Anda di halaman 1dari 99

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN


PERAWAT DALAM PENERAPAN PRINSIP 7 BENAR
PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP
RS PRIMAYA PGI CIKINI
JAKARTA PUSAT

Oleh :
Lindawati Siahaan
1420121160

INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui serta telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji
dan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana Keperawatan
Institut Kesehatan Immanuel Bandung

Bandung,…..Agustus 2022

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Wintari Hariningsih, S.Kp.,SH.,MH.Kes Ns.Yenny, M.Kep.,Sp.Kep.M.B.

Mengetahui,
Ka UP Program Studi S1 Keperawatan
Institut Kesehatan Immanuel Bandung

Lidya Maryani S. Kep.,Ners. M.M., M.Kep.

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam


Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang Rawat
Inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat

Nama : Lindawati Siahaan

NIM : 1420121160

Lembar Pengesahan

Skripsi ini telah disetujui dan diketahui oleh Tim Penguji Seminar Skripsi

Penguji I
Ria Angelina,S.Kep.,Ners.M.Kep ( )

Penguji II
Ns. Sri Hunun Widiastuti M.Kep, Sp.Kep. J ( )

Tanggal Ujian : .......Agustus 2022

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Nama : Lindawati Siahaan

NIM : 1420121160

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat


Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di
Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun dan
pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang didapatkan telah
dicantumkan dan disebutkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan/ide, rumusan dan penelitian dari peneliti
serta sesuai dengan arahan dari tim pembimbing dan penguji.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan atau ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di
perguruan tinggi ini.

4. Dengan ini saya menyatakan melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada
Institut Kesehatan Immanuel Bandung.

Jakarta, Agustus 2022

(Lindawati Siahaan)

iii
INSTITUTE KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Skripsi, Agustus 2022

Lindawati Siahaan

Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat dalam Penerapan


Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI
Cikini Jakarta Pusat

xi+45 hal+6 tabel+14 lampiran+2 skema

Abstrak

Salah satu indikator pada sasaran keselamatan pasien adalah prinsip meningkatkan
keamanan obat-obat yang harus diwaspadai. Pengetahuan yang baik terkait farmakologi
dan prinsip pemberian obat merupakan komponen yang penting dalam pemberian obat
yang aman. Sikap positif perawat dibutuhkan untuk memastikan pemberian obat yang
aman, juga berperan dalam pelaporan bila terjadi kesalahan dalam pemberian obat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan
Perawat dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RS
Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat. Metode penelitian menggunakan desain deskriptif
korelasi dan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah perawat
pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap B, K dan VIP Anggrek RS Primaya PGI
Cikini Jakarta Pusat. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik total sampling
dengan sampel sebanyak 41 responden. Penelitian ini menggunakan data primer,
dimana data langsung yang didapat oleh peneliti langsung dari sumbernya dengan
menggunakan kuesioner dan berupa lembar observasi yang akan digunakan yaitu
lembar identifikasi pasien. Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square, Hasil
menunjukan nilai p value 0.000 < 0.05. Karena nilai p value < α, maka Ho ditolak, Hα
diterima yang berarti terdapat Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat
Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Primaya PGI Cikini Jakarta. Saran meningkatkan kembali terkait pengetahuan perawat
dan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar dalam pemberian obat .

Kata kunci: Kepatuhan, Keselamatan Pasien, Pemberian Obat, Pengetahuan

iv
IMMANUEL HEALTH INSTITUTE BANDUNG
NURSING BACHELOR STUDY PROGRAM

Mini Thesis, August 2022

Lindawati Siahaan

Relationship Between Knowledge and Nurse Compliance in Applying the 7


Correct Principles of Drug Administration in the Inpatient Room at Primaya
Hospital PGI Cikini Central Jakarta

xi+45 Pages +6 table+14 attachment+2 scheme

Abstract

One of the indicators in the patient safety goal is the principle of increasing the
safety of drugs that must be watched out for. Good knowledge of pharmacology
and principles of drug administration is an important component of safe drug
administration. The positive attitude of nurses is needed to ensure safe drug
administration, also plays a role in reporting when there is an error in drug
administration. The purpose of this study was to determine the relationship
between knowledge and nurse compliance in the application of the 7 correct
principles of drug administration in the inpatient room of Primaya PGI Cikini
Hospital, Central Jakarta. The research method uses a descriptive correlation
design and a cross sectional approach. The population in this study were nurses
who served in the inpatient room B, K and VIP Orchid Primaya PGI Cikini
Hospital, Central Jakarta. The sample in this study was taken by total sampling
technique with a sample of 41 respondents. This study uses primary data, where
direct data obtained by researchers directly from the source by using a
questionnaire and in the form of an observation sheet that will be used is the
patient identification sheet. Bivariate analysis using chi square statistical test, the
results show p value 0.000 <0.05. Because the p value < , then Ho is rejected, Hα
is accepted, which means that there is a relationship between knowledge and
nurses' compliance in the application of Principle 7 Correctly Administering
Drugs in the Inpatient Room of Primaya Hospital PGI Cikini Jakarta. Suggestions
for improving the knowledge of nurses and nurses' compliance in applying the 7
correct principles in drug administration.

Keywords: Patient Safety, Knowledge, Compliance, Drug Administration

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karuniaNya, sehingga skripsi berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian ini ialah “Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat
Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RS
Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat”
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa
adanya dukungan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak selama
penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih
setulus – tulusnya kepada:
1. Dr.Wintari Hariningsih, S.Kp.,SH.,MH.Kes Rektor Institut Kesehatan
Immanuel Bandung dan dosen pembimbing utama
2. Lidya Maryani, S.Kep., Ners., M.M., M.Kep, selaku Ka UP Program Studi S1
Keperawatan Alih Jenjang Institut Kesehatan Immanuel Bandung.
3. Ns.Yenny, M.Kep.,Sp.Kep.M.B selaku dosen pembimbing pendamping
4. Ria Angelina,S.Kep.,Ners.M.Kep selaku dosen penguji pertama,
5. Ns.Sri Hunun Widiastuti,M.Kep.,Sp.Kep.J selaku dosen penguji dua
6. Bapak/Ibu dan rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Keperawatan Program
Studi S1 Keperawatan Institut Kesehatan Immanuel Bandung, yang telah
membantu selama pengumpulan data.
7. Ibu, Suami, Anak-anak serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga Tuhan Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih.

Jakarta, Agustus 2022

(Lindawati Siahaan)

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN.........................Error: Reference source not found
LEMBAR PENGESAHAN..........................Error: Reference source not found
PERNYATAAN KEASLIAN.....................Error: Reference source not foundv
ABSTRAK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan...........................................................................................................6
D. Manfaat.........................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
A. Landasan Teori..............................................................................................8
1. Konsep Pengetahuan.................................................................................8
2. Konsep Kepatuhan..................................................................................11
3. Obat.........................................................................................................15
4. Peran Perawat Dalam Prinsip 7 Benar Pemberian Obat..........................17
B. Kerangka Teori...........................................................................................24
C. Hipotesis......................................................................................................25

vii
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................26
A. Kerangka Konsep........................................................................................26
B. Desain Penelitian.........................................................................................27
C. Variabel Penelitian......................................................................................27
D. Definisi Operasional...................................................................................27
E. Populasi dan Sampel...................................................................................28
F. Instrumen Penelitian...................................................................................29
G. Uji Validitas dan Reliabilitas penelitian .............................................................31

H. Pengumpulan Data......................................................................................31
I. Teknik Pengolahan Data.............................................................................31
J. Analisa Data................................................................................................32
K. Etika Penelitian...........................................................................................33
L. Lokasi dan Waktu.......................................................................................34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................35
A. Hasil Penelitian...........................................................................................35
B. Pembahasan.................................................................................................37
C. Keterbatasan Penelitian...............................................................................48
BAB V PENUTUP................................................................................................49
A. Kesimpulan.................................................................................................49
B. Saran............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penggolongan Jenis Obat...................................................................16


Tabel 3.1. Definisi Operasional..........................................................................27
Tabel 3.2 . Kemantapan Apha…………………………………………………...………31

Tabel 3.3 Pelaksanaan Penelitian…………………………………………………..…...35

Tabel 4.1. Karakteristik Responden...................................................................39


Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan..........................................................................36
Tabel 4.3 Kepatuhan Perawat.............................................................................41
Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat.........................41

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Teori...................................................................................24


Bagan 2. Kerangka Konsep................................................................................26

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Studi Pendahuluan


Lampiran 2. Surat Ethical Clearance
Lampiran 3. Surat Izin Validitas
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
Lampiran 5. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6. Inform Consent
Lampiran 7. Kuesioner
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas
Lampiran 9. Data Umum Responden
Lampiran 10. Data Pengetahuan
Lampiran 11. Data Kepatuhan
Lampiran 12. Output Data SPSS
Lampiran 13. Lembar Konsultasi
Lampiran 14. Riwayat Hidup Peneliti

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam
perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit
tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek
keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya, karena rumah sakit
adalah pelayanan jasa. Pada era global seperti saat ini pelayanan sudah tidak
lagi hanya berfokus pada kepuasan pasien tetapi lebih pada keselamatan
pasien (patient safety) (Pratiwi et al., 2019).
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (Permenkes, 2017). Terdapat enam sasaran dalam keselamatan pasien
yang meliputi tercapainya ketepatan identifikasi pasien, peningkatan
komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai,
kepastian tepat lokasi, tepat- prosedur, tepat – pasien operasi, pengurangan
resiko infeksi, dan pengurangan resiko jatuh (JCI, 2015). Pelanggaran dari
keenam sasaran keselamatan pasien diklasifikasikan menjadi empat bagian
yaitu kejadian adverse events atau kejadian tidak diharapkan (KTD), near
miss atau kejadian nyaris cidera (KNC), kejadian potensi cidera (KPC), dan
kejadian tidak cidera (KTC). Mengingat pentingnya keselamatan pasien, maka
sudah seharusnya seluruh pelayanan kesehatan wajib mengutamakan
keselamatan pasien agar tidak terjadi insiden pelanggaran keselamatan pasien.

1
Salah satu indikator pada sasaran keselamatan pasien adalah prinsip
meningkatkan keamanan obat-obat yang harus diwaspadai. Kasus terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat tidak jarang menjadi tuntutan hukum dan
bahkan berakhir di pengadilan. Dampak yang ditimbulkan antara lain
bertambahnya biaya perawatan, hari rawat inap yang memanjang bahkan yang
terburuk dapat mengakibatkan kehilangan nyawa pasien. Salah satu aspek
yang khas dalam kejadian medication error adalah tingkat kejadiannya yang
cukup sering namun masih bersifat under report yang diakibatkan oleh sistem
pelaporan yang belum baik (Ramya, 2014).
Data dari (WHO, 2017) mengungkapkan fakta bahwa di negara
berkembang setiap 1 dari 10 pasien yang dirawat di rumah sakit berisiko
terhadap terjadinya medical error dan kesalahan obat yang merugikan.
Beberapa negara di dunia telah mengalami medication erorr, contohnya
adalah United Kingdom didapatkan 12% pada pelayanan primer di layananan
monitoring (rawat inap). Data di Swedia didapatkan 42% dan Mexico sebesar
58% terjadi medication error yaitu dalam pemberian obat, hal ini merupakan
global issue yang terjadi di dunia. Secara umum, Insiden keselamatan pasien
dirumah sakit dari berbagai negara berkisar 3,2% –16,6 % dan sebanyak
28,3% insiden pelanggaran dilakukan oleh perawat. Menurut IOM (Institute of
Medicine) menyatakan paling sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien meninggal
dirumah sakit dalam satu tahun akibat dari kesalahan medis (medical errors)
yang seharusnya bisa dicegah (Joint Commission International, 2015).
Di Indonesia belum didapatkan kalkulasi angka kejadian terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat akan tetapi data tentang insiden keselamatan
pasien menurut Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) tahun
2017 melaporkan sebanyak 145 insiden, terdiri dari KTD sebesar 46%, KNC
sebesar 48% dan lain-lain sebesar 6%. Data terbaru terkait insidensi
keselamatan pasien dari Kementerian Kesehatan (2021) menunjukkan terdapat
4.397 kasus yang terdiri dari 1.508 kejadian nyaris cedera (KNC), 1.373
kejadian tidak cedera (KTC), dan 1.516 kejadian tidak diharapkan (KTD).

2
Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama terbesar dalam insidensi
keselamatan pasien yaitu sebesar 37,9%.
Kesalahan pemberian obat yang dilakukan perawat disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain kurangnya pelatihan terkait pemberian obat yang
aman, dokter sering mengganti obat, dan perawat memberikan obat yang
disiapkan oleh perawat lain (Tsegaye, Alem, Tessema, & Wubet, 2020) Dalam
penelitian (Cloete, 2016) didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kesalahan dalam pemberian obat diantaranya adalah beban kerja perawat yang
tinggi, gangguan dan banyaknya interupsi dalam pemberian obat,
kompleksitas cara pemberian dan perhitungan obat (kurang pengetahuan), dan
kegagalan perawat dalam mematuhi kebijakan atau pedoman yang ada (SPO).
Penelitian (Lediana & Pujiyanto, 2018) kesalahan medikasi (pemberian obat
oleh perawat) didapatkan faktor yang berhubungan antara lain kurangnya
supervisi dari pimpinan, kurangnya jumlah SDM perawat, tingginya turnover
perawat, tidak tersedianya SPO pemberian obat dengan prinsip 7 benar,
sosialisasi yang tidak dilakukan secara kontinyu dan tidak adanya program
diklat atau pelatihan. Berdasarkan penelitian (Nasr, et al., 2021) didapatkan
bahwa terkait pelaporan kesalahan dalam medikasi tidak semua institusi
melaporkan kejadian tersebut namun kesalahan medikasi dapat diakibatkan
kualitas divisi yang kurang memadai dalam hal ini adalah pengetahuan dan
fasilitas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan terlihat bahwa
pengetahuan dan kepatuhan berperan penting dalam mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat. Pengetahuan menurut Zimly (2021) adalah
berbagai macam hal yang diperoleh manusia melalui panca indera. Ini berarti
pengetahuan adalah hasil dari memori dan indera (mata, telinga, hidung, kulit
dan lidah) sedangkan kepatuhan menurut (Fransisca, 2020) didefenisikan
sebagai perilaku yang mengikuti pedoman yang telah ditetapkan, dan dapat
berkisar dari menghormati setiap detail rekomendasi hingga mematuhinya.
Perawat memiliki peranan penting dalam keselamatan pasien dalam
pemberian obat. Perawat harus mempunyai pengetahuan yang baik dalam

3
memastikan bahwa pasien mendapatkan obat yang benar karena kesalahan
dalam pemberian obat dapat mengakibatkan potensial risiko dan komplikasi
yang tidak diinginkan oleh pasien (Carayon, 2020). Kesalahan dalam
pemberian obat dapat meningkatkan morbiditas dan mortilitas pasien juga
menambah Length of Stay (LOS) pasien (Samsiah, 2020). Pengetahuan yang
baik terkait farmakologi dan prinsip pemberian obat merupakan komponen
yang penting dalam pemberian obat yang aman. Sikap positif perawat
dibutuhkan untuk memastikan pemberian obat yang aman, juga berperan
dalam pelaporan bila terjadi kesalahan dalam pemberian obat. Perawat juga
harus memastikan pemberian obat yang aman dengan cara mempraktikkan
prosedur pemberian obat dengan tepat. Untuk mengurangi kesalahan dalam
pemberian obat dan meningkatkan keselamatan pasien, perawat harus
mengikuti prinsip 7 benar pemberian obat.
Beberapa jurnal penelitian terkait pengetahuan pemberian obat
dikemukakan oleh (Elmageed, 2020) menemukan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik perawat dengan
prosedur pemberian obat. Penelitian yang dilakukan oleh (Hastiyanti, 2017)
juga mendapatkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat
dengan kepatuhan melaksanakan prinsip 7 benar pemberian obat.
(Listianawati, 2018) dalam penelitiannya mendapatkan adanya hubungan yang
signifikan antara pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien (patient
safety) dengan sikap perawat terhadap pemberian obat. Pada penelitian
Setianingsih & Septiyana (2020) tentang ketepatan penerapan enam tepat
dalam pemberian obat didapatkan bahwa sebanyak 40,3% perawat tidak tepat
dalam melaksanakan enam tepat atau enam benar.
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Primaya PGI Cikini yang
merupakan salah satu rumah sakit tertua di daerah Jakarta Pusat. Rumah Sakit
PGI Cikini yang terletak di jalan raya Raden Saleh No:40 Kecamatan
Menteng Jakarta Pusat yang berdiri pada tahun 1807 terakreditasi Paripurna.
Secara umum tujuan rumah sakit adalah memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya

4
manusia dirumah sakit. Visi Rumah Sakit Primaya PGI Cikini adalah menjadi
jaringan pelayanan Kesehatan atau Rumah sakit terkemukan yang berstandar
Internasional. Dimana misi nya adalah memberikan pelayanan Kesehatan
secara profesional dengan penuh kepedulian. Pelayanan Kesehatan artinya
pemeliharaan atau peningkatan status Kesehatan melalui usaha pencegahan,
diagnosis, terapi, pemulihan, atau penyembuhan penyakit, cedera , serta
gangguan fisik dan mental.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis didapatkan bahwa
jumlah perawat di ruangan B, K dan VIP Anggrek sebanyak 41 perawat.
Terdiri dari 7 Ners dan 34 Diploma III. Klasifikasi perawat Level PK 0
sebanyak 8 orang, PK I sebanyak 6 orang, PK II sebanyak 11 dan PK III
sebanyak 16. Wawancara dengan kepala ruangan didapatkan fakta bahwa
sosialisasi terkait sasaran keselamatan pasien safety secara berkala dilakukan
baik dalam lingkup besar dan secara umum ataupun dilakukan dalam lingkup
kecil ruangan masing masing. Penulis juga menggali pengetahuan 5 perawat
terkait penerapan prinsip benar pemberian obat, 3 perawat memiliki
pengetahuan yang kurang sedangkan 2 perawat memiliki pengetahuan yang
cukup terkait penerapan prinsip 7 benar dalam penerapan obat. Observasi yang
dilakukan penulis kepada 5 perawat diruang rawat inap RS Primaya PGI
Cikini Jakarta Pusat didapatkan data bahwa 100% perawat tidak melakukan
prinsip 7 benar pada pemberian obat dengan tepat. Penulis juga melakukan
wawancara dengan Tim Mutu Rumah Sakit Primaya PGI Cikini, ditemukan
pada tahun 2020 terdapat 6 kasus kesalahan yang dilakukan oleh perawat
dalam melaksanakan 7 benar pemberian obat yaitu salah dosis 5 orang
(83,3%) dan salah nama obat 1 orang (16,6%), dan pada tahun 2021
ditemukan ada 5 kasus, kesalahan dosis obat 3 orang (60%) dan salah nama
obat 2 orang (40%). Data tersebut diperoleh oleh tim mutu dari laporan kepala
ruangan (penanggung jawab ruangan) melalui format Insiden Keselamatan
Pasien (IKP) rumah sakit.
Berdasarkan fenomena diatas terlihat bahwa sebenarnya perawat telah
mendapatkan sosilisasi terkait keselamatan pasien, namun masih ada insiden

5
yang terjadi terkait pemberian obat. Penyebab kesalahan pemberian obat di
RS Primaya dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang penghitungan dosis
dan ketidak hati-hatian didalam memberikan dan membaca nama obat. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan kajian lebih dalam yang
berhubungan dengan “Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat
dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS
Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan
pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat di Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS Primaya
PGI Cikini Jakarta Pusat.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, jenis kelamin, tingkat
Pendidikan, dan lama bekerja)
b. Mengidentifikasi pengetahuan perawat di Ruang Rawat Inap RS
Primaya PGI Cikini
c. Mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat di Ruang rawat inap RS Primaya PGI Cikini.
d. Menganalisis hubungan pengetahuan perawat dengan kepatuhan
perawat dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di Ruang
Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan wawasan ilmiah dalam ilmu pendidikan
keperawatan, khususnya dibidang keperawatan pada pentingnya penerapan
prinsip 7 benar pemberian obat dalam memberikan pelayanan kesehatan.

6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pada
pengembangan program patient safety di RS Primaya PGI Cikini
b. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan meningkatkan pemahaman peneliti
mahasiswa kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat pada pasien.
c. Bagi Institut Kesehatan Immanuel Bandung
Dapat menjadi referensi dan memberikan informasi terkait hubungan
Pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat pada pasien, serta dapat dijadikan sebagai data dasar
dalam mengembangkan penelitian keperawatan di Institut kesehatan
Immanuel Bandung.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menjadi bahan referensi atau landasan untuk peneliti selanjutnya
dengan ruang lingkup yang sama atau pun merubah variabel dan
tempat penelitian

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi karena
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan rasa. Sebagian
besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya utuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya (Meliono, 2016)
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (Kartikasari, 2010)
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan seseorang terhadap suatu
objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Secara
garis besarnya dibagi dalam 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu merupakan tingkatan yang paling bawah. Tahu diartikan
sebagai mengingat kembali (recall) segala sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Untuk mengukur seseorang tahu tentang apa yang telah
dipelajarinya dapat diukur dengan cara, seseorang dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.

8
2. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah tingkatan dimana orang tersebut bukan hanya
sekedar tahu terhadap objek, tetapi harus dapat menjelaskan dan
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya.
Seseorang yang telah memahami objek atau apa yang telah di
pelajarinya harus dapat menjelaskan, menyimpulkan dan
menginterpretasikan objek tersebut.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah tingkatan dimana orang telah memahami materi
yang telah dipelajari dapat menerapkan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
Aplikasi juga dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan menjelaskan yang di miliki
seseorang dalam menjabarkan materi atau objek tertentu ke dalam
kelompok kelompok yang terdapat dalam suatu masalah dan masih
berkaitan satu sama lain. Seseorang yang sudah pada tahap ini
mampu membedakan, memisahkan, menggambarkan (membuat
bagan), dan mengelompokkan objek tersebut.
5. Sintesis (Synthesis)
Pada tingkatan pengetahuan ini seseorang dapat merangkum semua
komponen pengetahuan yang dimilikinya menjadi suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Pada tahap ini kemampuan yang harus
dimiliki seseorang yaitu menyusun, merencanakan,
mengkategorikan, mendesain, dan menciptakan.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan tingkatan pengetahuan dimana seseorang
mampu untuk melakukan penilaian terhadap objek atau materi
tertentu. Hal-hal yang dapat dilakukan seseorang pada tahap ini

9
antara lain merencanakan, memperoleh, dan menyediakan
informasi.
c. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut (Nursalam, 2016) pengetahuan seseorang dapat
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1. Pengetahuan Baik :76 % - 100 %
2. Pengetahuan Cukup :56 % - 75 %
3. Pengetahuan Kurang: < 56 %
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Ada terdapat 7 faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
menurut Mubarak (2011)
1) Pendidikan
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan, dimana
seseorang yang berpendidikan tinggi diharapkan juga memiliki
pengetahuan yang luas. Seseorang yang berpendidikan dapat
meningkatkan dan memberikan informasi serta pemahaman akan
ilmu pengetahuan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dari seseorang dapat memberikan
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3) Pengalaman
Pengalaman seseorang sangat penting karena didapatkan dari
pengalaman diri sendiri atau orang lain. Pengalaman merupakan
sebuah peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang selama
berinteraksi dengan lingkungannya. Semakin banyak pengalaman
yang dilalui seseorang maka pengetahuan yang dimilikinya juga
semakin bertambah.
4) Usia
Semakin bertambahnya usia maka aspek psikis dan psikologis dari
seseorang juga mengalami perubahan. Dengan bertambahnya usia

10
diharapkan kemampuan seseorang untuk menangkap dan
memahami informasi yang diketahui lebih berkembang agar
pengetahuan yang di dapatkan mudah untuk dipahami.
5) Lingkungan
Lingkungan tempat seseorang berada sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan yang dimilikinya. Lingkungan yang baik akan
memudahkan seseorang untuk memperoleh dan memahami
pengetahuan dengan mudah.
6) Minat
Minat merupakan suatu ketertarikan terhadap sesuatu. Seseorang
yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal akan
menjadikan seseorang tesebut berusaha untuk menekuninya
sehingga mendapatkan juga pengetahuan yang lebih banyak.
7) Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin banyak
dan rajin seseorang mencari informasi, maka pengetahuan yang
didapatkan lebih banyak dan luas.

2. Konsep Kepatuhan
a. Pengertian
Kepatuhan merupakan perilaku petugas yang tertuju pada petunjuk
atau instruksi yang telah diberikan dalam bentuk praktik apapun yang
telah ditentukan (Stanley 2007 dalam Sari 2018). Kepatuhan adalah
sikap positif individu yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
secara berarti sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Kepatuhan
perawat adalah kepatuhan perawat terhadap suatu tindakan, prosedur
atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati (Notoatmodjo,
2017).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan menurut Kamidah
(2015) diantaranya :
1) Faktor Internal

11
a) Pengetahuan
Pengetahuan hasil dari tahu dan ini terjadi karena setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu penginderaan terjadi melalui panca indera manusia
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan rasa.
Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga.
(Notoadmodjo, 2010)
b) Sikap
Menurut (Azwar, 2015) sikap merupakan suatu bentuk
evaluasi atau reaksi dari perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek merupakan manifestasi dan dapat mendeskripsikan
perasaan seseorang terhadap objek tersebut. Faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap antara lain pengalaman
pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga
agama maupun pengaruh faktor emosional.
c) Kemampuan
Kemampuan merupakan bakat seseorang untuk melakukan
tugas fisik maupun mental. Kemampuan seseorang pada
umumnya bersifat stabil kemampuan individu berpengaruh
terhadap karakteristik pekerjaan, perilaku, tanggung jawab,
pendidikan dan memiliki hubungan erat dengan kinerja
pekerjaan (Ivancevich, 2014)
d) Motivasi
Motivasi merupakan karakteristik psikologis manusia yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini
termasuk kedalam faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang
untuk menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan
tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu. Dengan
demikian motivasi mempunyai 3 aspek, yaitu keadaan
terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena

12
kebutuhan, perilaku timbul dan terarah karena keadaan ini, goal
atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut (Nursalam,
2016).
2) Faktor Eksternal
a) Karakteristik Organisasi
Keadaan dari organisasi dan struktur organisasi ditentukan oleh
filosofi dari manajer organisasi tersebut. Keadaan organisasi
dan struktur organisasi dapat memotivasi perawat untuk
berpartisipasi pada tingkatan yang konsisten sesuai dengan
tujuan (Swansburg, 2010). Ivanceivich (2014) berpendapat
bahwa karakteristik organisasi meliputi komitmen organisasi
dan hubungan kerja antara pekerja dengan supervisor yang
akan mempengaruhi kepuasan terhadap individu.
b) Karakteristik kelompok
Kelompok merupakan unit komunitas yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang memiliki suatu kesatuan tujuan dan
pemikiran serta integritas antar anggota yang lebih tinggi
(Rusmana, 2009). Karakteristik kelompok adalah: adanya
interaksi, adanya struktur, kebersamaan, adanya tujuan, ada
suasana kelompok, dan adanya dinamika interdependensi.
Anggota kelompok melakukan peran tugas, peran
pembentukan, pemeliharaan kelompok, dan peran individu.
Anggota melaksanakan hal-hal ini melalui hubungan
interpersonal. Tekanan dari kelompok sangat berpengaruh
terhadap hubungan interpersonal dan tingkat kepatuhan
individu karena individu terpaksa mengalah dan mengikuti
perilaku mayoritas kelompok meskipun sebenarnya individu
tersebut tidak menyetujuinya (Rusmana, 2009).
c) Karakteristik pekerjaan
Menurut Swansburg (2010) karakteristik pekerjaan akan
memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja lebih giat

13
dan menumbuhkan semangat kerja yang lebih produktif karena
karakteristik pekerjaan merupakan proses membuat akan lebih
berarti, menarik dan menantang sehingga dapat mencegah
seseorang dari kebosanan. Karakteristik pekerjaan memiliki
sifat yang berbeda antara pekerjaan satu dengan pekerjaan yang
lainnya yang bersifat khusus dan merupakan inti pekerjaan
yang berisikan sifat-sifat tugas yang ada didalamnya.
d) Karakteristik lingkungan
Perawat harus mampu bekerja dalam lingkungan yang terbatas
dan berinteraksi secara langsung dengan staf lain, pengunjung,
dan tenaga kesehatan lain. Kondisi ini yang dapat
menyebabkan terjadinya penurunan motivasi terhadap
pekerjaannya, menyebabkan stres, dan kepenatan (Swansburg,
2010).
Efektifitas peraturan dalam suatu sistem organisasi juga
tidak terlepas dari faktor ketaatan atau kepatuhan dari tiap
anggota organisasi terhadap aturan yang ada. Kelman
membedakan kualitas ketaatan atau kepatuhan terhadap aturan
dalam tiga jenis, yaitu:
i. Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat
terhadap suatu aturan hanya karena ia takut terkena sanksi.
ii. Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang
taat terhadap suatu aturan hanya karena takut hubungan
baiknya dengan seseorang menjadi rusak.
iii. Ketaatan yang bersifat internalisation, yaitu jika seseorang
taat terhadap suatu aturan karena benar-benar ia merasa
bahwa aturan tersebut materi dan spiritnya sesuai dengan
nilai-nilai intrinsik yang dianutnya.
Peraturan berjalan kurang efektif bila derajat ketaatannya hanya
berkisar di compliance atau identification saja. Sebaliknya, bila
derajat kepatuhannya mencapai internalisation, berarti kualitas

14
efektifitas peraturan tersebut sudah sangat tinggi, sehingga
sistem berjalan sesuai dengan aturan yang ada tanpa
menekankan fungsi kontrol yang ketat.

3. Obat
a. Definisi Obat
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Pasal 1 Ayat (8) (Tentang Kesehatan) Obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.
Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi
yang digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan
dan perbaikan maupun pencegahan terhadap gangguan kesehatan
tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang memiliki hubungan
erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry,
2009).
Jadi, definisi obat merupakan sebuah terapi primer tersusun
atas substansi zat kimia yang digunakan dalam proses diagnosis,
penyembuhan atau perbaikan dan pencegahan terhadap proses
penyakit serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara biologis.
b. Penggolongan Obat
Penggolongan obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 917/Menkes/Per/X /1993 “Tentang Wajib Daftar Obat Pasal
1 bagian 3” yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor
3 tahun 2021 “Tentang perubahan penggolongan, pembatasan dan
kategori obat” Pasal 2 Obat yang telah disetujui pendaftarannya
sesuai dengan penggolongan dan pembatasan obat.

15
Penggolongan obat ini terdiri atas: obat bebas, obat bebas
terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.

Tabel 1. Penggolongan Jenis Obat


No Penandaan Golongan Contoh Keterangan
Golongan obat ini bisa dibeli
1 Obat Bebas Vitamin bebas di apotek, bahkan di
warung, tanpa resep dokter.
Dulu disebut daftar W, obat-
2 Obat anti
Obat bebas obatan yang dalam jumlah
mabuk
terbatas tertentu masih bisa dibeli di
(Antimo),
apotek, tanpa resep dokter.
anti flu
Terdapat tanda kotak kecil
(Noza)
berdasar warna gelap dengan
tulisan (Gambar 1).
Antibiotik
(tetrasiklin,
penisilin) obat- Dulu disebut obat daftar G
obatan yang = gevaarlijk = berbahaya)
3 Obat Keras mengandung yaitu obat berkhasiat keras
hormon (obat yang untuk memperolehnya
diabetes harus dengan resep dokter.
mellitus, obat
penenang)
4 Narkotika Morphin, Obat-obat ini sama dengan
Codein narkoba yang kita kenal
dapat menimbulkan
ketagihan dengan segala
konsekuensi yang sudah kita
tahu.
(Permenkes RI no 917/Menkes/Per/X /2017)

4. Kepatuhan Perawat dalam Pemberian obat


Disiplin perawat sangat dibutuhkan dalam menjalankan
prinsip benar dalam pemberian obat karena merupakan salah satu
kunci keberhasilan dalam pelaksanaan pemberian obat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan perawat dalam penerapan
prinsip lima benar pemberian obat di ruang rawat inap di satu rumah
sakit swasta di Indonesia tengah masih kurang. Hasil penelitian ini

16
menunjukkan bahwa 70,59% perawat di ruang rawat inap belum
menerapkan seluruh item dalam prinsip benar pemberian obat
kepada pasien sesuai dengan SPO yang berlaku.
Pengetahuan merupakan dasar dari tindakan seseorang.
Pengetahuan yang baik akan membentuk dasar tindakan seseorang
agar menjadi lebih baik. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang
baik tentang pemberian obat akan mempunyai cukup informasi
tentang Pemberian Obat sehingga seseorang tersebut berminat untuk
melakukan Penerapan Prinsip 7 (tujuh) Benar pada pasien. Hal ini
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Notoadmodjo (2018),
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dipengaruhi oleh
banyak atau sedikitnya informasi yang sudah didapatkan oleh
seseorang tersebut. Dengan tidak ada ataupun kurangnya informasi
mengenai Pemberian Obat dan Penerapan Prinsip 7 (tujuh) Benar
yang didapat oleh perawat maka perawat tidak akan memiliki
pengetahuan yang dapat membuatnya menjadi berupaya dalam
melakukan penerapan prinsip 7 (tujuh) benar. Dengan demikian
perawat dapat lebih meningkatkan pengetahuannya dan selanjutnya
dapat menerapkan Prinsip 7 (tujuh) benar pemberian obat kepada
pasien. Sejauh ini perawat telah melakukan aplikasi atau penerapan
pelaksanaan prinsip 7 benar, akan tetapi masih ada beberapa hal
yang harus ditingkatkan termasuk pola pikir perawat dalam
menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat.

5. Peran Perawat Dalam Prinsip 7 Benar Pemberian Obat


a. Definisi Perawat
Menurut UU Nomor 38 Tahun 2014 Bab 1 Pasal 1 (Tentang
Keperawatan) Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

17
undangan. Perawat merupakan tenaga kesehatan dengan jumlah
tersebar dalam pelaksanaaan pelayanan kesehatan pada fasilitas
pelayanan kesehatan di setiap tingkatan. (PPNI, 2018)
b. Peran Perawat
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989
(Hidayat, 2011) terdiri dari tujuh peran yaitu :
1) Pemberi asuhan keperawatan
Perawat memperhatikan kebutuhan dasar manusia klien dengan
memberikan pelayanan keperawatan salah satunya memberikan
obat dengan benar untuk membantu dalam proses penyembuhan.
2) Advokat
Perawat berperan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh klien dan keluarga dan membantu klien dalam pengambilan
keputusan tindakan pengobatan yang akan diberikan, dan juga
berperan dalam melindungi hak pasien.
3) Edukator
Perawat berperan memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyakit, gejala dan pengobatan yang akan diberikan bagi klien.
4) Koordinator
Perawat mengoordinasi aktivitas tim kesehatan dalam
pemberian obat saat mengatur perawatan pasien, serta waktu
kerja dan sumber daya yang ada di rumah sakit.
5) Kolaborator
Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter
dan farmasi yang bekerja di rumah sakit untuk menentukan
pemberian obat yang tepat untuk klien.
6) Konsultan
Perawat berkonsultasi dengan tim kesehatan dalam pemberian
obat terkait tindakan keperawatan yang akan diberikan sudah
tepat.

18
7) Pembaharu
Peran ini perawat sebagai pembaharu dengan membuat
perencanaan pemberian obat dengan metode pelayanan
keperawatan yang sudah dikonsultasikan dengan tim kesehatan
lain. Dalam hal ini perawat juga sangat berperan penting dalam
proses pelaksanaan pemberian obat. Perawat juga perlu
pengetahuan dan keterampilan serta pengetahuan yang sangat
baik agar perawat mengerti mengapa obat itu diberikan dan
bagaimana kerja obat di dalam tubuh serta tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian obat. Perawat perlu memeriksa
apakah klien dapat meminum obatnya sendiri, apakah obat
sudah diminum benar dan tepat waktu serta perhatikan efek obat
(Potter & Perry, 2009)
c. Prinsip 7 benar dalam pemberian obat
Perawat sebagai pelaksana dalam memberikan obat hanya boleh
memberikan obat sesuai dengan resep yang telah diberikan oleh
dokter dan melakukan pengecekan ulang apabila ada keraguan
terhadap instruksi tersebut. Proses pemberian obat minimal
menggunakan prinsip 7 benar dalam pemberian obat dengan cara
membandingkan resep yang didapatkan terhadap label obat. Adapun
prinsip 7 benar berdasarkan standar yang berlaku di Rumah Sakit
(Kemenkes RI, 2016)
1) Benar pasien
Perawat harus memastikan sebelum memberikan obat apakah
obat yang diberikan benar sesuai dari catatan keperawatan
dengan identitas gelang klien. Identifikasi menggunakan dua
identitas klien dan penanda alergi klien.
2) Benar jenis obat
Sebelum memberikan obat pada klien, perawat memastikan
kembali obat yang telah diresepkan oleh dokter dengan
memeriksa label obat dengan double check.

19
3) Benar dosis
Setelah memastikan bahwa obat yang akan diberikan pada klien
benar, perawat juga perlu memastikan dosis dengan jumlah yang
benar. Semua perhitungan dosis obat harus diperiksa ulang agar
tidak terjadi kesalahan pemberian obat.
4) Benar waktu
Perawat perlu memastikan kapan waktu yang tepat untuk
memberikan obat. Sebagai contoh klien diberikan resep obat
dokter yang diberikan 8 jam sekali dalam tiga kali sehari, misal
dari pukul 6 pagi, 2 sore, dan jam 10 malam.
5) Benar cara pemberian
Sikap hati-hati sangat diperlukan agar perawat dapat
memberikan obat yang benar. Perawat perlu memastikan apakah
obat yang akan diberikan sudah dengan jalur yang tepat. Perawat
juga perlu berkonsultasi pada dokter jika tidak disertakan jalur
pemberian obat.
6) Benar Informasi
Pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang obat
yang akan diberikan sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam
pemberian obat. Perawat mempunyai tanggungjawab dalam
melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan
masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti
manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan
benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil
yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi
yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat
dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
menjalankan aktivitas sehari -hari selama sakit, dsb.
7) Benar dokumentasi
Setelah pemberian obat perawat harus mencatat tindakan yang
telah diberikan segera setelah tindakan dengan mencatat nama

20
klien, nama obat dan alergi, dosis obat, jalur obat, serta waktu
pemberian obat.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian obat
Menurut (Harmiady, 2014) menyatakan ada tiga faktor yang
mempengaruhi perawat dalam pemberian obat antara lain:
1) Tingkat pengetahuan perawat
Perawat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung
untuk mampu melaksanakan prinsip benar dalam pemberian obat
dengan tepat dibandingkan yang memiliki pengetahuan yang
kurang baik. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang
baik akan memiliki sikap yang baik dan mengamalkan ilmu
tersebut. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar
untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap
masalah yang dihadapi oleh pasien.
Pengetahuan diperlukan untuk mendapat informasi
misalnya hal-hal yang menunjang pengambilan tindakan yang
tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan
keputusan sehingga nantinya akan memotivasi perawat untuk
bersikap dan berperan serta dalam peningkatan kesehatan pasien
dalam hal ini pemberian tindakan pemberian obat dengan tepat.
2) Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang telah dicapai oleh perawat dapat
digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat dan juga berperan dalam menurunkan
angka kesakitan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan
seseorang dapat membantu menekan/menurunkan tingginya
angka kesakitan pada pasien (Nursalam, 2012).
Semakin tinggi tingkat pendidikan perawat maka semakin
baik kemampuan perawat dalam melaksanakan prinsip-prinsip
dalam pemberian obat. Hal ini disebabkan karena ukuran tingkat

21
pendidikan seseorang bisa menjadi tolak ukur sejauh mana
pemahaman perawat terhadap prosedur dan prinsip yang berlaku
dalam lingkup kerjanya.
3) Motivasi Kerja
Motivasi kerja perawat merupakan tingkah laku seseorang
yang mendorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya
suatu kebutuhan baik secara internal maupun eksternal dalam
melaksanakan perannya. Semakin baik motivasi kerja yang
dimiliki perawat maka cenderung mendorong diri mereka untuk
melaksanakan prinsip dan prosedur yang berkaitan dibandingkan
yang memiliki motivasi yang kurang.
Timbulnya motivasi dalam diri seorang perawat dapat
disebabkan oleh adanya rasa tanggung jawab yang timbul dalam
diri seorang atau aspek internal perawat. Oleh sebab itu ketika
perawat memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap
pasien maka tentunya perawat akan berusaha semaksimal
mungkin untuk melakukan tindakan yang cepat, tepat dan terarah
untuk mengatasi masalah pasien termasuk ketepatan dalam
pemberian obat. Sedangkan aspek internal perawat berasal dari
lingkup rumah sakit. Rumah sakit akan memberikan rangsangan
tersebut baik dalam bentuk penghargaan yang diterima, insentif
kerja serta pujian. Hal inilah yang bisa menimbulkan suatu
dorongan untuk selalu berbuat yang lebih baik.
e. Akibat Kesalahan Pemberian Obat
Kemenkes (2011) akibat kesalahan pemberian obat dibagi menjadi
dua yaitu:
1) Adverse drug event adalah suatu insiden dalam pengobatan yang
dapat menyebabkan kerugian pada pasien. Adverse drug event
meliputi kerugian yang bersifat intrisik bagi individu/pasien
Contoh:

22
a) Meresepkan obat Nonsteroid Anti-Inflammatory Drugs
(NSAID pada pasien dengan riwayat penyakit ulkus
peptikum yang terdokumentasi di rekam medis, yang dapat
menyebabkan pasien menggalami perdarahan saluran cerna.
b) Memberikan terapi antiepilepsi yang salah, dapat
menyebabkan pasien mengalami kejang.
2) Adverse drug reaction merupakan respon obat yang dapat
membahayakan dan menimbulkan kesalahan dalam pemberian
obat seperti hipersensitivitas, reaksi alergi, toksisitas dan
interaksi antar obat berdasarkan penelitian Nurinasari (2014)
sebagai berikut:
a) Hipersensitivitas
Reaksi yang muncul ketika klien sensitif terhadap efek obat
karena tubuh menerima dosis obat yang berlebihan.
hipersensitivitas obat biasanya terjadi sekitar 3 minggu
hingga 3 bulan setelah pemberian obat, yang ditandai oleh
demam dan munculnya lesi pada kulit.
b) Alergi
Reaksi alergi obat adalah reaksi melalui mekanisme
imunologi terhadap masuknya obat yang dianggap sebagai
benda asing dalam tubuh dan tubuh akan membuat antibodi
untuk mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh.
c) Toksisitas
Akibat dosis yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan
zat di dalam darah karena gangguan metabolisme tubuh.
d) Interaksi antar obat
Reaksi suatu obat dipengaruhi oleh pemberian obat secara
bersamaan, sehingga terjadi interaksi obat yang kuat atau
bertentangan terhadap efek dari obat.

23
B. Kerangka Teori
Benar Pemberian obat :
Tingkat Pengetahuan:
1. Pasien
- Tahu
2. Jenis Obat
- Memahami
3. Dosis
- Aplikasi
4. Waktu
- Analisa
5. Cara Pemberian
- Sintesis
6. Informasi
- Evaluasi
7. Dokumentasi

Kepatuhan Perawat
Pengetahuan dalam penerapan prinsip
7 benar pemberian obat

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan:


Faktor – Faktor yang - Faktor Internal
mempengaruhi Pengetahuan: 1. Pengetahuan
- Pendidikan 2. Sikap
- Pekerjaan 3. Kemampuan
- Pengalaman 4. Motivasi
- Usia -Faktor Eksternal
- Lingkungan 1. Karakteristik Organisasi
- Minat 2. Karakteristik Kelompok
- Informasi 3. Karakteristik Pekerjaan
4. Karakteristik Lingkungan

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : (Meliono, 2016), (Kartikasari,2010), (Notoatmodjo, 2018, (Nursalam,


2016), (Stanley 2007 dalam Sari 2018), Kamidah (2015), (Kemenkes RI, 2016),
(Hidayat, 2011)

C. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian. Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara
dua variabel, variabel bebas dan variabel terikat, hipotesis berfungsi untuk
menentukan kearah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan
yang harus dibuktikan. Oleh sebab itu, hipotesis harus spesifik, kongkret, dan
observable (dapat diamati/diukur) (Notoatmodjo, 2014)

24
Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS
Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat.

H0 : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam


penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS
Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat.

25
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep penelitian yang


berjudul hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam penerapan
prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS Primaya PGI Cikini
Jakarta Pusat:

Variabel Independen Variable Dependen

Kepatuhan Perawat
Pengetahuan Perawat: dalam penerapan prinsip
1. Baik 7 benar pemberian obat:
2. Cukup 1. Patuh
3. Kurang 2. Tidak Patuh

Faktor – Faktor yang


mempengaruhi Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan:
Pengetahuan: - Faktor Internal
- Pendidikan 1. Pengetahuan
- Pekerjaan 2. Sikap
- Pengalaman 3. Kemampuan
- Usia 4. Motivasi
- Lingkungan -Faktor Eksternal
- Minat 1. Karakteristik Organisasi
- Informasi 2. Karakteristik Kelompok
3. Karakteristik Pekerjaan
4. Karakteristik Lingkungan

Keterangan : = Tidak diteliti


= Diteliti

Bagan 3.1. Kerangka Konsep

26
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan perencanaan penelitian yang menyeluruh
yang menyangkut semua komponen dan langkah penelitian dengan
mempertimbangkan etika penelitian, sumber daya penelitian dan kendala
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain yang menggunakan deskriptif korelasi yaitu untuk
mengetahui hubungan antara variabel dengan menggunakan pendekatan
Cross sectional. Dimana peneliti ingin mengetahuai adanya hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini.Penelitian ini
menganalisa Hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat inap RS Primaya
PGI Cikini Jakarta.

C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengenai “Hubungan
Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar
Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat
adalah:
1. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah kepatuhan
perawat dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat
inap
2. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Pengetahuan
Perawat.

27
28

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

N Definisi Alat Skala


Variabel Cara ukur Hasil ukur
o Operasional Ukur ukur
1 Independen Yaitu skor Kuesioner ini berisi 20 Kuesioner Ordinal 1. Baik, bila
Pengetahuan atau nilai yang pertanyaan dengan A menjawab
didapat oleh pilihan jawaban 16-20
perawat menggunakan skala pertanyaan
diruang Gutman yaitu pilihan benar (76-
instalansi jawaban “Benar” dan 100% ) .
rawat inap “Salah”. Kuesioner ini 2. Cukup, bila
terkait hal terdiri dari 13 menjawab
yang pertanyaan positif 11-15
berhubungan (Favorable) yaitu pertanyaan
dengan prinsip nomor 1,2,3,5,6,8,10, benar (56-
7 benar 11,12,dan 13, 16, 17, 75%).
pemberian 20 yang jika jawaban 3. Kurang,
obat “Benar” akan diberi bila
skor 1, bila jawaban menjawab
“Salah” akan diberi <11
skor 0. Terdapat 7 pertanyaan
pertanyaan negative benar
(Unfavorable) yaitu (<56%)
pertanyaan nomor
4,7,9,14, 15, 18 dan 19
yang jika jawaban
“Benar” akan diberi
skor 0, bila jawaban
“Salah” akan diberi
skor 1. Total skor
tertinggi pada
kuesioner ini yaitu 20
dan terendah 0
2 Dependen Perilaku Lembar Observasi Instrument Nominal 1. Patuh skor
Kepatuhan perawat dalam berisi dari 7 item B 21 (100%)
Perawat melakukan proses identifikasi 2. Tidak patuh
dalam pemberian yang terdiri dari 2 skor <21
penerapan obat sesuai pilihan penilaian “Ya” (0-99,9%)
prinsip 7 dengan prinsip diberikan nilai 1 dan
benar 7 benar “Tidak” diberikan
pemberian nilai 0. Karena 3 kali
obat observasi maka Total
skor tertinggi yaitu 21
dan terendah 0.
29

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2019:126). Populasi pada penelitian ini adalah
perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap B, K dan VIP
Anggrek RS Primaya PGI Cikini Jakarta total keseluruhan berjumlah 41
orang perawat.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Dalam mengambil sampel digunakan cara atau tehnik tertentu,
sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya.
Pengambilan sampel ditentukan dengan cara non probability sampling
menggunakan teknik total sampling. Arikunto (2017) mengatakan bahwa
apabila subjeknya kurang dari 100, maka seluruh populasi menjadi sampel
penelitian.Populasi dalam penelitian adalah perawat pelaksana di 3 ruang
rawat inap (B,K,Vip Anggrek) di RS Primaya PGI Cikini Jakarta. Maka
teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total
sampling yaitu sebanyak 41 responden.
Adapun kriteria yang sudah ditentukan pada penelitian ini adalah:
a. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1) Perawat bersedia menjadi responden.
2) Perawat yang bertugas sebagai perawat pelaksana di ruang rawat
inap B, K dan vip anggrek
b. Kriteria Eksklusi
1) Perawat yang sedang izin sakit, cuti hamil dan cuti panjang
2) Peneliti
3) Kepala ruang
30

F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer, dimana data yang didapat
oleh peneliti langsung dari sumbernya dengan menggunakan kuesioner. Pada
kuesioner akan diberikan beberapa pertanyaan tertutup, yang mengacu pada
definisi operasional dari setiap indikator variabel yang penelitian yang diteliti.
Kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan materi yang ditampilkan
pada bab II dan kerangka konsep bab III, kuesioner berisi pertanyaan antara
lain :
1. Data demografi (karaketristik individu) perawat yang terdiri dari nama,
umur, masa kerja, pendidikan, dan jenis kelamin.
2. Instrumen A yang berisi pernyataan mengenai kuesioner pengetahuan
perawat dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di ruang rawat
inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat. Kuesioner ini berisi 20
pertanyaan dengan pilihan jawaban menggunakan skala Gutman yaitu
pilihan jawaban “Benar” dan “Salah”. Kuesioner ini terdiri dari 13
pertanyaan positif (Favorable) yaitu nomor 1,2,3,5,6,8,10,11,12,13, 16,17
dan 20 yang jika jawaban “Benar” akan diberi skor 1, bila jawaban
“Salah” akan diberi skor 0. Terdapat 7 pertanyaan negative (Unfavorable)
yaitu pertanyaan nomor 4,7,9,14,15,18 dan 19 yang jika jawaban “Benar”
akan diberi skor 0, bila jawaban “Salah” akan diberi skor 1. Total skor
tertinggi pada kuesioner ini yaitu 20 point dan terendah 0 point. Hasil ukur
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Baik, bila menjawab 16-20 pertanyaan benar (76-100%).
b. Cukup, bila menjawab 11-15 pertanyaan benar (55-75%).
c. Kurang, bila menjawab <11 pertanyaan benar (<55%)
3. Instrument B berupa lembar observasi yang akan digunakan yaitu lembar
identifikasi pasien yang dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 7 item
proses identifikasi yang terdiri dari 2 pilihan penilaian “Ya” diberikan nilai
1 dan “Tidak” diberikan nilai 0. Observasi dilakukan 3 kali sehingga Total
skor tertinggi yaitu 21 dan terendah 0. Hasil ukur dikelompokkan sebagai
berikut :
31

a. Patuh : Skor 21 (100%)


b. Tidak Patuh : Skor <21 (<100%)

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi
pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti dengan
demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek penelitian (Endang,2018). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kuesioner pengetahuan responden.
Keputusan uji validitas menggunakan tabel item total statistik
kolom “corrected item total” sebagai berikut:
a. Bila r hitung > r tabel maka, Ho ditolak artinya variabel valid
b. Bila r hitung < r tabel maka, Ho diterima artinya variabel tidak valid
Dalam penelitian ini, validitas instrument dilakukan dengan
berbasis komputer menggunakan SPSS 26 untuk mengetahui item yang
valid dan tidak valid dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel
dengan taraf kepercayaan dinyatakan valid. Uji validitas dilakukan pada
Perawat pelaksana diruang rawat inap sebanyak 30 responden.
Berdasarkan hasil uji validitas variabel Pengetahuan didapatkan r hitung
lebih besar dari r tabel (r>0,361) untuk setiap pertanyaan dan dinyatakan
valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas
data atau temuan. Dalam pandangan positifistic (kuantitatif) ,suatu data
dinyatakan realiabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama
menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama dalam waktu
berbeda menghasilkan data yang sama atau sekelompok data bila di pecah
menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.( Endang,2018).
32

Pengukuran uji reabilitas melalui Cronbach’s Alpha. Jika


Cronbach’s Alpha lebih besar dari r table maka dapat dikatakan instrumen
tersebut reabil. Seperti tabel berikut :
Tabel 3.2
Kemantapan Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d 0,20 Kurang Reliable
>0,20 s.d 0,40 Angka Reliable
>0,40 s.d 0,60 Cukup Reliable
>0,60 s.d 0,80 Reliable
>0,80 s.d 1,00 Sangat Reliable
Sumber: Hidayat, 2014

Berdasarkan hasil uji reabilitas kuesioner pengetahuan responden


pada setiap pertanyaan dikatakan reliabel karena nila Cronbach Alpha >
0,857 ( sangat Reliabel)

H. Pengumpulan Data
Adapun tahapan pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan surat izin permohonan data awal untuk penelitian kepada
direktur utama RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat.
2. Pengajuan surat izin untuk penelitian kepada RS Primaya PGI Cikini
Jakarta Pusat.
3. Memperoleh surat izin penelitian dari RS Primaya PGI Cikini Jakarta
Pusat.
4. Peneliti menentukan sampel penelitian dengan cara meminta data jumlah
perawat dibagian keperawatan RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat.
5. Melakukan informed consent kepada perawat pelaksana di RS Primaya
PGI Cikini Jakarta Pusat untuk memberikan informasi dan teknis
penelitian serta persetujuan menjadi responden.
6. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner A
menggunakan google forms yang diberikan kepada responden yang dalam
penyebarannya melalui whastapp. Dan untuk mendapatkan data kepatuhan
33

peneliti menggunakan asisten peneliti yaitu perawat dengan kualifikasi


PK3/ Ners yang akan membantu melakukan observasi. Asisten peneliti
berjumlah 2 orang. Kedua asisten akan diberikan pengarahan untuk
persamaan persepsi dengan isi lembar observasi. Persamaan persepsi
meliputi kriteria penilaian dengan checklist “Ya” bila dilakukan dan
checklist “tidak” bila tidak dilakukan. Proses observasi tidak boleh
diketahui oleh responden. Observasi dilakukan sebanyak 3x kepada
responden pada saat perawat memberikan obat kepada pasien.

I. Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data kuantitatif ini menggunakan program SPSS. Pengolahan data
ini melalui beberapa tahap antara lain :
1. Editing Data
Hasil kuesioner yang diperoleh melalui responden di edit terlebih dahulu
untuk mengetahui apakah data tersebut baik atau dapat segera disiapkan
untuk proses berikutnya.
2. Koding Data
Penulis melakukan pengkodean, yaitu merubah data berbentuk kalimat
dengan huruf menjadi data angka.
a. Umur
Usia 21-30 tahun : Kode 1
Usia 31-40 tahun : Kode 2
Usia 41-50 tahun : Kode 3
Usia 51-60 tahun : Kode 4
b. Jenis kelamin
Laki-laki : Kode 1
Perempuan : Kode 2
c. Pendidikan
D III : Kode 1
Ners : Kode 2
34

d. Masa Kerja
0-5 Tahun : Kode1
6-10 Tahun : Kode 2
>10 Tahun : Kode 3
e. Status Kepegawaian
Tetap : Kode 1
Kontrak : Kode 2
f. Pengetahuan Perawat
Baik : Kode 1
Cukup : Kode 2
Kurang : Kode 3
g. Kepatuhan Perawat
Patuh : Kode 1
Tidak Patuh : Kode 2
3. Memasukan data (data entry)
Peneliti memasukkan data-data responden ke dalam program SPSS,
memproses data kedalam program dengan cara menghubungkan secara
frekuensi sesuai dengan pengelompokan variabel-variabel yang diteliti
dalam responden.
4. Cleaning data
Peneliti melakukan pengecekan kembali data yang sudah dientry untuk
melihat kemungkinan ada kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
kemudian dilakukan koreksi.

J. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Uji statistik dilakukan menggunakan perangkat lunak komputer yaitu
SPSS. Data pada analisa univariat ini dijadikan dalam bentuk data
menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran presentase (%) atau
proporsi dengan menggunakan rumus Sturgess.
35

b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square, Adapun langkah
sebagai berikut:
1) Aktifkan lembar kerja di komputer, lalu klik pada variabel view, pada
bagian name tuliskan pengetahuan perawat dan kepatuhan perawat.
2) Klik bagian data view dan masukan nilai atau skor dari masing masing
variabel.
3) Lalu klik analyze, descriptive statistic, lalu pilih cross tab.
4) Kemudian muncul kotak dialog dengan nama Cross Tab, kemudian
pindahkan variabel pengetahuan ke bagian Colum dan variable
kepatuhan di bagian row. Lalu klik statistic muncul kotak dialog
dengan nama “Crosstab Statistic”. Berilah tanda (√) pada Chi-Square
dan continue
5) Terakhir klik OK dan akan keluar output data olahan SPSS.Hasil
kemaknaan perhitungan statistik yang digunakan adalah a = 0,05.
Hasil uji dikatakan bermakna apabila memiliki p value < 0,05

K. Etika Penelitian
Proses Etik Penelitian keluar pada tanggal 24 Juni 2022 dengan Nomor
058/KEP/STIKI/VI/2022. Prinsip etik dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).
a. Peneliti mempertimbangkan hak-hak responden yang menjadi subjek
penelitian seperti berhak menolak menjadi responden, berhak berhenti
menjadi partisipan dan berhak mendapat privacy nya.
b. Peneliti menjelaskan tujuan dilakukannya penelitian kepada responden
c. Peneliti memberikan hak kepada responden untuk berpartisipasi atau
tidak tanpa ada pemaksaan sehingga penelitian yang telah dilakukan
telah mendapat persetujuan dari responden untuk berpartisipasi.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy
and confidentiality).
36

Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain


dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian
minimal. Prinsip etik berbuat baik, mempersyaratkan bahwa:
a. Risiko penelitian harus wajar (reasonable) dibanding manfaat yang
diharapkan;
b. Desain penelitian harus memenuhi persyaratan ilmiah (scientifically
sound);
c. Para peneliti mampu melaksanakan penelitian dan sekaligus mampu
menjaga kesejahteraan subjek penelitian dan;
d. Prinsip do no harm (non maleficent - tidak merugikan) yang menentang
segala tindakan dengan sengaja merugikan subjek penelitian. Peneliti
menjaga privasi dan merahasiakan informasi yang telah diberikan pada
responden, tidak mendokumentasikan, sehingga data informasi
responden dijamin kerahasiaannya dan memberikan kode pada setiap
kuesioner dengan initial sehingga data tidak tertukar.
3. Prinsip keadilan (justice)
Dalam penelitian ini menjelaskan prinsip etik keadilan mengacu pada
kewajiban etik untuk memperlakukan setiap orang (sebagai pribadi
otonom) sama dengan moral yang benar dan layak dalam memperoleh
haknya. Peneliti menghormati dan menjelaskan kepada responden tentang
penelitian terkait pengetahuan sebelum responden mengisi lembar
kuesioner.

L. Lokasi dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Primaya PGI Cikini Jakarta
Pusat di unit perawatan rawat inap yaitu ruang B, K dan VIP Anggrek. Waktu
penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
37

Tabel 3.3
Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept


1 Tahap persiapan
a. Mengajukan 2 judul
penelitian kepada
koordinator mata kuliah
skripsi
b. Menyiapkan perlengkapan
seperti perizinan untuk
melakukan studi
pendahuluan
c. Melakukan studi
pendahuluan
d. Menyusun proposal skripsi
e. Berkonsultasi dengan
pembimbing penelitian yang
sudah ditetapkan
f. Melakukan seminar proposal
skripsi
g. Melakukan perbaikan atau
revisi mengenai skripsi yang
sudah di seminarkan
2 Tahapan pelaksanaan
a. Mendapatkan ijin untuk
melanjutkan penelitian
b. Uji validitas dan reliabilitas
instrumen
c. Melaksanakan penelitian
sesuai tempat dan lokasi
penelitian yang ditetapkan
3. Tahap akhir
a. Pengolahan data
b. Penyusunan laporan
penelitian yang sudah
dilakukan
c. Melakukan bimbingan
dengan dosen pembimbing
d. Melakukan sidang skripsi
sebagai pertanggung jawaban
mengenai penelitian yang
sudah dilakukan
e. Penggandaan laporan
penelitian yang sudah tepat
38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakterisitik Responden Perawat
di Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


1 Usia
21-30 Tahun 15 36.6
31-40 Tahun 19 46.3
41-50 Tahun 6 14.6
51-60 Tahun 1 2.4
Total 41 100.0
2 Jenis Kelamin
Laki-Laki 0 0
Perempuan 41 100
Total 41 100
3 Pendidikan
D3 34 82.9
S1 7 17.1
Total 41 100.0
4 Status Pekerjaan
Tetap 36 87.8
Kontrak 5 12.2
Total 41 100.0
5 Lama Kerja
0-5 Tahun 11 26.8
6-10 Tahun 14 34.1
>10 Tahun 16 39.0
Total 41 100.0
Sumber : Analisis data primer 2022
Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak rentang usia
31-40 tahun yaitu sebanyak 19 orang (46,3%), seluruh responden berjenis
kelamin perempuan 41 orang (100%), berdasarkan tingkat pendidikan
responden sebagian besar adalah DIII yaitu sebanyak 34 orang (82,9%),
berdasarkan status pekerjaan sebagian besar responden sudah tetap
39

sebanyak 36 orang (87,8%), dan berdasarkan masa kerja paling banyak


perawat dengan masa kerja >10 tahun yaitu sebanyak 16 orang (39,0%).

2. Univariat
a. Pengetahuan
Tabel 4.2
Pengetahuan Perawat Tentang Prinsip 7 Benar Pemberian Obat
di Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini

No Pengetahuan Jumlah Persentase(%)


1 Baik 27 65.9
2 Cukup 14 34.1
Total 41 100.0
Sumber : Analisis data primer 2022
Gambaran pengetahuan perawat tentang prinsip 7 benar pemberian
obat diruang rawat inap RS Primaya PGI Cikini sebagian besar
memiliki pengetahuan “Baik” yaitu sebanyak 27 responden (65,9%),
kategori “Cukup” sebanyak 14 responden (34,1%).
b. Kepatuhan
Tabel 4.3
Kepatuhan Perawat dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat di
Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini

No Kepatuhan Perawat Jumlah Persentase(%)


1 Patuh 26 63.4
2 Tidak Patuh 15 37.6
Total 41 100.0
Sumber : Analisis data primer 2022
Gambaran kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat di ruang rawat inap rumah sakit Primaya PGI Cikini
sebagian besar “Patuh” yaitu sebanyak 26 responden (63,3%), dan
sebagian kecil pada kategori “Tidak Patuh” yaitu hanya 15 responden
(37,6%).
40

3. Bivariat
Tabel 4.4
Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan
Prinsip 7 Benar Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Primaya PGI Cikini Jakarta
Pengetahuan Baik Cukup % P
Total
Kepatuhan n % n % value
Patuh 25 61 2 4.9 27 65.9
Tidak Patuh 1 2.4 13 31.7 14 34.1 0.000
Total 26 63.4 15 35.6 41 100

Sumber : data primer 2022


Berdasarkan tabel diatas, responden yang memiliki pengetahuan
“Baik” dan “Patuh” sebanyak 25 responden (61%) sedangkan yang “Tidak
Patuh sebanyak 1 responden (2.4%). Responden yang memiliki
pengetahuan “Cukup” dan “Patuh” sebanyak 2 responden (4.9%)
sedangkan yang memiliki pengetahuan “Cukup” dan “Tidak Patuh”
sebanyak 13 responden (31,7%). Hasil Uji bivariate dengan menggunakan
Chi Square didapatkan nilai p value 0.000 < 0.05. Karena nilai p value < α,
maka Ho ditolak, Hα diterima yang berarti terdapat Hubungan
Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan Prinsip 7
Benar Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Primaya PGI
Cikini Jakarta.

B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
a. Usia
Hasil penelitian menunjukan usia paling banyak rentang usia 31-40
tahun yaitu sebanyak 19 orang (46,3%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan yang dilakukan oleh Kurniawan (2019) yang mengatakan
kelompok usia perawat paling banyak usia 31-40 tahun. Sejalan juga
dengan penelitian yang dilakukan Pranasari (2016) yang mengatakan
usia paling banyak yang menjadi responden yaitu 31-40 tahun.
41

Robbins (2016) mengemukakan bahwa usia 20-40 tahun


merupakan tahap dewasa muda. Tahap dewasa muda merupakan
perkembangan puncak dari kondisi fisik dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Hal ini diperkuat oleh
Masdani dalam Wahjudi (2018) yang mengatakan bahwa dalam tahap
dewasa awal, setiap individu memiliki kemampuan kognitif dan
penilaian moral yang lebih kompleks.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Elita (2021)
menyatakan bahwa usia akan mempengaruhi karakter dalam
mempelajari, memahami serta menerima suatu perubahan sehingga
akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas kerja seseorang.
Penelitian lain oleh Sopia (2018) mengatakan bahwa usia juga
menentukan kemampuan seseorang untuk bekerja, termasuk
bagaimana merespon stimulasi. Anwar (2017) juga menyatakan bahwa
seseorang pada usia 21 tahun sampai 30 tahun lebih adaptif sehingga
dalam melakukan suatu prosedur lebih cepat tanggap dan
melakukannya dengan benar.
Menurut asumsi peneliti, kelompok umur 31-40 tahun bagi seorang
yang berprofesi sebagai perawat, usia ini merupakan kelompok usia
pertengahan yang berarti bukan junior tetapi belum menjadi senior
sehingga secara pengetahuan masih update dan secara pengalaman
juga cukup. Keseimbangan ini membuat rentang usia perawat 31-40
tahun ini mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja sehingga dalam
penerapan prinsip benar dalam pemberian obat juga lebih baik.
b. Jenis kelamin
Hasil penelitian menunjukan seluruh responden berjenis kelamin
perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andriani
(2021) yang mengatakan hampir seluruh responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 34 orang (94,4%). Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Farida (2021) yang mengatakan bahwa
paling banyak yang menjadi perawat berjenis kelamin perempuan
42

(72%). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Celine (2021) yang


mengatakan mayoritas responden yang mengikuti penelitian adalah
perempuan dengan jumlah responden sebesar 123 orang (82%).
Secara prevalensi manusia didunia, jenis kelamin memang
perempuan lebih banyak dibandingkan laki laki yaitu 3:1. Perempuan
memiliki sikap lebih lembut dibanding laki-laki sehingga profesi
perawat sangat cocok untuk perempuan. Ditinjau dari jenis kelamin
terhadap kepatuhan dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat,
perempuan cenderung lebih patuh dibandingkan dengan laki-laki.
Perempuan lebih mematuhi segala peraturan sedangkan laki-laki lebih
agresif yang memungkinkan laki-laki memiliki harapan atas
keberhasilan dari perempuan (Pudjowati et al., 2016).
Menurut asumsi peneliti, jenis kelamin perempuan paling banyak
karena memang profesi perawat lebih banyak di minati kaum
perempuan dibandingkana laki-laki sehingga mayoritas perawat
berjenis kelamin perempuan.
c. Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian menunjukan tingkat pendidikan responden
sebagian besar adalah DIII yaitu sebanyak 34 orang (82,9%). Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristina (2021) yang
mengatakan hampir seluruh responden tingkat pendidikan DIII
sebanyak 29 orang (80,6%). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Hartoyo (2020) yang mengatakan paling banyak adalah pendidikan
DIII yaitu sebanyak 29 orang (96,7%).
Sesuai aturan perundang-undangan profesi keperawatan yang
mengatakan seorang perawat ahli minimal pendidikan ners, namun
situasi di Indonesia khususnya pendidikan Ners masih sedikit
dibandingkan yang DIII. Tingkat pendidikan DIII paling banyak
sampai saat ini karena tidak dapat dipungkiri bahwa instansi dan
rumah sakit lebih cenderung menerima DIII dibanding S1-Ners karena
secara pada lulusan akademi dianggap lebih siap kerja dibandingkan
43

S1-Ners. Namun, perlahan semua rumah sakit dan instansi sudah mulai
mengacu pada aturan perundang-undangan yang berlaku sehingga
banyak karyawan yang harus lanjut studi dengan mengikuti program
khusus alih jenjang untuk meneruskan studi S1-Ners agar sesuai
dengan aturan perundang-undangan (PPN, 2016).
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin
mudah seseorang menerima informasi sehingga banyak pula
pengetahuan yang dimiliki (Simatupang, 2016). Menurut Nursalam
(2014) seseorang perawat yang professional harus meningkatkan atau
mengembangkan pendidikan keperawatan dan memberi kesempatan
kepada perawat pelaksana untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi. Pengembangan pendidikan keperawatan memfokuskan pada
perubahan pemahaman pemberian asuhan keperawatan secara
profesional.
Menurut asumsi peneliti, semakin tinggi pendidikan seseorang
perawat, semakin banyak ilmu pengetahuan yang didapatnya. Hal ini
akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam berpikir kritis dan
mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam melaksanakan tugasnya
sehingga mampu menerapkan prinsip 7 benar dalam pemberian obat.
d. Status Pekerjaan
Berdasarkan status pekerjaan sebagian besar responden sudah tetap
sebanyak 36 orang (87,8%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2021) yang mengatakan
bahwa status pekerjaan perawat yang paling banyak di rumah sakit
adalah pegawai tetap yaitu 36 responden (87,5%).
Menurut Nofita (2020), status pekerjaan adalah jenis kedudukan
seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu Instalasi
usaha/kegiatan. Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang
bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap
dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang.
Pengawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja
44

yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara


berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan
pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengolala kegiatan
perusahaan secara langsung. Sedangkan pegawai kontrak atau honor
adalah orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan
sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukan
(Sumarsan, 2020).
Menurut asumsi peneliti, status pekerjaan berpengaruh terhadap
pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsi 7 benar
pemberian obat. Banyaknya perawat tetap dalam penelitian ini
dikarenakan setiap rumah sakit besar sudah seharusnya memiliki
jumlah pegawai tetap lebih banyak dibandingkan pegawai kontrak.
Pegawai kontrak biasanya merupakan tenaga yang sedang menjalani
orientasi di setiap ruangan yang masih dalam proses belajar dan dinilai
apakah layak menjadi tetap atau tidak. Kepatuhan perawat dalam
pemberian obat tenaga tetap tentu akan lebih baik karena sudah
memiliki pengalaman bekerja.
e. Masa Kerja
Berdasarkan masa kerja masa kerja paling banyak perawat dengan
masa kerja >10 tahun yaitu sebanyak 16 orang (39,0%). Hasil
penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Andriani (2021) yang
menunjukan hampir separuh responden masa kerjanya > 10 tahun
sebanyak 16 (44,4%). Sejalan dengan penelitian Isriyadi (2015) yang
mengatakan sebagian besar responden masa kerja 10-15 tahun
(74,2%).
Masa kerja dapat menggambarkan pengalamannya dalam
menguasai bidang tugasnya. Pada umumnya, perawat dengan
pengalaman kerja yang banyak tidak memerlukan bimbingan
dibandingkan dengan petugas yang pengalamannya sedikit. Semakin
lama seseorang bekerja pada suatu organisasi maka akan semakin
berpengalaman orang tersebut sehingga kecakapan kerjanya semakin
45

baik (Notoadmodjo, 2016).


Masa kerja merupakan lamanya perawat bekerja di sebuah rumah
sakit. Semakin lama perawat bekerja di pelayanan keperawatan, maka
semakin terampil dan semakin baik pengalaman klinisnya. Kinerja
pekerja akan lebih baik setelah bekerja lebih dari enam bulan. Menurut
Isriyadi, semakin lama seseorang bekerja disuatu perusahaan atau
instansi, semakin baik kemampuan adaptasinya dalam menghadapi
suatu masalah yang terjadi dilingkungannya. Masa kerja yang lama
akan memberikan pengalaman yang positif terhadap pekerjaannya
termasuk dalam hal kepatuhan dalam menerapkan pedoman patient
safety akan meningkat pula. Begitupun masa kerja yang lama (senior)
akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak daripada yang baru
(junior). Penerapan pemberian obat yang baik bisa juga disebabkan
oleh pengalaman kerja yang sudah lama ( lebih dari 5 tahun) dan
adanya kerja sama yang baik antar tim medis sehingga dalam
memberikan pelayanan sudah banyak yang sesuai dengan prosedur
yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit (Pudjowati, 2016).
Menurut asumsi peneliti, pada kelompok masa kerja > 10 tahun
merupakan perawat senior sehingga memiliki pengalaman yang
banyak terkait situasi kerja dan alur kerja di rumah sakit. Penerapan
standar prosedur operasional merupakan faktor penting yang harus
mereka lakukan untuk keselamatan bagi diri nya sebagai pelaksana
asuhan dan bagi pasien yang menjadi bagian dari asuhan keperawatan
agar terlindung dari aspek hukum.

2. Variabel Penelitian
a. Tingkat Pengetahuan
Gambaran pengetahuan perawat tentang prinsip 7 benar pemberian
obat diruang rawat inap RS Primaya PGI Cikini sebagian besar
memiliki pengetahuan “Baik” yaitu sebanyak 27 responden (65,9%),
kategori “Cukup” sebanyak 14 responden (34,1%). Berdasarkan
46

penelitian Agung Cahyono (2021) menyatakan bahwa pengetahuan


perawat tentang penerapan prinsip 7 benar pemberian obat sebagian
besar memiliki pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebanyak 30
perawat dengan presentase 69,7 %. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Simanjuntak (2019) yang mengatakan sebagian besar
perawat sudah memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 39 perawat.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh seseorang tentang
suatu hal secara formal maupun non formal. Pengetahuan adalah
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2016). Pengetahuan
merupakan dasar dari tindakan seseorang. Pengetahuan yang baik akan
membentuk dasar tindakan seseorang agar menjadi lebih baik.
Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik tentang Pemberian
Obat akan mempunyai cukup informasi tentang Pemberian Obat
sehingga seseorang tersebut berminat untuk melakukan Penerapan
Prinsip 7 (tujuh) Benar pada pasien.
Pemberian obat pada pasien memerlukan pengetahuan dan
ketrampilan khusus dari perawat dimana perawat harus memeriksa
apakah obat yang diminum pasien sudah benar dan tepat waktu.
Perawat harus mengetahui efek obat yang terjadi dan perawat juga
harus mengajarkan pada pasien dan keluarganya mengenai pemberian
obat yang tepat dan memantaunya.
Pengetahuan juga berkaitan erat dengan tingkat pendidikan.
Sebagian besar tingkat pendidikan dalam penelitian ini DIII
Keperawatan yaitu sebanyak 34 orang (82,9%). Dalam level tingkat
‘pendidikan, tingkat diploma merupakan level 5. Pada seseorang yang
tingkat pendidikannya sampai pada level 5, kemampuan seseorang
sudah sampai pada tahap analisis dan aplikatif sehingga mampu
47

menerapkan ilmu pengetahuan didapat. Menurut asumsi peneliti,


tingkat pengetahuan perawat dalam penelitian ini kategori cukup, hal
ini dikarenakan sebagian besar perawat telah mendapatkan informasi
terkait keselamatan pasien termasuk prinsip benar dalam pemberian
obat baik melalui sosialisasi yang sering dilakukan diruangan,
pendidikan maupun pelatihan sehingga dapat memahami tentang
pentingnya keselamatan pasien dalam pemberian obat.
b. Kepatuhan Perawat
Gambaran kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat di ruang rawat inap rumah sakit Primaya PGI Cikini
sebagian besar “Patuh” yaitu sebanyak 26 responden (63,3%), dan
sebagian kecil pada kategori “Tidak Patuh” yaitu hanya 15 responden
(37,6%). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anggraini dan Fatimah (2015) yang menganalisis evaluasi penerapan
patient safety dalam pemberian obat didapatkan hasil sebagian besar
perawat dalam pemberian obat dengan penerapan benar pasien sebesar
78,4%, tetapi perawat kurang patuh terhadap benar informasi sebesar
25,5%. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putriana dkk, (2015) yang menganalisis kepatuhan pelaksanaan
pemberian obat didapatkan hasil sebagian besar perawat yang
melakukan pemberian obat dengan kepatuhan baik sebanyak 29
perawat (63%).
Kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari
perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati
peraturan. Kepatuhan perawat merupakan perilaku perawat sebagai
seorang yang professional terhadap suatu anjuran, prosedur dan
peraturan yang harus ditaati atau dilakukan (Moniung et al., 2016).
Kepatuhan perawat dalam prinsip 7 benar pemberian obat sesuai
dengan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, sehingga
tercapainya hasil yang diharapkan berdasarkan standar prosedur
pemberian obat. Kepatuhan perawat melaksanakan benar petugas
48

dalam prinsip 7 benar pemberian obat dipengaruhi oleh peran, fungsi


dan tanggung jawab perawat (Hidayat, 2021). Terlaksananya benar
petugas dalam prinsip 7 benar pemberian obat oleh perawat akan
mengurangi kekeliruan tugas perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya pemberian obat kepada pasien berdasarkan
peran, fungsi dan tanggung jawab perawat itu sendiri. Selain itu,
keberhasilan perawat dalam melaksanakan tugasnya sesuai standar
prosedur rumah sakit akan meningkatkan kualitas mutu pelayanan
rumah sakit dari segi fungsi perencanaan, pengorganisasian serta
menurunkan risiko ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang
diberikan berdasarkan tujuan rumah sakit yang telah disepakati
bersama dalam meningkatkan standar keselamatan rumah sakit
(Rahmawati, 2013).
Menurut peneliti, kepatuhan dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat di rumah sakit Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat
sebagian besar perawat sudah memiliki kepatuhan baik, cenderung
lebih patuh terhadap benar pasien. Tetapi masih ada beberapa perawat
kurang patuh. Hal tersebut dikarenakan situasi kerja dan faktor
kebiasaan dalam melakukan rutinitas sehingga merasa yakin dalam
melakukan pemberian obat ke pasien. Sedangkan hasil ketidakpatuhan
dalam penelitian ini masih terapat 15 orang perawat atau sebesar
37,6%. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat
dalam pemberian obat yaitu beban kerja. Beban kerja yang terlalu berat
dapat membuat seorang tidak patuh dalam melakukan prosedur. Selain
itu, menurut peneliti hal ini kemungkinan karena masih ada beberapa
perawat kontrak yang sedang orientasi sehingga belum terlalu paham
mekanisme kerja dan manajement keselamatan pasien dalam
pemberian obat. Oleh karena itu perlu adanya pendampingan dan
supervise terhadap karyawan baru yang sedang oreintasi di ruangan
dalam setiap melaukan tindakan ke pasien.
49

3. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat Dalam


Penerapan Prinsip 7 Benar dalam Pemberian Obat
Hasil Uji bivariate dengan menggunakan Chi Square didapatkan nilai p
value 0.000 < 0.05. Karena nilai p value < α, maka Ho ditolak, Hα
diterima yang berarti terdapat Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Perawat Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Primaya PGI Cikini Jakarta.
Obat adalah substansi yang digunakan dalam diagnosis, pengobatan,
penyembuhan, perbaikan, maupun pencegahan terhadap gangguan
kesehatan. Obat merupakan terapi primer yang berhubungan dengan
penyembuhan penyakit. Tidak peduli dimanapun klien menerima
pelayanan kesehatan, baik itu di rumah sakit, klinik, atau dirumah, perawat
memegang peranan penting dalam persiapan dan pemberian obat (Potter,
2015). Pemberian obat adalah salah satu prosedur keperawatan yang
paling sering dilakukan. Ketelitian sangat penting dilakukan dalam
memberikan obat untuk mendapatkan efek pengaruh obat yang maksimal.
Dosis kurang atau lebih, teknis pemberian yang tidak tepat atau
pengidentifikasian klinis yang tidak cermat dapat menyebabkan berbagai
komplikasi termasuk kematian (Smith, 2020).
Pada pemberian obat yang tepat ada 7 (tujuh) hal yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan secara aman dan efektif yaitu: benar
obat dan pasien, benar penyimpanan, benar rute, benar dosis, benar
persiapan, benar penjadwalan dan benar pencatatan (Amy, 2021).
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas
terpenting perawat. Perawat merupakan tenaga kesehatan penting yang
berada pada posisi untuk mengkaji pasien secara utuh, memberikan terapi
dan juga obat, mengajarkan kepada pasien tentang cara terbaik
menghadapi terapi agar dapat memastikan hasil yang paling
menguntungkan dan mengevaluasi keefektifan terapi (Amy, 2021).
Perawat bertanggung jawab memahami kerja obat dan efek samping yang
ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan
50

membantu klien menggunakannya dengan benar dan berdasarkan


pengetahuan. Selain itu perawat juga harus memahami masalah kesehatan
klien saat ini dan sebelumnya untuk menentukan apakah obat tertentu
aman untuk diberikan.
Kepatuhan perawat dalam prinsip 7 benar pemberian obat sesuai
dengan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, sehingga
tercapainya hasil yang diharapkan berdasarkan standar prosedur pemberian
obat. Kepatuhan perawat melaksanakan benar petugas dalam prinsip 7
benar pemberian obat dipengaruhi oleh peran, fungsi dan tanggung jawab
perawat (Hidayat, 2021). Terlaksananya benar petugas dalam prinsip 7
benar pemberian obat oleh perawat akan mengurangi kekeliruan tugas
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya pemberian
obat kepada pasien berdasarkan peran, fungsi dan tanggung jawab perawat
itu sendiri. Selain itu, keberhasilan perawat dalam melaksanakan tugasnya
sesuai standar prosedur rumah sakit akan meningkatkan kualitas mutu
pelayanan rumah sakit dari segi fungsi perencanaan, pengorganisasian
serta menurunkan risiko ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang
diberikan berdasarkan tujuan rumah sakit yang telah disepakati bersama
dalam meningkatkan standar keselamatan rumah sakit (Rahmawati, 2013).
Keberhasilan perawat melakukan prinsip benar cara pemberian obat
berdasarkan prosedur 7 benar sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Hilmawan Dkk (2014) yang mengatakan bahwa perawat mampu
menerapkan pemberian obat berdasarkan standar prosedur 7 benar
pemberian obat. Penelitian yang dilakukan Wardana, Dkk (2013) juga
menyebutkan bahwa keberhasilan dalam melaksanakan prinsip 7 benar
pemberian obat didukung dari karakteristik dari masing-masing perawat
dalam melaksanakan peran dan tugasnya.
Dalam penelitian ini masih ada beberapa perawat yang tidak patuh
dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat yaitu sebanyak 15
responden (37,6%). Stephani (2015) menyebutkan bahwa
ketidakberhasilan perawat menerapkan pemberian obat berdasarkan
51

prinsip 7 benar pemberian obat dipengaruhi oleh beberapa kendala yang


dihadapi perawat dalam menerapkan prinsip 7 benar seperti presepsi
perawat terhadap SDM yang tidak sesuai, sehingga beban kerja perawat
yang tinggi membuat perawat tidak disiplin, peran supervisi yang belum
berjalan secara optimal, belum optimalnya faktor sistem reward terhadap
ketaatan pelaksanaan keselamatan pasien, serta faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan tujuh benar dengan baik meliputi
komunikasi yang efektif antara perawat dengan perawat dan juga perawat
dengan keluarga pasien.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastiyanti
(2017) tentang hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan
melaksanakan prinsip 7 benar pemberian obat diruang kelas III ( penyakit
dalam ) RSUD wates. Hasil penelitian dengan analisis chi square diperoleh
nilai chi square test (X2 ) adalah sebesar 17,949 dengan Asymp.sig 2-sided
0,000 < 0,05 maka Ha diterima sehingga adanya hubungan antara tingkat
pengetahuan perawat dengan kepatuhan melaksanakan prinsip 7 benar
pemberian Obat.
Menurut asumsi peneliti, adanya hubungan pengetahuan dengan
kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar karena sebagian besar
perawat sadar bahwa keselamatan pasien merupakan tanggung jawab
perawat sebagai pelaksanaan asuhan keperawatan. Kesalahan kecil dapat
berakibat fatal bagi seorang perawat karena profesi perawat sangat dekat
dengan hal yang berkaitan dengan aspek hukum sehingga dibutuhkan
profesionalitas tinggi dalam bekerja dan mematuhi SPO dalam bekerja
termasuk prosedur dalam pemberian obat. Selain itu ada beberapa faktor
yang membuat ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan
kepatuhan perawat dalam menerapkan prinsip 7 benar dalam pemberian
obat dalam penelitian ini yaitu jenjang pendidikan perawat sudah masuk
dalam level 5 dimana pada tahap ini kemampuan seseorang sampai pada
tahap teknis analis artinya kepatuhan perawat juga di dukung dengan
kemampuan perawat dalam menganalisis terkait patient safety dala
52

pemberian obat.
Kepatuhan dan pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman. Hasil
penelitian ini juga masih menunjukan adanya ketidakpatuhan perawat
dalam melakukan prinsip 7 benar dalam pemberian obat. Kemungkinan
karena kurang pengalaman dari beberapa perawat baru yang masih Dlam
tahap oreintasi sehingga masih belum terpapar banyak terkit patient safety
dan prinsip 7 benar dalam pemberian obat diruangan.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Dalam pengukuran data kepatuhan, ada kemungkinan responden
mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sehingga dapat mempengaruhi
hasil penelitian
2. Instrument untuk mengukur pengetahuan responden yang digunakan
peneliti terdiri dari 20 pertanyaan yang favorable dan unfavorable yang
mungkin membuat responden menjadi kurang teliti dalam membaca setiap
pertanyaan.
53

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak rentang usia 31-
40 tahun yaitu sebanyak 19 orang (46,3%), seluruh responden berjenis
kelamin perempuan 41 orang (100%), berdasarkan tingkat pendidikan
responden sebagian besar adalah DIII yaitu sebanyak 34 orang (82,9%),
berdasarkan status pekerjaan sebagian besar responden sudah tetap
sebanyak 36 orang (87,8%), dan berdasarkan masa kerja paling banyak
rentang >10 tahun yaitu sebanyak 16 orang (39,0%).
2. Pengetahuan perawat tentang prinsip 7 benar pemberian obat diruang
rawat inap RS Primaya PGI Cikini sebagian besar memiliki pengetahuan
“Baik” yaitu sebanyak 27 responden (65,9%).
3. Kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip 7 benar pemberian obat di
ruang rawat inap rumah sakit Primaya PGI Cikini sebagian besar “Patuh”
yaitu sebanyak 26 responden (63,3%).
4. Hasil Uji bivariate dengan menggunakan Chi Square didapatkan nilai p
value 0.000 < 0.05. Karena nilai p value < α, maka Ho ditolak, Hα
diterima yang berarti terdapat Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Perawat Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Primaya PGI Cikini Jakarta.

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Primaya PGI Cikini
2. Meningkatkan kembali terkait pengetahuan perawat dan kepatuhan
perawat dalam penerapan prinsip 7 benar dalam pemberian obat dengan
melakukan sosialisasi baik oleh kepala ruang rawat inap terkait atau
sosialisasi dalam lingkup yang lebih besar. Selain itu perlunya supervise
bagi perawat yang sedang melakukan orientasi di ruangan tersebut
sehingga dapat menerpakan prinsip benar dalam pemberian obat.
54

3. Bagi Institut Kesehatan Immanuel Bandung


Dapat menambah literature terkait prinsip benar pemberian obat sebagai
bahan referensi yang dapat digunakan mahasiswa terutama dalam
pembelajaran pasien safety dan farmakologi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran untuk peneliti selanjutnya perlu meneliti faktor yang mempengaruhi
ketidakpatuhan perawat dalam menerapkan prinsip 7 benar dalam
pemberian obat.
55

DAFTAR PUSTAKA

Akrom, A. (2017). Gambaran medication error pada fase prescribing dan


administrasi pada pengobatan stroke di IGD Rumah Sakit X di
Yogyakarta. Pharmaciana, 25 - 32.

Alrabadi, N. N., Haddad, R., Shawagfeh, S., & Mukattash, T. (2021). Medication
errors: a focus on nursing practice. Journal of Pharmaceutical Health
Services Research, 78 - 87.

Arikunto, S. (2017). Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian Program.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ayutyastiningsih, L. A. (2021). Optimalisasi Pencegahan Kesalahan pemberian


Obat pada Pasien di Pelayanan Farmasi Puskesmas. Birokrasi Pancasila:
Jurnal Pemerintahan, Pembangunan Dan Inovasi Daerah, 3(2), . Retrieved
from https://mail.jurnal.madiunka, 38-49. .

Budihardjo, V. S. (2017). Faktor Perawat terhadap Kejadian Medication


Administration Error di Instalasi Rawat Inap. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 52 - 61.

Carayon, P. W. (2020). 4. Medication safety in two intensive care units of a


community teaching hospital after electronic health record
implementation: Sociotechnical and human factors engine considerations.
Journal of Patient Safety.

Cloete, L. ( 2016). Reducing Medication Errors In Nursing Practice. . Nursing


Standard, , 50 - 59.

Depkes. (2016). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes.

Dewi, S. (2016). Analisis Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik di Kartini


Hospital Jakarta. Analisis Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik di
Kartini Hospital Jakarta, 3.
56

Elmageed, E. S. (2020). Knowledge, Attitude and Practice of Nurses in


Administering Medications at Mansoura University Hospitals. IOSR
Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS) e-ISSN: 2320–
1959.p- ISSN: 2320–1940 Volu.

Fransisca, E. (2020). Tingkat Kepatuhan Masyarakat Dalam Menerapakan


Protokol Kesehatan dalam Pencegahan Covid-19 di Kota Sibolga. Jurnal
Ilmiahh.

Harmiady. (2014). Konsep enam Benar Pemberian obat.


https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1102106062-3-BAB%20II.pdf.

Hastiyanti. ( 2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Kepatuhan


Melaksanakan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Diruang Kelas Iii
( Penyakit Dalam ) Rsud Wates. Skripsi Thesis, Universitas .

Hidayat, A.A.. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika

Ilmah, F., & Rochmah, T. N. (2015). Kepatuhan Pasien Rawat Inap Diet Diabetes
Mellitus Berdasarkan Teori Kepatuhan Niven. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 60 - 69.

Indarti, E., Aulawi, K., & Kristanti, M. S. (2009). Kejadian NUrsing Error pada
Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Salah Satu Rumah Sakit di Sulawesi
Tengah. JIK, 166 - 170.

Kerlinger, & Lee. (2000). Asas Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gajah Mada.

Kim, P. S. ( 2018). Errors Associated with the Rights of Medication


Administration at Hospital Settings. J Hosp Health Care Admin: JHHA-
111. DOI: 10.29011/JHHA-111. 000011.

Lediana, T., & Pujiyanto. (2018). Analisis Penerapan Prinsip Keselamatan Pasien
Dalam Pemberian Obat Terhadap Terjadinya Medication Error di Rawat
57

Inap Rumah Sakit X Tahun 2018. . Jurnal ARSI,


4(3),.(http://journal.fkm.ui.ac.id/asri/article/view/2494/980, 173 - 183.

Listianawati. (2018). Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan


Pasien (Patient Safety) Dengan Sikap Perawat Terhadap Pemberian Obat
Di Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rsud Dr. Loekmono Hadi Kudus .

Meliono. (2016). Hubungan Karakteristuk Individu, Psikologis dan Organisasi


Dengan Perilaku Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Unit Rawat
Inap RS. MH Thamrin Purwakarta . Tesis Universitas Indonesia.
Hubungan Karakteristuk Individu, Psikologis dan Organisasi Dengan
Perilaku Pendokumentasian Asuhan Keperawatan, 4.

Menteri Kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.

Nasr, A., Shawagfeh, S., Haddad, R., Mukattash, T., Abuhammad, S., Al-rabadi,
D., . . . Al-Faouri, I. (2021). Medication errors: a focus on nursing
practice. Review Article. . Journal of Pharmaceutical Healt.

Notoatmodjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo. (2017). Ilmu Perilaku Kesehatan. . Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, P. S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Ilmu Perilaku Kesehatan

Notoatmodjo, P. S. (2011). Ilmu dan Seni Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka


Cipta.

Notoatmodjo (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipt

Nursalam. (2016). Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

S, N. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. . Jakarta: PT Rineka Cipta.


58

S., A. (2015). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Samsiah, A. O. (2020). Knowledge, perceived barriers and facilitators of


medication error reporting: A quantitative survey in Malaysian primary
care clinics. . International Journal of Clinical Pharmacy,42(4), 1118 -
1127.

Setianingsih, & Septiyana, R. (2020). Studi deskriptif penerapan prinsip “Enam


Tepat” dalam pemberian obat. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah
Keperawatan, 88-95.

Sugiyono. (2016). Prinsip-Prinsip Biostatistika Dan Aplikasi SPSS Pada Ilmu


Keperawatan. Jakarta: In Media.

Susilo. (2016). Prinsip-Prinsip Biostatistika Dan Aplikasi SPSS Pada Ilmu


Keperawatan. Jakarta: In Media.

Tampubolon, L., & Pujiyanto. (2018). Analisis Penerapan Prinsip Keselamatan


Pasien Dalam Pemberian Obat Terhadap Terjadinya Medication Error di
Rawat Inap Rumah Sakit X Tahun 2018. Jurnal ARSI, 173-183.

Tsegaye, D., Alem, G., Tessema, Z., & Wubet, A. (2020). Medication
Administration Errors and Associated Factors Among Nurses.
International . Journal of General Medicine, 13, , 1621–1632.

Wilhelminus, S. (2016). Prinsip-Prinsip Biostatistika Dan Aplikasi SPSS Pada


Ilmu Keperawatan. Jakarta: In Media.

Winarni.W. Endang (2018). Teori dan Praktek : Penelitian Kuantitatif Kualitatif.


Jakarta : Bumi Aksara

World Health Organization. (2016). Medication Errors. Geneva: World Health


Organization.
59

Lampiran 1
SURAT IZIN STUDI PENDAHULUAN
60

2. Jawaban surat permohonan ijin pengambilan data


61

Lampiran 2

SURAT ETIK PENELITIAN


62

Lampiran 3

SURAT IZIN UJI VALIDITAS DAN JAWABANNYA


63
64

Lampiran 4

SURAT IZIN PENELITIAN DAN JAWABANNYA


65
66

Lampiran 5

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.,
Calon Responden
Di tempat

Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa program studi S1
Keperawatan Alih Jenjang Institut Kesehatan Immanuel Bandung:
Nama : Lindawati Siahaan
NIM : 1420121160
Saat ini saya sedang melakukan penelitian guna melengkapi skripsi yang
menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan ilmu keperawatan.
Adapun judul penelitian saya adalah “Hubungan Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di
Ruang Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat”. Untuk keperluan
itu saya memohon kesediaan anda menjadi responden secara sukarela.
Adapun manfaat dari dilakukan penelitian ini adalah untuk memberikan
dampak bagaimana kepatuhan Perawat dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat di ruang rawat inap RS Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat dapat
berjalan dengan baik. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2022. Keterlibatan
anda dalam penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
anda. Semua identitas dan informasi yang diterima akan dijaga kerahasiannya dan
hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Peneliti bertanggung jawab
sepenuhnya akan hal tersebut.
Apabila anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, mohon
menandatangani lembar persetujuan sebagai responden dan memberikan jawaban
pada lembar kuesioner. Atas perhatian, kesediaan, dan bantuan anda, saya
ucapkan terimakasih.

Jakarta, Agustus 2022

Hormat Saya

(Lindawati Siahaan)
67

Lampiran 6
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapat penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan


kerahasiaan dalam penelitian yang berjudul: “Hubungan Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Perawat dalam Penerapan Prinsi 7 Benar Pemberian Obat di
ruang Rawat Inap Rumah Sakit Primaya PGI Cikini Jakarta Pusat”, yang
akan dilaksanakan oleh Saudari Lindawati Siahaan, mahasiswi program S1
Keperawatan Institut Kesehatan Immanuel Bandung.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan kesediaan untuk


berpartisipasi sebagai responden pada penelitian tersebut dan saya memberikan
data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak
manapun.

Jakarta, Agustus 2022

Yang memberi persetujuan

( …………………………)
68

Lampiran 7

KUESIONER DAN OBSERVASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT


DALAM PENERAPAN PRINSIP 7 BENAR PEMBERIAN OBAT DI
RUANG RAWAT INAP RS PRIMAYA PGI CIKINI JAKARTA PUSAT

A. Kuesioner Karakterisitik Responden

Petunjuk pengisian : isilah data dibawah ini dengan lengkap. Berilah tanda
check list (√) pada kotak pilihan yang tersedia sesuai dengan situasi dan
kondisi anda saat ini.

Kode Responden (Di isi oleh peneliti) :

Umur : ( ) 21-30 tahun


( ) 31-40 tahun
( ) 41-50 tahun
( ) 51-60 tahun

Jenis Kelamin ( ) Laki-laki


( ) Perempuan

Pendidikan Terakhir ( ) DIII


( ) Ners

Status Pekerjaan ( ) Tetap


( ) Kontrak

Masa Kerja ( ) 0-5 Tahun


( ) 5-10 Tahun
( ) > 10Tahun
69

B. Kuesioner Pengetahuan

No. Pernyataan Benar Salah


1. Yang dimaksud dengan benar pasien adalah
Meminta pasien untuk menyebutkan nama dan
tanggal lahir dan mengecek gelang identitas
pasien menggunakan (minimal 2 karakter)
2. Mencampur atau mengoplos obat sesuai
petunjuk pada label/kemasan obat merupakan
isi dari pernyataan Benar dosis
3. Perawat harus memberikan informasi setiap
akan memberikan obat mulai dari jenis obat,
dosis, indikasi dan efek samping obat
4. System double check hanya dilakukan pada
obat obat yang memiliki resiko tinggi saja
5. Perawat mengidentifikasi pasien secara verbal
dan visual dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir pasien dan mencocokkan dengan
gelang identitas pasien. Pertanyaan diatas
merupakan pengertian dari Benar Pasien
6. Dalam menerapkan prinsip benar cara
pemberian, perawat perlu berkonsultasi pada
dokter jika tidak disertakan jalur pemberian
obat
7. Setelah memastikan bahwa obat yang akan
diberikan pada klien benar, perawat tidak
perlu memastikan dosis dengan jumlah
yang benar.
8. Perawat melakukan benar pasien pada saat
memberikan obat dengan cara Perawat
memastikan sebelum memberikan obat yang
diberikan benar sesuai dari catatan
keperawatan dengan identitas gelang klien
9. Setelah melakukan dokumentasi pemberian
obat, perawat cukup memberikan paraf di
buku list pemberian obat.
10. Memberikan label pada suntikan/ obat IV/
kotak obat dengan identitas pasien segera saat
tahap persiapan merupakan prinsip dari benar
obat
11. Setelah obat diberikan kepada pasien, perawat
mencatat keluhan yang dirasakan oleh pasien.
12. Pemberian obat yang diberikan sesuai aturan
seperti obat sebelum makan atau setelah
makan merupakan prinsip dari benar waktu
pemberian
70

13. Saat perawat hendak memberikan obat kepada


pasien, perawat memastikan nama obat sesuai
dalam RM atau daftar obat pasien.
14. Pemberian obat oral dapat diberikan dan
ditinggal atau dititipkan pada penunggu
pasien sehingga perawat tidak perlu
menunggu pasien hingga obatnya diminum.
15 Perawat tidak perlu menginformasikan
semua tentang cara pemberian obat kepada
pasien karena akan membuang waktu.
16 Hal yang perlu diperhatikan sebelum
memberikan obat yaitu melakukan double
check minimal 2 perawat
17 Ketidaktepatan dalam melakukan identifikasi
pasien dalam pemberian obat dapat
membahayakan pasien
18 Dalam keadaan emergency, tidak perlu
melakukan double check
19 Kesalahan dalam proses identifikasi pada
obat oral tidak terlalu membahayakan
pasien
20 Perawat harus melakukan identifikasi
pemberian obat, meracik obat dan memberikan
obat langsung didepan pasien
Total skor

Nilai : Langkah-langkah: Jumlah Nilai x 100%


20

Peneliti/asisten Peneliti Responden

(…………………………………) (………………………………….)

Kunci Jawaban:
1. B 6. B 11. B 16. B
2. B 7. S 12. B 17. B
3. B 8. B 13. B 18. S
4. S 9. B 14. S 19. S
5. B 10. B 15. S 20. B
71

C. Lembar Observasi

Dilakukan Dilakukan Dilakukan


I II III
NO Langkah-langkah Tgl : Tgl : Tgl :

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk


1 Perawat mengidentifikasi pasien secara
verbal dan visual dengan menanyakan nama
dan tanggal lahir pasien dan mencocokkan
dengan gelang identitas pasien (Benar
Pasien)

2 Perawat menyiapkan obat sesuai daftar obat


dan melakukan crosscek nama obat yang
diberikan (Benar Nama Obat)

3 Perawat mencocokkan daftar obat dan


program pengobatan melakukan crosscek
jumlah atau banyaknya obat yang diberikan
kepada pasien (Benar Dosis Obat)

4 Perawat memberikan obat sesuai interval


waktu pemberian obat dan memberikan obat
sesuai dengan waktu makan (sebelum makan,
saat makan, setelah makan) (Benar Waktu)

5 Perawat memberikan obat sesuai jalur


pemberian antara IV, IM, SC, IC Topikal,
Oral dan Inhalasi (Benar Cara Pemberian)

6 Perawat menjelaskan nama, dosis, fungsi


obat dan memberikan obat langsung kepada
pasien (Benar Informasi)

7 Perawat menuliskan dan mencatat jenis obat,


dosis, waktu, cara, respon pasien, dan
memberikan paraf dan nama terang pada
pada lembar dokumen keperawatan (DK4)
(Benar Dokumentasi)

Nilai : Langkah-langkah: Jumlah Nilai x 100%


21

Peneliti/asisten Peneliti Responden

(…………………………………) (………………………………….)
72

Lampiran 8

DATA HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABELITAS

Soal r-Hitung r- Tabel Kesimpulan


Soal 1 .937** 0.361 Valid

Soal 2 .488** 0.361 Valid


Soal 3 .832 **
0.361 Valid
Soal 4 .661** 0.361 Valid
Soal 5 .614** 0.361 Valid
Soal 6 .942 **
0.361 Valid
Soal 7 .921** 0.361 Valid
Soal 8 .921** 0.361 Valid
Soal 9 .858 **
0.361 Valid
Soal 10 .410 *
0.361 Valid
Soal 11 .661** 0.361 Valid
Soal 12 .717 **
0.361 Valid
Soal 13 .461 *
0.361 Valid
Soal 14 .464** 0.361 Valid
Soal 15 .461 *
0.361 Valid
Soal 16 .755 **
0.361 Valid
Soal 17 .772** 0.361 Valid
Soal 18 .761** 0.361 Valid
Soal 19 .778 **
0.361 Valid
Soal 20 .446* 0.361 Valid

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.857 20
73

Lampiran 9

DATA UMUM RESPONDEN

Jenis Satus Skor Skor


Nama Umur kelamin Pendidikan Pekerjaan Ms.Kerja Pengetahuan Pengetahuan Kepatuhan Kepatuhan
N1 27 Perempuan D3 Tetap 5 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N2 32 Perempuan D3 Tetap 10 Tahun 19 Baik 18 Tidak Patuh
N3 31 Perempuan D3 Tetap 10 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N4 27 Perempuan D3 Tetap 6 Tahun 18 Baik 21 Patuh
N5 26 Perempuan D3 Tetap 6 Tahun 15 Cukup 15 Tidak Patuh
N6 46 Perempuan D3 Tetap 22 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N7 31 Perempuan D3 Tetap 10 Tahun 15 Cukup 16 Tidak Patuh
N8 52 Perempuan D3 Tetap 25 Tahun 17 Baik 21 Patuh
N9 37 Perempuan D3 Tetap 15 Tahun 14 Cukup 17 Tidak Patuh
N10 38 Perempuan D3 Tetap 15 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N11 46 Perempuan D3 Tetap 20 Tahun 18 Baik 21 Patuh
N12 24 Perempuan D3 Tetap 3 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N13 24 Perempuan D3 Kontrak 1 Tahun 15 Cukup 15 Tidak Patuh
N14 28 Perempuan D3 Tetap 6 Tahun 18 Baik 21 Patuh
N15 41 Perempuan D3 Tetap 18 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N16 31 Perempuan Ners Tetap 8 Tahun 18 Baik 21 Patuh
N17 46 Perempuan D3 Tetap 25 Tahun 15 Cukup 16 Tidak Patuh
N18 34 Perempuan D3 Tetap 11 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N19 24 Perempuan D3 Kontrak 2 Tahun 18 Baik 21 Patuh
N20 28 Perempuan D3 Tetap 8 Tahun 15 Cukup 16 Tidak Patuh
N21 25 Perempuan D3 Tetap 2 Tahun 19 Baik 21 Patuh
74

N22 24 Perempuan D3 Kontrak 1 Tahun 19 Baik 21 Patuh


N23 24 Perempuan D3 Tetap 3 Tahun 14 Cukup 14 Tidak Patuh
N24 31 Perempuan Ners Tetap 8 Tahun 14 Cukup 21 Patuh
N25 26 Perempuan Ners Kontrak 1 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N26 32 Perempuan D3 Tetap 10 Tahun 15 Cukup 16 Tidak Patuh
N27 31 Perempuan D3 Tetap 12 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N28 30 Perempuan Ners Tetap 8 Tahun 17 Baik 21 Patuh
N29 45 Perempuan Ners Tetap 20 Tahun 18 Baik 21 Patuh
N30 37 Perempuan D3 Tetap 15 Tahun 15 Cukup 17 Tidak Patuh
N31 32 Perempuan D3 Tetap 10 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N32 38 Perempuan D3 Tetap 16 Tahun 17 Baik 21 Patuh
N33 36 Perempuan D3 Tetap 13 Tahun 15 Cukup 16 Tidak Patuh
N34 34 Perempuan Ners Tetap 7 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N35 35 Perempuan D3 Tetap 8 Tahun 15 Cukup 15 Tidak Patuh
N36 42 Perempuan D3 Tetap 19 Tahun 18 Baik 21 Patuh
N37 34 Perempuan D3 Tetap 13 Tahun 14 Cukup 15 Tidak Patuh
N38 24 Perempuan D3 Kontrak 1 Tahun 19 Baik 17 Tidak Patuh
N39 36 Perempuan Ners Tetap 14 Tahun 19 Baik 21 Patuh
N40 25 Perempuan D3 Tetap 3 Tahun 18 Baik 21 Patuh
N41 35 Perempuan D3 Tetap 4 Tahun 14 Cukup 15 Tidak Patuh
75

Lampiran 10

DATA PENGETAHUAN PERAWAT

Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Pengetahuan
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 15 Cukup
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 15 Cukup
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 Baik
1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 14 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 Baik
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 15 Cukup
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
76

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 14 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 14 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 Baik
1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 Cukup
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Cukup
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 18 Baik
0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 14 Cukup
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 Baik
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 14 Cukup
77

Lampiran 11

DATA KEPATUHAN PERAWAT


PENERAPAN PRINSIP 7 BENAR PEMBERIAN OBAT

Observasi I Observasi II Observasi III


1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Skor Hasil ukur
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 18 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 15 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
78

0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 14 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 Tidak Patuh
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 17 Tidak Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Patuh
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 15 Tidak Patuh
79

Lampiran 12

OUTPUT DATA SPSS

Kodingumur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
21-30 Tahun 15 36.6 36.6 36.6
31-40 Tahun 19 46.3 46.3 82.9
Valid 41-50 Tahun 6 14.6 14.6 97.6
51-60 Tahun 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0

JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Perempuan 41 100.0 100.0 100.0

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
D3 34 82.9 82.9 82.9
Valid Ners 7 17.1 17.1 100.0
Total 41 100.0 100.0

StatusPekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kontrak 5 12.2 12.2 12.2
Valid Tetap 36 87.8 87.8 100.0
Total 41 100.0 100.0

KodingMasakerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0-5 Tahun 11 26.8 26.8 26.8
6-10 Tahun 14 34.1 34.1 61.0
Valid >10 Tahun 16 39.0 39.0 100.0
Total 41 100.0 100.0

Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 27 65.9 65.9 65.9
Valid Cukup 14 34.1 34.1 100.0
Total 41 100.0 100.0
80

Kepatuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Patuh 26 63.4 63.4 63.4
Valid Tidak Patuh 15 36.6 36.6 100.0
Total 41 100.0 100.0

Pengetahuan * Kepatuhan Crosstabulation


Kepatuhan Total
Patuh Tidak Patuh
Count 25 2 27
Expected Count 17.1 9.9 27.0
Baik % within Pengetahuan 92.6% 7.4% 100.0%
% within Kepatuhan 96.2% 13.3% 65.9%
% of Total 61.0% 4.9% 65.9%
Pengetahuan
Count 1 13 14
Expected Count 8.9 5.1 14.0
Cukup % within Pengetahuan 7.1% 92.9% 100.0%
% within Kepatuhan 3.8% 86.7% 34.1%
% of Total 2.4% 31.7% 34.1%
Count 26 15 41
Expected Count 26.0 15.0 41.0
Total % within Pengetahuan 63.4% 36.6% 100.0%
% within Kepatuhan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 63.4% 36.6% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 29.016a 1 .000
Continuity Correctionb 25.449 1 .000
Likelihood Ratio 32.387 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Cases 41
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.12.
b. Computed only for a 2x2 table
81

Lampiran 13

FORMAT BIMBINGAN

Nama : Lindawati siahaan

NIM : 1420121160
Judul skripsi : Hubungan Pengetahuan Dengan Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan
Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang
Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini
Nama Pembimbing Utama : Dr. Wintari Hariningsih, SKp, SH,MH.Kes
Nama pembimbing pendamping : Ns. Yenny., M. Kep., Sp. Kep. M. B

Paraf
Saran pembimbing Paraf
No Hari/tanggal Topik/BAB Mahasis
Utama Dosen
wa
1. Sabtu Pengarahan Mengerjakan Bab 1
26/02/2022 Strategi Buat Profil
penyusunan Kesehatan sesuai
denggan judul
Proposal dari ibu skripsi, mencari 3
Pembimbing I jurnal sesuai dengan
judul dan Buat
Lembar kegiatan

2. Sabtu Strategi Mengerjakan bab 2


05/03/2022 penyusunan BAB dan 3
2&3

3. Sabtu Penjelasan tentang Penulisan di BAB 2


12/02/2022 BAB 2&3 sesuaikan dengan
judul dan tujuan
khusus, di BAB 3
baca buku
Metodologi
penelitian,etika
penelitian gunakan
KEPK DEPKES RI
82

2017

4. Rabu Pengarahan Memperbaiki Bab 1-


pengisian bab 1-3 3
20/04/2022

5. Rabu Bimbingan dgn ibu Sarannya tidak perlu


pembimbing dilakukan uji
29/06/2022 1:Menanyakan validitas dan
apakah untuk alat reabilitas untuk list
ukur list observasi observasinya
yg saya akan lanjutkan penelitian
lakukan perlu
dilakukan uji
validitas dan
reabilitasnya?

6. Sabtu Melaporkan hasil Sudah maklum hasil


uji validitas dan uji validitas dan
02/07/2022 reabilitas untuk alat reabilitas untuk alat
ukur kuesioner ukur kuesioner saran
nya boleh
dilanjutkan
penelitian

7. Rabu Melaporkan hasil Revisi Bab IV


penelitian sikripsi Pembahasan
10/08/2022

8. Sabtu Via zoom Memperbaiki Bab IV


Pengarahan tentang tentang pembahasan
20/08/2022 Baba IV
-Kata proposal
diganti jadi skripsi
-Surat Pernyataan
ditulis Nama, Nim,
Judul penelitian dan
di tanda tangani
diatas Materai 10000
-Untuk STIKes
immanuel ganti
dengan Institut
kesehatan Immanuel
Bandung
83

-BAB 3 Kata akan


melakukan ganti
dengan peneliti
melakukan
-BAB 4 Hasil ditulis
berdasarkan teori,
dibandingkan dengan
jurnal peneliti lain
dan pendapat peneliti

9. Kamis Melaporkan Revisi -Alasan mengapa


25/08/2022 Bab IV-V mengambil sampel
total sampling
-Beri Penjelasan
secara teori

10.

11
84

FORMAT BIMBINGAN

Nama : Lindawati siahaan

NIM : 1420121160
Judul skripsi : Hubungan Pengetahuan Dengan Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan
Prinsip 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang
Rawat Inap RS Primaya PGI Cikini
Nama Pembimbing Utama : Dr. Wintari Hariningsih, SKp, SH,MH.Kes
Nama pembimbing pendamping : Ns. Yenny., M. Kep., Sp. Kep. M. B

Paraf
Saran pembimbing Paraf
No Hari/tanggal Topik/BAB Mahasi
pendamping Dosen
swa
1 Rabu Pengarahan tentang Perhatikan penulisan,
dan pertajam Analisa
02/03/2022 Bab 1 pemilihan judul

2 Jumat Pengarahan tentang Teori2 di bab 2


11/03/2022 isi bab 2 dan 3 harus di pertajam

3 Sabtu Pengarahan tentang Revisi tentang


19/03/2022 isi Bab 2 dan 3 Variabel

4 Selasa Pengarahan tentang Membuat kuesioner


05/04/2022 instrumen
penelitian

5 Kamis Pengarahan Bab 1- Revisi Bab 1


14/04/2022 3 dan Instumen
penelitian

6 Jumat Tentang Bab 1-3 Revisi Bab1-3


22/04/2022 dan instrument
penelitian

7 Jumat Bimbingan via WA Revisi instrumen


06/05/2022 kuesioner

8
85

FORMAT PERBAIKAN

Nama Mahasiswa : Lindawati Siahaan


NIM : 1420121160
Judul : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat Dalam
Penerapan Prinsip 7 Benar Pemberian Obat di RS Primaya
PGI Cikini Jakarta
Penguji 1 : Ria Angelina,S.Kep,Ners,M.Kep
Penguji 2 : Ns.Sri Hunun Widiastuti M.Kep., Sp.Kep.J
Paraf Paraf
No Tanggal Perbaikan BAB
Mahasiswa Pembimbing
1. 20/05/2022 1. Perjelaskan cara BAB I
mendapat data di RS.
Pada Bagian
Wawancara dengan tim
mutu : Jelaskan dari
mana mendapat data
insidennya
2. Seberapa penting
biodata responden
mempengaruhi
pengetahuan dan
kepatuhan
3. Lengkapi data di latar
belakang: Tambahkan
data yang mendukung
tentang pengetahuan
perawat misal dari 10
perawat apakah tau
tentang 7 benar
pemberian obat
2. 20/05/2022 1. Tambahkan konsep BAB II
teori kepatuhan
perawat dalam
pemberian obat
2. Konsep pengetahuan
sampai tahap apa
3. Lengkapi kerangka
teori (tanda panah yang
tepat)
86

3. 20/05/2022 1. Kerangka konsep BAB


disesuaikan dengan
III
tingkat pengetahuan.
Perhatikan penulisan
Definisi operasional
pada bagian cara ukur
dan alat ukur lebih di
detail kan lagi mana
yang pertanyaan positif
dan negative, skor
maksimal dan
klasifikasi skala
ukurnya
2. Sampel sesuaikan
dengan kriteria inklusi
3. Uji validitas di
detailkan akan
dilakukan dengan apa,
dimana, berapa
jumlahnya, lalu untuk
observasi mau
diketahui oleh
responden atau tidak.
4. Perjelas terkait asisten
penelitian dan Apa saja
yang disamakan
persepsi dan uraikan
lebih jelas kriteria nya
4. 20/05/2022 1. Konsistensi dalam Daftar
penulisan
Pustaka

5. 20/05/2022 1. Lembar observasi Lampir


dibuat lebih singkat dan
an
lebih difokuskan, bila
dengan SPO akan
mempemudah atau
mempersulit
87

Lampiran 14
RIWAYAT HIDUP PENELITI

Peneliti Bernama Lindawati Siahaan, dilahirkan di Sitio-tio Toruan pada tanggal


6 juni 1978. Anak pertama dari enam bersaudara pasangan dari Ny. Rame
Marpaung dan Almarhun Tn. Adong Siahaan. Peneliti menyelesaikan Pendidikan
di Sekolah Dasar di SDN Pardamean no:173638 di kecamatan Narumonda kota
Porsea pada tahun 1990. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan di
SMP Negeri Narumonda di kecamatan Narumonda kota Porsea dan tamat pada
tahun 1993. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Porsea
di kecamatan Narumonda kota porsea dan tamat pada tahun 1996. Kemudian
melanjutkan sekolah Akademi keperawatan di Universitas Darma Agung Medan
di Jalan DR.TD Pardede no:21 Petisah hulu Kecamatan Medan Baru, Kota Medan
tamat pada tahun 1999. Dari Tahun 2001 sampai sekarang peneliti bekerja di RS
Primaya PGI Cikini Jakarta di Jalan Raden Saleh No:40 Jakarta pusat.

Pada Tahun 2021 peneliti melanjutkan Pendidikan di perguruan tinggi swasta


tepatnya di Institut Kesehatan Immanuel Bandung Progam Studi S1 Keperawatan
Alih Jenjang. Peneliti menyelesaikan kuliah pada tahun 2022.

Bandung, Agustus 2022

( Lindawati Siahaan )

Anda mungkin juga menyukai