0.16

11 November 355 28 0.08 0.06 0.11 0.16

12 Desember 333 34 0.10 0.06 0.11 0.16

(Sumber: Penulis)

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.3. telah didapatkan nilai persentase

redo paint yang akan menjadi P-Chart (bagian tidak stabil). Kemudian di

ketahui pada bulan September memiliki nilai p-chart tertinggi sebesar 0.15

http://mercubuana.ac.id/
59

mendekati Upper Control Limit dan nilai p-chart terendah yang mendekati

Lower Control Limit terjadi pada bulan November yaitu sebesar 0.8 dengan

jumlah redo paint sebanyak 28 unit. Dengan nilai yang didapatkan pada Lower

Control Limit, Control Limit, dan Upper Conrol Limit, maka langkah

selanjutnya adalah membuat sebuah grafik peta kendali P-Chart dengan hasil

sebagai berikut:

Gambar 4.12.
Grafik Control Chart Redo Paint

0.18

0.16

0.14

0.12
P-Chart
0.10
LCL
0.08
CL
0.06 UCL
0.04
JULI
JANUARI

JUNI
MEI
MARET

OKTOBER

NOVEMBER
APRIL
FEBRUARI

AGUSTUS

DESEMBER
SEPTEMBER

(Sumber: Penulis)

Berdasarkan grafik control chart redo paint dapat diketahui bahwa selama

tahun 2019, aktivitas redo paint mengalami fluktuasi yang tidak stabil pada

setiap bulannya. namun keseluruhan hasil tersebut masih berada di bawah

Upper Contro Limt. Meski demikian, pengendalian kualitas pada proses

pengecatan body repair tetap memerlukan adanya perbaikan untuk menurunkan

aktivitas redo paint sesuai target tidak lebih dari 8% dengan harapan dapat

mencapai nilai maksimal sebesar 0%.

http://mercubuana.ac.id/
60

b. Pengukuran Nilai Sigma dan DPMO (Deffect Per Millions Opportunities)

Langkah pengukuran ini berguna untuk mengetahui tingkat dari nilai sigma

pada masalah yang terjadi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menghitung DPU (Defect Per Unit) – Redo Paint

Jumlah 𝑅𝑒𝑑𝑜 𝑃𝑎𝑖𝑛𝑡 per Bulan


DPU =
Jumlah Produksi per Bulan

31
 Januari: DPU = 378 = 0.082

34
 Februari: DPU = 319 = 0.107

34
 Maret: DPU = 333 = 0.102

35
 April: DPU = 315 = 0.111

31
 Mei: DPU = 315 = 0.098 dan seterusnya.

2) Menghitung DPMO (Defect Per Millions Opportunities) – Redo Paint

DPMO = DPU x 1000000

 Januari: DPMO = 0.082 x 1000000 = 82011

 Februari: DPMO = 0.107 x 1000000 = 106583

 Maret: DPMO = 0.102 x 1000000 = 102102

 April: DPMO = 0.111 x 1000000 = 111111

 Mei: DPMO = 0.098 x 1000000 = 98413 dan seterusnya.

http://mercubuana.ac.id/
61

3) Membuat Tabel Konversi Nilai Sigma

Tabel 4.4.
Konvesi Nilai Sigma
Jumlah
Produksi Redo
No Bulan DPU DPMO Nilai Sigma
(unit) Paint
(unit)
1 Januari 378 31 0.082 82011 2.89
2 Februari 319 34 0.107 106583 2.74
3 Maret 333 34 0.102 102102 2.76
4 April 315 35 0.111 111111 2.72
5 Mei 315 31 0.098 98413 2.79
6 Juni 280 37 0.132 132143 2.61
7 Juli 402 40 0.100 99502 2.78
8 Agustus 347 50 0.144 144092 2.56
9 September 350 52 0.149 148571 2.54
10 Oktober 373 32 0.086 85791 2.86
11 November 355 28 0.079 78873 2.91
12 Desember 333 34 0.102 102102 2.76
Rata-Rata 341.67 36.50 0.108 107608 2.74

