Anda di halaman 1dari 101

Revisi Pedoman Penulisan Karya

PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH FKIP 2019 TIM PENYUSUN


Ilmiah ini dilakukan guna memenuhi
kebutuhan yang dirasakan oleh civitas
akademika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tanjungpura seiring
dengan perubahan dinamika penulisan
karya ilmiah. Pedoman ini terdiri atas
Pedoman Penulisan T u g a s Akhir,
Skripsi, Tesis, Artikel, Makalah dan
Laporan Penelitian. Pedoman ini terutama
dimaksudkan bagi penulisan skripsi dan
tesis yang dilakukan oleh mahasiswa-
mahasiswi Program Diploma, Sarjana dan
Pascasarjana yang ada di lingkungan FKIP
Untan.
Pada edisi kesembilan ini terdapat
beberapa penambahan (tidak terjadi
perubahan mendasar dibandingkan dengan
edisi sebelumnya), yakni, tentang jenis-jenis
penelitian seperti penelitian kuantitatif,
kualitatif, pengembangan, dan penelitian
tindakan kelas, ruang lingkup dan kode etik
penulisan karya ilmiah, artikel penelitian,
yang disertai dengan contoh- contoh pada
lampiran serta penulisan artikel penelitian
baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen
yang bersumber dari Simlitabmas Dikti.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Tanjungpura
2019
ii

i
iii

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta
rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

ii
iv

Dr. Hj. Nuraini Asriati, M.Si


Dr. Afandi, M.Pd
Dr. Antonius Totok Priyadi, M.Pd
Dr. Tahmid Sabri, M.Pd
Dr. Touvan Juni Samodra, M.Pd
Yanti Sri Rezeki, Ph.D

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK

iii
v

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Artikel Hasil


Penelitian

Penulis
Dr. Hj. Nuraini Asriati, M.Si
Dr. Afandi, M.Pd
Dr. Antonius Totok Priyadi, M.Pd
Dr. Tahmid Sabri, M.Pd
Dr. Y. Touvan Juni Samodra, M.Pd
Yanti Sri Rezeki, Ph.D

Editor
Jumardi, M.Pd

Ilustrasi Sampul
Jumardi, M.Pd

Penerbit
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
78115
Telp. (0561)740144
Email : fkip@untan.ac.id

Cetakan 1, Edisi 9 (revisi), November 2019


Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
All Right Reserved

iv
vi

KATA PENGANTAR

Revisi Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini dilakukan guna memenuhi


kebutuhan yang dirasakan oleh civitas academika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tanjungpura seiring dengan perubahan dinamika penulisan
karya ilmiah. Pedoman ini terdiri atas Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Artikel,
Makalah dan Laporan Penelitian. Pedoman ini terutama dimaksudkan bagi penulisan
skripsi dan tesis yang dilakukan oleh mahasiswa Program Sarjana dan Pascasarjana
yang ada di lingkungan FKIP Untan.

Pada edisi kesembilan ini terdapat beberapa penambahan yang mendasar


dalam struktur tata tulis ilmiah FKIP UNTAN antara lain: penggunakan struktur
penulisan kutipan, pustaka, tabel dan gambar yang secara keseluruhan mengadopsi
pada American Psychological Association (APA) edisi ke 6. Disamping itu, terdapat
beberapa hal yang dirubah pada sistematika dasar pada masing-masing jenis
penelitian. Meskipun demikian, secara umum struktur isi pada edisi ke sembilan ini
relatif sama dengan edisi sebelumnya.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu
penyelesaian penyusunan pedoman ini, dengan harapan dapat bermanfaat bagi
keseragaman penulisan karya ilmiah di FKIP Untan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk perbaikan pedoman penulisan karya


ilmiah ini, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan maupun
kekeliruan. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat dibutuhkan untuk perbaikan
pedoman ini pada edisi berikutnya. Akhirnya, semoga pedoman ini dapat bermanfaat
terutama bagi civitas academika di lingkungan FKIP Untan.

Pontianak, November 2019


Dekan

Dr. H. Martono, M.Pd.

v
vii

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I. RUANG LINGKUP PEDOMAN PENULISAN KARYA


ILMIAH ………………………………………………………… 1
A. Jenis - Jenis Karya Ilmiah …………………………………… 1
B. Tata Tulis Ilmiah …………………………………………….. 2
BAB II. KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH ………………... 4
BAB III. KOMPOSISI SKRIPSI/TESIS …………………………………. 6
A. Panduan Umum ……………………………………………... 6
B. Sistematika ………………………………………………….. 7
C. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir …………… 9
BAB IV. PENULISAN KUTIPAN, RUJUKAN, TABEL, DAN
GAMBAR ………………………………………………………. 15
A. Penulisan Sumber Kutipan …………………………………. 15
B. Penulisan Nama Penulis dalam Kutipan ……………………. 18
C. Penulisan Daftar Pustaka …………………………………… 20
D. Penulisan Tabel dan Gambar ……………………………….. 26
BAB V. PENELITIAN KUANTITATIF ……………………………….. 29
A. Sistematika …………………………………………………. 29
B. Isi Bagian Inti ………………………………………………. 30
BAB VI. PENELITIAN KUALITATIF …………………………………. 40
A. Sistematika …………………………………………………. 40
B. Isi Bagian Inti ………………………………………………. 41
BAB VII PENELITIAN TINDAKAN KELAS ………………………….. 46
A. Sistematika …………………………………………………. 46
B. Isi Bagian Inti ………………………………………………. 47

vi
viii

BAB VIII. PENELITIAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN ………....... 52


A. Sistematika ………………………………………………….. 53
B. Isi Bagian Inti ………………………………………………. 54
BAB IX PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN ………………. 63
A. Pedoman Umum ……………………………………………. 63
B. Sistematika Penulisan Artikel ………………………………. 63
C. Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir ………………. 64
Daftar Pustaka .......................................................................................................
Lampiran .............................................................................................................. 66

vii
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Aturan Umum Penulisan Skripsi/Tesis ……….......................... 6


Tabel 2. Aturan Khusus Penulisan Skripsi/Tesis ……………………….. 6
Tabel 3. Tata cara penulisan nama penulis berdasarkan negaranya ……. 17
Tabel 4. Tata cara penulisan nama penulis berdasarkan jumlah dan jenis
kutipan ………………………………………………………… 18
Tabel 5. Contoh penulisan daftar pustaka berdasarkan author …………. 20
Tabel 6. Statistik deskriptif pengujian kreativitas berpikir, self eficiacy,
dan berpikir analitis …………………………………………… 26

viii
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Contoh Penulisan Gambar …………………………………... 27

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Halaman Sampul …………………………………... 66


Lampiran 2. Contoh Halaman Judul Skripsi …………………………….. 67
Lampiran 3. Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi/Tesis …… 68
Lampiran 4. Contoh Lembar Pengesahan Skripsi/Tesis …………………. 69
Lampiran 5. Contoh Pernyataan Keaslian Tulisan ………………………. 72
Lampiran 6. Contoh Abstrak Skripsi/Tesis ……………………………… 73
Lampiran 7. Contoh Kata Pengantar ……………………………………. 74
Lampiran 8. Contoh Daftar Isi ………………………………………….. 75
Lampiran 9. Contoh Daftar Tabel ………………………………………. 76
Lampiran 10. Template Artikel ………………………………………….. 77

x
1

BAB I
RUANG LINGKUP PEDOMAN PENULISAN
KARYA ILMIAH

A. Jenis - Jenis Karya Ilmiah

Sesuai dengan cirinya karya tulis ilmiah dapat berbentuk makalah (dalam
seminar atau simposium), artikel, laporan, skripsi, tesis, yang pada dasarnya
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Adapun jenis karya ilmiah yang
dijelaskan dalam buku ini antara lain:

1. Tugas Akhir
Tugas akhir merupakan karya ilmiah hasil penelitian maupun kajian ilmiah
yang dilakukan mahasiswa program studi diploma (D3). Sebagai salah satu
persyaratan penyelesaian studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya. Tugas akhir
program diploma biasa disebut Tugas Akhir Bukan Skripsi merupakan karya tulis
ilmiah mahasiswa yang mencerminkan kemampuan melakukan proses dan pola
berpikir ilmiah melalui kegiatan kajian atau rekayasa berupa analisis suatu karya
produk, teknologi, atau seni yang menekankan pada kemampuan mengkaji secara
kritis atau menemukan gagasan inovatif berdasarkan penguasaan materi pada
program studi tertentu.

2. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasar pendapat orang lain dimana karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil
penelitian lapangan, didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan
penelitian langsung; observasi lapangan atau penelitian di laboratorium, atau studi
kepustakaan dan dipertahankan di depan sidang ujian dalam rangka penyelesaian
studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
Perbedaan mendasar antara skripsi dengan tesis adalah kedalaman dan
keluasan analisis, baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas, misalnya
pada penelitian kuantitatif, jumlah variabel yang diteliti dalam tesis haruslah lebih
luas dan/atau lebih banyak dibandingkan dengan skripsi, sementara pada penelitian
kualitatif ditinjau dari kedalaman kajian, tesis harus lebih komprehensif
2

dibandingkan dengan skripsi. Secara kualitas perbedaan antara skripsi dengan tesis
adalah pada tataran konseptual yang dikaji dalam penelitian, walaupun secara
operasional sulit dilakukan pembedaan tersebut.

3. Tesis
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada
tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna
memperoleh gelar Magister. Tesis ditulis mengacu pada metodologi penelitian dan
penulisan. Bersama pembimbing, mahasiswa dibantu untuk merencanakan,
melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menyajikan data,
menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Luasan kajian tesis, khususnya pada penelitian kuantitatif adalah jumlah
variabel pada skripsi dianjurkan minimal dua (terkecuali pada penelitian analisis
faktor, boleh satu variabel, tetapi dengan subvariabel yang relatif banyak), sementara
pada tesis minimal tiga variabel.

4. Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian


Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk dimuat dalam jurnal atau
buku kumpulan artikel. Artikel ilmiah dapat berupa hasil penelitian, hasil pemikiran
dan studi pustaka. Artikel ilmiah dapat dibuat oleh mahasiswa, dosen, pustakawan,
dan civitas akademika lainnya.
Makalah adalah karya ilmiah yang memuat hasil pemikiran tentang sebuah
topik/tema yang ditulis secara sistematis dan terdapat analisis secara objektif.
Bagi mahasiswa, makalah dapat berupa tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen
untuk memenuhi syarat memperoleh nilai mata kuliah. Sementara dosen adakalanya
membuat makalah demi kepentingan presentasi dalam seminar dan kegiatan ilmiah
lainnya. Laporan penelitian merupakan tahap akhir dari proses penelitian dimana
peneliti menyampaikan dan mengkomunikasikan kepada audiens hasil akhir risetnya
melalui tulisan dosen dan mahasiswa.

B. Tata Tulis Ilmiah


Menulis merupakan satu di antara keterampilan berbahasa dan suatu kegiatan
yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi
dalam bentuk tulisan. Menulis juga merupakan seni berupa rangkaian huruf-huruf,
kata-kata, kalimat-kalimat, bahkan paragraf-paragraf yang disusun sehingga
3

memberikan suatu pengertian sebagai suatu penjelasan, paparan, dan sebagainya.


Setiap bahasa memiliki aturan-aturan tersendiri, baik itu dalam hal tata bahasa
ataupun tata tulis. Oleh karena itu penting bagi seorang penulis untuk mengetahui
aturan-aturan tersebut agar hasil karyanya dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang
ingin disampaikannya.
Tata tulis yang berlaku dalam semua karya tulis ilmiah di FKIP Untan
menggunakan bahasa Indonesia ragam baku, kecuali hal-hal yang berlaku khusus
pada bidang ilmu tertentu, semua tata cara penulisan menggunakan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sesuai Surat Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tanggal 26 November
2016.
4

BAB II
KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH

Proses penulisan karya ilmiah mempunyai kode etik atau etika yang harus
digunakan oleh seorang penulis ketika menulis sebuah karya atau artikel ilmiah.
Kode etik penulisan karya ilmiah secara garis besar adalah pengakuan bahwa karya
itu adalah murni hasil karya pribadi, kalau pun harus mengutip tulisan ide atau
pokok fikiran dari orang lain maka kita harus mencantumkan sumber ide pokok
fikiran tersebut sehingga tulisan tersebut tidak termasuk katagori Plagiasi.
Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan
karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan
terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data atau informasi. Kode
etik dapat berupa norma sosial dan norma hukum. Norma ini berkaitan dengan
pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan
penyebutan sumber data atau informasi.
Penulisan karya ilmiah harus memenuhi kategori terhindar dari kecurangan-
kecurangan, dan tindakan yang dapat merugikan pihak lain, sehingga diperlukan
kode etik yang merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati. Dalam
penulisan karya ilmiah, penulis harus jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan
atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu
sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikan dengan
pencurian/plagiat.
Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau
pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya
sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi dan tesis wajib membuat surat pernyataan
yang bermaterai enam ribu dalam skripsi, atau tesis bahwa karyanya itu bukan
merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.
Penggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar,
dan tabel), penulis menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan
tersebut diambil secara utuh, sebagian, dimodifikasi atau dikembangkan. Kode etik
penulisan karya ilmiah di perguruan tinggi merupakan norma hukum, karena telah
5

diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi (lihat lampiran 1).
Adapun pertimbangan pertimbangan etika yang perlu dipenuhi antara lain:
1. Kejujuran akademik yang tercermin dari:
a. Tugas Akhir/Skripsi/tesis yang disusun, benar karya sendiri bukan hasil
jiplakan
b. Konsep dan kajian teori tidak dikutip secara langsung kecuali untuk
kepentingan kajian sebagai penelitian yang relevan
c. Cara membuat kutipan dari berbagai sumber referensi sesuai dengan aturan
yang lazim digunakan dalam karya ilmiah
d. Semua referensi yang digunakan sebagai bahan kajian harus dicantumkan
dalam daftar pustaka atau sebaliknya semua referensi yang terdapat di daftar
pustaka hanya referensi yang dikutip.
2. Keterbukaan, yaitu kesediaan untuk menerima kritik atau saran demi
peningkatan kualitas hasil tulisan.
3. Menjaga kerahasiaan dan keamanan subyek penelitian.

Tindakan kecurangan dalam penulisan karya ilmiah dapat berupa plagiasi,


yakni tindakan mengakui hasil tulisan atau pemikiran orang lain sebagai hasil karya
sendiri. Selain secara sengaja melakukan penjiplakan/plagiasi, kesalahan yang
tergolong plagiasi tersebut acapkali terkait dengan rujukan dan pengutipan hasil
karya atau pemikiran orang/sumber lain. Hal tersebut perlu menjadi perhatian civitas
akademika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.
Tindakan yang dapat merugikan pihak lain di antaranya adalah menuliskan
berita negatif/tidak menyenangkan/tidak diinginkan oleh sumber informasi atau
informan, misalnya hasil belajar siswa/mahasiswa yang relatif rendah/tidak tuntas.
Tindakan tersebut dapat dihindari dengan menggunakan kode, inisial atau nama
samaran, sehingga penulis sendiri yang mengetahui nama sumber atau informan
tersebut.
Dalam dunia tulis menulis, kegiatan pengutipan atau rujukan pada karya tulis
hasil dari tulisan orang lain merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindarkan
bahkan sangat dianjurkan karena justru hal tersebut bisa membuat sebuah karya
tulisan ilmiah semakin berkembang dan kaya akan informasi, namun kita harus tetap
memperhatikan kode etik penulisan karya ilmiah.
6

BAB III
KOMPOSISI SKRIPSI/TESIS

A. Panduan Umum
Secara umum, komposisi panduan penulisan karya ilmiah FKIP Untan
memuat sejumlah aturan yang harus diikuti oleh seluruh civitas akademika. Adapun
komposisi tersebut antara lain.

1. Aturan Umum dan Khusus Penulisan Skripsi/Tesis

Tabel 1
Aturan Umum Penulisan Skripsi/Tesis
No Ragam Aturan Format

1 Ukuran kertas HVS A4 80 gram setiap meter (gsm)


2 Jenis huruf Times New Roman; Ukuran huruf 12
3 Cetak tebal/Bold Judul, subjudul, semua judul (judul
tabel, diagram, gambar dll)
4 Spasi Double
5 Margin 4 cm kiri, 3 cm kanan, 4 cm atas, dan 3
cm bawah
6 Tata ketik/Tata Tulis APA ( American Psychological
Assoociation) Versi 6

Tabel 2
Aturan Khusus Penulisan Skripsi/Tesis
No Komponen Keterangan
1 Sitasi Sitasi untuk skripsi minimal 6 referensi baik buku
maupun jurnal internasional bereputasi.
Sedangkan tesis minimal 12 buku maupun jurnal
internasional bereputasi.
2 Daftar Pustaka Penggunaan referensi skripsi minimal 30
referensi dan tesis 45 referensi, diutamakan 10
tahun terakhir.

2. Penulisan Subbab
Penulisan subbab mengacu pada struktur gabungan angka dan huruf. Secara
detail penulisan sub-bab dapat dilihat sebagai berikut:
7

a. Bab: I, II, III, IV, dst.


b. Subbab tingkat 1: A, B, C, D, dst.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
2. Tolak ukur efektivitas pembelajaran
a. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik
1) Materi
2) Metoda
3) Media
b. Komunikasi secara efektif
3. Pengertian Pembelajaran
B. Hasil Belajar
... dst.

c. Subbab tingkat 2: 1, 2, 3, 4, dst.


d. Subbab tingkat 3: a, b, c, d, dst.
e. Subbab tingkat 4: 1), 2), 3), 4), dst.
f. Subbab tingkat 5: a), b), c), d), dst.
g. Subbab tingkat 6: (1), (2), (3), (4), dst.
h. Subbab tingkat 7: (a), (b), (c), (d), dst.
Contoh:
Nomor dan judul bab diketik dengan huruf kapital cetak tebal seluruhnya.
Nomor bab (BAB I, BAB II, BAB III, dst) diketik pada jarak 3 cm dari tepi atas
di tengah tengah (simetris kiri kanan). Pada bagian bawah diketik judul bab.
Jika judul bab lebih dari satu baris diketik dengan pola piramida terbalik.

B. Sistematika
Sistematika Skripsi/Tesis dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal,
bagian inti, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Unsur-unsur yang termuat pada bagian awal tesis dan disertasi disajikan
dengan urutan sebagai berikut.
Halaman Sampul
Lembar Logo
8

Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak
Motto (jika perlu)
Halaman persembahan (jika perlu)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
2. Bagian Inti (Lihat Pedoman pada setiap Jenis Penelitian)
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup (jika perlu)

C. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir

1. Isi Bagian Awal


Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur bagian
awal yang telah disebutkan di atas, berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam
masing- masing unsur tersebut.

a. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul dengan ukuran huruf 14, kata „Skripsi/Tesis‟
ukuran huruf 14 dan dicetak tebal, sedangkan ukuran huruf 12 mencakup nama,
NIM, lambang Universitas Tanjungpura dengan diameter 3 cm, dan diikuti dengan
nama prodi, jurusan, fakultas, universitas (tidak boleh disingkat), dan tahun lulus
ujian. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital.
Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris,
rapat, dan serasi. Warna sampul berwarna jingga. Tulisan yang dicetak pada
halaman sampul, terdiri dari: (1) judul secara lengkap; (2) kata skripsi atau tesis; (3)
9

kata “oleh” dan nama serta NIM penulis; (4) logo untan berwarna dengan ukuran 3
cm; (5) nama lengkap program studi, fakultas, dan universitas (tidak disingkat).
Halaman sampul luar dicetak dengan sampul keras (hard cover) dan diberi cetakan
pada punggungnya (Lihat lampiran 1).

b. Halaman Judul
Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya
sama dengan halaman sampul. Halaman judul pada lembar kedua memuat (1)
judul skripsi atau Tesis yang diketik dengan huruf kapital, (2) teks Skripsi atau
Tesis diajukan kepada Universitas Tanjungpura sebagai syarat dalam
menyelesaikan program Sarjana/ Pascasarjana pada program studi, (3) nama dan
nomor induk mahasiswa (NIM) diketik dengan huruf kapital, (4) logo untan dengan
diameter 3 cm, ( 5 ) nama lengkap program studi, jurusan, fakultas d a n universitas
diketik dengan huruf kapital, (6) tempat dan tahun lulus ujian (Lihat lampiran 2).
Semua huruf pada halaman judul dicetak dengan huruf kapital dengan ukuran
antara 12 poin dan dicetak tebal. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing
unsur diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Akan tetapi, pemenggalan baris pada
judul tetap harus memerhatikan makna kelompok kata (frasa), contoh:
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
KELAS X SMA NEGERI 3 PONTIANAK

c. Lembar Persetujuan
Lembar persetujuan Skripsi/Tesis berisi pengesahan oleh para pembimbing,
para penguji, ketua program studi, dan dekan. Hal-hal yang dicantumkan dalam
lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks skripsi/tesis disetujui untuk diuji, (2)
nama lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) Pembimbing I dan Pembimbing
II. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh mahasiswa
yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para penguji pada
saat berlangsungnya ujian. Dalam lembar persetujuan dosen penguji dicantumkan
tanggal-bulan-tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap dan NIP
dari masing-masing dewan penguji dan dekan/ketua program studi (Lihat
Lampiran 3).
10

d. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan dibuat setelah dilakukan revisi skripsi atau tesis setelah
ujian. Halaman pengesahan terdiri atas: (1) judul skripsi atau tesis yang diketik
dengan huruf kapital, (2) nama dan nomor induk mahasiswa (NIM) diketik dengan
huruf kapital, (3) nama dan NIP pembimbing 1 dan 2, ( 4 ) nama dan NIP penguji 1
dan 2, dan (5) mengetahui tanda tangan, nama lengkap, dan NIP ketua prodi (Lihat
Lampiran 4).

e. Pernyataan Keaslian Tulisan


Pernyataan keaslian tulisan berisi pernyataan penulis bahwa isi skripsi/tesis yang
ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang
diakui sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri. Pengambilalihan karya orang lain
untuk diaku sebagai karya sendiri merupakan tindak kecurangan yang lazim disebut
plagiasi. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan ini.
Pernyataan keaslian tulisan di tandatangani di atas materai 6.000 (Lihat Lampiran
5).

f. Abstrak
Abstrak merupakan paragraf yang paling penting. Sesaat setelah abstrak terbit di
dalam suatu publikasi ilmiah berarti awal dari suatu perjalanan panjang dari tulisan
yang bersangkutan dimulai karena abstrak akan masuk dalam berbagai indeks karya
tulis ilmiah. Abstrak merupakan ringkasan singkat yang komprehensif dari suatu tulisan.
Abstrak yang baik adalah yang akurat, padat, spesifik, non evaluatif, koheren dan
mudah dibaca. Panjang abstrak skripsi dan tesis minimal 150 kata maksimal 200 kata,
menggunakan ukuran huruf 11, kata asing pada abstrak ditulis miring, serta diketik spasi
satu rata kanan kiri (Lihat Lampiran 6). Adapun isi abstrak skripsi/tesis, mencakup:
1) Tujuan atau Masalah yang diteliti (satu kalimat jika mungkin)
2) Bentuk penelitian yang digunakan
3) Subjek/sampel (sebutkan karakteristiknya yang utama, misal: jumlah, tipe,
umur, jenis kelamin, dan cara menentukan sampel)
4) Metode (alat, bahan, instrumen, prosedur pengumpulan data dan analisisnya)
5) Temuan utama (bila kuantitatif lengkap dengan statistiknya)
6) Kesimpulan dan implikasi atau aplikasinya
7) Kata kunci maksimal 5 kata. Kata kunci pada skripsi ditulis di bawah sedangkan
11

tesis ditulis di atas


8) Isi abstrak skripsi tidak ada nama penulis, sedangkan tesis ada nama penulis dan
pembimbing di bagian atas.

g. Kata Pengantar
Kata Pengantar pada skripsi berisikan beberapa hal yaitu (1) Ucapan syukur;
(2) Judul Penelitian; (3) Maksud/Tujuan; (4) Ucapan terima kasih, dan (5) Harapan
akan kegunaan. Tulisan kata pengantar diketik dengan huruf kapital, simetris di batas
atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan
spasi ganda (dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari satu halaman kertas ukuran
A4. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa
menyebut nama terang (Lihat Lampiran 7).
Kata pengantar pada tesis selain berisikan ucapan rasa syukur juga berisikan
isi bagian bagian dalam bab bab tesis, sedangkan ucapan terima kasih berisi ucapan
terima kasih kepada pihak pihak yang ikut terlibat dalam penulisan tesis pada
halaman yang berbeda.

h. Daftar lsi
Halaman daftar isi memuat judul bab, judul sub-bab, dan judul anak subbab
yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua
judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul subbab dan anak subbab
hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya
menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi skripsi/tesis (Lihat Lampiran
8).

i. Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman
tempat pernuatan setiap tabel. Judul tabel dalam daftar tabel harus sama dengan
judul tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu
baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya
diberi jarak dua spasi (Lihat Lampiran 9).

j. Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan
nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan
12

lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu
dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.

k. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, serta halaman
tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris
diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya
diberi jarak dua spasi.

l. Daftar Lainnya
Jika dalam suatu skripsi/tesis banyak digunakan tanda-tanda lain yang
mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau lambang-lambang yang
digunakan dalam matematika, ilmu eksakta, teknik, dan bahasa), maka perlu ada
daftar khusus mengenai lambang-lambang atau tanda-tanda tersebut.

2. Isi Bagian Inti (Lihat Pedoman pada setiap Jenis Penelitian)


3. Isi Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat buku-buku literatur, jurnal, dll yang digunakan dalam
penyusunan skripsi dan tesis. Penulisan daftar pustaka mengacu APA (American
Psychological Association) edisi ke enam tahun 2010.

b. Lampiran-Lampiran
Lampiran berisi dokumen penting yang secara langsung perlu disertakan dalam
suatu skripsi dan tesis, misalnya ringkasan analisis data penelitian dan salinan (fotokopi)
surat ijin penelitian. Agar mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi
nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab. Pencantuman nomor
lampiran dalam tubuh tulisan skripsi dan tesis, harus sesuai dengan urutan penyajian
dalam teks. Satu nomor lampiran merupakan kelanjutan dari nomor urut lampiran
dalam tubuh tulisan sebelumnya.

c. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi/tesis disajikan secara naratif. Hal-hal yang perlu
dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempa/tanggal lahir, riwayat
pendidikan, pengalaman berorganisasi, prestasi yang pernah diraih. Riwayat hidup
diketik dengan spasi tunggal (satu spasi).
13 4 cm

Contoh Ukuran Halaman Sampul Skripsi/Tesis/Artikel


4 cm 3 cm

KATA-KATA TABU DALAM BAHASA MELAYU DIALEK


Font 14
NGABANG PEDEKATAN SOSIOLINGUISTIK Space 1

5 Ketuk

Font 14
SKRIPSI/TESIS/ARTIKEL

5 Ketukan

Font 12
OLEH Space 1
NAMA
NIM

6 Ketukan

3 cm

6 Ketukan

Font 12
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN .... Space 1
JURUSAN PENDIDIKAN ....
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019

4 cm
14

BAB IV
PENULISAN KUTIPAN, RUJUKAN, TABEL,
DAN GAMBAR

A. Penulisan Sumber Kutipan


1. Batasan Kutipan
Kutipan atau citasi adalah upaya untuk mengkontruksi ide dari berbagai
sumber rujukan ke dalam sebuah karya tulis ilmiah. Penggunaan kutipan ditujukan
sebagai basis untuk memperkuat gagasan yang disusun seorang penulis agar
konstruk teoritik yang dibangun relevan dengan teori atau hasil penelitian
sebelumnya. Kutipan juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menjawab temuan-
temuan penelitian. Untuk itu, kutipan-kutipan yang dibuat harus berselang-seling
dengan interpretasi dan argumentasi dari penulis. Dengan demikian, tampak bahwa
penulis memiliki pendapat atau pandangan tertentu terhadap apa yang dikutip, dalam
kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Perlu diingat bahwa membuat kutipan bukanlah hal yang salah, bahkan
seharusnya dilakukan dalam penulisan karya ilmiah. Akan tetapi, kesan bahwa
kajian teori hanya berupa kumpulan kutipan harus dihindari. Informasi lengkap
tentang sumber kutipan dituliskan dalam sebuah daftar yang disebut Daftar Rujukan
atau Daftar Pustaka. Referensi yang tertulis di daftar pustaka, harus digunakan
sebagai rujukan. Format penulisan kutipan harus sama dengan format yang dipakai
pada penulisan daftar pustaka. Adapun sistem penulisan dalam penulisan karya
ilmiah yang direkomendasikan di lingkungan FKIP UNTAN adalah sistem
American Psychological Association (APA) edisi ke 6 yang telah disesuaikan
penggunaannya dalam bahasa Indonesia.

2. Jenis Kutipan
a. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung (paraphrase) adalah upaya mengkonstruksi
ide/konsep/temuan dari berbagai sumber rujukan yang disampaikan dengan kata-
kata penulis sendiri. Dalam membuat kutipan tidak langsung, penulis dapat
mengambil inti sari dari sebuah tulisan rujukan atau menggabungkan beberapa
15

intisari dari tulisan rujukan yang selanjutnya dikonstruksi ke dalam struktur kalimat
yang berbeda sesuai dengan interpretasi penulis. Penggunaan kutipan tidak langsung
ini sebaiknya lebih diutamakan untuk menghindari tingginya similarity atau
kesamaan sebuah tulisan ilmiah.
Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat kutipan tak langsung
antara lain: (1) kutipan tersebut diintegrasikan dengan tulisan (teks); (2) kutipan
tidak diapit dengan tanda kutip; dan (3) jarak antarbaris ditulis mengikuti teks.

b. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah salinan ide/konsep/temuan orang lain persis kata per
kata, termasuk tanda bacanya seperti teks aslinya. Sumber yang dikutip misalnya
pendapat pakar atau temuan peneliti yang disalin kata per kata karena penulis
khawatir salah dalam menginterpretasikan, bagian teks karya sastra, rumus, bagian
teks kitab suci, dan dokumen resmi negara seperti pasal dan ayat dalam undang-
undang.

3. Tata Cara Pengutipan Berdasarkan APA


a. Kutipan Langsung < 40 Kata
Tulisan yang dikutip langsung dari publikasi lain jika kurang dari 40 kata atau
(≤ 4 baris) harus ditulis kata demi kata dan diletakkan di dalam teks dengan diberi
tanda kutip ganda (“…”). Jika kutipan muncul di tengah kalimat, akhiri kalimat
dengan tanda kutip dan sertakan sumber menggunakan tanda kurung setelah tanda
kutip, dilanjutkan dengan kalimat berikutnya. Jangan gunakan tanda baca lain
kecuali arti kalimat membutuhkan tanda baca tersebut.
Contoh kutipan langsung < 40 kata di awal atau di tengah kalimat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Sutrisno (1998) menyatakan
bahwa, “reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada pengubahan dari
kerangka berpikir benar-salah menjadi kerangka berpikir alternatif” (h.27), tetapi
perubahan semacam ini memerlukan waktu yang lama, bahkan mungkin perlu
beberapa generasi.
Contoh Kutipan langsung < 40 kata di akhir kalimat
Ini menunjukan bahwa, “reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan
pada pengubahan dari kerangka berpikir benar-salah menjadi kerangka berpikir
alternatif” (Sutrisno, 1998, h.27).
16

b. Kutipan Langsung > 40 Kata


Kutipan yang terdiri lebih dari 40 kata (≥ 4 baris) tidak ditempatkan di dalam
teks tetapi di dalam blok yang di tandai dengan inden kanan dan inden kiri tanpa
menggunakan tanda kutip. Jarak spasi untuk kutipan langsung > 40 kata mengikuti
ukuran kalimat utama.
Contoh penulisan di awal kutipan:
Terkait dengan arah reformasi pendidikan di Indonesia, Sutrisno (1998)
menyatakan bahwa:
Reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada pengubahan
kerangka berpikir benar-salah menjadi kerangka berpikir alternatif.
Seseorang yang menggunakan kerangka berpikir benar-salah hanya
menggunakan satu pemikiran saja yang olehnya dianggap benar,
sedangkan pemikiran-pemikiran lain dianggap salah. Pada umumnya,
yang bersangkutan menjadi sangat fanatik dalam mempertahankan
pemikirannya karena baginya pemikiran tersebut hanya satu-satunya
yang benar. Ia menjadi sangat tertutup terhadap pemikiran lain (h.27).

Contoh penulisan di akhir kutipan:


Terkait adanya perubahan paradigma pendidikan di Indonesia dalam tataran
makro, maka:
Reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada pengubahan
kerangka berpikir benar-salah menjadi kerangka berpikir alternatif.
Seseorang yang menggunakan kerangka berpikir benar-salah hanya
menggunakan satu pemikiran saja yang olehnya dianggap benar,
sedangkan pemikiran-pemikiran lain dianggap salah. Pada umumnya,
yang bersangkutan menjadi sangat fanatik dalam mempertahankan
pemikirannya karena baginya pemikiran tersebut hanya satu-satunya
yang benar. Ia menjadi sangat tertutup terhadap pemikiran lain.
(Sutrisno, 1998, h.27)

c. Kutipan Langsung Merujuk Sumber Sekunder


Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, sumber
kutipan yang ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan
menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh kutipan langsung merujuk sumber sekunder di awal kalimat
….Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Sutrisno (dalam Afandi,
2019) menyatakan bahwa, “reformasi pendidikan di Indonesia harus
diarahkan pada pengubahan dari kerangka berpikir benar-salah menjadi
kerangka berpikir alternatif” (h.9).
17

Contoh kutipan langsung merujuk sumber sekunder di akhir kalimat


Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Sutrisno (1998) yang
menyatakan bahwa “reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan
pada pengubahan dari kerangka berpikir benar-salah menjadi kerangka
berpikir alternatif” (Afandi, 2019, h.9).

d. Kutipan Sebagian Isi Tulisan


Jika kutipan hanya memerlukan sebagian dari isi tulisan dari sebuah kalimat
yang cukup panjang, pengutip dapat memberikan tanda (…) kemudian dilanjutkan
dengan kutipan kalimat selanjutnya.
Contoh kutipan sebagian isi tulisan
Terkait adanya perubahan paradigma pendidikan di Indonesia dalam tataran
makro, maka:
Reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada pengubahan
kerangka berpikir benar-salah menjadi kerangka berpikir alternatif.
Seseorang yang menggunakan kerangka berpikir benar-salah hanya
menggunakan satu pemikiran saja yang olehnya dianggap benar…karena
baginya pemikiran tersebut hanya satu-satunya yang benar. Ia menjadi
sangat tertutup terhadap pemikiran lain. (Sutrisno, 1998, h.27).

B. Penulisan Nama Penulis dalam Kutipan


Sesuai aturan penulisan kutipan menurut APA, maka format mengacu pada
sistem (Author, tahun, dan halaman untuk kutipan langsung) serta dicantumkan
secara alfabet dalam daftar pustaka. Format kutipan ini ditujukan agar pembaca
dapat secara singkat mengidentifikasi dan menemukan sumber referensi dalam
daftar pustaka dengan lebih mudah. Setiap kutipan dalam teks harus muncul dalam
daftar pustaka dan entri daftar referensi identik dalam ejaan nama penulis dan tahun.
1. Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Negaranya
Berdasarkan negaranya, nama penulis dalam sumber kutipan dituliskan dengan
tata cara seperti yang termuat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Tata cara penulisan nama penulis berdasarkan negaranya
Nama penulis berdasarkan Nama penulis Penulisan dalam Penulisan dalam
negaranya sumber kutipan daftar pustaka
Nama Barat John W. Creswell Creswell Creswell, J. W
Nama Indonesia terdiri dari 2 Nuraini Asriati Asriati Asriati, N
kata
Nama Indonesia lebih dari 2 Touvan Juni Samodra Samodra, T. J
kata Samodra
Nama Indonesia terdiri dari Afandi Afandi Afandi
satu kata
18

Nama Belanda dengan Krees van Austin Van Austin Van Austin, K
kata-kata de,van,vanden,
vander, dan von pada nama
Jerman
Catatan: Nama-nama yang digunakan hanyalah contoh

2. Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Jumlah dan Jenis Kutipan


Berdasarkan jumlah dan jenis kutipan, nama penulis dalam sumber kutipan
dituliskan dengan tata cara seperti yang termuat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4
Tata cara penulisan nama penulis berdasarkan jumlah dan jenis kutipan
Tipe kutipan Jenis Kutipan pertama pada teks Kutipan berikutnya pada
kutipan teks
Tidak Afandi (2019) Afandi (2019)
langsung (Afandi, 2019) (Afandi, 2019)
Kutipan dari
Afandi (2019) “…..”(h.2) Afandi (2019) “…..”(h.4)
satu penulis
Langsung Afandi (2019, h.2) Afandi (2019, h.4)
(Afandi, 2019, h.2) (Afandi, 2019, h.4)
Tidak Afandi & Asriati (2019) Afandi & Asriati (2019)
langsung (Afandi & Asriati, 2019) (Afandi & Asriati, 2019)
Afandi & Asriati (2019) Afandi & Asriati (2019)
Kutipan dari “…” (h.2). “…” (h.4).
dua penulis Afandi & Asriati (2019, Afandi & Asriati (2019,
Langsung
h.2) h.4)
(Afandi & Asriati, 2019, (Afandi & Asriati, 2019,
h.2) h.4)
Afandi, Asriati, & Samodra Afandi, dkk (2019)
Tidak (2019)
langsung (Afandi, Asriati, & (Afandi dkk, 2019)
Samodra, 2019)
Kutipan dari
Afandi, Asriati, & Samodra Afandi, dkk (2019)
3, 4, dan 5
(2019) “…” (h.2) “…”(h.4)
penulis
Afandi, Asriati, & Samodra
Langsung
(2019, h.2) Afandi, dkk (2019, h.2)
(Afandi, Asriati, &
Samodra, 2019, h.2) (Afandi dkk, 2019, h.2)
Tidak Afandi, dkk (2019) Afandi, dkk (2019)
langsung (Afandi dkk, 2019) (Afandi dkk, 2019)
Kutipan lebih Afandi, dkk (2019) “…” Afandi, dkk (2019) “…”
dari 5 penulis (h.2) (h.2)
Langsung
Afandi, dkk (2019, h.2) Afandi, dkk (2019, h.2)
(Afandi dkk, 2019, h.2) (Afandi dkk, 2019, h.2)
Tidak Lembaga Ilmu Pengetahuan LIPI (2019)
langsung Indonesia (LIPI, 2019)
Lembaga Ilmu Pengetahuan LIPI (2019, h.2)
Lembaga atau
Indonesia (LIPI, 2019, h.2)
institusi
Langsung (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI, 2019, h.2)
[LIPI], 2019, h.2)
Kutipan lebih Diberi (Afandi, 2019; Budiman, (Afandi, 2019; Budiman,
dari 1 tanda (;) 2019; Samodra, 2010) 2019; Samodra, 2010)
19

C. Penulisan Daftar Pustaka


Istilah daftar rujukan atau referensi digunakan dalam pedoman ini
sesungguhnya untuk menekankan bahwa sumber-sumber yang dikutip pada bagian
tubuh (isi) teks dipastikan ditulis pada daftar rujukan atau referensi, begitu pula
sebaliknya. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendorong dan meminimalkan
potensi praktik plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah.
Beberapa catatan umum yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar
rujukan dengan menggunakan sistem APA antara lain sebagai berikut.
1. Memasukkan nama keluarga semua penulis dan inisialnya sampai dengan tujuh
penulis. Apabila lebih dari tujuh, yang ditulis adalah sampai penulis yang
keenam kemudian diberi tanda titik tiga kali lalu dituliskan nama penulis
terakhirnya sebelum tahun penulisan (Lihat APA halaman 177).
2. Tuliskan pustaka secara alpabetis atau sesuai abjad di ikuti tahun penerbitan.
Apabila penulis sama dalam tahun yang sama, bedakan dengan huruf kecil (lihat
APA halaman 181-183).
3. Daftar pustaka ditulis dengan jarak 2 spasi (lihat APA halaman 180).
4. Untuk penulis berupa kelompok atau institusi, nama institusinya ditulis dengan
jelas.
5. Untuk rujukan pada buku yang disunting, masukkan nama penyunting di posisi
penulis, dan berikan tulisan (Penyunting).
6. Keterangan tahun penerbitan ditulis di dalam kurung dengan didahului dan
diakhiri tanda titik. Untuk jenis rujukan berupa majalah, newsletter, tuliskan
tahun jelas dan tanggal lengkap publikasinya, yang dipisahkan oleh koma dan
diikuti nomor dalam tanda kurung.
7. Apabila tidak ada keterangan waktu penulisan, tuliskan t.t. di dalam kurung.
8. Terkait judul buku, artikel atau bab, huruf kapital hanya dipergunakan untuk
kata pertama pada judul dan subjudul bila ada, dan kata yang masuk kategori
proper noun.
9. Untuk judul jurnal, newsletter, dan majalah, judul ditulis dengan kombinasi
huruf kapital pada awal kata awal dan huruf kecil setelahnya, kecuali terdapat
sub judul yang ditulis dengan kombinasi juga huruf kapital pada awal kata awal
dan huruf kecil setelahnya. Sementara itu, nama sumbernya dicetak miring.
10. Identitas kota penerbitan ditulis dengan jelas diikuti dengan nama penerbitnya.
20

1. Penulisan Pustaka Berdasarkan Jumlah Author.


Adapun penulisan pustaka berdasarkan jumlah author mengikuti format pada
kutipan sebagai berikut:
Tabel 5
Contoh Penulisan Daftar Pustaka Berdasarkan Author
Jumlah Contoh penulisan daftar pustaka
Satu Author, A. A (Tahun).
Dua Author, A. A., & Author, B. B. (Tahun).
Tiga Author, A. A., Author, B. B., & Author, C. C. (Tahun).
Empat Author, A. A., Author, B. B., Author, C. C., & Author, D. D. (Tahun).
Lima Author, A. A., Author, B. B., Author, C. C., Author, D. D., & Author, E. E.
(Tahun).
Enam Author, A. A., Author, B. B., Author, C. C., Author, D. D., Author, E. E., &
Author, F. F. (Tahun).
Tujuh Author, A. A., Author, B. B., Author, C. C., Author, D. D., Author, E. E.,
Author, F. F., & Author, G. G. (Tahun).
>7 Author, A. A., Author, B. B., Author, C. C., Author, D. D., Author, E. E., … &
Author, I. I. (Tahun)
Note: Disarikan dari APA edisi 6

2. Penulisan Pustaka Berdasarkan Tipe Publikasi


a) Artikel Periodik (Jurnal, Makalah, Artikel, Surat Kabar dan Majalah)
Untuk penulisan pustaka dari sumber periodik, format penulisan pustaka dapat
mengikuti aturan berikut ini:
1) Jurnal dengan DOI (digital object identifier)
Penulisan pustaka dari jurnal dengan DOI mengikuti format: Nama penulis
jurnal. (tahun). Judul artikel jurnal periodik, Nama jurnal periodik,
Volume(edisi), halaman, DOI.
Contoh:
Seniwoliba, J. A., & Yakubu, R. N. (2005). An analysis of the quality assurance
policies in a ghanian university. Educational Research and Review, 10(16),
2331–2339, DOI: 10.5897/ERR2015.
2) Jurnal tanpa DOI
Penulisan pustaka dari jurnal tanpa DOI mengikuti format: Nama penulis jurnal.
(tahun). Judul artikel jurnal, Nama jurnal periodik, Volume(edisi), halaman.
Contoh:
Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The geographic expansion of Mexican
immigration in the United States and its implications for local law
enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal, 8(1),73–82.
Diunduh di http://researchgate.org/LELFJ/journal.php
21

3) Artikel dari jurnal online


Penulisan pustaka dari jurnal online mengikuti format: Nama penulis jurnal.
(tahun). Judul artikel jurnal, Nama jurnal periodik, Volume (edisi), halaman.
Diunduh di (link jurnal online).
Contoh:
Sillick, T. J., & Schutte, N. S. (2006). Emotional intelligence and self-esteem
mediate between perceived early parental love and adult happiness. E-
Journal of Applied Psychology, 2(2), 38–48. Diunduh di
http://ojs.lib.swin.edu.au/index.php/ejap
4) Majalah ilmiah online
Penulisan pustaka dari majalah ilmiah online mengikuti format: Nama penulis.
(tahun, bulan). Judul makalah ilmiah online, Nama penerbit makalah, Volume
(edisi). Diunduh di (link makalah ilmiah online).
Contoh:
Clay, R. (2008, June). Science vs. ideology: Psychologists fight back about the
misuse of research. Monitor on Psychology, 39(6). Diunduh dari
http://www.apa.org/monitor/
5) Spesial issue jurnal sebagai editor
Penulisan pustaka dari jurnal online mengikuti format: Nama penulis jurnal.
(Ed/Eds). (tahun). Judul artikel jurnal [Special issue], Nama jurnal periodik,
Volume(edisi), halaman. DOI.
Contoh:
Haney, C., & Wiener, R. L. (Eds.). (2004). Capital punishment in the United
States [Special issue]. Psychology, Public Policy, and Law, 10(4), 1-10.
DOI: 10.2541/Sp.I.2004.
6) Abstrak jurnal online
Penulisan pustaka dari abstrak jurnal online mengikuti format: Nama penulis
jurnal. (tahun). Judul artikel jurnal, Nama jurnal periodik, Volume(edisi),
halaman. Abstrak diperoleh di (link jurnal online).
Contoh:
Lassen, S. R., Steele, M. M., & Sailor, W. (2006). The relationship of school-
wide positive behavior support to academic achievement in an urban
middle school. Psychology in the Schools, 43, 701–712. Abstrak diperoleh
dari http://www.interscience.wiley.com
22

7) Makalah yang disajikan dalam seminar/lokakarya


Penulisan pustaka dari makalah yang disajikan dalam seminar/lokakarya
mengikuti format: Nama penulis makalah. (tahun, tanggal dan bulan pelaksaan
seminar). Judul makalah, Nama kegiatan seminar/lokakarya, tempat
seminar/lokakarya.
Contoh:
Sutrisno, L. (2000, 24-25 September). Gender dalam pendidikan fisika di
Indonesia, Makalah Diseminarkan Pada Projek HEDS-JICA, Universitas
Sriwijaya Palembang.
8) Makalah tidak diterbitkan
Penulisan pustaka dari makalah yang disajikan dalam seminar/lokakarya
mengikuti format: Nama penulis makalah. (tahun, tanggal dan bulan pelaksaan
seminar). Judul makalah [tidak dipublikasikan], Nama kegiatan
seminar/lokakarya, tempat seminar/lokakarya.
Contoh:
Sutrisno, L. (1996, 11 Agustus). Reformasi pendidikan. Makalah Sumbang Saran
Bagi Mendikbud [tidak dipublikasikan], Pontianak, Universitas
Tanjungpura.

b) Buku
Untuk penulisan pustaka dari sumber periodik, format penulisan pustaka dapat
mengikuti aturan berikut ini:
1) Buku cetak
Penulisan pustaka dari buku cetak dapat mengikuti format: Nama penulis buku.
(tahun). Judul buku. Kota penerbit: Nama penerbit. Perlu diingat bahwa dalam
penulisan nama penerbit, tidak perlu mencantumkan istilah berlebihan
(superfluous terms) seperti: Ltd, Inc, Publishers, Group, dan Co, yang tidak
dibutuhkan dalam mengidentifikasi nama publisher (lihat APA halaman 187).
Contoh:
Shotton, M. A. (1989). Computer addiction? A study of computer dependency.
London: Taylor & Francis.

2) Chapter book
Penulisan pustaka dari chapter book dapat mengikuti format: Nama penulis buku.
(tahun). Judul chapter book. Dalam Nama Penyunting chapter book (Ed/Eds),
Judul buku (halaman chapter book). Kota penerbit: Nama penerbit.
23

Contoh:
Haybron, D. M. (2008). Philosophy and the science of subjective well-being.
Dalam M. Eid & R. J. Larsen (Eds.), The science of subjective well-being
(h. 17–43). New York: Guilford Press.

3) Buku Terjemahan
Penulisan pustaka dari buku terjemakan dapat mengikuti format: Nama penulis
buku. (tahun). Judul buku. Diterjemahkan oleh Nama Penyunting. Kota penerbit:
Nama penerbit.
Contoh:
Freire, P. (2007). Politik pendidikan: Kebudayaan, kekuasaan, dan pembebasan.
Diterjemahkan oleh A. Prihantoro & F. A. Fudiyartanto. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

4) Sumber dari buku yang berbeda


Penulisan pustaka dari sumber buku berbeda oleh penulis yang sama dalam tahun
yang sama dapat mengikuti format seperti penulisan buku cetak, hanya saja
dipisahkan dengan huruf kecil.
Contoh:
Halliday, M. A. K. (1985a). Spoken and written language. Geelong: Deakin
University Press.
Halliday, M. A. K. (1985b). An introduction to functional grammar. London:
Edward Arnold.
Halliday, M. A. K. (1985c). Language, context, and text: Aspects of language in
a social semiotic perspective. Melbourne: Deakin University Press.

c) Selain buku dan artikel periodik


1) Skripsi/Tesis/Disertasi
Penulisan pustaka dari skripsi/tesis/disertasi dapat mengikuti format: Nama
penulis. (tahun). Judul publikasi [skripsi/tesis/disertasi]. Diperoleh dari (link
repository).
Contoh:
Adams, R. J. (1973). Building a foundation for evaluation of instruction in higher
education and continuing education [Disertasi]. Diperoleh dari
http://www.ohiolink.edu/etd/.

2) Publikasi Departemen atau Lembaga Pemerintah


Penulisan pustaka dari departemen atau lembaga pemerintah dapat mengikuti
format: Nama lembaga/departemen. (tahun). Judul publikasi. Kota: Nama
24

penerbit. Jika publikasi tersebut diunduh pada laman online, sertakan link laman
tersebut.
Contoh:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk pelaksanaan
beasiswa dan dana bantuan operasional. Jakarta: Depdikbud. Diunduh dari
http://kemendibud.go.id/petunjuk_beasiswa_bos.html

3) Surat Kabar
Penulisan pustaka dari surat kabar dapat mengikuti format: Nama penulis. (tahun,
tanggal dan bulan). Judul publikasi. Nama harian surat kabar.
Contoh:
Irsyam, M. (2002, 16 Januari). Terapi membenahi ke”amburadulan” birokrasi.
Kompas

4) Surat Kabar Online


Penulisan pustaka dari surat kabar dapat mengikuti format: Nama penulis. (tahun,
tanggal dan bulan). Judul publikasi. Nama harian surat kabar. Diunduh di (link
harian surat kabar online)
Contoh:
Nurgiyantoro, H. K. (2016, 20 Januari). Pendidikan di era revolusi industri 4.0.
Kompas. Diunduh di http://kompas.com/pkp/index

Ada beberapa catatan penting yang harus dicermati dari penulisan daftar
rujukan atau referensi di atas.
1. Contoh-contoh di atas merupakan pola rujukan dari beberapa jenis dokumen yang
sering dipergunakan dalam karya ilmiah. Tidak semua dicontohkan pada
pedoman ini. Untuk jenis-jenis sumber rujukan khusus lainnya, silakan mengacu
pada buku Publication Manual of the American Psychological Association (2010)
edisi keenam.
2. Beberapa contoh di atas tidak merupakan sumber yang benar-benar nyata dan
dapat diakses. Penulisan sumber-sumber tersebut hanya untuk keperluan
pemberian contoh semata.
3. Bagi penulisan karya ilmiah yang menggunakan bahasa Inggris, silakan ikuti
sistem APA sesuai aslinya dalam bahasa Inggris.
25

D. Penulisan Tabel dan Gambar


Dalam pembuatan tabel dan gambar, penulis perlu menyajikan sejumlah besar
informasi secara efisien agar data tampak lebih komprehensif. Tabel biasanya
menunjukkan nilai numerik atau informasi tekstual yang disusun dalam tampilan
kolom dan baris yang teratur. Gambar dapat berupa bagan, grafik, foto, gambar, atau
ilustrasi nontekstual. Tabel selalu ditandai dengan struktur kolom baris, sedangkan
tabel berisi jenis ilustrasi apa pun selain tabel.
1. Penulisan Tabel
Penulisan tabel dalam sebuah tulisan ilmiah perlu memperhatikan sejumlah
komponen dasar tabel baik dari sisi layout maupun formatnya. Tabel dibuat
selengkap mungkin, tetapi diusahakan jumlah angka dan kolom yang sesedikit
mungkin di dalam satu tabel. Harus dihindari adanya duplikasi, misalnya
penyampaian data yang sama dalam tabel dan grafik. Demikian pula pembuatan
gambar harus sederhana, misalnya tidak boleh terlalu banyak kurva di dalam satu
gambar. Kalimat yang menerangkan rujukan pada sebuah tabel perlu ditulis dengan
huruf kapital. Keseluruhan tabel (nama dan nomor tabel, judul tabel, dan isi tabel)
ditulis 1 spasi.
Penomoran tabel adalah dengan memberi digit pertama untuk nomor bab, dan
digit kedua untuk urutan tabel dalam bab yang sama, kedua digit tersebut dipisahkan
oleh titik. Nama tabel dan nomor tabel dicetak tebal (bold). Judul tabel ditulis
dibawah nama dan nomor tabel menggunakan huruf miring (italic). Penulisan judul
tabel menggunakan“Sentence case”, yaitu huruf besar hanya di awal judul saja. Di
akhir nomor tidak diberi titik. Misal: Data mengenai angka partisipasi pemilu dapat
dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel dibingkai oleh garis lurus pada bagian atas dan bawahnya dengan jarak
satu spasi di bawah judul. Kolom dan angka di dalam tabel dapat diatur sedemikian
rupa dengan jarak satu, satu setengah atau dua spasi, tetapi diusahakan supaya tabel
tidak terlihat terlalu penuh dengan angka sehingga sukar dibaca. Tabel yang terlalu
padat sebaiknya ditempatkan dalam lampiran. Garis dalam tabel hanya berupa garis
horizontal, pada pemisah judul lajur, dan bagian akhir/bawah tabel saja. Penulisan
data dengan angka desimal menggunakan tanda koma (,).
Perlu diingat bahwa sedapat mungkin tabel disajikan dalam satu halaman yang
sama. Apabila tabel lebih dari 1 halaman dan terpaksa harus diputus, maka dapat
dilanjutkan dengan halaman berikutnya namun diberi keterangan lanjutan dan diberi
26

judul tabel, dan judul kolom (kepala tabel). Bila tabel yang disajikan diambil atau
dikutip dari suatu sumber tertentu, maka sumber ditulis di bawah tabel dengan jarak
1 (satu) spasi dengan ukuran 10. Berikan catatan (note) yang menggambarkan isi
keseluruhan tabel. Catatan ini dapat pula digunakan untuk menunjukan istilah atau
singkatan yang terdapat pada tabel.
Contoh format umum tabel.
Data pengujian statistik mengenai kreativitas berpikir, self eficiacy, dan
berpikir analitis dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.

1 line spasi Tabel 6


Statistik Deskriptif Pengujian Kreativitas Berpikir, Self Eficiacy, dan Berpikir
Analitis
Pre-test Post-test
M SD M SD F df p
Kreativitas berpikir 0,73 0,44 1,12 0,51 70.556 132 .000
Originalitas
Fleksibilitas
Elaborasi
1 line spasi
Self-eficiacy 0,59 0,41 0,98 0,45 100.63 132 .000
Pengalaman
Persuasi
Berpikir analitis 0,89 0,49 1,47 0,50 159.85 132 .000
Menghubungkan
Mengorganisasikan
Catatan: Taraf kepercayaan (degree of freedom) yang digunakan sebesar 0.05 10 TNR

2. Penulisan Gambar
Gambar meliputi grafik, diagram, monogram, foto, peta. Pembuatan grafik,
monogram disarankan menggunakan komputer, dengan memakai simbol yang
jelas maksudnya. Ikuti cara membuat grafik dengan mencontoh grafik dalam jurnal
ilmiah terbaru. Diusahakan grafik yang ditampilkan sudah mampu menjelaskan data
atau informasi maksud dicantumkannya grafik tersebut, tanpa harus melihat dalam
teks lain. Gambar dalam teks harus diketik dengan huruf "g" kapital, seperti
contoh pada Gambar 1. Nomer urut dan judul gambar diketik di bawah gambar dua
spasi dibawahnya. Jarak antara baris dalam judul gambar diketik satu spasi. Standar
gambar yang baik menurut aturan APA adalah > 300dpi, tujuannya adalah agar
gambar yang dicetak dapat kontras dan jelas. Jika gambar diperoleh dari sebuah
sumber, letakan sumber gambar pada rata kanan disertai dengan tahun sumber.
27

Contoh penulisan gambar.

Gambar 1 Foto MRI berikut ini membandingkan kondisi otak selama improvisasi
dan konvensional. Warna kuning menunjukkan peningkatan aliran darah yang
signifikan selama improvisasi, sedangkan warna biru menunjukan penurunan yang
signifikan.
(Haier, 2013, h. 248)
28

BAB V
PENELITIAN KUANTITATIF

Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya


bersifat kompleks, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat
substantif dan mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis.
Karena kompleksnya materi yang disajikan, laporan penelitian kuantitatif perlu
diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan
setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat.
Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi terutama ditujukan
untuk kepentingan masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat akademik
cenderung bersifat teknis substantif, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa
hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan
kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan objektif. Format laporan
cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau suatu kelompok
masyarakati akademik.
A. Sistematika
Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir
1. Bagian Awal (Lihat Bab III)
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Ruang Lingkup dan Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori (Berisi Kajian Variabel Penelitian)
B. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
29

B. Populasi dan Sampel


C. Teknik Pengumpulan Data
D. Instrumen (Alat Pengumpul Data) Penelitian
E. Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
B. Pengujian Hipotesis (untuk penelitian eksperimental)
1. Uji Prasyarat Analisis
2. Hasil uji Statistik
C. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

B. Isi Bagian Inti


Skripsi tidak dibatasi jumlah halamannya. Bagian-bagian yang diperlukan
sebagai bukti pendukung kinerja penulisan skripsi tidak perlu disertakan sebagai
bagian dari skripsi akan tetapi cukup dibawa ke forum ujian skripsi. Bagian inti
terdiri dari lima bab, yaitu Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil Analisis,
Pembahasan, dan Penutup. Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada
bahasan berikut.

BAB I. PENDAHULUAN
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi dan tesis yang mengantarkan
pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan
mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada
dasarnya memuat: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan
penelitian, (4) kegunaan penelitian (5) ruang lingkup dan definisi operasional
variabel.

A. Latar Belakang Masalah


Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan, baik kesenjangan teoretis ataupun kesenjangan praktis yang
melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini
30

dipaparkan berdasarkan pada review hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan


diskusi ilmiah variable yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk
diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh baik kajian empiris ataupun
kajian hasil penelitian terdahulu.

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan riasalah
merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah
yang akan diteliti.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan menampakkan variabel-variabel
yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Selain
itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti
memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan
prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang hendak dicapai
dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan
masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara menulisnya. Masalah penelitian
dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan
penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa
SMP dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika.

D. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama
bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan
kata lain, uraian dalam subbab Kegunaan Penelitian berisi alasan kelayakan atas
masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan
bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
31

E. Ruang Lingkup dan Definisi Operasional Variabel


Pada bagian ruang lingkup mencakup variabel-variabel yang diteliti, populasi
atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Pada penelitian eksperimental,
variabel penelitian dapat dituliskan jenis variabel-variabel penelitian yang digunakan
(misalnya: variabel terikat, variabel bebas, variabel kontrol, variabel manipulatif).
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diukur. Secara tidak langsung definisi operasional itu
akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu kepada
bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasionai dari variabel
"prestasi aritmatika" adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi
menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal.
Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep
atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu,
penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang
serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh
orang lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori (Berisi Kajian Variabel Penelitian dalam Bentuk beberapa
Subjudul)
Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu
masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi
dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat
diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib mengkaji teori-teori dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan
dalam Bab II (Kajian Pustaka). Dalam tesis teori yang dikaji tidak hanya teori yang
mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti.
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek
(variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa
argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab I. Untuk dapat
memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan adanya
kajian teori yang memadai. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan
menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih, sebagai landasan
penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Penulisan
32

kajian pustakan terdiri dari grand theory, penelitian relevan, disimpulkan dan
dibahas dalam satu kesatuan dalam sub bab setiap variable. Pembahasan terhadap
hasil penelitian dilakukan saling terintegrasi dalam satu kesatuan.
Bahan pustaka yang dikaji dan dipaparkan hasilnya dalam Bab ini didasarkan
pada tiga kriteria, yaitu (1) prinsip kemutakhiran (minimal 80 persen pustaka yang
dirujuk terbit sepuluh tahun terakhir), (2) prinsip keprimeran (minimal 80% pustaka
yang dirujuk berasai dari hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal, skripsi, tesis,
disertasi, dan laporan penelitian), dan (3) prinsip relevansi (hanya pustaka yang
relevan dengan masalah yang diteliti saja yang dirujuk). Jumlah halaman Bab II
yang berisi hasil kajian pustaka ini maksimal 10 persen dari seluruh. isi bagian inti
skripsi dan tesis.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis diturunkan atau bersumber dari teori dan/atau tinjauan pustaka yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dengan demikian hipotesis dapat
ditempatkan setelah paparan kajian pustaka.
Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan
kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling
mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun, secara teknis, hipotesis
penelitian dicantumkan agar hubungan antara masalah yang diteliti dan
kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas.
Rumusan hipotesis hendaknya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan
antar variabel, ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada
hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar
mereka dalam mata pelajaran Matematika. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan
menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar
yang lebih tinggi dalam mata pelajaran Matematika dibandingkan dengan yang
tingkat kecerdasannya sedang.
Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua
variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan
secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
33

BAB III METODE PENELITIAN


Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab Metode Penelitian mencakup
(1) desain Penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) teknik pengumpulan data, (4)
instrumen pengumpulan data, dan (5) analisis data.

A. Desain Penelitian
Penjelasan mengenai desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk
setiap jenis penelitian. Dalam penelitian eksperimen, diartikan sebagai strategi
mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan
karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental,
rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk
mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap
variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian
eksperimental berdasarkan pada hipotesis yang akan diuji.
Pada penelitian non-eksperimental, bahasan dalam sub-bab desain penelitian
berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan
sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survey, atau
penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian
ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat
hubungan antara variabel-variabel tersebut.

B. Populasi dan Sampel


Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan
mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi, jika sasaran penelitiannya
adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek
penelitian, terutama-dalam penelitian ekperimental. Dalam survey, sumber data
lazim disebut responden.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu
diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara
tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam
arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan
sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya
dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap
populasinya.
34

Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah; (a)
identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur
dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.

C. Teknik Pengumpulan Data


Bagian ini menguraikan: (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas
yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan
pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data,
perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk
menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang
berwenang, dan hai lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat
dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.

D. Instrumen (Alat Pengumpul Data) Penelitian


Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan
instrumen pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai
dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Instrumen harus
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, harus ada bagian yang menjelaskan
proses validasi instrumen.
Instrumen penelitian dapat diambil dari instrumen yang sudah baku, atau
instrumen yang sudah baku tetapi diadaptasi, atau instrumen yang dikembangkan
sendiri oleh peneliti. Jika instrumen penelitian diambil dari instrumen yang sudah
baku, maka jabaran variabelnya tidak perlu dipaparkan lagi. Namun, apabila peneliti
mengadaptasi instrumen baku atau mengembangkan instrumen sendiri, peneliti perlu
memaparkan proses dan hasil validasi instrumen.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara
pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/ pernyataan.
Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat
yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.
35

E. Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari
metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat digunakan secara bertahap, yaitu
statistik deskriptif dan dilanjutkan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial
terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan statistik
parametrik atau non-parametrik harus memperhatikan karakteristik dan distribusi
data yang diperoleh.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang
dikumpulkan dengan tetap berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai atau
hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam
analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan,
perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih
sudah cukup dikenal, pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang
lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan
(kurang populer), uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci.
Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya,
misalnya SPSS for Windows.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang
diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian
tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang
hasil pengujian hipotesis.

A. Deskripsi Data
Kata "deskripsi data" bukan merupakan judul subbab karena pada bagian ini
diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam deskripsi data untuk
masing- masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik
statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang
berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel
dilaporkan dalam subbab tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau
tujuan penelitian.
36

Materi yang disajikan dalam Bab III dari skripsi dan tesis adalah temuan-
temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara
singkat tetapi bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk
menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran (apabila
diperlukan).
Temuan penelitian yang telah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik,
tabel, ataupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan
tentang hal tersebut masih diperlukan. Namuh, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi
pada hal- hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi)
peneliti.

B. Pengujian Hipotesis (untuk penelitian eksperimental)


1. Uji prasyarat analisis
Uji prasarat analisis statistika di paparkan dan dijelaskan hasil keputusan akhir
dari uji prasarat. Kesimpulan dari uji prasarat menentukan apakah akan diuji dengan
uji parameterik atau non parametrik.

2. Hasil pengujian
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda
dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Dipaparkan
beberapa hal kaitan dengan hasil pengujian hipotesis setelah uji prasarat; pertama
tuliskan hipotesis berdasarkan urutan rumusan masalah, kedua paparkan kreteria
keputusan, ketiga hasil perhitungan uji yang dilakukan, dan yang keempat
kesimpulan hasil uji hipotesis. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini
terbatas pada interpretasi atas angka statistic yang diperoleh dari perhitungan
statistik dengan merujuk ke hipotesis statistik.

C. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian dilakukan secara berurutan sesuai dengan
rumusan masalah. Pembahasan atas temuan-temuan penelitian yang telah
dikemukakan memiliki arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan
pembahasan adalah: (1) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana
tujuan penelitian dicapai; (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian; (3)
mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah
mapan; (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru; dan (5)
37

rnenjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan


temuan-temuan penelitian.
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus
disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu,
penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan, dengan menggunakan logika dan
teori-teori dan hasil penelitian terdahulu.
Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang
sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian yang
hasilnya sama ataupun berbeda dalam konteks khazanah ilmu yang lebih luas. Hal
ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh
dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan. Oleh karena itu, hasil kajian
pustaka, khususnya yang berisi hasil-hasil penelitian sebelumnya, ditulis secara
terpadu dalam Bab IV dan digunakan untuk membandingkannya dengan hasi|
analisis penetiti.
Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain
yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap
hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala
hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan
suatu hipotesis ditolak. Pertama, faktor nonmetode, seperti adanya intervensi
variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis
yang diajukan. Kedua, karena kesalahan rnetodologis, misalnya instrumen yang
digunakan tidak sahih atau kurang reliabel.
Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal
modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang
dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian,
hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh
teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.

BAB V PENUTUP
Pada Bab V atau bab terakhir dari skripsi atau Tesis dimuat dua hal pokok,
yaitu kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan
38

penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang rnengacu


kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari
hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya
temuan penelitian yang diperoleh.
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil analisis yang telah diuraikan
secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada
di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan
masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap
terpelihara.

B. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya benar benar
merujuk ke batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran dapat meliputi
implementasi hasil penelitian dan/atau saran untuk penelitian selanjutnya.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan
operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, dia tidak
mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu,
saran yang diajukan hendaknya telah spesifik.
39

BAB VI
PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan menggali dan


mengungkapkan kebenaran realita yang mampu direkam oleh panca indra dan
bersamaan dengan itu direfleksikan oleh peneliti dengan diinterpretasikan.
Penelitian kualitatif ada beberapa jenis antara lain etnografi, hermeneutika,
fenomenologi, grounded theory dan studi kasus. Dalam penyelesaiannya, penelitian
kualitatif harus secara spesifik mengacu pada paradigma mana yang akan
dipergunakan. Dalam penelitian kualitatif analisis yang digunakan adalah dengan
metode induktif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, memaknai kancah
penelitian dengan dibantu oleh instrument pengumpulan data wawancara, panduan
observasi dengan alat rekam yang lain serta berbagai instrument yang diperlukan.
Pemaknaan data dari kancah penelitian dilaksanakan bersamaan dengan proses
berjalannya penelitian melalui langkah langkah analisis data mulai dari proses
reduksi data menjadi konsep dan selanjutnya melalui tahap teorisasi konsep-konsep
dikelompokkan, diintegrasikan dan dikomparasikan.
Hasil penelitian kualitatif diselaraskan dengan paradigma penelitian
kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen pengumpul data
memiliki pengetahuan, keahlian dan kedalaman keilmuan dalam bidang yang
diteliti sehingga hal ini menjadi sudut pandang bagi peneliti untuk melihat,
menelaah, memaknai, menyimpulkan dan akhirnya melaporkan serta menganalisis
data dari kancah penelitian.

A. SISTEMATIKA
Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kualitatif
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal (Lihat Bab III)
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah/Konteks Penelitian
B. Pertanyaan Penelitian
40

C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Sub tema 1
B. Sub tema 2
C. Sub tema 3
D. Dst.

