Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJEMEN DAN POLA PENDAMPINGAN

TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA MELALUI JEJARING PASAR (STUDI


PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BALANGAN)

Muhamad Salman
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin.
Jl. Ahmad Yani Km. 5.5 Banjarmasin
salmanalfathah@gmail.com
Abstract: This study aims to determine both partially and simultaneously how much
influence the management ability and mentoring pattern have on business development
through market networks (Studies on Small and Medium Enterprises in Balangan Regency)
and the variables that influence both directly and indirectly on market development.
The method used in this study is a quantitative method and with a population of 5,124
(five thousand one hundred and twenty-four) UMKM, samples were taken using a
proportionate stratified random sampling technique using the Slovin formula as many as 98
UMKM, the research instrument was validity and reliability test, the data were tested using
linear regression Path analysis using Smart PLS.
The results of this study indicate that there is a direct influence of Management Ability,
Assistance Pattern and Market Networking influence on Business Development and indirect
influence on Management Ability, on Business Development through market networks and
does not affect Development Pattern on Business Development through market networks.
.
Keywords: management ability, mentoring pattern, market network and business
development.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui baik secara parsial dan simultan seberapa
besar Pengaruh Kemampuan Manajemen Dan Pola Pendampingan Terhadap Pengembangan
Usaha Melalui Jejaring Pasar (Studi Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Kabupaten
Balangan) serta variabel yang berpengaruh Baik itu secara langsung dan tidak langsung
terhadap pengembangan pasar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan dengan
populasi sebanyak 5.124 (lima Ribu Seratus Dua Puluh Empat) UMKM, diambil sampel
dengan teknik proportionate stratified random sampling dengan menggunakan rumus Slovin
sebanyak 98 UMKM, instrument penelitian uji validitas dan uji reliabilitas, data – data diuji
dengan menggunakan regresi linear Analisis Jalur menggunakan Smart PLS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara langsung
Kemampuan Manajemen, Pola Pendampingan dan Jejaring Pasar berpengaruh terhadap
Pengembangan Usaha dan tidak langsung Kemampuan Manajemen, terhadap Pengembangan
Usaha melalui jejaring pasar dan tidak berpengaruh Pola Pengembangan terhadap
Pengembangan Usaha melalui jejaring pasar.

Kata kunci : kemampuan manajemen, pola pendampingan, jejaring pasar dan


pengembangan usaha.
1 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

Latar Belakang Masalah


Selain itu, selama ini pola pendampingan
dari pihak terkait belum mampu membantu UKM
kearah yang lebih baik yang disebabkan
diantaranya adalah karena kurangnya tenaga
pendamping serta kurang optimalnya para tenaga
pendamping dalam memberikan pendampingan,
dan harusnya dapat beradaptasi serta dapat
memahami karakteristik dan budaya UKM yang Bila dilihat dari data perbandingan
didampinginya, sebagai contoh para pendamping antara UKM yang mendapatkan pendampingan
harus mampu mengunakan bahasa daerah dengan yang tidak mendapatkan pendampingan
setempat dalam memberikan pendampingan, hal terlihat dari 98 sampel penelitian dari UKM
ini penting agar memudahkan penyampaian sebanyak 59 UKM sudah mendapatkan
pesan, sehingga pesan dapat disampaikan secara pendampingan dan sebanyak 39 UKM belum
efektif. Selain itu selama ini para tenaga mendapatkan pendampingan UKM, artinya
pendamping kurang memahami budaya lokal, hal bahwa masih banyak UKM yang belum
tersebut membuat pola pendampingan kurang mendapatkan bantuan dan pendampingan dari
berjalan optimal. Menurut Deptan (2010:40), instansi terkait.
tujuan dari pendampingan antara lain memperkuat Terkait problematika permasalahan
dan memperluas kelembagaan yang sedang tersebut dalam hal pemasaran, UKM yang ada di
dijalankan dimasyarakat, menumbuhkan dan Kabupaten Balangan pun selama ini terkesan
menciptakan strategi agar berjalan dengan lancar hanya mampu memasuki sebatas pasar lokal saja
dan tercapai tujuan yang dijalankan dan atau pemasaran produk hanya terbatas pada
meningkatkan peran serta aparat maupun tokoh pangsa pasar di Kabupaten Balangan saja, hal ini
masyarakat dalam melaksanakan program terlihat jejaring pasar belum terbentuk secara
pendampingan. Menurut Wiryasaputra, (2013:60), optimal. Sejalan dengan uraian tersebut materi
tujuan pendampingan adalah pemberdayaan. permasalahan menitik beratkan pada faktor
Pemberdayaan berarti mengembangkan kekuatan kompetensi SDM, kemampuan manajerial dan
atau kemampuan (daya), potensi, sumber daya pola pendampingan yang berdampak terhadap
manusia yang ada pada diri manusia agar mampu pengembangan usaha UMKM, maka peneliti
membela dirinya sendiri. Didalam kegiatan tertarik untuk mengangkat masalah tersebut
pendampingan perlu memiliki tujuan dan sasaran kedalam sebuah penelitian dengan judul
yang jelas dan dapat dilihat hasilnya. Sejalan Pengaruh Kemampuan Manajemen Dan Pola
dengan hal tersebut Eka Dwi Puji Astuti, 2015, Pendampingan Terhadap Pengembangan
penelitiannya menyatakan, pola pendampingan Usaha Melalui Jejaring Pasar (Studi Pada
pemerintah berpengaruh signifikan baik secara Usaha Kecil Dan Menengah Di Kabupaten
simultan maupun parsial terhadap kemajuan usaha Balangan)
UKM di Kabupaten Banjar.
Sehubungan dengan hal tersebut, berikut Studi Literatur
data penelitian UKM yang sudah mendapatkan Kemampuan Manajemen
pendampingan dan yang belum mendapat Kemampuan menunjukkan karakteristik
pendampingan di lokasi peneltian, dapat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau
dijelaskan sebagai berikut: dibutuhkan oleh setiap individu untuk
meningkatkan mereka untuk melakukan tugas dan
tanggung jawab mereka secara efektif dan
meningkatkan standar kualitas profesional dalam
pekerjaan mereka. Kemampuan menjelaskan apa
yang dilakukan orang di tempat kerja pada
berbagai tingkatan dan merinci standar masing-
masing tingkatan, mengindentifikasi karakteristik,
2 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan Pemimpin yang baik harus bisa
oleh individu yang memungkinkan menjalankan. menginspitrasi dan memberikan dorongan
Rivai (2009:217) menjelaskana positif pada teamworknya. Bersedia untuk
kemampuan berhubungan erat dengan terlibat dan bertanggungjawab dalam
kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang pemecahan masalah serta berani
dalam melaksanakan pekerjaan. Kemampuan mengamambil resiko.
karyawan rendah akan menggunakan waktu dan 5. Mengelola waktu dengan baik
usaha lebih besar dari pada karyawan yang Seornag pemimpin bisnis harus bisa
berkemampuan tinggi untuk menyelesaikan suatu mengelola waktu dengan baik, mulai dari
pekerjaan. Setiap jenis pekerjaan menurut mengerjakan tugas berdasarkan prioritas atau
pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu agar pun disiplin dengan jadwal yang telah
dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. ditetapkan baik untuk jangka pendek maupun
Menurut Rivai (2013:40) banyak faktor jangka panjang.
yang menyebabkan perlu mengetahui dan 6. Komunikatif
memiliki kemampuan manajemen dalam Seorang manajerial harus mempunyai dan
mengelola organsiasi agar dapat menghasilkan mampu berkomunikasi dengan baik kepada
kinerja yang diharapkan dalam memimpin staf maupun rekan kerja serta mitra kerjaagar
kelompoknya. Indikatornya antara lain karena ia ; memudahkan dalam arahan dan negosiasi.
a. Kurang memahami kinerja yang diharapkan 7. Inovatif
dari posisinya sebagai seorang pimpinan Keterampilan manajerial yang wajib dimiliki
kelompok kerja. sebagai suaha ingin berambah lebih lama
b. Profesionalisme dalam bekerja rendah dalam menghadapi kerasnya sebuah
c. Jalur komunikasi yang kurang baik persaingan bisnis kreativitas dama membuat
d. Kurang memahami peran manajerial yang inovasi terhadap produk dan jasa harus
disandangnya. dimiliki.
e. Tidak mempunyai keterampilan manajerial 8. Strategi pemasaran yang jitu
yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja Menyusun konsep strategi pemasaran yang
manajerial yang ditargetkan. handal sermat dalam menentukan target pasar
f. Kompetensi diri rendah dan menerapkan bauran pemasaran wajib
g. Lemah dalam hal memotivasi atau dipahami.
menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya. 9. Reputasi yang baik
Dikutip dari https://www.jurnal.id Seorang bisnis harus memiliki reputasi yang
menjelaskan ada 10 indikator yang harus baik agar dapat mempangaruhi reputasi brand
diketahui terhadap kemampuan manajemen yang produk yang mau dijual
harus dimiliki, yaitu: 10. Pengelolaan keuangan
1. Kemampuan emosi Keterampilan dalam mengelola keuangan
Kemampuan ini adalah kemampuan untuk sangatlah penting sebab keuangan adalah
dapat mengontor emosi secara baik dalam salah satu faktor penentu berjalan tidaknya
menghadapi karakteristik manusia disekitar. kegiatan usaha oleh sebab itulah pengelolaan
2. Kemampuan mengelola SDM keuangan harus dilakukan dengan baik dan
Kemampuan dalam menjalankan aktivitas benar.
secara sitematis, teroganisir dan rapi sehingga Menurut Royan (2010:89) menjelaskan
proses bekerja akan berjalan lebih terarah dan kemampuan manajemen dasar yang dibutuhkan
sesuai dengan target dan tujuan. oleh organisasi internal perusahaan, yaitu:
3. Memiliki strategi manajerial a. Kemampuan konseptual
Seorang pemimpin yang baik harus dapat Kemampuan dalam memiliki visi dan misi
menuangkan impiannya ke dalam ide-ide kedepan yang jelas dengan program yang
yang dapat diimpleentasikan melalui akurat serta menjaga kompetitive advantage
perencanaan strategis manajemen yang efektif dalam internal organisasi.
dan efesien b. Kemampuan dalam berkomunikasi
4. Memiliki jiwa kepemimpinan
3 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

Dalam hal ini kemampuan yang harus Deptan (2010:40), tujuan dari pendampingan
dimiliki adalah kemampuan komunikasi antara lain:
dengan semua orang akan mendorong orang 1. Memperkuat dan memperluas kelembagaan
yang disekitar kita menjadi tim terbaik. yang sedang dijalankan dimasyarakat.
c. Keterampilan teknis 2. Menumbuhkan dan menciptakan strategi agar
Memiliki kemampuan dalam bidang berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan
informasi dan teknis merupakan hal yang yang dijalankan.
sangt penting dalam menunjang kegiatan 3. Meningkatkan peran serta aparat maupun tokoh
bisnis dengan memahami konsep teknis masyarakat dalam melaksanakan program
pekerjaan. pendampingan.
d. Keterampilan dalam manajemen waktu Menurut Wiryasaputra (2013:86), dalam
Seorang pemimpin atau manajerial harus menanggapi keprihatinan itu pada dasarnya
mampu dalam mengalokasikan dan membagi pendamping sebagai fasilitator perubahan dalam
waktunya agar bisa mendapatkan hasil yang proses pendampingan yang dapat memfungsikan
lebih optimal. Kemampuan ini menyusun diri dalam berbagai cara :
perencanaan project dan lain sebaginya sesuai 4. Menyembuhkan
waktu perencanaan. Fungsi ini dipakai oleh pendamping ketika
e. Keterampilan dalam membuat keputusan melihat keadaan yang perlu dikembalikan ke
bisnis keadaan semula. Hal ini untukmembantu orang
Kemampaun dalammendefinisikan yang didampingi, menghilangkan gejala atau
permasalahan dan dapat meninjau ulang tingkah laku yang disfungsional.
secara lebih komprehensiftermasuk juga 5. Menopang
dalam memberikan solusi agar dapat Fungsi ini untuk membantu orang yang
memecahkan permasalahan. didampingi menerima keadaan sekarang
f. Kemampuan dalam bidang kepemimpinan sebagaimana adanya. Misalnya peristiwa
Dalam hal ini seorang pemimpin harus kehilangan seseorang yang dicintainya. Klien
mempunyai kemampuan untuk memimpin dibantu agar tidak larut kedalam halusinasi
organisasi untuk mendorong terciptanya atau delusi yang berkepanjangan, melainkan
kepercayaan pada lingkungan kerjanya dan dibantu untuk menghilangkan rasa kehilangan
menciptakan teamwork yang benar-benar dan kedukaannya secara penuh dan utuh
solid pad atim yang berada dibawah sehingga dapat menerima keadaan yang baru.
pimpinannya. 6. Membimbing
Fungsi membimbing ini dilakukan pada waktu
Pola Pendampingan orang harus mengambil keputusan tertentu
Pola dalam Kamus Besar Bahasa tentang masa depannya. Dalam hal ini bersama
Indonesia artinya sistem, cara kerja, bentuk orang yang didampingi melihat segi positif dan
(struktur) yang tetap. Dan dalam Wikipedia negative setiap kemungkinan pemecahan
Indonesia adalah bentuk atau model (atau, lebih masalah.
abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai 7. Memperbaiki hubungan
untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu Fungsi ini dipakai oleh pendamping untuk
atau bagian dari sesuatu, khususnya jika sesuatu membantu orang yang didampingi bila
yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang mengalami konflik batin dengan pihak lain
sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan yang mengakibatkan putusnya atau rusaknya
atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan hubungan. Dalam fungsi ini pendamping
memamerkan pola itu sendiri. berperan sebagai mediator atau penengah yang
Banyak cara melakukan pendampingan memfasilitasi pihak yang terlibat dalam konflik
dan salah satunya melalui kunjungan ke lapangan, untuk membicarakannya.
tujuan kunjungan kelapangan ini adalah membina 8. Memberdayakan/memperkuat Fungsi ini
hubungan kedekatan dengan masyarakat, dipakai untuk membantu orang yang
kedekatan dapat menimbulkan kepercayaan antar didampingi menjadi penolong bagi dirinya
pendamping dengan yang didampingi. Menurut sendiri pada masa depan ketika menghadapi
4 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

kesulitan kembali. Dengan demikian orang c. Perlindungan (Protecting) Merupakan fungsi


yang didampingi diharapkan tidak selalu yang berkaitan dengan interaksi pendamping
tergantung pada pertolongan orang lain. dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama
Menurut Bintan, (2010:89) didalam proses dan demo kepentingan masyarakat yang
pelaksanaan pendampingan harus memiliki didampinginya. Pendamping dapat bertugas
metode Pendampingan yang harus disesuaikan mencari sumber-sumber, melakukan
dengan keadaan masyarakat yang harus pembelaan, menggunakan media,
didampinngi. Metode pendampingan ini meningkatkan hubungan masyarakat, dan
merupakan proses kegiatan agar terjadinya membangun jaringan kerja. Fungsi
pendampingan, metode pendampingan yang biasa perlindungan juga menyangkut tugas
digunakan dalam kegiatan pendampingan, yaitu: pendamping sebagai konsultan dalam
a) Konsultasi adalah upaya pembantuan yang pemecahan masalah yang dihadapi para
diberikan pendamping terhadap masyarakat anggota.
dengan cara memberikan jawaban, solusi dan d. Pendukungan (Supporting) Mengacu pada
pemecahan masalah yang dibutuhkan oleh keterampilan yang bersifat praktis yang dapat
masyarakat. mendukung terjadinya perubahan positif pada
b) Pembelajaran adalah alih pengetahuan dan masyarakat. Pendamping dituntut tidak hanya
sistem nilai yang dimiliki oleh pendamping mampu menjadi manajer perubahan dalam
kepada masyarakat dalam proses yang mengorganisasi kelompok yang didampingi,
disengaja. melainkan pula mampu melaksanakan tugas-
c) Konseling Adalah membantu menggali semua tugas sesuai dengan berbagai keterampilan
masalah dan potensi yang dimiliki dan dasar yang dimiliki. Dalam menjalankan suatu
membuka alternatif-alternatif solusi untuk usaha perlu adanya pendampingan agar usaha
mendorong masyarakat mengambil keputusan yang dikelola masing-masing anggota
berdasarkan pertimbangan yang ada dan harus masyarakat dapat berjalan dengan baik dan
berani bertanggung jawab bagi dapat berkembang dengan baik. Hal tersebut
kehidupanmasyarakat. juga dapat berdampak positif dalam
Edi (2009:187) menjelaskan bahwa perkembangan usaha yang membawa pada
indicator pendampingan yakni berpusat pada peningkatan kesejahteraan para anggota.
empat bidang tugas atau fungsi, yaitu:
a. Pemungkinan (Enabling) atau fasilitasi Jejaring Pasar
Merupakanfungsi yang berkaitan dengan Menurut Dimas (2011:45) jaringan adalah
pemberian motivasi dan kesempatan bagi sebuah ruang lingkup kegiatan yang mana
masyarakat, beberapaa tugas yang berkaitan terkumpulnya beberapa orang untuk melakukan
dengan fungsi ini antara lain menjadi model, kegiatan tertentu.
melakukan mediasi dan negosiasi, membangun Dalam kehidupan sehari-hari, keberadaan
konsensus bersama, serta melakukan pasar sangatlah penting. Hal ini dikarenakan
manajemen sumber. apabila ada kebutuhan yang tidak dapat dihasilkan
b. Penguatan (Empowering) Penguatan sendiri, maka kebutuhan tersebut dapat diperoleh
merupakan fungsi yang berkaitan dengan di pasar. Para konsumen atau pembeli datang ke
pendidikan dan pelatihan guna memperkuat pasar untuk berbelanja dan memenuhi
kapasitas masyarakat. Pendamping berperan kebutuhannya dengan membawa sejumlah uang
aktif sebagai agen yang memberi masukan guna membayar harganya.
positif dan direktif berdasarkan pengetahuan Pasar adalah salah satu dari berbagai
dan pengalaman serta bertukar gagasan dengan sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan
pengetahuan pengalaman masyarakat yang infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa
didampinginya, membangkitkan kesadaran dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan
masyarakat, meyampaikan informasi, imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual
melakukan konfrontasi, menyelenggarakan menggunakan alat pembayaran yang sah yaitu
pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa uang. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan,
tugas yang berkaitan dengan fungsi penguatan. skala geografis, lokasi jenis dan berbagai
5 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa pengguna, bisnis, organisasi, dan lain
yang diperdagangkan. sebagainya.
Menurut Widyawati, (2011:65) pasar yang 3. Instagram Sama halnya dengan facebook dan
berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk twitter Instagram merupakan salah satu situs
pelayanan bagi masyarakat. Hal ini dapat dilihat jejaring sosial yang juga popular di dunia.
dari berbagai segi atau bidang diantaranya: Berdasarkan data yang diperoleh pada
a. Segi Ekonomi 4. Whatsapp : Aplikasi pesan untuk smartphone
Merupakan tempat transaksi antara produsen dengan basic mirip Blackberry Messenger
dan konsumen yang merupakan komoditas 5. Line : Sebuah aplikasi pengirim pesan instan
untuk mewadahi kebutuhan sebagai demand gratis yang dapat digunakan pada berbagai
dan suplai. platform
b. Segi Sosial Budaya 6. Path : Sebuah aplikasi jejaring sosia pada
Merupakan kontrak sosial secara langsung telepon pintar yang memungkinkan
yang menjadi tradisi suatu masyarakat yang penggunanya utk berbagi gambar dan juga
merupakan interaksi antara komunitas pada pesan
sektor informal dan formal. Menurut Kemeterian Koperasi dan Usaha
c. Segi Arsitektur Kecil dan Menengah Republik indonesia yang
Menunjukkan ciri khas daerah, yang dikutip dari https://www.ukmindonesia.id
menampilkan bentuk-bentuk fisik bangunan menerangkan ada 7 hal yang UKM perlu paham
dan artefak yang dimiliki. untuk tingkatkan akses pasar adalah sebagai
Menurut Soesilo, (2011:66) jenis pasar ini berikut :
dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata atau pasar tidak a. Pahami nilai keunggulan produk /layanan kita
nyata. Berikut penjelasannya : b. Targetkan segmentasi pasa yang sfesifik
9. Pasar Nyata Pasar nyata c. Mengenal raga sumber pendapatan usaha
merupakan sebuah pasar dimana terdapat d. Kenali ragam jalur distribusi untuk
berbagai jenis barang yang diperjualbelikan memperluas pasar
serta dapat dibeli oleh pembeli. Contoh dari e. Kelola hubungan pelanggan dengan baik
pasar nyata ialah pasar swalayan dan pasar f. Memahami manajemen pemasaran melalui 4 P
tradisional. g. Memanfatkan digital arketing secara optimal
10. Pasar Abstrak Pengembangan Usaha
Pasar abstrak merupakan sebuah pasar dimana Pengertian pengembangan usaha ialah
terdapat para pedagang yang tidak menawar peran dan cara sistematis untuk mempersiapkan
berbagai jenis barang yang dijual serta tidak kemungkinan pertumbuhan yang potensial,
membeli secara langsung, namun hanya bantuan dan juga pengawasan terhadap penerapan
menggunakan surat dagangan saja. Contoh dari peluang pengembangan usaha namun tidak
pasar abstrak adalah pasar online, pasar modal, mencangkup keputusan mengenai strategi dan
pasar valuta asing, dan pasar saham. pelaksanaan kesempatan pengembangan usaha.
Menurut Malita (2011:89) indikator Pengembangan usaha yaitu semua usaha
jejaring pasar yang dapat digunakan yaitu melalui dalam membenahi implementasi kerja baik
sosial media mendiskripsikan teknologi online sekarang ataupun kemudian hari dengan cara
dan kebiasaan orang-orang yang menggunakannya menyampaikan informasi yang dapat
untuk berbagi pendapat, wawasan,pengalaman mempengaruhi sikap juga kemampuan.
dan pandangan, yaitu: Pengembangan sebuah usaha merupakan
1. Facebook merupakan salah satu situs jejaring tanggung jawab para pengusaha yang memerlukan
sosial yang sangat popular di dunia saat ini. pandangan yang maju, dukungan dan juga daya
2. Twitter juga merupakan salah satu jenis situs cipta. Umumnya, dalam mengembangkan
jejaring sosial yang popular di dunia saat ini. usahanya para pengusaha dituntut untuk bisa
Twitter sendiri adalah jejaring sosial dan melihat peluang yang orang lain tak bisa
micro-blogging yang memfasilitasi melihatnya, tak bisa mengambil peluang,
penggunannya dapat memperbarui atau mengawali dan menjalankan usahanya dengan
memberikan update informasi tentang baik. Dengan melakukan pengembangan usaha
6 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

maka seorang pelaku usaha akan mengerahkan dan sampel, penekanan masalah serta teknik
seluruh pikiran dan juga tenaga untuk bisa analisis data peneliti terdahulu regresi berganda
memperbaiki kinerja mereka dengan cara peneliti sekarang menggunakan smartpls.
melakukan perluasan dan meningkatkan mutu dan 2. Eka Dwi Puji Astuti, 2015, Pengaruh
jumlah produksi. Kompetensi SDM, Pola Pendampingan
Menurut Sudjatmoko (2009:140) banyak Pemerintah dan Fungsi Manajerial Terhadap
pilihan strategi dalam membangun kemitraan Pengembangan Pasar UKM di Kabupaten
bisnis, dan masing-masing pihak tentu punya cara Banjar. Penelitian ini menggunakan teknik
dan gaya sendiri. Secara umum beberapa strategi analisis kuantitatif dengan metode analisis
tersebut, antara lain: regresi berganda dan jumlah sampel yang
1. Membangun Jejaring Kerja bukan sekedar diteliti sebanyak 63 orang responden perlu
bertukar kartu nama dan berkenalan. UKM yanga da di Kabupaten Banjar
2. Jadilah pendengar yang baik. Martapura dan kesimpulan dalam penelitian ini
3. Upayakan dalam 72 jam kita harus berusaha mengemukakan bahwa semua variabel bebas
menjalin komunikasi dengan mereka agar seperti kompetensi SDM, pola pendampingan
mereka tidak melupakan kita begitu saja. pemerintah dan fungsi manajerial berpengaruh
4. Bersikap sabar tetapi aktif dan proaktif dalam signifikan baik secara simultan maupun parsial
memberi. terhadap variabel terikat terhadap
5. Bersikap lebih cerdas dan selalu Pengembangan Pasar UKM di Kabupaten
menyampaikan informasi yang akurat dan apa Banjar dan variabel dominannya adalah
adanya. kompetensi SDM. Persamaan dalam penelitian
6. Kesinambungan komunikasi. ini yaitu, sama membahas masalah MSDM dan
7. Menjadi anggota komunitas tertentu seperti sama dalam teknik analisis. Perbedaan dalam
forum HIPKI, HISSPI, HIPMI, Komunitas penelitian ini adalah berbeda terhadap obyek
Entrepreneur dan sebagainya untuk dan kondisi lingkungan penelitian serta
menambah relasi dan memperlus wawasan. penekanan masalah.
8. Peduli lingkungan. 3. Wulandari, 2012 Pengaruh Kompetensi SDM,
9. Membangun citra diri sebagai wirausaha. Kemampuan manajerial dan Peran
10. Masuk ke lingungan organisasi profesi. Pendampingan Pemerintah Terhadap jejaring
Penelitian Terdahulu pasar dan Pengembangan Usaha UKM di
1. Sutrisno, 2013, Pengaruh Kompetensi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini
Pengelola UMKM, Peran Pendampingan dan menggunakan teknik analisis kuantitatif
Pengelolaan Manajemen Terhadap Jejaring dengan metode analisis jalur dan jumlah
Pasar UMKM di Kota Banjarmasin. Penelitian sampel yang diteliti sebanyak 75 orang
ini menggunakan teknik analisis kuantitatif responden UKM dan hasil penelitian ini
dengan metode analisis regresi berganda dan mengemukakan bahwa semua variabel bebas
jumlah sampel yang diteliti sebanyak 100 seperti kemampuan manajerial, peran
responden UMKM, kesimpulan dalam pendampingan pemerintah dan Jejaring pasar
penelitian ini mengemukakan bahwa semua secara parsial berpengaruh signifikan baik
variabel bebas seperti pengaruh kompetensi secara langsung dan tidak langsung terhadap
penglola umkm, peran pendampingan dan terhadap pengembangan usaha UKM di
pengelolaan manajemen berpengaruh Kabupaten Sleman Yogyakarta.. Persamaan
signifikan baik secara simultan maupun parsial dalam penelitian ini yaitu, sama membahas
terhadap variabel terikat Jejaring Pasar UMKM masalah MSDM dan sama dalam teknik
di Kota Banjarmasin sedangkan variabel yang analisis. Perbedaan dalam penelitian ini adalah
dominan adalah kompetensi pengelola UMKM. berbeda terhadap obyek dan kondisi
Persamaan dalam penelitian ini yaitu, sama lingkungan penelitian serta penekanan
membahas masalah manajemen, sama sebagian masalah.
variabel yang diteliti. Perbedaan dalam
penelitian ini adalah berbeda terhadap obyek Motode Penelitian
dan kondisi lingkungan penelitian, populasi Lokasi Penelitian
7 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

Penelitian akan dilaksanakan pada Usaha jawaban d nilai skor 2 dan untuk jawaban e nilai
Kecil Menengah di Kabupaten Balangan Provinsi skor 1 Hal ini dimaksudkan untuk memberi
Kalimantan Selatan. kebebasan responden dalam menilai suatu
Populasi dan Sampel pertanyaan sesuai keyakinannya. Skor responden
Populasi tersebut menggambarkan sikap responden yang
Arikunto, (2010:102) populasi adalah sangat mendukung sesuai dengan pertanyaan yang
keseluruhan subyek penelitian. Populasi dari diajukan mempunyai skor mendekati 5 atau
penelitian ini adalah pengelola UKM yang ada di sangat menolak sesuai dengan pertanyaan yang
Kabupaten Balangan, berdasarkan hal itu, maka diberikan mempunyai skor 1. Susunan kategori
dalam penelitian ini ditentukan jumlah populasi selanjutnya digunakan untuk mendiskripsikan
penelitiannya adalah sebanyak 5.124 UKM dari tiap-tiap indikator dan variabel ke dalam bentuk
Sembilan sector Usaha UMKM yang ada di tabel frekwensi.
Kabupaten Bulungan. Teknik Analisis Data
Sampel Dalam penelitian ini teknik pengolahan
data yang akan dilakukan oleh penulis adalah
dengan menggunakan kuantitatif yakni analisis
bertujuan untuk membuat diskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki secara terperinci
untuk menghasilkan rekomendasi untuk keperluan
di masa yang akan datang. Teknik analisis data
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yang
Teknik Pengumpulan Data dapat dijelaskan dibawah :
Teknik ini dimasudkan untuk mengetahui tinggi Analisis Deskriptif
rendahnya skor jawaban respon terhadap Analisis deskriptif adalah statistik yang
pertanyaan yang diajukan. Untuk menentukan digunakan untuk menganalisa data dengan cara
skor jawaban digunakan skala likert, yaitu yang mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapatan, telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
tentang fenomena sosial. Jawaban instrumen yang untuk digeneralisasikan. Statistik deskriptif dalam
menggunakan skala likert, yaitu berupa: penelitian ini antara lain: penyiapan data dalam
a. Sangat setuju bentuk tabel, grafik, perhitungan median, mean,
b. Setuju standar deviasi, perhitungan persentase, dan TCR
c. Absen / Tidak memberikan pendapat (Sekaran, 2013:77). Data tersebut berasal dari
d. Tidak Setuju jawaban yang diberikan oleh responden atas item-
e. Sangat tidak setuju item yang terdapat dalam kuesioner. Selanjutnya
Untuk mengetahui tinggi rendahnya peneliti akan mengolah data kemudian diberi
jawaban responden terhadap pertanyaan yang penjelasan.
diajukan, maka digunakan teknik jenjang lima, Dalam Riduwan (2011:68) untuk
maksudnya skor untuk setiap jawaban antara 1-5. mengetahui Kriteria interpretasi skor untuk
Setiap responden dapat melihat salah satu dari Tingkat Capaian Responden (TCR) adalah
lima alternatif jawaban yang tersusun berdasarkan sebagai berikut:
bobot jawaban yang telah diklasifikasikan Untuk Rata-rata skor
mengetahui hasil tanggapan responden terhadap TCR = x 100%
variabel-variabel penelitian, maka digunakan 5
skala likert untuk mengetahui pengukuran dan
interprestasi data. Adapun penetapan akan skala
likert dibagi dalam lima skor sebagai berikut ini
untuk jawaban a nilai skor 5, untuk jawaban b
nilai skor 4, untuk jawaban c nilai skor 3, untuk
8 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

Tabel 4.3 Pengujian ini dilakukan untuk menguji


Tingkat Capaian Responden reliabilitas sekumpulan indikator dalam
Kreteria jawaban Rentang Nilai % mengukur variabel yang diukurnya. Nilai
Sangat Setuju 81-100 yang dilihat adalah nilai composite
Setuju 61-80 reliability dan cronbach’s alphayang
Ragu-Ragu/Absen 41-60 diperoleh dari hasil estimasi SmartPLS.
Tidak Setuju 21-40 Nilai yang dikomendasikan adalah > 0.60.
Sangat Tidak Setuju 0-20 c. Uji Discriminant Validity
Pengujian ini dilakukan untuk melihat
Sumber : Riduwan (2011)
seberapa besar perbedaan antar variabel.
Nilai yang dilihat dalam pengujian ini
Analisis Data
adalah nilai average variance extracted
Menurut Ghozali (2015:98) sesuai
(AVE) yang diperoleh sebagai hasil estimasi
dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka
dimana nilainya harus > 0,50. Syarat
dalam penelitian ini analisis data statistik
berikutnya yang juga harus dipenuhi adalah
inferensial diukur dengan menggunakan software
nilai akar kuadrat dari AVE setiap variabel,
SmartPLS mulai dari pengukuran model (outer
harus lebih besar daripada nilai korelasi
model), struktur model (inner model) dan
dengan variabel lainnya.
pengujian hipotesis. PLS, merupakan pendekatan
(2) Evaluasi Structural Model
alternatif yang bergeser dari pendekatan Structural
Evaluasi Structural Model dengan
Equation Modeling (SEM) berbasis kovarian
menggunakan R square. Perubahan nilai R
menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis
square dapat digunakan untuk menilai
kovarian umumnya menguji kausalitas/teori
pengaruh variabel laten independen tertentu
sedangkan PLS lebih bersifat predictive model.
terhadap variabel laten dependen berdasarkan
PLS merupakan metode analisis yang powerfull,
model penelitian. Secara umum nilai R square
tidak harus memenuhi persyaratan asumsi
adalah 0.75, 0.50, dan 0.25 yang
normalitas data dan ukuran sampel tidak harus
diinterpretasikan sebagai substansial, moderat,
besar. PLS selain dapat digunakan sebagai
dan lemah
konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk
(3) Analisis Pengaruh Langsung
membangun hubungan yang belum ada landasan
Ukuran signifikansi dapat menggunakan
teorinya atau untuk pengujian proposisi. Langkah-
perbandingan nilai t-tabel dan t-statistic.
langkah pengujian yang dilakukan dalam
Hipotesis diterima apabila t- statistic lebih
penelitian ini adalah sebagai berikut:
tinggi dibandingkan nilai t tabel atau dapat juga
(1) Evaluasi Measurement Model
dengan membandingkan p-valu dengan nilai α
Terdapat tiga macam pengujian yang dilakukan
yang dipergunakan. Hipotesis dapat diterima
untuk mengevaluasi measurement model.
jika nilai t-statistic > t tabel atau p-value <
Jenis-jenis pengujian tersebut adalah:
0,05.
a. Uji Individual Item Reliability
(4) Analisis Pengaruh Tidak Langsung (Mediasi)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat
Efek mediasi menunjukkan hubungan antara
indikator mana yang baik digunakan untuk
variabel independen dan dependen melalui
mengukur masing-masing variabel dengan
variabel penghubung atau mediasi. Pengaruh
kata lain untuk melihat reliabilitas dari
variabel terhadap variabel dependen tidak
setiap indikator. Nilai factor loding yang
secara langsung terjadi tetapi melalui proses
tinggi menunjukkan bahwa indikator
transformasi yang diwakili oleh variabel
tersebut memang menjelaskan variabel yang
mediasi. Peranan variabel sebagai mediator
diukurnya. Indikator yang memiliki nilai
terjadi apabila variasi pada variabel independen
factor loading antara 0.5-0.6 dapat diterima
mampu menjelaskan secara signifikan variasi
dan sebaliknya jika dibawah nilai tersebut
dalam variabel mediator, variasi pada variabel
akan dihilangkan dalam model saat
mediator mampu menjelaskan secara signifikan
melakukan pengujian ini.
variasi dalam variabel dependen, dan ketika
b. Uji Internal Consistency
variabel mediator dikontrol, hubungan antara
9 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

variabel independen dan variabel dependen setelah semua data telah dimasukkan ke aplikasi
tidak atau signifikan. Penetuan variabel smartpls adalah memilih menu calculate setelah
intervening tergantung pada bentuk teoritiknya, itu pilih PLS algorithm lalu pilih start caculation,
misalnya pada model A→B→C dimana jelas setelah itu akan muncul data-data dengan
hubungan A→C tidak langsung harus melalui beberapa pilihan menu dibagian bawah, pilih
B, maka jika A ke B signifikan dan B ke C menu construct reliability and validity, maka akan
juga signifikan, maka B adalah intervening dan tampil data yang diinginkan. Berikut penjabaran
hubungan A ke B tidak langsung melewati B. hasil uji reliability.
Untuk mengetahui apakah ada mediasi 1. Uji Validitas
sempurna atau parsial dilakukan dengan Menurut (Syarah Widyaningtyas,
melihat apakah koefisien c signifikan secara Triastuti Wuryandari & Moch. Abdul Mukid,
statistik. Perfect/complete mediation atau 2016) Uji validitas dimaksudkan untuk
mediasi sempurna terjadi bila variabel mengukur sejauh mana ketepatan dan
independen tidak mempengaruhi dependen kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
ketika mediator dikontrol. Jika koefisien c1 fungsi alat ukurnya atau memberikan hasil
secara statistik signifikan dan terdapat mediasi ukur yang sesuai dengan menghitung korelasi
yang signifikan juga, maka disebut mediasi antar masing- masing pernyataan dengan skor
parsial. total. Pada penelitian ini, uji validitas
Pengujian efek mediasi dapat dilakukan dengan pengukuran terdiri dari validitas konvergen
menghitung variance accounted for (VAF) dan validitas diskriminan.
dengan rumus pengaruh tidak langsung a. Uji Convergent Validity
(indirect effect) / pengaruh total (total effect). Validitas konvergen (Convergent
Dimana pengaruh total adalah pengaruh Validity) bertujuan untuk mengetahui validitas
langsung ditambah pengaruh tidak langsung. setiap hubungan antara indikator dengan
Jadi VAF merupakan ukuran seberapa besar konstruk atau variabel latennya. Validitas
variabel pemediasi mampu menyerap pengaruh konvergen dari model pengukuran dengan
langsung yang sebelumnya signifikan dari refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi
model tanpa pemediasi antara skor item atau component score dengan
skor variabel laten atau construct score yang
Pengaruh tidak langsung diestimasi dengan program PLS.
VAF = Berikut adalah gambar hasil kalkulasi
Pengarh langsung + pengaruh model SEM PLS, selanjutnya dilihat nilai
tidak langsung loading faktor indikator-indikator pada setiap
variabel.
Untuk hipotesis diatas, nilai VAF dihitung
dengan cara (jalur a x jalur b) / (jalur a x jalur b
+ jalur c).

Analisis Dan Pembahasan


Teknik pengolahan data dengan
menggunakan Partial Least Square (PLS)
memerlukan dua tahap menilai Fit Model dari
sebuah model penelitian (Ghozali, 2006). Tahap- Gambar 5.1 Model PLS 1
tahap tersebut adalah sebagai berikut: Sumber Lampiran 3
Menilai Outer Model atau Measurement 1. Variabel X1 (Kemampuan Manajemen)
Model Pada Tabel 5.13 indikator Kemampuan
Evaluasi model SEM-PLS pada model Manajemen diukur dengan cutoff > 0,7 ,
pengukuran (outer model) dievaluasi dengan maka dapat dilakukan evaluasi sebagai
melihat validitas dan reabilitas. Untuk melakukan berikut :
uji ini, langkah pertama yang harus dilakukan Tabel 5.13
10 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

Output X1 (Kemampuan Manajemen) Pada Tabel 5.15 semua indikator


Item Loading Jejaring Pasar tidak ada yang mempunyai
Variabel Keterangan nilai loading faktor di bawah 0,7 sehingga
Pertanyaan Factor
X1.1 0,877 VALID semua indikator tetap digunakan.
Tabel 5.15
X1.2 0,892 VALID
Output Y (Jejaring Pasar)
Kemampuan X1.3 0,850 VALID
Item Loading
Manajemen X1.4 0,932 VALID Variabel Keterangan
Pertanyaan Factor
(X1) X1.5 0,899 VALID Z.1 0,840 VALID
X1.6 0,853 VALID
Z.2 0,808 VALID
X1.7 0,881 VALID
Z.3 0,799 VALID
Sumber Lampiran 3 Jejaring
Z.4 0,829 VALID
Dari hasil pengolahan data dengan PLS Pasar (Z)
yang terlihat pada Tabel 5.13 di atas, dapat Z.5 0,873 VALID
dievaluasi bahwa seluruh indikator pada Z.6 0,841 VALID
variabel Kemampuan Manajemen dalam Z.7 0,850 VALID
penelitian ini memiliki nilai loading yang Sumber Lampiran 3
lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan Dari hasil pengolahan data dengan PLS
bahwa indikator variabel yang memiliki yang terlihat pada Tabel 5.15 di atas, dapat
nilai loading lebih besar dari 0,70 memiliki dilihat bahwa seluruh indikator pada
tingkat validitas yang tinggi, sehingga variabel Jejaring Pasar dalam penelitian ini
memenuhi convergent validity. memiliki nilai loading yang lebih besar dari
2. Variabe X2 (Pola Pendampingan) 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa indikator
Pada Tabel 5.16 semua indikator Pola variabel yang memiliki nilai loading lebih
Pendampingan tidak ada yang mempunyai besar dari 0,70 memiliki tingkat validitas
nilai loading faktor di bawah 0,7 sehingga yang tinggi, sehingga memenuhi
semua indikator tetap digunakan. convergent validity
Tabel 5.14 4. Variabel Y (Pengembangan Pasar)
Output X2 (Pola Pendampingan) Pada Tabel 5.16 semua indikator
Item Loading Pengembangan Pasar tidak ada yang
Variabel Keterangan
Pertanyaan Factor mempunyai nilai loading faktor di bawah
X2.1 0,825 VALID 0,7 sehingga semua indikator tetap
X2.2 0,803 VALID digunakan.
Pola Tabel 5.16
X2.3 0,822 VALID
Pendampingan Output Y (Pengembangan Pasar)
(X2) X2.4 0,903 VALID Item Loading
X2.5 0,875 VALID Variabel Keterangan
Pertanyaan Factor
X2.6 0,767 VALID Y.1 0,790 VALID
Sumber Lampiran 3 Y.2 0,742 VALID
Dari hasil pengolahan data dengan PLS Y.3 0,790 VALID
yang terlihat pada Tabel 5.14 di atas, dapat Y.4 0,790 VALID
Jejaring
dilihat bahwa seluruh indikator pada Pasar (Z) Y.5 0,778 VALID
variabel Pola Pendampingan dalam
penelitian ini memiliki nilai loading yang Y.6 0,769 VALID
lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan Y.7 0,762 VALID
bahwa indikator variabel yang memiliki Y.8 0,858 VALID
nilai loading lebih besar dari 0,70 memiliki Sumber Lampiran 3
tingkat validitas yang tinggi, sehingga Dari hasil pengolahan data dengan PLS
memenuhi convergent validity. yang terlihat pada Tabel 5.16 di atas, dapat
3. Variabel Z (Jejaring Pasar) dilihat bahwa seluruh indikator pada
11 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

variabel Pengembangan Pasar dalam


penelitian ini memiliki nilai loading yang
lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan
bahwa indikator variabel yang memiliki
nilai loading lebih besar dari 0,70 memiliki
tingkat validitas yang tinggi, sehingga
memenuhi convergent validity
b. Validitas Diskriminan
Discriminant validity yaitu pengujian
validitas konstruk dengan memprediksi
ukuran indikator dari masing-masing bloknya
(Nur Ayu Setia Ningsih & Sigit Hermawan,
2019). Jika nilai akar AVE >0,60, maka
artinya validitas deskriminan tercapai
(Novrian Dandi Pratama, Ahim Abdurahim &
Hafiez Sofyani, 2018).
Tabel 5.17
Nilai AVE
Composit Average
e Variance Pada tabel 5.18 cross loading dapat di
Variabel
Reliabilit Extracted jelaskan yaitu variabel laten dengan nilai yang
y (AVE) lebih besar dibanding nilai variabel laten
Kemampuan 0,962 lainnya Kemampuan Manajemen yang
0,781 terdapat 7 indikator dengan nilai tertinggi
Manajemen
Pola 0,932 0,877, 0,892, 0,850, 0,932, 0,899, 0,853 dan
0,695 0,881, variabel Pola Pendampingan yang
Pendampingan
Jejaring Pasar 0,941 0,697 terdapat 6 indikator dengan nilai tertinggi
Pengembangan 0,928 0,825, 0,803, 0,822, 0,903, 0,875 dan 0,767,
0,617 variabel Jejaring Pasar yang terdapat 7
Pasar
Sumber Lampiran 3 indikator dengan nilai tertinggi 0,840, 0,808,
Berdasarkan tabel 5.17 dapat 0,799, 0,829. 0,873, 0,841 dan 0,850, variabel
disimpulkan bahwa semua konstruk Pengembangan Pasar yang terdapat 8
memenuhi kriteria reliable Hal ini ditunjukkan indikator dengan nilai tertinggi 0,790, 0,742,
dengan nilai composite reliability Setiap 0,790, 0,778, 0,778, 0,762 dan 0,762 . Dari
Variabel Kemampuan Manajemen (0,962), hasil estimasi cros loading pada tabel 5.9
Pola Pendampingan (0,932), Jejaring Pasar menunjukkan bahwa nilai cross loading untuk
(0,941), dan Pengembangan Pasar (0,928) setiap indikator dari masing-masing variabel
diatas 0,70 sebagaimana kriteria yang laten lebih besar dibanding nilai variabel laten
direkomendasikan. nilai AVE pada variabel lainnya dan memiliki nilai >0,7. Hal ini berarti
Kemampuan Manajemen (0,781), Pola bahwa setiap variabel laten sudah memiliki
Pendampingan (0,695), Jejaring Pasar (0,676), discriminant validity yang baik, dimana
dan Pengembangan Pasar (0,697) bernilai > beberapa variabel laten memiliki pengukur
0,50. Sehingga dapat dikatakan bahwa model yang berkorelasi tinggi dengan konstruk
pengukuran tersebut telah valid secara lainnya.
descriminant validity. 2. Uji Reliabilitas
Menurut (Jonathan Sarwono, 2014)
reliabilitas merupakan ukuran konsistensi
internal indikator-indikator suatu konstruk
yang menunjukkan derajat sejauh mana setiap
indikator tersebut menunjukkan sebuah
konstruk laten yang umum .
12 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

Menurut (Dionysia Kowanda, 2016) Pengujian inner model atau model struktural
syarat reliabilitas merupakan ukuran suatu dilakukan untuk melihat hubungan antara
kestabilan dan konsistensi dari hasil (data) konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari
dalam waktu yang berbeda. Untuk menguji model penelitian. Model struktural dievaluasi
reliabilitas konstruk dalam penelitian dengan menggunakan R-square untuk konstruk
digunakan nilai composite reliability. Suatu dependen uji t serta signifikansi dari koefisien
variabel dikatakan memenuhi reliabilitas parameter jalur struktural.
konstruk jika memiliki nilai composite
reliability > 0,7 (Billy J. Maspaitella et al,
2018) dan nilai crobanch apha yang bernilai >
0,7 memiliki tingkat reabilitas yang baik bagi
sebuah variabel (Assegaff, 2015). Nilai
composite reliability masing-masing indikator
dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut

Pada tabel 5.19 reliability dapat


dijelaskan yaitu variabel Kemampuan
Manajemen dengan Cronbanch’s Alpa 0,953
sedangkan composit reliability 0,956 maka
dinyatakan reliable, variabel Pola
Pendampingan dengan Cronbanch’s Alpa Gambar 5.1 Model Struktural
0,912 sedangkan composit reliability 0,932 Sumber Lampiran 3
maka dinyatakan reliable, variabel Jejaring 1. Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit)
Pasar dengan Cronbanch’s Alpa 0,927 Dalam menilai model dengan PLS
sedangkan composit reliability 0,941 maka dimulai dengan melihat R-square untuk
dinyatakan reliable, variabel Pengembangan setiap variabel laten dependen. Tabel 5.20
Pasar dengan Cronbanch’s Alpa 0,911 merupakan hasil estimasi R-square dengan
sedangkan composit reliability 0,928 maka menggunakan SmartPLS.
dinyatakan reliable. Tabel 5.20
Pada tabel 5.19 dapat dilihat hasil R-Square
analisis uji reliabilitas menggunakan alat Variabel R-Square
bantu SmartPLS yang menyatakan bahwa Jejaring Pasar (Z) 0,650
semua nilai composit reliability setiap lebih Pengembangan Pasar (Y) 0,699
besar 0,7 yang berarti semua variabel telah Sumber: Lampiran 3 Uji Smart PLS
reliable dan telah memenuhi kriteria Pada prinsipnya penelitian ini menggunakan
pengujian. Selanjutnya nilai cronbanch’s alpa 2 buah variabel yang dipengaruhi oleh
juga menunjukkan bahwa semua nilai variabel lainnya yaitu variabel Jejaring
cronbanch’s alpa lebih dari 0,6 dan hal ini Pasar yang dipengaruhi oleh kemampuan
menunjukkan tingkat reliabilitas variabel juga Manajemen, Pola Pendampingan dan
telah memenuhi kriteria. variabel Pengembangan Pasar yang
Jika model pengukuran valid dan dipengaruhi oleh Jejaring Pasar.
reliabel maka dapat dilakukan tahap Penilaian goodness of fit diketahui
selanjutnya yaitu evaluasi model structural dari nilai Q-Square. Nilai Q-Square
dan jika tidak, maka harus kembali memiliki arti yang sama dengan
mengkonstruksi diagram jalur. coefficient determination (R-Square) pada
Pengujian Model Struktur (Inner Model) analisis regresi, dimana semakin tinggi Q-
13 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

Square, maka model dapat dikatakan simulasi. Dalam hal


semakin baik atau semakin fit dengan data. ini dilakukan metode bootstraping terhadap
Tabel 5. 21 sampel. Pengujian dengan bootstraping juga
Hasil Pengujian Q-square dimaksudkan untuk meminimalkan masalah
Q² (=1- ketidaknormalan data penelitian. Hasil
SSO SSE pengujian dengan bootstrapping dari analisis
SSE/SSO)
Jejaring Pasar 686,000 379,555 0,447 PLS adalah sebagai berikut:
Kemampuan a. Pengaruh Kemampuan Manajemen
686,000 686,000 Terhadap Jejaring Pasar
Manajemen
Pengembangan Berdasarkan hasil pengujian pada tabel
784,000 461,061 0,412 menunjukkan bahwa untuk variabel
Pasar
Pola Kemampuan Manajemen diperoleh nilai
588,000 588,000 koefisien sebesar 0,721 nilai p-value sebesar
Pendampingan
0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai
Sumber: Lampiran 5 Uji Smart PLS
alpha (5%). Artinya bahwa variabel
Berdasarkan tabel di atas,
Kemampuan Manajemen berpengaruh dan
diketahui hasil penjumlahan nilai Q-
signifikan terhadap Jejaring Pasar, maka
Square pada kedua variabel endogen adalah
hipotesis 1 diterima.
sebesar 0,859. Hasil tersebut berarti
b. Pengaruh Kemampuan Manajemen
besarnya keragaman data yang dijelaskan
Terhadap Pengembangan Pasar
oleh model penelitian ini adalah sebesar
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel
85,9%. Sedangkan persentase yang tersisa
menunjukkan bahwa untuk variabel
sebesar 14,1% dijelaskan oleh faktor lain
Kemampuan Manajemen diperoleh nilai
yang berada di luar model penelitian ini.
koefisien sebesar 0.296 nilai p-value 0,001.
Dengan demikian, model penelitian ini
Nilai tersebut lebih kecil dari nilai alpha
dinyatakan memenuhi syarat kebaikan
(5%). Artinya bahwa variabel Kemampuan
(model fit). Hal ini menunjukkan besarnya
Manajemen berpengaruh positif dan
keragaman data memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Pengembangan Pasar,
sangat kuat terhadap model penelitian ini.
maka hipotesis 4 diterima.
c. Pengaruh Pola Pendampingan Terhadap
Pengujian Hipotesis
Jejaring Pasar
Signifikansi parameter yang diestimasi
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel
memberikan informasi yang sangat berguna
menunjukkan bahwa untuk variabel Pola
mengenai hubungan antara variabel-variabel
Pendampingan diperoleh nilai koefisien
penelitian. Dasar yang digunakan dalam menguji
sebesar 0,193 nilai p-value sebesar 0,003.
hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output
Nilai tersebut lebih kecil dari nilai alpha
result for inner weight.
(5%). Artinya bahwa variabel Pola
1. Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung
Pendampingan berpengaruh positif dan
Dasar pengujian hipotesis dalam
signifikan terhadap Jejaring Pasar, maka
penelitian ini adalah nilai yang terdapat pada
hipotesis 2 diterima.
output result for inner weight. Hasil output
d. Pengaruh Pola Pendampingan Terhadap
estimasi untuk pengujian model struktural
Pengembangan Pasar
dapat dilihat pada table 5.22 berikut
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel
menunjukkan bahwa untuk variabel Pola
Pendampingan diperoleh nilai koefisien
sebesar 0,544 nilai p-value sebesar 0,000.
Nilai tersebut lebih kecil dari nilai alpha
(5%). Artinya bahwa variabel Pola
Dalam PLS pengujian secara statistik Pendampingan berpengaruh positif dan
setiap hubungan yang signifikan terhadap Jejaring Pasar, maka
dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan hipotesis 2 diterima.
14 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

e. Pengaruh Jejaring Pasar Terhadap Pasar pada melalui Jejaring Pasar sebagai
Pengembangan Pasar variabel intervening dengan ditunjukkan
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel nilai tstatistic sebesar 1,569 yang lebih
menunjukkan bahwa untuk variabel Jejaring kecil dari t tabel (1.998). Hal ini berarti
Pasar diperoleh nilai koefisien sebesar 0,025 Hipotesis 7 ditolak. Berarti Pola
nilai p-value 0,000. Nilai tersebut lebih Pendampingan secara tidak langsung
besar dari nilai alpha (5%). Artinya bahwa melalui Jejaring Pasar sebagai variabel
variabel Jejaring Pasar berpengaruh positif intervening tidak berpengaruh signifikan
dan signifikan terhadap Pengembangan terhadap Pengembangan Pasar pada yang
Pasar, maka hipotesis 5 diterima. berarti Pola Pendampingan belum kuat
2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Tidak dalam meningkatkan Pengembangan Pasar
Langsung melalui Jejaring Pasar sebagai variabel
Hasil pengujian hiotesis pengaruh tidak intervening.
langsung melalui Jejaring Pasar sebagai Pambahasan
variabel intervening dengan menggunakan Pengaruh Kemampuan Manajemen terhadap
program bantu Sobel test Calculator dapat Jejaring Pasar pada Usaha Kecil Dan
disajikan pada tabel 5.23 berikut: Menengah Di Kabupaten Balangan
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat
disimpulkan bahwa Kemampuan Manajemen
berpengaruh positif signifikan terhadap Jejaring
Pasar pada Usaha Kecil Dan Menengah Di
Kabupaten Balangan. Hasil ini menunjukkan
a. Pengaruh Kemampuan Manajemen bahwa Kebanyakan responden setuju tentang
Terhadap Pengembangan Pasar Melalui Kemampuan Manajemen dari UMKM yang
Jejaring Pasar dilakukan merupakan antara lain kurang
Kemampuan Manajemen berpengaruh memahami kinerja yang diharapkan dari posisinya
signifikan terhadap Pengembangan Pasar sebagai seorang pimpinan kelompok kerja,
pada melalui Jejaring Pasar sebagai profesionalisme dalam bekerja rendah, jalur
variabel intervening Pengaruh komunikasi yang kurang baik, kurang memahami
Kemampuan Manajemen terhadap peran manajerial, tidak mempunyai keterampilan
Pengembangan Pasar pada melalui manajerial yang diperlukan untuk menghasilkan
Jejaring Pasar sebagai variabel intervening kinerja manajerial yang ditargetkan, kompetensi
dengan ditunjukkan nilai tstatistic sebesar diri rendah, dan lemah dalam hal memotivasi atau
2,273 di atas dari t tabel (1.998). Hal ini menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya
berarti Hipotesis 6 diterima. Berarti yang terus semakin ditingkatkan pada operasional
Kemampuan Manajemen secara tidak Usaha Kecil Dan Menengah Di Kabupaten
langsung melalui Jejaring Pasar sebagai Balangan dan akan berdampak terhadap perbaikan
variabel intervening berpengaruh Jejaring Pasar. Sutrisno, 2013, dengan judul
signifikan terhadap Pengembangan Pasar Pengaruh Kompetensi Pengelola UMKM, Peran
pada yang berarti Kemampuan Manajemen Pendampingan dan Pengelolaan Manajemen
mampu meningkatkan Pengembangan Terhadap Jejaring Pasar UMKM di Kota
Pasar melalui Jejaring Pasar sebagai Banjarmasin. Hasil penelitian ini mengemukakan
variabel intervening. bahwa semua variabel bebas seperti pengaruh
b. Pengaruh Pola Pendampingan Terhadap kompetensi penglola UMKM, peran
Pengembangan Pasar Melalui Jejaring pendampingan dan pengelolaan manajemen
Pasar berpengaruh signifikan baik secara parsial
Pola Pendampingan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Jejaring Pasar UMKM di
signifikan terhadap Pengembangan Pasar Kota Banjarmasin.
pada melalui Jejaring Pasar sebagai Kemampuan Manajemen dalam
variabel intervening Pengaruh Pola menaikkan jejaring pasar yang diinginkan disini
Pendampingan terhadap Pengembangan adalah menunjukkan karakteristik pengetahuan
15 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan Gaya Pola Pendampingan merupakan hal
oleh setiap individu untuk meningkatkan jejaring penting yang harus terus dilakukan dalam
pasar mereka dalam melakukan tugas dan kegiatan operasional UMKM. Saat ini bagi Usaha
tanggung jawab mereka secara efektif dan Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Balangan
meningkatkan standar kualitas profesional dalam Gaya Pola Pendampingan menjadi kebutuhan
kegiatan operasional UMKM. Kemampuan dasar bagi UMKM terutama dalam segala aspek
manajemen ini menjelaskan apa yang dilakukan aktifitas organisasi. Mengingat UMKM belum
orang di tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memiliki strategi yang jelas dan tepat dalam
merinci standar masing-masing tingkatan, bersaing di pasar, sehingga nantinya diharapkan
mengindentifikasi karakteristik, pengetahuan dan mampu bersaing di pasar local maupun tingkat
keterampilan yang diperlukan oleh individu yang Nasional.
memungkinkan menjalankan. Kemampuan Pola Pendampingan Terhadap
manajemen dalam menaikkan jejaring pasar disini pengembangan Jejaring pasar disini adalah
yang dituntut adalah kemampuan manajemen merupakan aktivitas yang selalu dilakukan oleh
dalam manikkan sebuah sistem jual beli yang kelompok-kelompok sosial seperti pengajaran,
menghasilkan media komunikasi antar para pengarahan atau pembinaan dalam kelompok dan
pembeli dengan penjual dalam menaikkan jejaring bisa menguasai, mengendalikan serta mengontrol
pasar. orang-orang yang mereka dampingi. Karena
Pengaruh Pola Pendampingan terhadap dalam pendampingan lebih pada pendekatan
Jejaring Pasar pada Usaha Kecil Dan kebersamaan, kesejajaran, atau kesederajatan
Menengah Di Kabupaten Balangan kedudukan khususnya dalam persaingan Bisnis
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dilihat dari aspek kualitas pelayanan, penciptaan
disimpulkan bahwa Pola Pendampingan produk, penjualan, dan strategi marketing lainnya
berpengaruh positif signifikan terhadap Jejaring sehingga diharapkan UMKM ini akan bias terus
Pasar pada Usaha Kecil Dan Menengah Di berkembang dengan baik.
Kabupaten Balangan. Hasil ini menunjukkan Pengaruh Kemampuan Manajemen terhadap
bahwa kebanyakan respondent Usaha Kecil Dan Pengembangan Pasar pada Usaha Kecil Dan
Menengah Di Kabupaten Balangan setuju Menengah Di Kabupaten Balangan
perlunya Pendamping bagi UMKM yang belum Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat
memiliki kemampuan dan teknik dalam disimpulkan bahwa Kemampuan Manajemen
berkomunikasi yang baik, Pendamping bagi berpengaruh positif signifikan terhadap
UMKM belum mampu membuat progam kerja, Pengembangan Pasar pada Usaha Kecil Dan
Pendamping bagi UMKM yang belum menguasai Menengah Di Kabupaten Balangan. Hasil ini
dan menggunakan teknologi dalam bidang menunjukkan bahwa Kebanyakan responden
pekerjaan, Ketersediaan tenaga pendamping setuju tentang Kemampuan Manajemen yang
masih terbatas dibanding dengan wilayah terus dilakukan merupakan kurangnya memahami
kerjanya, pendamping bagi UMKM yang belum kinerja yang diharapkan dari posisinya sebagai
mampu memberikan informasi yang dibutuhkan seorang pimpinan kelompok kerja,
dan masih banyaknya sikap dari tenaga profesionalisme dalam bekerja rendah, jalur
pendamping yang tidak professional. Hasil ini komunikasi yang kurang baik, kurang memahami
sejalan dengan penelitian Sutrisno, 2013, dengan peran manajerial, tidak mempunyai keterampilan
judul Pengaruh Kompetensi Pengelola UMKM, manajerial yang diperlukan untuk menghasilkan
Peran Pendampingan dan Pengelolaan kinerja manajerial yang ditargetkan, kompetensi
Manajemen Terhadap Jejaring Pasar UMKM di diri rendah, dan lemah dalam hal memotivasi atau
Kota Banjarmasin. Hasil penelitian ini menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya
mengemukakan bahwa semua variabel bebas dengan baik pada Usaha Kecil Dan Menengah Di
seperti pengaruh kompetensi penglola UMKM, Kabupaten Balangan cenderung akan
peran pendampingan dan pengelolaan manajemen meningkatkan Pengembangan Pasar Karyawan
berpengaruh signifikan baik secara parsial terhadap Usaha Kecil Dan Menengah Di
terhadap variabel terikat Jejaring Pasar UMKM di Kabupaten Balangan. Hasil penelitian ini
Kota Banjarmasin. mendukung penelitian Hasil ini sejalan dengan
16 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

penelitian Eka Dwi Puji Astuti, 2015, dengan SDM, Pola Pendampingan Pemerintah dan Fungsi
judul Pengaruh Kompetensi SDM, Pola Manajerial Terhadap Pengembangan Pasar UKM
Pendampingan Pemerintah dan Fungsi Manajerial di Kabupaten Banjar. hasil penelitian ini
Terhadap Pengembangan Pasar UKM di mengemukakan bahwa semua variabel bebas
Kabupaten Banjar. hasil penelitian ini seperti kompetensi SDM, pola pendampingan
mengemukakan bahwa semua variabel bebas pemerintah dan fungsi manajerial berpengaruh
seperti kompetensi SDM, pola pendampingan signifikan secara parsial terhadap variabel terikat
pemerintah dan fungsi manajerial berpengaruh terhadap Pengembangan Pasar UKM di
signifikan secara parsial terhadap variabel terikat Kabupaten Banjar.
terhadap Pengembangan Pasar UKM di Perlunya penerapan system Pola
Kabupaten Banjar. Pendampingan yang baik pada UMKM akan
Kemampuan Manajemen dalam Usaha menaikkan Pengembangan sebuah usaha dan ini
dalam pengembangan Pasar UMKM di merupakan tanggung jawab para pengusaha
kabupaten Balangan disini adalah peran dan cara UMKM yang memerlukan pandangan yang maju,
sistematis untuk mempersiapkan kemungkinan dukungan dan juga daya cipta. Umumnya, dalam
pertumbuhan yang potensial, bantuan dan juga mengembangkan usahanya para UMKM dituntut
pengawasan terhadap penerapan peluang untuk bisa melihat peluang yang orang lain tak
pengembangan usaha namun tidak mencangkup bisa melihatnya, tak bisa mengambil peluang,
keputusan mengenai strategi dan pelaksanaan mengawali dan menjalankan usahanya dengan
kesempatan pengembangan usaha. Perlunya baik. Dengan melakukan pengembangan usaha
pengembangan usaha bagi UMKM menyangkut maka UMKM akan mengerahkan seluruh pikiran
kelangsungan hidup dan pengembangan usaha dan juga tenaga untuk bisa memperbaiki kinerja
dimana dituntut pelaku Usaha UMKM selalu Usaha mereka dengan cara melakukan perluasan
berusaha dalam membenahi implementasi kerja dan meningkatkan mutu dan jumlah produksi.
baik sekarang ataupun kemudian hari dengan Pengaruh Jejaring Pasar terhadap
cara menyampaikan informasi yang dapat Pengembangan Pasar pada Usaha Kecil Dan
mempengaruhi sikap juga kemampuan. Menengah Di Kabupaten Balangan
Pengaruh Pola Pendampingan terhadap Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat
Pengembangan Pasar pada Usaha Kecil Dan disimpulkan bahwa Jejaring Pasar berpengaruh
Menengah Di Kabupaten Balangan positif signifikan terhadap Pengembangan Pasar
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Kabupaten
disimpulkan bahwa Pola Pendampingan Balangan. Hasil ini menunjukkan bahwa
berpengaruh positif signifikan terhadap kebanyakan para respondent setuju bahwa Usaha
Pengembangan Pasar pada Usaha Kecil Dan Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Balangan
Menengah Di Kabupaten Balangan. Hasil ini harus terus meningkatkan jejaring pasarnya
menunjukkan bahwa kebanyakan respondent melalui pemahaman nilai keunggulan produk
Usaha Kecil Dan Menengah Di Kabupaten /layanan kita, targetkan segmentasi pasa yang
Balangan setuju Pendamping bagi UMKM yang sfesifik, mengenal raga sumber pendapatan usaha,
belum memiliki kemampuan dan teknik dalam kenali ragam jalur distribusi untuk memperluas
berkomunikasi yang baik, Pendamping bagi pasar, kelola hubungan pelanggan dengan baik,
UMKM belum mampu membuat progam kerja, memahami manajemen pemasaran melalui 4 P
Pendamping bagi UMKM yang belum menguasai (Price, Place, Product And Promotion), dan
dan menggunakan teknologi dalam bidang Memanfatkan digital marketing secara optimal.
pekerjaan, Ketersediaan tenaga pendamping Hasil ini juga sejalan dengan penelitian
masih terbatas dibanding dengan wilayah Wulandari, 2012 dengan judul Pengaruh
kerjanya, pendamping bagi UMKM yang belum Kompetensi SDM, Kemampuan manajerial dan
mampu memberikan informasi yang dibutuhkan Peran Pendampingan Pemerintah Terhadap
dan masih banyaknya sikap dari tenaga jejaring pasar dan Pengembangan Usaha UKM di
pendamping yang tidak professional. Hasil ini Kabupaten Sleman Yogyakarta. hasil penelitian
berkesesuaian dengan penelitian Eka Dwi Puji ini mengemukakan bahwa semua variabel bebas
Astuti, 2015, dengan judul Pengaruh Kompetensi seperti kemampuan manajerial, peran
17 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

pendampingan pemerintah dan Jejaring pasar Pemerintah Terhadap jejaring pasar dan
secara parsial berpengaruh signifikan baik secara Pengembangan Usaha UKM di Kabupaten
langsung dan tidak langsung terhadap terhadap Sleman Yogyakarta. hasil penelitian ini
pengembangan usaha UKM di Kabupaten Sleman mengemukakan bahwa semua variabel bebas
Yogyakarta. seperti kemampuan manajerial, peran
Membangun jejaring pasar yang baik pendampingan pemerintah dan Jejaring pasar
akan berdampak terhadap pengembangan pasar, secara parsial berpengaruh signifikan baik secara
hal ini akan ditandai dengan bisnis semakin langsung dan tidak langsung terhadap terhadap
terbuka luas dengan menggunakan jaringan bisnis pengembangan usaha UKM di Kabupaten Sleman
sosial sebagai sarana menumbuhkan lingkaran Yogyakarta.
kontak bisnis mereka dan mempromosikan diri Proses peningkatan Kemampuan
mereka sendiri secara terbuka. Secara umum Manajemen melalui Penaingkatan Kemampuan
penegembangan jejaring pasar ini memungkinkan intelektual yaitu memahami kinerja yang
para UMKM Kabupaten Balangan untuk diharapkan dari posisinya sebagai seorang
membangun lingkaran bisnis mereka dari mitra pimpinan kelompok kerja, profesionalisme dalam
bisnis mereka yang saling mempercayai dan bekerja rendah, jalur komunikasi yang kurang
menguntungkan. Jejaring pasar disini merupakan baik, kurang memahami peran manajerial, tidak
seperangkat pembeli aktual dan juga potensial dari mempunyai keterampilan manajerial yang
suatu produk atau jasa. Ukuran dari diperlukan untuk menghasilkan kinerja manajerial
pengembangan pasar itu sendiri tergantung yang ditargetkan, kompetensi diri rendah, dan
dengan jumlah orang yang menunjukkan tentang lemah dalam hal memotivasi atau menggerakkan
kebutuhan, mempunyai kemampuan dalam orang-orang yang dipimpinnya dengan baik
bertransaksi. Banyak UMKM yang memandang tentunya apabila hal hal ini di tingkatkan terus
bahwa penjual dan pembeli sebagai sebuah pasar, akan menaikkan Pengembangan Pasar melalui
dimana penjual tersebut akan mengirimkan peningkatan Jejaring Pasar Usaha Kecil Dan
produk serta jasa yang mereka produksi dan juga Menengah Di Kabupaten Balangan.
guna menyampaikan atau mengkomunikasikan Pengaruh tidak langsung Pola Pendampingan
kepada pasar. Sebagai gantinya, mereka akan terhadap Jejaring Pasar pada Usaha Kecil Dan
mendapatkan uang dan informasi dari pasar Menengah Di Kabupaten Balangan melalui
tersebut. Pengembangan Pasar sebagai variabel
Pengaruh tidak langsung Kemampuan intervening
Manajemen terhadap Jejaring Pasar pada Pengaruh Pola Pendampingan terhadap
Usaha Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Jejaring Pasar pada Usaha Kecil Dan Menengah
Balangan melalui Pengembangan Pasar Di Kabupaten Balangan dengan Pengembangan
sebagai variabel intervening Pasar sebagai variable intervening menunjukkan
Pengaruh Kemampuan Manajemen hubungan yang positif namum belum signifikan.
terhadap Jejaring Pasar pada Usaha Kecil Dan Pengujian hipotesis ketujuh ini dilakukan dengan
Menengah Di Kabupaten Balangan dengan menggunakan perhitungan Sobel Test. Hal ini
Pengembangan Pasar sebagai variabel intervening berarti bahwa parameter mediasi tersebut tidak
menunjukkan hubungan yang positif signifikan. signifikan. Maka model pengaruh tidak langsung
Pengujian hipotesis keenam ini dilakukan dengan dari variabel Pola Pendampingan terhadap
menggunakan perhitungan Sobel Test. Hal ini Jejaring Pasar pada Usaha Kecil Dan Menengah
berarti bahwa parameter mediasi tersebut Di Kabupaten Balangan melalui Pengembangan
signifikan. Maka model pengaruh tidak langsung Pasar sebagai variable intervening tidak dapat
dari variabel Kemampuan Manajemen terhadap diterima. Wulandari, 2012 dengan judul Pengaruh
Jejaring Pasar pada Usaha Kecil Dan Menengah Kompetensi SDM, Kemampuan manajerial dan
Di Kabupaten Balangan melalui Pengembangan Peran Pendampingan Pemerintah Terhadap
Pasar sebagai variabel intervening dapat diterima. jejaring pasar dan Pengembangan Usaha UKM di
Hasil ini sejalan dengan penelitian Wulandari, Kabupaten Sleman Yogyakarta. hasil penelitian
2012 dengan judul Pengaruh Kompetensi SDM, ini mengemukakan bahwa semua variabel bebas
Kemampuan manajerial dan Peran Pendampingan seperti kemampuan manajerial, peran
18 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

pendampingan pemerintah dan Jejaring pasar 5. Hasil Uji kelima menyatakan bahwa ada
secara parsial berpengaruh signifikan baik secara pengaruh positif dan signifikan antara Jejaring
langsung dan tidak langsung terhadap terhadap pasar terhadap pengembangan usaha pada
pengembangan usaha UKM di Kabupaten Sleman UKM di Kabupaten Balangan.
Yogyakarta. 6. Hasil Uji keenam menyatakan bahwa ada
Akan tetapi perlu diperhatikan Proses pengaruh positif dan signifikan antara
peningkatan Pola Pendampingan dapat dilakukan kemampuan manajemen terhadap
dengan penerapan Pendamping bagi UMKM yang pengembangan usaha pada UKM di
belum memiliki kemampuan dan teknik dalam Kabupaten Balangan, dimediasi oleh variabel
berkomunikasi yang baik, Pendamping bagi jejaring pasar.
UMKM belum mampu membuat progam kerja, 7. Hasil Uji ketujuh menyatakan bahwa ada
Pendamping bagi UMKM yang belum menguasai pengaruh positif dan signifikan antara pola
dan menggunakan teknologi dalam bidang pendampingan terhadap pengembangan usaha
pekerjaan, Ketersediaan tenaga pendamping pada UKM di Kabupaten Balangan, dimediasi
masih terbatas dibanding dengan wilayah oleh variabel jejaring pasar..
kerjanya, pendamping bagi UMKM yang belum
mampu memberikan informasi yang dibutuhkan Saran
dan masih banyaknya sikap dari tenaga Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat
pendamping yang tidak professional sehingga dikemukakan beberapa saran yang diharapkan
apabila hal hal ini terus di perbaiki maka akan dapat bermanfaat bagi Usaha Kecil Dan
menaikkan Pengembangan Pasar melalui Menengah Di Kabupaten Balangan. Adapun saran
peningkatan Jejaring Pasar Usaha Kecil Dan yang diberikan antara lain:
Menengah Di Kabupaten Balangan. 1. Kemampuan Manajemen dapat menaikkan
jejaring pasar dan pengembangan usaha pada
PENUTUP Usaha Kecil Dan Menengah Di Kabupaten
Kesimpulan Balangan umumnya sudah pada kategori
Berdasarkan hasil penelitian dan bagus. Namun sebagian besar UMKM Masih
pembahasan yang telah dilakukan mengenai Banyak yang belum mampu menaikkan
pengaruh Kemampuan Manajemen dan Pola kemampuan manajemennya dan ini
Pendampingan terhadap Pengembangan Pasar diharapkan menjadi konsen pemerintah daerah
dengan Jejaring Pasar sebagai variabel intervening untuk bias terus mengambangkan Usaha
pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Kabupaten UMKM.
Balangan, dengan menggunakan analisa jalur/ 2. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa Gaya
path analysis dengan program SmartPLS maka Pola Pendampingan memberikan pengaruh
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : terhadap jejaring pasar dan pengembangan
1. Hasil uji pertama menyatakan bahwa ada usaha Usaha Kecil Dan Menengah Di
pengaruh positif dan signifikan antara Kabupaten Balangan perlunya konsistensi dari
Kemampuan Manajemen terhadap pemerintah daerah dalam penerapan pola
Pengembangan Pasar. pendampingan akan sangat di butuhkan
2. Hasil Uji Kedua menyatakan bahwa ada UMKM dalam terus berkembang dan
pengaruh positif dan signifikan antara Pola bertumbuh dalam berbisnis
pendampingan terhadap pengembangan usaha 3. Agar Jejaring Pasar dapat lebih meningkat dan
pada UKM di Kabupaten Balangan. menaikkan pengembangan pasar, perlu
3. Hasil Uji Ketiga menyatakan bahwa ada ditingkatkan beberapa aspek berikut pertama
pengaruh positif dan signifikan antara Segi Ekonomi yaitu Merupakan tempat
Kemampuan manajemen terhadap jejaring transaksi antara produsen dan konsumen yang
pasar pada UKM di Kabupaten Balangan. merupakan komoditas untuk mewadahi
4. Hasil Uji keempat menyatakan bahwa ada kebutuhan sebagai demand dan suplai. Kedua
pengaruh positif dan signifikan antara Pola aspek Segi Sosial Budaya Merupakan kontrak
pendampingan terhadap jejaring pasar pada sosial secara langsung yang menjadi tradisi
UKM di Kabupaten Balangan. suatu masyarakat yang merupakan interaksi
19 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

antara komunitas pada sektor informal dan Husnan dan Pandjoro, 2009, Manajemen SDM
formal. Dan ketiga Segi Arsitektur yaitu dan Perkantoran, Rineka Cipta, Jakarta
Menunjukkan ciri khas daerah, yang Handoko. T. Hani, 2012, Manajemen SDM dan
menampilkan bentuk-bentuk fisik bangunan Kepersonalian, Edisi Revisi, BPFE,
dan artefak yang dimiliki. Yogyakarta
4. Pentingnya Peningkatan Pengembangan Pasar Irawan, 2011, Manajemen SDM, Buana Karya,
yang perlu dicermati dan tentunya dengan Surabaya
mempertimbangkan aspek lain di luar Kolter Phillip & Keller, 2012, Marketing, Buana
penelitian ini, karena dalam persaingan ini Putra, Jakarta
pasar terus berkembang dan tentunya Lesmana, 2011, Manajemen Sumber Daya
menuntut UMKM bisa terus mengiktui Manusia, Alfabetha, Bandung
perkambangan pasar ini dengan Mahmud Mach Foedz, 2010, Bisnis Usaha
memperhatikan dan mengikuti aspek2 lain Menengah Mikro Kecil, Rineka Cipta,
dalam pengembangan pasar. Jakarta
5. Hendaknya para peneliti selanjutnya lebih Malita, 2011, Binis Online, Gramedia, Jakarta
mengembangkan ruang lingkup penelitian Martoyo, 2012, Manajemen, Balai Pustaka,
yang lebih lagi, mengingat penelitian yang Jakarta
dilaksanakan ini belum sepenuhnya bisa Muliawan, 2010, Manajemen UMKM, Balai
menggambarkan peningkatan Produktifitas Pustaka, Jakarta
dan Jejaring Pasar. Dalam proses Marbun, 2013, Manajemen Usaha Kecil dan
pengumpulan data, hendaknya menggunakan Bisnis Rumahan, Media Pustaka, Jakarta
teknik yang diperkirakan dapat lebih optimal Muchdarman, 2010, Manajemen SDM, Rineka
dalam mendapatkan data yang diperlukan. Cipta, Jakarta
Mursaha, 2010, Permasalahan dan Ruang
Daftar Pustaka Lingkup Pendamping dan Tenaga
Arikunto, 2010, Metode Penelitian Dan Riset, Penyuluh, Bumi Aksara, Jakarta
Rineka Cipta, Jakarta Nawawi, 2013, Manajemen SDM, Salemba
Atom Ginting, 2015, Manajemendan Empat, Yogyakarta
Kepemimpinan, Gramedia, Jakarta Nitisemito, 2011, Manajemen SDM dan
Basri, 2009, Manajemen Sumbe Daya Manusia, Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta
PT. Rajawali Press, Jakarta Pratisto, Arif, 2011, Cara Mudah Mengatasi
Bintan, 2010, Pendampingan dan Penyuluhan, Statistik dan Rancangan Percobaan
Nova, Bandung dengan SPSS 12, PT Elex Media
Butarbutar. Binsar, 2011, Manajemen Bisnis, Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta
Media Pustaka, Jakarta Pandji Anoraga, 2010, Manajemen Bisnis,
Dimas, 2010, Pengantar Ilmu Manajemen dan Rineka Cipta, Jakarta
Kepersonalian. Jilid I. Jakarta: Panggabean, 2012, Manajemen Sumber Daya
Prenhallindo. Manusia, Bumi Aksara, Jakarta
Deptan, 2010, Ruang Lingkup Pengelolaan Prayitno,2010, Manajemen SDM, Erlangga,
UMKM, GlobalMedia, Surabaya Jakarta
Edi Suharto, 2009, Ruang Lingkup UMKM, Media Permata, 2013, Manajemen UMKM dan Koperasi,
Jaya, Surabaya Rineka Cipta, Jakarta
Eka Dwi Puji Astuti, 2015, Pengaruh Kompetensi Riduan, 2010, Manajemen Usaha Kecil, Balai
SDM, Pola Pendampingan Pemerintah Pustaka, Jakarta
dan Fungsi Manajerial Terhadap Riyanto, 2012, Manajemen SDM dan
Kemajuan usaha UKM di Kabupaten Keorganisasian, Bumi Aksara, Jakarta
Banjar, Unlam, Banjarmasin Rivai, 2013, Azaz-azaz Manajemen Perusahaan,
Gamawan, 2012, Manjemen Kepersonalian dan Alfabeta, Bandung
SDM, Balai Pustaka, Jakarta Rudiantono, 2013, Kinerja UKMK di Masa Era
Hasibuan, 2010, Manajemen SDM dan Globalisasi, Rineka Cipta, Jakarta
Kepersonalian, Jilid IV, BPFE, Yogyakarta
20 Kindai, Vol 17, Nomor 2, Halaman 192-212

Satriawan, 2011, Manajemen SDM, Bumi Daya,


Jakarta
Solimun, 2013, Metodologi dan Komputer
Statistik, Media Pustaka, Jakarta
Sugiyono, 2009, Metedologi Penelitian, Rineka
Cipta, Jakarta

Sutrisno, 2013, Pengaruh Kompetensi Penglola


UKM, Peran Pendampingan dan
Pengelolaan Manajemen Terhadap Kinerja
UKM di Kota Banjarmasin, Unlam,
Banjarmasin
Susilo.H, 2011, Manajemen Kepegawaian,
Liberty, Jakarta
Sudjatmoko Agung, 2009, Cara Cerdas Menjadi
Pengusaha Hebat, Rineka Cipta, Jakarta
Suparno, 2012, Buku Penelitian, Rajawali Press,
Jakarta
Siagian F. Sondakh, 2011, Manajemen, Edisi
revisi, Balai Pustaka, Jakarta
Suryanto.Bambang,2019, Manajemen Bisnis,
Gava Media, Surabaya
Simamora Hendry, 2012, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya,
Malang
Thoha. Miftah, 2011, Manajemen SDM, Rineka
Cipta, Jakarta
Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
Jakarta
Ulber Silalahi, 2012, Manajemen dan Pola-pola
Kepemimpinan, Libertya, Jakarta
Umar.Hamzah, 2012, Manajemen dan
Keorganisasian, Erlangga, Jakarta
Wahjosumidjo, 2011, Azaz-azaz Kepemimpinan,
Balai Pustaka, Jakarta
Wibowo, 2012, Manajemen SDM, Rineka Cipta,
Jakarta
Winardi, 2010, Manajemen, Jilid Kedua, Nova,
Bandung
Wiryasaputra, 2013, Efektivitas Penyuluh /
Pendamping UMKM, Prima Jaya,
Surabaya
Wulandari, 2012 Pengaruh Kompetensi SDM,
Kemampuan manajerial dan Peran
Pendampingan Pemerintah Terhadap
Pengembangan Usaha UKM di Kabupaten
Sleman Yogyakarta, UGM Yogyakarta
Yulia Herwaty, 2011, Manajemen Pendampingan
Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai