Anda di halaman 1dari 28

23

BAB II
LANDASAN TEORITIS PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PAI

A. Profesionalisme Guru

1. Pengertian Profesionalisme Guru

Menurut Bahasa, profesionalisme adalah “bidang pekerjaan yang

dilandasi pendidikan keahlian tertentu, yang memerlukan kepandaian khusus

untuk menjalankannya”.1

Profesi adalah “Suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntuttkeahlian

(expertise) dari para anggotanya Artinya, pekerjaan itu tidak bisa dilakukan

oleh sembarangaorang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus

untuk melakukan pekerjaan tersebut”.2 Keahlian diperoleh melalui

profesionalisasi, yang dilakukan baik seseorang belum menjalani profesi itu

(pendidikan/latihan pra jabatan) maupun setelah seseorang menjalani suatu

profesi (in-service training).

Menurut Ahmad Tafsir, profesionalismesialah pahamanyang

mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukannoleh orang yang

profesional.OOrang yang profesionallialah orang yang memilikiPprofesi.

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), h. 702.
2
Departemen Agama, Profesionalisasi Tenaga Kependidikan, (Bandung: Rosda Karya,
1992), h. 3.
24

Seseorang disebut memiliki profesi bila ia memenuhi kriteria-kriteria

tertentu.3

Kataa“Profesional” berasal dari kata sifattyang berarti


pencaharianndan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai
keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain
pekerjaan yang bersifat profesionalladalah pekerjaan yang hanya dapat
dilakukann oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan
pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh
pekerjaan lain. Dengan bertitik tolak pada pengertiannini, maka guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuanndan keahlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugassdan fungsinya
sebagai guru dengannkemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru
profesional adalahhorang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memilikiipengalaman yang kayaadi bidangnya. Yang dimaksud dengan
terdidikkdan terlatih bukan hanya memperolehhpendidikan formal tetapi juga
harus menguasaiiberbagai strategi atau teknik di dalam kegiatannbelajar
mengajarrserta menguasai landasan-landasan kependidikan.4

Adapun menurut Muhibin Syah, profesionalisme guru adalah


kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya.
Artinya guru yang piawai dalam melaksanakan profesinyanya dapat disebut
sebagai guru yang kompeten dan profesional. Dan guru profesional adalah :
guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan tinggi
(profisiensi) sebagai sumber kehidupan.5

Menurut Jusuf Djajadisastra dan Sutarja, “guru yang profesional


adalah guru yang mempunyai keterampilan yang dipersiapkan melalui
pendidikan teoretis dan praktis dalam bentuk persiapan studi dan latihan serta
latihan praktek yang memadai, serta memiliki kemantapan profesi dengan
jalan penanaman sejumlah kompetensi yang mencakup: kompetensi
kemasyarakatan, kompetensi belajar mengajar dan kompetensi kepribadian”.6

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, profesional adalah pekerjaannatau kegiatannyang

3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 107.
4
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rusda Karya,
1990), h. 14-15.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995), h. 230-231.
6
Jusuf Djajadisastra &Sutarja, Pedogik Ilmu Mendidik Teoritis, (Bandung: Pusat
Pengembangan Penataran Guru Tertulis BPG, 1982), h. 116.
25

dilakukan olehhseseorang dan menjadiisumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standart

mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. 7 Sedangkan

menurut Moh. Uzer Usman, kemampuan profesional adalah meliputi:

a. Menguasai landasan kependidikan, yang terdiri dari:


1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.
3) Mengenallprinsip-prinsipppsikologippendidikannyanggdapat
dimanfaatkanndalam proses belajarrmengajar.
b. Menguasai bahan pengajaran, yang terdiri dari:
1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan
menengah.
2) Menguasai bahan pengayaan.
c. Menyusun program pengajaran, yang terdiri dari:
1) Menetapkan tujuan pembelajaran.
2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.
3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar.
4) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai.
5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
d. Melaksanakan program pengajaran, terdiri dari:
1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat.
2) Mengatur ruangan belajar.
3) Mengelola interaksi belajar mengajar.
e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan,
terdiri dari:
1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.
2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.8

Berdasarkan pendapat diiatas dapat disimpulkannbahwa

profesionalisme guru adalah keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh

guru yang diperoleh melalui pendidikan profesionalisasi, yang dilakukan baik

sebelum menjalani profesi itu maupun setelah menjalani sebagai guru

7
D. Soemarno (eds), Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2006), h. 35-36.
8
Moh. Uzer Usman, Op.Cit.,, h. 17-19.
26

sehingga memilikiikemampuanndannkeahliannkhusus dalammbidang

keguruan sehingga iaamampu melakukanntugassdan fungsinya

sebagaiiguruudengan kemampuannmaksimal, serta menguasai berbagai

strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai

landasan-landasan kependidikan.

2. Indikator Profesionalisme Guru

Indikator profesionalisme guru meliputi: penguasaan bahan ajar,

penguasaan metode pembelajaran, penguasaan teknik evaluasi dan

penguasaan kelas.9

a. Penguasaan bahan ajar

Penguasaan bahan ajar, yakni menguasai materi dan kompetensi

berkaitan dengan mata pelajaran yang dibinannya, sesuai dengan

kurikulum yang berlaku. Penguasaan bahan ajar ini menjadi bekal bagi

guru untuk mengajar dan mendidik dengan tepat, mantap dan percaya

diri, guru yang tidak menguasai substansi dengan baik sukar diharapkan

dapat mengajar dengan baik. Hal ini dapat dipahami misalnya:

bagaimana guru dapat mengajar berenang dengan baik kepada siswa-

siswanya, apabila gurunya sendiri tidak dapat berenang dengan baik.

Dalam banyak kasus, guru yang tidak mengusai substansi dengan

baik sering salah mengajarkan berbagai konsep kepada siswa/siswinya.

9
Ibid., h. 17-19.
27

Oleh karena itu, penguasaan substansi dengan baik mutlak diperlukan

oleh guru, sebagai kunci keberhasilan.

Menurut Uzer Usman guru yang professional harus mempunyai

keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang

mendalam dan mempunyai suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai

dengan bidang profesinya.10

b. Penguasaan metode pembelajaran

Menguasai metodologi mengajar, yakni metodik khususuntuk

mata pelajaran yang dibinannya. Penguasaan metodologiimenjadi bekal

bagi guruuuntuk mentransferrpengetahuan (knowledge), kecakapan(skill),

dan nilai-nilai (value) berkaitan dengan mata pelajaran yang dibinanya

secara efektif dan efisien penguasaan substansi saja belum cukup, bagi

guru untuk dapat mengajar secara efektif dan efisien. Hal inipun mudah

dipahami, misalnya banyak orang yang memiliki pengetahuan mendalam

tentang sesuatu, namun sukar mentransfer pemahamannya pada orang

lain.

c. Penguasaan teknik evaluasi

Guru profesional harus menguasai teknik evaluasi dengan baik.

Penguasaan teknik evaluasi dengan baik ini juga mutlak diperlukan guru.

Dengan penguasaan teknik evaluasi, guru dapat melakukan penilaian

dengan baik dan benar. Pelaksanaan penilaian yang benar akan

10
Ibid., h. 15.
28

menghasilkan data dan informasi yang akurat tentang tingkat pencapaian

hasil serta tentang tingkat efektifitas dan efisien proses pembelajaran.

Data dan informasi yang akurat dapat menjadi dasar yang akurat dalam

pengambilan berbagai macam keputusan pendidikan, sebaliknya, apabila

guru tidak menguasai teknik evaluasi dengan baik, tidak mungkin dapat

melakukan evaluasi dengan baik dan benar. Pelaksanaan yang tidak

benar akan menghasilkan data dan informasi yang menyesatkan. Data

dan informasi semacam ini apabila dijadikan dasar dalam pengambilan

berbagai keputusan kependidikan akan menghasilkan keputusan-

keputusan yang justru melahirkan berbagai permasalahan pendidikan

dalam masyarakat.

d. Penguasaan kelas

Guru yang professional harus menguasai kelas, yakni mampu

untuk mengendalikan suasana di kelas agar tercipa suasana pembelajaran

yang baik. Selain itu juga harus mempunyai pemahaman, penghayatan

dan pengamalan nilai-nilai moral serta kode etik profesi yang

menjadiibekal bagi guruuuntuk menjadi sosokkyang patut diguguudan

ditiru. Guru akan dihargai dan dimuliakannoleh siswa dan masyarakat

lingkungannya. Guru yang dihargai oleh siswa-siswinya lebih mudah

dalam melaksanakan tugas mengajar dan mendidik. Siswa-siswi lebih

mudah memberi perhatian dan menerima terhadap hal yang diajarkannya,

sebaliknya, guru yang melanggar norma-norma moral serta kode etik

profesi cenderung mendapat cemooh dari para siswa dan masyarakat


29

lingkungannya. Guru semacam ini tidak mungkin dapat mengajar dengan

baik, tidak mungkin dapat menarik perhatian siswa-siswinya dengan

baik. Segala yang disampaikan kepada para siswa cenderung menjadi

cemoohan pula.

Secara khusus, guru yang professional adalah guru yang memiliki

kompetensi, yaitu suatu kemampuan dan kecakapan yang harus dimiliki

guru sesuai dengan bidangnya yang meliputi empat kompetensi yaitu:

1) Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi: penguasaan materi dan kompetensi
berkaitan dengan mata pelajaran yang dibinanya, sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, menguasai metodologi mengajar, menguasai
teknik evaluasi dengan baik dan memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai moral dan kode etik profesi sebagai guru.
2) Kompetensi kepribadian
Salah satu faktor penting yang ikut menentukan keberhasilan guru dalam
mengajar, sebagai pembimbing, pembina dan pengarah bagi anak
didiknya yaitu “kepribadian, seorang guru harus mempunyai kepribadian
yang baik sehingga guru sebagai petugas yang terlibat langsung dalam
tugas-tugas pendidikan, di dalamnya terdapat satu arahan untuk
mewujudkan suatu kepribadian yang baik bagi anak didiknya. Sehingga
tidak mengalami kesulitan dalam usaha pembentukan kepribadian
tersebut.
Sebenarnya dalam proses pembentukan kepribadian ada tiga tahap yang
semuannya merupakan tanggung jawab gurudi samping orang tua, ketiga
tahapan itu adalah pembiasaan, pembentukan pengertian, sikap dan
minat, juga pembentukan kerohanian yang luhur.
Tahapan-tahapan pembentukan kepribadian itu dapat diwujudkan
manakala guru sebagai penanggung jawab memiliki kebiasaan
pengertian, sikap dan minat juga kerohanian yang luhur, sehiangga pada
saat itu kepribadian guru sangat menentukan apakah ia menjadi pendidik
dan pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah bagi hari depan anak
didiknya.
3) Kompetensi sosial
Guru dalam pengertian yang terakhirrbukanlah sekedarrorang yang
berdiriidi depan kelassmenyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan
tetapi juga seorang anggotaamasyarakat yang harussikut aktif dan
30

berjiwa bebassserta aktif dalam mengerahkan anak didiknya untuk


menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Pemikiran tersebut memberikan arahan bahwa seorang guru bukan
hanya sekedar bertanggung jawab saat dalam kelas, namun juga harus
mampu mewarnai perkembangan anak didiknya sebagai persiapan
menjadi anggota masyarakat harus memiliki kemampuan, kecakapan dan
ketrampilan dalam bidang kemasyarakatan.
4) Kompetensi profesional
Seorang yang telah memilih guru sebagai profesinya, harus benar-benar
profesional dalam bidang yang digelutinya. Dia harus memiliki
kecakapan, kemampuan dalam mengelola interkasi belajar mengajar
yang tentu saja masih banyak faktor lain yang mendukungnya. Guru
yang memiliki keprofesional itu mutlak harus menguasai bahan yang
akan dibelajarkan. Sungguh memalukan dan ironis jika ada siswa yang
lebih luas dalam mendalami keahlian atau mata pelajaran yang
diembannya.11

3. Prinsip Profesionalisme Guru

Guru merupakan suatu profesi yang memerlukan keahlian khusus.

jenis profesi ini mesti dilakukan oleh orang yang kompeten dibidang

kependidikan. Tugas dan tanggung jawab guru sebagai profesi meliputi

mendidik, mengajar dan melatih.

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen, pasal Pasal 7 ditegaskan

bahwa Profesi guruudan profesi dosennmerupakan bidanggpekerjaan khusus

yang dilaksanakannberdasarkan prinsippsebagai berikut:

a. Memilikiibakat, minat, panggilan jiwa, dan idealismee


b. Memilikiikomitmen untukkmeningkatkan mutuupendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlakkmulia;
c. Memilikiikualifikasiiakademikkdan latar belakanggpendidikan sesuai
dengannbidang tugas
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
11
D. Soemarno, Op.Cit., h. 37.
31

g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara


berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru12.
Memperhatikan prinsip-prinsip profesionalitas di atas, bahwa profesi

sebagai Guru bukan pekerjaan yang dapat dilakukan dengan asal-asalan. Menjadi

guru yang baik harus didukung oleh motivasi yang kuat dari dalam diri seorang

guru dan didukung oleh lingkungan yang menghargai dan menghomati jabatan

guru sebagai pekerjaan profesional

4. Tujuan Profesionalisme Guru

Guru yang berperan sebagai tenaga pendidik dituntut harus profesional

dalam melaksanakan kewajibannya. Guru profesional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus, terdidik dan terlatih dengan baik

dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya

sebagai guru dengan kemampuan maksimal serta memiliki pengalaman yang

kaya di bidangnya.

Tenaga pendidik yang Profrsional merupakan salah satu cara untuk

memperbaiki citra pendidikan, menumbuhkan minat dan keperayaan masyarakat

terhadap dunia pendidikan untuk bisa mencetak generasi masa depan yang

berkualitas. Selain itu profesionalisme guru bertujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan karena pendidikan yang baik dapat memberikan perlindungan

kesejahteraan pada masyarakat umum.

12
DPR RI, Undang-Undang guru Dan Dosen No 14 tahun 2005, hal. 5
32

B. Motivasi Belajar Siswa Bidang Studi PAI

1. Pengertian Motivasi Belajar

Dari segi etimologi kata motif berasal dari Bahasa Inggris “motive”

artinya “alasan, bergerak, mengegrakkan, dorongan dan kemauan.13

Sedangkan motivasi secara terminologi menurut para ahli terdapat beberapa

pendapat diantaranya adalah sebagi berikut:

a. Menurut Ngalim Purwanto

Motivasi adalah “Suatu pernyataan yang komplek di dalam suatu

organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal)

atau perangsang (insentive)”14

b. Menurut Tabrani Rusyan, dkk.

Motivasi adalah “Penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan dengan

didasari adanya suatu kebutuhan”15

c. Menurut Wahjosumidjo

Motivasi “merupakan suatu proses psikologi yang mencerminkan

interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi

pada diri seseorang.”16

13
Wojowasito, WJS. Poerwadarminto, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Bandung:
Hasta, 1983), h. 119.
14
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Karya, 1996), h. 60.
15
A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV.
Remaja Rosda Karya, 1989), h.99.
16
Wahjusumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, (Jakarta: PT. Galia Indonesia, 1987), h.
174.
33

d. Menurut S. Nasution

Motivasi adalah sebagai usaha-usaha yang menyediakan kondisi-kondisi

sehingga anak ingin melakukannya.17

e. Menurut Mc. Donald

Motivasi adalah perubahannenergi dalammdiri seseorang yanggditandai

dengan munculnyaafeeling dan didahului denganntanggapan terhadap

adanyaatujuan.18

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan

bahwa motivasi adalah suatu upaya yang terdapat di dalam diri manusia yang

menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya untuk

memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan belajar

memiliki pengertian yang bervariasi menurut ahli yang berbeda. Mereka

mendefinisikan sesuai apa yang mereka pelajari, diantaranya adalah:

a. Menurut Tabrani Rusyan

Belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil

pengolahan individu dalam interaksi dengan lingkungan.19

b. Menurut Sardiman A.M.

Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan

dengan serangkaian kegiatan, mislanya membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih
17
S. Nasution, Didaktik Azaz-azaz Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1982), h. 76.
18
Sardiman AM., Interaksi Belajar Mengajar sebagai Motivasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 73-74.
19
Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1989), h. 78.
34

baik jika si subyek itu mengalami atau melakukan sendiri, jadi tidak

bersifat verbalistik.20

Pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri

sesesorang yang belajar berkat pengalaman dan latihan yang dilaksanakan

secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan pengetahuan kecakapan dan

keterampilan serta tingkah laku yang lebih baik.

Dengan demikian motivasi belajar adalah suatu keadaan yang mendorong

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan.

2. Prinsip Motivasi Belajar Siswa

Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang dalam

pembelajaran disebut motivasi. Motivasi mempunyai peranan yang strategis

dalam aktivitas belajar. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.

Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi belajar

harus diterapkan dalam aktivitas pembelajaran Beberapa prinsip motivasi

belajar tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pujiannlebih efektif daripadaahukuman. Hukumannbersifat menghentikan


suatuuperbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah
dilakukan. Karena itu, pujian lebih efektif dalam upaya mendorong
motivasi belajar siswa
b. Para siswaamempunyai kebutuhannpsikologiss(yang bersifat dasar) yang
perlu mendapattkepuasan. Kebutuhan itu berwujud dalam bentuk yang
berbeda. Siswa yang dapattmemenuhi kebutuhannyaasecara efektif

20
Sardiman AM., Interaksi Belajar Mengajar sebagai Motivasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 20.
35

melalui kegiatan belajar hanya memerlukannsedikittbantuan dalam


motivasi belajar
c. Motivasiiyang bersumberrdari dalam diri individuulebih efektif daripada
motivasiiyang berasalldariiluar. Motivasi dari dalam memberi kepuasan
kepada individu sesuai dengan ukuran yang ada dalam diri siswa itu
sendiri
d. Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu
dilakukan penguatan (reinforcement)
e. Motivasiimudah menjalarrkepada orang lain. Guruuyang berminat dan
antusiassdapat mempengaruhiisiswa, sehinggaaberminat dannantusias
pula, yanggpada gilirannyaaakan mendoronggmotivasi rekan-
rekannya,tterutama dalam kelassbersangkutan
f. Pemahamannyang jelassterhadap tujuan-tujuan akannmerangsang motivasi
belajarr
g. Tugas-tugas yanggdibebankan olehhdiri sendiriiakan menimbulkannminat
yangglebih besarruntukkmelaksanakannyaadaripadaatugas-tugas yang
dipaksakanndariiluar. Guruuperlu memberiikesempatan kepadaasiswa
untukkmenemukan dannmemecahkan masalahhsendiri berdasarkannminat
dannkeinginannya, dannbukan dipaksakannoleh guruu
h. Ganjarannyang berasalldari luarrkadang-kadang diperlukanndan cukup
efektiffuntuk merangsanggminat belajar. Dorongannberupaapujian,
penghargaanooleh guru terhadappkeberhasilanssiswa dalambbelajar dapat
merangsanggminat dan motivasiibelajar yangglebih aktif. Teknik dan
prosedurrpembelajaran yangbbervariasi adalahhefektif untukkmemelihara
minattsiswa.sStrategi pembelajarannyangbbervariasi dapattmenciptakan
suasanaayang menantanggdan menyenangkannsiswa, sehingga labih
mendoronggmotivasi belajarr
i. Minat khusussyang dimilikiioleh siswaabermanfaatddalambbelajar dan
pembelajaran.mMinat khusussitu mudahhditransferkanmmenjadi minat
untukmmempelajari bidangsstudi atauddihubungkanddengan masalah
tertentuddalam bidang studi21.

3. Indikator Motivasi Belajar

Indikator motivasi belajar meliputi:

a. Semangat dalam belajar

Salah satu indikator motivasi belajar siswa juga dapat dilihat

semangat yang dimiliki siswa dalam belajar. Siswa yang mempunyai

21
Tabrani Rusyan, Penuntun Belajar Yang Sukses, (Jakarta, Nike Karya Jaya 1993), hal
28
36

motivasi belajar tinggi pasti ia mempunyai ketekunan dan semangat

yang tinggi dalam belajar. Sebaliknya, siswa yang motivasi

belajarnya rendah ia akan enggan untuk belajar.

b. Respon terhadap pelajaran

Salah satu dari indikator motivasi belajar siswa adalah

mempunyai respon yang baik terhadap pelajaran. Siswa yang

motivasi belajarnya tinggi ia akan mempunyai kesungguhan yang

tinggi dalam mengikuti setiap mata pelajaran di sekolah. Sebaliknya,

siswa yang motivasi belajarnya rendah maka ia tidak akan memiliki

kesungguhan dalam belajar di sekolah.

Menurut Tulus Tu'u, seorang siswa yang yang berusaha menata

dirinya terbiasa dengan hidup tertib, teratur, menaati peraturan dan

norma yang berlaku di sekolah. Apalagi bila menambahnya dengan

kegigihan dan kerja keras dalam belajar akan memberikan andil bagi

pertumbuhan dan perkembangan prestasi sisiwa.22

c. Ulet menghadapi kesulitan

Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi tidak mudah

menyerah dan putus asa, dan ulet dalam menghadapi kesulitan. Ia

akan selalu berusaha untuk menguasai mata pelajaran yang

dipelajari.

4. Tujuan Motivasi Belajar Siswa

22
Tulus Tu’u, Peran Disipilin pada Perilaku Siswa, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), h. 15.
37

Tujuan motivasi belajar menurut Sardiman dalam bukunya yang

berjudul Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar adalah untuk memberikan

dorongan yang kuat pada diri siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh

karena tanpa adanya motivasi dalam belajar tidak akan memperoleh hasil

yang maksimal.23

Tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman

konsep dan keterampilan serta pembentukan sikap.24 Jadi tujuan motivasi

belajar adalah untuk memberikan dorongan, semangat, dalam penanaman

konsep dan keterampilan untuk mendapatkan pengetahuan sebagai hasil

pembentukan sikap yang positif.

Menurut Saifuddin Anwar dalam bukunya Motivasi dalam Belajar

menjelaskan bahwa dalam segala aktifitas diperlukan adanya

motivasi/pendorong baik dari dalam atau luar dirinya. Orang yang

mempunyai intellegensi tinggi/bakat tertentu akan kurang dalam pencapaian

hasil belajarnya tanpa adanya motivasi. Ini berarti kemampuan intelektual ang

tinggi hanya akan terbuang sia-sia apabila individu yang memilikinya tidak

mempunyai keinginan untuk berbuat dan memanfaatkan keunggulannya itu.25

Di sini jelas bahwa motivasi memiliki fungsi yang sangat besar dalam belajar,

hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Jadi motivasi

merupakan suatu hal yang sangat penting guna tercapainya tujuan pendidikan.

Islam secara jelas menerangkan bahwa motivasi dalam usaha untuk

mengatasi kesulitan, sangatlah berhubungan erat dengan keberhasilan


23
Ibid., h. 23.
24
Ibid., h. 23.
25
Saifuddin Anwar, Motivasi dalam Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 6.
38

seseorang, sebagimana firman Allah Swt. dalam al- Qur’an surat Ar-Ra’d

ayat 11 yang berbunyi :

‫ ِر ٱهَّلل ۗ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل‬QQQۡ‫ونَهۥُ ِم ۡن َأم‬QQQُ‫ ِه َو ِم ۡن َخ ۡلفِ ِهۦ يَ ۡحفَظ‬QQQ‫ت ِّم ۢن بَ ۡي ِن يَ َد ۡي‬ٞ َ‫لَهۥُ ُم َعقِّ ٰب‬
‫ ٓوءٗ ا فَاَل‬Q‫قَو ٖم ُس‬ ۡ ِ‫ ِهمۡۗ َوِإ َذٓا َأ َرا َد ٱهَّلل ُ ب‬Q‫ُوا مَا بَِأنفُ ِس‬
ْ ‫قَو ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّر‬ ۡ ِ‫يُ َغيِّ ُر مَا ب‬
]١١,‫ [سورة الرّعد‬١١ ‫ال‬ ٍ ‫َم َر َّد لَ ۚۥهُ َو َما لَهُم ِّمن ُدونِ ِهۦ ِمن َو‬
“Bagi manusiaaada malaikat-malaikat yanggselalummengikutinya
bergiliran, di mukaadan di belakangnya,mmereka menjaganyaaatas
perintahhAllah. Sesungguhnyaa Allah tidakmmerubah keadaannsesuatu
kaummsehingga merekammerubah keadaanyyang ada padaddiri mereka
sendiri. Dan apabila Allahmmenghendaki keburukantterhadap sesuatu
kaum,mmaka tak ada yang dapatmmenolaknya; dan sekali-kali takkada
pelindungbbagi merekaaselain Dia.” (QS. Ar-Ra’d: 11)26

Dari ayat di atasddiketahui bahwaamotivasimmemiliki fungsi yang

sangatbbesar dalambbelajar. Menurut Oemar Hamalik dalam buku Kurikulum

dan Pembelajaran menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

a. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi

Seseorang dalam melakukan usahanya diperlukan motivasi.

Dengan motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang

baik pula27. Dengan kata lain apabila seserang sudah termotivasi dalam

setiap aktifitasnya, mereka akan tekun dalam melakukan aktifitas

tersebut. Tentunya akan memperoleh hasil yang memuaskan pula.

b. Pengarah, mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang

diinginkan

26
Al-Qur’an in Word
27
Sardiman AM., Op.cit., h.84.
39

Dalam melakukan aktivitas tentunya terdapat tujuan yang ingin

dicapai. Dengan adanya motivasi akan memberikan arah dan kegiatan

yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

c. Penggerak, besar kecilnya motivasi akan menetukan cepat atau

lambatnya suatu pekerjaan.

Apabila motivasi seseorang besar, maka dalam setiap aktivitasnya

akan cepat terselesaikan. Karena dengan adanya motivasi tersebut orang

akan semakin giat dalam melakukan aktivitasnya dengan tujuan yang

jelas.

Perlu diketahui bahwa semua aktivitas, selain membutuhkan

intelektual dan kemampuan, juga membutuhkan adanya motivasi yang cukup

pada pribadi tersebut untuk melakukan aktivitas itu dengan berhasil/sukses.

Penulis memaparkan ada tiga indikasi dalam meraih sukses, yaitu:

a. Tekun menghadapi tugas.

b. Ulet menghadapi kesulitan.

c. Pantang menyerah dalam meraih prestasi belajar.

Sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa motivasi selalu berada di

belakang aktifitas seseorang termasuk di dalamnya aktifitas belajar.

Keberhasilan suatu usaha banyak bergantung pada kuat atau lemahnya

motivasi itu sendiri. Prestasi yang baik akan sulit dicapai tanpa adanya usaha

yang besar dan didukung oleh dorongan yang kuat. Semakin kuat motivasi

akan berakibat kurang maksimalnya pencapaian prestasi.


40

Motivasi yang perlu diberikan kepada siswa agar berhasil di dalam

prestasi belajarnya antara lain:

a. Memotivasi siswa agar mempunyai perhatian dalam mengikuti pelajaran

Adapun pentingnya bagi pendidikan untuk dapat menimbulkan

perhatian terhadap aktifitas segala mengajarnya, sehingga perhatian yang

ditimbulkan oleh guru tersebut lama-kelamaan akan menjadi kesadaran

dalam diri anak dalam pencapaian presatasi belajarnya, sebab aktifitas

yang disertai dengan perhatian instrinsik akan lebih baik hasilnya.

Memang perhatian spontan atau perhatian yang tidak disengaja

cenderung untuk berlangsung lebih lama dan lebih intensif dari pada

perhatian yang disengaja. Namun semua perhatian yang ditimbulkan oleh

guru akan sangat berarti untuk menarik perhatian siswa.

b. Memotivasi siswa agar timbul kerajinan belajar

Kerajinan siswa dapat dilihat dari kesungguhannya dalam

mengikuti pelajaran maupun dalam mengerjakan tugasnya. Kerajinan

tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi dalam diri maupun di luar

termasuk guru yang menyampaikan materi pelajaran. Seorang guru perlu

mendorong siswanya agar dapat menggunakan waktu dan kesempatan

belajarnya dengan efektif dan efesien.

c. Memotivasi agar siswa mempunyai kedisiplinan dalam menjalankan

tugas

Ini berkaitan erat dengan kerajian belajar siswa, karena dengan

kerajinan akan tumbuh kedisiplinan waktu. Kedisiplinan waktu merupakan


41

faktor penting dalam kesuksesan belajar, apalagi kalau sudah menjadi

kebiasaan pada diri seseorang. Seseorang yang megerjakan segala aktifitas

sesuai dengan waktunya, maka segala permasalahan akan segera

terselesaikan dan berjalan dengan lancar. Sama halnya dengan peserta didik

yang memiliki kedisiplinan waktu dalam mengerjakan tugasnya tanpa

menunda pekerjaan atau memperoleh hasil yang memuaskan.28

Sedangkan fungsi motivasi dalam kegiatan belajar mengajar

sebagaimana telah dijelaskan oleh Nasution dalam bukunya yang berjudul

Didaktik Azas-azas Mengajar di antaranya adalah:

a. Sebagai penggerak (motor) yang mendorong siswa untuk bertindak.


Motivasi memberi kekuatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan
belajar.
b. Motivasi berfungsi menentukan arah perbuatan, yaitu mewujudkan
tujuan atau cita-cita dalam belajar.
c. Motivasi bisa menyelesaikan perbuatan, artinya menentukan tindakan-
tindakan mana yang sesuai dengan tujuan belajar dan menyingkirkan
perbuatan-perbuatan yang tidak berguna bagi tujuan belajar.29

Zakiah Daradjat dkk dalam buku Metodik Khusus Pengajaran Agama

Islam, berpendapat bahwa motivasi belajar sebagai suatu proses mengantar

murid kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat

belajar. Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain:

a. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap bersemangat


dan siaga.
b. Memusatkannperhatianaanakppadattugas-tugasttertentuyyangb
berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
c. Membantummemenuhi kebutuhanaakan hasil jangkaapendek dan hasil
jangkaapanjang.30

28
Sardiman AM., Op.cit., h. 23.
29
Nasution, Op.cit., h. 79.
30
Zakiah Daradjat dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), h. 141.
42

Selain sebagai pendorong, penggerak dan pengarah, motivasi

berfungsi sebagai penyeleksi perbuatan31, yakni menentukan perbuatan-

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan

dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

C. Pendidikan Agama Islam (PAI)

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Untuk menunjukkan istilah pendidikan, manusia mempergunakan term

atau istilah tertentu. Dalam bahasa Inggris, penunjukkan tersebut dengan

menggunakan istilah education. Dalam bahasa Arab, pengertian kata

pendidikan, sering digunakan pada beberapa istilah, antara lain, al-ta'lim (

‫)التعليم‬, al-tarbiyyah (‫)التربية‬, dan al-ta'dib (‫)التؤديب‬. Namun demikian, ketiga

kata tersebut memiliki makna tersendiri dalam menunjuk pada pengertian

pendidikan.32

a. Kata al-ta'lim yaitu kata pengajaran yang bersifat pemberian atau


penyampaian pengertian, pengetahuan dan keterampilan.
b. Kata al-tarbiyah yaitu kata yang mempunyai arti mengasuh, mendidik dan
memelihara.
c. Kata al-ta'dib yaitukkata yangddapat diartikankkepada prosessmendidik
yangllebih tertujuupada pembinaanndan penyempurnaanaakhlak atau budi
pekertiipeserta didik.oOrientasi kata al-ta'dib lebihtterfokusppada upaya
pembentukanppribadi muslimmyang berakhlakkmulia.

H.M.Arifin megemukakan bahwa pendidikannagama Islamaadalah

usahaoorang dewasammuslim yang bertakwaasecara sadarmmengarahkan

dan membimbinggpertumbuhanssertapperkembangan fitrah (kemampuan

31
Sardiman AM., Op.cit., h. 85.
32
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2001), h. 85.
43

dasar) anakddidik melaluiiajaran Islammke arahttitik maksimallpertumbuhan

dan perkembangannya.33

Abdul Munir Mulkan, mengartikan pendidikan agama Islam sebagai

suatu kegiatan insaniah, memberi atau menciptakan peluang untuk

teraktualnya akal potensial menjadi akal aktual, atau diperolehnya

pengetahuan yang baru.34

A. Zaki Badawi melihat bahwa pendidikan agama Islam adalah


“organisasi masyarakat yang memberi pengaruh aktivitasnya bagi keluarga
dan lembaga sekolah, dalam upaya mengembangkan potensi anak didik,
baik dari aspek jasmani, akal, maupun akhlak. Dengan demikian,
memungkinkan anak didik dapat hidup sesuai dengan perkembangan
lingkungan di mana dia berada”.35

Omar Muhammad Al-Toumy al-Syaebany mengartikan pendidikan

agama Islam sebagai usahaamengubah tingkahhlaku individuddalam

kehidupanppribadinya ataukkemasyarakatannya dankkehidupan dalam alam

sekitarnyaamelalui prosesskependidikan. Usahaamelakukanpperubahan ini

harusddilandasi olehhnilai-nilai islami, yakni Qur'an dan Sunnah Nabi.36

Di dalam UUSPN No. 2/1989Ppasal 39 ayat (2)dditegaskanbbahwa isi

kurikulummsetiap jenis,jjalur dan jenjanggpendidikan wajibbmemuat, antara

lainnpendidikannagama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan banwa

pendidikan agama merupakannusaha untukkmemperkuatiiman

dankketakwaan terhadap tTuhan YangmMaha Esassesuai

dengannagamayyang dianuttoleh pesertaadidik


33
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 32.
34
Ibid., h. 93.
35
Ibid., h. 93.
36
Sama’un Bakry, Menggegas Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2005), h. 10.
44

yanggbersangkutanddenganmmemperhatikan tuntutannuntuk

menghormatiiagamaalain dalammhubungankkerukunanaantar umat beragama

dalammmasyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.37

Di dalam GBPP pendidikan agama Islam di sekolah umum, dijelaskan

bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan

tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar

umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.38

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pendidikan agama Islam di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha

sadar, sistematis dan pragmatis berupa bimbingan, latihan dan asuhan yang

diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan

ajaran Islam untuk mencapai kebahagian di dunia dan akhirat.

Jadi dapat diambil suatu pengertian pembelajaran dan pendidikan

agama Islam adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu di mana

terdapat unsur manusiawi, material, fasilitas, prosedur dan perlengkapan yang

saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran serta untuk

memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dangan lingkungannya agar tercipta suasana dan kondisi

belajar yang kondusif bagi siswa sehingga siswa bergairah dan aktif belajar
37
Muhalaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 75.
38
Ibid., h. 76.
45

dalam rangka memperoleh hasil yang maksimal yang diarahkan kepada

pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan ajaran Islam

.
2. Fungsi PAI di SMK Budi Bakti Ciwidey

Adapun Fungsi Pendidikan Agama Islam adalah sebagaimana berikut

ini:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta

didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga

b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaianmmental, yaituuuntuk menyesuaikanndiri dengan

lingkungannyaa baik lingkungannfisikMmaupun lingkungannsosial dan

dapatmmengubahllingkungannyassesuai denganaajaran Islam.

d. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan,kkekurangan-

kekuranganndan kelemahan-kelemahannpeserta didikkdalamkkeyakinan,

pemahaman,ddan pengalamannajaran kehidupannsehari-hari.

e. Pencegahan, yaituuuntuk menangkallhal-halnnegatif darillingkungannya

atauddari budaya lainyyang dapatmmembahayakanddirinya dan

menghambattperkembangannyammenuju manusiasseutuhnyaa

f. Pengajaranntentangiilmu pengetahuannkeagamaansecarauumum, sistem

danffungsinya. Penyaluaran,yyaitu untukkmenyalurkan anak-anakyyang


46

memilikibbakat khusus dibbidang agamaiIslam

agarddimanfaatkanuuntuk dirinyassendiri dan bagioorang lain.39

3. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

Dalam ilmu Pendidikan Agama Islam memiliki beberapa landasan atau

sebagai dasar acuan untuk memberikan pelajaran bagi setiap umat manusia.

Dasar-dasar dari Pendidikan agama Islam itu ialah:

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan

oleh jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ajaran yang terkandung

dalam al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu berhubungan

dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang berhubungan

dengan amal yang disebut syari’ah Pendidikan sangat penting karena ia

menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik berupa

manusia maupun masyarakat. Di dalam al-Qur’an terdapat banyak ajaran

yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha

pendidikan itu, dalam ayat al-Qur’an di bawah ini kita sebagai orang

Islam diperintahkan agar mendalami pengetahuan agama sebagaimana

dalam surat At-Taubah: 122 yang berbunyi :

ۡ‫قَة ِّم ۡنهُم‬ٖ ‫ ِّل فِ ۡر‬Q‫فَر ِمن ُك‬ َ َ‫لَواَل ن‬ ۡ َ‫ُوا َكٓافَّ ٗۚة ف‬ َ Qُ‫كَان ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬
ْ ‫ون لِيَنفِر‬Q َ ‫َومَا‬
ۡ‫و ْا ِإلَ ۡي ِهمۡ لَ َعلَّهُم‬Q
ٓ Q‫قَو َمهُمۡ ِإ َذا َر َج ُع‬ ْ ‫ ِذر‬Q ‫ِّين َولِيُن‬
ۡ ‫ُوا‬ ِ ‫د‬Q ‫ُوا فِي ٱل‬ْ ‫ة لِّيَتَفَقَّه‬ٞ َ‫طَٓاِئف‬
]١٢٢,‫ [سورة التوبة‬١٢٢ ‫ُون‬ َ ‫يَ ۡح َذر‬
39
Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT. Rosdakarya, 2005), cet. ke-2, h. 135.
47

“Tidakssepatutnya bagiimukminin ituupergi semuanyaa(ke medan


perang).mMengapa tidakppergi darittiap-tiapggolongan diaantara
merekabbeberapa orangguntuk memperdalammpengetahuanmmereka
tentangaagama dannuntuk memberipperingatan kepadaakaumnya
apabila merekattelah kembalikkepadanya, supayaamereka itu
dapattmenjaga dirinya”. (QS. At-Taubah : 122)40

Dalam QS. at-Taubah: 122 di atas sudah sangatlah jelas dalam

keadaan apapun kita semua wajib untuk mempelajari Ilmu Pendidikan

Agama Islam.

2. As-Sunnah

As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan atau pengakuan Rasul Allah

SWT. Yanggdimaksudddenganppengakuan ituiialahkkejadian atau

perbuatanoorang lainyyang diketahuirRasulullahddan

beliauumembiarkan sajakkejadian atau perbuatannitu berjalan. Sunnah

merupakan sumber ajaran kedua sesudah al-Qur’an. Seperti al-Qur’an,

Sunnah juga berisi aqidah dan syari’ah. Sunnah berisi petunjuk untuk

kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk menjadi umat

yang seutuhnya. Untuk itu Rasulullah menjadi guru dan pendidik utama.

3. Ijtihad

Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber pada Al-Qur’an

dan Sunnah yang diolah olehhakal yanggsehatddari paraaahlippendidikan

Islam.iIjtihad tersebuttharuslahddalam hal-hal yangbberhubungan


40
Al-Qur’an in Word
48

langsungddengan kebutuhannhidup di suatuttempat padakkondisi dan

situasittertentu.Teori-teori pendidikan baru hasiliijtihad harusddikaitkan

dengan ajarannIslam dankkebutuhan hidup.41

Sebagimana aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan

pembinaan kepribadian. Tentunya pendidikan Islam memerlukan

landasan kerja untuk memberi arah lagi programnya. Maka dari itu

Pendidikan Agama Islam sebagai usaha untuk mewujudkan insan kamil

(manusia sempurna), muslim sejati dan beriman, teguh. Semata-mata

hidup untuk mengabdikan kepada Allah Swt. Maka dasar ataupun

landasan utama pelaksanaan Pendidikan Agama Islam adalah al-Qur'an

dan al-Hadits.42 Dan diperkuat juga dilengkapi oleh adanya ijtihad,

karena Islam adalah Agama yang memiliki dasar hukum yang kuat dan

bersifat fleksibel.

Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari al-Qur'an dan

Sunnah yang diolah akal yang sehat dari para ahli pendidikan agama

Islam. Ijtihadttersebut haruslahddalam hal-

halyyangbberhubunganllangsung dengannkebutuhanhhidup dissuatu

tempattpadakkondisi danssituasi tertentu.tTeori-teorippendidikan

baruuhasil ijtihaddharus dikaitkan denganaajaraniIslam dankkebutuhan

hidup.43

4. Tujuan PAI di SMK Budi Bakti Ciwidey

41
Dr. Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 19-20.
42
Dra. Zuhalairi, dkk., Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 153.
43
Dr. Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 21.
49

Secara umum Tujuan Pendidikan agama islam bertujuannuntuk

menumbuhkan danmmeningkatkan keimananmmelalui pemberianndan

pemupukanppengetahuan, penghayatan,ppengalaman, sertappengalaman

peserta didikktentang agamaiIslam sehinggaamenjadimmanusia

muslimmyang terusbberkembang dalamhhal keimanan, ketaqwaannya,

berbangsa, dan bernegara,sserta untukddapat melanjutkannpada

jenjanggpendidikannyang lebihhtinggi.

Tujuan adalah suatu yanggdiharapkanntercapaissetelah sesuatuuusaha

ataukkegiatan selesai.pPendidikanaAgama Islambbertujuan untuk

meningkatkankkeyakinan, pemahaman, penghayatan dannpengamalan peserta

didikktentang Agama Islam, sehinggammenjadi manusiammuslim yang

berimanddan bertaqwakkepada Allah Swt, serta berakhlak mulia pada

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.44

Untukmmencapai tujuanntersebut makaaruang lingkup materi

pendidikannagama Islam padaddasarnyammencakup tujuhhunsur pokok,

yaitu: Al-Qur'an, Hadits, keimanan, syari'ah, ibadah, muamalah, akhlak dan

tarikh. Sedangkan pada kurikulum 1999 di padatkan menjadi lima unsur

pokok, yaitu: Al-Quran Hadits, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah

serta tarikh yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu

pengetahuan, dan kebudayaan. Di sini telah digambarkan bahwa ruang

lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian,

44
Muhalaimin MA., dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996),
cet. ke-1, h. 2.
50

keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT. Diri

sendiri, sesama manusia makhluk lainnya maupun lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai