Anda di halaman 1dari 9

Artikel Jurnal Ulumul Hadist

SEJARAH HADIST MELIPUTI PRAMODIFIKASI DAN


MODIFIKASINYA
Ryandini Arti Oktaviyana
Teknik Elektro, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
JL. A. H. Nasution No. 105, Cipadung, Cibiru, Bandung, Jawa Barat.
ryandiniarti27@gmail.com

Abstrak

Orientasi dari artikel ini adalah untuk mendiskusikan pengertian hadist serta
perkembanganya. Tradisi penulisan hadist telah terjadi di masa Nabi. Para sahabat
menerima hadist dari Nabi kemudian mencatat apa yang telah dikatakan oleh Nabi.
Namun jumlah sahabat yang bisa menulis masih sangat sedikit, sehingga materi hadist yang
tercatat pun terbatas. Selain itu juga perhatian para sahabat yang masih bertumpu pada
pemeliharaan Al-Qur’an, menjadikan catatan hadist hanya tersebar pada sahifah
sahabat. Cara periwayat dalam memperoleh dan menyampaikan hadist mengalami
perbedaan antara masa Nabi dengan masa Khulafa’al-Rasyidin. Begitu juga periwayatan
hadist pada masa sahabat tidak sama dengan periwayatan hadist pada masa
sesudahnya. Periwayatan hadist pada masa Nabi lebih terbebas karena ketiadaan syarat-
syarat yang harus dipenuhi. Karena pada masa Nabi tidak ada bukti yang pasti tentang
telah terjadinya pemalsuan hadist, dan juga masa Nabi lebih mudah dalam melakukan
pemeriksaan sekiranya ada hadist yang diragukan keshahihannya. Pada masa Khula’al-
rasyidin terjadi penyederhanaan periwayatan hadist, dimana periwayat yang ingin
meriwayatkan hadist harus melakukan sumpah ataupun menghadirkan saksi jika hadist
yang ditulis adalah benar dari Nabi. Sedangkan untuk masa Tabi’in dan Tabi’i al-Tabi’in
telah terjadi penghimpunan hadist, meskipun masih ada percampuran antara hadist Nabi,
perkataan sahabat dan fatwa Tabi’in. Barulah ketika Khalifah Umar ibn Abdul Aziz menjadi
khalifah, hadist mulai mengalami pengkodifisian.

Kata Kunci: Hadist, Nabi SAW, Khulafa’al-Rasyidin, Tabi’in, Tabi’I al-Tabi’in.

A. PENDAHULUAN oleh beliau, terutama yang


1. Latar Belakang berkaitan dengan fatwa-fatwa
Hadits telah ada sejak awal keagamaan. Orang-orang Arab
perkembangan Islam adalah yang suka menghafal dan syair-syair
sebuah kenyataan yang tidak dari para penyair, ramalan-ramalan
dapat diragukan lagi. dari peramal mereka dan
Sesunggunhya semasa hidup pernyataan-pernyataan dari para
Rasulullah adalah wajar sekali jika hakim, tidak mungkin lengah untuk
kaum muslimin (para sahabat ra) menceritakan kembali perbuatan-
memperhatikan apa saja yang perbuatan dan ucapan-ucapan
dilakukan baik yang diucapkan

