Oleh:
Nama : Aufa Muhammad Rafi
NIM : 2003016065
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2022
PENGESAHAN
Oleh :
Aufa Muhammad Rafi
2003016065
Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing : Dr. Fatkhuroji, M.Pd.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan PLP yang dilaksanakan 12 hari yang ditujukan
untuk mahasiswa FITK angkatan 2020 agar bisa memahami kultur
sekolah,lingkungan sekolah, struktur tata organisasi yang ada di sekolah
tersebut maupun kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler dan masih banyak
lagi, itu semua tercantum dalam tujuan PLP 1. Inti dari kegiatan PLP 1
adalah aktivitas observasi, analisis dan penghayatan langsung terhadap
kegiatan terkait dengan kultur sekolah, manajemen sekolah, dan dinamika
sekolah sebagai lembaga pengembang pendidikan dan pembelajaran. Saya
disini mengambil judul ‘’Pendidikan Karakter Disiplin di SDN
Tambakaji 04 Semarang” karena fokus saya dalam observasi penelitian ini
yaitu mengenai pendidikan karakter disiplin.
Menurut saya tema pendidikan karakter disiplin ini sangat menarik
untuk diobservasi dan diulik , karena karakter disiplin sendiri sangatlah
penting dalam diri siswa dan itu harus dimulai sejak sekolah dasar.
Menurut saya pendidikan karakter disiplin adalah awal mula dalam
mencapai keberhasilan dalam belajar, bisa dilihat jika seorang siswa sudah
melakukan pembiasaan disiplin maka aspek lainnya pun akan ikut baik.
Di dalam kenyataan lapangan sendiri masih ada saja kesenjangan
kesenjangan dalam pembiasaan karakter disiplin itu sendiri, seperti masih
terdapat beberapa siswa yang datang terlambat, dan siswa yang membuang
sampah sembarangan, Walaupun pelanggaran ini masih dalam skala yang
kecil. Secara keseluruhan Siswa SDN Tambakaji 04 Semarang sudah
cukup baik dalam penerapan/pembiasaan karakter disiplin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan pendidikan karakter disiplin siswa di SDN
Tambakaji 04 Semarang
2. Apa saja kegiatan/program untuk menunjang kedisiplinan siswa di SDN
Tambakaji 04 Semarang
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan pendidikan karakter disiplin
di SDN Tambakaji 04 Semarang
2. Untuk mengetahui apa saja kegiatan/program yang menunjang kedisiplinan di
SDN Tambakaji 04 Semarang
D. Kajian Literatur
Pendidikan sebagai suatu konsep yang sering diartikan dan dipandang
masyarakat dalam pengertian yang kurang tepat bahkan dapat dikatakan salah,
sehingga pengertian pendidikan maknanya sering dikerdilkan hanya sebatas
pengertian pengajaran atau masyarakat sering membuat pengertian pendidikan
sama dengan pengajaran. Pengajaran sebagai arti kata instruction mempunyai
makna yang lebih sempit dibandingkan dengan pengertian pendidikan.
Adapun pengertian menurut beberapa ahli, seperti yang dikatakan Lengeveld.
Menurut Lengeveld pendidikan adalah usaha mempengaruhi, melindungi serta
memberikan bantuan yang tertuju kepada kedewasaan anak didiknya atau dengan
kata lain membantu anak didik agar cukup mampu dalam melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Pengertian lain dari pendidikan juga dilontarkan oleh Dewey, menurutnya
pendidikan merupakan suatu proses pengalaman, karena kehidupan adalah
pertumbuhan, pendidikan berarti pertumbuhan batin tanpa ada batasan usia.
Dewey dan lengeveld pada dasamya memiliki arah pandangan yang tidak
berbeda tentang apa yang ingin dicapai pada proses pendidikan' yaitu kemandirian
peserta didik. Karakter berasal dari bahasa latin, kharakter atau bahasa yunani
kharassein yang berarti to engrave. Kata to engrave bisa diterjemahkan mengukir,
melukis, memahatkan atau menggoreskan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata karakter diartikan sebagai thabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain (Echols&Shadly, 1988).
Secara etimologi, para ahli mendefinisikan karakter dengan arti yang
berbeda-beda. Doni Koesoema memahami karakter sama dengan kepribadian,
yaitu ciri atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya
keluarga pada masa kecil (Koesoema,2010). Sedangkan Mulyasa (2012)
merumuskan karakter dengan sifat alami seseorang dalam merespon situasi yang
diwujudkan dalam perilakunya.
Adapun Syarbini (2016:30) berpendapat bahwa karakter adalah sifat
mantap, stabil dan khusus yang melekat dalam diri seseorang yang membuat nya
bersikap dan bertindak secara otomatis, tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan,
tanpa memerlukan pemikiran/pertimbangan terlebih dahulu. Pengertian karakter
ini sama dengan definisi akhlak dalam Islam, yaitu perbuatan yang telah menyatu
dalam jiwa / diri seseorang, atau spontanitas manusia dalam bersikap sehingga
ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Imam Abu Hamid Al-Ghazali (1998)
dalam kitab Ihya’ Ulumuddiin menyatakan pengertian karakter. Menurut beliau,
karakter ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya tumbuh
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak memerlukan pertimbangan. Dalam
bahasa Indonesia, pemakaian istilah karakter, akhlak, moral, etika, dan budi
pekerti meskipun memiliki makna yang berbeda, namun sesunggunhnya memiliki
kesamaan substansif jika dilihat secara normatif, karena kelimanya menguatkan
suatu pola tindakan/perilaku yang dinilai baik dan buruk, hanya pola yang
digunakan didasarkan pada ukuran-ukuran dan sumber yang berbeda.
Sedangkan pengertian dari pendidikan karakter sendiri adalah segala sesuatu
yang dilakukan seseorang guru yang mampu mempengaruhi peserta didik. Hali ini
mencakup keteladanan bagaimana berperilaku, berbicara, bertoleransi dan
berbagai hal lainnya. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru,
cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan
berbagai hal terkait lainnya (Faturahman,2013).
Pendidikan karakter menurut Syarbini adalah upaya sadar, terencana dan
sistematis dalam membimbing peserta didik agar memahami kebaikan (knowing
the good), merasakan kebaikan (feeling the good), mencintai kebaikan (loving the
good), menginginkan kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan
(acting the good), baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang lain,
lingkungan sekitar, maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan sehingga
menjadi manusia sempurna (insan kamil) sesuai kodratnya (Syarbini,2016:49).
Pada dasarnya pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang
benar dan mana yang salah kepada peserta didik, tetapi juga menanamkan
kebiasaan (habituation) tentang yang baik, sehingga peserta didik paham, mampu
merasakan, dan mau melakukan nya. Dengan demikian pendidikan karakter
mempunyai misi yang sama dengan pendidikan akhlak atau pendidikan moral
(Marzuki,2015).
Dari beberapa pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan karakter identik dengan pendidikan akhlak sehingga pendidikan
karakter merupakan pendidikan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang
meliputi seluruh aktivitas manusia yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatannya berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama,
budaya, dan adat istiadat.
Disiplin dalam arti positif seperti yang dikatakan Hodges (dalam
Yuspratiwi, 1990) mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap
seseorang atau sekelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang
sudah ditetapkan. Bisa saya simpulkan Pendidikan Karakter Disiplin disini yaitu
proses pemberian tuntunan,teladan kepada peserta didik agar bisa mempunyai
nilai-nilai karakter yang bisa membuat mereka bertanggung jawab atas aturan dan
ketetapan yang ada di sekolah.
III. Hasil
A. Bagaimana cara meningkatkan karakter disiplin siswa di SDN 04 Tambakaji
Semarang
1. Observasi
Dari hasil pengamatan saya selama 12 hari di SDN. 04 Tambakaji Semarang
terdapat banyak gambaran mengenai kedisiplinan para muridnya hal pertama yang
saya amati yaitu kedisiplinan dalam waktu, siswa SDN. 04 Tambakaji Semarang
terlihat cukup baik dalam disiplin waktu bisa dilihat ketika berangkat sekolah
hanya sedikit yang terlambat berangkat sekolah, dan itupun sangat sedikit yang
terlambat bahkan bisa dihitung dengan jari. Hal ini dikarenakan para guru sudah
memberi nasihat, pengajaran agar membiasakan disiplin waktu. Pemberian
hukuman juga memberikan efek jera kepada siswa agar tidak terlambat sekolah,
Hukuman jika siswa terlambat dalam kbm yaitu seperti berdoa/ membaca asmaul-
husna sendirian didepan kelas.
Dalam hal sikap dan etika siswa SDN. 04 Tambakaji menurut pengamatan
saya sangat baik, ini dikarenakan di SDN 04 Tambakaji sendiri sudah diterapkan
kebiasaan 5S (salam,senyum,sapa,sopan,santun) ini membuat kebiasaan baik ini
mengakar sampai diri siswanya, bisa diambil contoh yaitu ketika berangkat ke
sekolah siswa harus bersalaman dan senyum kepada Bapak Ibu Guru yang ada
didepan gerbang, ketika menemui saya dan teman-teman plp lainnya pun siswa-
siswi pun senyum dan tak jarang menyapa dengan sopan. Hal-hal seperti ini yang
kadang membuat saya sebagai mahasiswa yang sedang melaksanakan plp sangat
takjub atas sopan santun mereka terhadap kami. Ini tak lain juga berkat didikan
bapak dan ibu guru SDN. Tambakaji 04 Semarang.
Kedisiplinan yang terakhir yaitu disiplin dalam menaati tata-tertib, dari
pengamatan saya selama 12 hari terdapat banyak sekali plus minus dalam masalah
menaati tata tertib. Saya mengamati banyak yang masih salah dalam penggunaan
seragam,bed logo dan sebagainya. Untuk tata tertib yang lain seperti tidak boleh
keluar wilayah sekolah ketika jam sekolah dan tidak boleh jajan diluar sekolah,
saya rasa siswa SDN Tambakaji 04 sangat menaati peraturan tersebut, siswa juga
terlihat sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Dari pengamatan
saya semua siswa selalu membuang sampah ke tempat sampah yang disediakan,
siswa juga setiap hari menyiram tanaman yang ada didepan kelas mereka dan
terdapat jadwal piket kelas yang dilaksanakan setiap hari, ini membuat kelas
menjadi bersih dan nyaman saat digunakan untuk kbm.
2. Wawancara
Peraturan dalam penggunaan seragam sekolah.
Dari hasil wawancara terhadap Ibu Nurul selaku guru pamong plp kami :
“Seragam sekolah SDN 04 Tambakaji hari senin-rabu memakai
baju putih celana merah, untuk kamis & jumat memakai batik dan sabtu
memakai pramuka. Untuk hari senin bila memungkinkan kondisinya
diwajibkan melakukan upacara hari senin, dan maka dari itu siswa wajib
menggunakan atribut lengkap seperti; topi,dasi,sabuk dan bad logo harus
lengkap”.
Adapun penanganan untuk siswa yang melanggar aturan/tata tertib sekolah.
Dari wawancara saya kepada Ibu Nurul selaku guru pamong plp kami:
“Ada beberapa langkah ketika ada yang melakukan pelanggaran
aturan di sekolah. Pertama, penanganan pertama yaitu siswa diserahkan
kepada wali kelas untuk diberi sanksi dan bimbingan, jika dirasa siswa
tersebut masih tidak bisa diatasi kemudian guru BK yang menangani anak
tersebut, jika guru bk tidak sanggup mengatasi anak tersebut, jalan terakhir
yaitu kepala sekolah bertindak tegas dengan memberikan skorsing bahkan
anak tersebut bisa diserahkan kembali ke orang tuanya masing-
masing ,namun sampai saat ini siswa yang melanggar aturan bisa ditangani
dengan mudah, dan tidak ada siswa yang melakukan pelanggaran dengan
melampaui batas.” 1
Upaya dan peran guru agar bisa menaati tata tertib sekolah menurut
pemaparan ibu Nurul selaku guru pamong plp kami:
“ Cara agar bisa meminimalisir akan terjadinya pelanggaran
sekolah selain dengan hukuman, yaitu dengan memberikan motivasi dan
contoh baik kepada siswanya. Sekolah juga memberikan reward dan
mengumumkan siswa-siswa berprestasi ketika diadakan upacara bendera.
Dengan ini siswa akan lebih semangat dan termotivasi dalam menuntut
ilmu.” 2
3. Dokumentasi
1
Hasil wawancara dengan Ibu Nurul selaku guru pamong plp, pada hari Kamis 27
Februari 2020
2
Hasil wawancara dengan Ibu Nurul selaku guru pamong plp, pada hari Kamis 27
Februari 2020
Lampiran 1
LEMBAR WAWANCARA GURU
DAFTAR PUSTAKA
Fadilla Helmi, Avin. 1996. Disiplin Kerja , Buletin Psikologi, Nomor 2
Strauss, Anslem dan Juliet Corbin diterjemahkan oleh Muhammad Shodiq dan
Imam Muttaqien.2013. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah dan
Teknik-teknik Teoritisasi Data, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR WAWANCARA GURU
Lampiran
3
Foto penerapan protokol kesehatan di area sekolah
Lampiran 4
Foto Kegiatan 5 S di SDN 04 Tambakaji Semarang
Lampiran 5
Kegiatan piket kelas setelah selesai kbm
Lampiran 6
Foto Kegiatan upacara bendera hari senin
Lampiran 7
Gambar tata tertib siswa SDN Tambakaji 04 Semarang
Lampirnn 8
Foto green house SDN Tambakaji 04 sebagai sekolah adiwiyata