Oleh :
Lindawati Siahaan
1420121160
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui serta telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji
dan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana Keperawatan
Institut Kesehatan Immanuel Bandung
Bandung,…..Agustus 2022
Menyetujui,
Mengetahui,
Ka UP Program Studi S1 Keperawatan
Institut Kesehatan Immanuel Bandung
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1420121160
Lembar Pengesahan
Skripsi ini telah disetujui dan diketahui oleh Tim Penguji Seminar Skripsi
Penguji I
Ria Angelina,S.Kep.,Ners.M.Kep ( )
Penguji II
Ns. Sri Hunun Widiastuti M.Kep, Sp.Kep. J ( )
ii
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 1420121160
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun dan
pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang didapatkan telah
dicantumkan dan disebutkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan/ide, rumusan dan penelitian dari peneliti
serta sesuai dengan arahan dari tim pembimbing dan penguji.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan atau ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di
perguruan tinggi ini.
4. Dengan ini saya menyatakan melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada
Institut Kesehatan Immanuel Bandung.
(Lindawati Siahaan)
iii
INSTITUTE KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Lindawati Siahaan
Abstrak
Salah satu indikator pada sasaran keselamatan pasien adalah prinsip meningkatkan
keamanan obat-obat yang harus diwaspadai. Pengetahuan yang baik terkait farmakologi
dan prinsip pemberian obat merupakan komponen yang penting dalam pemberian obat
yang aman. Sikap positif perawat dibutuhkan untuk memastikan pemberian obat yang
aman, juga berperan dalam pelaporan bila terjadi kesalahan dalam pemberian obat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan
Perawat dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RS
Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat. Metode penelitian menggunakan desain deskriptif
korelasi dan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah perawat
pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap B, K dan VIP Anggrek RS Primaya PGI
Cikini Jakarta Pusat. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik total sampling
dengan sampel sebanyak 41 responden. Penelitian ini menggunakan data primer,
dimana data langsung yang didapat oleh peneliti langsung dari sumbernya dengan
menggunakan kuesioner dan berupa lembar observasi yang akan digunakan yaitu
lembar identifikasi pasien. Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square, Hasil
menunjukan nilai p value 0.000 < 0.05. Karena nilai p value < α, maka Ho ditolak, Hα
diterima yang berarti terdapat Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat
Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Primaya PGI Cikini Jakarta. Saran meningkatkan kembali terkait pengetahuan perawat
dan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar dalam pemberian obat .
iv
IMMANUEL HEALTH INSTITUTE BANDUNG
NURSING BACHELOR STUDY PROGRAM
Lindawati Siahaan
Abstract
One of the indicators in the patient safety goal is the principle of increasing the
safety of drugs that must be watched out for. Good knowledge of pharmacology
and principles of drug administration is an important component of safe drug
administration. The positive attitude of nurses is needed to ensure safe drug
administration, also plays a role in reporting when there is an error in drug
administration. The purpose of this study was to determine the relationship
between knowledge and nurse compliance in the application of the 7 correct
principles of drug administration in the inpatient room of Primaya PGI Cikini
Hospital, Central Jakarta. The research method uses a descriptive correlation
design and a cross sectional approach. The population in this study were nurses
who served in the inpatient room B, K and VIP Orchid Primaya PGI Cikini
Hospital, Central Jakarta. The sample in this study was taken by total sampling
technique with a sample of 41 respondents. This study uses primary data, where
direct data obtained by researchers directly from the source by using a
questionnaire and in the form of an observation sheet that will be used is the
patient identification sheet. Bivariate analysis using chi square statistical test, the
results show p value 0.000 <0.05. Because the p value < , then Ho is rejected, Hα
is accepted, which means that there is a relationship between knowledge and
nurses' compliance in the application of Principle 7 Correctly Administering
Drugs in the Inpatient Room of Primaya Hospital PGI Cikini Jakarta. Suggestions
for improving the knowledge of nurses and nurses' compliance in applying the 7
correct principles in drug administration.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karuniaNya, sehingga skripsi berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian ini ialah “Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat
Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RS
Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat”
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa
adanya dukungan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak selama
penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih
setulus – tulusnya kepada:
1. Dr.Wintari Hariningsih, S.Kp.,SH.,MH.Kes Rektor Institut Kesehatan
Immanuel Bandung dan dosen pembimbing utama
2. Lidya Maryani, S.Kep., Ners., M.M., M.Kep, selaku Ka UP Program Studi S1
Keperawatan Alih Jenjang Institut Kesehatan Immanuel Bandung.
3. Ns.Yenny, M.Kep.,Sp.Kep.M.B selaku dosen pembimbing pendamping
4. Ria Angelina,S.Kep.,Ners.M.Kep selaku dosen penguji pertama,
5. Ns.Sri Hunun Widiastuti,M.Kep.,Sp.Kep.J selaku dosen penguji dua
6. Bapak/Ibu dan rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Keperawatan Program
Studi S1 Keperawatan Institut Kesehatan Immanuel Bandung, yang telah
membantu selama pengumpulan data.
7. Ibu, Suami, Anak-anak serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga Tuhan Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih.
(Lindawati Siahaan)
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN.........................Error: Reference source not found
LEMBAR PENGESAHAN..........................Error: Reference source not found
PERNYATAAN KEASLIAN.....................Error: Reference source not foundv
ABSTRAK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan...........................................................................................................6
D. Manfaat.........................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
A. Landasan Teori..............................................................................................8
1. Konsep Pengetahuan.................................................................................8
2. Konsep Kepatuhan..................................................................................11
3. Obat.........................................................................................................15
4. Peran Perawat Dalam Prinsip 7 Benar Pemberian Obat..........................17
B. Kerangka Teori...........................................................................................24
C. Hipotesis......................................................................................................25
vii
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................26
A. Kerangka Konsep........................................................................................26
B. Desain Penelitian.........................................................................................27
C. Variabel Penelitian......................................................................................27
D. Definisi Operasional...................................................................................27
E. Populasi dan Sampel...................................................................................28
F. Instrumen Penelitian...................................................................................29
G. Uji Validitas dan Reliabilitas penelitian .............................................................31
H. Pengumpulan Data......................................................................................31
I. Teknik Pengolahan Data.............................................................................31
J. Analisa Data................................................................................................32
K. Etika Penelitian...........................................................................................33
L. Lokasi dan Waktu.......................................................................................34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................35
A. Hasil Penelitian...........................................................................................35
B. Pembahasan.................................................................................................37
C. Keterbatasan Penelitian...............................................................................48
BAB V PENUTUP................................................................................................49
A. Kesimpulan.................................................................................................49
B. Saran............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam
perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit
tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek
keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya, karena rumah sakit
adalah pelayanan jasa. Pada era global seperti saat ini pelayanan sudah tidak
lagi hanya berfokus pada kepuasan pasien tetapi lebih pada keselamatan
pasien (patient safety) (Pratiwi et al., 2019).
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (Permenkes, 2017). Terdapat enam sasaran dalam keselamatan pasien
yang meliputi tercapainya ketepatan identifikasi pasien, peningkatan
komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai,
kepastian tepat lokasi, tepat- prosedur, tepat – pasien operasi, pengurangan
resiko infeksi, dan pengurangan resiko jatuh (JCI, 2015). Pelanggaran dari
keenam sasaran keselamatan pasien diklasifikasikan menjadi empat bagian
yaitu kejadian adverse events atau kejadian tidak diharapkan (KTD), near
miss atau kejadian nyaris cidera (KNC), kejadian potensi cidera (KPC), dan
kejadian tidak cidera (KTC). Mengingat pentingnya keselamatan pasien, maka
sudah seharusnya seluruh pelayanan kesehatan wajib mengutamakan
keselamatan pasien agar tidak terjadi insiden pelanggaran keselamatan pasien.
1
Salah satu indikator pada sasaran keselamatan pasien adalah prinsip
meningkatkan keamanan obat-obat yang harus diwaspadai. Kasus terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat tidak jarang menjadi tuntutan hukum dan
bahkan berakhir di pengadilan. Dampak yang ditimbulkan antara lain
bertambahnya biaya perawatan, hari rawat inap yang memanjang bahkan yang
terburuk dapat mengakibatkan kehilangan nyawa pasien. Salah satu aspek
yang khas dalam kejadian medication error adalah tingkat kejadiannya yang
cukup sering namun masih bersifat under report yang diakibatkan oleh sistem
pelaporan yang belum baik (Ramya, 2014).
Data dari (WHO, 2017) mengungkapkan fakta bahwa di negara
berkembang setiap 1 dari 10 pasien yang dirawat di rumah sakit berisiko
terhadap terjadinya medical error dan kesalahan obat yang merugikan.
Beberapa negara di dunia telah mengalami medication erorr, contohnya
adalah United Kingdom didapatkan 12% pada pelayanan primer di layananan
monitoring (rawat inap). Data di Swedia didapatkan 42% dan Mexico sebesar
58% terjadi medication error yaitu dalam pemberian obat, hal ini merupakan
global issue yang terjadi di dunia. Secara umum, Insiden keselamatan pasien
dirumah sakit dari berbagai negara berkisar 3,2% –16,6 % dan sebanyak
28,3% insiden pelanggaran dilakukan oleh perawat. Menurut IOM (Institute of
Medicine) menyatakan paling sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien meninggal
dirumah sakit dalam satu tahun akibat dari kesalahan medis (medical errors)
yang seharusnya bisa dicegah (Joint Commission International, 2015).
Di Indonesia belum didapatkan kalkulasi angka kejadian terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat akan tetapi data tentang insiden keselamatan
pasien menurut Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) tahun
2017 melaporkan sebanyak 145 insiden, terdiri dari KTD sebesar 46%, KNC
sebesar 48% dan lain-lain sebesar 6%. Data terbaru terkait insidensi
keselamatan pasien dari Kementerian Kesehatan (2021) menunjukkan terdapat
4.397 kasus yang terdiri dari 1.508 kejadian nyaris cedera (KNC), 1.373
kejadian tidak cedera (KTC), dan 1.516 kejadian tidak diharapkan (KTD).
2
Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama terbesar dalam insidensi
keselamatan pasien yaitu sebesar 37,9%.
Kesalahan pemberian obat yang dilakukan perawat disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain kurangnya pelatihan terkait pemberian obat yang
aman, dokter sering mengganti obat, dan perawat memberikan obat yang
disiapkan oleh perawat lain (Tsegaye, Alem, Tessema, & Wubet, 2020) Dalam
penelitian (Cloete, 2016) didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kesalahan dalam pemberian obat diantaranya adalah beban kerja perawat yang
tinggi, gangguan dan banyaknya interupsi dalam pemberian obat,
kompleksitas cara pemberian dan perhitungan obat (kurang pengetahuan), dan
kegagalan perawat dalam mematuhi kebijakan atau pedoman yang ada (SPO).
Penelitian (Lediana & Pujiyanto, 2018) kesalahan medikasi (pemberian obat
oleh perawat) didapatkan faktor yang berhubungan antara lain kurangnya
supervisi dari pimpinan, kurangnya jumlah SDM perawat, tingginya turnover
perawat, tidak tersedianya SPO pemberian obat dengan prinsip 7 benar,
sosialisasi yang tidak dilakukan secara kontinyu dan tidak adanya program
diklat atau pelatihan. Berdasarkan penelitian (Nasr, et al., 2021) didapatkan
bahwa terkait pelaporan kesalahan dalam medikasi tidak semua institusi
melaporkan kejadian tersebut namun kesalahan medikasi dapat diakibatkan
kualitas divisi yang kurang memadai dalam hal ini adalah pengetahuan dan
fasilitas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan terlihat bahwa
pengetahuan dan kepatuhan berperan penting dalam mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat. Pengetahuan menurut Zimly (2021) adalah
berbagai macam hal yang diperoleh manusia melalui panca indera. Ini berarti
pengetahuan adalah hasil dari memori dan indera (mata, telinga, hidung, kulit
dan lidah) sedangkan kepatuhan menurut (Fransisca, 2020) didefenisikan
sebagai perilaku yang mengikuti pedoman yang telah ditetapkan, dan dapat
berkisar dari menghormati setiap detail rekomendasi hingga mematuhinya.
Perawat memiliki peranan penting dalam keselamatan pasien dalam
pemberian obat. Perawat harus mempunyai pengetahuan yang baik dalam
3
memastikan bahwa pasien mendapatkan obat yang benar karena kesalahan
dalam pemberian obat dapat mengakibatkan potensial risiko dan komplikasi
yang tidak diinginkan oleh pasien (Carayon, 2020). Kesalahan dalam
pemberian obat dapat meningkatkan morbiditas dan mortilitas pasien juga
menambah Length of Stay (LOS) pasien (Samsiah, 2020). Pengetahuan yang
baik terkait farmakologi dan prinsip pemberian obat merupakan komponen
yang penting dalam pemberian obat yang aman. Sikap positif perawat
dibutuhkan untuk memastikan pemberian obat yang aman, juga berperan
dalam pelaporan bila terjadi kesalahan dalam pemberian obat. Perawat juga
harus memastikan pemberian obat yang aman dengan cara mempraktikkan
prosedur pemberian obat dengan tepat. Untuk mengurangi kesalahan dalam
pemberian obat dan meningkatkan keselamatan pasien, perawat harus
mengikuti prinsip 7 benar pemberian obat.
Beberapa jurnal penelitian terkait pengetahuan pemberian obat
dikemukakan oleh (Elmageed, 2020) menemukan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik perawat dengan
prosedur pemberian obat. Penelitian yang dilakukan oleh (Hastiyanti, 2017)
juga mendapatkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat
dengan kepatuhan melaksanakan prinsip 7 benar pemberian obat.
(Listianawati, 2018) dalam penelitiannya mendapatkan adanya hubungan yang
signifikan antara pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien (patient
safety) dengan sikap perawat terhadap pemberian obat. Pada penelitian
Setianingsih & Septiyana (2020) tentang ketepatan penerapan enam tepat
dalam pemberian obat didapatkan bahwa sebanyak 40,3% perawat tidak tepat
dalam melaksanakan enam tepat atau enam benar.
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Primaya PGI Cikini yang
merupakan salah satu rumah sakit tertua di daerah Jakarta Pusat. Rumah Sakit
PGI Cikini yang terletak di jalan raya Raden Saleh No:40 Kecamatan
Menteng Jakarta Pusat yang berdiri pada tahun 1807 terakreditasi Paripurna.
