Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DIET DAN GIZI UNTUK

PENYAKIT GAGAL GINJAL

IDK 5

Disusun Oleh

Kelompok 7

1. Karenina Nurhaeny (018)

2. Retnowati (043)

3. Silvia Putri L (058)

4. Rosdiana Pramudita (030)

5. Farakh Sabila (024)

6. Danu Saputra (010)

7. Rahmawati (037)

Kelas 3 A

PRODI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

A. Pengertian

Ginjal adalah satu organ utama sistem kemih atau uriner (tractus
urinarius) yang bertugas menyaring dan membuang cairan sampah
metabolisme dari dalam tubuh. Seperti diketahui, setelah sel-sel tubuh
mengubah makanan menjadi energi, maka akan dihasilkan pula sampah
sebagai hasil sampingan dari proses metabolisme tersebut yang harus dibuang
segera agar tidak meracuni tubuh. Sebagian dibuang melalui usus sebagai
tinja, sebagian lagi melalui ginjal bersama urin, dan sisanya melalui kulit
dibawah keringat. (Bayhakki.2012)

Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami


penurunan sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa
metabolisme tubuh dan menjaga keseimbangan cairan elektrolit seperti
sodium, dan kalium, didalam darah atau urin. Penyakit ini terus berkembang
secara perlahan hingga fungsi ginjal semakin memburuk sampai ginjal
kehilangan fungsinya. ( price & wilson, 2006).

Gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan


penurunan fungsi ginjal progresif yang irefersible ketika ginjal tidak mampu
mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit yang
menyebabkan terjadinya uremia dan azotemia. (Smetlzer & Bare 2004).

B. Klasifikasi

Menurut national kidney foundation classification of chronic kidney


disease, CKD dibagi dalam 5 stadium. Stadium chronic kidney disease/CKD
(Black & hawks, 2005 dalam Bayhakki, 2013).

Stadium Deskripsi Istilah Lain GFR (ml/mnt/3m2)


I Kerusakan ginjal Beresiko >90
dengan GFR

2
normal
II Kerusakan ginjal Insufisiensi ginjal 60-89
dengan GFR kronik (IGK)
turun ringan
III GFR turun sedang IGK, gagal ginjal 30-59
kronik
IV GFR turun berat Gagal ginjal kronik 15-29
V Gagal ginjal Gagal ginjal tahap < 15
akhir (End stage
renal disease)

C. Etiologi

CKD disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti glomerolunefritis


akut; gagal ginjal akut; penyakit ginjal polikistik; ostruksi saluran kemih ;
pielonefritis ; nefrotoksin; penyakit sistemik, seperti Diabetes Mellitus,
hipertensi, lupus eritematosus, poliartritis, penyakit sel sabit, serta amiloidosis
( Black &Hawks 2005)

D. Tanda Gejala

a. Kehilangan seleramaka makan

b. Kelelahan

c. Ketidakseimbangan air elektrolit

d. Malaise ( Tekanan darah tinggi)

e. Cairan di dalam paru- paru

f. Gagal ginjal

g. Kerusakan ginjal

3
h. Irama jantung Abnormal

i. Pembengkakan

j. Penurunan berat badan yang srastis

E. Patofisiologi

Patogenensis gagal ginjal kronik melibatkan penurunan dan kerusakan


nefroon yang diikuti kehilangan fungsi ginjal yang progresif. Total laju
filtrasi glomerulus ( GFR) menurun dan klirens menurun, BUN dan kreatinin
meningkat. Nefron yang masih tersisa mengalami hipertrofi akibat usaha
menyaring jumlah cairan yang lebih banyak. Akibatnya , ginjal kehilangan
kemampuan memekatkan urin. Tahapan untuk melanjutkan ekskresi,
sejumlah besar urin dikeluarkan, yang menyebabkan klien mengalami
kekurangan cairan. Tubulus secara bertahap kehilangan kemampuan
menyerap elektrolit. Biasanya, urin yang dibuang mengandung banyak
sodium sehingga terjadi poliuri (Bayhakki, 2013)

