Anda di halaman 1dari 22

Nama : Soleh Chudin

NIM : 22321299016
No. UKG : 201699672280

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
1 Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Siswa kesulitan memahami 1. Siswa kurang memahami sudut alfa beta dan gama dan penyebab masalah menurut
masalah kontekstual yang sudut a,b,c teman-teman, literatur, teman
berkaitan dengan sudut 2. Siswa kurang memahami penamaan sudut, istilah-istilah sejawat/kepala
elevasi khususnya dalam
sudut dalam trigonometri sekolah/pengawas, dan pakar.
membuat ilustrasi segitiga
siku-siku yang benar. 3. Konsep dasar trigonometri belum dipahami oleh siswa Maka diambil kesimpulan yaitu:
4. siswa kurang memahami tentang simbol dan 1. Siswa kesulitan memahami
contoh: memvisualisasikan soal kontekstual masalah kontekstual yang
"Sebuah pohon berjarak 5. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal berkaitan dengan sudut
130 meter dari seorang dengan baik elevasi khususnya dalam
pengamat dengan tinggi 6. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca petunjuk membuat ilustrasi segitiga
mata pengamat dari tanah atau informasi siku-siku yang benar.
adalah 168 cm. Apabila 2. Siswa tidak memperhatika
Penyebab masalah menurut literatur:
sudut elevasi yang 1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut keterangan soal “tinggi
terbentuk adalah 60° dari dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran seorang pengamat” dalam
mata pengamat ke pucuk dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi permasalahan sudut elevasi
pohon, maka tinggi pohon trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi 3. Siswa tidak fokus atau
tercebut adalah …." trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan kurang teliti dalam membaca
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002). petunjuk atau informasi
(Modul Profesional 1) 2. Sudut elevasi (juga disebut sudut ketinggian) adalah
ketinggian sudut dari matahari di langit dihitung dari
horizontal. Ketinggian dan elevasi juga digunakan untuk
menjelaskan ketinggian dalam meter dari permukaan laut
sehingga bisa mengakibatkan kebingungan. Elevasi adalah 0°
pada saat matahari terbit dan 90° saat matahari berada tepat
di atas kepala (yang terjadi pada ekuinoks musim semi dan
gugur di khatulistiwa sebagai contoh)
(https://www.pveducation.org/).

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Siswa kesulitan memahami masalah kontekstual yang
berkaitan dengan sudut elevasi khususnya dalam membuat
ilustrasi segitiga siku-siku yang benar.
2. Siswa kurang memahami penamaan sudut, istilah-istilah
sudut dalam trigonometri
3. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca petunjuk
atau informasi

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Siswa kesulitan memahami masalah kontekstual yang
berkaitan dengan sudut elevasi khususnya dalam membuat
ilustrasi segitiga siku-siku yang benar.
2. Siswa tidak memperhatika keterangan soal “tinggi seorang
pengamat” dalam permasalahan sudut elevasi
3. Siswa belum paham dengan apa yang dimaksud sudut
elevasi
Pedagogik: Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Guru kesulitan dalam 1. Guru kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu penyebab masalah menurut
menyusun kalimat dalam masalah kontekstual yang memerlukan ilustrasi geometris teman-teman, literatur, teman
suatu masalah kontekstual 2. Guru belum terbiasa memberikan masalah kontekstual
sejawat/kepala
dalam dimensi 3 yang 3. Guru lebih memilih soal yang ada dibuku atau searching
memerlukan ilustrasi google dan dipilih yang paling mudah sekolah/pengawas, dan pakar.
geometris 4. Guru memberikan soal-soal yang lebih sederhana, sehingga Maka diambil kesimpulan yaitu:
jika siswa mendapat soal yang tingkatnya lebih tinggi, mereka 1. Guru kesulitan dalam
merasa kesulitan dalam menyelesaikan menyusun kalimat dalam
contoh: “ Fina akan 5. Guru dalam memberikan soal kurang dikaitkan dengan suatu masalah kontekstual
mengadakan acara ulang maslah sehari-hari yang memerlukan ilustrasi
tahun di cafe, Sebuah 6. Kemampuan guru dalam mengidentifikasi kemampuan siswa geometris
lampu diletakkan ditengah- masih harus di tingkatkan lagi
2. Guru perlu meningkatkan
tengah langit ruangan dan 7. Guru perlu meningkatkan pada pemahaman siswa dalam
dari setiap sudut atas pada pemahaman siswa
konsep dasar dimensi 3 seperti titik, garis, dan bidang
ruangan ketengah lampu dalam konsep dasar dimensi
hias akan dipasang pita. Penyebab masalah menurut literatur: 3 seperti titik, garis, dan
Berapakah panjang pita 1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut bidang
yang diperlukan, jika dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran 3. Guru dalam memberikan soal
ruangan yang dipakai dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi kurang dikaitkan dengan
berukuran 8x8x3 m?” trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi
maslah sehari-hari
trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002).
(Modul Profesional 1) 2. Tiga buah aksioma dalam geometri ruang:
- Aksioma 1. Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis
sebuah garis lurus saja.
- Aksioma 2. Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang
datar mempunyai dua titik persekutuan, maka garis lurus
itu terletak seluruhnya pada bidang datar itu.
- Aksioma 3. Tiga buah titik sembarang (artinya: ketiga titik
itu tidak terletak pada sebuah garis lurus) selalu dapat
dilalui oleh sebuah bidang datar.
(Junaidi, Iwan. 2022. Modul pendalaman materi matematika
KB2.hal 5: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi)

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Guru dalam memberikan soal kurang dikaitkan dengan
maslah sehari-hari
2. Kemampuan guru dalam mengidentifikasi kemampuan siswa
masih harus di tingkatkan lagi
3. Guru perlu meningkatkan pada pemahaman siswa dalam
konsep dasar dimensi 3 seperti titik, garis, dan bidang

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Guru belum terbiasa memberikan masalah kontekstual
2. Guru kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu
masalah kontekstual yang memerlukan ilustrasi geometris
3. Kemampuan guru dalam mengidentifikasi kemampuan siswa
masih harus di tingkatkan lagi
Literasi dan numerasi: Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Siswa kesulitan dalam 1. Siswa kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu penyebab masalah menurut
menyusun kalimat dalam masalah kontekstual yang memerlukan ilustrasi geometris teman-teman, literatur, teman
suatu masalah dalam 2. siswa tidak menvisualisasikan masalah konstekstual dengan
sejawat/kepala
dimensi 3 kontekstual baik karena kurang memahami soal
yang memerlukan ilustrasi 3. Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung pada sekolah/pengawas, dan pakar.
geometris permasalahan geometri Maka diambil kesimpulan yaitu:
4. Sebelum mecoba, siswa sudah merasa kesulitan dalam 1. Motivasi siswa dalam
contoh : “ Fina akan menyelesaikan soal menyelesaikan permasalahan
mengadakan acara ulang 5. Siswa tidak memahami konsep dasar geometri pada dimensi dimensi 3 sangat rendah
tahun di cafe, Sebuah 3, seperti titik, garis, dan bidang 2. Siswa tidak memahami
lampu diletakkan ditengah- konsep dasar geometri pada
tengah langit ruangan dan Penyebab masalah menurut literatur: dimensi 3, seperti titik, garis,
dari setiap sudut atas 1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut dan bidang
ruangan ketengah lampu dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran 3. Siswa kesulitan dalam
hias akan dipasang pita. dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi menyusun kalimat dalam
Berapakah panjang pita trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi suatu masalah kontekstual
yang diperlukan, jika trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan yang memerlukan ilustrasi
ruangan yang dipakai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002). geometris
berukuran 8x8x3 m?” 2. Tiga buah aksioma dalam geometri ruang: 4. Siswa tidak menvisualisasikan
- Aksioma 1. Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis masalah konstekstual dengan
sebuah garis lurus saja. baik karena kurang
(Modul Profesional 1) - Aksioma 2. Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang memahami soal
datar mempunyai dua titik persekutuan, maka garis lurus 5. Siswa tidak memahami materi
itu terletak seluruhnya pada bidang datar itu. prasyarat
- Aksioma 3. Tiga buah titik sembarang (artinya: ketiga titik
itu tidak terletak pada sebuah garis lurus) selalu dapat
dilalui oleh sebuah bidang datar.
(Junaidi, Iwan. 2022. Modul pendalaman materi matematika
KB2.hal 5: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi)

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Siswa tidak memahami konsep dasar geometri pada dimensi
3, seperti titik, garis, dan bidang
2. Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung pada
permasalahan geometri
3. Sebelum mecoba, siswa sudah merasa kesulitan dalam
menyelesaikan soal

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Siswa kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu
masalah kontekstual yang memerlukan ilustrasi geometris
2. Siswa tidak menvisualisasikan masalah konstekstual dengan
baik karena kurang memahami soal
2 Literasi dan numerasi. Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Siswa kesulitan memahami 1. Siswa kesulitan memahami masalah kontekstual yang penyebab masalah menurut
masalah kontekstual yang berkaitan dengan menentukan model matematika dan fungsi teman-teman, literatur, teman
berkaitan dengan objektif dari permasalahan program linear sejawat/kepala
menentukan model
2. Siswa belum paham konsep variabel, koefisien dan sekolah/pengawas, dan pakar.
matematika dan fungsi
objektif dari permasalahan konstanta Maka diambil kesimpulan yaitu:
program linear 3. Siswa kesulitan dalam membuat model matematika 1. Siswa kesulitan dalam
4. Siswa kesulitan dalam menentukan fungsi kendala dan membuat model matematika
Contoh : “Pesawat fungsi objektif 2. Siswa belum paham konsep
penumpang mempunyai 5. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal variabel, koefisien dan
tempat duduk 4848 kursi. konstanta
dengan baik
Setiap penumpang kelas 6. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca 3. Siswa tidak
utama boleh membawa petunjuk atau informasi menvisualisasikan masalah
bagasi 6060 kg sedang 7. siswa tidak menvisualisasikan masalah konstekstual dengan konstekstual dengan baik
baik karena kurang memahami soal. karena kurang memahami
kelas ekonomi 2020 kg.
soal.
Pesawat hanya dapat 4. Siswa tidak memahami materi
Penyebab masalah menurut literatur:
membawa bagasi 14401440 prasyarat
1. Menurut Winston (1993), masalah program linear adalah
kg. Harga tiket kelas utama
masalah optimasi dalam hal sebagai berikut:
Rp150.000Rp150.000 dan
a. Usaha untuk memaksimalkan (atau meminimalkan)
kelas ekonomi
fungsi linear dari sejumlah variabel keputusan. Fungsi
Rp100.000Rp100.000.
yang dimaksimalkan atau diminimalkan disebut fungsi
Supaya pendapatan dari
tujuan/fungsi objektif.
penjualan tiket pada saat
b. Nilai variabel keputusan harus memenuhi sejumlah
pesawat penuh mencapai
pembatas/kendala. Setiap pembatas/kendala harus
maksimum, jumlah tempat
dalam bentuk persamaan linear atau pertidaksamaan
duduk kelas utama
linear.
haruslah sebanyak...”
c. Nilai pada setiap variabel dibatasi. Untuk setiap variabel ,
(Modul Profesional 2) tanda batasnya nonnegatif atau boleh tidak dibatasi
tandanya.
2. Menurut Barnett (1993), masalah program linear adalah
masalah yang berkaitan dengan upaya menemukan nilai
optimal (nilai maksimum atau minimum) dari fungsi tujuan

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Siswa kesulitan dalam membuat model matematika
2. Siswa kesulitan dalam menentukan fungsi kendala dan
fungsi objektif
3. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal
dengan baik
4. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca
petunjuk atau informasi

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Siswa kesulitan memahami masalah kontekstual yang
berkaitan dengan menentukan model matematika dan fungsi
objektif dari permasalahan program linear
2. Guru perlu menekankan konsep dan pengertian variable,
identitas dan konstanta di awal materi program linear
3 Literasi dan numerasi. Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Siswa kesulitan memahami 1. Siswa kesulitan memahami permasalahan pada identitas penyebab masalah menurut
permasalahan pada trigonometri teman-teman, literatur, teman
identitas trigonometri 2. Siswa kesulitan dalam memahami berbagai jenis identitas
sejawat/kepala
trigonemetri
Contoh: 3. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam identitas sekolah/pengawas, dan pakar.
Bentuk (sec 𝑥 + tan 𝑥) (1 − trigonmetri Maka diambil kesimpulan yaitu:
sin 𝑥) dapat 4. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca petunjuk 1. Siswa kesulitan dalam
disederhanakan menjadi… atau informasi menghafal berbagai rumus
5. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal identitas trigonometri
dengan baik 2. Motivasi siswa dalam
(Modul Profesional 3) 6. Siswa kesulitan dalam menghafal berbagai rumus identitas menyelesaikan permaslaahan
trigonometri identitas trigonometri masih
rendah
Penyebab masalah menurut literatur: 3. Guru dapat memberikan
1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut pembelajaran yang bermakna
dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran untuk materi identitas
dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi trigonometri
trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi 4. Siswa tidak memahami materi
trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan prasyarat
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002).
2. Identitas trigonometri adalah suatu relasi atau kalimat
terbuka yang memuat fungsi-fungsi trigonometri dan yang
bernilai benar untuk setiap penggantian variabel dengan
konstanta anggota domain fungsinya (Sukowidodo, 2015).
3. Kebenaran suatu relasi atau kalimat terbuka merupakan
identitas yang perlu dibuktikan kebenarannya. Pembuktian
identitas trigonometri memiliki tiga pilihan, yaitu
menggunakan rumus-rumus atau identitas-identitas yang
telah dibuktikan kebenarannya (Sukino, 2014).

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Guru dapat memberikan pembelajaran yang bermakna untuk
materi identitas trigonometri
2. Guru perlu menekankan dalam menulis dan menhafal
berbagai rumus identitas trigonemtri
3. Siswa tidak hafal dengan identitas trigonometri
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Siswa kesulitan memahami permasalahan pada identitas
trigonometri
2. Motivasi siswa dalam menyelesaikan permaslaahan identitas
trigonometri masih rendah
Pedagogik Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Guru kesulitan dalam 1. Guru kesulitan dalam memeberikan pemahaman pada materi penyebab masalah menurut
memeberikan pemahaman identitas trigonometri teman-teman, literatur, teman
pada materi identitas 2. Guru tidak memberikan konsep dasar secara terstruktur pada
sejawat/kepala
trigonometri setiap bentuk identitas trigonometri
3. Guru perlu meningkatkan literasi dalam cara/model sekolah/pengawas, dan pakar.
Lterasi dan numerasi pembelejaran yang menyenangkan pada materi identitas Maka diambil kesimpulan yaitu:
Bentuk (sec 𝑥 + tan 𝑥) (1 − trigonometri 1. Guru kesulitan dalam
sin 𝑥) dapat 4. Guru perlu memberikan soal dasar sebelum meneuju ke level memeberikan pemahaman
disederhanakan menjadi… yang lebih tinggi pada materi identitas
trigonometri
(Modul Profesional 3) Penyebab masalah menurut literatur: 2. Guru perlu meningkatkan
1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut literasi dalam cara/model
dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran pembelejaran yang
dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi menyenangkan pada materi
trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi identitas trigonometri
trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan 3. Guru perlu menekankan asal
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002). dari identitas trigonemtri agar
2. Identitas trigonometri adalah suatu relasi atau kalimat siswa mudah memahami
terbuka yang memuat fungsi-fungsi trigonometri dan yang dengan baik
bernilai benar untuk setiap penggantian variabel dengan
konstanta anggota domain fungsinya (Sukowidodo, 2015).
3. Kebenaran suatu relasi atau kalimat terbuka merupakan
identitas yang perlu dibuktikan kebenarannya. Pembuktian
identitas trigonometri memiliki tiga pilihan, yaitu
menggunakan rumus-rumus atau identitas-identitas yang
telah dibuktikan kebenarannya (Sukino, 2014).

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Guru perlu memberikan soal dasar sebelum meneuju ke level
yang lebih tinggi
2. Guru hanya menekankan pada hafalan identitas tanpa
menekankan pada konsep dasar
3. Materi identitas trigonometri adalah materi yang kurang
diminati siswa karena kompleks dan banyak rumus

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Guru kesulitan dalam memeberikan pemahaman pada materi
identitas trigonometri
2. Guru kurang memeberikan konsep dasar dalam setiap rumus
dalam identitas trigonemetri
4 Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Siswa kesulitan dalam 1. Siswa belum memahami definisi permutasi dan kombinasi penyebab masalah menurut
membedakan konsep secara baik teman-teman, literatur, teman
permutasi dan kombinasi 2. Siswa belum memahami kata kunci pada perbedaan
sejawat/kepala
permutasi dan kombinasi
Contoh:
Sebuah organisasi yang 3. Guru kurang dalam memberikan masalah kontekstual pada sekolah/pengawas, dan pakar.
beranggotakan 8 orang materi permutasi dan kombinasi Maka diambil kesimpulan yaitu:
ingin membuat susunan 4. Siswa tidak memahami simbol 1. Siswa belum memahami
pengurus harian yang 5. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan
konsep dan kata kunci pada
terdiri dari 4 posisi, yaitu permutasi dan kombninasi
ketua, wakil, sekretaris, 6. Siswa kurang dalam konsep dasar berhitung yang masih perbedaan permutasi dan
dan bendahara. Berapakah lemah atau mungkin mereka terburu-buru agar cepat selesai kombinasi
kemungkinan peluang 2. Guru dapat menggunakan
susunan panitia yang bisa Penyebab masalah menurut literatur: contoh soal yang serupa
dibuat? 1. Kombinasi merupakan banyak susunan atas sekelompok namun berbeda
unsur dengan tanpa memperhatikan urutannya. (Nurwahyu permasalahan
(Modul Profesional 4) et al., 2016)
3. Guru kurang dalam
2. Dalam kombinasi susunan AD sama dengan susunan DA.
(Male & Lumbantoruan, 2021) memberikan masalah
3. Permutasi adalah banyak susunan dari sekelompok unsur kontekstual pada materi
dengan memperhatikan suatu urutan sedangkan kombinasi permutasi dan kombinasi
tidak memperhatikan suatu urutan. (Wulandari et al., 2020)
4. Dalam permutasi susunan AD tidak sama dengan susunan
DA (Lumbantoruan, 2019c)

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Siswa belum memahami kata kunci pada perbedaan
permutasi dan kombinasi
2. Guru perlu menggunakan contoh soal yang serupa namun
berbeda permasalahan
3. Siswa kurang termotivasi dalam mengerjakan soal
kontekstual pada materi permutasi dan kombinasi

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Siswa belum memahami kata kunci pada perbedaan
permutasi dan kombinasi
2. Guru perlu memberikan contoh sederhana yang ada di
sekitar
3. Guru dapat menggunakan contoh soal yang serupa namun
berbeda permasalahan
Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Siswa kesulitan dalam 1. Siswa tidak memahami simbol penyebab masalah menurut
menentukan permasalahan 2. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan teman-teman, literatur, teman
kaidah pencacahan yang kaidah pencacahan
sejawat/kepala
kontekstual 3. Siswa kurang dalam konsep dasar berhitung yang masih
lemah atau mungkin mereka terburu-buru agar cepat selesai sekolah/pengawas, dan pakar.
Contoh: 4. Siswa kurang tepat dalam memahami contoh bilangan yang Maka diambil kesimpulan yaitu:
Dari 5 angka 1,2,3,4,5 dicari dan jumlah bilangan yang bisa dibuat 1. Guru perlu memberikan
hendak disusun suatu permasalahan yang
bilangan yang terdiri dari 4 Penyebab masalah menurut literatur: kontekstual melaui soal
angka. Berapa banyak Kaidah Pencacahan dan Penjabaran Binom Newton dasar hingga menuju ke level
bilangan yanh dapat a. Aturan pengisian tempat (filing slots) yang lebih tinggi
disusun jika: b. Kaidah Perkalian 2. Siswa kurang teliti dalam
a. Angka itu boleh Berlaku bagi pemilihan objek yang dilakukan beberapa menyelesaikan
berulang tahap dan dilaksanakan sekaligus permasalahan kaidah
b. Angka itu tidak boleh c. Kaidah Penjumlahan pencacahan
berulang Berlaku untuk tindakan pemilihan yang dilakukan dalam 3. Siswa tidak memahami
c. Bilangan yang dibentuk beberapa tahap pemilihan yang tidak dilaksanakan materi prasyarat
ganjil sekaligus, tetapi dilakukan berdasarkan salah satu tahap
d. Bilangan yang dibentuk (Mariani, Scolastika. 2022. MODUL 4 KOMBINATORIKA DAN
kurang dari 3000 STATISTIKA KB 1. Kaidah Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi
: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi)
(Modul Profesional 4)
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas :
1. Siswa kurang tepat dalam memahami contoh bilangan yang
dicari dan jumlah bilangan yang bisa dibuat
2. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan
kaidah pencacahan
3. Motivasi siswa kurang dalam menyelesaikan permasalahan
kontekstual

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Guru perlu memberikan contoh sederhana yang ada di sekitar
2. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan
kaidah pencacahan
Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Siswa kesulitan dalam 1. siswa masih sering salah pemahaman dalam menentukan penyebab masalah menurut
menyelesaikan modus baik dari data tunggal maupun data kelompok teman-teman, literatur, teman
permasalahan dengan 2. Siswa dituntut untuk menghafal rumus-rumus yg berkaitan
sejawat/kepala
pemahaman rumus dalam dengan statistika seperti mean, median, standar deviasi,
distribusi frekuensi pada koefisien variasi dan sebagainya sekolah/pengawas, dan pakar.
materi staistika 3. Motivasi siswa dalam menyelesaikan permsalahan masih Maka diambil kesimpulan yaitu:
kurang dan mudah menyerah 1. Guru perlu memeberikan
Contoh: 4. Guru perlu mengibangi dalam teknologi, bahwa rumus-rumus motivasi bahwa rumus yang
Diketahui frekuensi dari statistika juga bisa dijelaskan atau diaplikasi menggunakan dijelaskan akan
pengelompokan diameter rumus excel mempermudah dalam
silinder (dalam satuan mm) 5. Siswa belum bisa membaca diagram, grafik atau histogram menyelesaikan permaslahan
pada histogram di bawah yang disediakan pada soal 2. Motivasi siswa kurang dalam
ini. menyelesaikan permasalahan
Penyebab masalah menurut literatur: materi statistika
1. Statistika adalah ilmu tentang pengolahan dan analisis suatu 3. Siswa dituntut untuk
data hingga penarikan kesimpulandari data itu (Marsudi, menghafal rumus-rumus yg
2003) berkaitan dengan statistika
2. Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih seperti mean, median, standar
berupa data acak yang dapat dibuat menjadi data yang deviasi, koefisien variasi dan
berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke dalam kelas- sebagainya
Modus diameter siliender kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut 4. Siswa belum bisa membaca
tersebut adalah... distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Distribusi frekuensi diagram, grafik atau
adalah susunan data menurut kelas interval tertentu atau histogram yang disediakan
(Modul Profesional 4) menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar (Hasan, 2001). pada soal dengan baik
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas :
1. Motivasi siswa dalam menyelesaikan permsalahan masih
kurang dan mudah menyerah
2. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan
statistika
3. Siswa kuang dalam konsep dasar berhitung yang masih lemah
atau mungkin mereka terburu-buru agar cepat selesai
4. Guru perlu mengibangi dalam teknologi, bahwa rumus-rumus
statistika juga bisa dijelaskan atau diaplikasi menggunakan
rumus excel
5. Menanamkan pentingnya konsep-konsep dasar dengan
membangun motivasi dan menggunakan model pembelajaran
yang menarik
6. Siswa tidak memahami simbol
7. Siswa belum bisa membaca diagram, grafik atau histogram
yang disediakan pada soal
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Guru dalam memberikan contoh soal dengan bilangan yang
kurang tepat
2. Siswa kurang memahami simbol dalam materi statistika
3. Guru perlu memeberikan motivasi bahwa rumus yang
dijelaskan akan mempermudah dalam menyelesaikan
permaslahan
4. Motivasi siswa kurang dalam menyelesaikan permasalahan
materi statistika
5. Menanamkan pentingnya konsep-konsep dasar dengan
membangun motivasi dan menggunakan model pembelajaran
yang menarik
5 Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Siswa mengalami kesulitan 1. Siswa kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu penyebab masalah menurut
dalam menyelesaiakn soal masalah kontekstual teman-teman, literatur, teman
kontekstual pada materi 2. Siswa tidak memahami kalimat matematika seperti: dua kali,
sejawat/kepala
bilangan selisih, jumlah ketiga bilangan , dan lain-lain.
3. Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung pada sekolah/pengawas, dan pakar.
permasalahan kontekstual pada materi bilangan Maka diambil kesimpulan yaitu:
Contoh: 4. Sebelum mecoba, siswa sudah merasa kesulitan dalam 1. Guru perlu menganalisis
Ada tiga bilangan. Bilangan menyelesaikan soal kesulitan siswa dalam
pertama ditambah bilangan 5. Siswa tidak memahami cara awal untuk menyelesaikan menyelesaikan permasalahan
kedua sama dengan dua permaslahan tersebut
tersebut pada tahapan
kali bilangan ketiga. Selisih
bilangan pertama dan Penyebab masalah menurut literatur: membuat model matematika
ketiga sama dengan 1. Ebbutt dan Straker (Marsigit, 2003: 2-3) memberikan definisi atau perhitungannya
seperempat bilangan Matematika sekolah yang selanjutnya disebut Matematika 2. Siswa tidak memahami materi
kedua. Apabila jumlah sebagai berikut : prasyarat
ketiga bilangan itu sama a. Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan 3. Guru perlu memulai
dengan 15, tentukan ketiga hubungan. permasalahan dengan soal
bilangan itu? b. Matematika merupakan kreativitas yang memerlukan sederhana dan kontekstual
imajinasi, intuisi, dan penemuan. 4. Matematika merupakan
Pedagogik, literasi, dan c. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah kreativitas yang memerlukan
numerasi. (problem solving). imajinasi, intuisi, dan
(Modul Profesional 5) d. Matematika sebagai alat berkomunikasi. penemuan, siswa perlu
2. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12) proses belajar berpikir kritis dalam
mengajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar menyelesaikan permsalahn
dan bertujuan. Tujuan ini yang menjadi arah ke mana proses tersebut
belajar mengajar tersebut akan di bawa. Proses belajar
mengajar akan berhasil jika mampu memberikan perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai
sikap dalam diri siswa.
3. Dalam menyelesaikan soal cerita matematika, siswa dituntut
untuk dapat membuat model matematika yang sesuai
Depdiknas (Fadjar, 2006).
4. Model matematika yang telah didapat, baik yang berbentuk
dalam sistem persamaan, pertidaksamaan atau berup
sekumpulan lambang yang berbentuk variabel yang kemudian
digunakan didalamnya oprasi matematika, seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau
pembagian.Dengan demikian model matematika yang
dihasilkan dapat dilihat apakah telah sesuai dengan rumusan
sebagaimana formulasi masalah nyata yang dihadapi. Ada
beberapa kegunaan model dalam penyelesaian masalah
matematika (Budhayanti, Ika, Clara, & dkk, 2008)

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Siswa kurang memahami konsep bilangan dalam
menyelesaikan permasalahn tersebut
2. Motivasi siswa dalam menyelesaikan soal tersebut rendah
3. Guru perlu memberikan konsep dasar pada materi tersebut
4. Guru perlu memulai permasalahan dengan soal sederhana

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Guru perlu menganalisis kesulitan siswa dalam
menyelesaikan permaslaahn tersebut pada tahapan membuat
model matematika atau perhitungannya
2. Guru perlu menanamkan motivasi pada siswa dalam
menyelesaikan soal tersebut
3. Literasi dan numerasi siswa masih rendah, dan perlu latihan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
6 Literasi dan numerasi. Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
Siswa kesulitan dalam 1. Siswa belum memahami konsep dan perbedaan metode penyebab masalah menurut
menentukan beberapa inferensi teman-teman, literatur, teman
metode inferensi: Modus 2. Siswa kurang teliti dalam membuat tabel kebenaran
sejawat/kepala
ponens, tolens, silogisme, 3. Literasi dan numerasi siswa rendah dalam menyelesaikan soal
disjugngtif, konjungsi, dan kontekstual sekolah/pengawas, dan pakar.
lain sebagainya 4. Guru kurang memberikan latihan soal dalam kehidupan Maka diambil kesimpulan yaitu:
sekitar 1. Siswa belum memahami
(Modul Profesional 6) 5. Sebelum mecoba, siswa sudah merasa kesulitan dalam materi prasyarat
menyelesaikan soal 2. Guru kurang memberikan
latihan soal dalam kehidupan
Penyebab masalah menurut literatur: sekitar
3. Guru bisa menambahkan
dengan pendekatan
kontekstual
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas :
1. Siswa belum memahami konsep dan perbedaan metode
inferensi
2. Literasi dan numerasi siswa rendah dalam menyelesaikan
soal kontekstual
3. Guru kurang memberikan latihan soal dalam kehidupan
sekitar

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Siswa belum memahami konsep dan perbedaan metode
inferensi
2. Guru kurang memberikan latihan soal dalam kehidupan
sekitar
3. Guru bisa menambahkan dengan pendekatan kontekstual
8 Guru kesulitan dalam Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
menerapkan pembelajaran 1. Guru tidak memiliki waktu untuk menyiapkan perencanaan penyebab masalah menurut
inovatif secara konsisten pembelajaran yang baik teman-teman, literatur, teman
dalam pembelajaran 2. Guru sudah membuat RPP dengan baik namun dalam
sejawat/kepala
matematika kenyataan di kelas sulit untuk melakukan berbagai kegiatan
secara runtut sekolah/pengawas, dan pakar.
3. Siswa yang tidak kondusif di kelas sehingga tidak bisa Maka diambil kesimpulan yaitu:
maksimal dalam menyelenggarakan pembelajaran yang 1. Beban kerja guru terlalu berat
inovatif sehingga tidak ada waktu
4. Guru tidak percaya diri dalam menyelenggaran pembelajaran untuk menyiapkan
inovatif di kelas pembelajaran inovatif yang
konsisten
Penyebab masalah menurut literatur: 2. Siswa yang tidak kondusif di
1. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat kelas sehingga tidak bisa
student centered. Artinya, pembelajaran yang lebih maksimal dalam
memberikan peluang kepada siswa untuk mengkontruksi menyelenggarakan
pengetahuan secara mendiri (Self directed) dan dimediasi oleh pembelajaran yang inovatif
teman sebaya (peeer mediated instruction). Pembelajaran
inovatif biasanya berlandaskan paradigma kontruktivistik
membantu siswa untuk menginternalisasi, membentuk
kembali, atau mentransformasi informasi baru Darmadi
(2017: 92)
2. Suyatno (2009: 06) mengemukakan bahwa pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang dikemas guru atas
dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah
belajar dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan
hasil belajar.
3. Hamzah (2015: 106) berpendapat bahwa pembelajaran
inovatif merupakan suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru
(konvensional).
4. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12) proses belajar
mengajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar
dan bertujuan. Tujuan ini yang menjadi arah ke mana proses
belajar mengajar tersebut akan di bawa. Proses belajar
mengajar akan berhasil jika mampu memberikan perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai
sikap dalam diri siswa.

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Beban kerja guru terlalu berat
2. Guru tidak update dengan perkembangan pembelajaran
inovatif yang ada saat ini
3. Sekolah tidak menyediakan fasilitas untuk melaksanakan
pembelajaran inovatif
4. Sekolah tidak menfasilitasi pelatihan dalam menunjang
pembelajaran yang inovatif
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Guru memiliki beban kerja terlalu banyak
2. Guru perlu mengidentifikasi terlebih dahulu pembelajaran
model seperti apa yang dibutuhkan oleh siswa di kelas
tersebut
9 Guru kesulitan dalam Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
memahami karakteristik 1. Guru memberikan soal dengan level jauh berbeda dari materi penyebab masalah menurut
siswa, contohnya ketika atau latihan soal pada umumnya teman-teman, literatur, teman
dalam pembelajaran siswa 2. Guru tidak memahami karakteristik siswa dengan baik
sejawat/kepala
memahami materi dan 3. Guru perlu komunikasi dengan guru/wali kelas mengenai
mampu menegrjakan soal karakterisitik siswa tersebut sekolah/pengawas, dan pakar.
latihan yang diberikan 4. Guru hanya fokus pada menyelesaikan ketuntasan materi Maka diambil kesimpulan yaitu:
dengan hasil yang baik, tanpa memperhatikan pemahaman siswa 1. Guru hanya fokus pada
namun saat ujian tiba, hasil menyelesaikan ketuntasan
akan berbeda jauh dan Penyebab masalah menurut literatur: materi tanpa memperhatikan
guru merasa gagal 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah pemahaman siswa
mengidentifikasi sifat-sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti yang membedakan 2. Guru perlu komunikasi
pemahaman dan seseorang dari yang lain. Karakter adalh nilai-nilai unik yang dengan guru/wali kelas/guru
karakteristik siswa terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. BK mengenai karakterisitik
Karakter secara koheren memancar dari hasil pola pikir, olah siswa tersebut
hati, olah rasa dan karsa serta olahraga seseorang atau
3. Guru memberikan soal
sekelompok orang. Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter
Konsepsi & Implementasi Secara Terpadu di Lingkungan dengan level jauh berbeda
Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan dari materi atau latihan soal
Masyarakat,(Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2013), hal. 29) pada umumnya
2. Menjadi guru yang baik memang tidak cukup dengan
mengandalkan penguasaan materi saja, namun menjadi guru
yang baik adalah guru tersebut dapat mengenali dan
memahami karakteristik peserta didiknya (Saryati, 2104:669)
3. Kementrian pendidikan Nasional telah merumuskan 18 nilai
karakter yang akan ditanamkan dalam diri siswa sebagai
upaya membangun karakter bangsa. Nilai karakter yang
berjumlah 18 tersebut telah disesuaikan dengan kaidah-
kaidah ilmu pendidikan secara umum, sehingga lebih
implementatif untuk diterapkan dalam praksis pendidikan,
baik sekolah maupun madrasah. (Kementrian Pendidikan
Nasional dan Kebudayaan).

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Siswa kurang terbuka dalam menyampaikan pendapat
mengenai pemahaman dalam pembelajaran
2. Siswa kurang mempercayai guru yang bersangkutan
3. Guru perlu komunikasi dengan guru/wali kelas mengenai
karakterisitik siswa tersebut

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Guru perlu komunikasi dengan guru/wali kelas/guru BK
mengenai karakterisitik siswa tersebut
2. Guru tidak memahami karakteristik siswa dengan baik
3. Guru perlu menjalin komunikasi yang baik dalam
pembelajaran
10 Kesulitan siswa belajar Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
secara mandiri di asrama 1. Kegiatan siswa di pondok pesantren sangat padat penyebab masalah menurut
2. Siswa merasa lelah dengan aktivitas di pondok pesantren teman-teman, literatur, teman
sehingga kesulitan dalam belajar mandiri
sejawat/kepala
3. Motivasi siswa kurang dalam belajar mandiri
4. Tidak disediakan waktu khusus untuk belajar di pondok sekolah/pengawas, dan pakar.
pesantren Maka diambil kesimpulan yaitu:
1. Guru perlu komunikasi
Penyebab masalah menurut literatur: dengan penanggung jawab
1. Pondok pesantren merupakan rangkaian dua kata yang terdiri asrama agar bisa memantau
dari kata “pondok” dan “pesantren”. Pondok berarti kamar, kegiatan belajar mandiri
gubuk, rumah kecil, yang dipakai dalam bahasa Indonesia siswa
dengan menekankankan kesederhanaan bangunanya. Ada 2. Guru perlu memotivasi siswa
juga yang berpendapat bahwa pondok berasal dari kata pentingnya belajar
"funduq" yang berarti ruang tempat tidur, wisma atau hotel 3. Siswa merasa lelah dengan
sederhana. Karena pondok secara umumnya memang aktivitas di pondok
merupakan tempat penampungan sederhana bagi para pelajar pesantren sehingga kesulitan
yang jauh dari tempat asalnya. (Nining Khairotul Aini, Model dalam belajar mandiri
Kepemimpinan Transformasional Pondok Pesantren (Surabay:
CV Jakad Media, 2021), hlm. 73)
2. Kemandirian merupakan kemampuan seseorang untuk tidak
bergantung pada orang lain. Hamzah B. Uno (2010: 77-78)
3. Belajar mandiri merupakan proses belajar siswa yang timbul
dari dalam diri siswa itu sendiri karena ingin mencapai tujuan
yang diinginkan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Haris
Mudjiman (2007: 7)

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Guru perlu memotivasi siswa untuk tetap belajar meski sedikit
setiap harinya
2. Guru perlu komunikasi dengan penanggung jawab asrama
agar bisa memantau kegiatan belajar mandiri siswa
3. Siswa tidak memiliki waktu belajar mandiri karena padat
dengan kegiatan di pondok pesantren

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Kegiatan siswa di pondok pesantren sangat padat
2. Guru perlu komunikasi dengan penanggung jawab asrama
agar bisa memantau kegiatan belajar mandiri siswa
3. Guru perlu memotivasi siswa pentingnya belajar
11 Siswa mengalami kesulitan Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi
dalam soal kontekstual 1. Siswa kesulitan memahani simbol, diagram atau penyebab masalah menurut
pada model soal UTBK atau 2. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal teman-teman, literatur, teman
ANBK dengan baik
sejawat/kepala
3. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca petunjuk
Kesulitan siswa dalam atau informasi sekolah/pengawas, dan pakar.
memahami soal HOTS 4. Motivasi siswa dalam menyelesaikan permasalahan rendah Maka diambil kesimpulan yaitu:
1. Sekolah perlu menfasilitasi
Penyebab masalah menurut literatur: guru dalam workshop
1. Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang pembuatan atau penyelesaian
diselenggarakan oleh Kemdikbud untuk meningkatkan mutu model soal UTBK atau ANBK
pendidikan dengan memotret input, proses dan output 2. Guru perlu meningkatkan
pembelajaran di seluruh satuan pendidikan. literasi numerasi pada model
(KEMENDIKBUDRISTEK) soal UTBK dan ANBK
2. Asesmen Nasional dilaksanakan dengan 3 (tiga) instrumen 3. Motivasi siswa dalam
yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, menyelesaikan permasalahan
Numerasi), Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar. rendah
(KEMENDIKBUDRISTEK) 4. Ketika di kelas, guru bisa
3. Sejak tahun 2019 Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi memberikan soal kontekstual
Negeri (SBMPTN) menggunakan hasil Ujian Tulis Berbasis sesuai dengan model soal
Komputer (UTBK) dan/atau kriteria lain yang ditetapkan ANBK atau UTBK
bersama oleh PTN. Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK)
merupakan tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan
oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
4. Higher Order Thinking Skills merupakan suatu proses berpikir
peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang
dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan
taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving,
taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran,
dan penilaian (Saputra, 2016:91)

Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala


sekolah/pengawas :
1. Level soal yang sulit dan belum terbiasa bagi siswa
2. Guru kurang literasi dan numerasi pada model soal tersebut
3. Pemerintah kurang dalam sosialisasikan model soal ANBK
khususnya, karena terkesan sacara tiba-tiba guru harus
memahami soal kontesktual tersebut
4. Sekolah perlu menfasilitasi guru dalam workshop pembuatan
atau penyelesaian model soal UTBK atau ANBK

Penyebab masalah menurut pakar :


1. Motivasi siswa dalam menyelesaikan modal soal tersbeut
rendah
2. Guru perlu meningkatkan literasi dan numerasi dalam model
soal tersebut

Anda mungkin juga menyukai