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Partisipan Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Pengumpulan Data
G. Analisis Data
H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir

B. ISI BAGIAN INTI


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah/Konteks Penelitian
Latar belakang dalam penelitian kualitatif merupakan penggambaran
fenomena yang terjadi. Hal ini dapat berupa hal yang unik, sebuah permasalahan,
komunitas, kajian budaya, uraian sejarah, permasalahan khusus, interaksi sosial,
interaksi proses dalam pembelajaran yang unik, cara belajar, yang merupakan
fenomena yang terjadi yang dalam justifikasi peneliti akan sulit dipecahkan
41

permasalahannya jika dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian


kuantitatif. Dibagian ini perlu juga dipaparkan pentingnya penelitian dilakukan
dengan menggambarkan secara naratif atau argumentatif pentingnya fenomena yang
akan diteliti dengan menyertakan penelitian yang relevan yang pernah dilakukan
sebagai pijakan awal serta sebagai pembuka khazanah permasalahan yang akan
diteliti.
Berdasarkan paradigma penelitian kualitatif, metode yang akan digunakan
dalam penelitian harus jelas yakni antara metode etnografi, hermenetika,
fenomenologi, penelitian historis, grounded theory atau studi kasus. Etnografi
digunakan ketika peneliti akan meneliti latar budaya. Hermenitika adalah metode
penelitian yang cocok untuk peneliti yang ingin menggali makna yang dimaksud
oleh penulis/pengujar dalam suatu teks. Fenomemologi tepat digunakan ketika
peneliti akan meneliti permasalahan yang berkaitan dengan latar fenomena yang
sedang terjadi. Penelitian historis merupakan penelitian yang ditukukan untuk
meneliti sejarah. Grounded theory adalah ketika peneliti akan membangun suatu
teori. Studi kasus digunakan ketika peneliti berfokus pada fenomena sosial yang
khas/unik.
Latar belakang ditulis dalam uraian yang argumentatif, berusaha meyakinkan
bahwa permasalahan yang akan diteliti adalah penting dan menarik untuk diteliti.
Permasalahan diambil dari fenomena yang terjadi di masyarakat. Permasalahan
yang ada dideskripsikan dengan jelas dalam setting yang akan diteliti dengan
melihat beberapa pertimbangan berikut ini:
1. Uraikan alasan yang masuk akal tentang pentingnya permasalahan untuk
diteliti dengan didukung oleh referensi, fakta dan temuan yang relevan.
2. Tunjukkan kesenjangan yang terjadi diantara penelitian-penelitian sebelumnya.
3. Paparkan kejelasan permasalahan yang akan diteliti berupa penegasan dalam
uraian singkat (thesis statement) “bukan menuliskan judul penelitian”.

B. Pertanyaan Penelitian
Bagian ini menuliskan (dalam kalimat tanya) tentang pertanyaan yang dijawab
dari hasil penelitian yang dilaporkan.
42

C. Tujuan Penelitian
Peneliti menyebutkan tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian.
Tujuan penelitian harus sesuai dengan pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian
ditulis dalam kalimat pernyataan.

D. Manfaat Hasil Penelitian


Kegunaan hasil penelitian merupakan manfaat yang dapat dihasilkan dari
penelitian yang dilakukan. Kegunaan penelitian dapat ditujukan secara praktis dan
teoritis. Tuliskan pihak mana dan siapa saja yang kemungkinan memiliki
kepentingan dengan penelitian yang diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Sub Tema 1
Kajian pustaka berisi ringkasan, evaluasi, serta sintesis dari sumber-sumber
referensi yang berhubungan dengan topik penelitian. Sumber-sumber referensi ini
dapat berupa teori, konsep, serta hasil temuan dari penelitian yang relevan baik
ditingkat local, nasional, maupun internasional. Untuk menghindari plagiarisme,
peneliti hendaknya mensitasi atau mengutip sumber-sumber ini secara benar dengan
mengikuti kaedah sitasi APA (American Psychological Association) Edisi ke-6. Sub
tema pada Kajian Pustaka disesuaikan dengan sub-sub tema yang sangat penting
untuk dipaparkan berkaitan dengan topik penelitian. Teori, konsep, maupun hasil
peleitian yang relevan dalam Kajian Pustaka nantinya digunakan pula pada bagian
Pembahasan.

B. Sub Tema 2
C. Sub Tema 3
D. Dst.

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Tuliskan dengan jelas penelitian yang akan dilakukan apakah menggunakan
metode studi kasus, fenemenologi, hermeneutika, etnografi, studi historis, atau
berdasarkan pada grounded theory. Jelaskan secara singkat alasan penggunaan
metode penelitian yang dipilih serta garis besar prosedur pelaksanaannya.
43

B. Kehadiran Peneliti
Jelaskan bagaimana peneliti masuk ke kancah penelitian. Peneliti menjelaskan
peran kehadiran peneliti apakah sebagaipartisipan, observer partisipan yang
diketahui, atau tidak diketahui statusnya sebagai peneliti.

C. Lokasi Penelitian dan Partisipan Penelitian


Deskripsikan lokasi penelitian secara spesifik sesuai dengan tema, serta
langsung mengarah pada interaksi sosial dimana tema yang akan diteliti itu muncul.
Jelaskan juga partisipan yang terlibat dalam penelitian sebagai pemberi atau sumber
data serta alas an atau kriteria pemilihannya.

D. Sumber dan Prosedur Pengambilan Data


Terangkan sumber data yang digunakan serta jelaskan prosedur data tersebut
diperoleh (misalnya melalui Teknik wawancara, pengamatan, pengumpulan
dokumen atau artifact terkait tema penelitian). Dalam penelitian kualitatif semua
jenis data dapat dipergunakan untuk menjamin tingkat kejenuhan dan
keterpercayaan data.

E. Instrumen Pengumpulan Data


Kehadiran peneliti menentukan bagaimana teknik pengumpulan data
dilakukan. Ketika peneliti sebagai instrumen dalam pengumpulan data maka peneliti
mengumpulkan data berdasarkan panca indra dan persepsinya. Bila diperlukan,
peneliti dapat menggunakan alat rekam serta membuat catatan lapangan. Alat bantu
seperti angket, perekam, cek list, pengukuran, atau pertanyaan untuk wawancara
dapat dipergunakan dengan mempertimbangkan status kehadiran peneliti.

F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama dan sesudah di
lapangan. Setiap memperoleh data dari catatan lapangan selalu dianalisis selama
proses di kancah penelitian. Jelaskan cara melakukan tipologi (Analisis domain,
taxonomis, komponensial, tema), pemrosesan satuan (penamaan berdasarkan latar
bukan persepsi peneliti), kategorisasi (pengelompokan atas dasar sifat kesamaan
data yang menjadi bangunan konstruksi data), dan penafsiran data (dilakukan mulai
sejak di lapangan sehingga sudah ada penghalusan data dan penyusunan kategori).
44

Hal ini berarti bahwa penafsiran data sudah menjadi bagian dari teori yang nantinya
diformulasikan secara deskriptif atupun proporsional.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Pemeriksaan keabsahaan (validitas) data dalam penelitian kualitatif mengikuti
kaidah-kaidah yang meliputi trianggulasi, perpanjangan partisipan, kredibilitas
(derajat kepercayaan internal melalui perpanjangan pengamatan, ketekunan
penelitian, triangulasi, diskusi teman sejawat, memberchecking), tranversibility
(hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain atau tidak).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini memuat temuan penelitian berupa data yang diperoleh dengan
menggunakan deskripsi data yang mudah dipahami. Pemaparan data disajikan sesuai
dengan fokus penelitian. Tunjukkan bahwa data telah absah dengan menunjukkan
tingkat kejenuhan data berdasarkan verifikasi data yang digunakan.
Uraikan hasil analisis data sesuai dengan tipologi, pemrosesan satuan,
kategorisasi dan penafsiran data dalam bentuk tabel, grafik, diagram, taksonomi
yang mudah dipahami oleh pembaca untuk dilakukan proses analisis data.
Pembahasan merupakan salah satu bagian yang menunjukkan ketajaman peneliti
dalam mensikapi hasil penelitian. Pembahasan dilakukan dengan cara menelaah
secara kritis hasil temuan berdasarkan data yang telah valid untuk menjelaskan
fenomena kajian penelitian. Pembahasan dilakukan dengan membandingkan hasil
penelitian dengan teori serta temuan penelitian terdahulu.

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuliskan intisari dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dan dibahas dalam
bab sebelumnya.
B. Saran
Pada bagian ini peneliti dapat memilih apakah akan menyarankan dalam
bentuk implikasi penelitian kepada pihak-pihak tertentu berdasarkan tujuan
penelitian atau merekomendasikan untuk diadakan penelitian kaitannya dengan
proses ataupun hasil penelitian. Jika dirasa perlu tuliskan kelemahan dalam proses
penelitian agar peneliti selanjutnya tidak melakukan kesalahan yang sama yang
berakibat hasil penelitian kurang baik atau tidak sesuai harapan.
45

BAB VII
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Skripsi dan tesis berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas berisi upaya
penelitian dalam mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas. Penelitian diawali
dengan mengungkapkan penyebab dari permasalahan pembelajaran yang dihadapi di
kelas, seperti peserta didik yang kurang aktif dalam pembelajaran, kesulitan
mempelajari pokok-pokok bahasan tertntu, dan kesalahan-kesalahan konsep yang
dialami peserta didik ketika mempelajari pokok-pokok bahasan itu, dan termasuk
juga kesalahan-kesalahan konsep yang dialami oleh peserta didik dalam
pembelajaran sebelumnya. Pengungkapan masalah ini kemudian dilanjutkan
dengan pemecahan masalah melalui tindakan sebagai upaya mengatasi
permasalahan yang terjadi dengan meningkatkan kenerja guru dalam mengajar.
Pemaknaan data dari penelitian dilaksanakan bersamaan dengan proses berjalannya
penelitian melalui langkah langkah analisis data dari mulai proses redukasi data
sampai menjadi konsep, dan selanjutnya melalui tahapan teorisasi konsep-konsep
yang dikelompokkan, diintegrasikan dan dikompilasikan.
Skripsi dan tesis berdasarkan PTK harus dilakukan secara kolaboratif. Kualitas
kolaboratif sebagai pengamat untuk skripsi dan tesis memerlukan tingkat
kecermatan pengamatan proses yang terjadi dalam kelas. Skripsi yang ditulis
berdasarkan PTK menjelaskan bagaiman upaya mengatasi permasalahan yang
terjadi di kelas. Sedangkan tesis harus diuraikan lebih rinci bagaimana ketercapaian
keberhasilan tindakannya. Beda antara skripsi dan tesis yang ditulis berdasarkan
PTK, salah satunya bisa dilihat dalam bentuk jumlah tindakan yang diberikan, tentu
dalam hal ini pada tesis volume tindakannya lebih detil bila dibandingkan dengan
tindakan yang digambarkan dalam skripsi, yang didukung dengan teori-teori yang
relevan dan terkini serta berbagai argumentasi yang lebih detil bila dibandingkan
argumentasi yang diberikan pada penulisan skripsi.

A. SISTEMATIKA
1. Bagian Awal (Lihat BAB III)
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
46

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teori
B. Penelitian yang relevan
C. Hipotesis Tindakan (bila diperlukan)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
B. Subyek dan Lokasi Penelitian
C. Kolaborator Penelitian
D. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data
E. Teknik Analisis Data
F. Indikator Kinerja dan Indikator Keberhasilan
G. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPUL DAN SARAN
3. Bagian Akhir

B. ISI BAGIAN INTI


1. Isi Bagian Inti
Bagian inti skripsi tidak lebih dari 75 halaman, bagian inti tesis tidak boleh
lebih dari 100 halaman. Bagian-bagian yang diperlukan sebagai bukti pendukung
kinerja penulisan skripsi dan tesis tidak perlu disertakan sebagai bagian dari skripsi
dan tesis.
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Pada bagian latar belakang masalah: (1) kemukakan dengan jelas, faktual
(laporan keadaan lapangan) masalah yang dihadapi (lebih baik dengan data:
keterangan guru, siswa, kepala sekolah, data berupa angka persentase, rata-rata dst),
(2) Jelaskan diagnosis (pedeteksian) masalah, biasanya dalam bentuk data pra
survei, (3) Jelaskan bahwa masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang
47

penting dan mendesak untuk dipecahkan, dan dapat dilakukan berdasarkan


pertimbangan kemampuan peneliti, biaya, waktu dan dukungan lainnya (4)
Indentifikasi dan uaraiakan secara cermat akar permasalahan utama perlu dilakukan
penelitian, dan jelaskan prosedur identifikasi masalahnya, (5) Uraikan secara jelas
dan faktual perlakuan yang selama ini dilakukan, dan perlakuan atau metode
pembelajaran seperti apa yang ditawarkan akan diterapkan untuk memecahkan
masalah atau mengadakan perbaikan kinerja guru dalam pembelajaran.

b. Rumusan Masalah
Judul sub bab ini biasanya hanya “Perumusan Masalah”. Dengan demikian
cukup dirumuskan satu kalimat tanya dari masalah umum dan beberapa pernyataan
dari sub masalahnya. Masalah umum, biasanya pertanyaan mengacu penuh ke Judul
(skripsi/ tesis dan lainnya).
Contoh rumusan masalah.

“Apakah maelalui kegiatan pemberian umpan balik disiplin mengerjakan


pekerjaan rumah mata pelajaran Matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar
dapat ditingkatkan?”
Rumusan masalah tersebut dirinci dalam sub masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi perencanaan kegiatan pemberian umpan balik pada mata
pelajaran Matematika di Sekolah Dasar?
b. Bagaimana strategi pelaksanaan kegiatan pemberian umpan balik pada mata
pelajaran matematika yang dapat meningkatkan disiplin siswa kelas V
Sekolahn Daar?
c. Apakah kegiatan pemberian umpan balik mata pelajaran Matematika dapat
meningkatkan disiplin mengerjakan pekerjaan rumah pada siswa kelas V
Sekolah Dasar ?

c. Tujuan Penelitian
Bagian tujuan penelitian berhubungan dengan masalah, sub masalah. hasil
penelitian, pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian.
Contoh rumusan tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi perencanaan kegiatan pemberian


umpan balik pada mata pelajaran matematika untuk dapat meningkatkan disiplin siswa
kelas V Sekolah Dasar.
48

d. Manfaat Penelitian
Berguna bagi siswa, guru, sekolah atau komponen terkait, lebih baik
kemukakan hal yang berupa inovasi. Uraian ini berisi kelayakan masalah yang
diteliti, terutama terkait dengan manfaatnya dalam meningkatkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan tindakan yang dipilih.
Manfaat penelitian ini biasanya ada yang bersiaf teoritis, da ada pula yang bersifat
praktis. Manfaat teoritis untuk dijadikan sebagai rujukan dalam pembelajaran,
sedangkan manfaat praktis adalah hal-hal yang berkaitan dengan berbagai kegiatan
keseharian oleh pelaku atau pengguna pembelaran, seperti: siswa, guru, sekolah,
peneliti atau pihak lain yang berkepentingan.

e. Definisi Operasional
Definisi operasional memuat: (1) variabel secara operasional yang
dipergunakan dalam judul atau masalah peneltian, (2) data yang diperlukan untuk
mengkaji istilah yang dipakai, (3) cara atau yang menyangkut instrumen yang
dipakai untuk mendapatkan data tersebut, (4) rumusan defisi operasional menurut
bahasa peneliti sendiri.

BAB II KAJIAN TEORI


Berisi tentang teori yang mendasari penelitian, yakni yang berkaitan dengan
kondisi pembelajaran, masalah yang dipecahkan, strategi yang akan digunakan dan
prestasi belajar siswa yang idial. Kajian teori tersebut paling tidak mengungkapkan
tentang: What (apa) berupa siapa penemu atau pendapat siapa, why (mengapa)
mengapa teori itu ada. How (bagaimana) teori itu digunakan atau hasil penelitian
terdahulu (yang dilakukan oleh orang lain). Kajian teori dapat meliputi:
a. Kerangka Teori
Sebelum menulis kajian teori buatlah kisi-kisi teori yang akan dibahas.
Contoh:
Judul: Peningkatan disiplin mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran
Matematika pada siswa kelas V SDN 21 Pontianak Tahun 2019 melalui kegiatan
pemberian umpan balik.
Pokok pikiran (grand-theory) dari judul tersebut meliputi; (1) Kegiatan
pembelajaran; (2) Kegiatan belajar. Kerangka teori pertama adalah pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran memiliki unsur di dalamnya. Yakni tujuan, materi,
49

pemilihan strategi atau metode pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, media


dan evaluasi sebagaimana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kerangka teori
kedua adalah kegiatan belajar. Kegiatan belajar mempunyai faktor pendukung
yang biasanya dikategorikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
b. Penelitian Yang Relevan
Peneliti mendreskipsikan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
dan relevan dengan tujuan penelitian. Selanjutnya peneliti menjelaskan posisi
penelitiannya dengan cara mendeskripsikan persamaan dan perbedaan yang
dilakukan dengan penelitian yang relevan yang telah disajikan.

BAB III METODE PENELITIAN


a. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian berisi tahapan setiap siklus yang terdiri atas: perencaaan
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan (reflecing). Tiap-tiap
tahapan dalam siklus diuraikan secara jelas dan opresional.

b. Subyek dan Lokasi Penelitian


Subyek dan lokasi penelitian berisikan tentang lokasi sekolah, kelas berapa,
jumlah siswa komposisi siswa situasi lingkungan siswa dan berapa lama penelitian
dilakukan (sebutkan antara waktu).

c. Kolaborator Penelitian
Berisi nama guru kelas/guru mata pelajaran yang dijadikan teman/ pasangan
dalam penelitian. Kepala sekolah, guru, peneliti sendiri dari perguruan sekolah yang
diteliti.

d. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data


Menjelaskan teknik-teknik pengumpul data yang akan digunakan sesuai
dengan kekhasan data dan sumber data. Contoh; Teknik pengumpul data
menggunakan:
1. Observasi dengan istrumen pedoman observasi
2. Wawancara dengan instrumen pedoman wawancara
3. Dokumenter dengan instrumen pencatatan dokumen
4. Angket dengan instrumen perangkat kuesioner
50

e. Teknik Analisis Data


Data kuantitatif dianalisi sesuai dengan kaidah analisis kuantitatif, dan data
kualitatif dianalisis melalui proses interpretasi.

f. Indikator Kinerja dan Indikator Keberhasilan


Indikator kinerja biasanya berkaiatan dengan instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian yang didasari teori-teori yang relevan, sedangkan
indikator keberhasilan yang menjadi acuan keberhasilan dalam setiap tindakan,
berupa gradasi seperti: indikator keberhasilan dapat dilihat secara kualitatif dan/ atau
kuantitatif. Kualitatif biasanya dilihat dari semakin rendahnya atau semakin kecilnya
tingkat permasalahan yang ditemukan dalam penelitian, dan kuantitatif biasanya
diliahat dari perbandingan-perbandingan dari hasil penelitian, yaitu antara hasil pra
penelitian (penelitian pendahuluan/ base line yang dijadikan sebagai pra tindakan)
dengan hasil penelitian setelah melakukan penelitian dari siklus ke siklus, yang
dibandingkan kreteria pembanding berupa koefisen yang sudah dianggap baku.

g. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan


Berisikan berapa lama penelitian akan dilakukan, kapan dimulai, dan kapan
berakhir. Pada dasarnya waktu penelitian tidak dibatasi dengan data atau 3 siklus.
Data waktu 2 atau 3 kali pertemuan. Kegiatan penelitian tidak menggunakan
jalannnya pembelajaran di kelas, tapi dilihat dari titik jenuh kegiatan sesuai dengan
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


a. Deskripsi hasil penelitian
Deskripsikan hasil penelitian dari siklus pertama sampai terakhir secara
berurut. Nyatakan perbedaan hasil tindakan antar siklus dengan merujuk pertanyaan
penelitian.

b. Pembahasan
Bab ini juga memuat gagasan peneliti yang terkait dengan apa yang telah
dilakukan dan apa yang diamati, dipaparkan pada bab terdahulu. Uraian mengenai
gagasan ini dikaitkan dengan hasil kajian teori dan hasil penelitian yang relevan.
Untuk tesis, pembahasan ini dilengkapi dengan implikasi dari temuan penelitian.
Biasanya pemahasan lebih banyak dari dari hasil temuan.
51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


Bab ini memuat temuan pokok atau kesimpulan berdasrkan pembahasan. Ada
pun saran atau rekomendasi harus jelas ditujukan kepada suatu pihak terkait, beserta
isinya. Semua hal yang disarankan haruslah terkait dengan bagian pembahsan.
Untuk skripsi bagian ini memuat jawaban pertanyaan penelitian, demikian juga pada
tesis yang membedakannya hanya terletak pada tingkat permasalahan yang
ditemukan dalam penelitian.
52

BAB VIII
PENELITIAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN
(R & D)

Pada dasarnya, kegiatan penelitian adalah upaya dalam mencari jawaban


terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan adalah upaya
dalam menerapkan temuan, teori, dan produk yang dikembangkan guna
memecahkan suatu permasalahan. Borg & Gall (1983) mengemukakan:” penelitian
dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan
dan memvalidasi produk-produk pendidikan. Hal senada juga dikemukakan oleh
Gay, Mills & Airasian (2009) yang menyatakan bahwa proses meneliti kebutuhan
pelanggan dan kemudian mengembangkan produk untuk memenuhi kebutuhan
tersebut dan tujuan R & D dalam pendidikan bukan untuk memformulasi atau
menguji teori tetapi adalah untuk mengembangkan produk-produk yang efektif
untuk digunakan di sekolah.
Penelitian pengembangan di dunia pendidikan sendiri hakikatnya dijalankan
atas dasar motif yang kuat untuk meningkatkan relevansi penelitian dengan
pengambilan kebijakan dan praktik pendidikan. Penelitian ini terdiri atas dua gugus,
yaitu penelitian produk dan alat/instrumen dan penelitian model. Gugus penelitian
produk dan alat terdiri atas empat cakupan, yaitu: (a) penelitian pengembangan
produk; (b) penelitian pengembangan alat/instrumen; (c) penelitian penggunaan
produk; dan (d) penelitian penelitian penggunaan instrumen. Gugus penelitian model
terdiri atas: (a) penelitian pengembangan model; (b) penelitian validasi model; dan
(c) penelitian penggunaan model.
Dalam R & D, temuan penelitian digunakan untuk merancang produk dan
prosedur baru, yang kemudian secara sistematis diuji, dievaluasi, dan
disempurnakan sampai hasilnya dapat memenuhi kriteria, misalnya ditinjau dari
kepraktisan dan keefektifannya. Kepraktisan pada dasarnya melihat kemudahan
penggunaan. Keefektifan pada dasarnya melihat apakah pengembangan produk
dapat mencapai tujuannya. Berdasarkan cakupannya, Tim Puslitjaknov (2008)
menerangkan bahwa penelitian pengembangan memuat 3 komponen utama, yaitu:
53

(1) Model Pengembangan, (2) Prosedur Pengembangan, dan (3) Uji coba Model
atau Produk Pengembangan.

A. SISTEMATIKA
Sistematika skripsi dan tesis sebagai laporan hasil penelitian pengembangan
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

1. Bagian Awal
Bagian awal (blurp) laporan skripsi/tesis dalam penelitian dengan pendekatan
ini sama dengan isi bagian-bagian awal pada skripsi/tesis yang dihasilkan melalui
penelitian dengan pendekatan-pendekatan lain. Komponen-komponen yang ada pada
bagian ini adalah: halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan,
lembar pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, abstrak, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lainnya.

2. Bagian Inti
Bagian inti skripsi/tesis yang dihasilkan dari penelitian dengan pendekatan ini
terdiri atas lima (5) bab yang pada setiap bagiannya mengandung komponen-
komponen sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Permasalahan dan Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
F. Terminologi (Peristilahan)
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
B. Kerangka Berpikir
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Pengembangan
B. Prosedur Pengembangan
1. Tahap Studi Pendahuluan
2. Tahap Pengembangan Prototipe Produk
54

3. Tahap Uji Keefektifan Produk


BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Pendahuluan
B. Hasil Pengembangan Prototipe Produk
1. Hasil Rancangan Prototipe Produk
2. Hasil Validasi Prototipe Produk
3. Hasil Ujicoba Prototipe Produk
C. Hasil Uji Keefektifan Produk
D. Pembahasan
E. Keterbatasan Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
3. Bagian Akhir (Lihat BAB III)

B. ISI BAGIAN INTI


Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur bagian inti,
berikut ini uraian dari masing-masing unsur tersebut.

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian memuat hal-hal mendasar tentang pentingnya
penelitian pengembangan ini dilaksanakan. Penjelasan dapat berpangkal fakta-fakta
pada keadaan masyarakat, perkembangan penelitian, dan/atau pekerjaan-pekerjaan
aktual di dunia pendidikan dan pengajaran. Dapat juga diuraikan perkembangan-
perkembangan atau inovasi-inovasi teknologi pendidikan (termasuk teknologi dalam
pendidikan) secara khusus yang terkait dengan topik yang akan diajukan. Hal-hal
yang sudah biasa (common senses) dan teori-teori besar (grand theories) seperti
teori-teori pendidikan, teori bahasa, dan teori psikologi perlu juga diungkapkan,
terutama yang mendorong perlunya penelitian dengan topik yang diajukan.
Pada latar belakang penelitian, uraian perlu diawali dengan identifikasi
kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta
55

dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan tersebut. Berbagai


alternatif untuk mengatasi kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai
dengan identifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang
ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian
akhir dari paparan latar belakang masalah.

B. Rumusan Masalah
Lakukan analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap fakta-fakta yang telah
diungkapkan pada latar belakang penelitian sehingga terlihat jelas adanya rumpang
teknologi, inovasi, atau penelitian (das sein dan das solen) yang membutuhkan
jawaban atau inovasi dan dapat ditindaklanjuti secara terukur. Rumpang antara das
sein dan das solen dapat berukuran sempit dan cukup diisi satu penelitian tetapi ada
juga rumpang yang lebar dan perlu diisi banyak penelitian. Jika rumpang tersebut
lebar, nyatakan bahwa penelitian ini hanya dilakukan untuk cakupan tertentu.
Selanjutnya, jika dianggap perlu, nyatakan kebutuhan tersebut dalam kalimat yang
sederhana dan lugas menjadi rumusan masalah. Rumusan masalah dapat berupa
kalimat tanya (pertanyaan) atau kalimat berita (pernyataan) sepanjang rumusan
tersebut menunjukkan adanya rumpang (gap) antara das sein dan das solen yang
memerlukan penelitian dimaksud. Rumusan masalah penelitian pengembangan ini
dapat dinyatakan dalam rumusan masalah umum ataupun rumusan masalah spesifik
yang menggambarkan keseluruhan kegiatan penelitian dan pengembangan.
Contoh:
Rumusan Masalah Umum: Apakah Pengembangan Model Pembelajaran Inquiry
Based Virtual Reality (IBVR) dapat Memberdayakan Keterampilan Proses Sains
Siswa SMA di Kota Pontianak?
Rumusan Masalah Khusus:
1. Seperti apa Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA di Kota Pontianak?
2. Bagaimana desain model Inquiry Based Virtual Reality (IBVR) untuk
memberdayakan keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Pontianak?
3. Bagaimana kevalidan model Inquiry Based Virtual Reality (IBVR) untuk
memberdayakan keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Pontianak?
4. Bagaimana keefektifan Inquiry Based Virtual Reality (IBVR) untuk
memberdayakan keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Pontianak?
56

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan bertolak dari masalah yang akan dipecahkan
dengan menggunakan alternatif yang telah dipilih. Tujuan hendaknya merupakan
solusi atau tindak lanjut konstruktif dari rumpang inovasi yang telah dirumuskan.
Uraian tujuan hendaknya bersifat operasional (dapat dilaksanakan). Produk atau alat
yang akan dihasilkan, dievaluasi, atau diteliti hendaknya disebutkan secara jelas.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan solusi bagi kehidupan sosial yang kontekstual.
Uraikan manfaat penelitian produk/instrumen yang akan dihasilkan baik bagi
perkembangan ilmu pengetahuan maupun bagi pelaksanaan tugas-tugas keseharian
manusia (praxis) sebagai makhluk sosial, makhluk berbudaya, maupun makhluk
religius maupun untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
(teoritis). Manfaat penelitian dapat merupakan manfaat antara untuk ditindaklanjuti
dengan penelitian pengembangan berikutnya maupun manfaat akhir bagi
masyarakat.

E. Asumsi Pengembangan
Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan
karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta
prosedur pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang teruji
sahih, pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak
dipecahkan dengan menggunakan produk yang akan dikembangkan.

F. Terminologi (Peristilahan)
Guna menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami karya tulis
yang dihasilkan, peneliti hendaknya menjelaskan istilah-istilah khusus. Bagian ini
membatasi penafsiran pembaca pada konteks penelitian ini dengan penjelasan
makna khusus atau dengan rujukan kontekstual. Jika diperlukan, pengusul dapat
membentuk istilah baru untuk menyingkat frase yang panjang dan menjelaskannya
pada bagian ini. Bagian ini tidak berisi uraian mengenai konsep maupun teori.
Apabila pada bagian karya tulis yang tidak memerlukan keterangan khusus, bagian
ini dapat ditiadakan.
57

BAB II. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR


A. Kajian Teori
Bagian ini mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai konsep,
prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah
yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka
acuan disusun berdasarkan kajian berbagai aspek teoretik dan empiris yang terkait
dengan permasalahan dan upaya yang akan ditempuh untuk memecahkannya.
Uraian-uraian dalam kajian teoritis ini diharapkan menjadi landasan teoretik
mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan mengapa cara pengembangan produk
tersebut dipilih.
Kajian teoretik mengenai model dan prosedur yang akan digunakan dalam
pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, khususnya dalam rangka
memberikan pembenaran terhadap produk yang akan dikembangkan. Pada bagian
ini juga memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-
upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh oleh ahli lain untuk mendekati
permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian, upaya pengembangan
yang akan dilakukan memiliki landasan empiris yang mantap. Kajian teori
menghasilkan produk sementara (teoretik, konseptual, rasional, hipotetik) yang
harus diuji di lapangan secara empiris.

B. Kerangka Berpikir
Pada bagian ini harus dijelaskan secara teoretik bagaimana produk yang
dikembangkan dapat mencapai tujuannya. Misalnya, jika pada rumusan masalah
dinyatakan ingin mengembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif, maka harus dijelaskan secara teoretik bagaimana
sintaks-sintaks yang dibangun dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan
kemampuan berpikir kreatif. Hasil konstruksi dari kerangka berpikir ini selanjutnya
dijadikan pedoman dalam memformulasikan desain prototipe dari produk yang akan
dikembangkan.

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Metode Pengembangan
Umumnya pendekatan yang digunakan dalam R&D adalah mixed
method/metode campuran. Metode campuran (mixed method) merupakan metode
58

yang didasarkan atas pandangan pragmatik, yakni strategi penyelidikan yang


melibatkan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara simultan atau
berurutan untuk memahami masalah penelitian secara lebih baik (Cresswell, 2009).
Pendekatan kualitatif dan kuantitatif digunakan secara sejajar dan seimbang agar
hasil penelitian menjadi lebih kuat karena didasari data dan analisis yang
menyeluruh (Tashakkori dan Teddlie, 2010). Dalam konteks ini, penelitian
pengembangan merupakan suatu suatu siklus dalam menghasilkan dan
mengembangkan desain suatu produk, memvalidasi produk yang dihasilkan kepada
pakar dibidangnya, menguji coba keefekifan produk, menguji keberterimaan produk
dan mendesiminasikan produk yang dihasilkan secara luas. Perlu pula diuraikan
tentang metode yang dipilih sesuai konteks prototipe produk yang akan
dikembangkan. Rasionalitas pemilihan metode penelitian dan pengembangan harus
dipaparkan secara logis.

B. Prosedur Pengembangan
Bagian ini memuat tahapan prosedur (langkah-langkah) pengembangan yang
akan digunakan. Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam melakukan
pengembangan, bergantung pada referensi yang digunakan. Namun secara garis
besar, pada tahap ini dibagi ke dalam empat tahap, yaitu: Tahap I: Tahap
Pendahuluan, Tahap II: Tahap Pengembangan Produk, Tahap III: Tahap Pengujian
Produk, dan Tahap IV: Tahap Diseminasi produk. Prosedur tersebut dinyatakan
dalam sebuah diagram alir (flow-chart) yang mudah dibaca.

Tahap I: Tahap Studi Pendahuluan


(1). Pada tahap pendahuluan, dilakukan suatu riset awal. Riset ini, biasanya,
dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif. Riset awal ini
sudah harus dilakukan sebelum mahasiswa menulis proposalnya. Tujuan utama
riset awal ini adalah untuk memotret kesenjangan yang ada yang
memungkinkan dilakukannya pengembangan suatu produk.
(2). Langkah selanjutnya adalah melakukan kajian pustaka yang diperlukan untuk
mengembangkan produk.
(3). Pada tahap pendahuluan dapat dilakukan kegiatan untuk melakukan analisis
kebutuhan.
59

(4). Tahap pendahuluan ini diakhiri dengan deskripsi mengenai produk yang akan
dikembangkan.

Tahap II: Tahap Pengembangan


Tahap pengembangan meliputi: (a) rancangan prototipe produk, (b) pembuatan
prototipe produk, dan (c) uji coba produk.
(a). Rancangan Prototipe produk
(1). Desain Prototipe Produk
Langkah pertama adalah mendesain prototipe produk. Pembuatan
rancangan produk mengacu kepada teori keilmuan yang terkait dengan
produk tersebut. Misalnya, untuk membuat rancangan pembelajaran, dapat
mengacu kepada model Dick dan Carey. Dalam bagian ini perlu
dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan sebagai dasar
pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi
dari model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan
alasan, komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan
kelemahan model itu. Apabila model yang digunakan dikembangkan
sendiri, maka informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan
kaitan antar komponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan
bahwa uraian model diupayakan secara operasional sebagai acuan dalam
pengembangan produk.
(2). Validasi Desain Prototipe Produk
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan prototipe produk memenuhi kelayakan atau tidak. Dalam tahap
ini validasi masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum
fakta dilapangan. Validasi rancangan produk (termasuk instrumen
pengambilan data bila diperlukan) dapat dilakukan menggunakan beberapa
pakar.
(3). Revisi Desain Prototipe Produk
Dalam bagian ini diuraikan deskripsi perbaikan yang dilakukan terhadap
produk yang dikembangkan mengacu pada saran para pakar pada tahap
validasi desain. Jika perbaikan rancangan produk telah disetujui oleh para
pakar, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk prototipe.
60

(b). Pembuatan prototipe produk (purwarupa)


Berdasarkan rancangan yang telah dibuat, dibuat prototipe produk. Prototipe
produk harus divalidasikan kepada para pakar untuk memperoleh perbaikan. Setelah
perbaikan dilakukan terhadap prototipe produk, prototipe produk tadi siap
diujicobakan.

(c). Uji Coba Prototipe Produk


Uji coba prototipe produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan kelayakan produk, misalnya tingkat
keefektifan, efisiensi, daya tarik, dan hal-hal lain yang perlu dipenuhi oleh produk
baru yang hendak dihasilkan. Dimungkinkan terdapat beberapa nama atau jenis uji
coba, misalnya uji coba skala terbatas, dan uji coba skala luas.
Satu jenis atau nama uji coba harus dilakukan berulang-ulang sampai dengan
dipenuhinya kriteria dan/atau tujuan yang diinginkan pada uji coba tersebut. Jika
seluruh kegiatan uji coba telah selesai dilakukan, berarti peneliti sudah mendapatkan
produk yang layak (baik) menurut persyaratan dan/atau spefisikasi dan/atau kriteria
yang telah ditetapkan. Namun demikian, penelitian belum selesai. Peneliti harus
membuktikan bahwa produk baru yang telah dihasilkan lebih baik/unggul/ampuh
dari produk lama yang pada bab pendahuluan dikatakan sebagai penyebab
diperlukannya dilakukan pengembangan.
Pada setiap nama atau jenis uji coba produk perlu diungkapkan, paling tidak,
hal-hal berikut: (1) tujuan uji coba, (2) rancangan penelitian, (3) populasi dan
sampel (atau subjek penelitian), (4) jenis dan sumber data, (5) teknik pengumpulan
data, (6) instrumen dan langkah uji coba instrumen (bila diperlukan), (7) teknik
analisis data, dan (8) evaluasi dan revisi produk. Perlu ditekankan lagi bahwa suatu
uji coba perlu dilakukan berulang-ulang sampai dengan dipenuhinya tujuan dan/atau
kriteria yang ditetapkan.

Tahap III: Tahap Uji Keefektifan Produk


Setelah diperoleh produk yang layak melalui serangkaian uji coba, maka perlu
dilakukan langkah terakhir yaitu langkah pengujian produk. Tujuan dari pengujian
produk adalah menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan lebih unggul (lebih
baik) dibandingkan dengan produk lama yang biasa digunakan. Pada tahap ini
digunakan penelitian eksperimental. Prinsip-prinsip penelitian eksperimental harus
61

digunakan secara tertib, mengacu kepada jenis penelitian kuantitatif yang telah
dijelaskan di atas.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Studi Pendahuluan
Hasil studi pendahuluan memuat temuan-temuan lapangan awal secara
komprehensif. Perbedaan hasil studi pendahuluan pada BAB IV dan BAB I terletak
pada cakupan temuan yang ditampilkan. Pada BAB I hasil studi pendahuluan
memuat rangkuman temuan pada seluruh komponen yang dikaji, sedangkan pada
BAB IV, hasil studi pendahuluan memuat secara detail hasil dari setiap komponen
yang dikaji sesuai prosedur penelitian pengembangan yang dipilih.

B. Hasil Pengembangan Produk


Pada bagian ini perlu dijelaskan secara rinci mengenai tiap komponen hasil
pengembangan produk mencakup: (1) hasil desain pengembangan prototipe produk;
(2) hasil validasi prototipe produk; dan (3) hasil ujicoba prototipe produk.
Penjelasan secara rinci hasil dari setiap komponen pengembangan produk dapat
dijabarkan secara kualitatif maupun kuantitatif.

C. Hasil Uji Keefektifan Produk


Pada bagian ini menjelaskan tentang temuan hasil pengujian produk dalam
sebuah desain penelitian experimental. Tujuannya adalah untuk menguji keampuhan
produk yang dikembangkan dibandingkan produk lama yang biasa digunakan. Data
dapat disajikan secara deskriptif kuantiatif maupun data uji analisis statistik.

D. Pembahasan
Lakukan analisis dari hasil kajian setiap tahap pengembangan produk. Kaitkan
temuan hasil analisis dengan teori-teori yang mendukung ataupun bertentangan
dengan hasil temuan setiap tahap pengembangan. Untuk mempermudah
pembahasan, anda diperkenankan membuat sub bab yang secara khusus membahas
hasil temuan setiap tahap pengembangan produk berdasarkan asumsi awal yang
dibangun dengan tinjauan teori yang telah dikaji.
62

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Uraikan kesimpulan secara sederhana dan lugas dengan mensintesiskan
hasil analisis data dan tujuan penelitian.

B. Saran
Saran hendaknya jelas ditujukan kepada pihak-pihak tertentu yang berpotensi
menggunakan hasil penelitian. Saran disusun dengan mensintesiskan bagian-bagian
tertentu pada latar belakang penelitian, manfaat penelitian, dan hasil penelitian (jika
dipandang perlu termasuk juga hasil analisis data). Saran-saran dapat meliputi saran
untuk penggunaan dalam kehidupan sosial (praxis) maupun saran untuk penelitian
selanjutnya (teoritis).
63

BAB IX
PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN

Artikel penelitian adalah sebuah tulisan ilmiah yang didasarkan pada hasil
penelitian dan ditulis dengan mengikuti kaidah ilmiah. Artikel penelitian merupakan
tulisan non fiksi yang memuat data dan fakta dengan analisa opini atau pendapat dari
penulis tulisan tersebut. Artikel penelitian ditulis secara lugas, tuntas, logis, objektif,
cermat, jelas, padat, konsisten dan sistematis.

A. PEDOMAN UMUM
1. Naskah merupakan ringkasan hasil penelitian.
2. Naskah sudah ditulis dalam bentuk format PDF yang sudah jadi dan siap
cetak sesuai dengan template yang disediakan.
3. Ukuran file PDF naskah maksimal 5MB.
4. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan huruf Time
New Roman font 11. Panjang naskah sekitar 8–13 halaman dan diketik 1 spasi.
5. Seting halaman adalah 2 kolom dengan equal with coloumn dan jarak antar
kolom 5 mm, sedangkan Judul, Identitas Penulis, dan Abstract ditulis dalam 1
kolom.
6. Ukuran kertas adalah A4 dengan lebar batas-batas tepi (margin) adalah 3,5 cm
untuk batas atas, bawah dan kiri, sedang kanan adalah 2,0cm.
7. Setiap subjudul ditulis dengan huruf Times New Roman 11 dan dicetak tebal
(bold).
8. Alinea baru ditulis menjorok dengan indent-first line 0,75 cm, antar alinea tidak
diberi spasi.
9. Kata asing ditulis dengan huruf miring.

B. SISTIMATIKA PENULISAN ARTIKEL


1. Bagian awal : Judul, nama penulis, abstraksi.
2. Bagian inti : Pendahuluan, Kajian literatur dan pengembangan hipotesis (jika
ada), cara/metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan
64

saran (jika ada).


3. Bagian akhir: ucapan terimakasih (jika ada), keterangan simbol (jika ada), dan
daftar pustaka.

C. ISI BAGIAN AWAL, BAGIAN INTI DAN BAGIAN AKHIR


1. Judul dan Nama Penulis
a. Judul dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold) dengan jenis
huruf Times NewRomanfont 12, spasi tunggal dengan jumlah kata maksimum
14.
b. Nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali
dengan huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis adalah
penulis pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya.
c. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis ditulis di
bawah nama penulis dengan huruf Times New Roman font 10.
2. Abstract
a. Abstract ditulis dalam bahasa Inggris, berisi tentang inti permasalahan/latar
belakang penelitian, cara penelitian/ pemecahan masalah, dan hasil yang
diperoleh. Kata abstract dicetak tebal (bold).
b. Jumlah kata dalam abstract antara 150 - 200 kata dan diketik 1 spasi.
c. Jenis huruf abstract adalahTimes New Roman font 11, disajikan dengan rata
kiri dan rata kanan, disajikan dalam satu paragraph, dan ditulis tanpa menjorok
(indent) pada awal kalimat.
d. Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata yang menjadi
inti dari uraian abstraksi. Kata Keywords dicetak tebal (bold) di bagian bawah.
65

DAFTAR PUSTAKA

Borg, R. W., & Gall, D. M. (1989). Educational research: An introduction (4nd


Edition). Boston: Pearson Education.

Cresswell. J. W. (2009). Qualitative, quantitative, and mixed method approach (3th


Edition). California: Sage Publication.

Gay, L. R., Mills, G. E., & Airasian, P. W. (2009). Educational research:


Competencies for analysis and applications (9th edition). Upper Saddle
River, New Jersey: Prentice Hall.

Tashakkori, A., & Teddlie, C. (2010). Mixed Methodologi (Mengkombinasikan


Pendekatan Kualitas dan Kuantitas). Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2010

Tim Puslitjaknov. (2008). Metode penelitian pengembangan. Jakarta: Depdiknas


Lampiran 1 66

Contoh Halaman Sampul

KATA-KATA TABU DALAM BAHASA MELAYU DIALEK


NGABANG PENDEKATAN SOSIOLINGUISTIK

SKRIPSI/TESIS/LAPORAN PENELITIAN

OLEH

……………………….
NIM .............................

PROGRAM STUDI ..............................


JURUSAN PENDIDIKAN ...........................
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Lampiran 2 67

Contoh Halaman Judul Skripsi (lembar kedua)

KATA-KATA TABU DALAM BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG


MENGGUNAKAN PENDEKATAN SOSIOLINGUISTIK

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Diplom/Sarjana/Magister


Jurusan pendidikan ...............................
Program Studi ........................................

OLEH
............................................................
NIM .....................................

PROGRAM STUDI .............................


JURUSAN PENDIDIKAN ......................................
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Lampiran 3 68

Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi/Tesis

KATA-KATA TABU DALAM BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG


MENGGUNAKAN PENDEKATAN SOSIOLINGUISTIK

.........................................
NIM .......................

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. ......................................... Dr. ........................................


NIP ....................................... NIP........................................

Disahkan
Dekan,

Dr. H. Martono, M.Pd.


NIP .............................

Lulus tanggal: .........................


Lampiran 4 69

Contoh Lembar Pengesahan Skripsi/Tesis

KATA-KATA TABU DALAM BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG


PENDEKATAN SOSIOLINGUISTIK

..........................................................
NIM ............................

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. ...................................... Dr......................................


NIP ....................................... NIP ....................................

Penguji I Penguji II

Dr............................................. Dr......................................
NIP ....................................... NIP ....................................

Mengetahui
Ketua Program Studi,

Dr. .......................................
NIP .............................
70

Contoh Lembar Pengesahan untuk Ujian Kelayakan

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PROSEDUR DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK
TAHUN PELAJARAN 2016/207

Tanggung Jawab Yuridis

.................................................
NIM.........................

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr................................ . Dr............................................
NIP............................... NIP........................................

Mengetahi,
Ketua Program Magister Pendidikan ...............................
FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak

Dr. .............................................
NIP.......................................
71

Contoh Lembar Pengesahan Setelah Ujian Kelayakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PROSEDUR DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK
TAHUN PELAJARAN 2016/207

Tanggung Jawab Yuridis

...............................................
NIM.............................................

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. ................................... Dr. .......................................


NIP............................... NIP........................................

Disahkan oleh
Dekan
FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak

Dr. Martono, M.Pd.


NIP........................

Lulus Ujian : ............................


Lampiran 5 72

Contoh Pernyataan Keaslian Tulisan

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : .............................
NIM : ...............................
Jurusan/ Prodi : ........................................../ ...............
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skrips/tesis yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya aku sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi/tesis ini hasil
jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Pontianak, November 2019


Yang membuat pernyataan,

Materai
Ttd
Rp. 6000

...............................
NIM....................................
Lampiran 6 73

Contoh Abstrak Skripsi/Tesis

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan mencatat jurnal penyesuaian
perusahaan pada siswa kelas X Akuntansi IV SMKN 3 Pontianak. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Sumber data
penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi IV dan datanya adalah lembar jawaban
siswa ulangan materi jurnal penyesuaian serta hasil wawancara dengan guru
akuntansi dan siswa kelas X Akuntansi IV. Hasil penelitian menunjukkan
keterampilan membuat jurnal penyesuaian untuk pencatatan pemakaian persediaan
sebesar 83% masuk kategori sangat baik, jurnal penyesuaian untuk mencatat akun
biaya dibayar dimuka sebesar 20% masuk kategori gagal, jurnal penyesuaian untuk
mencatat akun biaya yang terutang atau masih harus dibayar sebesar 86% masuk
kategori sangat baik, jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan aktiva tetap
sebesar 54% masuk kategori kurang, jurnal penyesuaian untuk mencatat akun
pendapatan diterima dimuka sebesar 3% masuk kategori gagal, dan jurnal
penyesuaian untuk mencatat akun pendapatan yang masih harus diterima sebesar
60% masuk katergori cukup.

Kata Kunci: Keterampilan, Penyelesaian Materi, Jurnal Penyesuaian,


Perusahaan Jasa.
Lampiran 7 74

Contoh Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi/tesis
yang berjudul “Analisis Keterampilan Penyelesaian Materi Jurnal Penyesuaian
Perusahaan Jasa Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMKN 3 Pontianak”.
Penyusunan skripsi/tesis ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana/Magister Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tanjungpura Pontianak. Dalam penyusunan dan penyelesaian penulisan
skripsi/tesis ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.Endang Purwaningsih, MM selaku dosen pembimbing pertama yang telah
memberikan arahan selama proses penyusunan skripsi
2. ... (dan seterusnya)
Penulis telah berusaha secara maksimal dalam menulis skripsi/tesis ini. Namun
skripsi/tesis ini kemungkinan masih terdapat kekurangan baik dari segi penulisan,
materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk memperbaiki skripsi/tesis ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi/tesis ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Pontianak, November 2019

Penulis
Lampiran 8 75

Contoh Daftar Isi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
C. Latar Belakang ......................................................................................... 1
D. Masalah Penelitian ................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
G. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................ 16
A. Keterampilan Penyelesaian Materi Jurnal Penyesuaian ........................... 16
B. Akuntansi Perusahaan Jasa ...................................................................... 19
C. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa ........................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 29
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................... 29
B. Bentuk Penelitian ..................................................................................... 30
C. Data dan Sumber Data ............................................................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 34
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 34
B. Pembahasan ............................................................................................. 40
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 45
A. Kesimpulan .............................................................................................. 45
B. Saran ........................................................................................................ 46
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 47
Lampiran lampiran ............................................................................................... 49
Lampiran 9 76

Contoh Daftar Tabel


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data hasil uji coba pre-test ………....................................... 6


Tabel 2. Data hasil uji coba post-test ………………………………….. 6
Tabel 3. Data uji normalitas……………………………………………. 17
Tabel 4. Data uji homogenitas …………………………………………. 18
Tabel 5. Data hasil uji statistik inferensial …………………………….. 20
Lampiran 10 77

TEMPLATE ARTIKEL

JUDUL ARTIKEL PENELITIAN (MAKSIMUM


14 KATA FONT TIMES NEW ROMAN UKURAN 14 HURUF
KAPITAL)

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
NAMA MAHASISWA/I
NIM. F0 .....................

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN …….. JURUSAN …….


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
TAHUN (FONT TIMES NEW ROMAN UKURAN 13)
78

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL ARTIKEL PENELITIAN (MAKSIMUM


14 KATA FONT TIMES NEW ROMAN UKURAN 14 HURUF
KAPITAL)

ARTIKEL PENELITIAN

NAMA MAHASISWA (HURUF KAPITAL DENGAN FONT TNR UK 12)


NIM ..............

Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. ......................., Dr. .......................


NIP. 19.................... NIP. 19....................

Mengetahui,
Dekan FKIP KetuaJurusan ........

Dr. H. Martono ................................


NIP. ......................... NIP. .............................
79

JUDUL ARTIKEL DITULIS DENGAN HURUF KAPITAL DAN FONT TIMES


NEW ROMAN UKURAN 12 DAN JUMLAH KATA MAKSIMUM 14 KATA

Nama Mahasiswa/i tanpa gelar, Nama pembimbing 1 tanpa gelar, Nama pembimbing 2 tanpa gelar (
Font TNR Bold Ukuran 10 spasi 1)
Program Studi ………. FKIP Untan Pontianak
Email:emailpenulis@untan.com

Abstract
Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan menggunakan jenis huruf Times New Roman
ukuran 11, spasi 1 pt dan miring. Banyaknya kata pada abstrak 150 s.d 200 kata. Abstrak
harus tersususun atas latar belakang masalah, metodologi, hasil penelitian dan
pembahasan serta kesimpulan. Abstrak harus ditulis dalam satu paragraph dengan
format satu kolom.

Keywords: Alphabetic Order, Bold, Capitalize Each Word, Font 11

PENDAHULUAN asing ditulis miring. Penulisan kutipan yang


Artikel merupakan ringkasan hasil merupakan kutipan tak langsung ditulis
penelitian. Naskah ditulis dalam bahasa sebagaimana contoh berikut:
Indonesia, bahasa Inggris atau bahasa 1. Rafasya mengungkapkan bahwa…
Mandarin dengan huruf Times New Romanfont (Rafasya, 2011)
11. Panjang naskah sekitar 8–13 halaman dan 2. Rafasya mengungkapkan bahwa….(dalam
diketik 1 spasi. Seting halaman adalah 2 kolom Rini, 2017)
dengan equal with coloumn dan jarak antar 3. Teori A adalah … (Fitria, 2018)
kolom 75 mm (0,75 cm), sedangkan Judul, Sedangkan penulisan kutipan langsung ditulis
Identitas Penulis, dan Abstract ditulis dalam 1 sebagaimana contoh berikut:
kolom. Ukuran kertas adalah A4 dengan lebar Albert Einstein (1904) menyatakan bahwa:
batas-batas tepi (margin) adalah 3,5 cm untuk “…………………………………………
batas atas, bawah dan kiri, sedang kanan …………………………………….”
adalah 2,5cm. Ukuran file PDF naskah
maksimal 5MB. Isi dari pendahuluan adalah METODE PENELITIAN
latar belakang masalah penelitian dan tujuan Metode penelitian menjelaskan tahapan
penelitian. Subjudul ditulis dengan huruf penelitian atau pengembangan yang dilakukan
kapital dengan huruf TNR 11 dan rata kiri untuk mencapai tujuan/sasaran penelitian. Tiap
serta bold. Pada sub-sub judul huruf yang tahap dijelaskan secara ringkas, misalnya tiap
digunakan adalah TNR 11 dengan style tahap dalam satu paragraf.
capitalized each word dan bold. Apabila Bahan/materi/platform yang digunakan
artikel ditulis didalam Bahasa Indonesia maka dalam penelitian diuraikan di babini, yaitu
seluruh kata yang menggunakan istilah bahasa meliputi subjek/bahan yang diteliti, alat/
80

perangkat lunak bantu yang digunakan, focus pada interpretasi dari hasil yang
rancangan percobaan ataudesain yang diperoleh, dan bukan merupakan pengulangan
digunakan, teknik pengambilan sampel, dari bagian hasil.
rencana pengujian (variabel yang akan diukur Tabel diberi judul singkat tetapi jelas
dan teknik mengambil data), analisis dan dengan memberikan sumber yang jelas jika
model statistik yang digunakan. mengutip dari sumber tertentu sehingga setiap
table mampu menjelaskan informasi yang
HASIL PENELITIAN DAN disajikan secara mandiri. Setiap tabel diberi
PEMBAHASAN nomor secara berurutan dandiulas di dalam
Hasil teks. Semua simbol, istilah, dan singkatan
Berisi hasil-hasil studi empiris atau dalam tabel harus dijelaskan pada keterangan.
teoritis yang ditulis secarasi stematis, analisis Judul table ditulis di atas table dengan huruf
kritis, dan informatif. Penggunaan tabel, TNR 11 spasi 1, rata tengah, bold dan huruf
gambar, dll. Untuk mendukung hasil penelitian pertama pada judul tabel ditulis huruf kapital.
dan mendukung informasi penting, misalnya, Seperti halnya pada tabel, keterangan
hasil pengujian model, hasil ujistatistik, dll. pada grafik harus mencukupi agar dapat
argumentatif. disajikan secara mandiri. Gambar dan grafik
harus diulas dalam teks. Foto hitam putih atau
Pembahasan berwarna hendaknya mempunyai kualitas yang
Pembahasan merupakan tinjauan baik. Tiap gambar dan foto diberi nomor
mengenai hasil-hasil penelitian dan dikaitkan secara berurutan dan diulas dalam artikel.Judul
dengan hasil, teori, penelitian sebelumnya, dan gambar ditulis di bawah gambar dengan huruf
fakta empiris, serta menunjukkan kebaruan TNR 11 spasi 1, rata tengah, bold dan huruf
temuan. Pembahasan ditulis dengan ringkas, pertama pada judul table ditulis huruf kapital.
Tabel 1. Contoh Tabel

Gambar 1. Contoh Gambar


81

Gambar yang besarnya tidak lebih dari satu Internet


kolom, tidak perlu dibuat 2 kolom penuh seperti Marshall, M., Carter, B., Rose, K., &Brotherton,
pada contoh gambar berikut. A. (2009). Living with type 1 diabetes:
Perceptions ofchildren and their parents.
Journal of Clinical Nursing, 18(12), 1703-
1710. Retrieved
fromhttp://www.wiley.com/bw/journal.asp?
ref=0962-1067
ArtikelIlmiah
Mikosch, P., Hadrawa, T., Laubreiter, K.,
Gambar 2. Contoh Gambar 2 Brandl, J., Pilz, J., Stettner, H., & Grimm,
SIMPULAN DAN SARAN G. (2010). Effectivenessof respiratory-
Simpulan sinus-arrhythmia biofeedback on state-
Simpulan menyatakan jawaban dari anxiety in patients undergoing
hipotesis dan/atau tujuan penelitian yang telah coronaryangiography. Journal of Advanced
dinyatakan di bagian pendahuluan. Simpulan Nursing, 66(5), 1101-1110.
Buku
bukan berisi perulangan dari hasil dan
Watson, R., McKenna, H., Cowman, S.,
pembahasan, tetapi lebih kepada ringkasan hasil
&Keady, K. (Eds.). (2008). Nursing
temuan seperti yang diharapkan di tujuan atau
research: Designs andmethods. Edinburgh,
hipotesis.
Scotland: Churchill Livingstone Elsevier.
Simpulan menggambarkan jawaban dari
hipotesis dan/atau tujuan penelitian atau temuan
ilmiah yang diperoleh. Simpulan dinyatakan
sebagai paragraf. Numbering atau itemize tidak
diperkenankan di artikel ini. Subbab (misalnya
7.1 Simpulan, 7.2 Saran) juga tidak
diperkenankan dalam bab ini.

Saran
Saran merupakan hal-hal yang disarankan
oleh penulis berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan. Melalui saran-saran yang
diberikan, diharapkan hasil penelitian
selanjutnya dapat lebih maksimal dan
mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan
penelitian yang diharapkan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Sub judul ini ditampilkan pada artikel
apabila diperlukan misal artikel merupakan hasil
penelitian yang didanai institusi/organisasi
tertentu.

DAFTAR RUJUKAN
Daftar rujukan ditulis berdasarkan APA Style
dan diurut secara alfabetik. Adapun contoh
penulisan referensi sebagai berikut:

Skripsi, Tesis atau Disertasi


Johnson, S. (2013). Style strategies (Master‟s
thesis). UCOL, Whanganui School of
Design, Whanganui,New Zealand.
82
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 17 TAHUN 2010

TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENAGGULANGAN PLAGIAT
DI PERGURUAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang : a. bahwa setiap perguruan tinggi mengemban misi untuk mencari,


menemukan, mempertahankan, dan menjunjung tinggi kebenaran;

b. bahwa untuk memenuhi misi tersebut, mahasiswa/dosen/peneliti/


tenaga kependidikan yang berkarya di bidang akademik di perguruan
tinggi memiliki otonomi keilmuan dan kebebasan akademik;

c. bahwa dalam melaksanakan otonomi keilmuan dan kebebasan akademik,


mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan wajib menjunjung tinggi
kejujuran dan etika akademik, terutama larangan untuk melakukan plagiat
dalam menghasilkan karya ilmiah, sehingga kreativitas dalam bidang
akademik dapat tumbuh dan berkembang;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,


perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran
5007)
83
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5105);

5. Peraturan Presiden Repubik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 Tentang


Pembentukan dan Organisasi Kementrian Negara;

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86/P Tahun 2009 mengenai


Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
2. Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok atau pelaku plagiat, masing-masing
bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan.
3. Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan oleh Pimpinan Perguruan
Tinggi yang bertujuan agar tidak teradi plagiat di lingkungan perguruan tingginya.
4. Penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang dilakukan oleh Pimpinan
Perguruan Tinggi dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan
tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang
bersangkutan.
5. Gaya selingkung adalah pedoman tentang tata cara penulisan atau pembuatan karya
ilmiah yang dianut olehs tiap bidang ilmu, tehknologi, dan seni.
6. Karya ilmiah adalah hasil karya akademik mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga
kependidikan di lingkungan perguruan tinggi, yang dibuat dalam bentuk tertulis baik
cetak maupun elektronik yang diterbitkan dan/atau di presentasikan.
7. Karya adalah hasil karya akademik atau non-akademik oleh orang perseorangan,
kelompok, atau badan di luar lingkungan perguruan tinggi, baik yang diterbitkan,
dipresentasikan, maupun dibuat dalam bentuk tertulis.
8. Perguruan Tinggi adalah kelompok layanan pendidikan pada jalur formal yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi, berbentuk Akademi, Politehnik, Sekolah Tinggi,
Institut, atau Universitas.
84
9. Pimpinan Perguruan Tinggi adalah pemimpin perguruan tinggi dan semua pejabat di
bawahnya yang diangkat dan/atau ditetapkan oleh pemimpin perguruan tinggi atau
ditetapkan oleh pemimpin perguruan tinggi atau ditetapkan lains esuai ketentua
peraturan perundang-undangan.
10. Pemimpin Perguruan Tinggi adalah pejabat yang memimpin pengelolaan pendidikan
dengan sebutan Rektor untuk universitas atau institusi, ketua untuk sekolah tinggi,
direktur untuk politehnik/akademik.
11. Senat Aakdemik/organ lain yang sejenis adalah organ yang menjalankan fungsi
pengawasan bidang akademik para aras perguruan tinggi atau dapat pada aras fakultas.
12. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional.

BAB II
LINGKUP DAN PELAKU

Pasal 2

(1) Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada :


a. mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau
informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/atau tanpa enyatakan sumber secara memadai;
b. mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data
dan/atau informasi dari suatu sumber secara memadai;
c. menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai;
d. merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri ari suatu sumber kata-kata
dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyartakan
sumber secara memadai;
e. menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh
pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.
(2) Sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas orang perseorangan atau
kelompok orang, masing-masing bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau untuk
dan atas nama suatu badanm atau anomim penghasil satu atau lebih karya dan/atau
karya ilmiah yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, atau dimuat dalam bentuk tertulis
baik cetak maupun elektronik.
(3) Dibuat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. komposisi musik;
b. perangkat lunak komputer;
c. fotografi;
d. lukisan;
e. sketsa;
f. patung; atau
g. hasil karya dan/atau karya ilmiah sejenis yang tidak termasuk huruf a, huruf b, huruf
c, huruf d, huruf e, atau huruf f
85
(4) Diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. buku yang dicetak dan diedarkan oleh penerbit atau perguruan tinggi;
b. Artikel yang dimuat dalam berkala ilmiah, majalah, atau surat kabar;
c. kertas kerja atau makalahn profesional dari organisasi tertentu;
d. Isi laman elektronik; atau
e. hasil karya dan/atau karya ilmiah sejenis yang tidak termasuk huruf a, huruf b,
huruf c, huruf d,
(5) Dipresentasikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. presentasi di depan khalayak umum atau terbatas
b. presentasi melalui radio/televise/video/cakram padat/cakram video digital; atau
c. bentuk atau cara lain sejenis yang tidak termasuk pada ayat (2) berupa cetakan
dan/atau elektronik
(6) Dimuat dalam bentuk tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa cetakan
dan/atau elektronik
(7) Pernyataan sumber memadai apabila dilakukan sesuai dengan tata cara pengacuan dan
pengutipan dalam gaya selingkung bidang ilmu, tehnologi, dan seni.

Pasal 3

Plagiator di perguruan tinggi adalah :


a. Satu atau lebih mahasiswa
b. Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan atau;
c. Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan bersama satu atau lebih mahasiswa.

BAB III
TEMPAT DAN WAKTU

Pasal 4

Tempat terjadi plagiat:


a. di dalam lingkungan perguruan tinggi antarkarya ilmiah mahaiswa, dosen/peneliti/tenaga
kependidikan dan dosen terhadap mahasiswa atau sebaliknya;
b. dari dalam lingkungan perguruan tinggi terhadao karya ilmiah mahasiswa dan/atau
dosen/peneliti/tenaga kependidikan dari perguruan tinggi lain, karya dan/atau karya
ilmiah orang perseorangan dan/atau kelompok orang yang bukan dari kalangan
perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri;
c. di luar perguruan tinggi ketika mahasiswa dan/atau dosen/peneliti/tenaga kependidikan
dari luar negeri yang bersangkutan sedang mengerjakan atau menjadalankan tugas yang
diberikan oleh perguruan tinggi atau pejabat yang berwenang.

Pasal 5

Waktu terjadi plagiat:


a. selama mahasiswa menjalani proses pembelajaran;
86
b. sebelum dan setelah dosen mengemban jabatan akademik asisten ahli, lektor, lektor
kepala, atau guru besar/professor;
c. Sebelum dan setetal peneliti/tenaga kependidikan mengeban jabatan funsgional dengan
jenjang perrtama, muda, madya, dan utama.

BAB IV
PENCEGAHAN

Pasal 6

(1) Pimpinan Perguruan Tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik


mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang ditetapkan olehs enat perguruan
tinggi/organ lain yang sejenis, yang antara lain berisi kaidah pencegahan dan
pengangulangan plagiat.
(2) Pimpinan Perguruan Tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung
untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dans eni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi.
(3) Pimpinan Perguruan Tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik
mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai agar
tercipta budaya antiplagiat.

Pasal 7

(1) Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus
dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh penyusunnya bahwa :
a. Karya ilmiah tersebut bebas plagiat
b. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut, maka
penyusunnya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perudangan-
undangan.
(2) Pimpinan Perguruan Tinggi wajib menguggah secara elektronik semua karya ilmiah
mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang telah dilampiri pernyataan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui portal Garuda (Garba Rujukan Digital)
sebagai titik akses terhadap karya ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan
Indonesia, atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

Pasal 8

(1) Karya Ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awa atau keaikan jabatan akademim
dan kenaikan pangkat dosen selain harus memenuhi ketentuan Pasal 7 juga harus
dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit 2 (orang) dosen
yang memiliki jabatan akademik dan kualifikasi akademik dosen diusulkan.
(2) Penilaian sejawat sebidang sebagaimaa dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada saat usul
usul pngangkatan awal atau kenaikan jabatan akademik tersebut diproses pada:
a. Tingkat jurusan/depratemen/bagian, untuk jabatan akademik asisten ahli dan lektor;
87
b. Tingkat jurusan/departemen/bagian, senat akademik/organ lain yangs ejenis ada aras
fakultas dan/atau aras perguruan tinggi untuk jabatan akademik lektor kepala dan
guru besar/professor.
(3) Untuk kenaikan jabatan akademik guru besar/professor dilakukan pula penilaian sejawat
sebidang oleh paling sedikit 2 (dua) guru besar/profesor dari perguruan tinggi lain.

Pasal 9

(1) Karya Ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal atau kenaikan jabatan fungsional
dan kenaikan pangkat peneliti/tenaga kependidikan selain harus memenuhi ketentuan
Pasal 7 juga harus dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit
2 (orang) sejawat sebidang yang memiliki jabatan fungsional dan kualifikasi akademik
yang setara atau lebih tinggi dari jabatan fungsional dan kualifikasi akademik
peneliti/tenaga kependidikan yang diusulkan.
(2) Penilaian sejawat sebidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada saat
usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan fungsional tersebut diproses pada
perguruan tinggi yang bersangkutan.

BAB V
PENANGGULANGAN

Pasal 10

(1) Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa, ketua
jurusan/departemen/bagian membuat persandingan antara karya ilmiah mahasiswa
dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak
dinyatakan oleh mahasiswa.
(2) Ketua jurusan/departemen/bagian meminta seorang dosen sejawat sebidang untuk
memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah
dilakukan mahasiswa.
(3) Mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan pembelaan di
hadapan ketua jurusan/departemen/bagian.
(4) Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukati terjadi plagiat, maka
ketua jurusan/departemen/bagian menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa sebagai
plagiator.
(5) Apabila salahs atu dari persandingan atau kesaksian, ternyata tidka dapat membuktikan
terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan keapda mahasiswa yang diduga
melakukan plagiat.

Pasal 11

(1) Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh dosen/peneliti/tenaga kependidikan,
Pimpinan Perguruan Tinggi membuat persandingan antara karya ilmiah
88
dosen/peneliti/tenaga kependidikan dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga
merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
(2) Pemimpin/Pimpinan Perguruan Tinggi meminta senat akademik/organ lain yang sejenis
untuk memberikan pertimbangan secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga
telah dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
(3) Sebelum Senat akademik/organ lain yang sejenis memberikan pertimbangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), senat akademik/organ lain yang sejenis meminta
komisi etik dari senat akademik/organ lain yang sejenis untuk melakukan telaah tentang:
a. kebenaran plagiat
b. proporsi karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiah
plagiator,
yang diduga telah dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
(4) Senat akademik/organ lain yang sejenis menyelenggarakan sidang dengan acara
membahas hasil telaah komisi etik, dan mendengar pertimbangan para anggota senat
akademik/organ lain yang sejenis, serta merumuskan pertimbangan yang akan
disampaikan kepada Pemimpin/Pimpinan Perguruan Tinggi.
(5) Dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan
melakukan pembelaan di hadapan sidang senat akademik/orga lain yang sejenis.
(6) Apabila berdasarkan persandingan dan hasil telaah telah terbukti terjadi plagiat, maka
senat akademik/organ lain yang sejenis merekomedasikan sanksi untuk
dosen/peneliti/tenaga kependidikan sebagai plagiator kepada Pemimpin/Pimpinan
Pergruan Tinggi untuk dilaksanakan.
(7) Apabila salah satu dari persandingan atau hasil telaah, ternyata tidka dapat
membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan keapda
dosen/peneliti kependidikan yang diduga melakukan plagiat.

BAB VI
SANKSI

Pasal 12

(1) Sanksi bagi mahasiwa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam
Pasal 10 ayat (4) secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling
berat, terdiri atas:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa;
d. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa;
e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
f. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau
g. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.
89
(2) Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbukti melakukan plagiat
sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 11 ayat (6), secara berurutan dari yang paling
ringan sampaid engan yang paling berat, terdiri atas:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan;
d. penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;
e. pencabtuan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli peneliti utama bagi
yang memenuhi syarat;
f. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga
kependidikan;
g. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga
kependidikan; atau
h. pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
(3) Apabila dosen/peneliti/tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat )2) huruf
f, huru g, dan huruf h menyandang sebutan guru besar/profesor/ahli peneliti utama,
maka dosen/peneliti/tenaga kependidikan tersebut dijatuhi sanksi tambahan berupa
pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor/ahli peneliti utama oleh Menteri atau
pejabat yang berwenang atas usul perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh
Masyarakat melalui Koordinator Perguruan Tinggi Swasta;
(4) Menteri atau Pejabat yang berwenang dapat menolak usul untuk mengangkat kembali
dosen/peneliti/tenaga kependidikan dalam jabatan guru besar/profesor/ahli peneliti
utama perguruan tinggi lain, apabila dosen/peneliti/tenaga kependidikan tersebut
pernah dijatuhi sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f atau huruf g serta
dijatuhi sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor.ahli
peneliti utama.
(5) Dalam hal pemimpin pergurua tinggi tidka menjatuhkan sanksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Menteri dapat menjatuhkan sanksi kepada Plagiator.
(6) Sanksi kepada pemimpin perguruan tinggis ebagaimana dimaskud pada ayat (5) berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pernyataan Pemerintah bahwa yang bersangkutan tidak berwenang melakukan
tindakan hukum dalam bidang akademik.

Pasal 13

(1) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c
dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak
sengaja.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud dalma Pasal 12 ayat (1) huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf
g, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara
sengaja dan/atau berulang.
90
(3) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf
d dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara
tidak sengaja.
(4) Sanksi sebagaimana dimaksud dalma pasal 12 ayat (2) huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf
h, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara
sengaja dan/atau berulang.
(5) Penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 tidak menghapuskan sanksi
lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
PEMULIHAN NAMA BAIK

Pasal 14

Dalam hal mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan tidak terbukti melakukan plagiat,


pemimpin perguruan tinggi melakukan pemulihan nama baik yang bersangkutan.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 16 Agustus 2010

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD

MOHAMMAD NUH

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan Nasional,

Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM.


NIP 19610828 198703 1 003

Anda mungkin juga menyukai