Rencana situasi
Penampang melintang
Sisi A Sisi B
Baris Tipe kend. Kend. Ringan Kend. Berat Sepeda motor Arus total Q
1,1 emp arah 1 LV: 1 HV: 1.3 MC: 0.4
1,2 emp arah 2 LV: 1 HV: 1.3 MC: 0.4
2 Arah kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam kend/jam smp/jam Arah % kend/jam smp/jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Bila data rinci tersedia, gunakan tabel pertama untuk menentukan frekuensi berbobot kejadian, dan selanjutnya gunakan tabel kedua.
Bila tidak, gunakan hanya tabel kedua.
Perhitungan frekuensi ber Tipe kejadian hambatan samping Simbol Faktor bobot Frekuensi kejadian Frekuensi
bobot kejadian per jam per berbobot
200 m dari segmen jalan (20) (21) (22) (23) (24)
yang diamati, pada kedua Pejalan kaki PED 0,5
sisi jalan. Parkir, kendaraan berhenti PSV 1,0
Kendaraan masuk + keluar EEV 0,7
Kendaraan lambat SMV 0,4
Total:
Soal/ Kecepatan arus Faktor penyesuaian Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas
Arah bebas dasar untuk lebar jalur FVO + FVW Hambatan samping Ukuran kota
FVO FVW FV
×
Tabel B-1:1 Tabel B-2:1 (2) + (3) FFVSF FFVCS (4)× (5) (6)
(km/jam) (km/jam) (km/jam) Tabel B-3:1 atau 2 Tabel B-4:1 (km/jam)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
55 0 55 0.95 0.93 48.59
Soal/ Arus lalu lintas Derajat Kecepatan Panjang segmen Waktu tempuh
Arah Q kejenuhan VLV jalan TT
Formulir UR-2 DS Gbr.D-2:1 atau 2 L (24)/(23)
smp/jam (21)/(16) km/jam km jam
(20) (21) (22) (23) (24) (25)
1696.1 0.313 49 0.3 0.006122448979592