Boarding schoolmenyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan siswa. Lengkapnya
fasilitas yang ada untuk menyalurkan bakat dan hobi siswa-siswi. Siswa-siswi di boarding
schoolmemiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai kepentingan, mengambil bidang yang
diminati, dan menunjukkan bakat mereka (Gaztambide-Fernández, Rubén, 2009).
Dalamsistem pendidikanboarding schoolseluruh peserta didik wajib tinggal dalam satu asrama. Oleh
karena itu, guru atau pendidik lebih mudah mengontrol perkembangan karakter peserta didik. Dalam
kegiatan kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, baik di sekolah, asrama dan lingkungan masyarakat
dipantau oleh guruguru selama 24 jam. Kesesuaian sistemboarding-nya, terletak pada semua aktivitas
siswa yang diprogramkan, diatur dan dijadwalkan dengan jelas. Sementara aturan kelembagaannya sarat
dengan muatan nilai-nilai moral.
Itulah kajian teori mengenai pengertian boarding school, semoga bermanfaatBisa dipastikan jika semua
orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, terutama persoalan pendidikan.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis sekolah. Salah satunya adalah boarding school atau sekolah
asrama.
Nah, bagi Anda yang sedang mencari sekolah terbaik untuk anak, boarding school bisa menjadi pilihan.
Pada awalnya, sistem sekolah asrama memang kurang populer di Indonesia.
Namun, seiring berjalannya waktu dan kualitas boarding school yang semakin meningkat, membuat
model sekolah ini banyak diminati oleh para orang tua.
Artikel berikut ini akan menjelaskan lebih detail tentang perkembangan boarding school di Indonesia dari
dulu hingga sekarang.
Awal Mula Berkembangnya Boarding School di Indonesia
Perkembangan boarding school di Indonesia bisa dikatakan cukup baik.
Hal ini dibuktikan dengan keberadaan sekolah asrama di Indonesia yang jumlahnya cukup banyak.
Padahal dulunya boarding school sangat asing untuk orang tua, sebab banyak orang tua yang tidak
terbiasa dengan konsep menyekolahkan anaknya sekaligus harus mengirimkan anak mereka ke asrama
dan jauh dengan mereka.
Namun saat ini hal itu justru banyak diminati.
Pada dasarnya, sistem pendidikan boarding school ini merupakan perpaduan antara sistem pendidikan
sekolah umum dengan sistem pendidikan pondok pesantren.
Dimana siswa akan mendapatkan pendidikan selama 24 jam.
Sistem pendidikan seperti inilah yang kemudian disukai banyak orang tua.
Boarding school memadukan tempat tinggal semua siswanya di institusi sekolah yang jauh dari tempat
tinggal orang tua.
Sistem Pengajaran Dan Tujuan Pembelajaran Di Boarding School
Pelaksanaan pembelajaran pada boarding school menggunakan kurikulum terpadu.
Maksud dari kurikulum terpadu yaitu kurikulum yang memadukan kurikulum dari Kementeian
Pendidikan dengan kurikulum Kementerian Agama, atau kurikulum dari lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Kurikulum seperti ini menjadi karakteristik boarding school.
Adapun tujuan boarding school yaitu untuk membina para peserta didiknya supaya lebih mandiri.
Tujuan lain dari didirikannya boarding school yaitu untuk membina akhlak atau karakter peserta didik
supaya menjadi lebih baik.
Boarding school memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan akhlak para siswanya.
Hal ini tidak terlepas dari latar belakang berdirinya boarding school yang memadukan kurikulum nasional
dengan pendidikan karakter di asrama.
Kemunculan sekolah berasrama atau boarding school bertujuan untuk mencetak generasi unggul serta
mencetak calon pemimpin berkualitas.
Boarding school memiliki banyak keunggulan, seperti memadukan kurikulum pendidikan pondok
pesantren dan pendidikan formal, lingkungan yang kondusif, menyediakan fasilitas yang lengkap, tenaga
pendidik berkualitas, jaminan keamanan dan sebagainya.
Saat ini sekolah boarding school atau sekolah berasrama menjadi pilihan banyak orang tua di Indonesia.
Sebab, sekolah asrama telah terbukti bisa membuat anak menjadi pribadi yang lebih mandiri, berkarakter,
dan lebih matang dalam bersikap dibanding anak seusianya dari sekolah umum biasa.
Maka dari itu, tidak mengherankan jika dari tahun ke tahun, jumlah boarding school di Indonesia semakin
banyak sehingga menjadi bingung untuk memilih mana yang terbaik.
Pondok Pesantren dan Ciri Khas Perkembangannya
Karakteristik dan corak pesantren di Indonesia sebagai lembaga pendidikan Islam antara lain : 1)
Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibanding dengan sekolah modern
sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dengan kiyai, 2) Kehidupan di pesantren menampilkan
semangat demokrasi karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problem non kurikuler mereka, 3)
Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa
percaya diri dan keberanian. Di samping itu, adanya pondok tempat kiyai bersama santrinya, adanya
masjid tempat kegiatan belajar mengajar, adanya santri dan kiyai merupakan tokoh sentral dalam
pesantren yang memberi pengajaran dan kitab-kitab Islam klasik. Pondok pesantren tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya dalam masyarakat karena berhadapan dengan implikasi politis dan
kultural yang menggambarkan sikap ulama-ulama Islam sepanjang sejarah. Tokoh-tokohnya antara lain
K.H. Hasyim As'ari, K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Zaenal Mustofa, K.H.M. Ilyas Ruhiyat, K.H. Ali
Ma'shum, Sayyid Sulaiman, Kyai Itsbat, Syaikh Musthafa Husein Nasution, KH Ahmad Sahal, KH
Zainuddin Fananie, dan KH Imam Zarkasy, dan lain-lain.
WONOSARI, (KH)— Dari karakteristik dan keunggulan full day school seperti pada bagian 1 ternyata
sistem sekolah ini memiliki kelemahan. Salah satunya siswa acap kali merasakan kebosanan karena
menganggap terlalu lama di sekolah.
Agar siswa tidak mudah jenuh maka diperlukan manajemen sekolah yang mumpuni sehingga sekolah
harus jeli dalam melakukan improvisasi pengelolaan. Keahlian dalam merancang jadwal dan kegiatan
siswa menjadi sebuah keharusan agar kebosanan itu tidak akan dirasakan siswa.
Pengelola sekolah juga dituntut untuk memberikan segala kemampuannya baik fisik atau pun psikologis,
karena tanpa pengorbanan ini dikuatirkan sistem full day school tidak akan mencapai hasil maksimal
bahkan semua jadwal dan kegiatan itu bisa jadi hanya sebuah rutinitas tanpa makna.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arsy Karima Zahra dalam bukunya yang berjudul Pemilihan
Program Belajar yang Baik, selain full day school terdapat pula sebuah sistem sekolah yang
membutuhkan durasi waktu lebih lama yang disebut boarding school. Sekolah ini merupakan sistem
sekolah dengan menggunakan asrama, dimana siswa, guru, dan pengelola sekolah tinggal bersama di
asrama yang berada di lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu.
Dengan menempatkan siswa di sekolah dan asrama selama 24 jam anak didik dinilai tidak hanya
mendapatkan pelajaran seperti sekolah-sekolah konvensional dan full day school saja, tetapi mereka juga
bisa menyaksikan dan meneladani perilaku guru dan orang-orang dalam lingkup asrama selama 24 jam.
Melalui sistem ini tujuan pendidikan karakter, kepribadian, akhlak dan moral dinilai lebih mudah
tercapai. Selama siang dan malam proses pendidikan itu terjadi dalam sistem boarding school. Selain itu,
siswa juga dianggap akan lebih memiliki sifat mandiri karena tidak selalu tergantung pada orang tua
dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
Kelemahan boarding school hampir sama dengan full day school. Namun dalam boarding school,
pengelola sekolah dan asrama harus lebih intensif dalam melakukan pengawasan sekolah. Selain itu
sekolah boarding juga membutuhkan fasilitas yang memadai sehingga diperlukan perencanaan dan
pengelolaan yang lebih rumit dan matang dibanding full day school dan sekolah konvensional.
Boarding school bukanlah sistem sekolah yang baru. Sistem ini telah lama dipakai diberbagai pondok
pesantren di Indonesia. Karena tuntutan jaman, maka sekolah yang pelaksanaannya hampir sama dengan
pondok pesantren ini diganti dengan istilah boarding school.
Dari kedua karakteristik sistem sekolah tersebut, kedua-duanya memiliki ciri menonjol yaitu durasi
pembelajaran yang lebih lama dibandingkan sekolah konvensional. Sudah bisa dipastikan sistem ini tidak
cocok bagi siswa yang setiap sore memiliki kewajiban membantu orang tuanya bekerja ke sawah,
membantu berdagang, atau mencarikan rumput hewan ternak.
Meski begitu, sekolah dengan sistem full day atau pun boarding dewasa ini menjadi sebuah sekolah
incaran para pasangan keluarga muda sebagai tempat buah hatinya menuntut ilmu. Setiap awal tahun
pelajaran, hampir semua sekolah yang menerapkan sistem full day selalu dipenuhi dengan calon siswa
baru.
Sistem sekolah seperti ini memang pilihan dan tidak setiap sekolah, siswa, atau orang tua bisa
menerapkan. Ibarat destinasi wisata, full day school dan boarding school adalah sebuah wisata minat
khusus yang membutuhkan keberanian khusus bagi peminatnya. Dengan begitu sangat sulit sistem
sekolah seperti ini diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia karena berbagai latar belakang dan kendala
yang ada. (S.Yanto)