1
Artikel Jurnal Ulumul Hadist

dari seorang yang mereka akui langsung dari Nabi. Perintah ini telah

sebagai seorang Rasulallah. mendorong para sahabat untuk


Hadis Nabi yang sudah diterima menyebarkan apa yang mereka peroleh
oleh para sahabat, ada yang dari Nabi.
dihafal dan ada pula yang
2. Rumusan Masalah
dicatat. Sahabat yang banyak
mengahafal hadis dapat Adapun rumusan masalah yaitu sebagai
disebut misalnya Abu Hurairah, berikut :
sedangkan sahabat Nabi yang
1. Bagaimana sejarah
membuat catatan hadis
perkembangan hadist?
diantaranya; Abu Bakar Shidiq,
2. Apa saja fase Pengumpulan dan
Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin
Penulisan Hadist?
Amr bin Ash, dan Abdullah bin
3. Bagaimana periode pertama :
Abbas.
Perkembangan Hadist pada
Minat yang besar dari para Masa Rosululloh SAW?
sahabat Nabi untuk menerima dan 4. Bagaimana periode kedua :
menyampaikan hal tersebut disebabkan Perkembangan Hadist pada
oleh beberapa hal, diantaranya : Masa Khulafa’Ar-Rasyidin (11 H-
Pertama, Dinyatakan secara tegas oleh 40 H)?
Allah dalam al-Qur'an, bahwa Nabi 5. Bagaimana Periode ketiga :
Muhammad adalah panutan utama Perkembangan pada Masa
(uswah hasanah) yang harus diikuti oleh Sahabat Kecil dan Tabi’in?
orang-orang percaya dan sebagai utusan 6. Bagaimana Periode keempat :
Allah yang harus ditaati oleh mereka. Perkembangan Hadist pada
Kedua, Allah dan Rasul-Nya memberikan Abad II dan III Hijriah?
penghargaan yang tinggi kepada mereka 7. Bagaimana perkembangan
yang berpengetahuan. Ajaran ini telah Hadist periode : Dari Abad IV
mendorong para sahabat untuk berusaha hingga Tahun 656 H?

memperoleh pengetahuan yang banyak, 8. Bagaimana Perkembangan


yang pada zaman Nabi, sumber Hadist Periode Ketujuh : 656 H-
pengetahuan adalah Nabi sendiri. Ketiga, Sekarang?`
Nabi memerintahkan para sahabatnya 3. Tujuan Penulisan
untuk menyampaikan pengajaran kepada Tujuan dibuatnya makalah
mereka yang tidak hadir. Nabi ini yaitu untuk mengetahui “Sejarah
menyatakan bahwa boleh jadi orang Hadist Meliputi PraModifikasi dan
yang tidak hadir akan lebih mengerti Modifikasinya”
daripada mereka yang mendengarkan

2
Artikel Jurnal Ulumul Hadist

B. METODE PENELITIAN pertama Hijriah, yakni tahun 99


Hijriah, datanglah angin segar
Penulis sudah menyusun
yang mendukung kelestarian
jurnal dengan menggunakan metode hadist. Umar bin Abdul Azis terkenal
penelitian Studdi Kepustakaan. sebagai seorang khalifah dari Bani
Studi kepustakaan yaitu teknik Umayyah yang terkenal adil dan
pengumpulan data dengan melakukan wara' sehingga dipandang
sebagai khalifah Rasyidin yang
penelaahan terhadap buku,
kelima. Beliau sangat waspada
literatur, catatan, serta dan sadar bahwa para perawi
berbagai laporan yang ingin yang mengumpulkan ingatannya
dipecahkan (Nazir, 2003). semakin sedikit karena meninggal
dunia. Tergeraklah hati untuk
mengumpulkan hadis-hadis Nabi
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dari para penghapal yang masih
1. Sejarah Perkembangan Hadist hidup. Pada tahun 100 Khalifah
Umar bin Abdul Azis
Sejarah perkembangan memerintahkah kepada Gubernur
hadis merupakan masa atau Madinah, Abu Bakar bin
Muhammad bin Amer bin Hazm
periode yang dilalui oleh hadis dari
untuk mencatat hadis-hadis Nabi
masa lahirnya dan tumbuh dalam dari para penghafal hadist.
pengenalan, penghayatan, dan
Umar bin Abdul Azis menulis
pengamalan umat dari generasi ke surat kepada Abu Bakar bin Hazm,
generasi. Dengan memperhatikan yaitu,"Perhatikan apa yang dapat
diperoleh dari hadis Rasul lalu
masa yang dilalui hadis sejak masa
tulislah karena aku takut akan
timbulnya/lahirnya di zaman Nabi lenyapnya ilmu yang disebabkan
SAW meneliti dan membina hadis, oleh ulama, dan jangan diterima
selain hadis Rasul SAW., dan
serta segala hal yang memengaruhi
hercdaklah disebarluaskan ilmu
hadis tersebut. Para ulama dan diadakan. majelis-majelis ilmu
Muhadistin membagi sejarah hadis agar orang yang tidak
dalam beberapa periode. Adapun mengetahuinya dapat
mengetahuinya, maka
para`ulama penulis sejarah hadis
sesungguhnya ilmu itu
berbeda-beda dalam membagi dirahasiakan." Selain kepada
periode sejarah hadis. Ada yan Gubernur Madinah, khalifah juga
menulis surat kepada Gubernur lain
membagi dalam tiga periode, lima
agar pembukuan hadis. Khalifah
periode, dan tujuh periode. juga secara khusus menulis surat
2. Fase Pengumpulan dan Penulisan kepada Abu Bakar Muhammad bin
Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Az-
Hadist
Zuhri. Kemudian, Syihab Az-Zuhri
• Fase Pengumpulan Hadist mulai melaksanakan perintah
Pada masa pemerintahan khalifah tersebut sehingga menjadi
Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang salah satu ulama yang pertama
dinobatkan sebagai akhir abad kali mencatat hadis. Setelah

3
Artikel Jurnal Ulumul Hadist

generasi Az-Zuhri, pembukuan tidak ada seorang pun yang bisa


dilanjutkan oleh Ibn Juraij (w. 150 menulis dan membaca. Keadaan
H.), Ar-Rabi' bin Shabih (w. 160 H),
ini adalah sebagai ciri kebanyakan
dan masih banyak lagi ulama
lainnya. Sebagaimana disebutkan mereka. Sejarah telah mencatat
bahwa pembukuan hadis dimulai jumlah orang yang mampu
sejak akhir masa pemerintahan
membaca dan menulis. Adiy bin
Bani Umayyah, tetapi belum begitu
sempurna. Pada masa Zaid Al-Adi (w. 35 H) misalnya,
pemerintahan Bani Abbasiyah, sudah belajar hingga
yaitu pada pertengahan abad II H,
menguasainya, dan merupakan
melakukan upaya perbaikan. Sejak
saat itu, tampak gerakan secara orang pertama yang menulis
aktif untuk mencatat ilmu dengan bahasa Arab dalam surat
pengetahuan, termasuk yang ditujukan kepada Kisra.
pembukuan dan penulisan hadis-
hadis Rasul SAW Kitab-kitab yang sebagian orang Yahudi juga
terkenal pada waktu itu hingga mendidik anak-anak di Madinah
sekarang dan sampai kepada kita, untuk menulis bahasa Arab. Kota
antara lain Al-Muwatha' oleh Imam
Mekah dengan pusat
Malik dan Al -Musnad oleh Imam
Asy-Syafi'i (w. 204 H). Pembukuan perdagangannya sebelum
hadis itu kemudian dilanjutkan kenabian, menjadi saksi adanya
secara lebih teliti oleh imam-imam
para penulis dan orang yang
ahli hadis, seperti Bukhari, Muslim,
Tirmizi, Nasai. Dari mereka itu, kita mampu membaca. Sebagaimana
mengenal Kutubus Sittah (kitab- dinyatakan bahwa orang yang
kitab) enam, yaitu Sahih Al-Bukhari,
mampu membaca dan menulis di
Sahih Muslim, Sunan An-Nasal, dan
At-Tirmizi. Tidak sedikit pada masa kota Mekah hanya sekitar 10 orang.
berikutnya dari para ulama yang Inilah yang dimaksud bahwa orang
memperhatikan perhatian besar Arab adalah bangsa yang ummi.
pada Kutubus Sittah tersebut
Pada masa Nabi, tulis-
beserta kitab Muwatha' dengan
cara mensyarahinya dan memberi menulis sudah tersebar luas.
catatan kaki, meringkas atau Apalagi Al-Quran belajar untuk
meneliti sanad dan matan-
belajar dan membaca. Rasulullah
matannya.
pun mengangkat para penulis
• Penulisan Hadist
wahyu hingga mencapai 40 orang.
Sebelum agama Islam
Nama-nama mereka disebut
datang, bangsa Arab tidak
dalam kitab At-Taratib Al-Idariyyah.
mengenal kemampuan membaca
Baladzuri dalam kitab Futuhul
dan menulis. Mereka lebih dikenal
Buldan menyebutkan nomor
sebagai bangsa yang ummi (tidak
penulis wanita, di antaranya
bisa membaca dan menulis).
Ummul Mu'minin Hafshah, Ummu
Namun, ini tidak berarti bahwa