Secara umum tujuan rumah sakit adalah memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya
4
manusia dirumah sakit. Visi Rumah Sakit Primaya PGI Cikini adalah menjadi
jaringan pelayanan Kesehatan atau Rumah sakit terkemukan yang berstandar
Internasional. Dimana misi nya adalah memberikan pelayanan Kesehatan
secara profesional dengan penuh kepedulian. Pelayanan Kesehatan artinya
pemeliharaan atau peningkatan status Kesehatan melalui usaha pencegahan,
diagnosis, terapi, pemulihan, atau penyembuhan penyakit, cedera , serta
gangguan fisik dan mental.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis didapatkan bahwa
jumlah perawat di ruangan B, K dan VIP Anggrek sebanyak 41 perawat.
Terdiri dari 7 Ners dan 34 Diploma III. Klasifikasi perawat Level PK 0
sebanyak 8 orang, PK I sebanyak 6 orang, PK II sebanyak 11 dan PK III
sebanyak 16. Wawancara dengan kepala ruangan didapatkan fakta bahwa
sosialisasi terkait sasaran keselamatan pasien safety secara berkala dilakukan
baik dalam lingkup besar dan secara umum ataupun dilakukan dalam lingkup
kecil ruangan masing masing. Penulis juga menggali pengetahuan 5 perawat
terkait penerapan prinsip benar pemberian obat, 3 perawat memiliki
pengetahuan yang kurang sedangkan 2 perawat memiliki pengetahuan yang
cukup terkait penerapan prinsip 7 benar dalam penerapan obat. Observasi yang
dilakukan penulis kepada 5 perawat diruang rawat inap RS Primaya PGI
Cikini Jakarta Pusat didapatkan data bahwa 100% perawat tidak melakukan
prinsip 7 benar pada pemberian obat dengan tepat. Penulis juga melakukan
wawancara dengan Tim Mutu Rumah Sakit Primaya PGI Cikini, ditemukan
pada tahun 2020 terdapat 6 kasus kesalahan yang dilakukan oleh perawat
dalam melaksanakan 7 benar pemberian obat yaitu salah dosis 5 orang
(83,3%) dan salah nama obat 1 orang (16,6%), dan pada tahun 2021
ditemukan ada 5 kasus, kesalahan dosis obat 3 orang (60%) dan salah nama
obat 2 orang (40%). Data tersebut diperoleh oleh tim mutu dari laporan kepala
ruangan (penanggung jawab ruangan) melalui format Insiden Keselamatan
Pasien (IKP) rumah sakit.
Berdasarkan fenomena diatas terlihat bahwa sebenarnya perawat telah
mendapatkan sosilisasi terkait keselamatan pasien, namun masih ada insiden
5
yang terjadi terkait pemberian obat. Penyebab kesalahan pemberian obat di
RS Primaya dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang penghitungan dosis
dan ketidak hati-hatian didalam memberikan dan membaca nama obat. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan kajian lebih dalam yang
berhubungan dengan “Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat
dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS
Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan
pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat di Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS Primaya
PGI Cikini Jakarta Pusat.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, jenis kelamin, tingkat
Pendidikan, dan lama bekerja)
b. Mengidentifikasi pengetahuan perawat di Ruang Rawat Inap RS
Primaya PGI Cikini
c. Mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat di Ruang rawat inap RS Primaya PGI Cikini.
d. Menganalisis hubungan pengetahuan perawat dengan kepatuhan
perawat dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di Ruang
Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan wawasan ilmiah dalam ilmu pendidikan
keperawatan, khususnya dibidang keperawatan pada pentingnya penerapan
prinsip 7 benar pemberian obat dalam memberikan pelayanan kesehatan.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pada
pengembangan program patient safety di RS Primaya PGI Cikini
b. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan meningkatkan pemahaman peneliti
mahasiswa kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat pada pasien.
c. Bagi Institut Kesehatan Immanuel Bandung
Dapat menjadi referensi dan memberikan informasi terkait hubungan
Pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat pada pasien, serta dapat dijadikan sebagai data dasar
dalam mengembangkan penelitian keperawatan di Institut kesehatan
Immanuel Bandung.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menjadi bahan referensi atau landasan untuk peneliti selanjutnya
dengan ruang lingkup yang sama atau pun merubah variabel dan
tempat penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi karena
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan rasa. Sebagian
besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya utuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya (Meliono, 2016)
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (Kartikasari, 2010)
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan seseorang terhadap suatu
objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Secara
garis besarnya dibagi dalam 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu merupakan tingkatan yang paling bawah. Tahu diartikan
sebagai mengingat kembali (recall) segala sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Untuk mengukur seseorang tahu tentang apa yang telah
dipelajarinya dapat diukur dengan cara, seseorang dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
8
2. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah tingkatan dimana orang tersebut bukan hanya
sekedar tahu terhadap objek, tetapi harus dapat menjelaskan dan
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya.
Seseorang yang telah memahami objek atau apa yang telah di
pelajarinya harus dapat menjelaskan, menyimpulkan dan
menginterpretasikan objek tersebut.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah tingkatan dimana orang telah memahami materi
yang telah dipelajari dapat menerapkan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
Aplikasi juga dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan menjelaskan yang di miliki
seseorang dalam menjabarkan materi atau objek tertentu ke dalam
kelompok kelompok yang terdapat dalam suatu masalah dan masih
berkaitan satu sama lain. Seseorang yang sudah pada tahap ini
mampu membedakan, memisahkan, menggambarkan (membuat
bagan), dan mengelompokkan objek tersebut.
5. Sintesis (Synthesis)
Pada tingkatan pengetahuan ini seseorang dapat merangkum semua
komponen pengetahuan yang dimilikinya menjadi suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Pada tahap ini kemampuan yang harus
dimiliki seseorang yaitu menyusun, merencanakan,
mengkategorikan, mendesain, dan menciptakan.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan tingkatan pengetahuan dimana seseorang
mampu untuk melakukan penilaian terhadap objek atau materi
tertentu. Hal-hal yang dapat dilakukan seseorang pada tahap ini
9
antara lain merencanakan, memperoleh, dan menyediakan
informasi.
c. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut (Nursalam, 2016) pengetahuan seseorang dapat
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1. Pengetahuan Baik :76 % - 100 %
2. Pengetahuan Cukup :56 % - 75 %
3. Pengetahuan Kurang: < 56 %
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Ada terdapat 7 faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
menurut Mubarak (2011)
1) Pendidikan
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan, dimana
seseorang yang berpendidikan tinggi diharapkan juga memiliki
pengetahuan yang luas. Seseorang yang berpendidikan dapat
meningkatkan dan memberikan informasi serta pemahaman akan
ilmu pengetahuan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dari seseorang dapat memberikan
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3) Pengalaman
Pengalaman seseorang sangat penting karena didapatkan dari
pengalaman diri sendiri atau orang lain. Pengalaman merupakan
sebuah peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang selama
berinteraksi dengan lingkungannya. Semakin banyak pengalaman
yang dilalui seseorang maka pengetahuan yang dimilikinya juga
semakin bertambah.
4) Usia
Semakin bertambahnya usia maka aspek psikis dan psikologis dari
seseorang juga mengalami perubahan. Dengan bertambahnya usia
10
diharapkan kemampuan seseorang untuk menangkap dan
memahami informasi yang diketahui lebih berkembang agar
pengetahuan yang di dapatkan mudah untuk dipahami.
5) Lingkungan
Lingkungan tempat seseorang berada sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan yang dimilikinya. Lingkungan yang baik akan
memudahkan seseorang untuk memperoleh dan memahami
pengetahuan dengan mudah.
