No. Hasil eksplorasi penyebab masalah diidentifikasi masalah 1 Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Siswa kesulitan memahami 1. Siswa kurang memahami sudut alfa beta dan gama dan penyebab masalah menurut masalah kontekstual yang sudut a,b,c teman-teman, literatur, teman berkaitan dengan sudut 2. Siswa kurang memahami penamaan sudut, istilah-istilah sejawat/kepala elevasi khususnya dalam sudut dalam trigonometri sekolah/pengawas, dan pakar. membuat ilustrasi segitiga siku-siku yang benar. 3. Konsep dasar trigonometri belum dipahami oleh siswa Maka diambil kesimpulan yaitu: 4. siswa kurang memahami tentang simbol dan 1. Siswa kesulitan memahami contoh: memvisualisasikan soal kontekstual masalah kontekstual yang "Sebuah pohon berjarak 5. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal berkaitan dengan sudut 130 meter dari seorang dengan baik elevasi khususnya dalam pengamat dengan tinggi 6. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca petunjuk membuat ilustrasi segitiga mata pengamat dari tanah atau informasi siku-siku yang benar. adalah 168 cm. Apabila 2. Siswa tidak memperhatika Penyebab masalah menurut literatur: sudut elevasi yang 1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut keterangan soal “tinggi terbentuk adalah 60° dari dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran seorang pengamat” dalam mata pengamat ke pucuk dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi permasalahan sudut elevasi pohon, maka tinggi pohon trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi 3. Siswa tidak fokus atau tercebut adalah …." trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan kurang teliti dalam membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002). petunjuk atau informasi (Modul Profesional 1) 2. Sudut elevasi (juga disebut sudut ketinggian) adalah ketinggian sudut dari matahari di langit dihitung dari horizontal. Ketinggian dan elevasi juga digunakan untuk menjelaskan ketinggian dalam meter dari permukaan laut sehingga bisa mengakibatkan kebingungan. Elevasi adalah 0° pada saat matahari terbit dan 90° saat matahari berada tepat di atas kepala (yang terjadi pada ekuinoks musim semi dan gugur di khatulistiwa sebagai contoh) (https://www.pveducation.org/).
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Siswa kesulitan memahami masalah kontekstual yang berkaitan dengan sudut elevasi khususnya dalam membuat ilustrasi segitiga siku-siku yang benar. 2. Siswa kurang memahami penamaan sudut, istilah-istilah sudut dalam trigonometri 3. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca petunjuk atau informasi
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Siswa kesulitan memahami masalah kontekstual yang berkaitan dengan sudut elevasi khususnya dalam membuat ilustrasi segitiga siku-siku yang benar. 2. Siswa tidak memperhatika keterangan soal “tinggi seorang pengamat” dalam permasalahan sudut elevasi 3. Siswa belum paham dengan apa yang dimaksud sudut elevasi Pedagogik: Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Guru kesulitan dalam 1. Guru kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu penyebab masalah menurut menyusun kalimat dalam masalah kontekstual yang memerlukan ilustrasi geometris teman-teman, literatur, teman suatu masalah kontekstual 2. Guru belum terbiasa memberikan masalah kontekstual sejawat/kepala dalam dimensi 3 yang 3. Guru lebih memilih soal yang ada dibuku atau searching memerlukan ilustrasi google dan dipilih yang paling mudah sekolah/pengawas, dan pakar. geometris 4. Guru memberikan soal-soal yang lebih sederhana, sehingga Maka diambil kesimpulan yaitu: jika siswa mendapat soal yang tingkatnya lebih tinggi, mereka 1. Guru kesulitan dalam merasa kesulitan dalam menyelesaikan menyusun kalimat dalam contoh: “ Fina akan 5. Guru dalam memberikan soal kurang dikaitkan dengan suatu masalah kontekstual mengadakan acara ulang maslah sehari-hari yang memerlukan ilustrasi tahun di cafe, Sebuah 6. Kemampuan guru dalam mengidentifikasi kemampuan siswa geometris lampu diletakkan ditengah- masih harus di tingkatkan lagi 2. Guru perlu meningkatkan tengah langit ruangan dan 7. Guru perlu meningkatkan pada pemahaman siswa dalam dari setiap sudut atas pada pemahaman siswa konsep dasar dimensi 3 seperti titik, garis, dan bidang ruangan ketengah lampu dalam konsep dasar dimensi hias akan dipasang pita. Penyebab masalah menurut literatur: 3 seperti titik, garis, dan Berapakah panjang pita 1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut bidang yang diperlukan, jika dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran 3. Guru dalam memberikan soal ruangan yang dipakai dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi kurang dikaitkan dengan berukuran 8x8x3 m?” trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi maslah sehari-hari trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002). (Modul Profesional 1) 2. Tiga buah aksioma dalam geometri ruang: - Aksioma 1. Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis sebuah garis lurus saja. - Aksioma 2. Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang datar mempunyai dua titik persekutuan, maka garis lurus itu terletak seluruhnya pada bidang datar itu. - Aksioma 3. Tiga buah titik sembarang (artinya: ketiga titik itu tidak terletak pada sebuah garis lurus) selalu dapat dilalui oleh sebuah bidang datar. (Junaidi, Iwan. 2022. Modul pendalaman materi matematika KB2.hal 5: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi)
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Guru dalam memberikan soal kurang dikaitkan dengan maslah sehari-hari 2. Kemampuan guru dalam mengidentifikasi kemampuan siswa masih harus di tingkatkan lagi 3. Guru perlu meningkatkan pada pemahaman siswa dalam konsep dasar dimensi 3 seperti titik, garis, dan bidang
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Guru belum terbiasa memberikan masalah kontekstual 2. Guru kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu masalah kontekstual yang memerlukan ilustrasi geometris 3. Kemampuan guru dalam mengidentifikasi kemampuan siswa masih harus di tingkatkan lagi Literasi dan numerasi: Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Siswa kesulitan dalam 1. Siswa kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu penyebab masalah menurut menyusun kalimat dalam masalah kontekstual yang memerlukan ilustrasi geometris teman-teman, literatur, teman suatu masalah dalam 2. siswa tidak menvisualisasikan masalah konstekstual dengan sejawat/kepala dimensi 3 kontekstual baik karena kurang memahami soal yang memerlukan ilustrasi 3. Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung pada sekolah/pengawas, dan pakar. geometris permasalahan geometri Maka diambil kesimpulan yaitu: 4. Sebelum mecoba, siswa sudah merasa kesulitan dalam 1. Motivasi siswa dalam contoh : “ Fina akan menyelesaikan soal menyelesaikan permasalahan mengadakan acara ulang 5. Siswa tidak memahami konsep dasar geometri pada dimensi dimensi 3 sangat rendah tahun di cafe, Sebuah 3, seperti titik, garis, dan bidang 2. Siswa tidak memahami lampu diletakkan ditengah- konsep dasar geometri pada tengah langit ruangan dan Penyebab masalah menurut literatur: dimensi 3, seperti titik, garis, dari setiap sudut atas 1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut dan bidang ruangan ketengah lampu dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran 3. Siswa kesulitan dalam hias akan dipasang pita. dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi menyusun kalimat dalam Berapakah panjang pita trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi suatu masalah kontekstual yang diperlukan, jika trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan yang memerlukan ilustrasi ruangan yang dipakai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002). geometris berukuran 8x8x3 m?” 2. Tiga buah aksioma dalam geometri ruang: 4. Siswa tidak menvisualisasikan - Aksioma 1. Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis masalah konstekstual dengan sebuah garis lurus saja. baik karena kurang (Modul Profesional 1) - Aksioma 2. Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang memahami soal datar mempunyai dua titik persekutuan, maka garis lurus 5. Siswa tidak memahami materi itu terletak seluruhnya pada bidang datar itu. prasyarat - Aksioma 3. Tiga buah titik sembarang (artinya: ketiga titik itu tidak terletak pada sebuah garis lurus) selalu dapat dilalui oleh sebuah bidang datar. (Junaidi, Iwan. 2022. Modul pendalaman materi matematika KB2.hal 5: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi)
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Siswa tidak memahami konsep dasar geometri pada dimensi 3, seperti titik, garis, dan bidang 2. Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung pada permasalahan geometri 3. Sebelum mecoba, siswa sudah merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Siswa kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu masalah kontekstual yang memerlukan ilustrasi geometris 2. Siswa tidak menvisualisasikan masalah konstekstual dengan baik karena kurang memahami soal 2 Literasi dan numerasi. Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Siswa kesulitan memahami 1. Siswa kesulitan memahami masalah kontekstual yang penyebab masalah menurut masalah kontekstual yang berkaitan dengan menentukan model matematika dan fungsi teman-teman, literatur, teman berkaitan dengan objektif dari permasalahan program linear sejawat/kepala menentukan model 2. Siswa belum paham konsep variabel, koefisien dan sekolah/pengawas, dan pakar. matematika dan fungsi objektif dari permasalahan konstanta Maka diambil kesimpulan yaitu: program linear 3. Siswa kesulitan dalam membuat model matematika 1. Siswa kesulitan dalam 4. Siswa kesulitan dalam menentukan fungsi kendala dan membuat model matematika Contoh : “Pesawat fungsi objektif 2. Siswa belum paham konsep penumpang mempunyai 5. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal variabel, koefisien dan tempat duduk 4848 kursi. konstanta dengan baik Setiap penumpang kelas 6. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca 3. Siswa tidak utama boleh membawa petunjuk atau informasi menvisualisasikan masalah bagasi 6060 kg sedang 7. siswa tidak menvisualisasikan masalah konstekstual dengan konstekstual dengan baik baik karena kurang memahami soal. karena kurang memahami kelas ekonomi 2020 kg. soal. Pesawat hanya dapat 4. Siswa tidak memahami materi Penyebab masalah menurut literatur: membawa bagasi 14401440 prasyarat 1. Menurut Winston (1993), masalah program linear adalah kg. Harga tiket kelas utama masalah optimasi dalam hal sebagai berikut: Rp150.000Rp150.000 dan a. Usaha untuk memaksimalkan (atau meminimalkan) kelas ekonomi fungsi linear dari sejumlah variabel keputusan. Fungsi Rp100.000Rp100.000. yang dimaksimalkan atau diminimalkan disebut fungsi Supaya pendapatan dari tujuan/fungsi objektif. penjualan tiket pada saat b. Nilai variabel keputusan harus memenuhi sejumlah pesawat penuh mencapai pembatas/kendala. Setiap pembatas/kendala harus maksimum, jumlah tempat dalam bentuk persamaan linear atau pertidaksamaan duduk kelas utama linear. haruslah sebanyak...” c. Nilai pada setiap variabel dibatasi. Untuk setiap variabel , (Modul Profesional 2) tanda batasnya nonnegatif atau boleh tidak dibatasi tandanya. 2. Menurut Barnett (1993), masalah program linear adalah masalah yang berkaitan dengan upaya menemukan nilai optimal (nilai maksimum atau minimum) dari fungsi tujuan
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Siswa kesulitan dalam membuat model matematika 2. Siswa kesulitan dalam menentukan fungsi kendala dan fungsi objektif 3. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal dengan baik 4. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca petunjuk atau informasi
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Siswa kesulitan memahami masalah kontekstual yang berkaitan dengan menentukan model matematika dan fungsi objektif dari permasalahan program linear 2. Guru perlu menekankan konsep dan pengertian variable, identitas dan konstanta di awal materi program linear 3 Literasi dan numerasi. Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Siswa kesulitan memahami 1. Siswa kesulitan memahami permasalahan pada identitas penyebab masalah menurut permasalahan pada trigonometri teman-teman, literatur, teman identitas trigonometri 2. Siswa kesulitan dalam memahami berbagai jenis identitas sejawat/kepala trigonemetri Contoh: 3. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam identitas sekolah/pengawas, dan pakar. Bentuk (sec 𝑥 + tan 𝑥) (1 − trigonmetri Maka diambil kesimpulan yaitu: sin 𝑥) dapat 4. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca petunjuk 1. Siswa kesulitan dalam disederhanakan menjadi… atau informasi menghafal berbagai rumus 5. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal identitas trigonometri dengan baik 2. Motivasi siswa dalam (Modul Profesional 3) 6. Siswa kesulitan dalam menghafal berbagai rumus identitas menyelesaikan permaslaahan trigonometri identitas trigonometri masih rendah Penyebab masalah menurut literatur: 3. Guru dapat memberikan 1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut pembelajaran yang bermakna dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran untuk materi identitas dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi trigonometri trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi 4. Siswa tidak memahami materi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan prasyarat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002). 2. Identitas trigonometri adalah suatu relasi atau kalimat terbuka yang memuat fungsi-fungsi trigonometri dan yang bernilai benar untuk setiap penggantian variabel dengan konstanta anggota domain fungsinya (Sukowidodo, 2015). 3. Kebenaran suatu relasi atau kalimat terbuka merupakan identitas yang perlu dibuktikan kebenarannya. Pembuktian identitas trigonometri memiliki tiga pilihan, yaitu menggunakan rumus-rumus atau identitas-identitas yang telah dibuktikan kebenarannya (Sukino, 2014).
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Guru dapat memberikan pembelajaran yang bermakna untuk materi identitas trigonometri 2. Guru perlu menekankan dalam menulis dan menhafal berbagai rumus identitas trigonemtri 3. Siswa tidak hafal dengan identitas trigonometri Penyebab masalah menurut pakar : 1. Siswa kesulitan memahami permasalahan pada identitas trigonometri 2. Motivasi siswa dalam menyelesaikan permaslaahan identitas trigonometri masih rendah Pedagogik Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Guru kesulitan dalam 1. Guru kesulitan dalam memeberikan pemahaman pada materi penyebab masalah menurut memeberikan pemahaman identitas trigonometri teman-teman, literatur, teman pada materi identitas 2. Guru tidak memberikan konsep dasar secara terstruktur pada sejawat/kepala trigonometri setiap bentuk identitas trigonometri 3. Guru perlu meningkatkan literasi dalam cara/model sekolah/pengawas, dan pakar. Lterasi dan numerasi pembelejaran yang menyenangkan pada materi identitas Maka diambil kesimpulan yaitu: Bentuk (sec 𝑥 + tan 𝑥) (1 − trigonometri 1. Guru kesulitan dalam sin 𝑥) dapat 4. Guru perlu memberikan soal dasar sebelum meneuju ke level memeberikan pemahaman disederhanakan menjadi… yang lebih tinggi pada materi identitas trigonometri (Modul Profesional 3) Penyebab masalah menurut literatur: 2. Guru perlu meningkatkan 1. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu tiga sudut literasi dalam cara/model dan metro diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ukuran pembelejaran yang dan batasantrigonon yang berarti yang berarti mengukur, jadi menyenangkan pada materi trigonometri dapat ukuran sudut segitiga dan fungsi identitas trigonometri trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan 3. Guru perlu menekankan asal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas ( 2002). dari identitas trigonemtri agar 2. Identitas trigonometri adalah suatu relasi atau kalimat siswa mudah memahami terbuka yang memuat fungsi-fungsi trigonometri dan yang dengan baik bernilai benar untuk setiap penggantian variabel dengan konstanta anggota domain fungsinya (Sukowidodo, 2015). 3. Kebenaran suatu relasi atau kalimat terbuka merupakan identitas yang perlu dibuktikan kebenarannya. Pembuktian identitas trigonometri memiliki tiga pilihan, yaitu menggunakan rumus-rumus atau identitas-identitas yang telah dibuktikan kebenarannya (Sukino, 2014).
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Guru perlu memberikan soal dasar sebelum meneuju ke level yang lebih tinggi 2. Guru hanya menekankan pada hafalan identitas tanpa menekankan pada konsep dasar 3. Materi identitas trigonometri adalah materi yang kurang diminati siswa karena kompleks dan banyak rumus
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Guru kesulitan dalam memeberikan pemahaman pada materi identitas trigonometri 2. Guru kurang memeberikan konsep dasar dalam setiap rumus dalam identitas trigonemetri 4 Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Siswa kesulitan dalam 1. Siswa belum memahami definisi permutasi dan kombinasi penyebab masalah menurut membedakan konsep secara baik teman-teman, literatur, teman permutasi dan kombinasi 2. Siswa belum memahami kata kunci pada perbedaan sejawat/kepala permutasi dan kombinasi Contoh: Sebuah organisasi yang 3. Guru kurang dalam memberikan masalah kontekstual pada sekolah/pengawas, dan pakar. beranggotakan 8 orang materi permutasi dan kombinasi Maka diambil kesimpulan yaitu: ingin membuat susunan 4. Siswa tidak memahami simbol 1. Siswa belum memahami pengurus harian yang 5. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan konsep dan kata kunci pada terdiri dari 4 posisi, yaitu permutasi dan kombninasi ketua, wakil, sekretaris, 6. Siswa kurang dalam konsep dasar berhitung yang masih perbedaan permutasi dan dan bendahara. Berapakah lemah atau mungkin mereka terburu-buru agar cepat selesai kombinasi kemungkinan peluang 2. Guru dapat menggunakan susunan panitia yang bisa Penyebab masalah menurut literatur: contoh soal yang serupa dibuat? 1. Kombinasi merupakan banyak susunan atas sekelompok namun berbeda unsur dengan tanpa memperhatikan urutannya. (Nurwahyu permasalahan (Modul Profesional 4) et al., 2016) 3. Guru kurang dalam 2. Dalam kombinasi susunan AD sama dengan susunan DA. (Male & Lumbantoruan, 2021) memberikan masalah 3. Permutasi adalah banyak susunan dari sekelompok unsur kontekstual pada materi dengan memperhatikan suatu urutan sedangkan kombinasi permutasi dan kombinasi tidak memperhatikan suatu urutan. (Wulandari et al., 2020) 4. Dalam permutasi susunan AD tidak sama dengan susunan DA (Lumbantoruan, 2019c)
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Siswa belum memahami kata kunci pada perbedaan permutasi dan kombinasi 2. Guru perlu menggunakan contoh soal yang serupa namun berbeda permasalahan 3. Siswa kurang termotivasi dalam mengerjakan soal kontekstual pada materi permutasi dan kombinasi
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Siswa belum memahami kata kunci pada perbedaan permutasi dan kombinasi 2. Guru perlu memberikan contoh sederhana yang ada di sekitar 3. Guru dapat menggunakan contoh soal yang serupa namun berbeda permasalahan Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Siswa kesulitan dalam 1. Siswa tidak memahami simbol penyebab masalah menurut menentukan permasalahan 2. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan teman-teman, literatur, teman kaidah pencacahan yang kaidah pencacahan sejawat/kepala kontekstual 3. Siswa kurang dalam konsep dasar berhitung yang masih lemah atau mungkin mereka terburu-buru agar cepat selesai sekolah/pengawas, dan pakar. Contoh: 4. Siswa kurang tepat dalam memahami contoh bilangan yang Maka diambil kesimpulan yaitu: Dari 5 angka 1,2,3,4,5 dicari dan jumlah bilangan yang bisa dibuat 1. Guru perlu memberikan hendak disusun suatu permasalahan yang bilangan yang terdiri dari 4 Penyebab masalah menurut literatur: kontekstual melaui soal angka. Berapa banyak Kaidah Pencacahan dan Penjabaran Binom Newton dasar hingga menuju ke level bilangan yanh dapat a. Aturan pengisian tempat (filing slots) yang lebih tinggi disusun jika: b. Kaidah Perkalian 2. Siswa kurang teliti dalam a. Angka itu boleh Berlaku bagi pemilihan objek yang dilakukan beberapa menyelesaikan berulang tahap dan dilaksanakan sekaligus permasalahan kaidah b. Angka itu tidak boleh c. Kaidah Penjumlahan pencacahan berulang Berlaku untuk tindakan pemilihan yang dilakukan dalam 3. Siswa tidak memahami c. Bilangan yang dibentuk beberapa tahap pemilihan yang tidak dilaksanakan materi prasyarat ganjil sekaligus, tetapi dilakukan berdasarkan salah satu tahap d. Bilangan yang dibentuk (Mariani, Scolastika. 2022. MODUL 4 KOMBINATORIKA DAN kurang dari 3000 STATISTIKA KB 1. Kaidah Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi : Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) (Modul Profesional 4) Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala sekolah/pengawas : 1. Siswa kurang tepat dalam memahami contoh bilangan yang dicari dan jumlah bilangan yang bisa dibuat 2. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan kaidah pencacahan 3. Motivasi siswa kurang dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Guru perlu memberikan contoh sederhana yang ada di sekitar 2. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan kaidah pencacahan Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Siswa kesulitan dalam 1. siswa masih sering salah pemahaman dalam menentukan penyebab masalah menurut menyelesaikan modus baik dari data tunggal maupun data kelompok teman-teman, literatur, teman permasalahan dengan 2. Siswa dituntut untuk menghafal rumus-rumus yg berkaitan sejawat/kepala pemahaman rumus dalam dengan statistika seperti mean, median, standar deviasi, distribusi frekuensi pada koefisien variasi dan sebagainya sekolah/pengawas, dan pakar. materi staistika 3. Motivasi siswa dalam menyelesaikan permsalahan masih Maka diambil kesimpulan yaitu: kurang dan mudah menyerah 1. Guru perlu memeberikan Contoh: 4. Guru perlu mengibangi dalam teknologi, bahwa rumus-rumus motivasi bahwa rumus yang Diketahui frekuensi dari statistika juga bisa dijelaskan atau diaplikasi menggunakan dijelaskan akan pengelompokan diameter rumus excel mempermudah dalam silinder (dalam satuan mm) 5. Siswa belum bisa membaca diagram, grafik atau histogram menyelesaikan permaslahan pada histogram di bawah yang disediakan pada soal 2. Motivasi siswa kurang dalam ini. menyelesaikan permasalahan Penyebab masalah menurut literatur: materi statistika 1. Statistika adalah ilmu tentang pengolahan dan analisis suatu 3. Siswa dituntut untuk data hingga penarikan kesimpulandari data itu (Marsudi, menghafal rumus-rumus yg 2003) berkaitan dengan statistika 2. Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih seperti mean, median, standar berupa data acak yang dapat dibuat menjadi data yang deviasi, koefisien variasi dan berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke dalam kelas- sebagainya Modus diameter siliender kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut 4. Siswa belum bisa membaca tersebut adalah... distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Distribusi frekuensi diagram, grafik atau adalah susunan data menurut kelas interval tertentu atau histogram yang disediakan (Modul Profesional 4) menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar (Hasan, 2001). pada soal dengan baik Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala sekolah/pengawas : 1. Motivasi siswa dalam menyelesaikan permsalahan masih kurang dan mudah menyerah 2. Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan statistika 3. Siswa kuang dalam konsep dasar berhitung yang masih lemah atau mungkin mereka terburu-buru agar cepat selesai 4. Guru perlu mengibangi dalam teknologi, bahwa rumus-rumus statistika juga bisa dijelaskan atau diaplikasi menggunakan rumus excel 5. Menanamkan pentingnya konsep-konsep dasar dengan membangun motivasi dan menggunakan model pembelajaran yang menarik 6. Siswa tidak memahami simbol 7. Siswa belum bisa membaca diagram, grafik atau histogram yang disediakan pada soal Penyebab masalah menurut pakar : 1. Guru dalam memberikan contoh soal dengan bilangan yang kurang tepat 2. Siswa kurang memahami simbol dalam materi statistika 3. Guru perlu memeberikan motivasi bahwa rumus yang dijelaskan akan mempermudah dalam menyelesaikan permaslahan 4. Motivasi siswa kurang dalam menyelesaikan permasalahan materi statistika 5. Menanamkan pentingnya konsep-konsep dasar dengan membangun motivasi dan menggunakan model pembelajaran yang menarik 5 Literasi dan numerasi Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Siswa mengalami kesulitan 1. Siswa kesulitan dalam menyusun kalimat dalam suatu penyebab masalah menurut dalam menyelesaiakn soal masalah kontekstual teman-teman, literatur, teman kontekstual pada materi 2. Siswa tidak memahami kalimat matematika seperti: dua kali, sejawat/kepala bilangan selisih, jumlah ketiga bilangan , dan lain-lain. 3. Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung pada sekolah/pengawas, dan pakar. permasalahan kontekstual pada materi bilangan Maka diambil kesimpulan yaitu: Contoh: 4. Sebelum mecoba, siswa sudah merasa kesulitan dalam 1. Guru perlu menganalisis Ada tiga bilangan. Bilangan menyelesaikan soal kesulitan siswa dalam pertama ditambah bilangan 5. Siswa tidak memahami cara awal untuk menyelesaikan menyelesaikan permasalahan kedua sama dengan dua permaslahan tersebut tersebut pada tahapan kali bilangan ketiga. Selisih bilangan pertama dan Penyebab masalah menurut literatur: membuat model matematika ketiga sama dengan 1. Ebbutt dan Straker (Marsigit, 2003: 2-3) memberikan definisi atau perhitungannya seperempat bilangan Matematika sekolah yang selanjutnya disebut Matematika 2. Siswa tidak memahami materi kedua. Apabila jumlah sebagai berikut : prasyarat ketiga bilangan itu sama a. Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan 3. Guru perlu memulai dengan 15, tentukan ketiga hubungan. permasalahan dengan soal bilangan itu? b. Matematika merupakan kreativitas yang memerlukan sederhana dan kontekstual imajinasi, intuisi, dan penemuan. 4. Matematika merupakan Pedagogik, literasi, dan c. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah kreativitas yang memerlukan numerasi. (problem solving). imajinasi, intuisi, dan (Modul Profesional 5) d. Matematika sebagai alat berkomunikasi. penemuan, siswa perlu 2. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12) proses belajar berpikir kritis dalam mengajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar menyelesaikan permsalahn dan bertujuan. Tujuan ini yang menjadi arah ke mana proses tersebut belajar mengajar tersebut akan di bawa. Proses belajar mengajar akan berhasil jika mampu memberikan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap dalam diri siswa. 3. Dalam menyelesaikan soal cerita matematika, siswa dituntut untuk dapat membuat model matematika yang sesuai Depdiknas (Fadjar, 2006). 4. Model matematika yang telah didapat, baik yang berbentuk dalam sistem persamaan, pertidaksamaan atau berup sekumpulan lambang yang berbentuk variabel yang kemudian digunakan didalamnya oprasi matematika, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian.Dengan demikian model matematika yang dihasilkan dapat dilihat apakah telah sesuai dengan rumusan sebagaimana formulasi masalah nyata yang dihadapi. Ada beberapa kegunaan model dalam penyelesaian masalah matematika (Budhayanti, Ika, Clara, & dkk, 2008)
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Siswa kurang memahami konsep bilangan dalam menyelesaikan permasalahn tersebut 2. Motivasi siswa dalam menyelesaikan soal tersebut rendah 3. Guru perlu memberikan konsep dasar pada materi tersebut 4. Guru perlu memulai permasalahan dengan soal sederhana
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Guru perlu menganalisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan permaslaahn tersebut pada tahapan membuat model matematika atau perhitungannya 2. Guru perlu menanamkan motivasi pada siswa dalam menyelesaikan soal tersebut 3. Literasi dan numerasi siswa masih rendah, dan perlu latihan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut 6 Literasi dan numerasi. Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi Siswa kesulitan dalam 1. Siswa belum memahami konsep dan perbedaan metode penyebab masalah menurut menentukan beberapa inferensi teman-teman, literatur, teman metode inferensi: Modus 2. Siswa kurang teliti dalam membuat tabel kebenaran sejawat/kepala ponens, tolens, silogisme, 3. Literasi dan numerasi siswa rendah dalam menyelesaikan soal disjugngtif, konjungsi, dan kontekstual sekolah/pengawas, dan pakar. lain sebagainya 4. Guru kurang memberikan latihan soal dalam kehidupan Maka diambil kesimpulan yaitu: sekitar 1. Siswa belum memahami (Modul Profesional 6) 5. Sebelum mecoba, siswa sudah merasa kesulitan dalam materi prasyarat menyelesaikan soal 2. Guru kurang memberikan latihan soal dalam kehidupan Penyebab masalah menurut literatur: sekitar 3. Guru bisa menambahkan dengan pendekatan kontekstual Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala sekolah/pengawas : 1. Siswa belum memahami konsep dan perbedaan metode inferensi 2. Literasi dan numerasi siswa rendah dalam menyelesaikan soal kontekstual 3. Guru kurang memberikan latihan soal dalam kehidupan sekitar
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Siswa belum memahami konsep dan perbedaan metode inferensi 2. Guru kurang memberikan latihan soal dalam kehidupan sekitar 3. Guru bisa menambahkan dengan pendekatan kontekstual 8 Guru kesulitan dalam Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi menerapkan pembelajaran 1. Guru tidak memiliki waktu untuk menyiapkan perencanaan penyebab masalah menurut inovatif secara konsisten pembelajaran yang baik teman-teman, literatur, teman dalam pembelajaran 2. Guru sudah membuat RPP dengan baik namun dalam sejawat/kepala matematika kenyataan di kelas sulit untuk melakukan berbagai kegiatan secara runtut sekolah/pengawas, dan pakar. 3. Siswa yang tidak kondusif di kelas sehingga tidak bisa Maka diambil kesimpulan yaitu: maksimal dalam menyelenggarakan pembelajaran yang 1. Beban kerja guru terlalu berat inovatif sehingga tidak ada waktu 4. Guru tidak percaya diri dalam menyelenggaran pembelajaran untuk menyiapkan inovatif di kelas pembelajaran inovatif yang konsisten Penyebab masalah menurut literatur: 2. Siswa yang tidak kondusif di 1. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat kelas sehingga tidak bisa student centered. Artinya, pembelajaran yang lebih maksimal dalam memberikan peluang kepada siswa untuk mengkontruksi menyelenggarakan pengetahuan secara mendiri (Self directed) dan dimediasi oleh pembelajaran yang inovatif teman sebaya (peeer mediated instruction). Pembelajaran inovatif biasanya berlandaskan paradigma kontruktivistik membantu siswa untuk menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru Darmadi (2017: 92) 2. Suyatno (2009: 06) mengemukakan bahwa pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas guru atas dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah belajar dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar. 3. Hamzah (2015: 106) berpendapat bahwa pembelajaran inovatif merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). 4. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12) proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan bertujuan. Tujuan ini yang menjadi arah ke mana proses belajar mengajar tersebut akan di bawa. Proses belajar mengajar akan berhasil jika mampu memberikan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap dalam diri siswa.
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Beban kerja guru terlalu berat 2. Guru tidak update dengan perkembangan pembelajaran inovatif yang ada saat ini 3. Sekolah tidak menyediakan fasilitas untuk melaksanakan pembelajaran inovatif 4. Sekolah tidak menfasilitasi pelatihan dalam menunjang pembelajaran yang inovatif Penyebab masalah menurut pakar : 1. Guru memiliki beban kerja terlalu banyak 2. Guru perlu mengidentifikasi terlebih dahulu pembelajaran model seperti apa yang dibutuhkan oleh siswa di kelas tersebut 9 Guru kesulitan dalam Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi memahami karakteristik 1. Guru memberikan soal dengan level jauh berbeda dari materi penyebab masalah menurut siswa, contohnya ketika atau latihan soal pada umumnya teman-teman, literatur, teman dalam pembelajaran siswa 2. Guru tidak memahami karakteristik siswa dengan baik sejawat/kepala memahami materi dan 3. Guru perlu komunikasi dengan guru/wali kelas mengenai mampu menegrjakan soal karakterisitik siswa tersebut sekolah/pengawas, dan pakar. latihan yang diberikan 4. Guru hanya fokus pada menyelesaikan ketuntasan materi Maka diambil kesimpulan yaitu: dengan hasil yang baik, tanpa memperhatikan pemahaman siswa 1. Guru hanya fokus pada namun saat ujian tiba, hasil menyelesaikan ketuntasan akan berbeda jauh dan Penyebab masalah menurut literatur: materi tanpa memperhatikan guru merasa gagal 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah pemahaman siswa mengidentifikasi sifat-sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti yang membedakan 2. Guru perlu komunikasi pemahaman dan seseorang dari yang lain. Karakter adalh nilai-nilai unik yang dengan guru/wali kelas/guru karakteristik siswa terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. BK mengenai karakterisitik Karakter secara koheren memancar dari hasil pola pikir, olah siswa tersebut hati, olah rasa dan karsa serta olahraga seseorang atau 3. Guru memberikan soal sekelompok orang. Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter Konsepsi & Implementasi Secara Terpadu di Lingkungan dengan level jauh berbeda Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan dari materi atau latihan soal Masyarakat,(Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2013), hal. 29) pada umumnya 2. Menjadi guru yang baik memang tidak cukup dengan mengandalkan penguasaan materi saja, namun menjadi guru yang baik adalah guru tersebut dapat mengenali dan memahami karakteristik peserta didiknya (Saryati, 2104:669) 3. Kementrian pendidikan Nasional telah merumuskan 18 nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri siswa sebagai upaya membangun karakter bangsa. Nilai karakter yang berjumlah 18 tersebut telah disesuaikan dengan kaidah- kaidah ilmu pendidikan secara umum, sehingga lebih implementatif untuk diterapkan dalam praksis pendidikan, baik sekolah maupun madrasah. (Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan).
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Siswa kurang terbuka dalam menyampaikan pendapat mengenai pemahaman dalam pembelajaran 2. Siswa kurang mempercayai guru yang bersangkutan 3. Guru perlu komunikasi dengan guru/wali kelas mengenai karakterisitik siswa tersebut
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Guru perlu komunikasi dengan guru/wali kelas/guru BK mengenai karakterisitik siswa tersebut 2. Guru tidak memahami karakteristik siswa dengan baik 3. Guru perlu menjalin komunikasi yang baik dalam pembelajaran 10 Kesulitan siswa belajar Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi secara mandiri di asrama 1. Kegiatan siswa di pondok pesantren sangat padat penyebab masalah menurut 2. Siswa merasa lelah dengan aktivitas di pondok pesantren teman-teman, literatur, teman sehingga kesulitan dalam belajar mandiri sejawat/kepala 3. Motivasi siswa kurang dalam belajar mandiri 4. Tidak disediakan waktu khusus untuk belajar di pondok sekolah/pengawas, dan pakar. pesantren Maka diambil kesimpulan yaitu: 1. Guru perlu komunikasi Penyebab masalah menurut literatur: dengan penanggung jawab 1. Pondok pesantren merupakan rangkaian dua kata yang terdiri asrama agar bisa memantau dari kata “pondok” dan “pesantren”. Pondok berarti kamar, kegiatan belajar mandiri gubuk, rumah kecil, yang dipakai dalam bahasa Indonesia siswa dengan menekankankan kesederhanaan bangunanya. Ada 2. Guru perlu memotivasi siswa juga yang berpendapat bahwa pondok berasal dari kata pentingnya belajar "funduq" yang berarti ruang tempat tidur, wisma atau hotel 3. Siswa merasa lelah dengan sederhana. Karena pondok secara umumnya memang aktivitas di pondok merupakan tempat penampungan sederhana bagi para pelajar pesantren sehingga kesulitan yang jauh dari tempat asalnya. (Nining Khairotul Aini, Model dalam belajar mandiri Kepemimpinan Transformasional Pondok Pesantren (Surabay: CV Jakad Media, 2021), hlm. 73) 2. Kemandirian merupakan kemampuan seseorang untuk tidak bergantung pada orang lain. Hamzah B. Uno (2010: 77-78) 3. Belajar mandiri merupakan proses belajar siswa yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri karena ingin mencapai tujuan yang diinginkan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Haris Mudjiman (2007: 7)
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Guru perlu memotivasi siswa untuk tetap belajar meski sedikit setiap harinya 2. Guru perlu komunikasi dengan penanggung jawab asrama agar bisa memantau kegiatan belajar mandiri siswa 3. Siswa tidak memiliki waktu belajar mandiri karena padat dengan kegiatan di pondok pesantren
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Kegiatan siswa di pondok pesantren sangat padat 2. Guru perlu komunikasi dengan penanggung jawab asrama agar bisa memantau kegiatan belajar mandiri siswa 3. Guru perlu memotivasi siswa pentingnya belajar 11 Siswa mengalami kesulitan Penyebab masalah menurut teman-teman: Berdasarkan hasil eksplorasi dalam soal kontekstual 1. Siswa kesulitan memahani simbol, diagram atau penyebab masalah menurut pada model soal UTBK atau 2. Siswa terburu-buru membaca dan tidak memahami soal teman-teman, literatur, teman ANBK dengan baik sejawat/kepala 3. Siswa tidak fokus atau kurang teliti dalam membaca petunjuk Kesulitan siswa dalam atau informasi sekolah/pengawas, dan pakar. memahami soal HOTS 4. Motivasi siswa dalam menyelesaikan permasalahan rendah Maka diambil kesimpulan yaitu: 1. Sekolah perlu menfasilitasi Penyebab masalah menurut literatur: guru dalam workshop 1. Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang pembuatan atau penyelesaian diselenggarakan oleh Kemdikbud untuk meningkatkan mutu model soal UTBK atau ANBK pendidikan dengan memotret input, proses dan output 2. Guru perlu meningkatkan pembelajaran di seluruh satuan pendidikan. literasi numerasi pada model (KEMENDIKBUDRISTEK) soal UTBK dan ANBK 2. Asesmen Nasional dilaksanakan dengan 3 (tiga) instrumen 3. Motivasi siswa dalam yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, menyelesaikan permasalahan Numerasi), Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar. rendah (KEMENDIKBUDRISTEK) 4. Ketika di kelas, guru bisa 3. Sejak tahun 2019 Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi memberikan soal kontekstual Negeri (SBMPTN) menggunakan hasil Ujian Tulis Berbasis sesuai dengan model soal Komputer (UTBK) dan/atau kriteria lain yang ditetapkan ANBK atau UTBK bersama oleh PTN. Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) merupakan tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). 4. Higher Order Thinking Skills merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian (Saputra, 2016:91)
Penyebab masalah menurut teman sejawat/kepala
sekolah/pengawas : 1. Level soal yang sulit dan belum terbiasa bagi siswa 2. Guru kurang literasi dan numerasi pada model soal tersebut 3. Pemerintah kurang dalam sosialisasikan model soal ANBK khususnya, karena terkesan sacara tiba-tiba guru harus memahami soal kontesktual tersebut 4. Sekolah perlu menfasilitasi guru dalam workshop pembuatan atau penyelesaian model soal UTBK atau ANBK
Penyebab masalah menurut pakar :
1. Motivasi siswa dalam menyelesaikan modal soal tersbeut rendah 2. Guru perlu meningkatkan literasi dan numerasi dalam model soal tersebut