Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan Pesantren dan Boarding School

Tahu nggak apa yang menjadi perbedaan pesantren dan boarding school ??


Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebelumnya kita bahas dulu tentang persamaannya. Untuk
persamaannya tentu saja sangat mudah dipahami yaitu pesantren dan boarding school merupakan sebuah
lembaga pendidikan yang memberikan fasilitas asrama untuk para siswa / santrinya. Persamaan lainnya
adalah bahwa santri yang belajar di Pesantren dan Boarding School sama-sama berasal dari berbagai
daerah. Ada yang berasal dari lingkungan sekitar, ada juga dari berbagai penjuru daerah di dalam negeri
maupun luar negeri.
Jika dilihat dari segi bahasa terdapat adanya kerancuan, karena jika dilihat atau diartikan dalam bahasa
inggris, kata “pesantren” atau yang sering juga disebut dengan “pondok pesantren”, juga berarti “boarding
school”.
Kalau begitu apa saja perbedaan keduanya ??
Perbedaan Pesantren dan Boarding School yang paling mendasar, adalah bahwa Pesantren merupakan
tempat untuk membentuk manusia yang berakhlak. Dimana santri-santri tersebut bisa belajar tanpa
adanya batas waktu. Selain itu, tidak ada pembatasan umur bagi santri yang belajar di pondok pesantren.
Sedangkan untuk Boarding School merupakan suatu tempat untuk para pelajar melakukan semua aktifitas
seperti belajar, tinggal (tempat tinggal), serta aktifitas lain yang mendukung terlaksananya pendidikan,
dengan batas waktu yang telah ditentukan, sehingga ada persyaratan umur bagi para siswa santrinya.
Tempat belajar bagi para siswa biasanya mengambil tempat atau jadi satu atau bahkan memodifikasi
sekolah formal. Oleh karena itu, boarding school disebut juga dengan sekolah berasrama.
Perbedaan Sekolah Berasrama (Boarding School) dengan Pesantren secara Lebih Detail
Untuk lebih detailnya berikut perbedaan pesatren dan boarding school atau sekolah berasrama yang
ditinjau dari berbagai hal:
Ditinjau dari pembangunan dan biayanya
Pesantren biasanya dibangun dengan modal nol atau dengan biaya yang sangat terbatas. Pembangunannya
dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan ketersediaan modal yang ada.
Sedangkan untuk pembangunan / pendirian boarding school, modalnya sudah disiapkan atau diagendakan
secara khusus, sehingga pembangunannya dilakukan secara sekaligus. Boarding School rata-rata memiliki
gedung yang bagus, mewah dengan fasilitas-fasilitas yang lengkap.
Ditinjau dari pendiri
Pendiri pesantren biasanya dilakukan secara perorangan. Bahkan pesantren sering didirikan oleh Kyai
yang mengajar di pesantren tersebut.
Sedangkan untuk pendiri boarding school biasanya dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga, baik
berupa yang yayasan, atau lembaga pemerintah atau swasta.
Ditinjau dari segi biaya pendidikan
Biaya pendidikan di pesantren dan boarding school memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Untuk
pesantren biasanya merapkan biaya pendidikan atau SPP yang sangat terjangkau, bahkan bisa dijangkau
oleh semua lapisan masyarakat. Tidak jarang pula ada beberapa pesantren yang tidak menggratiskan
biaya belajarnya. Biaya pendidikan biasanya mencerminkan fasilitas-fasilitas yang disediakan, oleh
karena itu, dengan biaya pendidikan yang murah, fasilitas-fasilitas yang ada di pesatren biasanya masih
sangat sederhana.
Untuk biaya pendidikan di boarding school, biasanya lebih mahal dari pesantren, bahkan ada beberapa
boarding school menerapkan biaya pendidikan atau SPP yang tergolong tinggi. Oleh karena itu, fasilitas-
fasilitas di Boarding School sangat lengkap dengan dengan tingkat kenyamanan yang tinggi.
