Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sebagai agraris, pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam

tumbuhan komoditas ekspor, antara lain padi ,dan palawija. Sejarah

mencatat Indonesia pernah mengalami masa swasembada pangan,

khususnya produk beras.

Salah satu komoditas terbesar di Indonesia adalah padi. Padi termasuk

salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Proses agar menjadi

beras, padi wajib melalui pemisahan bulir beras dari kulitnya. Alat

penggilingan padi diperuntukkan agar meringankan proses pemisahan bulir

beras dari kulitnya, dengan tetap menjaga rendemen dan kualitas beras

dan meminimalisir kehilangan hasil yang sering terjadi pada proses

penggilingan yang dilakukan secara manual, oleh sebab itu mesin

penggilingan padi sangat penting untuk proses menghasilkan beras yang

berkualitas.

Oleh karena itu pengusaha mendapatkan peluang dari sektor pertanian

ini khususnya padi yaitu dengan menciptakan suatu usaha atau

perusahaan industri pabrik penggilingan padi. Perusahaan adalah suatu

organisasi yang mengumpulkan beberapa orang yang sering disebut

pegawai/karyawan untuk mengoperasikan kegiatan industri. Oleh karena

itu, karyawan termasuk suatu modal sumber daya manusia (SDM) yang

berperant penting dan merupakan salah satu aset utama dalam setiap

kegiatan operasional perusahaan.

1
2

Sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari

masalah-masalah yang berhubungan dengan keselamatan dalam bekerja

yang langsung berhubungan dengan peralatan dan mesin untuk

mendukung proses produksi. Penggunaan berbagai alat dan mesin ini

menyebabkan karyawan tidak dapat terhindar dari risiko yang melekat

keselamatan dan kesehatan kerja. Karyawan dapat tertimpa risiko kerja

sewaktu-waktu. Hal inilah yang harus diperhatikan khususnya dari berbagai

pihak yang berkaitan seperti pengusaha, tenaga kerja serta perusahaan.

Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja dan memiliki kapasitas

kecelakaan yang diakibatkan dari proses produksi diantaranya

pencemaranan, ledakaan, kebakaran dan penyakit akibat kerja, harus

mengimplementasikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

“Keselamatan dan kesehatan kerja dapat dijadikan acuan bagi

perlindungan tenaga kerja dari bahaya kecelakaan dan penyakit akibat

bekerja maupun akibat lingkungan kerja” yang bersumber pada PEMNAKER

05/MEN/1996 dan mengacu pada Undang-undang No. 1 tahun 1970.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan bidang yang

berhubungan dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia

yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah

untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 adalah ”yang mengatur tentang

keselamatan dan kesehatan kerja yaitu suatu aspek perlindungan tenaga

kerja. Unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak

terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.

Dengan mengaplikasikan teknologi penanggulangan keselamatan dan


3

kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencukupi, daya kerja,

kesehatan dan tingkat ketahanan fisik yang tinggi. Di samping itu

keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan

kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi”.

Kebutuhan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya perlu

mendapat perlindungan dengan adanya lingkungan kerja yang aman,

nyaman, dan tentram sehingga akan menimbulkan keinginan untuk bekerja

dengan baik. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin

sedikit terjadinya kecelakaaan kerja. Kesehatan kerja juga merupakan

faktor yang penting karena kesehatan kerja menunjuk pada bebas dari

ganguan fisik maupun mental yang dapat berasal dari lingkungan kerja.

Maka hal ini diperlukan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu usaha untuk mewujudkan

keadaan pekerja yang nyaman, aman dan mencapai arah yaitu

produktifitas semaksimal mungkin.

Secara filosofis Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) merupakan

rancangan gagasan dan usaha nyata untuk melindungi hak dankelestarian

tenaga kerja paling utama dan seluruh secara global yaitu manusia, turut

berbagai hasil karya dan budayanya dalam usaha memenuhi masyarakat

jujur, aman dan makmur sentosa. Secara global di Indonesia masalah

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) acap kali terlalaikan. Peristiwa ini

merujuk dengan masih besarnya angka kecelakaan kerja. Oleh sebab itu,

hingga pengaruh implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

terhadap risiko kerja menjadi penting untuk dianalisis/diteliti karena aspek

yang tertera mampu mempengaruhi kinerja karyawan untuk menggapai visi


4

dan misi suatu organisasi industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji

antara program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap risiko

kerja karyawan pabrik penggilingan padi di Kampung Pujo Kerto (PC) dan

Pujo Basuki (PB) Lampung Tengah.

Pabrik penggilingan padi di Kampung Pujo Kerto (PC) dan Pujo Basuki

(PB) adalah perusahaan industri yang mempunyai risiko kerja karyawan

yang sangat tinggi. Adapun data kecelakaan di pabrik penggilingan padi di

Kampung Pujo Kerto (PC) dan Kampung Pujo Basuki (PB) Kecamatan

Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

Tabel 1.1 Kategori Level Risiko Kecelakaan Kerja Karyawan


Kategori
Jenis Kecelakaan
Ringan Sedang Berat
Kebisingan 
Tersengat Arus Listrik 
Patah Tulang 
Sesak Nafas 
Terkilir 
Hernia 
Iritasi Mata 
TBC 
Alergi 
Sumber: Pabrik Penggilingan Padi di Kampung Pujo Kerto (PC) dan
Pujo Basuki (PB) Kecamatan Trimurjo
Lampung Tengah 2018

Tabel 1.2 Jumlah Kecelakaan Kerja karyawan (Penggilingan Padi di Kampung


Pujo Kerto (PC) milik Bp.H Anwar dan Penggilinggan Padi di
Kampung Pujo Basuki (PB) milik Bp. Haris Dianto di Kecamatan
Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.
Kategori
No. Tahun Jumlah
Ringan Sedang Berat
1 2013 4 2 1 7
2 2014 5 - 2 7
3 2015 - 1 1 2
4 2016 5 2 - 7
5 2017 3 - - 3
Total 17 5 4 26
Sumber :Pabrik Penggilingan Padi di Kampung Pujo Kerto (PC) dan Pujo Basuki
(PB) Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah 2018
5

Berdasarkan data tabel 1.2 masih terjadi kecelakaan kerja di tahun 2013

s/d 2017. Dimana pada tahun 2013 kategori ringan 4 orang, kategori

sedang 2 orang, kategori berat 1 orang. Di tahun 2014 kategori ringan 5

orang, kategori sedang tidak ada korban, kategori berat 2 orang. Di tahun

2015 kategori ringan tidak ada korban, kategori sedang 1 orang, dan

kategori berat 1 orang. Ditahun 2016 kategori ringan 5 orang, kategori

sedang tidak ada korban, dan kategori berat tidak ada korban jiwa. Dan

tahun 2017 kecelakaan kerja kategori ringan berjumlah 3 orang, kategori

sedang tidak ada korban jiwa, dan kategori berat tidak ada korban jiwa.

Tabel 1. 3 Fasilitas kerja APD (Alat Pelindung Diri)


No. Kriteria APD Ada Tidak Ada
1 Safety Helmet 
2 Masker Debu 
3 Sepatu Keamanan (Safety boot) 
4 Kaca mata safety(Protective

Googles)
5 Sarung Tangan Katun 
6 Alat Pelindung Telinga (ear

plug)
7 Pakaian Pelindung Tubuh 
Sumber: Pabrik Penggilingan Padi di Kampung Pujo Kerto (PC) dan
Pujo Basuki (PB) Kecamatan Trimurjo
Lampung Tengah 2018

Berdasarkan tabel 1.2 dan 1.3 dalam pelaksanaan proses industri

penggilingan sering terjadi kecelakaan-kecelakaan kerja, baik secara

langsung maupun tidak langsung menyebabkan kerugian antara lain

penyelesaian pekerjaan, menurunnya produktivitas, biaya penyembuhan

yang mahal, serta penderitaan pribadi tenaga kerja yang mengalami

kecelakaan. Adapun penyebab kecelakaan tersebut bersumber pada alat–

alat mekanik dan lingkungan serta tenaga kerja. Kecelakaan kerja yang

terjadi di dalam kegiatan industri penggilingan padi dapat berakibat fatal


6

terhadap para karyawan. Pokok masalah ialah penerapan keselamatan

dan kesehatan kerja (K3) dapat mempengaruhi risiko kerja karyawan

selama suatu proses industri penggilingan padi.

Oleh karena itu, peneliti memutuskan melakukan riset dengan judul

Pengaruh Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Terhadap Risiko Kerja Karyawan (Studi Kasus di Penggilingan Padi di

Kampung Pujo Kerto (PC) dan Pujo Basuki (PB) Lampung Tengah).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

a) Identifikasi Masalah

Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui

wawancara dan melihat langsung di Penggilingan Padi di Kampung

Pujo Kerto (PC) dan Pujo Basuki (PB) Lampung Tengah :

1. Dimana para karyawan pada saat melakukan kegiatan kerja

di Penggilingan Padi tidak munggunakan Alat Pengaman Diri

(APD).

2. Dan bagaimanakah peran pihak perusahan tentang

pentingnya implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) di lingkungan kerja ?

b) Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana implementasi sistem keselamatan dan kesehatan

kerja karyawan pabrik penggilingan padi di Kampung Pujo

Kerto (PC) dan Pujo Basuki (PB) Lampung Tengah ?


7

2. Bagaimana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

terhadap risiko kerja karyawan di pabrik penggilingan padi

Pujo Kerto (PC) dan Pujo Basuki (PB) Lampung Tengah ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain :

1. Untuk mengetahui implementasi sistem keselamatan dan kesehatan

kerja karyawan pabrik penggilingan padi di Kampung Pujo Kerto (PC)

dan Pujo Basuki (PB) Lampung Tengah.

2. Untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

terhadap risiko kerja karyawan di pabrik penggilingan padi Pujo Kerto

(PC) dan Pujo Basuki (PB) Lampung Tengah.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Meminimalisir risiko kerja karyawan dan upaya memenuhi

kebutuhan kryawan, dilihat selama program keselamatan dan kesehatan

kerja (K3)

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini data digunakan untuk membandingkan teori

menejemen yang didapat di perkuliahan dengan yang terjadi di

lapangan dan juga memberikan pengetahuan tentang manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja (K3).


8

E. Sistematika Penulisan

Adanya sistematika penulisan yaitu akan meringankan pengkajian dalam

penulisan. Sistematika penulisan ini ialah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN : Bab ini membahas tentang latar belakang

penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIK : Bab ini membahas mengenai deskripsi teori

hasil penelitian terkait, dan kerangka pemikiran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN : Bab ini membahas mengenai

metodologi dari pelaksanaan penelitian yang terdiri atas objek dan lokasi

penelitian, operasional, variabel, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN : Dalam bab ini dijabarkan perihal

hasil dari pengumpulan dan pengelolaan data berupa gambaran umum

penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN : Di bab ini memuat mengenai simpulan

dan hasil pengelolahan data dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai