Disusun oleh :
Tutor :
Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram
2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkah-Nyalah kami dapat melakukan diskusi tutorial dengan lancar
dan menyusun laporan hasil diskusi ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Tetrawindu A, MBiotech
atas bimbingan beliau pada kami dalam melaksanakan diskusi. Kami juga
mengucapkan terima kasih para pakar serta teman-teman yang membantu kami
dalam proses tutorial ini.
Kami juga ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya atas
kekurangan-kekurangan yang ada dalam laporan ini. Hal ini adalah semata-mata
karena kurangnya pengetahuan kami. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun yang harus kami lakukan untuk dapat
menyusun laporan yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Judul ………………………………………………………………………........................i
Skenario ……………………………………………………………………….................1
1. Sel sender
………………………………………………………………………....4
2. Message
……………………………………………………………………….......4
Neurotransmitter ……………………………………………………………...4
b) Hormon ……………………………………………………………………....6
strukturnya .................................9
c) Pheromon ………………………………………………………………........12
3. Reseptor ................................................................................................................12
iii
4. Second mesange………………………………......................................……………....14
Metabolisme
…………………………………………….................................................17
a. Katabolisme ……………………………………………................................17
I. Glikolisis …………………………………………….........................17
b. Anabolisme …………………………………………….................................27
Sintesis protein……………………………………………..........................27
Enzim ……………………………….........................................................................29
……………………………………………...29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................32
iv
v
Skenario
1
Learning Objective
metabolisme
7. Bagaimana cara kerja enzim ? Apa saja sifat-sifat enzim ? Apa saja macam-
macam enzim ?
8. Bagaimana cara kerja hormon ? Apa saja kelainan dari hormon ? Apa saja
macam-macam hormon ?
2
Mind Map
3
Komunikasi antar sel
4
B. Pada celah synapsis
Neurotransmitter mengalir ke reseptor ligand (ligand berupa neurotransmitter)
yang ada pada membrane sel post-synapsis, disalurkan oleh mikrofilamen-
mikrotubul yang banyak terkandung pada celah synapsis itu.
C. Sel post-synapsis
I. Ligand-gated channel membuka, menyebabkan neurotransmitter masuk
membrane sel post-synapsis.
II. Voltage-gated Na+ channel membuka
III. Terjadi potensial aksi kembali
IV. Pada sel otot voltage-gate Ca + channel semua membrane membuka. Pada
sarkolema ion itu masuk sel, pada mitokondria ion itu keluar dari simpanannya
di dalam lumen organel itu. Ion Ca + itupun banyak masuk sitosol, sehingga
terjadi konstraksi.
Growth factor
faktor tumbuh dihasilkan oleh sel tertentu untuk mendorong pertumbuhan atau
mitosis sel berdekatan. Pada umumnya dari golongan polipeptida atau protein.
Contoh:
EGF (untuk epidermis),
FGF (oleh endotel untuk fibroblast)
EDF (oleh sel mast untuk eosinofil)
PDGF (oleh trombosit untuk pembuluh darah)
IGF-1 atau somatomedin C (oleh hemapatosit, mirip kerja insulin)
Limfokin (oleh sel T dan makrofaga untuk sel limfoid)
Erittropoietin (oleh jaringan retikulosit untuk eritrosit)
NFG (oleh saraf untuk saraf)
Bradikinin (untuk otot polos pembuluh darah)
Angiotensin (oleh protein plasma darah yang disintesa dalam hepatosit,
untuk mendorong penggetahan aldosteron dari korteks adrenal)
b) hormon
5
Hormone adalah suatu zat yang dilepaskan oleh suatu kelenjar endokrin dan
diangkut memlalui aliran darah kejaringan lain dimana ia bekerja untuk
mengatur fungsi dari jaringan target.
Jika hormon bertindak setempat pada sel-sel selain daripada sel yang
menghasilkannya, maka tindakan ini disebut Parakrin. Hormone yang bertindak
pada sel dimana ia dihasilkan, suatu fenomena yang disebut sebagai Autokrin.
Hormone dapat dilepaskan oleh sel dan kemudian berhendak padanya atau dapat
bertindak didalam sel tanpa pernah dilepaskan. Contohnya : Insulin yang
dilepaskan oleh sel B Pulau langerhans dapat menghambat pelepasan insulin
oleh sel yang sama, dan somatostatin dapat menghambat pelepasannya dari sel
D pancreas. Kerja autokrin tampaknya secara khususd penting pada sel kanker
yang mensintesis berbagai produk onkogen yan gbertindak dalam sel yang sama
untuk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan kanker
secara keseluruhan.
6
Mekanisme Kerja Hormon
7
Berdasarkan struktur kimia dan sintesis hormone, hormone dibagi menjadi 3
golongan umum :
1. Protein dan polipeptida
Sebagian besar hormon di tubuh berupa protein dan polipeptida. Hormon
tersebut memiliki ukuran yang bervariasi dari peptida dengan 3-200 asam
amino. Protein dan polipeptida mencakup hormon-hormon yang disekresikan
oleh kelenjar hipofisis anterior dan posterior, pancreas (insulin dan glukagon),
kelenjar paratiroid (hormon paratiroid), dan banyak hormon lainnya. Hormon
protein dan peptida disintesis di bagian kasar reticulum endoplasma yang
terdapat di berbagai sel endokrin, dengan cara yang sama seperti kebanyakan
protein lainnya disintesis. Hormon-hormon disintesis sebagai protein besar
yang yang tidak memiliki aktivitas biologis (pra-prohormon) dan dipecah
untuk membentuk prohormon yang yang lebih kecil di reticulum endoplasma.
Prohormon tersebut ditransfer ke apparatus golgi untuk dikemas dalam
vesikel sekretoris sampai hormone tersebut diperlukan.
2.Steroid
Struktur kimia hormon steroid mirip dengan struktur kimia kolesterol, dan
pada sebagian besar keadaan, hormon-hormon tersebut disintesis dari
kolesterol itu sendiri. Hormone steroid bersifat larut lemak an terdiri atas tiga
cincin sikloheksil dan satu cincin siklopentil yang bergabung menjadi sebuah
struktur. Karena steroid sangat larut dalam lemak, begitu disentesis, steroid
akan berdifusi dengan mudah melalui membran sel dan memasuki cairan
intestisial dan kemudian akan masuk ke dalam darah.
Steroid disekresikan korteks adrenal (kortisol dan aldoskeleton), ovarium
(esterogen dan progesteron), testis (testosteron), dan plasenta (esterogen dan
progesteron).
3.Turunan asam amino tirosin
Turunan asam amino tirosin disekresikan oleh kelenjar tiroid (tiroksin dan
triiodotironin), dan medulla adrenal (epinefrin dan norepinefrin).
Dua kelompok hormon yang berasal dari tirosin, yaitu hormon medula adrenal
dan tiroid, bentuk oleh kerja enzim dikompartemen sitoplasma sel kelenjar.
Hormone tiroid disintesis dan disimpan dikelenjar tiroid serta terikat pada
molekul makro protein tiroglobulin, yang disimpan di folikel besar didalam
kelenjar tiroid.
8
Kelenjar endokrin, hormon, dan fungsi serta strukturnya
Kelenjar/ Hormone Fungsi utama Struktur
jaringan kimia
hipotalamus Thyrotropin-releasing hormone Menstimulasi sekresi TSH dan Peptide
(TRH) polactin
Cortikotropin-releasing hormone Menimbulkan pelepasan ACTH Peptide
(CRH)
Growth hormone- releasing Menimbulkan pelepasan hormone Peptide
hormone (GHRH) pertumbuhan
Growth hormone inhibitory Menghambat pelepasan hormone Peptide
hormone (GHIH) (somatostatin) pertumbuhan
Gonadotropin releasing hormone Menimbukkan pelepasan LH dan
(GnRH) FSH
Dopamine or prolactin-inhibitor Mengahambat pelepasan prolaktin Amin
factor (TIF)
Hipofisis Hormone pertumbuhan Menstimulasi sintesis protein dan Peptida
anterior pertumbuhan sebagian besar sel dan
jaringan
9
ovarium
Hipofisis Hermon antidiuretik (ADH) (yang Meningkatkan reabsorpsi air oleh Peptida
posterior juga disebut vasopressin) ginjal dan menimbulkan
vasokonstriksi dan peningkatan
tekanan darah
Oksitosin Merangsang ejeksi air susu can Peptida
payudara dan kontraksi rahim
Kelenjar Tiroksin (T4) dan triiodotironin Meningkatkan kecepatan reaksi Amin
Tiroid (T3) kimia di sebagian besar sel
sehingga meningkatkan kecepatan
metabolisms tubuh
Kalsitonin Menambah deposit kalsium di Peptida
tulang dan mengurangi konsentrasi
ion kalsium di cairan ekstrasel
Korteks adre- Kortisol Memiliki berbagai fungsi metabolik Steroid
nal untuk mengatur metabolisme
protein, karbohidrat, dan lemak;
juga memiliki efek anti-inflamasi
Aldosteron Meningkatkan reabsorpsi natrium Steroid
ginjal, sekresi kalium, dan sekresi
ion hidrogen
Medula Norepinefrin, epinefrin Memiliki efek yang sama seperti Amin
adrenal efek perangsangan simpatis
Pankreas Insulin (set beta) Meningkatkan ambilan glukosa di Peptida
banyak sel, dan dengan care ini juga
mengatur metabolisme karbohidrat
Glukagon (sel alpha) Meningkatkan sintesis dan Peptida
pelepasan glukosa dan i hati ke
dalam cairan tubuh
Kelenjar Hormone paratiroid Mengatur konsentrasi on kalsium Poptida
para- tiroid. serum dengan cara meningkatkan
absorpsi kalsium oleh usus dan
ginjal serta melepas kalsium dari
10
tulang
Testis Testosterone Memacu perkembangan system Steroid
reproduksi pria dan ciiri seksual
sekunder pria.
Ovarium Estrogen Memacu pertumbuhan dan Steroid
perkembangan sistem reproduksi
wanita, payudara wanita, dan ciri
seksual sekunder wanita
Progesteron Menstimulasi sekresi "getah uterus" Steroid
oleh kelenjar endometrium uterus
dan perkembangan alat pensekresi.
di payudara
Plasenta Human chorionic gonadotropin Meningkatkan pertumbuhan korpus Peptida
(HOG) luteum dan sekresi estrogen dan
progesteron oleh korpus luteum
Kemungkinan membantu
Human somatomammotropin meningkatkan pertumbuhan Peptida
jaringan janin dan payudara ibu
Estrogen Lihat kerja estrogen dari ovarium Steroid
Progesteron Lihat kerja progesteron dari Steroid
ovarium
Ginjal Renin Mengatalisis perubahan Peptida
angiotensinogen menjadi
angiotensin I (bertindak sebagai,
enzim)
1,25-Dihidroksikolekalsiferol Meningkatkan absorbsi kalsium dan Steroid
mineralisasi tulang
Eritropoietin Meningkatkan produksi eritrosit Peptida
Jantung Paptida natriuretik atrium (ANP) Meningkatkan ekskresi natrium oleh Peptida
ginjat, menurunkan tekanan darah
11
untuk melepaskan bikarbonat dan
air
Kolesistokinin (CCK) Merangsang kontraksi kandung Peptida
empedu dan melepaskan enzim
pankreas
Adiposit Leptin Menghambat nafsu makan, Peptida
merangsang' termogenesis
c) Pheromon
Pheromon merupakan signal kimia yang berfungsi seperti hormon
biasanya digunakan untuk komunikasi antar hewan yang sama
spesiesnya, contohnya pada koloni lebah. Pheromon ini digunakan
untuk pembatas wilayah atau untuk peringatan apabila ada suatu zat
atau instansi tertentu.
6. Reseptor
12
a) Reseptor terkait protein G merupakan reseptor membrane plasma yang bekerja
dengan bantuan suatu protein yaitu protein G. Semua protein G mempunyai
struktur yang berupa 7 heliks-α yang membentengi membran. Setiap protein G
terikat lemah dengan sitoplasmik dan berfungsi sebagai saklar. Apabila GDP diikat
maka protein G akan aktif dan apabila ATP diikat maka protein juga akan aktif.
Mekanisme kerja dari reseptor ini adalah apabila ada sinyal –sinyal kimia yang
terikat pada protein G maka reseptor yang terkait pada protein G ini akan aktif.
Fungsi yang pertama dari reseptor ini adalah untuk perkembangan embrio,
contohnya tikus yang tidak mempunyai protein G maka embrionya akan mati. Fungsi
kedua adalah untuk penerimaan indra, contohnya pada indra penglihatan dan
penciuman.
b) Reseptor tiroksin- kinase / reseptor pertumbuhan merupakan pengatur lokal
merangsang sel untuk dan bereproduksi. Reseptor ini merupakan bagian dari protein
reseptor yang berfungsi sebagai enzim contoh tiroksikinase yang berfungsi untuk
mengatalisis ATP misalnya asam amino tiroksin. Selain itu reseptor ini berfungsi
untuk melekatkan fosfat ke tiroksin protein. Sifat dari reseptor ini adalah strukturnya
kasar, polipeptida tunggal, tidak mengalami perubahan bentuk yang berarah.
Tahapan- tahapan aktivasi reseptor ini adalah:
Yang pertama melakukan penyekatan ligan yang akan menghasilkan 2
polipeptida reseptor yang mengumpul
Yang kedua mengaktifkan tiroksin kinase
Yang ketiga melakukan fosforilasi tiroksin pada reseptor
Kelainan pada reseptor ini adalah apabila ada reseptor yang mengumpul pada
ligan dapat menyebabkan kanker.
c) Reseptor saluran ion merupakan pori protein dalam membrane plasma yang
membuka dan menutup sebagai respon terhadap sinyal yang dapat menyalurkan ion
tertentu, contoh: Na+, Ca2+. Reseptor ini berfungsi untuk mengikat molekul sinyal
sebagai ligan dan mengalami perubahan bentuk serta perubahan konsentrasi
sehingga sinyal –sinyal listrik dapat merambat pada sel saraf.
d) Reseptor intraseluler tempat reseptor protein yang terdapat dalam nucleus atau
sitoplasma sel target. Reseptor ini mempunyai sifat yaitu: menjadikan sinyal
berukuran kecil atau berbentuk lipid, melakukan transduksi sinyal serupa,
merupakan messenger kedua yang berupa steroid dan hormone tiroid.
13
4. Second mesanger
Second mesanger merupakan komponen komunikasi yang merupakan
kelanjutan dari first mesanger yang digunakan untuk meneruskan signal dari
membran ke sitosol atau ke nukleus.
Macam macam second mesanger
II. cAMP
pengikatan hormon dengan reseptor memungkinkan terangkainya reseptor
pada sebuah protein G. protein G ini menstimulasi sistem cAMP atau adenilil
siklase dan mengkatalis sejumlah ATP. Selanjutnya mengaktivasi protein
kinase yang bergantung pada cAMP yang memfosforilasikan protein spesifik
di sel dan memicu berbagai reaksi biokimia yang akhirnya berakibat
timbulnya respon sel terhadap hormon.
III. kalsium-kalmudolin
second mesanger kalsium kalmudolin merupakan respon terhadap masuknya
ion kalsium kedalam sel. Sewaktu memasuki sel ion kalsium berikatan dengan
protein kalmodulin
protein ini memiliki empat tempat pengikatan kalsium, dan bila tiga atau
empat tempat ini telah terikat dengan kalsium, kalmudolin akan berubah
bentuk dan menginisiasi berbagai efek didalam sel, yang meliputi aktivasi atau
inhibisi protein kinase. Melalui fosforilasi, aktivasi protein kinase yang
bergantung pada kalmudolin akan menyebabkan aktivasi atau inhibisi protein
yang terlibat dalam respon sel terhadap hormon. Contohnya, satu fungsi yang
spesifik dari kalmudolin adalah mengaktifkan miosin kinase, yang bekerja
secara langsung pada miosin otot polos untuk menimbulkan kontraksi otot
polos.
14
DAG, second mesanger lipid lainnya, mengaktifkan enzim protein kinase
C (PKC) yang kemudian memfosforilasi sejumlah besar protein, yang
berakibat timbulnya respon sel. Selain efek-efek tersebut, bagian lipid dari
DAG adalah asam arakidonat, yang merupakan prekursor prostaglandin
dan hormon lokal lainnya yang menimbulkan berbagai efek diseluruh
jaringan tubuh.
Terdapat 3 jenis umum komunikasi antar sel yang diperantarai oleh perantara dalam
CES :
15
2. Untuk funfsi tersebut, banyak struktur lain selain plasma membran yang
membantu menjalankan tugas-tugas diatas. Karena sebagian besar prokariotik
membran sel tunggal maka permukaan sel mereka ditutupi atau dikelilingi
oleh non seluler.
3. Sebaiknya, eukariotik umumnya terdiri atas beberapa sel yang bergabung dan
berfungsi sebagai organisme tunggal.
4. Pada tanaman dinding sel yang kaku tidak hanya melindungi sel tetapi juga
membantu sebagai kerangka pendukung yang menjaga tanaman tetap tegak
diatas tanah.
6. Ada sel junction pada tanaman, ada yang disebut tight junction dan anchoring
junction, serta communication junction yang umum dijumpai pada embrio
hewan.
Metabolisme
Metabolisme merupakan keseluruhan proses kimiawi yang terjadi dalam suatu sel.
Reaksi kimiawi tersebut tersusun dalam jalur-jalur metabolisme yang bercabang
sedemikian rumitnya untuk merubah molekul-molekul melalui suatu rangkaian
16
tahapan-tahapan reaksi. Enzim mengarahkan aliran materi melalui jalur-jalur
metabolisme dengan cara mempercepat setiap reaksi secara selektif
Jalur-jalur metabolisme
a. Katabolisme
Jalur metabolisme yang membebaskan energi dengan cara merombak
molekul-molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sebuah
proses utama katabolisme adalah respirasi seluler dimana glukosa dan bahan
organic lainnya dirombak menjadi karbon dioksida dan air, proses ini
didasarkan pada perpindahan electron selama reaksi kimiawi.
I. Glikolisis
Kata glikolisis berarti “menguraikan gula” dan itulah yang
tepatnya terjadi selama jalur ini. Gula berkarbon-enam (glukosa)
diuraikan menjadi dua gula berkarbon-tiga (piruvat). Glikolisis terdiri
dari sepuluh langkah yang dibagi menjadi dua fase, yaitu fase
investasi-energi yang mencakup lima langkah pertama dan fase
pembayaran-energi mencakup lima langkah berikutnya. Glikolisis
terjadi di luar mitokondria dalam sitosol.
Fase investasi-energi
17
1. Glukosa memasuki sel dan di fosforilasi oleh enzim heksokinase,
yang mentransfer gugus fosfat dari ATP ke gula.
2. Glukosa 6-fosfat disusun ulang untuk mengubahnya menjadi
isomernya, fruktosa 6-fosfat.
3. Dalam langkah ini molekul ATP lain masih di investasikan dari
ATP ke gula.
4. Enzim menguraikan molekul gula menjadi dua gula berkarbon-tiga
yang berbeda: gliseraldehida fosfat dan dihidroaseton fosfat kedua
gula ini merupakan isomer satu sama lain.
5. Enzim lain mengkatalisis perubahan bolak-balik (reversibel) antara
kedua gula berkarbon-tiga tersebut.
Fase pembayaran-energi
18
1. Suatu enzim mengkatalisis dua reaksi berurutan ketika enzim
itu mengikat gliseraldehida fosfat dalam tempat aktifnya.
2. Glikolisis menghasilkan sejumlah ATP dalam langkah ini.
Gugus fosfat yang ditambahkan dalam langkah sebelumnya
ditransfer ke ADP dalam suatu reaksi eksergonik.
3. Suatu enzim merelokasi gugus fosfat yang tersisa.
4. Suatu enzim membentuk ikatan ganda dalam substrat dengan
cara mengekstraksi suatu molekul air untuk membentuk
fosfoenolpiruvat, atau PEP.
5. Reaksi terakhir glikolisis ini menghasilkan lagi ATP dengan
mentransfer gugus fosfat dari PEP ke ADP. Karena langkah ini
terjadi dua kali untuk setiap molekul glukosa, neraca ATP
sekarang menunjukkan selisih perolehan dua ATP. Langkah 7
dan 10 masing-masing menghasilkan 2 ATP sehingga
keseluruhan membayar empat, tetapi hutang 2 ATP telah
dilakukan pada langkah 1 dan 3
Masukan dan keluaran energi pada glikolisis.
19
II. Siklus Krebs
20
Siklus Krebs terjadi di membran dalam mitokondria. Jika ada oksigen
molekuler, molekul piruvat akan memasuki mitokondria, dimana enzim-
enzim siklus Krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya.
Setelah memasuki mitokondria piruvat mula-mula diubah menjadi suatu
senyawa yang disebut asetil CoA. Langkah ini merupakan junction
(persambungan) antara glikolisis dan siklus Krebs, yang diselesaikan
oleh kompleks multi enzim yang mengkatalisis tiga reaksi:
1. Gugus karboksil piruvat yang memiliki sedikit energi kimiawi,
dikeluarkan dan dilepas sebagai molekul CO2.
2. Fragmen berkarbon dua yang tersisa dioksidasi untuk membuat
senyawa yang dinamai aster (bentuk asam asetat terionisasi),
sementara NAD+ direduksi menjadi NADH.
3. Gugus asetil berkarbon-dua diikatkan pada koenzim A (CoA).
Koenzim ini memiliki satu unsur atom sulfur, yang diikat pada
fragmen asetil oleh ikatan yang tidak stabil. Dan akan mengaktifkan
gugus asetil pada reaksi pertama siklus Krebs.
21
6. Dua hidrogen ditransfer ke FAD untuk membentuk FADH2.
7. Ikatan dalam substrat disusun ulang dalam langkah ini melalui
penambahan molekul air.
8. Langkah oksidatif terakhir menghasilkan molekul NADH lain dan
meregenerasi oksaloasetat, yang menerima satu fragmen berkarbon
dua dari asetil CoA untuk perputaran siklus ini selanjutnya.
22
III. Transpor elektron
23
masing-masing adalah protein yang berbeda dengan satu gugus heme.
Sitokrom terakhir dari rantai ini cyt a3, melewatkan elektronnya ke
oksigen, dan juga mengambil sepasang ion hidrogen untuk membentuk
air. Atom oksigen digambarkan dalam 1/2 O2 untuk menekankan bahwa
rantai transpor elektron mereduksi oksigen molekuler bukan oksigen
individu. Sumber elektron lain untuk rantai transpor elektron ialah
FADH2, yang menambahkan eklektronnya lebih rendah daripada
NADH. Sehingga, rantai transpor elektron menyediakan energi
sepertiga lebih kecil untuk sintesis ATP apabila donor elektronnya
FADH2 bukan NADH. Pada waktu pemindahan elektron dari satu
pembawa ke pembawa lain terjadi pelepasan energi yang digunakan
untuk membentuk molekul ATP karena telah kehilangan banyak
energi, akhirnya elektron-elektron itu bersatu dengan ion hidrogen
serta oksigen untuk membentuk air (H2O)
24
4. Proses fermentasi (respirasi anerob)
25
26
c. Anabolisme
Anabolisme merupakan reaksi pembentukan molekul kompleks dari molekul-
molekul yang lebih sederhana. Reaksi ini bersifat endogernik yaitu
membutuhkan energi. Contoh anabolisme adalah sintesis protein dari asam
amino.
Sintesis protein
Sintesia protein membutuhkan bahan dasar asam amino dan berlangsung
dalam inti sel dan ribosom. Secara garis besar sintesis protein berlangsung
melalui dua tahap, yaitu:
1. transkripsi
informasi genetik dicetak dalam bentuk kode oleh DNA didalam inti
sel. Pembawa informasi atau kode ini adalah mRNA. Setelah mRNA
dicetak, mRNA akan meninggalkan inti sel menuju sitoplasma dan
melekat di ribosom.
27
2. translasi
28
Enzim
Enzim adalah polimer biologik yang mengatalisis lebih dari satu proses
dinamik yang memungkinkan kehidupan sel (Murray et al, 2003). Enzim merupakan
molekul protein yang mengkatalisis reaksi kimia substansi lain tanpa merusak dirinya
sendiri atau berubah (Kamus Kedokteran Dorlan edisi 29, 2002).
29
B. Hal – hal yang mempengaruhi kerja enzim :
2. Suhu : umumnya enzim dapat bekerja secara maksimal pada suhu 45°C-
55°C, namun ada beberapa enzim tertentu yang mampu bekerja pada suhu
100°C misalnya enzim pada mikroorganisme yang hidup didalam mata air
panas alam atau pada tempat-tempat ventilasi hiperternal didasar samudra.
Jika suhu terlalu dingin enzim tidak akan aktif. Dan dengan adanya
peningkatan suhu akan meningkatkan kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim.
Namun jika suhu terlalu tinggi enzim justru akan rusak.
3. pH : enzim umunya bekerja pada pH 5 sampai 9 namun ada beberapa enzim
misalnya tripsin dapat bekerja aktif pada pH diluar kisaran ini. jadi apabila
kondisinya terlalu asam atau basa, kerja enzim akan terhambat.
4. Kosentrasi enzim : setiap peningkatan atau penurunan konsentrasi enzim
akan disertai dengan peningkatan atau penurunan kecepatan reaksi secara
proporsional.
5. Konsentrasi substrat : sebagian besar reaksi yang dikatalisis enzim
melibatkan dua atau lebih substrat atau produk. Pada persamaan Michaelis-
Menten dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi substrat pada aktifitas enzim.
Semakin tinggi konsentrasi substrat maka reaksi enzim akan semakin cepat.
6. Inhibitor : inhibitor dapat dibedakan menjadi dua yaitu inhibitor reversibel
dan inhibitor irreversible. Inhibitor reversibel merupakan substrat penghambat
kerja enzim yang tidak merusak bentuk atau struktur enzim sehingga enzim
dapat berfungsi lagi. Inhibitor reversibel juga dibedakan menjadi dua yaitu:
inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Inhibitor kompetitif adalah
inhibitor yang bersaing dengan substrat untuk menempati sisi aktif enzim
sehingga enzim yang dihambat tidak rusak (dapat beregenerasi), dalam suatu
reaksi inhibitor kompetitif dapat menurunkan nilai Km (konstanta Michaelis)
tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai Vmax (kecepatan reaksi) . Inhibitor
nonkompetitif merupakan inhibitor yang akan merusak sisi aktif enzim
sehingga enzim tidak dapat berfungsi seperti semula. dalam suatu reaksi
inhibitor nonkompetitif dapat menurunkan nilai Vmax (kecepatan reaksi)
tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai Km (konstanta Michaelis). Inhibitor
ireversibel merupakan kelompok inhibitor yang berikatan dengan kelompok
enzim tertentu dan dapat merusak enzim, misalnya substrat berupa racun, gas
saraf dan sianida.
30
C. Mekanisme kerja enzim:
Enzim memiliki sisi aktif yang merupakan permukaan suatu enzim dan
merupakan tempat melekatnya suatu substrat dan tempat suatu reaksi
berlangsung. Kemudian untuk mengenali substratnya enzim menggunakan dua
cara :
1. Mekanisme lock and key (metode kunci gembok).
Menurut metode ini, permukaan enzim (sisi aktif enzim) tidak cocok
dengan substrat. Oleh karena itu, permukaan sisi aktif enzim mengubah
(menginduksi) bentuk molekul enzim menjadi sesuai dengan substrat. Sisi
aktif enzim dapat diubah oleh substrat karena bersifat fleksibel.
31
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L., 2002. Biologi 5th ed., Jakarta: Erlangga.
Ganong, W.F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 20th ed., Jakarta: EGC.
Guyton, A.C. & Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 11th ed., Jakarta:
EGC.
Ibrahim, N., 2005. Fisiologi Komunikasi Antar dan Intra Sel, Jakarta: Departemen
K. Murray, R., K. Granner , D. & A. Mayes, P., 2003. Biokimia Harper 25th ed.,
Jakarta: EGC.
W.A. Newman, D., 2002. Kamus Kedokteran Dorland 29th ed., Jakarta: EGC.
32
33