NIM : 202001131
R2C KEPERAWATAN
KELAS :
JUDUL PENELITIAN Analisis Faktor Fetus dan Tali Pusat terhadap
Risiko Asphyxia Perinatal di Surakarta.
Siti Lestari, Dyah Dwi Astuti, Fachriza Malika
Ramadhani.
TAHUN Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No. 1,
May 2020
e-ISSN 2621-296X
METODE PENELITIAN Desain Penelitian : retrospective case control
study
Subjek : 264 Responden
Variabel : Fariabelnya berhubungan
antaramenganalisis faktor risiko fetal dan tali
pusat pada asfiksia neonatal.
Analisis : uji chi-square dan
fisher exact.
PEMBAHASAN Kelahiran prematur memiliki risiko terhadap
asfiksia nenatal. Hanretty (2014) menjelaskan
bahwa prematur dapat menyebabkan sindroma
gawat nafas. Bayi prematur juga dapat
mengalami perdarahan pada intraventrikular.
Perdarahan dapat berhenti atau berlanjut ke
dalam jaringan otak atau ke dalam seluruh
sistem vantrikel yang dapat mengakibatkan
terkendalanya suplai oksigen dalam darah
sehingga terjadinya hipoksia.
Faktor tali pusat memiliki risiko terhadap
kejadian asfiksia neonatal. Keadaan tali pusat
yang berisiko terjadi asfiksia adalahtali
pusatyang abnormal, seperti lilitan tali pusat
padajanin dan prolapsus tali pusat.
Keadaantalipusat yang abnormal dapat
menyebabkan terjadinya gangguan oksigenasi
padajanin. Gangguan oksigenasi yang terjadi
dapat mengakibatkan terjadinya asfiksia
(Prawirohardjo, 2016). Penelitianini
sejalandengan penelitian yang dilakukan oleh
Widiani, Kurniati, dan Windiani (2016) yang
menyebutkan bahwa lilitan tali pusat dapat
menyebabkan terjadinya asfiksia.Air ketuban
yang bercampur meconium tidak memiliki
risiko terhadap kejadian asfiksiaperinatal.
Menurut Prawirohardjo (2016), airketuban
bercampur meconium dapat menyebabkan
gangguan oksigenasi padajanin.Gangguan
oksigenasi yang terjadi padajanindapat
menyebabkan terjadinya gawat janindan dapat
berujung pada kejadian asfksia.Teori ini
dibuktikan oleh Tasewet al. (2018) yang
menjelaskan bahwa air ketuban yang
bercampur meconium memiliki risiko7,9 kali
lebih tinggi untuk terjadi asfiksia neonatorum.
KELEBIHAN Memiliki pembahasan yang rinci serta
mudah di mengerti
Data-data yang digunakan cenderung
lengkap dan jelas.
KEKURANGAN Disini saya tidak mendapatkan kekurangan dari
jurnal ini
HASIL PENELITIAN Hasil analisis statistik uji Chi-Square dan
Fisher Exact ditemukan bahwa
kelahiran prematur (OR 2,07 CI 95% P 0,02),
persalinan dengan tindakan (OR 3,61 CI 95%
P
0,00), berat bayi (OR 2,85 CI 95% P 0,00),
posisi janin (OR 2,37 CI 95% P 0,05), tali
pusat ( QR
3,071 CI 95% P 0,01) berisiko terhadap insiden
asfiksia perinatal. Air ketuban yang bercampur
meconium (OR 1,51 CI 95% P 0,16) tidak
memiliki risiko dengan Asfiksia perinatal.
Analisis Faktor Fetus dan Tali Pusat terhadap Risiko Asphyxia Perinatal di Surakarta
Siti Lestari1, Dyah Dwi Astuti2, Fachriza Malika Ramadhani3
1-3
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta
Keywords: Neonatal asphyxia, fetal risk factors, umbilical cord risk factors
Corresponding author
Siti Lestari
lestaristi68@gmail.com.
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No. 1, May 2020
e-ISSN 2621-296X
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No. 1, May 2020/ page 17-20 17
PENDAHULUAN
Asfiksia neonatal, walaupun definisi yang BBLR adalah penyebab pertama asfiksia
tepat belum ditentukan akan tetapi kondisi ini neonatorum. Aslam et al. (2014) menyatakan
membahayakan bagi janin atau bayi baru lahir bahwa salah satu komplikasi bayi dengan
karena kegagalan bernafas. Kegagalan BBLR adalah asfiksia neonatal. Begitu mudah
bernafas menyebabkan penurunan perfusi bayi dengan BBLR memiliki kelainan pada
oksigen ke berbagai organ (Aslam et al., 2014). sistem saraf menyebabkan bayi BBLR berisiko
Menurut WHO, 4 juta kematian pertahun mengalami asfiksia berat. Asfiksia parah yang
terjadi karena asfiksia neonatal, mewakili 38% terjadi pada BBLR juga sangat memengaruhi
dari semua kematian anak di bawah usia 5 sistem saraf pusat, yang diakibatkan oleh
tahun (Uleanya, Aniwada, Ekwochi, & kurangnya oksigen dan kurangnya perfusi
Uleanya, 2019). Di negara-negara jaringan (Aslam et al., 2014). Menurut Aslam
berpenghasilan rendah, 23% dari semua et al. (2014), BBLR merupakan penyebab
kematian neonatal terjadi karena asfiksia utama asfiksia neonatal dan berhubungan
neonatal (Ilah et al., 2015). dengan hipertensi ibu dan diabetes melitus
selama kehamilan dan sebelum kehamilan.
Asfiksia neonatorum merupakan kelanjutan
dari hipoksia janin. Diagnosis hipoksia janin Faktor penyebab asfiksia neonatal belum
dapat dibuat dalam persalinan dengan sepenuhnya menghasilkan data penelitian yang
ditemukannya tanda-tanda gawat janin. sama. Beberapa penelitian membagi faktor
Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia risiko menjadi faktor risiko maternal, fetal dan
neonatorum terjadi karena gangguan tali pusat, akan tetapi beberapa peneliti tidak
pertukaran gas transport O2 dari ibu ke janin memasukkan faktor risiko fetal dan tali pusat
sehingga terdapat gangguan dalam persediaan sebagai faktor penyebab asfiksia neonatal.
O2 dan dalam menghilangkan CO2. Kegagalan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pernafasan asfiksia pada bayi disebabkan faktor risiko fetal dan tali pusat pada asfiksia
karena beberapa faktor, seperti keadaan ibu, neonatal.
keadaan tali pusat, dan keadaan bayi (Dwi &
Devy, 2015) METODE
Faktor risiko yang terkait dengan asfiksia bayi Penelitian ini adalah sebuah penelitian
baru lahir adalah cairan ketuban bermekonium retrospective case control study, yang
sedang, presentasi sungsang, berat lahir <2.500 dilakukan di RS Dr Moewardi Surakarta,
g, sedasi intrapartum dengan morfin atau menggunakan data tahun 2013-2018. Neonatal
pethidin dan pelahiran premature (Pitsawong, yang terdiagnosa medis asfiksia dianggap
2011). Faktor lain penyebab asfiksia neonatal sebagai kelompok kasus, dan dilakukan
adalah: a) faktor-faktor pra-kelahiran seperti: identifikasi faktor risiko maternal, sedangkan
usia ibu, pra-eklampsia dan eklampsia, sosial neonatal yang tidak terdiagnosis asfiksia
ekonomi, riwayat asfiksia sebelum lahir, b) dianggap sebagai kelompok kontrol.
faktor-faktor dalam kelahiran seperti
presentasi janin, persalinan dengan operasi Adapun kriteria inklusi pada kelompok kasus
sesar, anestesi umum selama persalinan sectio, yaitu rekam medis bayi menunjukkan skor
persalinan, ekstraksi vakum, forsep, prolaps APGAR < 7 dan rekam medis ibu
tali pusat, dan disproporsi panggul cephalo menunjukkan data melahirkan bayi asfiksia.
(CPD), c) Faktor bayi, termasuk BBLR, Kriteria Inklusi Kontrol yaitu rekam medis
prematuritas, tanggal kadaluwarsa, bayi menunjukkan lahir tanpa asfiksia tetapi
polihidramnion, dan Retardasi Pertumbuhan memiliki pajanan faktor risiko terjadinya
Intra Uterine (IUGR) (Purwaningsih, Lanti, asfiksia dan rekam medis ibu yang melahirkan
Dewi, Yulia, Indarto, & Murti, 2018). bayi tanpa asfiksia tetapi memiliki pajanan
faktor risiko terjadinya asfiksia.
Siti Lestari - Analisa Faktor Fetus dan Tali Pusat terhadap Risiko Asphyxia Perinatal di Surakarta
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 1 No. 3, May 2020/ page 17-20 18
Tabel 1. Faktor risiko fetal dan tali pusat pada asfiksia neonatal (n=264)
Kasus Kontrol IK95%
Kategori p value OR
(n=88) % (n=176) % Min Mak
Bayi mengalami Ya 73 83 101 57,4
persalinan 0,00* 3,61 1,92 6,79
tindakan Tidak 15 17 75 42,6
dengan
Bayi Ya 30 34,1 27 15,3
0,00* 2,85 1,56 5,21
mengalamiBBLR Tidak 58 65,9 149 84,7
Bayi mengalami Ya 12 13,6 11 6,3
0,05* 2,37 1,00 5,61
posisi abnormal Tidak 76 86,4 165 93,8
Air ketuban bayi Ya 27 30,7 40 22,7
0,16* 1,51 0,85 2,67
bercampur mekonium Tidak 61 69,3 136 77,3
Tali pusat bayi Ya 3 3,4 0 0 0,01** - - -
abnormal Tidak 85 96,6 176 100
*Chi-Square
**Fisher Exact
Siti Lestari - Analisa Faktor Fetus dan Tali Pusat terhadap Risiko Asphyxia Perinatal di Surakarta
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 1 No. 3, May 2020/ page 17-20 19
PEMBAHASAN
Siti Lestari - Analisa Faktor Fetus dan Tali Pusat terhadap Risiko Asphyxia Perinatal di Surakarta
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 1 No. 3, May 2020/ page 17-20 20
Siti Lestari - Analisa Faktor Fetus dan Tali Pusat terhadap Risiko Asphyxia Perinatal di Surakarta
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 1 No. 3, May 2020/ page 17-20 21
Siti Lestari - Analisa Faktor Fetus dan Tali Pusat terhadap Risiko Asphyxia Perinatal di Surakarta
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 1 No. 3, May 2020/ page 17-20 22
SIMPULAN
Beberapa faktor risiko fetal dan tali pusat seperti kelahiran prematur (OR 2,07 CI 95% p-
value=0,02), persalinan dengan tindakan (OR 3,61 CI 95% p-value=0,00), berat bayi
lahir rendah (OR 2,85 CI 95% p-value=0,00), posisi janin (OR 2,37 CI 95% p-
value=0,05), tali pusat (QR 3,071 CI 95% p-value=0,01) berisiko terhadap insiden
asfiksia perinatal. Air ketuban yang bercampur meconium (OR 1,51 CI 95% p-
value=0,16) tidak memilikirisiko dengan asfiksia perinatal.
REFERENSI
Aslam, H. M., Saleem, S., Afzal, R., Iqbal, U., Saleem, S. M., Waqas, M., … Shahid, N. (2014).
Risk factors of birth asphyxia.
Italian Journal of Pediatrics, 13(05), 1–9. https://doi.org/10.1186/s13052-014-0094-2
Dwi, A., & Devy, S. R. (2015). Analisis faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian
asfiksia neonatorum. Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(3), 265–276.
Hanretty, K. P. (2014). Ilustrasi obstetrik. Jakarta:Nuha Medika.
Ilah, B., Aminu, M., Musa, A., Adelakun, M.,Adeniji, A., & Kolawole, T. (2015).
Prevalence and risk factors for perinatal asphyxia as seen at a specialist hospital in
Gusau, Nigeria. Sub-Saharan African Journal of Medicine, 2(2), 64.
https://doi.org/10.4103/2384-5147.157421
Pitsawong, C. (2011). Risk factors associated with Birth asphyxia in Phramongkutklao Hospital.
Thai Journal of Obstetrics and Gynaecology, 19(4), 165–171.
Prawirohardjo. (2016). Ilmu kebidanan (5th ed).
Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Purwaningsih, Y., Lanti, Dewi, Yulia, R., Indarto, D., & Murti, B. (2018). Factors associated with
newborn asphyxia at Dr . Harjono Hospital. Journal of Maternal and Child Health, 3(4),
287–293.
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 1 No. 3, May 2020/ page 17-20 23
Rahma, A. S., & Armah, M. (2014). Analisis faktor risiko kejadian asfiksia pada bayi baru
lahir di RSUD Syekh Yusuf Gowa dan RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
tahun 2013. Jurnal Kesehatan, VII(1), 277–
287.
Tasew, H., Zemicheal, M., Teklay, G., Mariye, T.,& Ayele, E. (2018). Risk factors of birth
asphyxia among newborns in public hospitals of Central Zone, Tigray, Ethiopia 2018.
BMC Research Notes, 11(1), 1–7. https://doi.org/10.1186/s13104-018-3611-3
Uleanya, N. D., Aniwada, E. C., Ekwochi, U., & Uleanya, N. D. (2019). Short term outcome
and predictors of survival among birth asphyxiated babies at a tertiary academic
hospital in Enugu , South East , Nigeria.
African Health Sciences, 19(1), 1554–1562.
Wati, E. E., & Nasrawati. (2017). Hubungan beratbayi lahir rendah (BBLR) dengan kejadian
asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2016. Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat, (September), 261–
265. Semarang: Universitas Muhammadiyah.
Wiadnyana, I. B., Bikin Suryawan, I. W., & Sucipta, A. . M. (2018). Hubungan antara bayi
berat lahir rendah dengan asfiksia neonatarum di RSUD Wangaya Kota Denpasar.
Intisari Sains Medis, 9(2), 95–99.https://doi.org/10.15562/ism.v9i2.167
Widiani, N. N. A., Kurniati, D. P. Y., & Windiani,
I. G. A. T. (2016). Faktor risiko ibu dan bayiterhadap kejadian asfiksia neonatorum di
Bali: Penelitian case control. Public Health and Preventive Medicine Archive, 4(2), 95.
https://doi.org/10.15562/phpma.v4i2.64
Wosenu, L., Worku, A. G., Teshome, D. F., & Gelagay, A. A. (2018). Determinants of birth
asphyxia among live birth newborns in University of Gondar referral hospital,
northwest Ethiopia: A case-control study.
PLoS ONE, 13(9), 1–12.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0203763