4
Artikel Jurnal Ulumul Hadist

Kultsum binti Uqbah, Asy-Syifa' binti Salamah, dan khulafaur rasidin


Abdullah Al¬Qurasyiyah, `Aisyah semakin erat dan lama bergaul
semakin banyak pula hadist yang
binti Sa'ad, dan Karimah binti AI-
diriwayatkan dan validitasnya tidak
Miqdad. Para penulis semakin diragukan.
banyak di Madinah setelah hijrah Rasul membina umatnya selama 23
Tahun. Masa ini merupakan kurun
setelah Perang Badar. Nabi
waktu turunnya wahyu dan
menyuruh Abdullah bin Sa'id bin sekaligus di wurudkannya hadist.
'Ash agar mengajar menulis di Untuk lebih memahami
kondisi/keadaan hadist pada
Madiah, sebagaimana disebutkan
zaman nabi SAW berikut ini penulis
menurut Ibnu Abdil Barr dalam Al- akan menguraikan beberapa hal
Isti'ab. Ibnu Hajar menyebutkan yang berkaitan:
bahwa nama asli `Abdullah bin a. Cara Rosululloh
menyampaikan hadist
Sa'id bin Al-'Ash adalah Al-Hakam,
Rasulullah dan para
lalu Rasulullah memberinya nama
sahabat hidup bersama tanpa
`Abdullah dan menyuruhnya agar batasan apapun, mereka selalu
mengajar menulis di Madinah. berkumpul untuk belajar kepada
Nabi Saw. di masjid, pasar,
rumah,dalam perjalanan dan di
3. Periode Pertama : Perkembangan
majelis ta'lim. Ucapan dan perilaku
Hadist pada Masa Rosululloh SAW. beliau selalu direkam dan dijadikan
Periode ini disebut `Ashr Al- uswah (suri tauladan) bagi para
Wahyi wa At-Takwin'. Pada periode sahabat dalam urusan agama dan
inilah, hadis berupa sabda (aqwal), dunia. Selain para sahabat yang
af'al, dan taqrir Nabi yang berfungsi tidak berkumpul dalam majelis
dijelaskan AI-Quran untuk menjamin Nabi Saw. untuk memperoleh
syariat. patuah-patuah Rasulullah, karena
Setiap sahabat memiliki tempat tingal mereka berjauhan,
kedudukan tersendiri di hadapan ada di kota dan di desa begitu
Rasulullah SAW adakalanya juga profesi mereka berbeda,
disebut dengan “al-sabiqun al- sebagai pedagang, buruh dll.
awwalin” yakni para sahabat yang televisi mereka berkumpul bersama
pertama masuk islam, seperti Nabi Saw. pada saat-saat tertentu
khulafaur rasyidin dan Abdullah Bin seperti hari jumat dan hari raya.
Mas'ud.Ada juga sahabat yang Cara rasulullah menyampaikan
sungguh-sungguh menghafal tausiahnya kepada sahabat
hadist misalnya Abu Hurairah. Dan kemudian sahabat menyampaikan
ada juga yang usianya lebih tausiah tersebut kepada sahabat
panjang dari sahabat yang lain lain yang tidak bisa hadir.
mana mereka lebih banyak b. Keadaan para sahabat dalam
menghafalkannya seperti annas menerima dan menguasai
bin malik. Demikian juga ada hadist
sahabat yang dekat sama Kebiasaan para sahabat
rasulullah seperti Aisyah, Ummu dalam menerima hadist
bertanya langsung kepada

5
Artikel Jurnal Ulumul Hadist

Nabi Saw. dalam problematika 4. Periode Kedua : Perkembangan


yang dihadapi oleh mereka, Hadist pada Masa Khulafa’Ar-
Seperti masalah hukum syara' Rasyidin (11 H-40)
dan teologi. Diriwayatkan oleh
Periode ini disebut ‘Ashr-At-
imam Bukhari dalam kitabnya
Tatsabbut wa Al-Iqlal min Al
dari 'Uqbah bin al-Harits
Riwayah’ (masa membatasi dan
tentang masalah pernikahan
menyedikitkan riwayat). Nabi saw.
satu saudara karena radla'
wafat pada tahun 11 H. Kepada
(sepersusuan). Tapi perlu
umatnya, beliau meninggalakan
diketahui, tidak selamanya
dua pegangan sebagai dasar bagi
para sahabat bertanya
pedoman hidup, yaitu Al-Quran
langsung. Apa bila masalah
dan hadis (As-Sunah) yang harus
biologi dan rumah tangga,
dipegangi dalam seluruh aspek
mereka bertanya kepada istri-
kehidupan umat.
istri beliau melalui utusan istri
mereka, seperti masalah suami Dalam praktiknya ada dua
istri istri dalam keadaan puasa. sahabat yang meriwayatkan
c. Larangan menulis hadist hadis yakni :
dimasa Nabi Muhammad SAW
• Dengan lafazh asli, yakni menurut
Hadis pada zaman nabi
lafazh yang mereka terima dari
Muhammad saw belum ditulis
Nabi saw., yang mereka hapal
secara umum sebagaimana al-
benar lafazh dari nabi.
Quran. Hal ini disebabkan oleh
• Dengan maknanya saja, yakni
dua faktor: para sahabat
mereka meriwayatkan maknanya
mengandalkan kekuatan
karena tidak hapal lafadzh asli dari
hafalan dan kecerdasan
nabi saw.
otaknya, disamping alat-alat
tulis masih kuarang. karena
5. Periode ketiga : Perkembangan
adanya larangan menulis hadis
pada Masa Sahabat Kecil dan
nabi.
Tabi’in
Abu sa'id al-khudri berkata Periode ini disebut ‘Ashr
bahwa rosululloh saw berkata: Intisyar al-Riwayah ila Al-Amshar’
Janganlah menulis sesuatu
(Masa berkembang dan meluasnya
dariku selain al-Quar'an, dan
barang siapa yang menulis periwayatan hadis). Pada masa ini,
dariku hendaklah ia daerah Islam sudah meluas, yakni
menghapusnya (HR Muslim). ke negeri Syam, Irak, Mesir,
Samarkand, bahkan pada tahun 93
Larangan tersebut karena
H, meluas sampai ke Spanyol. Hal ini
adanya kekawatiran bercampur
bersamaan dengan berangkatnya
aduknya hadis dengan al-Qur'an,
para sahabat ke daerah-daerah
atau mereka bisa melalaikan al-
tersebut, terutama dalam rangka
Qua'an, atau larangan khusus bagi
tugas memangku jabatan
orang yang dipercaya hafalannya.
pemerintah dan penyebaran ilmu
Tetapi bagi orang yang tidak lagi
hadis.
dikawatirkan, seperti yang pandai
baca tulis, atau mereka kawatir Karena meningkatnya
akan lupa, maka penulisan hadis periwayatan hadis, muncullah
bagi sahabat tertentu diizinkan. bendaharawan dan lembaga-

6
Artikel Jurnal Ulumul Hadist

lembaga (Centrum • Mengumpulkan hadis Al-


Perkembangan) hadis di berbagai Bukhari/Muslim dalam
daerah di seluruh negeri. Di antara sebuah kitab diantara kitab
bendaharawan hadis yang yang mengumpulkan
banyak menerima, menghapal, hadist-hadist Al_Bukhari dan
dan mengembangkan atau Muslim adalah kitab Al-Fami
meriwayatkan hadis adalah : Bain Ash-shahihani oleh
Ismail Muhamad Ibn Nashir
• Abu Hurairah
Al-Humaidy (488 H); Al-
• Abdullah bin Umar
Baghawi oleh Muhamad
• Aisyah, istri Rosul saw.
Ibn Abdul Haq Al-Asyibily
• Abdullah Ibn Abbas
(582 H).
• Jabir Ibn Abdullah
• Mengumpulkan hadist-
• Abu Said Al-Khudri
hadist dalam kitab enam.
Diantara kitab-kitab yang
6. Perkembangan Hadist pada Abad II
mengumpulkan hadist-
dan III Hijriah
hadist kitab enam adalah
Periode ini disebut Ashr Al-
Tajridu As-Shihah oleh Razin
Kitabah wa Al-Tadwin (Masa
Muawiyah, Al-Fami oleh
penulisan dan pembukuan).
Abdul Haqq Ibn Abdul Ar-
Maksudnya, penulisan dan
Rahman Asyibily, yang
pembukuan secara resmi, yaitu
terkenal dengan nama Ibn
yang diselanggarakan oleh atau
Kharrat (582 H).
inisiatif pemeritah. Adapun kalua
• Mengumpulkan hadist-
secara perseorangan, sebelum
hadist yang terdapat
abad II H hadist sudah banyak
dalam berbagai kitab
ditulis, baik pada masa tabiin,
diantara kitab-kitab yang
sahabat kecil sahabat besar,
mengumpulkan hadist-
bahkan masa Nabi Saw., yakni
hadist dari berbagai kitab
mereka tidak hanya membukukan
adalah:
hadist, tetapi fatwa sahabat pun
➢ Mashabih Ash-
dimasukan kedalam bukunya. Oleh
Sunah oleh Al-Imam
karena itu, dala kitab-kitab itu
Husain Ibn Masud Al
terdapat hadist-hadist marfu,
Baghawi (516 H).
mauquf, dan maqthu.
➢ Fami’ul Musanid Wal
Alqab, oleh Abdur
7. Perkembangan Hadist dari Abad IV
Rahman Ibn Ali Al-
hingga Tahun 656 H
Hafidh A-Hasan Ibn
Ahmad Al-
Periode keenam dimulai Samarqandy (491
dari abad enam hingga 656 H, H).
yaitu pada masa Abasyyah • Mengumpulkan hadist-
Angkatan kedua. Periode ini hadist hukum dan
dinamakan Ashru At-Tahdib wa At- Menyusun kitab-kitab
Tartibi wa Al-Istidraqi wa Al-Fami. Athraf.
Diantara usaha-usaha ulama
Diantara kitab-kitab yang
hadist yang terpenting dalam
mengumpulkan hadist hukum
periode ini adalah:
adalah :

7
Artikel Jurnal Ulumul Hadist

➢ Muntaqal Akhbar, oleh hadis yang terdapat dalam kitab yang


Majduddin Ibn sebelumnya kedalam sebuah kitab
Taimiyah Al-Harrany tertentu, diantaranya kitab zawa’’id
(652 H); sususnan ibnu Majah, kitab zawai’id As-
➢ As-Sunanul Kubra oleh Sunan Al-Kubra di susun oleh Al-Bushiri,
Al-Baihaqy (458 H); dan masih banyak lagi kitab Zawa’id
➢ Al-Ahkamus Sughra, yang lain.
oleh Al-Hafiz Abu
Muhammad Abdul
Haqq As-asybily (ibnu D. KESIMPULAN
kharrat)(652 H). Secara umum perkembangan ilmu
➢ Umdatul Ahkam, oleh
hadist mulai zaman Nabi SAW sampai
Abdul Ghany Al-
kodifikasi atau pembukuan hadist
Maqdisy (600 H)
adalah sebagai berikut.
Disamping itu, muncul kitab-kitab
Masa Nabi Muhammad SAW, pada
Athraf, antara lain:
masa ini tidak dinyatakan adanya ilmu
➢ Athrafu’Ash- hadist, tetapi para peneliti hadist
Shahihain oleh
memerhatikan adanya dasar-dasar
Ibrahim Ad-
Dimasyqi (400 H). dalam Al-Qur’an dan hadist Rasulullah
➢ Atrafu Ash- SAW mengenai anjuran pemeriksaan
Shahihain oleh Abu berita yang datang dan perlunya
Muhammad Khalf
persaksian yang adil. Rasulullah SAW
Ibn Muhammad Al-
menyuruh sahabat untuk menulis ayat
Wasithy (430 H).
Al-Qur’an dan melarang menulis al-
8. Perkembangan Hadist dari tahun Hadist agar tidak tercampur dengan
656 H-Sekarang ayat Al-Qur’an.
Masa Sahabat, para sahabat
Periode ini adalah masa
berhati-hati dalam meriwayatkan
sesudah meninggalnya khalifah
Abasiyyah ke XVII Al-Mu’tasim (w. hadits karena konsentrasi mereka
656 H) sampai sekarang. Periode ini terhadap Al-Qur’an yang bari
dinamakan Ahdu As-Sarhi wa Al- dikodifikasikan pada masa Abu Bakar
jami’ wa At-Takhriji wa Al-Bahtsi,
tahap awal dan masa Utsman tahap
yaitu masa pensyarahan,
kedua. Masa ini dikenal dengan masa
penghimpunan, pengtahrijan, dan
pembahassan. taqlil ar-riwayah (pembatasan
periwayatan). Meriwayatkan hadits
Usaha-usaha yang dilakukan oleh
ulama dalam masa ini adalah disertai dengan saksi dan bersumpah
menerbitksn isi kitab-kitab hadis, bahwa hadits yang ia riwayatkan benar
menyaringnya, dan menyusun 6 kitab dari Rasulullah SAW.
tahrij, serta membuat kitab-kitab jami’ Masa Tabi’in, para ulama
yang umum.
membendung hadits dari pemalsuan
Pada periode ini di susun kitab-kitab denganberbagai cara, diantaranya
zawa’id yaitu usaha mengumpulkan memeriksa kebenaran hadits dari segi

8
Artikel Jurnal Ulumul Hadist

rawi dan sanadnya. Keharusan sanad


dalam periwayatan menjadi tuntutan DAFTAR PUSTAKA
yang kuat ketika Ibnu Syihab Az-Zuhri [1] Amar. 2010. Makalah Ulumul Hadist.
menghimpun hadits dari para ulama di Tersedia:
atas lembaran kodifikasi.
[2] http://www.scribd.com/doc/75757
Masa Kodifikasi Hadits, pencatatan
77/Makalah-Ulumul-hadist- diakses
telah dilakukan oleh para sahabat sejak
tanggal 15 April 2012.
zaman Rasulullah SAW, namun kegiatan
[3] Hendra, Putra. 2010. Makalah.
ini secara resmi dimulai pada masa
Tersedia:
pemerintahan Islam dipimpin oleh http://pillyanggoo.blogspot.com/-
Khalifah Umar bin Abdul Aziz. diakses tanggal 15 April 2012.

[4] Rahman, Fatchur. 1970. Ikhtisar


Mustolahul hadist. Yogyakarta: PT
Alma’arif.

[5] Salahudin, Agus. 2008. Ulumul Hadist.


Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai