TAHUN 2022
1
BAB I
DEFENISI
agar asuhan keperawatan dapat dilaksanakan secara aman. Untuk menjamin bahwa perawat
yang melaksanakan asuhan memang kompeten dalam pemberian asuhan, evaluasi kompetensi
harus selalu dilaksanakan mengingat perkembangan ilmu dan teknologi selalu berkembang baik
secara pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang dapat berkembang dari waktu ke
waktu. Adapun upaya guna menjamin pelayanan dari tenaga keperawatan diberikan secara
pelatihan, pengalaman kerja, sertifikasi, lisensi dan dokumen professional lainnya yang dimiliki
tenaga keperawatan. Proses kredensial memberi keputusan dan menjamin apakah tenaga
keperawatan yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinik (clinical previlege) untuk
memiliki kewenangan klinik (clinical privilege) untuk menentukan apakah yang bersangkutan
dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya, sedangkan penugasan klinik
adalah penugasan dari Direktur Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan
kepada perawat untuk melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit berdasarkan daftar
kewenangan klinis.
Rincian Kewenangan klinis (RKK) adalah daftar kewenangan atau uraian tugas yang
harus dikuasai oleh seorang perawat berdasarkan jenjang kompetensi yang dicapainya.
Perawat harus mengetahui kewenangan klinisnya dan menjadikannya sebagai pedoman dalam
2
Kewenangan Klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi keperawatan yang dila
kukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya, sedangkan Penugasan Klinis adal
Kredensial dan rekredensial diarahkan terjaminnya kompetensi perawat dalam memberikan asu
Asesmen kompetensi adalah evaluasi kompetensi klinis perawat dapat diukur melalui out
come dari asuhan keperawatan. Asesmen kompetensi adalah bagian dari kredensial, dimana as
esmen kompetensi dapat dilaksanakan sesuai proses kompetensi yang ditampilkan oleh staf per
awat.
Panduan ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam proses kredensial dan re-
3
BAB II
RUANG LINGKUP
yang berkualitas dan paripurna menjadi hal mutlak yang perlu diujudkan oleh tim kesehatan
termasuk tenaga keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini adalah berpusat pada pasien dan
ditujukan pada pelayanan yang aman. Pelayanan keperawatan yang professional harus
dilaksanakan oleh perawat yang kompeten agar asuhan keperawatan dapat dilaksanakan
secara aman.
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk
menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi
Walaupun seorang perawat telah mendapatkan pendidikan selama kuliah, namun rumah
sakit wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan
perawat dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini disebut dengan istilah credensialing. Proses
kredensialing ini dilakukan dua alasan utama. Alasan pertama, faktor yang mempengaruhi
keperawatan untuk suatu tindakan keperawatan sangat pesat, sehingga kompetensi dapat
berubah sewaktu waktu, bahkan dapat dianggap tindakan yang tidak aman bagi pasien. Alasan
kedua, kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat penyakit tertentu atau bertambahnya
jenjang karir professional keperawatan, artinya proses kredensial harus diikuti juga pembenahan
dan pengembangan jenjang karir professional keperawatan dan juga jabatan fungsional perawat
Jenjang karir Perawat Klinis (PK) mempunyai lima jenjang yaitu: PK I, PK II, PK III, PK
4
Perawat Klinis I (PK I)
NO KOMPETENSI
2
Mengidentifikasi dan menetapkan masalah keperawatan
3
Menerapkan Prinsip Etika, Etiket Dalam Keperawatan : Beneficience
5
Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen (Nasa canul)
6 Memfasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit (Pemasangan
Infus)
7
Monitoring Pemberian Darah Dan Produk Darah Secara Aman.
8 Melakukan perawatan luka akibat restrain
9
Mengukur Tanda-Tanda Vital
10
Mengidentifikasi Dalam Pemberian Obat Secara Aman Dan Tepat
11 Menerapkan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan pasien
Halusinasi, Harga diri rendah, dan defisit perawatan diri
NO KOMPETENSI
5 ringan
5
6 Melakukan perawatan luka karena trauma fisik
NO KOMPETENSI
1
Pengkajian intensif psikiatri dan keluarga
2
Menetapkan prioritas diagnosa keperawatan intensif dan keluaga
3
Melatih Teknik Kontrol infeksi pada keluarga
6
Melakukan perawatan luka heacting karena trauma fisik
7
Mengukur tanda-tanda vital pasien intensif psikiatri
8
Menerapkan pemberian psikofarmaka pada pasien intensif psikiatri
9
Monitoring evaluasi pemberian darah dan produk darah
10
Evaluasi asuhan keperawatan intensif psikiatri dan keluarga
11
Menerapkan prinsip etik keperawatan intensif psikiatri dan keluaga
6
Perawat Klinis IV (PK IV)
NO KOMPETENSI
1 Pengkajian lanjutan dan konsultasi data pengkajian
2 Menetapkan prioritas aktual, risiko / potensial dan wellnes kelompok
3 Melatih Teknik Kontrol infeksi pada kelompok
4 Melakukan pemenuhan oksigenisasi pada ESO berat
5 Melakukan pemenuhan nutrisi pasien dengan dual diagnosis
Melakukan pemenuhan cairan dan elektrolit pasien dengan dual
diagnosis
6 Melakukan perawatan luka infeksi karena trauma fisik
7 Mengukur tanda-tanda vital pada pasien dengan dual diagnosis
8 Menerapkan pemberian psikofarmaka pada pasien dengan dual
diagnosis
9 Menganalisa tindak lanjut pemberian darah dan produk darah pada
pasien
10 Evaluasi asuhan keperawatan actual, risiko / potensial, wellness pada
kelompok
11 Menerapkan prinsip etik keperawatan actual, risiko / potensial, wellness
pada kelompok
Menerapkan komunikasi terapeutik keperawatan pada kelompok
12
Menerapkan komunikasi terapeutik keperawatan dengan hambatan
komunikasi
Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para perawat
karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat dan melindungi pasien, rumah
sakit untuk hal yang berkaitan dengan tindakan medis atau keperawatan. Komite Keperawatan
asuhan keperawatan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai standar yang baik
(etis) sesuai kode etik profesi serta hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
Komite Keperawatan dapat memberikan jaminan kepada Direktur rumah sakit, bahwa
tenaga keperawatan memiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai standar pelayanan. Komite
7
Ketua komite keperawatan bekerja sama dengan sub komite kredensial membentuk
panitia khusus yang berguna menyeleksi dan melakukan proses kredensial dan re-kredensial
terhadap perawat rumah sakit. Evaluasi dilakukan oleh panitia kredensial untuk mengetahui
perkembangan secara skill maupun attitude seorang perawat. rumah sakit melalui Komite
Keperawatan menerapkan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas
kesehatan, dalam hal ini adalah perawat. Penetapan dari komite dan disetujui oleh direktur
klinik keperawatan.
Dalam melaksanakan fungsi kredensial, sesuai Permenkes No. 49 tahun 2013, Komite
1. Ijazah terakhir
5.
8
BAB III
TATA LAKSANA
tindakan keperawatan yang terinci (delination clinical privilege) bagi setiap tenaga perawat yang
dengan diketahui oleh Kepala Ruangan. Perawat yang mengajukan kredensial telah
mengisi beberapa formulir yang disediakan rumah sakit yaitu rincian kewenangan klinis
folio, self asesmen, loog book dan melengkapi dokumen bukti. Kelengkapan dokumen
3. Subkomite dapat meminta panitia adhoc bila dalam tim tidak mempunya staf yang terkait
keahliannya untuk melakukan review,verifikasi dan evaluasi dengan metode forto folio,
asesmen kompetensi.
4. Tahap kajian
Dalam hal ini RSUD Sijunjung menggunakan asesor kompetensi internal, yaitu mengkaji
setiap asuhan atau tindakan keperawatan yang diajukan oleh pemohon. Validasi terkait
kewenangan klinis maka dapat dilaksanakan asesmen yang berupa ujian praktik,
wawancara dan uji tertulis. Pada akhir proses kredensial, asesor kompetensi
pemohon dalam bentuk rekomendasi untuk Surat Penugasan Klinis (SPK) dan rincian
5. Subkomite memberikan laporan hasil kredensial kepada ketua komite sebagai bahan
rapat menentukan rincian kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan pengusul.
Sakit untuk diberikan surat penugasa klinis (SPK) dan rincian kewenangan klinis (RKK).
9
7. Direktur menerbitkan surat penugasan klinis (SPK) dan rincian kewenangan klinis (RKK)
memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan asuhan dan tindakan
keperawatan.
2. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan
klinis tersebut.
3. Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila dinyatakan tidak kompeten.
5. Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila dianggap telah
2. Self Asessment
10
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Format Asesmen
11