(Sumber: Penulis)

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.4. untuk proses produksi Tunas Toyota

Bintaro Body & Paint di bagian pengecatan body repair terdapat aktivitas redo

paint yang memiliki nilai sigma sebesar 2.74 dengan kemungkinan redo paint

sebanyak 107608 unit untuk satu juta produksi. Nilai sigma adalah suatu ukuran

yang menjelaskan seberapa besar kemampuan suatu proses, yang berarti

semakin tinggi nilai sigma maka menandakan bahwa semakin baik proses

ataupun produksi itu sendiri.

http://mercubuana.ac.id/
62

Berdasarkan perolehan hasil perhitungan menyatakan bahwa pengendalian

kualitas di proses produksi Tunas Toyota Bintaro Body & Paint khususnya di

bagian pengecatan body repair membutuhkan adanya pengendalian untuk

menurunkan tingkat redo paint sehingga mencapai persentase maksimal

sebesar 0% dari total unit produksi.

3. Analyze

Pada tahap analyze dapat difokuskan kepada faktor-faktor penyebab dari redo

paint. Sebagai alat bantu untuk menemukan penyebab terjadinya redo paint

digunakan diagram pareto untuk menentukan jenis defect painting yang menjadi

sumber utama penyebab terjadinya redo paint. Selanjutnya dilakukan

brainstorming untuk menentukan pendekatan yang digunakan dalam membantu

membuat metode analisa diagram fishbone. Beberapa metode analisa pada tahap

analyze sebagai berikut:

a. Diagram Pareto

Tabel 4.5.
Sumber Data Pembuatan Diagram Pareto

Jumlah Redo Paint Persentase


No Defect Painting
(unit) % Kumulatif
1 Runs 165 38% 38%
2 Orange Peel 110 25% 63%
3 Seeds 74 17% 80%
4 Pinhole 53 12% 92%
5 Matting 36 8% 100%
Total 438 100%

(Sumber: Penulis)

http://mercubuana.ac.id/
63

Berdasarkan data pada Tabel 4.5. dibuatlah sebuah diagram pareto, yaitu

diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengurutkan dan bekerja

untuk menyisihkan defect painting pada redo paint. Berikut diagram pareto dari

defect painting:

Gambar 4.13.
Diagram Pareto Defect Painting Penyebab Redo Paint

180 100%

160 100% 90%


92% 80%
140

Akumulasi Persentase
Jumlah Redo Paint

80% 70%
120
60%
100 63% 50%
80
40%
60
38% 30%
40 20%
20 10%
165 110 74 53 36
0 0%
Runs Orange Peel Seeds Pinhole Matting

(Sumber: Penulis)

Konsep dari diagram pareto adalah dengan memilih sumber masalah

terbesar atau 80% dari total masalah dan mengeliminasi 20% masalah dengan

beranggapan bahwa masalah yang terpilih telah mewakili keseluruhan masalah.

Kemudian dari hasil yang diperlihatkan pada Gambar 4.13. menunjukan bahwa

terdapat tiga jenis defect painting yang menjadi masalah utama penyebab dari

redo paint, yaitu runs sebanyak 165 unit (38%), defect painting jenis orange

peel mengakibatkan 110 unit (25%) mengalami redo paint, dan seeds sebanyak

74 unit (17%). Berdasarkan hal tersebut maka pengendalian kualitas dengan

metode six sigma akan fokus terhadap tiga jenis defect painting

http://mercubuana.ac.id/
64

b. Brainstorming

Brainstorming dikenal sebagai salah satu alat/sarana yang dapat digunakan

untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kerja. Dalam

menggunakan metode ini, di buat sebuah tim bernama SGA (Small Group

Activity) yang bertugas untuk melakukan gemba (melihat ke lapangan) untuk

mencari faktor-faktor yang menyebabkan masalah. Kemudian dari temuan di

lapangan di buat sebuah analisa yang digunakan untuk fokus terhadap

penyelesaian masalah, yaitu why-why analysis dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6.
Why-Why Analysis Defect Painting Runs
Faktor Why 1 Why 2 Why 3 Why 4
Man Kurang Tidak ada Pengecatan Teknisi
peduli kesadaran dilakukan painting
terhadap untuk tanpa ada terlalu dekat
kualitas menjaga jarak dengan saat proses
kualitas kendaraan pengecatan
pengecatan
Material Proses Pencampuran Material cat Bahan thinner
Pencampuran cat dengan yang akan (pengenceran)
Cat thinner di digunakan cat berlebihan
buat dengan menjadi
metode kira- terlalu cair
kira saja
Machine Spraygun Spraygun Lubang Jumlah
bermasalah tidak di atur spraygun keluaran cat
sebelum menjadi terlalu banyak
digunakan terbuka
terlalu besar
Method Teknik Pengecatan Jumlah Proses
Pengecatan dilakukan lapisan film pengecatan
secara asal cat tidak dilakukan
dihitung secara
berlapis-lapis
(Sumber: Penulis)

http://mercubuana.ac.id/
65

Tabel 4.7.
Why-Why Analysis Defect Painting Orange Peel
Faktor Why 1 Why 2 Why 3 Why 4
Man Kemampuan Teknisi tidak Proses Melakukan
teknisi memiliki pengecatan pengecatan
ketrampilan dilakukan dengan
yang cukup tanpa lapisan yang
panduan tebal
Material Material cat Tidak ada Sifat Kadar air
tidak sesuai informasi material sulit pada solvent
terkait diketahui terlalu tinggi
material
Machine Pengaturan Spraygun Tidak Tekanan
Spraygun yang dilakukan uji udara yang
digunakan coba digunakan
tidak di atur sebelum terlalu rendah
tekanannya digunakan
Method Teknik Pengecatan Tidak ada Proses
Pengecatan dilakukan aturan waktu overlap
tanpa aturan pada setiap lapisan
lapisan pengecatan
pengecatan terlalu dekat
(Sumber: Penulis)

Tabel 4.8.
Why-Why Analysis Defect Painting Seeds
Faktor Why 1 Why 2 Why 3 Why 4
Man Teknisi Kebersihan Teknisi Alat
kurang tidak masuk ke Pelindung
peduli menjadi spraybooth Diri tidak
dengan prioritas dalam dibersihkan
kebersihan pada hasil keadaan saat masuk ke
pengecatan kotor spraybooth
Material Material cat Ada debu Hasil Cat yang
kotor dan partikel pengecatan digunakan
asing di menjadi tidak di
material cat bintik saring
Machine Spryabooth Filter Pengecekan Jadwal
kotor spraybooth kebersihan perawatan
tidak di cek spraybooth tidak teratur
secara tidak
berkala konsisten

http://mercubuana.ac.id/
66

Method Metode Kendaraan Debu dan Tidak


pembersihan yang akan partikel dilakukan
kendaraan dilakukan asing masih proses
pengecatan menempel di cleaning dan
masih dalam kendaraan degreasing
keadaan yang akan
kotor dilakukan
pengecatan
(Sumber: Penulis)

c. Diagram Fishbone

Dari proses brainstorming ditemukan akar masalah yang kemudian

dilanjutkan dengan diagram fishbone untuk melihat faktor-faktor utama dari

penyebab defect painting yang mengakibat redo paint pada proses pengecatan

body repair. Diagram fishbone dapat mengidentifikasi berbagai penyebab dari

defect painting yang ditentukan sebagai berikut:

1) Runs

Gambar 4.14.
Diagram Fishbone Defect Painting Runs

(Sumber: Penulis)

http://mercubuana.ac.id/
67

Cat meleleh (runs), merupakan defect yang disebabkan oleh

pengecatan yang tidak sempurna. Saat lapisan film cat bergulir dan

mengumpul ke satu bagian lalu mengering, menjadikan permukaan lapisan

film cat tidak merata. Hal ini disebabkan dari faktor-faktor sebagai berikut:

a) Man

Dalam faktor man, defect runs dapat terjadi akibat kurang

pedulinya teknisi terhadap kualitas hasil pengecatan body repair.

Selama proses pengecatan berlangsung, posisi teknisi terlalu dekat

dengan bidang/panel kendaraan yang dilakukan proses pengecatan.

Jarak ideal sesuai buku painting training manual adalah 25-30 cm.

b) Material

Faktor material juga dapat mengakibatkan runs karena material

yang digunakan pada proses pencampuran cat tidak sesuai. Thinner

adalah salah satu material yang digunakan untuk mengontrol tingkat

viskositas dari cat, ketika thinner yang digunakan terlalu banyak dapat

menyebabkan cat menjadi terlalu cair dan mudah menimbulkan runs.

c) Machine

Alat utama yang digunakan dalam proses pengecatan body repair

adalah spraygun. Jika spraygun bermasalah akan menimbulkan banyak

defect, runs disebabkan karena jumlah cat yang dikeluarkan oleh

spraygun terlalu banyak, sehingga cat yang menempel berlebih dan

menimbulkan runs.

http://mercubuana.ac.id/
68

d) Method

Dalam proses pengecatan melalui dua fase penyemprotan, yaitu

base coat dan top coat yang terdiri masing-masing memeliki beberapa

lapisan, standarnya adalah dua sampai tiga lapis. Ketika proses

pengecatan, lapisan film cat yang di spray melebihi standar atau

mencapai lima lapis sehingga lapisan tersebut akan terus menumpuk dan

menyebabkan runs.

2) Orange Peel

Gambar 4.15.
Diagram Fishbone Defect Painting Orange Peel

(Sumber: Penulis)

Orange peel merupakan jenis defect yang terdapat pada permukaan

kendaraan yang dilakukan proses pengecatan. Jenis defect ini menampilkan

kekasaran (tidak rata) pada permukaan seperti kulit jeruk. Orange peel

muncul apabila cat mengering terlampau cepat, sebelum selesainya

perataan. Berikut faktor-faktor penyebab dari defect painting orange peel:

http://mercubuana.ac.id/
69

a) Man

Teknisi yang kurang terampil dalam melakukan proses pengecatan

dapat menimbulkan defect orange peel. Dalam melakukan proses

pengecatan, teknisi memberikan lapisan film cat dengan tebal dalam

sekali fase penyemprotan cat, sehingga cat tidak dapat melakukan

proses perataan di permukaan dan menimbulkan orange peel.

b) Material

Salah satu komposisi dari cat adalah solvent, material tersebut

mengatur tingkat penguapan cat saat proses pengeringan. Ketika solvent

menguap terlalu cepat, lapisan film cat akan mengering sebelum proses

perataan selesai dan hal itu mengakibatkan defect.

c) Machine

Dalam menggunakan spraygun, setelah tekanan udara harus

disesuaikan dengan lebar bidang/permukaan yang di cat, itu berguna

untuk mengontrol tingkat kerataan pada hasil pengecatan. Jika tekanan

udara kurang/lebih maka dapat menimbulkan permukaan yang kasar.

d) Method

Teknik overlap pengecatan yang terlalu dekat antar lapisan cat

mengakibatkan orange peel. Karena sebelum lapisan pertama selesai

proses penguapan, teknisi sudah melakukan penyemprotan lapisan

berikutnya yang menyebabkan permukaan setiap lapisan tidak rata.

http://mercubuana.ac.id/
70

3) Seeds

Gambar 4.16.
Diagram Fishbone Defect Painting Seeds

(Sumber: Penulis)

Seeds atau bitnik merupakan jenis defect yang disebabkan oleh debu,

kotoran, dan partikel asing yang menempel pada saat proses pengecatan

body repair berlangsung. Selain berasal dari sumber luar, partikel yang

menempel ini juga dapat berasal dari material cat yang digunakan. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

a) Man

Jika melihat dari faktor man, yang menyebabkan terjadinya jenis

defect seeds adalah teknisi yang kurang memperhatikan kebersihan,

dimana ketika masuk ke spraybooth tidak membersihkan alat pelindung

diri seperti, werpak, masker, sepatu, dan sarung tangan terlebih dulu

karena dapat membawa debu dan partikel lainnya.

http://mercubuana.ac.id/
71

b) Material

Dari faktor material, sebelum cat digunakan tidak melalui proses

penyaringan terlebih dahulu sehingga menjadikan kualitas hasil

pengecatan menimbulkan defect seeds karena dalam cairan cat masih

terdapat partikel kotoran maupun debu yang tercampur di dalam cat

tersebut.

c) Machine

Dalam faktor machine, yang menyebabkan terjadinya jenis defect

seeds adalah spraybooth yang kotor karena jadwal perawatan untuk

dilakukan pembersihan tidak teratur. Sehingga, spraybooth yang kotor

akan membawa partikel-partikel penyebab defect melalui udara yang

keluar masuk ketika spraybooth dioperasikan dan partikel tersebut jatuh

ke bidang/permukaan kendaraan yang akan dilakukan proses

pengecatan.

d) Method

Jenis defect ini dapat disebabkan oleh metode pembersihan

kendaraan yang kurang tepat. Kendaraan tidak dibersihkan secara

sempurna sebelum masuk proses pengecatan dimana tidak prosedur

yang ditetapkan tidak dijalankan dengan baik. Metode yang tepat adalah

melakukan proses cleaning dan degresing, yaitu membersihkan

kendaraan sebelum masuk ke spraybooth dan mengelap permukaan

yang akan di cat dengan cairan kimia berupa degreaser.

http://mercubuana.ac.id/
72

4. Improve

Merupakan tindakan atau kegiatan untuk melakukan peningkatan kualitas pada

analisa six sigma. Fase improve atau tahap perbaikan berkaitan dengan penentuan

dan implementasi solusi-solusi berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan

sebelumnya pada fase analyze. Setelah mengetahui jenis defect dan faktor-faktor

penyebab defect yang mengakibatkan redo paint pada proses painting, maka dibuat

sebuah improvement plan secara umum dengan alat bantu yang berupa analisa 5W

+ 1H. Berikut adalah improvement plan untuk setiap jenis defect painting:

Tabel 4.9.
Improvement Plan Defect Runs
Why How
When What Where Who
Faktor Penyebab (Improvement Plan)
Man Kurang peduli Teknisi Membuat control
terhadap kualitas, Painting line di sparybooth
teknisi painting untuk membatasi
terlalu dekat saat teknisi dengan
proses pengecatan. kendaraan yang
akan di cat.
Material Proses Teknisi Menyediakan tabel
pencampuran cat, Painting konversi
bahan thinner dan perbandingan
Selesai proses cat

Unit yang di cat

berlebihan. Mixing takaran antara


Man material cat dengan
Runs

thinner.
Machine Spraygun Teknisi Membuat jadwal
bermasalah, jumlah Painting perawatan untuk
keluaran cat terlalu dan Tools peralatan
banyak. Keeper pengecatan.
Method Teknik pengecatan, Teknisi Membuat standar
proses pengecatan Painting jumlah lapisan film
dilakukan berlapis- cat yang sesuai
lapis. untuk proses
pengecatan
(Sumber: Penulis)

http://mercubuana.ac.id/
73

Tabel 4.10.
Improvement Plan Defect Orange Peel
Why How
When What Where Who
Faktor Penyebab (Improvement Plan)
Man Kemampuan Teknisi Perlu adanya
teknisi, melakukan Painting pelatihan mengenai
pengecatan yang teknik pengecatan
terlalu tebal. untuk teknisi
painting.
Material Material cat tidak Teknisi Bekerjasama
sesuai, kadar air Painting dengan vendor
pada solvent terlalu dan material untuk
tinggi. Mixing memberikan
Man
Selesai proses cat

seminar tentang
Unit yang di cat
Orange Peel

sifat-sifat material
cat.
Machine Pengaturan Teknisi Melakukan uji coba
spraygun, tekanan Painting ke test piece
udara yang sebelum spraygun
digunakan terlalu digunakan.
rendah.
Method Teknik pengecatan, Teknisi Menggunkan timer
proses proses Painting saat proses
overlap lapisan pengecatan untuk
pengecatan terlalu mendapatkan
dekat. setting time yang
sesuai.
(Sumber: Penulis)

Tabel 4.11.
Improvement Plan Defect Seeds
Why How
When What Where Who
Faktor Penyebab (Improvement Plan)
Man Teknisi kurang Teknisi Disediakan
peduli dengan Painting booth/bilik
Selesai proses cat

Unit yang di cat

kebersihan, alat kebersihan untuk


pelindung diri tidak digunakan oleh
Seeds

dibersihkan saat teknisi painting


masuk ke sebelum melakukan
spraybooth. proses pengecatan
di spraybooth.

http://mercubuana.ac.id/
74

Material Material cat kotor, Teknisi Membuat alat


cat yang digunakan Painting penyaringan cat
tidak di saring portable yang dapat
digunakan oleh
teknisi painting
sebelum melakukan
pengecatan.
Machine Spraybooth kotor, Teknisi Membuat jadwal
jadwal perawatan Painting perawatan
tidak teratur. dan Tools spraybooth dan
Keeper melakukan
pergantian filter
spraybooth 3 bulan
sekali.
Method Metode Teknisi Melakukan
pembersihan Painting pencucian
kendaraan, tidak kendaraan sebelum
dilakukan proses masuk ke
cleaning dan spraybooth dan
degreasing. menyediakan cairan
degreaser di area
spraybooth.
(Sumber: Penulis)

Seluruh improvement plan yang terkumpul tersebut pada Tabel 4.9., Tabel

4.10., dan Tabel 4.11. merupakan suatu rekomendasi tindakan perbaikan secara

umum dalam upaya menurunkan defect painting yang menjadi penyebab redo paint

pada proses pengecatan body repair. Rencana perbaikan yang sudah dibuat

kemudian dilaporkan ke management untuk proses pemeriksaan dan persetujuan.

5. Control

Setelah improvement plan yang di buat pada fase improve untuk meningkatkan

performa operasional, maka tahap control berfungsi untuk menjaga agar performa

proses tersebut tidak menurun kembali. Pada tahap control ini akan dijelaskan

dalam bentuk masukan untuk perusahaan dalam hal yang diharapkan dengan tanpa

http://mercubuana.ac.id/
75

adanya defect painting yang terjadi atau zero defect yang dapat membantu

perusahaan menekan aktivitas redo paint. Kemudian tahap ini menekankan

terhadap pendokumentasian dan penyebarluasan dari improvement plan, yaitu

sebagai berikut:

1. Melakukan perawatan dan perbaikan pada alat kerja untuk proses pengecatan

body repair.

2. Melakukan pengawasan terhadap material cat yang digunakan dan memiliki

buku panduan penggunaan material.

3. Terus melakukan pengecekan dan pencatatan terhadap defect yang terjadi untuk

mengantisipasi jika muncul masalah baru.

4. Membuat jadwal untuk mengadakan tinjauan bersama dengan seluruh teknisi

produksi untuk membahas masalah-masalah yang terjadi selama periode

sebulan terakhir.

5. Memberikan pelatihan kepada teknisi painting untuk meningkatkan

ketrampilan teknis pengecatan dan pemahaman karakteristik material cat.

6. Memberikan pemahaman kepada teknisi painting terkait Standar Operational

Procedure (SOP) tentang tata cara pengecatan yang standar.

7. Membuat usulan perbaikan secara terus menerus secara berkala untuk

mendukung proses produksi dengan continuous improvement.

http://mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai