Kepada Yth,
Ketua IDI Banyumas
Di
Banyumas
Assalamualaikum Wr. Wb
Besama ini kami sampaikan, bahwa Perdalin Cabang Kotapraja akan menyelenggarak
an kegiatan ilmiah “WORKSHOP PPRA SESUAI STARKES 2022” DENGAN METODE
“KOTA DAMAI” (Kotapraja Dampingi Aplikasi dan Implementasi) yang akan diselenggara
kan pada:
Hari/ Tanggal : Sabtu - Minggu/ 27-28 Agustus 2022
Sehubungan dengan acara tesebut diatas, maka kami mengajukan permohonan untuk
Pembuatan Satuan Kredit (SKP) oleh pengurus IDI
Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan proposal kegiatan
Demikian pemberitahuan kami, atas perhatian dan kerjasamanya yang baik kami mengucapka
n terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Tembusan:
1. Arsip.
PROPOSAL
WORKSHOP PPRA SESUAI STARKES 2022
METODE KOTA DAMAI
(Kotapraja Dampingi Aplikasi dan Implementasi)
A. LATAR BELAKANG
Antibiotika telah lama digunakan dalam penanganan kasus infeksi. Penggunaan
antibiotika ini dapat menyebabkan resistensi antibiotika karena penggunaannya yang
tidak rasional. Penggunaan antibiotika secara rasional diartikan sebagai pemberian resep
yang tepat atau sesuai indikasi, pemberian dosis yang tepat, lama pemberian obat yang
tepat, interval pemberian obat yang tepat, aman pada pemberiannya, dan terjangkau oleh
penderita. Resistensi antibiotika disebabkan oleh mikroorganisme yang resisten terhadap
efek dari antibiotika, contohnya seperti Multidrugs Resistant Organism (MDRO).
Beberapa negara telah melakukan penelitian mengenai hubungan penggunaan antibiotika
dengan kejadian resistensi antibiotika. Peresepan antibiotika yang tidak tepat menjadi
penyebab timbulnya epidemik bakteri resisten yang hasilnya meningkatkan morbiditas
dan mortalitas.
Data surveilan AMRIN pada bulan Januari-Juni 2010 menunjukkan dari 4359
isolat ditemukan 3115 isolat bakteri gram negative dan 1244 isolat bakteri gram positif.
Di antara isolat yang ditemukan tersebut, 45% ESBL positif dan 18% dari 250 isolat
Staphylococcus aureus merupakan MRSA. Dari 633 isolat Escherichia coli, 17%
diantaranya ESBL dan 23% dari 196 isolat Klebsiella Pneumoniae merupakan ESBL.
Peresepan antibiotika di RSUP Dr. Kariadi dan RS Dr. Soetomo didapatkan hanya
sebesar 21% peresepan antibiotika yang tergolong rasional. Selain itu pada sebuah
penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso
Jakarta mengenai evaluasi penggunaan antibiotika yang dilakukan oleh Sulastri, dkk
pada tahun 2010, ditemukan sebanyak 40,9% pemberian antibiotika masuk kategori
tepat, 43,8% pemberian antibiotika dikategorikan tidak tepat dan ditemukan pemberian
antibiotika tanpa indikasi infeksi sejumlah 14,4%.
sakiT yang telah diakui Internasional melalui International Society for Quality in Health
Care (ISQua).
B. NAMA KEGIATAN
WORKSHOP : REGULASI, DOKUMENTASI DAN IMPLEMENTASI PPRA
SESUAI STANDAR AKREDITASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2022
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Peserta memahami konsep PPRA (Program Pengendalian Resistensi Antimikroba)
dan PGA (Penata Gunaan Antibiotika)
2. Tujuan Khusus
a. Memahami kebijakan dan peran pimpinan rumah sakit dalam program
pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)
b. Memahami Prinsip dasar pengendalian resistensi antimikroba
c. Memahami dan mampu menerapkan prinsip dasar pengendalian infeksi dengan
benar (universal precaution) dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba.
d. Memahami farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik
e. Memahami dan mampu menerapkan penggunaan antibiotik secara bijak untuk
tujuan profilaksis dan terapi
f. Memahami dan mampu menerapkan manajemen sampling pemeriksaan
mikrobiologi yang benar dan mampu menginterpretasikan kegunaan klinis hasil
pemeriksaan mikrobiologi.
g. Memahami peran farmasis dalam pengendalian penggunaan antibiotik.
h. Memahami dan mampu melakukan audit kuantitas dan kualitas penggunaan
antibiotic
i. Memahami dan mampu menyusun pedoman penggunaan antibiotik (antibiotic
guidelines) dengan standar internasional.
j. Mengetahui model penerapan PPRA ”pilot study” di Departemen/SMF.
k. Mampu menyusun ”Plan of Action” Program Pengendalian Resistensii
Antimikroba di Rumah Sakit.
SASARAN
1. Pimpinan/ Direktur Rumah Sakit/ RSD
2. Dokter
3. Perawat
4. Farmasi
5. Komite/ Tim PPRA dan atau Tim PGA
Biaya registrasi peserta workshop sebesar Rp. 4.000.000.00 (Empat Juta Rupiah)
E. SUSUNAN PANITIA
Penasehat : dr. Ridha Wahyutomo, M.Arch.,SpMK.,FISQua
F. JADWAL KEGIATAN
Hari I
Hari II
8 12.00 – ISHOMA
13.00
G. PENUTUP
Demikian proposal ini kami susun, untuk mendukung Rumah Sakit dalam
mengimplementasikan PPRA dan PGA.
Atas kerjasama dan dukungannya diucapkan terimakasih