Boarding school juga menerapkan sistem keamanan secara total untuk menjaga keamanan siswa-
siswinya. Semua kegiatan siswa-siswi yang berkaitan dengan pendidikan bisa diawasi secara menyeluruh.
Tata tertib dibuat dan diterapkan untuk seluruh warga di asrama maupun di sekolah dengan sanksi-sanksi
bagi yang melanggar.
Ditinjau dari segi Kurikulum Pendidikan
Kurikulum pendidikan pesantren biasanya berdasar pada kitab agama seperti Al Qur’an, kitab kuning,
serta kitab-kitab berbahasa arab. Materi pendidikannya sangat menitikberatkan pada pendidikan agama,
karena tujuan utamanya untuk membentuk akhlak. Tetapi biasanya diselipkan pelajaran-pelajaran umum
pada pendidikan formal. Namun, Pesantren juga bisa merancang, membuat & menentukan kurikulum
sendiri tanpa harus mengikuti standar pendidikan yang ditentukan pemerintah.
Untuk kurikulum pendidikan boarding school, lebih menitikberatkan pada kurikulum pendidikan formal
dengan materi yang umumnya ada pada pendidikan formal pada kurikulum yang dibuat pemerintah.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas hasil didik siswanya, Boarding School biasanya juga merancang
kurikulum pendidikan yang komprehensif-holistic yaitu program pendidikan yang menggabungkan atau
mengkombinasikan pendidikan keagamaan, academic development, life skill (soft and hard skill) sampai
membangun wawasan global.
Dilihat dari Segi Pengajar / Guru
Pengajar di pesantren merupakan kyai dan ustad yang memiliki pemahaman tinggi terhadap agama dan
kitab suci. Selain itu, para pengajar di pesantren, biasanya telah memiliki pengalaman yang sangat banyak
dalam menjalani kehidupan. Pengetahuan dan pengalaman tersebut, menjadi bahan / materi yang
diajarkan kepada para santri. Sehingga santri bisa mendapat contoh langsung dari kehidupan, &
pengalaman yang kemungkinan akan mereka hadapi kelak.
Selain itu, para pengajar di pesantren, juga bisa mengembangkan metoder-metode belajar untuk
menyampaikan materi sesuai dengan karakter santri, sehingga nantinya santri bisa tumbuh & berkembang
menjadi manusia berkualitas tinggi sesuai dengan potensinya.
Para santri dilatih untuk membuat rencana, membuat keputusan, dan bertindak dengan selalu berdasar &
berpegang teguh pada ajaran agama.
Sedangkan untuk pengajar di Boarding school, umumnya ditentukan dengan kualifikasi untuk tenaga
pendidik yang akan mengajar di sekolah berasrama tersebut. Biasanya pengajar di Boarding School
dibedakan sesuai dengan kualifikasi materi pendidikan yang akan diberikan, terutama untuk pengajar
yang memberikan materi pendidikan formal.
Karena bertujuan untuk mendidik siswa-siswinya agar memiliki kecerdasan intelektual, sosial dan skill
yang tinggi, maka kualifikasi pengajar di Boarding School juga dilakukan dengan sangat ketat, sehingga
nantinya diperoleh pengajar-pengajar berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan
di Boarding School. Disarikan dari https://www.mbsmuhiba.com/
Ada 26.975 Pesantren di Indonesia, di Provinsi Mana yang Terbanyak?
Jumlah Pondok Pesantren berdasarkan Provinsi di Indonesia (Januari 2022)
Sumber : Kementerian Agama, Januari 2022
Jawa BaratBantenJawa TimurJawa TengahAcehNusa Tenggara BaratLampungDI YogyakartaSumatera
SelatanSulawesi Selatan pesantren
Laporan Kementerian Kementerian Agama menunjukkan, ada 26.975 pondok pesantren di Indonesia per
Januari 2022. Jawa Barat menyumbang jumlah pondok pesantren terbanyakm, yakni 8.343 pesantren atau
sekitar 30,92% dari total pesantren nasional.
Banten menempati peringkat kedua, yakni sebanyak 4.579 pondok pesantren. Jawa Timur menyusul di
posisi ketiga dengan memiliki 4.452 pondok pesantren.
Sebanyak 3.787 pondok pesantren berada di Jawa Tengah. Lalu, sebanyak 1.177 pondok pesantren dan
684 pondok pesantren berada di Aceh dan Nusa Tenggara Barat.
Lampung tercatat memiliki 677 pondok pesantren. DI Yogyakarta, Sumatera Selatan, dan Sulawesi
Selatan masing-masing memiliki 319 pondok pesantren, 317 pondok pesantren, dan 289 pondok
pesantren.
Adapun, provinsi yang jumlah pondok pesantren paling sedikit di Indonesia yakni berada di Maluku.
Jumlahnya yakni hanya 16 pondok pesantren.
Apa saja manajemen pesantren?
Secara ringkas manajemen pesantren meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
evaluasi pendidikan pesantren, manajemen pesantren sendiri sangat di perlukan agar tujuan
pendidikan pesantren dapat dicapai dengan maksimal.
1. Tempat Tidur yang Fleksibel
Saat menjadi santri, kamu tidak pernah khawatir akan tidur dimana, santri akan lebih fleksibel soal tempat
tidur, bahkan walaupun hanya beralaskan kain untuk ditiduri. Ini mengajarkan keyakinan dan
kesederhanaan.
2. Serba Ngantri
Budaya antri tak hanya ada di luar negeri, tapi juga sudah menjadi budaya bagi para santri. 
Baik itu antri saat mau mengambil makanan maupun antri saat mau menggunakan WC. Ini mengajarkan
tentang ketertiban.
3. Menunggu Kiriman 
Menunggu kiriman dari orang tua merupakan hal yang sangat dinanti oleh para santri, jika kiriman dari
orang tua datang itu bagaikan mendapatkan undian berhadiah. 
Tapi yakinlah bahwa kiriman tersebut tak akan bertahan lama karena seorang santri akan membagikan ke
teman satu asramanya. Ini mengajarkan untuk terus berbagi.   
4. Titip Cucian
Dengan padatnya kegiatan pembelajaran di Pondok Pesantren dan keterbatasan waktu, tak
sedikit santri yang saling menitipkan cucian, hal ini dilakukan untuk efisiensi waktu. 
Tak jarang pakaian yang dititipkan malah hilang entah kemana, ini mengajarkan tentang gotong royong
dan percaya ke sesama.
5. Melakukan Semua Dengan Bersama
Hidup sebagai santri memang tidak bisa jika  dilakukan sendiri-sendiri saja, menjadi santri harus
memupuk jiwa kebersamaan,  karena hampir semua aktifitas dan kegiatan di Pondok Pesantren itu
dilakukan secara bersama-sama.
Mulai dari kegiatan bersama, makan bersama, cuci bersama bahkan dihukum pun masih bersama-sama itu
mengajarkan tentang kebersamaan dan loyalitas.
Peradaban dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bagaimana tidak, suatu negara
yang mampu “menguasai dunia” adalah negara yang memiliki tingkat pendidikan, pengetahuan dan
peradaban yang tinggi. Hal tersebut berlaku juga untuk pendidikan Islam yang di dalamnya merupakan
warisan peradaban Islam, sekaligus asset bagi pembangunan pendidikan nasional. Namun untuk
membangun sebuah pendidikan berbasis Islami yang baik tidaklah mudah karena seringkali dihadapkan
dengan berbagai problematika yang sangat kompleks sehingga, kualitas pada pendidikan Islam seringkali
menunjukkan situasi yang tidak menggembirakan.
Di Indonesia sendiri Eksistensi Lembaga Pendidikan Islam sudah mengalami banyak perkembangan yang
dimulai sejak berdirinya Pesantren, Sekolah Umum Islam, Madrasah, Perguruan Tinggi Islam, Majelis
Ta’lim, dan Lembaga Pelayanan Umat yang ada pada masa kini. Keberhasilan suatu lembaga itu memiliki
beberapa faktor pendukung untuk menjalankan kegiatan atau aktivitas pembelajaran salah satunya adalah
faktor manajemen yang dijalani oleh suatu lembaga/institusi tersebut (Kurniadi, Machali, 2012: 319).