4
F. Pathway

5
G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjnag yang dibutuhkan untuk menegakkan


diagnosa gagal ginjal kronik (Prabowo 2014):

a. Biokimiawi

b. Urinalisis

c. Ultrasonografi ginjal

d. Imaging (Gambaran) darii ultrasonografi

e. Darah : BUN /Kreatinin, Hitung darah lengkap, SDM , GDA, Natrium


serum, Kalium

H. Penatalaksanaan

Mengingat fungsi ginjal yang rusak sangat sulit untuk dilakukan


pengembalian, maka tujuan dari penatalaksanaan klien gagal ginjal kronik
adalah untuk mengoptimalkan fungsi ginjal yang ada dan mempertahankan
keseimbangan secara maksimal untuk memperpanjang harapan hidup klien.
Sebagai penyakit yang kompleks, gagal ginjal kronik membutuhkan
penatalaksanaan terpadu dan serius, sehingga akan meminimalisir
komplikasi dan meningkatkan harapan hidup klien. (Prabowo, Eko. 2014)

I. Pengkajian

Pngkajian yang didapat pada Tn.S yaitu:

DS : pasien mengatakan berat badan meningkat, pasien mengatakan kepala


pusing, pasien mengatakan badan terasa lemas, pasien mengatakan mual,
pasien mengatakan terdapat darah dalam urine.

DO : ureum 98Mg/dl, kreatinin 72Mg/dl hasil pemeriksaan lab 3 hari yang


lalu, kepala pusing, badan lemas, data laboratorium GDS 70Mg/dl hasil
pemeriksaan 3 hari yang lalu, berat badan meningkat pada waktu yang

6
singkat, hipoglikemia atau kadar gula darah dalam tubuh berkurang atau
turun, ditandai dengan pasien mengalami kelelahan atau lemas terkadang
disertai pusing.

J. Diagnosis Yang Mungkin Muncul

Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn. S dengan gagal


ginjal kronik yang mengalami hipoglikemia adalah :

1. Kelebihan Volume cairan berhubungan dengan Kerusakan fungsi GFR


(Glomerulous Filtration Rate).

a. Data subyektif : klien mengatakan buang air kecil sedikit, bahkan


kadang dalam sehari klien tidak bak, kira – kira selama 3hari klien
bak +200cc.

b. Data obyektif : BB pre hemodialisa 70 kg sedangkan berat badan


post HD 3hari yang lalu 68 kg, ureum 98Mg/dl, kreatinin 72Mg/dl
hasil pemeriksaan lab 3 hari yang lalu, terdapat oedema dikaki. Data
dalam diagnosa ini sudah sesuai dengan teori Nanda (2009) bahwa
kelebihan volume cairan ditandai dengan salah satunya peningkatan
berat badan dalam waktu yang singkat.

2. Resiko komplikasi berhubungan dengan penurunan kadar gula darah


plasma

a. Data Subjektif : klien mengatakan kepala pusing, badan lemas.

b. Data obyektif : keadaan umum klien saat dilakukan hemodialisa


tampak lemas, mempunyai riwayat penurunan gula darah pada waktu
dilakukan hemodialisa +1 tahun yang lalu, TD : 120/60 mmHg, N :
100x/menit, RR : 28x/menit, S : Asuhan Keperawatan Pada Tn. S
Dengan Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami Hioglikemia di Ruang
Hemodialisa10 36,2 0 C, GDS 70 Mg/dl hasil pemeriksaan 3 hari

7
yang lalu dikarenakan untuk pemeriksaan gula darah sewaktu untuk
hari pengkajian belum / tidak dilakukan.

K. Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1:

a. Timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien

b. Monitor indikasi kelebihan cairan/retensi

c. Monitor status dehidrasi

d. Monitor tanda-tanda vital

e. Lakukan hemodialisa

Diagnosa II :

a. Monitor tanda dan gejala Hipoglikemi

b. Idetifikasi pasien yang beresiko mengalami hipoglikemia

c. Monitor tanda-tanda vital

d. Berikan minuman teh manis hangat Pemanis atau teh manis

e. Kolaborasi pemberian Dektrosa

L. Implementasi

Diagnosa I

a. Menimbang berat badan sebelum dan sesudah dilakukan hemodialisa


Penumpukan cairan yang mempengaruhi peningkatan berat badan
dengan waktu cepat. (Nanda, 2009)

b. Mencatat balance cairan Memonitor status jumlah cairan dalam tubuh


dan apabila terjadi oedema dapat diketahui. (Nanda, 2009)

8
c. Memonitor status hidrasi Mengetahui kondisi cairan dalam tubuh.
(Nanda, 2009)

d. Memonitor vital sign sebelum hemodialisa, selama hemodialisa, dan


sesudah hemodialisa. Bila terdapat oedema pada paru maka respiratori
meningkat, bila terdapat oedema pada jantung akan terjadi peningkatan
tekanan darah. (Nanda, 2009)

e. Melakukan tindakan hemodialisa selama 5 jam, dengan UFG 4000ml,


UFR 0,80 Sebagai salah satu penanganan pengeluaran sisa
metabolism, cairan dan elektrolit dalam tubuh yang tidak bisa keluar
lewat ginjal. (Nanda, 2009)

Diagnosa II

a. Memantau tanda dan gejala hipoglikemia (kadar gula darah kurang


dari 70 mg/dl,kulit dingin dan pucat,takikardi, peka terhadap rangsang,
tidak sadar, tidak terkoordinasi, binggung, mudah mengantuk)

b. Mengetahui status klien terhadap respon penurunan status gula darah,


(Nanda, 2009)

c. Monitor vital sign Perubahan - perubahan tanda - tanda vital dapat


terpantau, (Nanda, 2009)

d. Memberikan minuman teh manis hangat Pemanis atau teh manis


merupakan alternative dalam meningkatkan gula darah bila klien
dalam kondisi sadar penuh, (Nanda, 2009)

e. Kolaborasi pemberian Dektrosa 40 % per IV 1 flat Glukosa dalam


Dektrosa 40 % yang dimasukan lewat pembuluh darah akan cepat
terabsorbsi oleh tubuh, (Nanda, 2009)

M. Evaluasi

Diagnosa 1

9
S : Pasien mengatakan terasa lebih enak dengan berat badannya yang
sekarang karena telah dikaukan hemodialisa.

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD : 160/90 mmHg,


N : 80x/mnt, RR: 22x/mnt, S: 36, 2 ºC, BB post HD 67,5 kg

A : MasalahKelebihan Volume cairan berhubungan dengan Kerusakan


fungsi GFR (Glomerulous Filtration Rate) teratasi.

P : Rencana tindakan tetap dilanjutkan yaitu catat perubahan BB,


observasi TTV, lakukan hemodialisa 3 hari lagi.

Diagnosa II

S :Pasien mengatakan badan tidak lemas lagi dan pusing sudah berkurang.

O: Pasien tampak tidak lemas lagi dan memegangi kepalanya, TD : 160/90


mmHg, N : 80x/mnt, RR: 22x/mnt, S: 36, 2 ºC, BB post HD 67,5 kg

A : Masalah resiko komplikasi berhubungan dengan penurunan kadar gula


darah plasma teratasi sebagian

P : Rencana tindakan tetap dilanjutkan yaitu anjurkan klien untuk minum


manis ataupun makan

-makanan kecil sebelum dilakukan hemodialisa

-minum obat yang Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gagal


Ginjal Kronik yang Mengalami Hioglikemia di Ruang Hemodialisa
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta (Tri Handayani)
11 diberikan sesuai petunjuk dokter

-istirahat yang cukup, konsumsi makanan yang mengandung


glukosa/karbohidrat (Nanda, 2009)

10
N. Diet dan nutrisi

 Diet

a. Hindari produk dengan tambahan garam  

Menghindari produk makanan yang ditambah dengan garam, ini juga


termasuk makan malam yang dibekukan, sup kaleng, junk food,
sayuran kalengan, daging olahan dan keju

b. Pilih makanan dengan potasium rendah

c. Batasi jumlah protein

Diet rendah protein 1 : 20 g protein

Diet rendah protein II : 40 g protein

Diet rendah protin sedang : 60 g protein

d. Membatasi air

e. Mencukupi kebutuhan kalori sesuai dengaan kegiatan penerita yaitu


35 kalori/Kg BB/hari.

