Anda di halaman 1dari 2

PRESS RELEASE ALIANSI KALTIM MENGGUGAT

“DARURAT DEMOKRASI”

Sejak pasca orde baru, demokrasi di Indonesia tidak mengalami perubahan kualitas yang
lebih baik. Berbagai pengalaman sejarah bangsa setelah kita lalui kepemimpinan orde baru
dengan rezim yang sangat otoritarian, sampai saat ini praktik pelaksanaan demokrasi kian
memburuk. Setelah reformasi, korupsi, kolusi hingga nepotisme makin maraknya terjadi di
bangsa ini setelah melalui pergantian pemimpin disetiap momentum Pemilu rakyat tak pernah
dilibatkan dalam urusan membuat kebijakan politik. Kebijakan maupun aturan perundang-
undangan yang tentunya berpihak dan pro terhadap hak serta kepentingan seluruh elemen lapisan
masyarakat yang tertindas baik itu pro terhadap petani, buruh, kaum miskin kota, nelayan, sopir
angkot, pedagang, dll. Bahwasannya rakyat hanya dilibatkan lima tahun sekali untuk hak
memilih, setelah itu tak penah dilibatkan kembali dalam urusan kebijakan elit politik. Di era
kepemimpinan Presiden Jokowi & Ma’ruf Amin, berbagai soal kebijakan yang dirasakan secara
langsung oleh lapisan masyarakat terutama demokrasi yang cenderung kurangnya partisipasi
public maupun pro berpihak terhadap elemen masyarakat. Beberapa kali gerakan rakyat
dibungkam rezim melalui alat negara. Pada kurun waktu tahun 2019, sejak dikeluarkannya draft
RKUHP menuai perlawanan oleh gerakan mahasiswa yang dinilai dalam poin tiap pasalnya
sangat cacat serta bertentangan dengan semangat demokrasi karena dapat mengkriminalisasikan
rakyat. Saat itu pembahasan dilakukan oleh DPR RI namun ditunda sementara & dilanjutkan
kembali pembahasannya saat ini ditahun 2022. Beberapa pasal kontraversi dalam RKUHP
tersebut diantaranya :permasalahan mengenai asas legalitas terdapat pada Pasal 2. Terkait
pembungkaman intelektual pada pasal 188 higga190. Pasal mengenai menghina harkat martabat
Presiden & Wapres yaitu Pasal 218,219,220, dan 252. selanjutnya tindak pidana terhadap
ketertiban umum Pasal 240 dan 241. Tindak pidana terhadap kekusaan umum pada pasal 351 dan
352 dan beberapa pasal lainnya.

Maka kami dari aliansi Kaltim Menggugat menyatakan sikap untuk menuntut :

1. Menolak pengesahan RKUHP


2. Cabut Omnimbus Law UU Cipta Kerja & UU Minerba
3. Wujudkan UU No.20 Tahun 2003
4. Selesaikan konflik agraria di lokasi IKN & Kaltim
5. Tingkatkan pembangunan infrastruktur di IKN & Kaltim

Tertanda,
ALIANSI KALTIM MENGGUGAT

Anda mungkin juga menyukai