Oleh karenanya upaya pengelolaan maupun pengembangan manajerial lembaga pendidikan Islam
merupakan suatu hal yang harus wajib ada. Kenyataan ini menggambarkan bahwa kebanyakan lembaga
pendidikan Islam, terutama pesantren tradisional masih dikelola berdasarkan tradisi (kebiasaan),
bukan profesionalisme berdasarkan keahlian (skill), baik human skill, conceptual skill,
maupun technical skill secara terpadu. Hal tersebut menyebabkan planning yang kurang matang,
pengambilan keputusan oleh dominasi personal dalam penentuan pengambilan keputusan terlalu besar.
Hal tersebut berdampak kepada output yang dihasilkan sehingga memunculkan kesan “asal ada
produknya saja.
Cara mengatasi kekhawatiran serta problematika tersebut, diperlukan pembaharuan dan pengembangan
paradigma pada pengelolaan manajemen Lembaga Pendidikan Islam, diantaranya adalah dengan sistem
Pendidikan Unggulan yang Berasrama (Boarding School). Boarding School ini merupakan alternatif
transformasi dari konsep “Pondok Pesantren” pada Lembaga Pendidikan yang sudah sedari lama ada di
Indonesia. Walaupun Boarding School memiliki karakter dan jenis yang berbeda dari pesantren, namun
dasar tujuan adanya boarding school ini sama yaitu untuk membantu proses pendidikan di Madrasah
maupun Sekolah.
Konsep Boarding School
Boarding School terdiri dari dua kata yaitu ‘Boarding’ (asrama) dan ‘School’(sekolah). Boarding school
adalah sistem pada sekolah yang berasrama, yang dimana guru, dan siswa/i nya tinggal dalam satu
lingkungan yang sama dengan kurun waktu tertentu yang biasanya dalam satu semester sekali diselingi
libur, sistem ini akan dialami oleh siswa/i hingga mereka menamatkan sekolahnya.
Pesantren pada umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai yang sudah mapan atau tradisional,
sedangkan sistem boarding school sejak awal didirikannya mengadopsi dan memadukan nilai tradisional
dan modern secara integratif dan selektif (Maksudin, 2013: 10).
Tujuan Pendidikan Boarding School
Menurut Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini (2012: 20) tujuan pendidikan boarding school
adalah:
1. a) untuk mencetak generasi muda yang Islami, tidak hanya memberikan pelajaran umum, tetapi
dilengkapi dengan pelajaran agama yang memadai,
2. b) untuk membentuk kedisiplinan, di dalam boarding school terdapat peraturan tertulis yang
mengatur para siswa mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Semua itu merupakan
peraturan yang harus dilaksanakan dan bila dilanggar akan mendapatkan sanksi dari pengurus,
3. c) untuk membentuk generasi yang berakhlakul karimah, seorang siswa yang bukan hanya cerdas
intelektualnya namun juga berakhlak mulia, selalu berfikir sebelum bertindak. 
Dengan hal-hal yang sudah disebutkan diatas maka wajar saat ini metode boarding school lebih relevan
dengan situasi saat ini. Al Masoem merupakan Salah satu Boarding School favorit yang ada di Jawa Barat
dimana pengelolaannya mengikuti perkembangan jaman dan teknologi tanpa menghilangkan marwah
keislaman yang ketat. Selain fasilitas yang sangat lengkap, Al Ma’soem Boarding School juga didukung
dengan tenaga pengajar yang sangat kompeten baik dalam ilmu agama maupun keilmuan modern.
Pengertian Boarding School
Boarding school adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan
pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu
biasanya satu semester diselingi dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya1. Apa
perbedaan Boarding School dengan pondok pesantren?
Pendiri pesantren lebih sering secara perorangan, atau bahkandidirikan seorang kyai yang sekaligus
menajar di pesantren tersebut. Sementara, boarding school kebanyakan dibangun di bawah sebuah
organisasi atau lembaga, baik yayasan, lembaga pemerintah, maupun swasta.4 Jan 2022
Apa keunggulan sekolah boarding school?

Berikut ini adalah beberapa fakta dan keunggulan Boarding School.


 Memiliki Fasilitas yang Lebih Lengkap. Untuk menunjang proses pembelajaran maka dibutuhkan
fasilitas yang memadai. ...
 Memiliki Tenaga Pendidik yang Berkualitas. ...
 3. Lingkungannya Lebih Kondusif. ...
 4. Keamanannya Terjamin. ...
 Menumbuhkan Afeksi.
BOARDING SCHOOL : Pengertian Boarding School
Pengertian Boarding School :: Definisi Boarding School – Boarding schooladalah sistem sekolah
dengan asrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang
berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan
berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya (Arsy Karima Zahra, 2008: 145).
Di lingkungan sekolah, para siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama siswa, bahkan berinteraksi
dengan para guru setiap saat. Contoh yang baik dapat mereka saksikan langsung di lingkungan mereka
tanpa tertunda. Dengan demikian, pendidikan kognisi, afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih
baik dan optimal.
“Boarding Schoolyang baik dijaga dengan ketat agar tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang tidak sesuai
dengan sistem pendidikan atau dengan ciri khas suatu sekolah berasrama” (Arsy Karima Zahra, 2008:
145). Dengan demikian peserta didik terlindungi dari hal-hal yang negatif seperti merokok, narkoba,
tayangan film atau sinetron yang tidak mendidik dan sebagainya. Di sekolah dengan sistem ini, para siswa
mendapatkan pendidikan dengan kuantitas dan kualitas yang berada di atas rata-rata pendidikan dengan
sistem konvensional.

Perbedaanboardingschool dengan sekolah umum lainnya adalah kelas diboarding schoolcenderung


sedikit dengan jumlah siswa-siswi yang tidak banyak seperti kelas sekolah umum.Hal ini dilakukan agar
para guru bisa melakukan pendekatan ke para siswa-siswi (Gaztambide-Fernández, Rubén, 2009).
Diboarding schoolbisa mengeluarkan siswa-siswi dari kelas apabila siswa tersebut tidak terlihat minat
dalam berpartisipasi dikelas untuk belajar (Gaztambide-Fernández, Rubén, 2009). Diboarding
schoolkegiatan seperti olahraga atau kesenian tidak temasuk dalam kegiatan ektrakulikuler, mereka
mencakup semua aspek belajar (Gaztambide-Fernández, Rubén, 2009).

Boarding schoolmenyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan siswa. Lengkapnya
fasilitas yang ada untuk menyalurkan bakat dan hobi siswa-siswi. Siswa-siswi di boarding
schoolmemiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai kepentingan, mengambil  bidang yang
diminati, dan menunjukkan bakat mereka (Gaztambide-Fernández, Rubén, 2009). 

Dalamsistem pendidikanboarding schoolseluruh peserta didik wajib tinggal dalam satu asrama. Oleh
karena itu, guru atau pendidik lebih mudah mengontrol perkembangan karakter peserta didik. Dalam
kegiatan kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, baik di sekolah, asrama dan lingkungan masyarakat
dipantau oleh guruguru selama 24 jam. Kesesuaian sistemboarding-nya, terletak pada semua aktivitas
siswa yang diprogramkan, diatur dan dijadwalkan dengan jelas. Sementara aturan kelembagaannya sarat
dengan muatan nilai-nilai moral.
Itulah kajian teori mengenai pengertian boarding school, semoga bermanfaatBisa dipastikan jika semua
orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, terutama persoalan pendidikan.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis sekolah. Salah satunya adalah boarding school  atau sekolah
asrama.
Nah, bagi Anda yang sedang mencari sekolah terbaik untuk anak, boarding school bisa menjadi pilihan. 
Pada awalnya, sistem sekolah asrama memang kurang populer di Indonesia.
Namun, seiring berjalannya waktu dan kualitas boarding school yang semakin meningkat, membuat
model sekolah ini banyak diminati oleh para orang tua.
Artikel berikut ini akan menjelaskan lebih detail tentang perkembangan boarding school di Indonesia dari
dulu hingga sekarang.
Awal Mula Berkembangnya Boarding School di Indonesia 
Perkembangan boarding school di Indonesia bisa dikatakan cukup baik.
Hal ini dibuktikan dengan keberadaan sekolah asrama di Indonesia yang jumlahnya cukup banyak.
Padahal dulunya boarding school sangat asing untuk orang tua, sebab banyak orang tua yang tidak
terbiasa dengan konsep menyekolahkan anaknya sekaligus harus mengirimkan anak mereka ke asrama
dan jauh dengan mereka.
Namun saat ini hal itu justru banyak diminati. 
Pada dasarnya, sistem pendidikan boarding school ini merupakan perpaduan antara sistem pendidikan
sekolah umum dengan sistem pendidikan pondok pesantren.
Dimana siswa akan mendapatkan pendidikan selama 24 jam.
Sistem pendidikan seperti inilah yang kemudian disukai banyak orang tua.
Boarding school memadukan tempat tinggal semua siswanya di institusi sekolah yang jauh dari tempat
tinggal orang tua.
Sistem Pengajaran Dan Tujuan Pembelajaran Di Boarding School
Pelaksanaan pembelajaran pada boarding school menggunakan kurikulum terpadu.
Maksud dari kurikulum terpadu yaitu kurikulum yang memadukan kurikulum dari Kementeian
Pendidikan dengan kurikulum Kementerian Agama, atau kurikulum dari lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Kurikulum seperti ini menjadi karakteristik boarding school. 
Adapun tujuan boarding school yaitu untuk membina para peserta didiknya supaya lebih mandiri.
Tujuan lain dari didirikannya boarding school yaitu untuk membina akhlak atau karakter peserta didik
supaya menjadi lebih baik.
Boarding school memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan akhlak para siswanya.
Hal ini tidak terlepas dari latar belakang berdirinya boarding school yang memadukan kurikulum nasional
dengan pendidikan karakter di asrama.
Kemunculan sekolah berasrama atau boarding school bertujuan untuk mencetak generasi unggul serta
mencetak calon pemimpin berkualitas. 
Boarding school memiliki banyak keunggulan, seperti memadukan kurikulum pendidikan pondok
pesantren dan pendidikan formal, lingkungan yang kondusif, menyediakan fasilitas yang lengkap, tenaga
pendidik berkualitas, jaminan keamanan dan sebagainya.
Saat ini sekolah boarding school atau sekolah berasrama menjadi pilihan banyak orang tua di Indonesia.
Sebab, sekolah asrama telah terbukti bisa membuat anak menjadi pribadi yang lebih mandiri, berkarakter,
dan lebih matang dalam bersikap dibanding anak seusianya dari sekolah umum biasa.
Maka dari itu, tidak mengherankan jika dari tahun ke tahun, jumlah boarding school di Indonesia semakin
banyak sehingga menjadi bingung untuk memilih mana yang terbaik.
Pondok Pesantren dan Ciri Khas Perkembangannya
Karakteristik dan corak pesantren di Indonesia sebagai lembaga pendidikan Islam antara lain : 1)
Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibanding dengan sekolah modern
sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dengan kiyai, 2) Kehidupan di pesantren menampilkan
semangat demokrasi karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problem non kurikuler mereka, 3)
Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa
percaya diri dan keberanian. Di samping itu, adanya pondok tempat kiyai bersama santrinya, adanya
masjid tempat kegiatan belajar mengajar, adanya santri dan kiyai merupakan tokoh sentral dalam
pesantren yang memberi pengajaran dan kitab-kitab Islam klasik. Pondok pesantren tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya dalam masyarakat karena berhadapan dengan implikasi politis dan
kultural yang menggambarkan sikap ulama-ulama Islam sepanjang sejarah. Tokoh-tokohnya antara lain
K.H. Hasyim As'ari, K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Zaenal Mustofa, K.H.M. Ilyas Ruhiyat, K.H. Ali
Ma'shum, Sayyid Sulaiman, Kyai Itsbat, Syaikh Musthafa Husein Nasution, KH Ahmad Sahal, KH
Zainuddin Fananie, dan KH Imam Zarkasy, dan lain-lain. 

WONOSARI, (KH)— Dari karakteristik dan keunggulan full day school seperti pada bagian 1 ternyata
sistem sekolah ini memiliki kelemahan. Salah satunya siswa acap kali merasakan kebosanan karena
menganggap terlalu lama di sekolah.
Agar siswa tidak mudah jenuh maka diperlukan manajemen sekolah yang mumpuni sehingga sekolah
harus jeli dalam melakukan improvisasi pengelolaan. Keahlian dalam merancang jadwal dan kegiatan
siswa menjadi sebuah keharusan agar kebosanan itu tidak akan dirasakan siswa.
Pengelola sekolah juga dituntut untuk memberikan segala kemampuannya baik fisik atau pun psikologis,
karena tanpa pengorbanan ini dikuatirkan sistem full day school tidak akan mencapai hasil maksimal
bahkan semua jadwal dan kegiatan itu bisa jadi hanya sebuah rutinitas tanpa makna.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arsy Karima Zahra dalam bukunya yang berjudul Pemilihan
Program Belajar yang Baik, selain full day school terdapat pula sebuah sistem sekolah yang
membutuhkan durasi waktu lebih lama yang disebut boarding school. Sekolah ini merupakan sistem
sekolah dengan menggunakan asrama, dimana siswa, guru, dan pengelola sekolah tinggal bersama di
asrama yang berada di lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu.
Dengan menempatkan siswa di sekolah dan asrama selama 24 jam anak didik dinilai tidak hanya
mendapatkan pelajaran seperti sekolah-sekolah konvensional dan full day school saja, tetapi mereka juga
bisa menyaksikan dan meneladani perilaku guru dan orang-orang dalam lingkup asrama selama 24 jam.
Melalui sistem ini tujuan pendidikan karakter, kepribadian, akhlak dan moral dinilai lebih mudah
tercapai. Selama siang dan malam proses pendidikan itu terjadi dalam sistem boarding school. Selain itu,
siswa juga dianggap akan lebih memiliki sifat mandiri karena tidak selalu tergantung pada orang tua
dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
Kelemahan boarding school hampir sama dengan full day school. Namun dalam boarding school,
pengelola sekolah dan asrama harus lebih intensif dalam melakukan pengawasan sekolah. Selain itu
sekolah boarding juga membutuhkan fasilitas yang memadai sehingga diperlukan perencanaan dan
pengelolaan yang lebih rumit dan matang dibanding full day school dan sekolah konvensional.
Boarding school bukanlah sistem sekolah yang baru. Sistem ini telah lama dipakai diberbagai pondok
pesantren di Indonesia. Karena tuntutan jaman, maka sekolah yang pelaksanaannya hampir sama dengan
pondok pesantren ini diganti dengan istilah boarding school.
Dari kedua karakteristik sistem sekolah tersebut, kedua-duanya memiliki ciri menonjol yaitu durasi
pembelajaran yang lebih lama dibandingkan sekolah konvensional. Sudah bisa dipastikan sistem ini tidak
cocok bagi siswa yang setiap sore memiliki kewajiban membantu orang tuanya bekerja ke sawah,
membantu berdagang, atau mencarikan rumput hewan ternak.
Meski begitu, sekolah dengan sistem full day atau pun boarding dewasa ini menjadi sebuah sekolah
incaran para pasangan keluarga muda sebagai tempat buah hatinya menuntut ilmu. Setiap awal tahun
pelajaran, hampir semua sekolah yang menerapkan sistem full day selalu dipenuhi dengan calon siswa
baru.
Sistem sekolah seperti ini memang pilihan dan tidak setiap sekolah, siswa, atau orang tua bisa
menerapkan. Ibarat destinasi wisata, full day school dan boarding school adalah sebuah wisata minat
khusus yang membutuhkan keberanian khusus bagi peminatnya. Dengan begitu sangat sulit sistem
sekolah seperti ini diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia karena berbagai latar belakang dan kendala
yang ada. (S.Yanto)

Bagaimanakah Sistem Boarding School di Indonesia?


Kemajuan teknologi nyatanya bukan hanya memberikan dampak positif saja tetapi juga menimbulkan
efek negatif jika tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Sistem yang digunakan pada sekolah asrama
(boarding school) dianggap lebih bagus bagi pendidikan dan perkembangan anak-anak secara psikologis
maupun akademis. Secara umum sistem pada boarding school di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Cara Pengelolaan
Boarding school adalah sekolah yang dilaksanakan dengan sistem asrama yaitu seluruh siswa dan juga
pembina asrama akan tinggal di dalam lingkungan sekolah. Siswa yang bersekolah di boarding school
harus tinggal di asrama yang disediakan dan hanya boleh pulang ke rumah pada waktu yang telah
ditentukan.Siswa tidak hanya wajib mengikuti pelajaran sesuai kurikulum sebagaimana sekolah umum
tetapi juga ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilaksanakan oleh sekolah. Untuk menambah pengetahuan
dan mengasah kemampuan siswa biasanya sekolah juga memberikan kegiatan-kegiatan di luar jam
sekolah seperti ekstrakurikuler, kajian dan sebagainya.
1. Penyediaan Fasilitas dan Sarana
Agar sistem boarding school dapat berjalan dengan lancar maka sekolah harus menyediakan fasilitas dan
sarana pendukung. Fasilitas dan sarana tersebut meliputi bidang akademis maupun non akademis. Itu juga
sebabnya mengapa boarding school yang bagus kualitasnya mematok biaya pendidikan cukup mahal
supaya bisa menyediakan fasilitas dan sarana terbaik bagi siswa sehingga dapat meraih prestasi sesuai
minat dan bakat masing-masing.
1. Guru dan Staf
Guru pengajar, pengasuh, dan staf pada sekolah boarding school direkrut oleh sekolah dengan kualifikasi
dan standar tinggi. Kompetensi tinggi yang dimiliki para guru tentu saja akan berpengaruh pada hasil
belajar siswa. Sehingga tidak heran kalau mayoritas lulusan boarding school mempunyai nilai akademis
yang bagus. Selain itu, beberapa guru dan staf tinggal di lingkungan sekolah sehingga siswa bisa merasa
lebih dekat karena interaksi yang intensif dan dapat terbentuk sebuah ikatan emosional yang bagus. Ikatan
emosional yang erat antara siswa dan guru, tentu memberikan efek positif bagi perkembangan psikologis
dan karakter anak didik.
1. Lingkungan Sekolah
Keunggulan boarding school yang membuat para orang tua tertarik adalah lingkungan yang jelas lebih
kondusif dan aman bagi anak-anak. Siswa akan diawasi selama 24 jam selama berada di lingkungan
sekolah sehingga dapat terhindar dari efek buruk pergaulan.Sistem boarding school nyatanya memang
terbukti memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sekolah umum atau sekolah biasa. Boarding
school dapat dikatakan sebagai paket lengkap bagi pendidikan anak-anak karena selain diberikan
pembelajaran sesuai kurikulum di sekolah juga dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang bisa membentuk
karakter positif pada siswa.
Boarding School adalah sekolah berbasis asrama. Berbeda dengan Pesantren, Boarding
School lebih mengarah kepada pendidikan akademis berbasis islami sehingga di dalam
pembelajarannya banyak pembahasan agama seperti di pesantren.10 Des 2021

Anda mungkin juga menyukai