Anda di halaman 1dari 12

PRESENTASI KASUS

STROKE NON HEMORAGIK

Disusun sebagai salah satu syarat mengikuti ujian

Stase Ilmu Penyakit Syaraf di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang

Diajukan Kepada :
dr. M. Ardiansyah A.N. , M.Kes., Sp. S.

Disusun Oleh :
Erbitia Beta Aryani

SMF BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
BAB I
PRESENTASI KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Usia : 42 tahun
Alamat : Magelang
Pekerjaan : Penjual burung
Status : Sudah Menikah
Agama : Islam

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Mulut perot ke kanan .
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang laki-laki 42 tahun dengan pekerjaan sebagai penjual burung datang ke
IGD dengan keluhan mulut perot ke kanan sejak 3 hari yang lalu. Selain itu,
pasien juga mengeluh lidahnya kaku, mati rasa dan sulit menelan. Disangkal
adanya wajah kesemutan satu sisi, batuk pilek, pusing berputar, pandangan
kabur/double, mual, muntah, gangguan keseimbangan, demam, infeksi gigi dan
THT.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat trauma kepala (-)
Riwayat stroke (-)
Riwayat HNP lumbal (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien adalah penderita stroke
5. Riwayat Personal Sosial
Pasien bekerja sebagai penjual burung, pasien tidak merokok, dan tidak meminum
minuman beralkohol

7
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik
GCS : E4V5M6
Kesadaran : Kompos Mentis
Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 150/100 mmHg
b. Frekuensi Nadi : 80 x/ menit
c. Frekuensi Nafas : 20x/ menit
d. Suhu : 36,5oC
Kepala: Mata: Pupil Isokor 3 mm, CA-/-, SI -/-
Thorak:
a. Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi (-)
b. Palpasi : Ketertinggalan gerak (-)
c. Perkusi : Paru kanan dan kiri sonor
d. Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
S1-S2 reguler, bising jantung (-)

Abdomen

a. Inspeksi : distended (-), Jejas (-), Striae (-)


b. Auskultasi : Bising usus (+)
c. Perkusi : Timpani
d. Palpasi : Nyeri tekan (-), Supel

Ekstremitas: Akral teraba hangat, edema (-/-), tidak terdapat tremor.

2. Pemeriksaan Fisik Neurologis


Sistem Motorik

Ekstremitas atas Kanan Kiri

Kekuataan 5 4
Gerakan involunter (-) (-)

8
Refleks Brakhioradialis (+) (+)
Refleks Hoffman / Tromner (-) (-)

Ekstremitas bawah Kanan Kiri

Kekuataan 5 4
Gerakan involunter (-) (-)
Refleks Patella (+) (+)
Refleks Openheim (-) (-)

Pemeriksaan neurologis tambahan:


Parese Nn.Craniales N VII dextra, N XII dextra

D. DIAGNOSIS KERJA
Stroke Non Hemoragik

E. TATALAKSANA

IVFD Asering 20 tpm


Inj. Piracetam 3x3 gr iv
Inj. Citicolin 3x500mg iv

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak. Gangguan fungsi saraf tersebut timbul secara mendadak (dalam beberapa detik)
atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala dan tanda yang sesuai daerah fokal
otak yang terganggu. Oleh karena itu manifestasi klinis stroke dapat berupa hemiparesis,
hemiplegi, kebutaan mendadak pada satu mata, afasia atau gejala lain sesuai daerah otak yang
terganggu.

B. Etiologi
Beberapa faktor resiko yang menjadikan kemungkinan berkembangnya penyakit
degenerative. Faktor resiko vaskuler diantarnya adalah : umur, riwayat penyakit vaskuler
dalam keluarga, hipertensi, DM, kontrasepsi oral, dan fibrinogen plasma. Stroke biasanya
diakibatkan dari salah satau kejadian dibawah ini :
a. Trombus Serebral Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi pad jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan
kongesti disekitarnya
b. Emboli Emboli serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Emboli menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis
c. Iskemia Penurunan aliran darah ke area otak.

C. Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinis yang tampak, SNH terbagi menjadi:
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
Bersifat akut, terjadi kurang dari 24 jam dan terjadi perbaikan
2. Stroke In Evolution (SIE)
Stroke dimana defisit neurologinya terus bertambah berat
3. Reversibel Ischemuc Neurology Deficit (RIND)

10
Muncul secara bertahap >24 jam tapi tidak lebih dari 3 minggu
4. Complete Stroke Ischemic
Stroke yang defisit neurologinya sudah menetap

D. Jenis Stroke
a. Stroke Non Hemoragik
Terjadi penyumbatan di sepanjang jalur pembuluh darah otak.
Ada 3 jenis:
1. Stroke Trombotik
Terbentuknya thrombus yang membuat gumpalan
2. Stroke Embolik
Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
3. Hipoperfusi sistemik
Berkurangnya aliran darah karena adanya gangguan jantung
b. Stroke Hemoragik
Dalam SH, pembuluh darah pecah sehinggaa menghambat aliran darah yang normal
dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Ada 2 jenis:
1. Intra serebral
Perdarahan terjadi didalam jaringan otak
2. Subararachnoid
Terjadi pada ruang sub arachnoid

11
E. Patofisiologi

12
F. Faktror Resiko

Dapat Dimodifikasi Tidak Dapat Dimodifikasi

Hipertensi Usia
Diabetes melitus Jenis kelamin
Merokok Ras
Hiperlipidemia Riwayat stroke dalam keluarga
Intoksikasi alkohol Serangan TIA atau serangan
stroke sebelumnya

G. Gejala Klinis

SH
Gejala Klinis SNH
PIS PSA

Gejala defisit fokal Berat Ringan Berat/ringan

Permulaan (onset) Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)

Kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tidak ada

Muntah pada awalnya Sering Sering Tidak,kecuali lesi di batang


otak
Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak
Selalu
Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang sebentar
Bisa hilang/ tidak
Hemiparesis Sering sejak Permulaan tidak ada
awal Sering dari awal

13
H. Diagnosis
1. Anamnesis

Gejala Stroke Hemoragik Stroke Non


Hemoragik

Onset atau awitan Mendadak Mendadak

Saat onset Sedang aktif Istirahat

Peringatan (warning) - +

Nyeri kepala +++ +/-

Kejang + -

Muntah + -

Penurunan kesadaran +++ +/-

2. Pemeriksaan Klinis Neurologis

Tanda Stroke Hemoragik Stroke Non Hemoragik

Bradikardi ++ (dari awal) +/- (hari ke-4)

Udem papil Sering + -

Kaku kuduk + -

Tanda Kernig, Brudzinski ++ -

14
I. Pemeriksaan Penunjang

1. Computerized Tomography Scanning (CT Scan)


 Infark: lesi hipodens (lesi dengan densitas rendah) tampak lebih hitam
dibandingkan jaringan otak di sekitarnya.
 Perdarahan: lesi hiperdens (lesi dengan densitas tinggi) tampak lebih
putih dibandingkan jaringan otak di sekitarnya.

2. MRI dan MRA (Magnetic Resonance Imaging & Magentic Resonance


Angiography) untuk mengetahui topis kebocoran pembuluh darah di otak.

J. TATALAKSANA
Memperbaiki perfusi jaringan : Pentoxyfilin (Reotal)
Sebagai anti koagulansia : Heparin, Warfarin
Melindungi jaringan otak iskemik : Nimodipin
Anti udema otak : Manitol
Anti agregasi platelet : Golongan asam asetil salisilat, Copidogrel
Tissue Plasminogen Activator (TPA): Alteplase

15
16

Anda mungkin juga menyukai