6) Minat
Minat merupakan suatu ketertarikan terhadap sesuatu. Seseorang
yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal akan
menjadikan seseorang tesebut berusaha untuk menekuninya
sehingga mendapatkan juga pengetahuan yang lebih banyak.
7) Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin banyak
dan rajin seseorang mencari informasi, maka pengetahuan yang
didapatkan lebih banyak dan luas.
2. Konsep Kepatuhan
a. Pengertian
Kepatuhan merupakan perilaku petugas yang tertuju pada petunjuk
atau instruksi yang telah diberikan dalam bentuk praktik apapun yang
telah ditentukan (Stanley 2007 dalam Sari 2018). Kepatuhan adalah
sikap positif individu yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
secara berarti sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Kepatuhan
perawat adalah kepatuhan perawat terhadap suatu tindakan, prosedur
atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati (Notoatmodjo,
2017).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan menurut Kamidah
(2015) diantaranya :
1) Faktor Internal
11
a) Pengetahuan
Pengetahuan hasil dari tahu dan ini terjadi karena setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu penginderaan terjadi melalui panca indera manusia
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan rasa.
Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga.
(Notoadmodjo, 2010)
b) Sikap
Menurut (Azwar, 2015) sikap merupakan suatu bentuk
evaluasi atau reaksi dari perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek merupakan manifestasi dan dapat mendeskripsikan
perasaan seseorang terhadap objek tersebut. Faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap antara lain pengalaman
pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga
agama maupun pengaruh faktor emosional.
c) Kemampuan
Kemampuan merupakan bakat seseorang untuk melakukan
tugas fisik maupun mental. Kemampuan seseorang pada
umumnya bersifat stabil kemampuan individu berpengaruh
terhadap karakteristik pekerjaan, perilaku, tanggung jawab,
pendidikan dan memiliki hubungan erat dengan kinerja
pekerjaan (Ivancevich, 2014)
d) Motivasi
Motivasi merupakan karakteristik psikologis manusia yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini
termasuk kedalam faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang
untuk menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan
tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu. Dengan
demikian motivasi mempunyai 3 aspek, yaitu keadaan
terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena
12
kebutuhan, perilaku timbul dan terarah karena keadaan ini, goal
atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut (Nursalam,
2016).
2) Faktor Eksternal
a) Karakteristik Organisasi
Keadaan dari organisasi dan struktur organisasi ditentukan oleh
filosofi dari manajer organisasi tersebut. Keadaan organisasi
dan struktur organisasi dapat memotivasi perawat untuk
berpartisipasi pada tingkatan yang konsisten sesuai dengan
tujuan (Swansburg, 2010). Ivanceivich (2014) berpendapat
bahwa karakteristik organisasi meliputi komitmen organisasi
dan hubungan kerja antara pekerja dengan supervisor yang
akan mempengaruhi kepuasan terhadap individu.
b) Karakteristik kelompok
Kelompok merupakan unit komunitas yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang memiliki suatu kesatuan tujuan dan
pemikiran serta integritas antar anggota yang lebih tinggi
(Rusmana, 2009). Karakteristik kelompok adalah: adanya
interaksi, adanya struktur, kebersamaan, adanya tujuan, ada
suasana kelompok, dan adanya dinamika interdependensi.
Anggota kelompok melakukan peran tugas, peran
pembentukan, pemeliharaan kelompok, dan peran individu.
Anggota melaksanakan hal-hal ini melalui hubungan
interpersonal. Tekanan dari kelompok sangat berpengaruh
terhadap hubungan interpersonal dan tingkat kepatuhan
individu karena individu terpaksa mengalah dan mengikuti
perilaku mayoritas kelompok meskipun sebenarnya individu
tersebut tidak menyetujuinya (Rusmana, 2009).
c) Karakteristik pekerjaan
Menurut Swansburg (2010) karakteristik pekerjaan akan
memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja lebih giat
13
dan menumbuhkan semangat kerja yang lebih produktif karena
karakteristik pekerjaan merupakan proses membuat akan lebih
berarti, menarik dan menantang sehingga dapat mencegah
seseorang dari kebosanan. Karakteristik pekerjaan memiliki
sifat yang berbeda antara pekerjaan satu dengan pekerjaan yang
lainnya yang bersifat khusus dan merupakan inti pekerjaan
yang berisikan sifat-sifat tugas yang ada didalamnya.
d) Karakteristik lingkungan
Perawat harus mampu bekerja dalam lingkungan yang terbatas
dan berinteraksi secara langsung dengan staf lain, pengunjung,
dan tenaga kesehatan lain. Kondisi ini yang dapat
menyebabkan terjadinya penurunan motivasi terhadap
pekerjaannya, menyebabkan stres, dan kepenatan (Swansburg,
2010).
Efektifitas peraturan dalam suatu sistem organisasi juga
tidak terlepas dari faktor ketaatan atau kepatuhan dari tiap
anggota organisasi terhadap aturan yang ada. Kelman
membedakan kualitas ketaatan atau kepatuhan terhadap aturan
dalam tiga jenis, yaitu:
i. Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat
terhadap suatu aturan hanya karena ia takut terkena sanksi.
ii. Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang
taat terhadap suatu aturan hanya karena takut hubungan
baiknya dengan seseorang menjadi rusak.
iii. Ketaatan yang bersifat internalisation, yaitu jika seseorang
taat terhadap suatu aturan karena benar-benar ia merasa
bahwa aturan tersebut materi dan spiritnya sesuai dengan
nilai-nilai intrinsik yang dianutnya.
Peraturan berjalan kurang efektif bila derajat ketaatannya hanya
berkisar di compliance atau identification saja. Sebaliknya, bila
derajat kepatuhannya mencapai internalisation, berarti kualitas
14
efektifitas peraturan tersebut sudah sangat tinggi, sehingga
sistem berjalan sesuai dengan aturan yang ada tanpa
menekankan fungsi kontrol yang ketat.
3. Obat
a. Definisi Obat
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Pasal 1 Ayat (8) (Tentang Kesehatan) Obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.
Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi
yang digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan
dan perbaikan maupun pencegahan terhadap gangguan kesehatan
tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang memiliki hubungan
erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry,
2009).
Jadi, definisi obat merupakan sebuah terapi primer tersusun
atas substansi zat kimia yang digunakan dalam proses diagnosis,
penyembuhan atau perbaikan dan pencegahan terhadap proses
penyakit serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara biologis.
b. Penggolongan Obat
Penggolongan obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 917/Menkes/Per/X /1993 “Tentang Wajib Daftar Obat Pasal
1 bagian 3” yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor
3 tahun 2021 “Tentang perubahan penggolongan, pembatasan dan
kategori obat” Pasal 2 Obat yang telah disetujui pendaftarannya
sesuai dengan penggolongan dan pembatasan obat.
15
Penggolongan obat ini terdiri atas: obat bebas, obat bebas
terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.
16
menunjukkan bahwa 70,59% perawat di ruang rawat inap belum
menerapkan seluruh item dalam prinsip benar pemberian obat
kepada pasien sesuai dengan SPO yang berlaku.
Pengetahuan merupakan dasar dari tindakan seseorang.
Pengetahuan yang baik akan membentuk dasar tindakan seseorang
agar menjadi lebih baik. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang
baik tentang pemberian obat akan mempunyai cukup informasi
tentang Pemberian Obat sehingga seseorang tersebut berminat untuk
melakukan Penerapan Prinsip 7 (tujuh) Benar pada pasien. Hal ini
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Notoadmodjo (2018),
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dipengaruhi oleh
banyak atau sedikitnya informasi yang sudah didapatkan oleh
seseorang tersebut. Dengan tidak ada ataupun kurangnya informasi
mengenai Pemberian Obat dan Penerapan Prinsip 7 (tujuh) Benar
yang didapat oleh perawat maka perawat tidak akan memiliki
pengetahuan yang dapat membuatnya menjadi berupaya dalam
melakukan penerapan prinsip 7 (tujuh) benar. Dengan demikian
perawat dapat lebih meningkatkan pengetahuannya dan selanjutnya
dapat menerapkan Prinsip 7 (tujuh) benar pemberian obat kepada
pasien. Sejauh ini perawat telah melakukan aplikasi atau penerapan
pelaksanaan prinsip 7 benar, akan tetapi masih ada beberapa hal
yang harus ditingkatkan termasuk pola pikir perawat dalam
menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat.
17
undangan. Perawat merupakan tenaga kesehatan dengan jumlah
tersebar dalam pelaksanaaan pelayanan kesehatan pada fasilitas
pelayanan kesehatan di setiap tingkatan. (PPNI, 2018)
b. Peran Perawat
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989
(Hidayat, 2011) terdiri dari tujuh peran yaitu :
1) Pemberi asuhan keperawatan
Perawat memperhatikan kebutuhan dasar manusia klien dengan
memberikan pelayanan keperawatan salah satunya memberikan
obat dengan benar untuk membantu dalam proses penyembuhan.
2) Advokat
Perawat berperan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh klien dan keluarga dan membantu klien dalam pengambilan
keputusan tindakan pengobatan yang akan diberikan, dan juga
berperan dalam melindungi hak pasien.
3) Edukator
Perawat berperan memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyakit, gejala dan pengobatan yang akan diberikan bagi klien.
4) Koordinator
Perawat mengoordinasi aktivitas tim kesehatan dalam
pemberian obat saat mengatur perawatan pasien, serta waktu
kerja dan sumber daya yang ada di rumah sakit.
5) Kolaborator
Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter
dan farmasi yang bekerja di rumah sakit untuk menentukan
pemberian obat yang tepat untuk klien.
6) Konsultan
Perawat berkonsultasi dengan tim kesehatan dalam pemberian
obat terkait tindakan keperawatan yang akan diberikan sudah
tepat.
18
7) Pembaharu
Peran ini perawat sebagai pembaharu dengan membuat
perencanaan pemberian obat dengan metode pelayanan
keperawatan yang sudah dikonsultasikan dengan tim kesehatan
lain. Dalam hal ini perawat juga sangat berperan penting dalam
proses pelaksanaan pemberian obat. Perawat juga perlu
pengetahuan dan keterampilan serta pengetahuan yang sangat
baik agar perawat mengerti mengapa obat itu diberikan dan
bagaimana kerja obat di dalam tubuh serta tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian obat. Perawat perlu memeriksa
apakah klien dapat meminum obatnya sendiri, apakah obat
sudah diminum benar dan tepat waktu serta perhatikan efek obat
(Potter & Perry, 2009)
c. Prinsip 7 benar dalam pemberian obat
Perawat sebagai pelaksana dalam memberikan obat hanya boleh
memberikan obat sesuai dengan resep yang telah diberikan oleh
dokter dan melakukan pengecekan ulang apabila ada keraguan
terhadap instruksi tersebut. Proses pemberian obat minimal
menggunakan prinsip 7 benar dalam pemberian obat dengan cara
membandingkan resep yang didapatkan terhadap label obat. Adapun
prinsip 7 benar berdasarkan standar yang berlaku di Rumah Sakit
(Kemenkes RI, 2016)
1) Benar pasien
Perawat harus memastikan sebelum memberikan obat apakah
obat yang diberikan benar sesuai dari catatan keperawatan
dengan identitas gelang klien. Identifikasi menggunakan dua
identitas klien dan penanda alergi klien.
2) Benar jenis obat
Sebelum memberikan obat pada klien, perawat memastikan
kembali obat yang telah diresepkan oleh dokter dengan
memeriksa label obat dengan double check.
19
3) Benar dosis
Setelah memastikan bahwa obat yang akan diberikan pada klien
benar, perawat juga perlu memastikan dosis dengan jumlah yang
benar. Semua perhitungan dosis obat harus diperiksa ulang agar
tidak terjadi kesalahan pemberian obat.
4) Benar waktu
Perawat perlu memastikan kapan waktu yang tepat untuk
memberikan obat. Sebagai contoh klien diberikan resep obat
dokter yang diberikan 8 jam sekali dalam tiga kali sehari, misal
dari pukul 6 pagi, 2 sore, dan jam 10 malam.
5) Benar cara pemberian
Sikap hati-hati sangat diperlukan agar perawat dapat
memberikan obat yang benar. Perawat perlu memastikan apakah
obat yang akan diberikan sudah dengan jalur yang tepat. Perawat
juga perlu berkonsultasi pada dokter jika tidak disertakan jalur
pemberian obat.
6) Benar Informasi
Pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang obat
yang akan diberikan sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam
pemberian obat. Perawat mempunyai tanggungjawab dalam
melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan
masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti
manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan
benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil
yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi
yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat
dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
menjalankan aktivitas sehari -hari selama sakit, dsb.
7) Benar dokumentasi
Setelah pemberian obat perawat harus mencatat tindakan yang
telah diberikan segera setelah tindakan dengan mencatat nama
20
klien, nama obat dan alergi, dosis obat, jalur obat, serta waktu
pemberian obat.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian obat
Menurut (Harmiady, 2014) menyatakan ada tiga faktor yang
mempengaruhi perawat dalam pemberian obat antara lain:
1) Tingkat pengetahuan perawat
Perawat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung
untuk mampu melaksanakan prinsip benar dalam pemberian obat
dengan tepat dibandingkan yang memiliki pengetahuan yang
kurang baik. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang
baik akan memiliki sikap yang baik dan mengamalkan ilmu
tersebut. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar
untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap
masalah yang dihadapi oleh pasien.
Pengetahuan diperlukan untuk mendapat informasi
misalnya hal-hal yang menunjang pengambilan tindakan yang
tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan
keputusan sehingga nantinya akan memotivasi perawat untuk
bersikap dan berperan serta dalam peningkatan kesehatan pasien
dalam hal ini pemberian tindakan pemberian obat dengan tepat.
2) Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang telah dicapai oleh perawat dapat
digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat dan juga berperan dalam menurunkan
angka kesakitan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan
seseorang dapat membantu menekan/menurunkan tingginya
angka kesakitan pada pasien (Nursalam, 2012).
Semakin tinggi tingkat pendidikan perawat maka semakin
baik kemampuan perawat dalam melaksanakan prinsip-prinsip
dalam pemberian obat. Hal ini disebabkan karena ukuran tingkat
21
pendidikan seseorang bisa menjadi tolak ukur sejauh mana
pemahaman perawat terhadap prosedur dan prinsip yang berlaku
dalam lingkup kerjanya.
3) Motivasi Kerja
Motivasi kerja perawat merupakan tingkah laku seseorang
yang mendorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya
suatu kebutuhan baik secara internal maupun eksternal dalam
melaksanakan perannya. Semakin baik motivasi kerja yang
dimiliki perawat maka cenderung mendorong diri mereka untuk
melaksanakan prinsip dan prosedur yang berkaitan dibandingkan
yang memiliki motivasi yang kurang.
Timbulnya motivasi dalam diri seorang perawat dapat
disebabkan oleh adanya rasa tanggung jawab yang timbul dalam
diri seorang atau aspek internal perawat. Oleh sebab itu ketika
perawat memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap
pasien maka tentunya perawat akan berusaha semaksimal
mungkin untuk melakukan tindakan yang cepat, tepat dan terarah
untuk mengatasi masalah pasien termasuk ketepatan dalam
pemberian obat. Sedangkan aspek internal perawat berasal dari
lingkup rumah sakit. Rumah sakit akan memberikan rangsangan
tersebut baik dalam bentuk penghargaan yang diterima, insentif
kerja serta pujian. Hal inilah yang bisa menimbulkan suatu
dorongan untuk selalu berbuat yang lebih baik.
e. Akibat Kesalahan Pemberian Obat
Kemenkes (2011) akibat kesalahan pemberian obat dibagi menjadi
dua yaitu:
1) Adverse drug event adalah suatu insiden dalam pengobatan yang
dapat menyebabkan kerugian pada pasien. Adverse drug event
meliputi kerugian yang bersifat intrisik bagi individu/pasien
Contoh:
22
a) Meresepkan obat Nonsteroid Anti-Inflammatory Drugs
(NSAID pada pasien dengan riwayat penyakit ulkus
peptikum yang terdokumentasi di rekam medis, yang dapat
menyebabkan pasien menggalami perdarahan saluran cerna.
b) Memberikan terapi antiepilepsi yang salah, dapat
menyebabkan pasien mengalami kejang.
2) Adverse drug reaction merupakan respon obat yang dapat
membahayakan dan menimbulkan kesalahan dalam pemberian
obat seperti hipersensitivitas, reaksi alergi, toksisitas dan
interaksi antar obat berdasarkan penelitian Nurinasari (2014)
sebagai berikut:
a) Hipersensitivitas
Reaksi yang muncul ketika klien sensitif terhadap efek obat
karena tubuh menerima dosis obat yang berlebihan.
hipersensitivitas obat biasanya terjadi sekitar 3 minggu
hingga 3 bulan setelah pemberian obat, yang ditandai oleh
demam dan munculnya lesi pada kulit.
b) Alergi
Reaksi alergi obat adalah reaksi melalui mekanisme
imunologi terhadap masuknya obat yang dianggap sebagai
benda asing dalam tubuh dan tubuh akan membuat antibodi
untuk mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh.
c) Toksisitas
Akibat dosis yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan
zat di dalam darah karena gangguan metabolisme tubuh.
d) Interaksi antar obat
Reaksi suatu obat dipengaruhi oleh pemberian obat secara
bersamaan, sehingga terjadi interaksi obat yang kuat atau
bertentangan terhadap efek dari obat.
23
B. Kerangka Teori
Benar Pemberian obat :
Tingkat Pengetahuan:
1. Pasien
- Tahu
2. Jenis Obat
- Memahami
3. Dosis
- Aplikasi
4. Waktu
- Analisa
5. Cara Pemberian
- Sintesis
6. Informasi
- Evaluasi
7. Dokumentasi
Kepatuhan Perawat
Pengetahuan dalam penerapan prinsip
7 benar pemberian obat
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian. Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara
dua variabel, variabel bebas dan variabel terikat, hipotesis berfungsi untuk
menentukan kearah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan
yang harus dibuktikan. Oleh sebab itu, hipotesis harus spesifik, kongkret, dan
observable (dapat diamati/diukur) (Notoatmodjo, 2014)
24
Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS
Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kepatuhan Perawat
Pengetahuan Perawat: dalam penerapan prinsip
1. Baik 7 benar pemberian obat:
2. Cukup 1. Patuh
3. Kurang 2. Tidak Patuh
26
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan perencanaan penelitian yang menyeluruh
yang menyangkut semua komponen dan langkah penelitian dengan
mempertimbangkan etika penelitian, sumber daya penelitian dan kendala
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain yang menggunakan deskriptif korelasi yaitu untuk
mengetahui hubungan antara variabel dengan menggunakan pendekatan
Cross sectional. Dimana peneliti ingin mengetahuai adanya hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini.Penelitian ini
menganalisa Hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS Primaya
PGI Cikini Jakarta.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengenai “Hubungan
Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar
Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat
adalah:
1. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah kepatuhan
perawat dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat
inap
2. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Pengetahuan
Perawat.
27
28
D. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer, dimana data yang didapat
oleh peneliti langsung dari sumbernya dengan menggunakan kuesioner. Pada
kuesioner akan diberikan beberapa pertanyaan tertutup, yang mengacu pada
definisi operasional dari setiap indikator variabel yang penelitian yang diteliti.
Kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan materi yang ditampilkan
pada bab II dan kerangka konsep bab III, kuesioner berisi pertanyaan antara
lain :
1. Data demografi (karaketristik individu) perawat yang terdiri dari nama,
umur, masa kerja, pendidikan, dan jenis kelamin.
2. Instrumen A yang berisi pernyataan mengenai kuesioner pengetahuan
perawat dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat
inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat. Kuesioner ini berisi 20
pertanyaan dengan pilihan jawaban menggunakan skala Gutman yaitu
pilihan jawaban “Benar” dan “Salah”. Kuesioner ini terdiri dari 13
pertanyaan positif (Favorable) yaitu nomor 1,2,3,5,6,8,10,11,12,13, 16,17
dan 20 yang jika jawaban “Benar” akan diberi skor 1, bila jawaban
“Salah” akan diberi skor 0. Terdapat 7 pertanyaan negative (Unfavorable)
yaitu pertanyaan nomor 4,7,9,14,15,18 dan 19 yang jika jawaban “Benar”
akan diberi skor 0, bila jawaban “Salah” akan diberi skor 1. Total skor
tertinggi pada kuesioner ini yaitu 20 point dan terendah 0 point. Hasil ukur
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Baik, bila menjawab 16-20 pertanyaan benar (76-100%).
b. Cukup, bila menjawab 11-15 pertanyaan benar (55-75%).
c. Kurang, bila menjawab <11 pertanyaan benar (<55%)
3. Instrument B berupa lembar observasi yang akan digunakan yaitu lembar
identifikasi pasien yang dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 7 item
proses identifikasi yang terdiri dari 2 pilihan penilaian “Ya” diberikan nilai
1 dan “Tidak” diberikan nilai 0. Observasi dilakukan 3 kali sehingga Total
skor tertinggi yaitu 21 dan terendah 0. Hasil ukur dikelompokkan sebagai
berikut :
31
H. Pengumpulan Data
Adapun tahapan pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan surat izin permohonan data awal untuk penelitian kepada
direktur utama RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat.
2. Pengajuan surat izin untuk penelitian kepada RS Primaya PGI Cikini
Jakarta Pusat.
3. Memperoleh surat izin penelitian dari RS Primaya PGI Cikini Jakarta
Pusat.
4. Peneliti menentukan sampel penelitian dengan cara meminta data jumlah
perawat dibagian keperawatan RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat.
5. Melakukan informed consent kepada perawat pelaksana di RS Primaya
PGI Cikini Jakarta Pusat untuk memberikan informasi dan teknis
penelitian serta persetujuan menjadi responden.
6. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner A
menggunakan google forms yang diberikan kepada responden yang dalam
penyebarannya melalui whastapp. Dan untuk mendapatkan data kepatuhan
33
d. Masa Kerja
0-5 Tahun : Kode1
6-10 Tahun : Kode 2
>10 Tahun : Kode 3
e. Status Kepegawaian
Tetap : Kode 1
Kontrak : Kode 2
f. Pengetahuan Perawat
Baik : Kode 1
Cukup : Kode 2
Kurang : Kode 3
g. Kepatuhan Perawat
Patuh : Kode 1
Tidak Patuh : Kode 2
3. Memasukan data (data entry)
Peneliti memasukkan data-data responden ke dalam program SPSS,
memproses data kedalam program dengan cara menghubungkan secara
frekuensi sesuai dengan pengelompokan variabel-variabel yang diteliti
dalam responden.
4. Cleaning data
Peneliti melakukan pengecekan kembali data yang sudah dientry untuk
melihat kemungkinan ada kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
kemudian dilakukan koreksi.
J. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Uji statistik dilakukan menggunakan perangkat lunak komputer yaitu
SPSS. Data pada analisa univariat ini dijadikan dalam bentuk data
menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran presentase (%) atau
proporsi dengan menggunakan rumus Sturgess.
35
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square, Adapun langkah
sebagai berikut:
1) Aktifkan lembar kerja di komputer, lalu klik pada variabel view, pada
bagian name tuliskan pengetahuan perawat dan kepatuhan perawat.
2) Klik bagian data view dan masukan nilai atau skor dari masing masing
variabel.
3) Lalu klik analyze, descriptive statistic, lalu pilih cross tab.
4) Kemudian muncul kotak dialog dengan nama Cross Tab, kemudian
pindahkan variabel pengetahuan ke bagian Colum dan variable
kepatuhan di bagian row. Lalu klik statistic muncul kotak dialog
dengan nama “Crosstab Statistic”. Berilah tanda (√) pada Chi-Square
dan continue
5) Terakhir klik OK dan akan keluar output data olahan SPSS.Hasil
kemaknaan perhitungan statistik yang digunakan adalah a = 0,05.
Hasil uji dikatakan bermakna apabila memiliki p value < 0,05
K. Etika Penelitian
Proses Etik Penelitian keluar pada tanggal 24 Juni 2022 dengan Nomor
058/KEP/STIKI/VI/2022. Prinsip etik dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).
a. Peneliti mempertimbangkan hak-hak responden yang menjadi subjek
penelitian seperti berhak menolak menjadi responden, berhak berhenti
menjadi partisipan dan berhak mendapat privacy nya.
b. Peneliti menjelaskan tujuan dilakukannya penelitian kepada responden
c. Peneliti memberikan hak kepada responden untuk berpartisipasi atau
tidak tanpa ada pemaksaan sehingga penelitian yang telah dilakukan
telah mendapat persetujuan dari responden untuk berpartisipasi.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy
and confidentiality).
36
Tabel 3.3
Pelaksanaan Penelitian
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakterisitik Responden Perawat
di Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini
2. Univariat
a. Pengetahuan
Tabel 4.2
Pengetahuan Perawat Tentang Prinsip 7 Benar Pemberian Obat
di Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini
3. Bivariat
Tabel 4.4
Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan
Prinsip 7 Benar Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Primaya PGI Cikini Jakarta
Pengetahuan Baik Cukup % P
Total
Kepatuhan n % n % value
Patuh 25 61 2 4.9 27 65.9
Tidak Patuh 1 2.4 13 31.7 14 34.1 0.000
Total 26 63.4 15 35.6 41 100
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
a. Usia
Hasil penelitian menunjukan usia paling banyak rentang usia 31-40
tahun yaitu sebanyak 19 orang (46,3%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan yang dilakukan oleh Kurniawan (2019) yang mengatakan
kelompok usia perawat paling banyak usia 31-40 tahun. Sejalan juga
dengan penelitian yang dilakukan Pranasari (2016) yang mengatakan
usia paling banyak yang menjadi responden yaitu 31-40 tahun.
41
S1-Ners. Namun, perlahan semua rumah sakit dan instansi sudah mulai
mengacu pada aturan perundang-undangan yang berlaku sehingga
banyak karyawan yang harus lanjut studi dengan mengikuti program
khusus alih jenjang untuk meneruskan studi S1-Ners agar sesuai
dengan aturan perundang-undangan (PPN, 2016).
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin
mudah seseorang menerima informasi sehingga banyak pula
pengetahuan yang dimiliki (Simatupang, 2016). Menurut Nursalam
(2014) seseorang perawat yang professional harus meningkatkan atau
mengembangkan pendidikan keperawatan dan memberi kesempatan
kepada perawat pelaksana untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi. Pengembangan pendidikan keperawatan memfokuskan pada
perubahan pemahaman pemberian asuhan keperawatan secara
profesional.
Menurut asumsi peneliti, semakin tinggi pendidikan seseorang
perawat, semakin banyak ilmu pengetahuan yang didapatnya. Hal ini
akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam berpikir kritis dan
mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam melaksanakan tugasnya
sehingga mampu menerapkan prinsip 7 benar dalam pemberian obat.
d. Status Pekerjaan
Berdasarkan status pekerjaan sebagian besar responden sudah tetap
sebanyak 36 orang (87,8%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2021) yang mengatakan
bahwa status pekerjaan perawat yang paling banyak di rumah sakit
adalah pegawai tetap yaitu 36 responden (87,5%).
Menurut Nofita (2020), status pekerjaan adalah jenis kedudukan
seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu Instalasi
usaha/kegiatan. Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang
bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap
dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang.
Pengawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja
44
2. Variabel Penelitian
a. Tingkat Pengetahuan
Gambaran pengetahuan perawat tentang prinsip 7 benar pemberian
obat diruang rawat inap RS Primaya PGI Cikini sebagian besar
memiliki pengetahuan “Baik” yaitu sebanyak 27 responden (65,9%),
kategori “Cukup” sebanyak 14 responden (34,1%). Berdasarkan
46
pemberian obat.
Kepatuhan dan pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman. Hasil
penelitian ini juga masih menunjukan adanya ketidakpatuhan perawat
dalam melakukan prinsip 7 benar dalam pemberian obat. Kemungkinan
karena kurang pengalaman dari beberapa perawat baru yang masih Dlam
tahap oreintasi sehingga masih belum terpapar banyak terkit patient safety
dan prinsip 7 benar dalam pemberian obat diruangan.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Dalam pengukuran data kepatuhan, ada kemungkinan responden
mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sehingga dapat mempengaruhi
hasil penelitian
2. Instrument untuk mengukur pengetahuan responden yang digunakan
peneliti terdiri dari 20 pertanyaan yang favorable dan unfavorable yang
mungkin membuat responden menjadi kurang teliti dalam membaca setiap
pertanyaan.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak rentang usia 31-
40 tahun yaitu sebanyak 19 orang (46,3%), seluruh responden berjenis
kelamin perempuan 41 orang (100%), berdasarkan tingkat pendidikan
responden sebagian besar adalah DIII yaitu sebanyak 34 orang (82,9%),
berdasarkan status pekerjaan sebagian besar responden sudah tetap
sebanyak 36 orang (87,8%), dan berdasarkan masa kerja paling banyak
rentang >10 tahun yaitu sebanyak 16 orang (39,0%).
2. Pengetahuan perawat tentang prinsip 7 benar pemberian obat diruang
rawat inap RS Primaya PGI Cikini sebagian besar memiliki pengetahuan
“Baik” yaitu sebanyak 27 responden (65,9%).
3. Kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di
ruang rawat inap rumah sakit Primaya PGI Cikini sebagian besar “Patuh”
yaitu sebanyak 26 responden (63,3%).
4. Hasil Uji bivariate dengan menggunakan Chi Square didapatkan nilai p
value 0.000 < 0.05. Karena nilai p value < α, maka Ho ditolak, Hα
diterima yang berarti terdapat Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Perawat Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Primaya PGI Cikini Jakarta.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Primaya PGI Cikini
2. Meningkatkan kembali terkait pengetahuan perawat dan kepatuhan
perawat dalam penerapan prinsip 7 benar dalam pemberian obat dengan
melakukan sosialisasi baik oleh kepala ruang rawat inap terkait atau
sosialisasi dalam lingkup yang lebih besar. Selain itu perlunya supervise
bagi perawat yang sedang melakukan orientasi di ruangan tersebut
sehingga dapat menerpakan prinsip benar dalam pemberian obat.
54
DAFTAR PUSTAKA
Alrabadi, N. N., Haddad, R., Shawagfeh, S., & Mukattash, T. (2021). Medication
errors: a focus on nursing practice. Journal of Pharmaceutical Health
Services Research, 78 - 87.
Hidayat, A.A.. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika
Ilmah, F., & Rochmah, T. N. (2015). Kepatuhan Pasien Rawat Inap Diet Diabetes
Mellitus Berdasarkan Teori Kepatuhan Niven. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 60 - 69.
Indarti, E., Aulawi, K., & Kristanti, M. S. (2009). Kejadian NUrsing Error pada
Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Salah Satu Rumah Sakit di Sulawesi
Tengah. JIK, 166 - 170.
Kerlinger, & Lee. (2000). Asas Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gajah Mada.
Lediana, T., & Pujiyanto. (2018). Analisis Penerapan Prinsip Keselamatan Pasien
Dalam Pemberian Obat Terhadap Terjadinya Medication Error di Rawat
57
Nasr, A., Shawagfeh, S., Haddad, R., Mukattash, T., Abuhammad, S., Al-rabadi,
D., . . . Al-Faouri, I. (2021). Medication errors: a focus on nursing
practice. Review Article. . Journal of Pharmaceutical Healt.
Tsegaye, D., Alem, G., Tessema, Z., & Wubet, A. (2020). Medication
Administration Errors and Associated Factors Among Nurses.
International . Journal of General Medicine, 13, , 1621–1632.
Lampiran 1
SURAT IZIN STUDI PENDAHULUAN
60
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Kepada Yth.,
Calon Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa program studi S1
Keperawatan Alih Jenjang Institut Kesehatan Immanuel Bandung:
Nama : Lindawati Siahaan
NIM : 1420121160
Saat ini saya sedang melakukan penelitian guna melengkapi skripsi yang
menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan ilmu keperawatan.
Adapun judul penelitian saya adalah “Hubungan Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di
Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat”. Untuk keperluan
itu saya memohon kesediaan anda menjadi responden secara sukarela.
Adapun manfaat dari dilakukan penelitian ini adalah untuk memberikan
dampak bagaimana kepatuhan Perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat di ruang rawat inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat dapat
berjalan dengan baik. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2022. Keterlibatan
anda dalam penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
anda. Semua identitas dan informasi yang diterima akan dijaga kerahasiannya dan
hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Peneliti bertanggung jawab
sepenuhnya akan hal tersebut.
Apabila anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, mohon
menandatangani lembar persetujuan sebagai responden dan memberikan jawaban
pada lembar kuesioner. Atas perhatian, kesediaan, dan bantuan anda, saya
ucapkan terimakasih.
Hormat Saya
(Lindawati Siahaan)
67
Lampiran 6
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak
manapun.
( …………………………)
68
Lampiran 7
Petunjuk pengisian : isilah data dibawah ini dengan lengkap. Berilah tanda
check list (√) pada kotak pilihan yang tersedia sesuai dengan situasi dan
kondisi anda saat ini.
B. Kuesioner Pengetahuan
(…………………………………) (………………………………….)
Kunci Jawaban:
1. B 6. B 11. B 16. B
2. B 7. S 12. B 17. B
3. B 8. B 13. B 18. S
4. S 9. B 14. S 19. S
5. B 10. B 15. S 20. B
71
C. Lembar Observasi
(…………………………………) (………………………………….)
72
Lampiran 8
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.857 20
73
Lampiran 9
Lampiran 10
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Pengetahuan
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 15 Cukup
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 15 Cukup
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 Baik
1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 14 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 Baik
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 15 Cukup
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
76
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 14 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 14 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 Baik
1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Cukup
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 18 Baik
0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 14 Cukup
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 14 Cukup
77
Lampiran 11
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 14 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 Tidak Patuh
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 17 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 15 Tidak Patuh
79
Lampiran 12
Kodingumur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
21-30 Tahun 15 36.6 36.6 36.6
31-40 Tahun 19 46.3 46.3 82.9
Valid 41-50 Tahun 6 14.6 14.6 97.6
51-60 Tahun 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Perempuan 41 100.0 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
D3 34 82.9 82.9 82.9
Valid Ners 7 17.1 17.1 100.0
Total 41 100.0 100.0
StatusPekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kontrak 5 12.2 12.2 12.2
Valid Tetap 36 87.8 87.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
KodingMasakerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0-5 Tahun 11 26.8 26.8 26.8
6-10 Tahun 14 34.1 34.1 61.0
Valid >10 Tahun 16 39.0 39.0 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 27 65.9 65.9 65.9
Valid Cukup 14 34.1 34.1 100.0
Total 41 100.0 100.0
80
Kepatuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Patuh 26 63.4 63.4 63.4
Valid Tidak Patuh 15 36.6 36.6 100.0
Total 41 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 29.016a 1 .000
Continuity Correctionb 25.449 1 .000
Likelihood Ratio 32.387 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Cases 41
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.12.
b. Computed only for a 2x2 table
81
Lampiran 13
FORMAT BIMBINGAN
NIM : 1420121160
Judul skripsi : Hubungan Pengetahuan Dengan Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan
Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang
Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini
Nama Pembimbing Utama : Dr. Wintari Hariningsih, SKp, SH,MH.Kes
Nama pembimbing pendamping : Ns. Yenny., M. Kep., Sp. Kep. M. B
Paraf
Saran pembimbing Paraf
No Hari/tanggal Topik/BAB Mahasis
Utama Dosen
wa
1. Sabtu Pengarahan Mengerjakan Bab 1
26/02/2022 Strategi Buat Profil
penyusunan Kesehatan sesuai
denggan judul
Proposal dari ibu skripsi, mencari 3
Pembimbing I jurnal sesuai dengan
judul dan Buat
Lembar kegiatan
2017
10.
11
84
FORMAT BIMBINGAN
NIM : 1420121160
Judul skripsi : Hubungan Pengetahuan Dengan Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan
Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang
Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini
Nama Pembimbing Utama : Dr. Wintari Hariningsih, SKp, SH,MH.Kes
Nama pembimbing pendamping : Ns. Yenny., M. Kep., Sp. Kep. M. B
Paraf
Saran pembimbing Paraf
No Hari/tanggal Topik/BAB Mahasi
pendamping Dosen
swa
1 Rabu Pengarahan tentang Perhatikan penulisan,
dan pertajam Analisa
02/03/2022 Bab 1 pemilihan judul
8
85
FORMAT PERBAIKAN
Lampiran 14
RIWAYAT HIDUP PENELITI
( Lindawati Siahaan )