Anda di halaman 1dari 6

WEB OF CAUSATION GERD

DI RUANG NS3 UTAMA RSDH

DI SUSUN OLEH :
YUSPIA LESTARI
18210100132

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
Definisi Patofisiologi
Gastroesophageal reflux Kondisi peakit refluks gastroesofagus atau
disease (GERD) adalah suatu GERD (Gastroesofhageal reflux disease) aliran
gangguan dimana isi lambung balik (reflux) isi lambung ke dalam esophagus.
mengalami refluks secara GERD sering kali disebut nyeri ulu hati
berulang ke dalam esofagus, yang (heartburn) karena nyeri yang terjadi ketika
bersifat kronis dan menyebabkan cairan asam yang normalnya hanya ada
terjadinya gejala dan/atau dilambung, masuk dan mengiritasi atau
komplikasi yang mengganggu menimbulkan rasa seperti terbakar di
(Simadibrata, 2009). esophagus.
Reflux esophagus biasanya terjadi setelah
makan dan disebabkan melemahnya tonus
Etiologi sfringter esphagus atau tekanan didalam
Menurut Yusuf, 2009 etiologi GERD lambung yang lebih tinggi dari esphagus.
meliputi : Dengan kedua mekanisme ini, isis lambung
1. Menurunnya tonus LES (Lower yang bersifat asam bergerak masuk kedalam
Esophageal Sphincter) esophagus.
2. Bersihan asam dari lumen esofagus Isi lambung dalam keadaan normal tidak
menurun dapat masuk ke esophagus karena adanya
3. Ketahanan epitel esofagus menurun kontraksi sfingter esofagus (sfingter bukanlah
4. Bahan refluksat mengenai dinding sfingter sejati, tetapi suatu area yang tonus
esofagus yaitu Ph <2, adanya pepsin, ototnya meningkat). Sfingter ini normalnya
garam empedu, HCL. hanya terbuka jika gelombang peristaltik
5. Kelainan pada lambung menyalurkan bolus makanan ke bawah esofags.
6. Infeksi H. Pylori dengan corpus Apabila hal ini terjadi, otot polos sfingter
predominan gastritis melemah dan makanan masuk ke dalam
7. Non acid refluks (refluks gas) lambung. Sfingter esofagus seharusnya tetap
menyebabkan hipersensitivitas dalam keadaan tertutup kecuali pada saat ini,
8. Alergi makanan atau tidak bisa karena banyak organ yang berada dalam rongga
menerima makanan juga membuat abdomen menyebabkan tekanan abdomen lebih
refluks besar dari pada tekana toraks. Dengan demikian,
9. Mengkonsumsi makanan berasam, ada kecenderungan isi lambung terdorong ke
coklat, minuman berkafein dan dalam esofagus. Akan tetapi, jika sfingter
berkarbonat, alkohol, merokok, dan melemah atau inkompeten sfingter tidak dapat
obat-obatan yang bertentangan dengan menutup lambug. Refluks akan terjadi dari
fungsi esophageal sphincter bagian merah bertekanan tinggi (lambung) ke daerah
bawah termasuk yang memiliki efek betekanan rendah (esofagus).episode refluks
antikolinergik (seperti beberapa yang berulang dapat memperburuk kondisi
antihistamin), penghambat saluran karena menyebabkan inflamasi dan jaringan
kalsium, progesteron, dan nitrat parut di area bawah esofagus.
Pada beberapa keadaan, meskipun tonus
sfingter dalam keadaan normal, refluks dapat
terjadi jika terdapat gardien tekanan yang sangat
tinggi di sfingter.
Penyebab GERD
Manisfestasi Klinis 1. Obat-Obatan
Manifestasi klinis GERD dapat berupa gejala 2. Merokok
yang tipikal (esofagus) dan gejala atipikal 3. Hiatal Hernia
(ekstraesofagus). Gejala GERD 70 % merupakan 4. Genetik
tipikal, yaitu : 5. Asupan Makanan
1. Heart Burn, yaitu sensasi terbakar di daerah Harian
retrosternal. Gejala heartburn adalah gejala
tersering.
2. Regurgitasi, yaitu kondisi dimana material Komplikasi GERD
lambung terasa di faring. Kemudian mulut 1. Peradangan Kerongkongan
terasa asam dan pahit. 2. Ulkus Esofagus
3. Disfagia. Biasanya terjadi oleh karena 3. Penyempitan
komplikasi berupa striktur (Yusuf, 2009) Kerongkongan
Gejala Atipikal :
a. Batuk kronik dan kadang wheezing
b. Suara serak
c. Pneumonia Tanda dan Gejala
d. Fibrosis paru 1. Merasa seperti ada makanan
e. Bronkiektasis yang tersangkut di dalam
f. Nyeri dada nonkardiak (Yusuf, 2009). kerongkongan, sulit menelan,
serta cegukan.
Gejala lain : 2. Mengalami sensasi panas
a. Penurunan berat badan seolah terbakar di dada
b. Anemia (heartburn), yang bisa
c. Hematemesis atau melena menyebar sampai ke leher.
d. Odinofagia (Bestari, 2011).
3. Sakit atau nyeri pada ulu hati.
4. Timbul rasa asam atau pahit
di mulut.
5. Ada cairan atau makanan
Pemeriksaan Penunjang
yang naik dari dalam perut ke
1. Pemeriksaan Jumlah Asam
bagian mulut.
Lambung (Ambulatory Acid
(pH) Test) 6. Masalah pernapasan, seperti
2. Radiologi Barium Meal batuk kronis dan asma.
3. Endoskopi 7. Suara serak.
4. Esophageal Manometry
8. Sakit tenggorokan.
5. Radiologi
6. Tes Provokatif
7. Pengukuran pH dan tekanan
esofagus
A. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan esofagus.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
B. Rencana Asuhan Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 (D.0077) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri 1. Untuk mengetahui tingkat
Nyeri akut berhubungan keperawatan 3 x 24 jam (I.08238) nyeri dan mengevaluasi
dengan adanya diharapkan nyeri berkurang Observasi nyeri
penekanan pada bahkan hilang dengan kreteria 1. Kaji skala nyeri secara 2. Peningkatan tanda-tanda
esophagus hasil : konfrehensif vital memberikan
1. Mampu mengontrol nyeri 2. Observasi tanda- tanda gambaran nyeri pada klien
2. Melaporkan bahwa nyeri vital 3. Relaksasi dapat
berkurang dengan Terapeutik mengurangi nyeri
menggunakan manjemen 3. Ajarkan klien relaksasi 4. Dengan posisi nyaman dan
nyeri nafas dalam menenangkan dapat
3. Dapat mengenali nyeri Edukasi mengurangi nyeri
4. Klien dapat mengatakan 4. Berikan posisi nyaman 5. Melakukan tindakan sesuai
nyaman setelah nyeri Kolaborasi indikasi
berkurang 5. Kolaborasi dengan
pemberian analgetik
2 (D.0019) Setelah tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi 1. Penting untuk mengetahui
Ketidakseimbangan 3 x 24 jam diharapkan nutrisi (I.03119) karakteristik mual dan
nutrisi kurang dari klien terpenuhi dengan Observasi faktor penyebab mual
kebutuhan tubuh kreteria hasil : 1. Kaji frekuensi muntal, untuk menentukan
berhubungan dengan 1. Tidak terjadi penurunan durasi, tingkat intervensi selanjutnya
anoreksia, mual, berat badan dari berat keparahan, faktor 2. Makan sedikit demi
muntah. badan ideal frekuensi yang sedikit dapat
2. Tidak terjadi mual dan menyebabkan mual- meningkatkan intake
muntah muntah nutrisi
3. Tidak adanya penurunan Terapeutik 3. Untuk membantu
nafsu makan 2. Anjurkan klien makan memenuhi kebutuhan
sedikit demi sedikit nutrisi yang dibutuhkan
tapi sering klien
Edukasi 4. Terafi farmokologis dalam
3. Berikan informasi manajemen mual-muntah
yang tepat terhadap dan memenuhi kebutuha
klien tentang diit klien
kebutuhan nutrisi
yang tepat dan sesuai
Kolaborasi
4. Kolaborasi dengan
tim medis lain

Anda mungkin juga menyukai