 Nutrisi

a. Apel

Apel termasuk buah rendah kandungan kalium yang ramah untuk


ginjal. Apel juga mengandung serat yang dapat menurunkan kadar
kolesterol dan glukosa darah.

b. Bawang

Untuk membatasi asupan garam dalam menu makan, gunakan bawang


putih dan bawang bombay sebagai bumbu dalam masakan, karena
keduanya rendah kalium dan fosfor. Caranya, tumis bawang bersama
bahan makanan yang ingin dimasak.

11
c. Ikan yang kaya asam lemak omega-3

Konsumsi ikan juga baik untuk menjaga ginjal tetap sehat, terutama
ikan yang kaya akan asam lemak omega-3, seperti ikan salmon,
makerel, sarden, kakap, dan tuna. Asam lemak omega-3 adalah
nutrisi penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk fungsi ginjal.
Jenis-jenis ikan di atas juga baik dikonsumsi oleh penderita gangguan
ginjal. Bila tidak suka ikan, suplemen minyak ikan atau kacang-
kacangan, seperti kenari, juga kaya kandungan asam lemak omega-3
yang baik untuk ginjal.

d. Kol, bunga kol, paprika, dan lobak

Sayur-sayuran ini memiliki kadar kalium yang rendah, serta


mengandung vitamin C dan antioksidan lain yang baik untuk
kesehatan ginjal, terutama dalam menangkal dampak buruk
dari radikal bebas.

e. Putih telur

Putih telur merupakan sumber protein yang rendah kandungan fosfor,


sehingga baik untuk ginjal. Namun, batasi konsumsi kuning telur,
karena bagian ini mengandung banyak fosfor, Selain mengonsumsi
makanan yang baik untuk ginjal, Anda juga disarankan untuk minum
air putih sekitar 8 gelas per hari, tidak berlebihan minum vitamin atau
suplemen herbal, membatasi asupan kafein, serta menghindari
minuman beralkohol dan makanan atau minuman yang mengandung
banyak bahan kimia, seperti pewarna, perasa, dan pengawet

12
DAFTAR PUSTAKA

Bayhakki.2012.Klien Gagal Ginjal Kronik.Jakarta:Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Black,J.M.,& Hawks, J. H. (2005). Medical-surgical nursing:


Clinicalmanagemenr for positive outcomes, 7th ed.St.Louis:Elsevier
Inc.

Prabowo,eko. Dkk. 2014. Asuhan keperawatan sistem perkemihan.


Yogyakarta a:Nuha medika.

Smeltzer,S.C.,&Bare, B.G.(2004).Textbook of medical-surgicalnursing,10th


edi.phillipine: Lippincott Williams & Wilkins.

13
Soal-Soal

No Soal Jawaban
1 Perhatikan beberapa gangguan berikut ini! A . 1 dan 2
1). radang pada tubulus proximal
2). kekurangan hormon antidiuretik
3). radang pada pankreas
4). radang pada apendiks
Gangguan yang menyebabkan kelainan pada fungsi
ginjal adalah …
a. 1 dan 2
b. 3 dan 4
d. 2 dan 3
e. 1 dan 4
Alasan : Tubulus proximal dan ADH memiliki
peran dalam kerja ginjal, apabila terjadi gangguan
pada bagian tersebut dapat mengakibatkan kelainan
dalam kerja ginjal.
2 .Hasil pemeriksaan laboratorium, menunjukkan A. Nefron
bahwa urine mengandung protein. Fakta ini terjadi
sebagai akibat gangguan fungsi …
a. nefron
b. glomerulus
c. tubulus kontortus
d. kapsul Bowman
Alasan : Kerusakan pada nefron ginjal dapat
menyebabkan protein menembus ginjal dan
ditemukan dalam urin.

14
3 Berapa gram protein yang dibutuhkan pada pasien E. 60g
diet rendah protein sedang?
A. 10g E. 60g
B. 15g
C. 20g
D. 22g
Alasan: Karena pada pasien diet protein sedang
harus mengkonsumsi protein hewani yang bernilai
biologis tinggi harus cukup agar asaman amino
yang dibutuhkan tubuh tidak berlebih, dan sisanya
dari buah dan sayur.
4 Kepanjangan CKD adalah B. Chronic kidney
A. Cronic kidney disease disease
B. Chronic kidney disease
C. Cidney kronik disease
D. Cidniy kronike disaese
E. Cronic cidney disease
Alasan : kepanjangan yang benar itu
Chronic:kronis kidney:ginjal disease:penyakit jadi
CKD adalah penyakit gagal ginjal kronik
5 Pada pasien Ny,T mengeluh badan terasa lemas, D. Kelebihan
mual, kemudian pada pemeriksaan lab menunjukan Volume Cairan
hasil ureum 98mg/dl, keratinin 72mg/dl, GDS
70mg/dl, pada waktu singkat mengalamai
hipoglikemia di tandai dengan pasien mengalami
kelelahan, lemas, disertai pusing, diagnosa
keperawatan yang dapat di tegakan dalam kasus
tersebut adalah......
A. Devisiensi cairan
B. Hipotermi

15
C. Lukontinensia
D. Kelebihan volume cairan
E. Retensi
Alasan : Berhubungan dengan kerusakan fungsi
GFR, dengan hasil lab keratinin 72mg/dl, dan
peningkatan BB dalam waktu singkat.
6 Pemeriksaan penunjang yang di butuhkan dalam A. Darah dan
menegakan diagnosa gagal ginjal kronik adalah: keratin
A: Darah dan Keratin
B. Ttv,CKG
C. Ttv, head toetoe
D. Rongen
E. GDS, CKG

Alasan : karena dalam pemeriksaan tersebut dapat


fi ketahui hasil keratinin, cek darah lengkap, SDM,
GDA, natrium serun dan kalium. Sebagai hasil
penunjang diagnosa keperawatan.
7 Mengapa pasien gagal ginjal kronik harus B. Karena
membatasi protein yang masuk ke dalam tubuh? apabila
a. Agar tidak bertambah berat badan protein
b. Karena apabila protein berlebih dapat berlebih
merusak ginjal dapat
c. Kelebihan protein dapat memperlancar merusak
BAK ginjal
d. Membuat tubuh sehat
Alasan : karena apabila kelebihan protein dapat
merusak fungsi ginjal
8 Hormon apa saja yang dihasilkan oleh ginjal? A. Eritropoietin
A. Eritropoietin (EPO) (EPO)
B. Metalonin

16
C. Serotonin
D. Tiroid
E. Adrenalin
Alasan : Eritropoietin (EPO) yg membantu
merangsang sumsum tulang membuat sel-sel darah
merah
9 Terapi utama digunakan yg diperlukan pada kasus C. Tranplantasi
gagal ginjal adalah... ginjal
A. Hemodialisis
B. Tranfusi darah
C. Transpalatansi ginjal
D. Medikamentosa
E.  Continuous ambulatory peritoneal
Alasan : Transpalatansi ginjal. Hampir semua
penyakit ginjal stadium akhir menerima
transpalatansi ginjal memiliki harapan hidup yg
tinggi dibanding pasien yg menerima dialisis.
10 Apa saja nutrisi yang dibutuhkan pasien diet? B. Apel
A. Anggur
B. Apel
C. Alpukat
D. Mangga
Alasan : karena apel termasuk buah yang
kandungannya rendah

17

Anda mungkin juga menyukai