JURUSAN GIZI
2022
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DISUSUN OLEH :
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Kepala Instalasi Gizi
Asmaniar, SKM
NIP. 19780801 200712 2 002
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penullis mampu maenyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi (MSPMI) di Rumah
Sakit TNI AD TK.II Pelamonia Makassar. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kolonel CKM dr. Krisna Murti, SP.BS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit TK.II
Pelamonia Makassar
2. Ibu Sri Yunanci Van Gobel, SST,MPH selaku ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Kendari sekaligus Koordinator matakuliah SPMI
3. Ibu Euis Nurlaela, S. Gz, M.Kes selaku ketua Prodi D-III Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Kendari
4. Panitia Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang senantiasa memberikan arahan serta
sarannya kepada kami, selama kegiatan berlangsung
6. Ibu Asmaniar, SKM selaku Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit TK.II Pelamonia
Makassar yang menerima kami dan memberikan arahan, saran, motivasi serta
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan kepada kami selama kegiatan PKL
berlangsung
7. Ibu Irma Suryanti Syam, SKM selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
memberikan arahan,saran,
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1Tipe dapur Garis lurus (Line Shape).......................................................................... 28
Gambar 2 Tipe dapur Koridor (Double line) .............................................................................. 28
Gambar 3 Tipe dapur L (L shape) ............................................................................................. 29
Gambar 4 Tipe dapur U (U shape) ............................................................................................ 30
Gambar 5 Tipe Dapur Island ..................................................................................................... 30
Gambar 6 Tipe dapur bentuk G................................................................................................. 31
Gambar 7 Tipe parallel back to back ......................................................................................... 32
Gambar 8 Tipe dapur Parallel Face to face ............................................................................... 33
Gambar 9 Rekomendasi Rekomendasi Tipe Dapur berdasar Ukuran Ruang............................ 33
Gambar 10 Alur Penyelenggaraan Makanan…………………………………..…………………….71
Gambar 10Denah Instalasi Gizi Rumkit TK.11 TNI AD Pelamonia Makassar............................ 74
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
sistem manajemen penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit TNI
AD Pelamonia Makassar, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam praktik lapangan kerja ini adalah sebagai berikut:
a. Mampu membuat perencanaan biaya pada Sistem Penyelenggaraan
2
Makanan di Rumah Sakit
b. Mampu membuat menu dan standar makanan di Rumah Sakit
c. Mampu memahami sistem ketenagaan yang ada di Rumah Sakit
d. Mampu memahami alur pelayanan makanan di instalasi gizi Rumah
Sakit
e. Mampu memahami manajemen sistem dapur, hygiene dan sanitasi
makanan dan penjamah makanan di Rumah Sakit
f. Mampu memahami sistem pengawasan mutu makanan yang ada di
Rumah Sakit
C. Waktu
Praktik ini dilaksanakan pada tanggal 21 Februari sampai 5 maret di Rumah Sakit
TK. II Pelamonia Makassar.
D. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang
sistem penyelenggaraan makanan institusi di Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar.
E. Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit TK. II 14.05.01 Pelamonia adalah Rumah Sakit TNI AD yang
merupakan unsur pelaksana Kesehatan Kodam XIV/HSN, sebagai Badan Perlaksana di
bidang Kesehatan di Lingkungan Kodam XIV/HSN mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi prajurit TNI, PNS beserta keluarganya
yang berhak di jajaran Kodam XIV/HSN. Selain itu juga memberikan pelayanan
kesehatan bagi penderita dengan status BPJS, Jamsostek, Jamkesmas, Pasien
perusahaan dan masyarakat umum dengan memanfaatkan kapasitas lebih yang dimiliki
selain dari itu juga sebagai Rumah Sakit rujukan bagi penderita dari Kawasan Timur
Indonesia.
Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar juga sebagai Rumkit Rujukan bagi
penderita di lingkungan TNI dan masyarakat umum di Kawasan Indonesia Timur telah
terakreditasi 16 pelayanan versi 2007, serta telah memperoleh penetapan kelas type B
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan telah dinyatakan lulus Paripurna
Akreditasi Nasional Versi 2012 oleh Tim KARS pada Tahun 2016 selanjutnya persiapan
proses akreditasi SNARS 1 tahun 2019.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gizi, makanan, dietik masyarakat, kelompok dan individu. Pelayanan gizi di rumah sakit
adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan
keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh. Proses perjalanan penyakit
didalam tubuh dapat mempengaruhi keadaan gizi pasien, begitu juga keadaan gizi pasien
sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit. Sering terjadi, kebutuhan zat
gizi untuk memperbaiki organ tidak tercukupi sehingga kondisi pasien menjadi semakin
a. Biaya pelayanan gizi rumah sakit adalah biaya yang telah atau akan dikeluarkan untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit. Biaya tersebut meliputi biaya
asuhan gizi serta biaya untuk penyelenggaraan makanan (Kemenkes RI, 2013).Konsep
perhitungan biaya pelayanan gizi meliputi asuhan gizi dan biaya penyelenggaraan
Merupakan biaya yang pasti akan dikeluarkan ataupun biaya yang telah
suatu produk atau jasa. Pada penyelenggaraan makanan, unsur dari komponen
biaya bahan baku contohnya seperti bahan makanan, sedangkan untuk asuhan gizi
4
2) Biaya tenaga kerja yang terlibat
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang terlibat dalam
proses kegiatan, baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Unsur-
unsur dari komponen biaya tenaga kerja yang terlibat seperti gaji, honor, lembur,
3) Biaya overhead
dan jasa yang akan dihasilkan. biaya overhead yang dimaksud pada
memasak, alat makan, alat rumah tangga, telepon, listrik, pemeliharaan gedung.
Untuk biaya overhead pada asuhan gizi contohnya seperti alat timbangan badan,
alat-alat pengukur status gizi, pengukur tinggi badan, biaya food model, ruang
konseling.
b. Biaya makan yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan makanan disebut dengan biaya
makan per orang per hari. Biaya makan ini didapat dari total biaya yang dikeluarkan
untuk penyelenggaraan makanan dibagi dengan jumlah output. Unsur- unsur biaya
dalam penyelenggaraan makanan terdapat tiga komponen yaitu biaya bahan makanan,
Menu merupakan tujuan utama yang akan dicapai selain pelayanan yang
memuaskan. Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan adanya perencanaan menu dan
kesiapan yang serius. Kegiatan perencanaan menu merupakan salah satu fungsi
manajemen dalam pengadaan makanan. Perencanaan menu juga dapat diartikan sebagi
serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk memenuhi
5
kebutuhan gizi seseorang. Rumah sakit harus melayani berbagai jenis makanan khusus
sesuai kebutuhan orang sakit dengan citarasa yang dapat dicerna untuk mempercepat
Salah satu hal yang berpengaruh dalam perencanaan menu pasien adalah standar
porsi. Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam jumlah
adanya standar porsi untuk setiap hidangan, sehingga macam dan jumlah hidangan
menjadi jelas. Porsi yang standar harus ditentukan untuk semua jenis makanan dan
penggunaan peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi harus distandarkan
dan ukuran alat yang dipakai, jumlah porsi yang dihasilkan, cara memotong, membagi,
Pemorsian menu makanan adalah suatu proses atau cara mencetak makanan sesuai
dengan standar porsi yang telah ditentukan. Standar porsi adalah rincian macam dan
jumlah bahan makanan dalam jumah bersih pada setiap hidangan. Dalam
penyelenggaraan maknanan di rumah sakit, diperlukan adanya standar porsi untuk setiap
hidangan, sehingga macam dan jumlah hidangan menjadi jelas. Porsi yang standar harus
ditentukan untuk semua jenis makanan dan penggunaan peralatan seperti sendok sayur,
Makanan biasa adalah makanan yang diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan
bentuk, tekstur dan aroma yang normal, hanya tidak diperbolehkan makanan yang
merangsang atau yang menimbulkan gangguan pencernaan. Standar ini mengacu pada
pola menu seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang
6
dewasa sehat. Tujuan diet makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai
kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh. Standar porsi
yang berlaku untuk makanan biasa dan khusus mengacu pada Buku Penuntun Diet tahun
2010 tetapi untuk standar porsi makanan biasa standar rumah sakit disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan rumah sakit. Nilai gizi makanan biasa pada Buku Penuntun Diet
tahun 2010 adalah energi 2146 kalori, protein 76 gram, lemak 59 gram dan karbohidrat
331 gram. Pemberian makanan pada orang sakit, pada prinsipnya harus memenuhi
kebutuhan zat gizi yang disesuaikan dengan penyakit yang dideritanya. Hal ini berkaitan
dengan perubahan fisiologis dan metabolisme dalam tubuh orang sakit. Dengan demikian
pada kondisi khusus, pengaturan diet dan penyusunan menu dipersiapkan sesuai dengan
jenis penyakit dan gejala untuk menunjang kesembuhan pasien ( Kemenkes RI, 2013).
Almatsier (2004) makanan orang sakit dibedakan dalam : makanan biasa, makanan lunak,
1. Makanan biasa
Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam,
bervariasi dengan bentuk, tekstur dengan aroma yang normal. Susunan makanan
mengacu pada pola makanan seimbang dan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan bagi orang dewasa sehat. Makanan biasa diberikan kepada pasien yang
tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan penyakitnya, makanan sebaiknya
diberikan dalam bentuk yang mudah cerna, dan tidak merangsang saluran cerna.
2. Makanan lunak
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan dan dicerna, makanan ini cukup kalori, protein dan zat-zat gizi lainnya. Menurut
keadaan penyakitnya makanan lunak dapat diberikan langsung kepada pasien atau
sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa. Makanan lunak diberikan
kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan
kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi.
7
3. Makanan saring
Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih
halus dari makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Makanan saring
diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut
termasuk infeksi saluran cerna, serta pada pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan. Menurut keadaan penyakit, makanan saring dapat diberikan langsung kepada
pasien atau perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.
4. Makanan cair
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.
Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan
dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu
tinggi, rasa mual, muntah. Pasca pendarahan saluran cerna, serta pra dan pasca
bedah makanan dapat diberikan secara oral atau parenteral (Almatsier, 2007).
Dalam memproduksi makanan perlu adanya beberapa standar makanan seperti
standar porsi dan standar resep. Standar ini dapat menghasilkan makanan yang sama
siapapun pengolahnya (Mukrie, 1996).
1. Standar porsi
Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam jumlah
bersih setiap hidangan. Dalam penyelenggaraan makanan orang banyak, diperlukan
adanya standar porsi untuk setiap hidangan, sehingga macam dan jumlah hidangan
menjadi jelas. Porsi yang standar harus ditentukan untuk semua jenis makanan dan
penggunaan peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi harus
distandarkan.
2. Standar resep
Resep standar dikembangkan dari resep yang ada dengan melipat gandakan
atau memperkecil jumlah penggunaan bahan makanan yang diperlukan. Untuk
mencapai standar yang baik sesuai yang diharapkan diperlukan resep-resep yang
standar. Dalam standar resep tercantum nama makanan, bumbu yang diperlukan,
teknik yang diperlukan dan urutan melakukan pemasakan. Suhu dan waktu
pemasakan, macam dan ukuran alat yang dipakai, jumlah porsi yang dihasilkan,
cara memotong, membagi, cara menyajikan dan taksiran harga dalam porsi
8
C. Ketenagaan
Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan gizi yang optimal di rumah sakit
diperlukan adanya standar kebutuhan tenaga gizi secara lebih rinci. Menurut Kemenkes
(2013), tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi gizi yang terdiri dari
Registered Dietisien (RD) dan Technical Registered Dietisien (TRD). Registered Dietisien
bertanggung jawab terhadap pelayanan asuhan gizi dan pelayanan makanan dan dietetik,
sementara TRD bertanggung jawab membantu RD dalam melakukan asuhan gizi dan
pelayanan makanan serta dietetik serta melaksanakan kewenangan sesuai dengan
kompetensi. Kebutuhan RD dan TRD digambarkan pada tabel berikut :
D. Produk makanan
Pengertian :
melaporkan tetang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan dan
Tujuan :
Diterima bahan makanan sesuai daftar pesanan, waktu pesan dan spesifikasi yang
ditetapkan.
9
Prasyarat :
a. Terjadinya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah bahan
a. Bahan makanan yang diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi
b. Bahan makanan di kirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang atau
Pengertian :
Tujuan :
Tersedia bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan kualitas yang tetap
Prasyarat :
1. Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan makanan segar.
makanan.
10
Langkah penyimpanan bahan makanan :
1. Stelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, segera dibawa ke ruang
2. Apabilah bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan periksa
bahan makanan.
Tujuan :
Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan jumlah dan kualitas yang tepat
Prasyarat :
11
4). Pemasakan Bahan Makanan
makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualiltas, dan aman untuk di
konsumsi
Tujuan :
makanan
Prasyarat :
12
a. api besar untuk mendidihkan cairan dengan cepat dan untuk merebus sayuran
b. api sedang untuk memasak santan dan berbagai masakan sayur
c. api kecil untuk membuat kaldu juga di pakai untuk masakan yang memerlukan
waktu lama
2) Menyetup yaitu memasak dengan sedikit air
a. Mengetim: memasak dalam tempat yang di panaskan dengan air mendidih.
b. Mengukus: memasak dengan uap air mendidih. air pengukus tidak boleh
mengenai bahan yang di kukus.
c. Menggunakan tekanan uap yang di sebut steam cooking. panasnya lebih tinggi
dari pada merebus.
Pengertian :
sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen/pasien yang dilayani.
Tujuan :
tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan yang ada.
Terdapat 3 (tiga) sistem distribusi makanan di rumah sakit, yaitu system yang di pusatkan
Umunya disebut dengan cara distribusi “sentralisasi”, yaitu makanan dibagi dan
dipersiapkan ulang, dan disajikan dalam alat makan pasien sesuai dengan dietnya.
ditempatkan langsung kedalam alat makanan pasien sejak dari tempat produksi, dan
14
sebagian lagi dimasukkan kedalam wadah besar yang distribusin ya dilaksanakan
sebagai berikut.
4) Ruangan pasien terhindar dari bau masakan dan kebisingan pada waktu pembagian
makanan
4) Makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik, akibat perjalanan dari
1) Tidak memerlukan tempat yang luas, peralatan makan yang ada di dapur ruangan
tidak banyak
15
3) Makanan dapat disajikan lebih rapi dan baik serta dengan porsi yang sesuai
kebutuhan pasien
agak sulit
3) Besar porsi sukar diawasi, khususnya bagi pasien yang menjalankan diet
4) Ruangan pasien dapat terganggu oleh kebisingan pada saat pembagian makanan
Pada hakekatnya “Hygiene dan Sanitasi” mempunyai pengertian dan tujuan yang
hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Hygiene adalah usaha
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan
pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman
dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan mulai dari
penjualan sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsusmsi
kepada konsumen.
Persyaratan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman harus sesuai dengan
16
1204/MENKES/X/2004 tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. Tujuan
a. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen
makanan
c. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan
sebelum dikonsumsi oleh manusia. Karena itu alur tersebut perlu dipahami agar
diproleh gambaran yang jelas dimana titik-titik rawan dalam jalur yang dapat
lebih awal
hingga distribusi
sebelum dimasak
17
Menghindari kontaminasi silang antara bahan makanan mentah, makanan
dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat, karena penjamah makanan juga
merupakan salah satu vector yang dapat mencemari bahan pangan baik berupa
hygiene
Tubuh manusia selain sebagai alat kerja juga merupakan sumber cemaran bagi
1) Sumber cemaran dari tubuh manusia yaitu tangan, rambut, mulut, hidung,
Mandi secara teratur dengan sabun dan air bersih dengan cara yang baik
dan benar
Menyikat gigi dengan pasta gigi dan sikat gigi, sebelum tidur, bangun tidur
Berpakaian bersih
18
Membuang kotoran ditempat yang baik sesuai dengan persyaratan
kesehatan, setelah buang air besar maupun kecil selalu mencuci tangan
2) Sumber cemaran lain yang penting yaitu luka terbuka/koreng, bisul atau
nanah dan ketombe/kotoran lain dari rambut. Hal-hal yang perrlu diperhatikan
Koreng atau bisul tahap dini ditutup dengan plester tahan air
3) Sumber cemaran karena perilaku yaitu tangan yang kotor, batuk, bersin atau
dipakai
19
Tabel 2 Syarat Higiene Penjamah Makanan
Parameter Syarat
kebersihan Menggosok gigi dan pasta dan sikat gigi secara teratur, paling
diri sedikit 2 kali dalam sehari, yaitu setelah makan dan sebelum tidur
penjamah jari/kuku
20
melakukan Tidak meludah sembarangan diruangan pengolahan makanan
karena itu peralatan harus dijaga agar selalu tetap bersih. Upaya untuk menghindari
a. Gunakanlah peralatan yang mudah dibersihkan. Peralatan yang terbuat dari stainless
steel umumnya mudah dibersihkan. Karat dari peralatan logam dapat menjadi bahaya
kimia dan lapisan logam yang terkelupas dapat menjadi bahaya fisik jika masuk ke
dalam pangan.
c. Bersihkan semua peralatan termasuk pisau, sendok, panci, piring setelah dipakai
21
d. Letakkan peralatan yang tidak dipakai dengan menghadap ke bawah bilas kembali
peralatan yang benar dan tepat. Cara – cara pencucian peralatan yang benar meliputi
1) Prinsip pencucian
Upaya pencucian peralatan makan dan masak meliputi beberapa prinsip dasar
yaitu :
2) Sarana pencucian terdiri dari 2 jenis yaitu perangkat keras yaitu sarana fisik dan
permanen yang digunakan berulang-ulang dan perangkat lunak yaitu bahan habis
a) Perangkat keras yaitu bagian untuk persiapan, bagian pencucian yang terdiri
75 x 45 cm
b) Perangkat lunak yaitu air bersih, zat pembersih, bahan penggosok dan
desinfektan.
3) Teknik pencucian
Teknik pencucian yang benar akan memberikan hasil pencucian yang sehat dan
22
c) Washing atau mencuci dengan detergen
Jenis – jenis bahan pencuci yang sesuai digunakan untuk mencuci peralatan
makan./masak antara lain detergen, detergen sintesis, sabun dan pencuci absarif.
5) Desinfektan
Jenis – jenis desinfektan yang biasa digunakan dalam pencucian antara lain
Bahan baku termaksud air dan es dapat berkontaminasi oleh mikroba patogen
dan bahan kimia berbahaya. Lingkungan yang kotor dapat menjadi sumber bahaya
yang mencemari tangan, baik bahaya fisik, kimia maupun biologis. Sebagai contoh
bahaya fisik berupa pecahan gelas yang terserat dimana-mana dapat masuk
kedalam tangan Demikin juga, obat nyamuk yang disimpan tidak pada tempatnya
tidak tercampur dalam pangan secara tidak sengaja. Mikrobah yang tumbuh dengan
baik di tempat yang kotor mudah sekali masuk kedalam pangan. Berikut upaya
a. Menggunakan air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air harus
bebas dari mikroba dan bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan.
23
b. Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air
minum. Air yang akan digunakan untuk memasak atau mencuci bahan pangan
c. Air yang disimpan dalam ember harus selalau tertutup, jangan dikalori dengan
pertumbuhan mikroba.
e. Menjaga dapur dan tempat pengelolaan makanan agar bebas dari tikus, kecoa,
f. Tutup tempat sampah (terpisah antara sampah kering dan sampah basah)
dengan rapat agar tidak dihinggapi lalat dan tidak meninggalkan bau busuk serta
(TPS).
24
1. Tempat mengolah bahan makanan (mentah/segar) mulai dari dipersiapkan
sampai dengan dihidangkan.
2. Tempat menyiapkan bahan setengah jadi (frozen/precooked), ditata dan
dihidangkan.
3. Tempat menyimpan makanan sesuai jumlah porsi dan sesuai jam makan.
4. Memenuhi sistem untuk pelayanan makanan panas/dingin, dimana sub-sub
sistemnya adalah produksi, distribusi dan logistik.
5. Dapur di institusi penyelenggaraan makanan memegang peranan yang
penting, oleh sebab itu perlu perencanaan yang matang mengenai konstruksi
sarana fisik, peralatan dan perlengkapan dapur sehingga dapat meningkatkan
efisiensi kerja.
6. Berdasarkan fungsi dapur di atas, tipe dapur dapat dikelompokkan menjadi
empat, yaitu :
Conventional Kitchen
Tipe dapur dimana bahan yang dimasak seluruhnya terdiri dari
bahan mentah terlihat dari area/ruang pada dapur yang lengkap.
Biasanya digunakan pada perusahaan kecil yang menawarkan menu
tidak terlalu luas dan banquet yang tidak terlalu besar. Seluruh bagian
atau area dapur dapat ditempatkan menjadi satu ruang, dimana bagian
preparation dan bagian finishing ditempatkan pada area yang sama
serta semua makanan panas dilayani dalam satu outlet kitchen.
Combined Preparation and Finishing Kitchen
Combined Preparation and Finishing Kitchen adalah tipe dapur
yang biasanya terdapat pada perusahaan ukuran menengah yang
memungkinkan untuk mempersiapkan sejumlah standar menu dan porsi
tertentu. Bentuk dapur ini sangat berbeda dengan bentuk dapur
conventional karena di sini terdapat pemisahan antara bagian yang
mempersiapkan dengan bagian yang mengolah makanan. Tipe dapur
dimana dalam proses produksi mengkombinasikan bahan mentah dan
makanan yang telah matang. Biasanya digunakan pada perusahaan
ukuran menengah, sejumlah menu sudah terstandarisasi, preparation
dan finishing dipisahkan dalam dua blok.
25
Separated Preparation and Finishing Kitchen
Tipe dapur dimana proses produksi dan finishing tidak pada satu
gedung. Ruang finishing adalah ruang distribusi dimana berada di
beberapa tempat (satelit). Biasanya digunakan pada perusahaan ukuran
besar, terdapat satelit kitchen, ruang yang dilengkapi dengan
pembagian kerja dan kitchen equipment. Sistem ini sesuai untuk
diterapkan dalam jasa pelayanan skala besar. Dapur ini terbagi menjadi
beberapa bagian, seperti bagian persiapan, bagian pengolahan, bagian
pemorsian dan bagian penyelesaian. Dengan adanya pembagian
tersebut maka akan tercipta beragam menu dan jenis makanan yang
dapat disajikan dalam jumlah besar dengan waktu yang relatif lebih
cepat. Untuk dapur jenis ini, bagian pengolahan dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
a. Bagian Leader
Merupakan bagian yang mengolah makanan dingin, baik
makanan pembuka maupun makanan pokok, saus dingin seperti
mayonaise. Makanan dingin yang dipersiapkan seperti salad.
b. Bagian Vegetable
Merupakan bagian pengolahan sayur-sayuran yang memiliki
fungsi menyiapkan dan membuat berbagai makanan panas seperti
membuat kaldu dasar putih. Di samping itu bagian ini juga membuat
bermacam-macam sup encer, sup kental, serta membuat berbagai
makanan seperti makanan dari sayuran, kentang, nasi, pasta dan
makanan dari bahan telur.
c. Saucer
Merupakan bagian pengolahan saus yang memiliki fungsi dan
ruang lingkup pekerjaan menyiapkan dan membuat berbagai macam
saus serta makanan panas yang pada dasarnya merupakan makanan
pokok.
d. Pattiserie
Merupakan bagian yang memiliki fungsi dan ruang lingkup
pekerjaan mempersiapkan serta membuat macam-macam cake, bread,
26
manisan, ice cream dan makanan penutup (dessert) lainya.
Convenience Food Kitchen
Tipe dapur dimana bahan yang digunakan adalah bahan siap
pakai (convenience). Pada dapur tidak terdapat ruang pemasakan,
perusahaan tidak melakukan kegiatan persiapan, memerlukan cold/dry
storage, bagian persiapan hanya memerlukan peralatan seperti :
microwave, convenience oven, kecuali makanan yang harus dibuat
sendiri seperti fresh salad.
2). Tata letak (lay out) pada area pemasakan (cooking area)
Beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam mendesain dapur adalah
menentukan perletakan tempat memasak, tempat mencuci dan tempat
menyimpan, yang lebih dikenal dengan ”prinsip segitiga”. Prinsip ini
menekankan agar antara ketiga fungsi (memasak – mencuci – menyimpan)
tidak saling menghalangi namun jaraknya tidak terlalu jauh. Ada beberapa tata
letak (lay out) pada area pemasakan/cooking area sebagai berikut :
a. Tipe Garis Lurus (Line Shape) atau Single line
Dapur dengan tipe ini adalah bentuk dapur yang paling sederhana, hanya
berupa susunan kabinet memanjang yang menampung seluruh fungsi dapur
pada satu garis lurus. Keuntungan model ini amat menghemat tempat, dapur
bisa digabungkan dengan ruangan lain seperti ruang makan. Jarak yang
ditempuh pekerja pendek, menghemat waktu dan energi, bahan makanan
tidak menunggu lama sebelum diproses. Minimal membutuhkan tempat
sekitar 3-4 meter panjang dinding. Namun yang perlu diperhatikan pada
desain ini adalah penempatan kompor dan sink, karena salah peletakan bisa
mengakibatkan tidak praktisnya kegiatan di dapur. Kerugian dari tipe dapur
ini adalah hanya memuat tempat dan peralatan yang terbatas sehingga
ruang gerak pekerja terbatas dan produk yang dihasilkan juga menjadi
terbatas. Dapur jenis ini banyak ditemui di apartemen atau rumah atau
institusi yang memiliki ruang-ruang yang memanjang dan tidak terlalu lebar.
Bentuk ini kurang efektif namun hemat tempat.
27
Gambar 1Tipe dapur Garis lurus (Line Shape)
28
c. Tipe L (L Shape)
Model ini bisa diterapkan pada ruang yang terbatas. Jalur sirkulasi pada
dapur L relatif lebih nyaman. Bentuknya yang siku memungkinkan
pengelompokan antara dapur bersih dan kotor ditempatkan pada 2 dinding
yang berpotongan (di sudut). Keuntungan dari tipe dapur ini memuat tempat
dan peralatan yang lebih banyak, cocok untuk ruangan dapur yang
mempunyai panjang ruangan terbatas, cocok untuk memisahkan dua
kelompok peralatan dan pembagian kerja dapat lebih merata. Kerugiannya
memerlukan waktu dan energi yang lebih banyak.
d. Tipe U ( U Shape)
Bentuk dapur U biasanya menempati tiga dinding dan dapat digabungkan
dengan bar. Dapur U bisa dimanfaatkan untuk penyimpanan yang cukup
luas. Salah satu tipe dapur yang dapat menciptakan tempat penyimpanan
peralatan yang cukup banyak dan efektif. Penataan zonanya lebih fleksibel,
tergantung kebutuhan penggunanya. Cocok untuk ruangan dapur kecil
dengan sedikit pekerja. Kerugiannya ruang gerak pekerja terbatas dan bila
peralatan terlalu banyak terkesan tidak rapi.
29
Gambar 4 Tipe dapur U (U shape)
30
f. Tipe G
Dapur tipe ini sama dengan menutupi seluruh dinding dapur dengan
kabinet. Apabila ruang dapur cukup besar dan membutuhkan banyak
tempat penyimpanan alat-alat makan yang jarang dipakai, tipe ini bisa
digunakan. Namun banyak desainer dapur modern saat ini tidak akan
menyarankan menggunakan desain model ini. Disamping banyak terjadi
ruang mati pada kabinet-kabinet sudut, juga dapur akan terlihat penuh dan
kurang memberi kenyamanan secara psikologis.
31
Gambar 7 Tipe parallel back to back
32
Gambar 8 Tipe dapur Parallel Face to face
Namun demikian, tipe-tipe lay out dapur di atas hanya dapat berfungsi optimal
jika sesuai dengan ukuran ruang. Tipe lay out dapur berdasar ukuran ruang dapat
dilihat pada tabel berikut.
33
3). Kelayakan Hiegene dan Sanitasi
Berdasarkan Standar Internasional ISO 8402 yang sudah diadopsi ke dalam SNI 19-
8402-1996 tentang Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu, maka mutu diartikan sebagai:
keseluruhan gambaran dan karakteristik suatu produk yang berkaitan dengan kemampuan
untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan yang dinyatakan secara langsung maupun
secara tidak langsung.
Mutu pangan bersifat multi dimensi dan mempunyai banyak aspek. Aspek-aspek mutu
pangan tersebut antara lain adalah aspek gizi (kalori, protein, lemak, mineral, vitamin, dan
lain-lain) aspek selera (indrawi, enak, menarik, segar) m’ aspek bisnis (standar mutu, kriteria
mutu) serta aspek kesehatan (jasmani dan rohani) kepuasan konsumen berkaitan dengan
mutu. Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas
karbohidrat, protein, lemak. vitamin, dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi
pertumbuhan dan kesehatan manusia (PP Nomor 28 tahun 2004). Menurut PP Nomor 28
tahun 2004 pengertian mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria
35
keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan.
makanan, dan minuman.
Jaminan mutu adalah seluruh kegiatan terencana dan sistematik yang diterapkan
dalam system mutu dan diperagakan sesuai dengan kebutuhan, untuk memberikan
keyakinan secara memadai bahwa barang atau jasa akan memenuhi persyaratan mutu.
Secara internal jaminan mutu memberikan keyakinan pada manajemen, sedangkan secara
eksternal memberikan keyakinan kepada pelanggan atau pihak lain.
Pada konsep jaminan mutu apabila dari hasil pemeriksaan dan pengujian ditemukan
masalah, maka dilakukan tindakan koreksi atau perbaikan, serta analisa terhadap akar
penyebab permasalahan. Hasil analisa dapat digunakan sebagai dasar dari tindakan
pencegahan agar masalah tersebut tidak terulang lagi.
Dewasa ini beberapa negara telah menerapkan “Hazard Analysis Critical Control
Point” (HACCP) sebagai acuan ataustandar internasional untuk pengawasan mutu dan
keamanan pangan. Bahkan “Codex Alimentarius Commision” (CAC) sebagai komisi standar
pangan dari FAO/WHO telah merekomendasikan HACCP sebagai suatu system jaminan
mutu yang tepat dalam sistem pengawasan pangan.
36
BAB III
1. Anggaran Belanja
biaya yang diperlukan untuk rencana kebutuhan unit, pengadaan bahan makanan bagi
Sakit TK.II Pelamonia telah sesuai dengan pedomanan Pelayanan Gizi Rumah Sakit
perencanaan anggaran belanja bahan makanan dilakukan setiap hari oleh pihak ahli
gizi dengan cara membuat daftar belanja satu hari sebelum bahan makanan tersebut
dibutuhkan. Jumlah pesanan bahan makanan disesuaikan dengan jumlah pasien yang
pasar modern dan pasar tradisional. Pada tahap awal dilakukan observasi harga untuk
kedua kedua model pasar tersebut, kemudian dilakukan penentuan harga rata-rata
dari hasil observasi harga yang telah dilakuan. Setelah penentuan harga rata-rata,
melakukan sistem pelelangan umum (tender) untuk memilih penyedia atau rekanan
sebagai pemasok dalam penyediaan dan penyaluran bahan makanan di instalasi gizi
37
1. Perencanaan kebutuhan bahan makanan
Perencanaan kebutuhan bahan makanan di instalasi gizi Rumah Sakit
Pemesanan dan pembelian bahan makanan dibagi atas dua bagian yaitu
untuk bahan makanan basah dan bahan makanan kering secara terpisah.
untuk bahan makanan kering dilakukan 3 kali berdasarkan stok yang ada.
dilayani setiap harinya dan standar porsi bahan makanan serta siklus menu
1. Standar makanan
Penyusunan standar menu makanan rumah sakit adalah acuan terkait jenis dan
yang tercantum dalam penuntun diet dan disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit.
Dalam penyusunan standar makanan di instalasi gizi Rumah Sakit TK.II Pelamonia
menggunakan panduan buku penuntun diet yaitu standar makanan biasa dan diet
khusus. Kelompok sasaran yang dilayani adalah pasien umum terdiri dari kelas VIP,
Tujuan dari penyusunan standar makanan ini sebagai acuan yang akan digunakan
dalam penentuan makanan bagi setiap pasien yang akan dilayani dengan tersedianya
standar makanan yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit TK.II Pelamonia .
Standar makanan ini berisi patokan macam dan jumlah bahan makanan seseorang
sehari disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien dan disesuaikan dengan kebijakan
39
Standar Porsi dan Standar Harga Rumah Sakit TK.II Pelamonia
Tabel 3 STANDAR PORSI, STANDAR HARGA DAN NILAI GIZI PASIEN VIP RUMAH SAKIT
TK.II 14.05.01 PELAMONIA TAHUN 2022
Tabel 4 STANDAR PORSI, STANDAR HARGA DAN NILAI GIZI PASIEN KELAS I RUMAH
SAKIT TK.II 14.05.01 PELAMONIA TAHUN 2022
Tabel 5 STANDAR PORSI, STANDAR HARGA DAN NILAI GIZI PASIEN KELAS II RUMAH
SAKIT TK.II
41
Tabel 6 STANDAR PORSI, STANDAR HARGA DAN NILAI GIZI PASIEN KELAS III RUMAH
SAKIT TK.III
a) Makanan lunak
43
Siang Tepung beras 4 sdm 25
Daging sapi 1 ptg sdg 35
Telur ½ btr 25
Tahu ½ bj bsr 55
Buah 1 ptg bsr 100
Gula pasir 1 sdm 13
Santan 1/3 gls 40
Snack sore Maizena 5 sdm 25
Gula pasir 1 sdm 13
Susu lemak sedang ½ gls 100
Malam Tepung beras 4 sdm 25
Daging sapi 1 ptg sdg 35
Telur ½ btr 25
Tahu ½ bj bsr 55
Jeruk 2 bh 110
Gula pasir 1 sdm 13
Santan 1/3 gls 40
Snack Susu lemak rendah 4 bh 40
malam
Gula pasir 1 sdm 13
44
Minyak jagung 10 1 sdm
Sari buah 100 1 gls
Cairan 2000 (cc) 10 gls
45
Standar Porsi Jenis Diet
a. Diet TKTP
Nilai Gizi
Protein : 104 gram
Lemak : 76 gram
KH : 397 gram
47
Sayuran B 2 bh 100
Buah 1 sdt 5
Minyak
Sumber : Data sekunder
Nilai Gizi
Protein : 104 gram
Lemak : 76 gram
KH : 397 gram
48
Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40
Tahu 1 ptg bsr 110
Sayuran B 2 bh sdg 100
Buah 2 bh sdg 110
Minyak 1 sdt 5
Snack malam Gula pasir 1 sdm 13
Sumber : Data Sekunder
Nilai Gizi
Protein : 73 gram
Lemak : 47 gram
KH : 383 gram
Tabel 14 Standar Porsi Makanan Diet Diabetes Melitus Nefropati 1500 Kalori
49
Daging 1 ptg sdg 35
Sayuran B ½ gls 50
Buah 2 bh 190
Minyak 2 sdt 10
Snack malam Gula pasir 1 sdm 13
Sumber : Data Sekunder
Nilai Gizi
Protein : 31 gram
Lemak : 42 gram
KH : 240 gram
50
Daging 1 ptg sdg 35
Kacang merah 2 sdm 110
Sayuran B 1 gls 20
Buah 1 ptg sdg 100
Gula 1 sdm 13
Minyak 1 sdt 5
Sumber : Data Sekunder
Nilai Gizi
Protein : 65,5 gram
Lemak : 30 gram
KH : 324 gram
51
Malam Nasi 1 gls 150
Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40
Tahu ½ ptg sdg 55
Sayuran 1 gls 100
Buah 1 ptg 180
Minyak 1 sdm 5
Sumber : Data Sekunder
Nilai Gizi
Protein : 51,5 gram
Lemak : 33 gram
KH : 261 gram
g. Diet Lambung II
52
Snack sore Roti 1 ptg 50
Telur 1 btr 55
Buah 1 ptg bsr 190
Gula pasir 2 sdm 26
Minyak 2 sdt 10
Malam Bubur 1 gls 200
Daging 1 ptg sdg 35
Tahu 1 bj bsr 110
Sayuran B 1 gls 100
Buah 1 ptg sdg 50
Minyak 2 sdt 10
Snack malam Gula pasir 1 sdm 13
Susu rendah lemak 6 sdm 30
Sumber : Data Sekunder
Nilai Gizi
Protein : 66,5 gram
Lemak : 70 gram
KH : 262 gram
Tabel 18 Standar Porsi Makanan Diet Gagal Ginjal Kronik dengan Dialisis I
53
Siang Nasi 1 ½ gls 100
Ikan 1 ptg sdg 40
Tempe 1 ptg 50
Sayuran B 1 gls 100
Pepaya 1 ptg 110
Minyak 2 sdt 10
Gula 1 sdm 13
Snack sore Biskuit 4 bh 40
Gula 1 sdm 13
Malam Bubur ¾ gls 100
Daging 1 ptg bsr 35
Tahu 1 bj bsr 110
Sayuran B ½ gls 50
Pepaya 1 pg sdg 110
Minyak 2 sdt 10
Gula 1 sdt 13
Snack malam Gula pasir 1 sdm 13
Susu rendah lemak 2 sdm 20
Sumber : Data Sekunder
Nilai Gizi
Protein : 60 gram
Lemak : 54 gram
KH : 342 gram
i. Diet Hati I
Tabel 19 Standar Porsi Makanan Diet Hati I 1500 Kalori
54
Gula 1 sdm 13
Snack pagi Biskuit 2 bh bsr 20
Buah 1 ptg bsr 190
Gula pasir 1 sdm 13
Siang Bubur 2 gls 400
Daging 1 ptg sdg 35
Sayuran B 1 gls 100
Buah 1 ptg bsr 110
Gula 1 sdm 13
Margarin 2 sdt 10
Snack sore Gula pasir 1 sdm 13
Malam Bubur 1 gls 200
Telur ayam 1 btr 55
Sayuran B 1 gls 100
Buah 2 bh 110
Gula 1 sdm 13
Margarin 2 sdt 10
Sumber : Data Sekunder
Nilai Gizi
Protein : 28 gram
Lemak : 30 gram
KH : 274 gram
j. Diet Hiperemesis
55
Snack pagi Biskuit 2 bh bsr 20
Buah 1 bh 190
Gula pasir 1 sdm 13
Siang Bubur 1 gls 150
Daging 1 ptg sdg 35
Tahu 2 bj bsr 55
Sayuran B 1 gls 100
Buah 1 bh 50
Minyak 1 sdt 5
Snack sore Buah 1 ptg bsr 150
Gula pasir 1 sdm 13
Malam Bubur 1 gls 150
Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40
Tempe 1 ptg sdg 110
Sayuran B 1 gls 25
Buah 1 ptg bsr 100
Minyak 1 sdt 5
Snack malam Roti 2 ptg sdg 80
Jam 1 sdm 10
Gula pasir 1 sdm 13
Sumber : Data Sekunder
Nilai Gizi
Protein : 46 gram
Lemak : 25 gram
KH : 305 gram
56
Siklus Menu Rumah Sakit TK.II Pelamonia
Siklus menu yang berlaku di Rumah Sakit TK.II Pelamonia adalah siklus menu 10
hari ditambah 1 hari untuk tanggal 31 dan dievaluasi 6 bulan sekali. Apabila ada menu
yang tidak disukai oleh pasien maka menu tersebut akan diganti dengan membuat
menu baru yang bertujuan untuk menghilangkan kebosanan pasien. Siklus menu dibuat
berdasarkan kelas perawatan, yaitu siklus menu VIP, kelas I, kelas II, kelas III dan
menu untuk diet.
WAKTU I
PAGI 1. NASI / BUBUR
2. ABON SAPI (VIP)
3. TELUR DADAR (VIP)
4. TELUR BALADO (1,II,III)
5. TEMPE GORENG ASAM MANIS
6. CAH SAWI TUMIS + TAUGE + WORTEL
57
SIKLUS MENU PASIEN
RS PELAMONIA
WAKTU II
PAGI 1. NASI / BUBUR
2. AYAM SUIR (VIP)
3. TELUR CETAK BUMBU RUJAK (I,II,III)
4. TAHU BALADO
5. CAH KACANG PANJANG + WORTEL + L. SIAM
WAKTU III
PAGI 1. NASI / BUBUR
2. DAGING TOPPA LADA (VIP/I)
3. TELUR ASAM MANIS (II/III)
4. TEMPE GORENG TEPUNG
5. BIHUN KUAH + WORTEL + SAWI HIJAU
WAKTU IV
PAGI 1. NASI/BUBUR
2. AYAM BUMBU KECAP (VIP/I)
3. TELUTR BUMBU RUJAK (II/III)
4. TAHU ASAM MANIS
5. MIE GORENG + WORTEL + SAWI HIJAU
59
SIKLUS MENU PASIEN
RS PELAMONIA
WAKTU V
PAGI 1. NASI/BUBUR
2. AYAM SUIR (VIP / 1)
3. TELUR CETAK (II / III)
4. TEMPE GORENG
5. CAH SAWI TUMIS + TAUGE + WORTEL
10.00 BUBUR KACANG HIJAU
SIANG 1. NASI/ BUBUR
2. AYAM WOKU (VIP/1)
3. AYAM KARI (II / III)
4. TELUR BUMBU BALI (VIP / 1)
5. TEMPE GORENG KECAP
6. SUP KACANG MERAH + WORTEL + KENTANG + LAKSA
7. PEPAYA
15: 00 KUE/ THE MANIS (I & VIP)
SORE 1. NASI/ BUBUR
2. IKAN KAKAP ASAM MANIS (VIP/1)
3. DAGING KARI (II / III)
4. PERKEDEL UDANG (VIP/1)
5. TAHU BUMBU BALI
6. CAH LABU SIAM + WORTEL + BUNCIS
7. PISANG SUSU + LENGKENG
WAKTU VII
PAGI 1. NASI/BUBUR
2. AYAM SUWIR (VIP/I)
3. TELUR ASAM MANIS (II/III)
4. TEMPE GORENG
5. TUMIS LABU SIAM + WORTEL +BUNCIS
WAKTU VIII
PAGI 1. NASI GORENG / BUBUR
2. SAMBAL GORENG DAGING (VIP / I )
3. TELUR BALADO (II/III)
61
4. TAHU BUMBU KUNING
5. BIHUN GORENG + WORTEL + SAWI HIJAU
WAKTU IX
PAGI 1. NASI/ BUBUR
2. SAMBAL GORENG BAKSO ( VIP/I)
3. TELUR CETAK (II/III)
4. TEMPE BUMBU BALI
5. CAH KACANG PANJANG + WORTEL + LABU SIAM
WAKTU X
PAGI 1. NASI/ BUBUR AYAM
2. AYAM SEMUR ( VIP/I)
3. TELUR DADAR
4. TAHU KARI
5. MIE GORENG + WORTEL + SAWI HIJAU
2. Standar bumbu
Standar bumbu yang berlaku di instalasi Gizi Rumah Sakit TK.II Pelamonia
terdiri dari 5 macam standar bumbu yaitu:
1. Standar bumbu A (merah)
Bawang merah : 500 gram
Bawang putih : 200 gram
Lombok besar : 1000 gram
2. Standar bumbu B (putih)
Bawang merah : 500 gram
63
Bawang putih : 200 gram
Kemiri : 200 gram
3. Standar bumbu C
Bawang merah : 300 gram
Bawang putih : 700 gram
Merica : 140 gram
4. Standar bumbu D (iris)
Bawang merah : 100 gram
Bawang putih : 50 gram
5. Standar bumbu E (bumbu tambahan sesuai kebutuhan)
Seperti tomat,daun salam, sereh, jahe, laos, kunyit, daun jeruk
C. Ketenagaan
Susunan personel Unit Gizi berdasarkan kondisi yang ada saat ini :
PNS : 9 orang
Honor: 26 orang
Perempuan : 40 orang
Jumlah : 44 orang
Susunan personel Unit Gizi Rumah Sakit TK.II pelamonia berdasarkan tingkat pendidikan :
2 S1 Gizi 1 orang
4 D3 Gizi 3 orang
64
5 D4 Gizi 2 orang
6 D3 Keuangan 1 orang
7 SMA 25 orang
9 SMK 4 orang
10 SMP 1 orang
Jumlah 44 orang
2 Gol II / c 1 orang
3 Gol II / b 2 orang
4 Gol II / d 3 orang
5 Honor 36 orang
Jumlah 44 orang
Masa kerja
a. 0-5 th : 18 orang
b. 6-10 th : 8 orang
c. 11-20 th : 9 orang
d. > 20 th : 9 orang
65
Disribusi Personel :
D. Produk makanan
Sistem penerimaan bahan makanan di instalasi gizi Rumah Sakit TK.II Pelamonia
untuk bahan makanan basah dan kering. Adapan langka-langka penerimaan bahan
1. Bahan makanan basah yang dikirim rekanan diterima pada jam 07.30
4. Bahan makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi bahan
66
6. Apabila bahan makanan yang diterima tidak sesuai dengan spesifikasi maka bahan
makanan akan dikembalikan kerekanan untuk diganti dengan bahan makanan yang
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan apabila berat dari bahan
makanan yang diterima tidak sesuai (kurang) dengan berat yang dipesan maka pihak
instalasi akan meminta pihak rekanan untuk menambah bahan makanan yang kurang
tersebut
7. Bahan makanan basah yang sesuai dengan pesanan baik jumlah dan spesifikasi
makanan yang tidak langsung diolah seperti bahan makanan sore dan malam akan
8. Bahan makanan kering yang sesuai dengan pesanan, jumlah dan spesifikasi
Bahan makanan di instalasi gizi Rumah Sakit TK.II Pelamonia yaitu penerimaan
bahan makanan sesuai spesifikasi, satuan, jumlah yang dipesan. Jika tidak sesuai maka
akan dikembalikan dan diganti atau ditambahkan pada proses penerimaan berikutnya.
Selain itu ada catatan penggantian bahan makanan dalam faktur pemesanan.
makanan basah dengan menimbang dan memeriksa bahan makanan tersebut, bahan
makanan yang sesuai dengan daftar pesanan dibawah keruang persiapan, untuk menu
siang bahan makanan langsung diolah sedangkan bahan makanan untuk menu makan
memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan segar di gudang
67
bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan pelaporan. Di instalasi Gizi
rumah Sakit TK.II Pelamonia penyimpanan bahan makanan dibagi menjadi 2 yaitu
menerapkan system FIFO (First In, First Out) dimana bahan makanan pertama masuk
(disimpan) akan pertama dikeluarkan (digunakan) dan barang yang masa kadaluarsanya
dekat maka itu yang akan dikeluarkan atau digunakan terlebih dahulu atau disebut
sistem FEFO (First expired, First Out). Dalam ruangan penyimpanan bahan makanan
kering terdapat kartu stok yang berisi tanggal masuk keluarnya bahan makanan dan
Penyaluran bahan makanan di instalasi gizi rumah sakit TK.II Pelamonia yaitu
setelah barang diterima dibagian penerimaan bahan makanan oleh petugas penerimaan
Demikian pula petugas gudang akan mengeluarkan bahan makanan kering sesuai
dikeluarkan ditimbang sesuai berat kebutuhan, dan di catat dikartu barang dan dibuku
pengeluaran barang.
Tujuan dari penyaluran bahan makanan yaitu tersedianya bahan makanan siap
pakai dengan jumlah dan kualitas yang kualitas yang tepat sesuai dengan pesanan dan
sayur, persiapan buah dan persiapan bumbu di rumah sakit TK.II Pelamonia sudah
68
sesuai persyaratan.
Makanan pokok berupa nasi dan bubur nasi persiapan yaitu terlebih dahulu dilakukan
2. Persiapan lauk
Diruangan ini dilakukan pemotongan lauk hewani oleh juru masak berdasarkan
3. Persiapan sayur
Diruangan ini bahan makanan (sayur, buah dan lauk nabati) akan dibersihkan dan
bahan makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk
dikonsumsi.
dengan standar porsi, penggunaan standar resep, waktu pemasakan, suhu pemasakan,
suhu penyajian makanan, prosedur kerja dalam pemasakan dan ketepatan penggunaan
alat. Proses pemasakan di Instalasi Gizi TK.II Pelamonia dibagi berdasarkan jenis
makanan yaitu :
69
a. Makanan pokok
Makanan pokok diolah menjadi dua jenis yaitu nasi dan bubur.
b. Lauk hewani
Proses pemasakan lauk hewani di Instalasi Gizi TK.II Pelamonia terdiri dari
menumis.
c. Lauk nabati
d. Sayuran
f. Distribusi makanan
sesuaikan dengan kelas perawatan dan jenis diet untuk masing-masing jenis penyakit.
sebagai berikut :
70
Gambar 10 Alur Penyelenggaraan Makanan
Penerimaan &
Pelayana Pengadaa Penyimpanan
Perencanaan
n n Bahan Bahan (3)
Menu (1)
makanan (2)
pasien
mudah dijangkau oleh kendaraan yang akan mengantar bahan makanan, selain itu
juga dekat dengan ruang produksi yaitu ruang persiapan dan ruang penyimpanan,
baik itu penyimpanan basah maupun kering. Tempat penerimaan bahan makanan
digunakan untuk mengecek kulitas dan kuantitas bahan makanan sesuai dengan
dipesan sesuai dengan ukuran yang dipesan. Bagi petugas di ruang penerimaan
bahan makanan diwajibkan untuk menggunakan APD lengkap yaitu celemek, tutup
penyimpanan bahan makanan kering suhu ruangan berkisar 9-25°𝐶, jarak rak ke
71
lantai 15 cm, jarak dari dinding 10 cm, dan jarak dari langit-langit 50 cm. Sedangkan
untuk ruang penyimpanan bahan makanan basah seperti sayuran,buah dan lauk
nabati yaitu suhu ruangan berkisar 5-15°𝐶, lauk hewani suhu ruangan berkisar.
bahan makanan yang sudah ada. Pada ruang produksi terdiri dari ruang persiapan
sampai pengolahan bahan makanan. Ruang persiapan terbagi atas 4 ruangan yaitu
ruang persiapan sayur, buah dan nabati, ruang persiapan lauk hewani, ruang
pengukur suhu dan kulkas untuk menyimpan bahan makanan yang berbeda,
sedangkan pada ruang persiapn lauk hewani tempat penyimpannnya yaitu freezer.
Ruang produksi makanan cukup luas, ruang ini juga dilengkapi dengan pencahayaan
yang terang, Ventilasi udara panas lubang asap kecil, lantai kuat dan kedap air, tidak
licin dan rata. Pada bagian persiapan dilengkapi dengan alat-alat seperti pisau,
kompor, panci, wajan dan peralatan lainnya yang diletakkan diruangan khusus
penyimpanan alat dan akan diambil sesuai kebutuhan selama proses pengolahan.
Setiap alat yang telah digunakan akan langsung dibawa keruang pencucian alat
produksi dan akan langsung dibersihkan.Pada tahap pengolahan ada hal yang
dilakukan yaitu penyimpanan sampel makanan. Tujuannya adalah untuk dilakukan uji
laboratorium apabila sewaktu waktu terjadi keracunan pada pasien di hari tersebut.
72
4. Ruang distribusi makanan
dengan cara pemorsian menggunakan plato food tray dan diberikan secara langsung
kepada pasien dengan melihat list nama dan jenis diet pasien. Adapun alat penyajian
sangku kotak. Pada saat pendistribusian makanan petugas wajib menggunakan APD
Alat yang belum digunakan disimpan di ruangan penyimpanan alat. Sebagian alat
yang sudah digunakan, setelah dibersihkan akan disimpan di rak yang terdapat
diruang penyimpanan alat dan untuk rantang penyajian diletakkan didalam lemari. Air
yang digunakan untuk mencuci peralatan yaitu air bersih yang melalui kran-kran air
yang tersedia, dimana air yang digunakan berasal dari sumur bor dan sumber air dari
PDAM digunakan untuk mencuci bahan makanan dan peralatan. Selain pencucian
yang dilakukan secara manual melalui kran juga digunakan alat mesin pencuci piring.
Proses pencucian alat makan pasien yaitu dengan membersihkan sisa makanan, cuci
dengan sabun lalu dibersihkan dengan air mengalir,untuk alat makan pasien non
infeksius dibilas dengan air panas, untuk alat makan pasien infeksius direndam
selama 15 menit dengan suhu 80°𝐶 menggunakan air panas. Air bersih yang
digunakan telah memenuhi syarat yaitu tidak berasa, berwarna, dan tidak berbau.
6. Tempat pembuangan sampah
Tempat pembuangan sampah di dapur instalasi gizi rumah sakit TK. II Pelamonia
terkumpul dan selesai pengolahan sampah ini akan langsung dibuang ke tempat
pembuangan akhir (TPA). Tempat sampah untuk bahan sisa produksi terletak diluar
73
instalasi gizi
B D
A C Toilet E
Area masak Ruangan
Gudang Ruang F
tabungan
basah personil Gudang kering
gas
H
Ruangan
pemerimaan
Loket G bahan
persiapan Area pengolahan makanan
bahan
makanan
siap
masak Pintu masuk
Bahan makan
Loket
Ruang makanan I
K
rapat siap saji Ruang
Gudang alat
persiapan buah
Area L
penyajian T
Ruangan cuci alat
Ruang susu
makan
wastafel
Pintu masuk alat makan
loket loket
Ruanga Ruangan
n tamu ka. unit S J
Ruang Ruangan
administrasi pengawasan gizi
G R Area distribusi
74
Hygiene sanitasi makanan dalam penyelenggaraan makanan meliputi :
penerimaan bahan makanan digunakan untuk mengecek kualitas dan kuantitas bahan
percermahan makanan, oleh karnah itu, pada saat mengambil makanan yang telah
diolah, pekerjaan yang ada di instalasi gizi RS TK.II Pelamonia menggunakan alat-alat
untuk memegang makanan seperti sendok, penjepit makanan, ataupun handskun dan
alat-alat lain yang bisa digunakan untuk mengambil makanan. Hal ini bertujuan agar
Makanan yang ada di instalasi gizi umumnya sudah terjaga dari kemungkinan
pencemaran karenan makanan yang sudah diolah akan lamgsung disimpan dan tutup
agar tidak tercemar atau terkontaminasi melalui udara dan gangguan serangga seperti
d. Penyediaan lemari es
menyimpan bahan makanan yang belum langsung diolah agar tidak terjadi kerusakan
ataupun pembusuk.
75
e. Melakukan analisis manajemen limbah
pada saluran limbah tidak terdapat lagi sisa makanan yang tidak habis dimakan karena
dapat menyebabkan saluran air limbah menjadi tersumbat apabila sisa makanan
F. Pengawasan mutu
HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu yang berdasarkan kepada kesadaran bahwa
hazard (bahaya) dapat timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu, tetapi dapat
dilakukan pengendaliannya untuk mengontrol bahaya bahaya tersebut. Kunci utama HACCP
adalah antisipasi dan identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan
Prinsip-Prinsip HACCP
Di dalam penerapannya, Hazard Analysis and Critical Control Point memiliki beberapa
prinsip yang dilaksanakan. Sistem HACCP terdiri dari tujuh prinsip, yaitu :
1). Hazard A: merupakan kelompok yang dapat menyebabkan produk yang didesain dan
ditujukan untuk kelompok berisiko (bayi, lanjut usia, orang sakit, ataupun orang
2). Hazard B: produk mengandung bahan yang sensitif terhadap Hazard mikrobiologi.
3). Hazard C: proses yang dilakukan tidak diikuti dengan langkah pengendalian yang
pengepakan.
5). Hazard E: terdapat bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau
dikonsumsi.
6). Hazard F: tidak ada proses pemanasan akhir setelah proses pengepakan atau ketika
dimasak di rumah.
1). Kategori VI: jika produk makanan mengandung hazard A atau ditambah dengan
2). Kategori V: jika produk makanan mengandung lima karakteristik hazard (B,C,D,E,F).
3). Kategori IV: jika produk makanan mengandung empat karakteristik hazard (antara B -
F).
4). Kategori III: jika produk makanan mengandung tiga karakteristik hazard (antara B - F).
5). .Kategori II: jika produk makanan mengandung dua karakteristik hazard (antara B -
F).
6). Kategori I: jika produk makanan mengandung satu karakteristik hazard (antara B - F).
Mendoan termasuk dalam kategori resiko VI yaitu kategori resiko yang paling tinggi
77
b. Menentukan Titik Pengendalian Kritis (Critical Control Point)
Titik pengadaian kritis (CCP)dapat berupa bahan mentah, lokasi, praktek, prosedur atau
1. Titik Pengendalian Kritis 1 (CCP-1), adalah sebagai titik dimana bahaya dapat
dihilangkan
2. Titik Pengendalian Kritis 2 (CCP-2), adalah sebagai titik dimana bahaya dikurangi
pertanyaan, pertanyaan 1-2 digunakan untuk bahan mentah, pertanyaan 3 untuk formulasi
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan didapatkan bahwa bahan baku tempe
mendoan (tempe, tepung terigu, garam, minyak goreng, bawang putih, ketumbar, kunyit,
tepung beras, daun bawang, daun jeruk) termasuk bukan CCP. Adapun tahapan
78
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
distribusi makanan telah sesuai dengan Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang
panduan buku penuntun diet yaitu standar makanan biasa dan diet khusus. Kelompok
sasaran yang dilayani adalah pasien umum terdiri dari kelas Super VIP, VIP, kelas 1
• Biaya makanan dirumah Sakit TK II Pelamonia Makassar per kelas mulai dari Super VIP
• Standar bumbu yang berlaku di instalasi gizi Rumah Sakit TK II Pelamonia terdiri dari 5
macam standar bumbu yaitu standar bumbu a (merah), standar bumbu b (putih), standar
bumbu c, standar bumbu d (iris) dan standar bumbu e (bumbu tambahan sesuai
kebutuhan).
• Siklus menu yang berlaku di Rumah Sakit TK ll Pelamonia adalah siklus menu 10 hari
manajemen limbah.
• Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam system HACCP untuk analisis bahaya
diketahui bahwa pengolahan Tempe Mendoan termasuk dalam kategori resiko VI yaitu
kategori resiko yang paling tinggi mengandung bahaya A baik dengan/tanpa bahaya B
sampai dengan F.
• Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam system HACCP untuk titik
pengendalian kritis (Critical Control Point) didapatkan bahwa bahan baku tempe
mendoan : tempe, tepung terigu, garam, minyak goreng, bawang putih, ketumbar, kunyit,
tepung beras, dau bawang, daun jeruk termasuk bukan CCP. Adapun tahapan
B. Saran
Teruntuk staf di instalasi gizi agar lebih meningkatkan kedisiplinan dalam
penggunaan APD dalam setiap pengolahan hingga penyajian makanan mulai dari
80
LAMPIRAN
81