Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia

Dosen Pengampu:

Yhadi Firdiansyah, M.Pd

Oleh:

M. Mukhlis Ansori (17130051)

Siti Fasuzatun Ni’mah (17130062)

M. Chausin Alfin (17130123)

Sulaimah (17130161)

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, petunjuk, dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan
mudah mempelajari dan memahami terkait “Audit SDM”.

Dengan selesainya makalah ini, penulis menyampaikan terimakasih tak terhingga kepada
Bp. Yhadi Firdiansyah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia, serta semua pihak yang telah memberikan kesempatan dan dorongannya. Besar
harapan penulis, semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam mempelajari lebih
lanjut serta mengaplikasikan dalam situasi yang sesungguhnya. Penyusunan makalah ini
berdasarkan pada kemampuan yang terbatas, maka penulis penyadari masih terdapat kekurangan
dan kelemahan, karena itu selayaknyalah apabila ada tanggapan maupun kritik yang bermanfaat
bagi penulis.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca,
khusunya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Semoga keberhasilan
selalu berpihak pada kita semua. Amin.

Malang, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian audit SDM 2


B. Norma audit SDM 4
C. Prospek audit SDM 8
D. Pendekatan riset audit SDM 11
E. Instrument audit SDM
13

BAB III PENUTUP 15

A. Kesimpulan 15
B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia Allah SWT, kami kelompok 13 yang
beranggotakan M. Mukhlis Ansori 17130051, Siti Fuziatun Ni’mah 17130062, M.
Chausin Alfin 17130123 dan sulaimah 7130161. Kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Audit SDM, dari dosen pembimbing Yhadi Firdiansyah, M. Pd.
Audit Sumber Daya Manusia sangat penting untuk dibahas karena seperti halnya
sumber daya lain, dalam sumber daya manusia seringkali juga ditemukan permasalahn,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengatasi permasalahn tersebut agar tidak
mengganggu pencapaian tujuan strategis perusahaan. Maka dari itu fungsi SDM harus
segera tanggap mecari akarpemasalahan, dengan cara audit SDM inilah yang bisa
dilakukan oleh sebab itu audit SDM sangat penting dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Dalam makalah ini terdapat 3 BAB. BAB I berisi gambaran umum mengenai
isi dari materi makalah, seperti latar belakang penulisan makalah, rumusan masalah
makalah, serta tujuan penulisan makalah; BAB II membahas tentang isi makalah yaitu:
(Pengertian audit SDM, Norma audit SDM, Prospek audit SDM, Pendekatan riset audit
SDM, Instrument audit SDM) BAB III berisi tentang kesimpulan dan saran dari BAB II.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian audit SDM?
2. Bagaimana bentuk norma yang berlaku di audit SDm?
3. Bagaimana prospek audit SDM?
4. Bagaimana pendekatan riset yang ada di audit SDM?
5. Bagaimana instrumen di audit SDM?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian audit SDM
2. Mengetahui bentuk norma yang berlaku di audit SDM
3. Mengetahui prospek audit SDM
4. Mengetahui pendekatan riset yang ada di audit SDM
5. Mengetahui instrument audit SDM

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit SDM

Pelaksanaan audit di bidang SDM dapat dilakukan melalui fungsi pengawasan dengan
tujuan agar kegiatan organisasi dilakukan dengan berbagai prinsip seperti efisiensi, efektivitas,
produktivitas, koordinasi, fungsionalisasi. Pengawasan sendiri merupakan suatu kegiatan dalam
hal mana pihak manajemen melakukan pengamatan atas: Jumlah sumber daya manusia yang ada,
jumlah SDM yang dibutuhkan, jumlah pasaran SDM yang ada, kualitas SDM yang dimiliki dan
yang ada di pasaran tenaga kerja, kemampuan individu setiap SDM dalam organisasi, upaya
peningkatan kemampuan SDM dalam organisasi dan semangat kerja mereka. kesemuanya itu
dilaksanakan agar pengelolaan organisasi dapat lebih efektif dan efisien.1Audit adalah
pemeriksaaan data. Sehingga audit SDM adalah perneriksaan atas data SDM yang dimiliki oleh
suatu organisasi. Audit juga dapat diartikan sebagai prosedur untuk meneliti/memeriksa apakah
cara membina SDM dalam organisasi sudah benar dan menurut ketentuan yang berlaku serta
pembinaan personil yang tepat sesuai dengan kesepakatan. Audit SDM pada dasarnya
mengevaluasi kegiatan karyawan yang dilakukan dalam suatu organisasi baik bagian demi
bagian maupun secara keseluruhan.

Dengan demikian, audit sebagai suatu proses dengan kemampuan dan independensi
seseorang dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari
suatu kesatuanekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dan keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, audit adalah kegiatan pemeriksaan terhadap suatu kesatuan ekonomi yang dilakukan
seseorang atau kelompok/lembaga yang independen yang bertujuan untuk mengevaluasi atau
mengukur lembaga/perusahaan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan kriteria yang
telah ditentukan.Bila dilihat ruang lingkup kegiatan suatu perusahaan, sebagai contoh bank,
perusahaanpenerbangan, leasing, asuransi yang sangat luas dengan cabang yang tersebar di
seluruh pelosok negeri dan bahkan ke luar negeri, sehingga mulai dari kegiatan pengambilan
keputusan dan penetapan kebijakan oleh Top Manajemen perusahaan yang bersangkutan.

1
Priyono Marnis. Manajemen Sumber Daya Manusia.(Surabaya: Zifatama Publisher, 2008). Hal 258

2
Kemudian kegiatan pelaksanaan dari keputusan kebijakan tersebut, serta kegiatan membukukan
dan melaporkan akibat dari kegiatan yang terjadi yang utamanya yang menyangkut SDM,
semuanya perlu diaudit.2 Oleh karena itu, ruang lingkupnya juga meliputi: (1) manajemen/policy
audit; (2) performance/operasional audit, dan (3) finansial audit. Sepintas diantara ketiga bentuk
audit tersebut dalam pratiknya sulit dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, audit itu sendiri
dapat diartikan sebagai suatu penilaian objektif dan independen untuk mengkaji semua kegiatan,
utamanya dibidang SDM. Namun demikian, dapat dilihat secara spesifik kegiatan audit tersebut
dapat diidentifikasikan lebih lanjut seperti berikut:

1. Manajemen/policy Audit merupakan suatu penilaian yang dilakukan secraa sistematis


dan independen, berorientasikemasa depan terhadap keputusan dan kebijakan yang
dilakukan oleh manajemen dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui
perbaikan pelaksanaan fungsi manajemen, pencapaian rencana yang telah ditetapkan serta
pencapaian sosial objektif.
2. Performancee/operasional Audit merupakan suatu kegiatan penilaian yang sistematis
yang dilaksanakan secraa objektif dan independen, berorientasi untuk masa depan atas
semua kegiatan yang ada dalam suatu perusahaan, utamanya dalam bidang SDM. Baik
yang menyangkut kegiatan top middle atau low manajemen, dengan tujuan untuk
mengadakan perbaikan rencana kerja perusahaan, pencapaian tujuan serta meningkatkan
manfaat SDM yang ada pada perusahaan itu, serta pengembangan SDM sebagai bagian
dari asset perusahaan.
3. Finansial Audit, yang mempunyai orientasi pengujian/penilaian secara independen dan
objektif atas tingkat kewajaran dan kecermatan serta data keuangan/administrative untuk
memberikan perlindungan keamanan asset perusahaan dengan melakukan evaluasi
kelayakan internal control yang diterapkan.

Sedangkan Audit SDM adalah pemeriksaan kualitas secara menyeluruh kegiatan SDM
dala suat independen, devisi atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan
SDM dalam suatu perusahaan dengan menitikberatkan pada peningkatan/perbaikan kegiatan.
Audit memberikan suatu perspektif yang komprehensif terhadap praktik yang berlaku
sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen mengenai pengelolaan SDM serta
2
A.A. Arens dan J.K. Loebbecke, Auditing Pendekatan Terpau. Buku Satu. Edisi Indonesia,
Jakarta:selembah Empat.

3
menemukan peluang an strategi untuk mengarahkan ulang peluang dan strategi tersebut.
Audit juga menciptakan citra departemen SDM yang professional antara manajer dan
spesialis SDM, membantu menjernihkan peran departemen dan menghasilkan keseragaman
yang lebih besar. Intinya, melalui audit dapat menemukan permasalahan dan memastikan
kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan dan rencana-rencana strategis
perusahaan. 3

B. Norma audit SDM

Norma audit khususnya dalam bidang audit dalam perusahaan yang di laksanakan secara
interen dengan pelaksanaan dengan menggunakan berbagai fungsi yang bertujuan untuk
penilaian. Audit di bentuk suatu organisasi (perusahaan) yang berfungsi untuk memeriksa
dan mengevaluasi kegiatan kegiatan yang ada dalam suatu perusahaan khususnya dalam
bidang sumber daya manusia. Mengenai tujuannya dari audit sendiri adalah membatu
kegaitan atau pemeriksaan dalam mengawal sumber daya manusia untuk melaksanakan
tanggung jawab SDM secara efektif dan efisien. Prosedur departemen audit sendiri
menyediakan analaisis-analisis, penilaian secara objek yang memeriksa dengan kata lain
departemen audit bisa di katakan mempunyai kegiatan sendiri dalam menganalisis dan
mengevaluasi penilaian sumber daya manusia dalam suatu organisasi (perusahaan). 4

Auditor atau orang yang bekerja dalam bidang audit mempunyai tugas khusus yang
dimana tugas khususnya adalah mempunyai tanggung jawab atas penyediaan informasi
mengenai kecukupan dalam efektivitas suatu sistem pengendalian intern dan mutu pekerjaan
departemen sumber daya manusia, dalam hal ini auditor harus mempunyai tanggung jawab
atas kerjannya yang dimana auditor juga harus memahami mengenai penyediaan data
informasi mengenai sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Dalam pendataan
informasi dari setiap masing-masing kemungkinan berbeda-beda baik di tafsirkan dalam
bentuk maupun keterinciannya, dan tergantung dalam kebutuhan perusahaan atau permintaan
dalam mengeksplor sitem manajemen itu sendiri.

Departemen audit merupakan bagian integral dari organisasi perusahaan dan fungsinya
diatur menurut kebijakan dalam bermanajemen dengan kata lain departemen audit memiliki
3
Sondang Siagian. Audit Manajemen. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004).
4
ibid

4
posisi sendiri akan tetapi kebijakan departemen audit tetapi tetap dalam aturan kebijakan
manajemen itu sendiri. Dan dalam departemen audit sendiri juga harus mempertimbangkan
dalam membuat keputusan seperti dalam pembuatan norma atau bisa di bilang aturan dalam
perusahaan. Dalam pembuatan norma atau penyusunan norma-norma ini, harus melakukan
beberapa pertimbangan mengenai pengembangan sebagai berikut;

1) Yang pertama manajemen diminta lebih bertanggung jawab atas efektivitas sistem
pengendalian intern (internal control) dan keinginan mutu organisasi dalam suatu
perusahaan.
2) Dari anggota manajemen itu sendiri harus semakin dapat menerima internal audit
sebagai alat untuk menyediakan analaisis-analisis yang bersifat objektif, dengan
penilaian-penilaian, rekomendasi-rekomendasi, saran-saran dan informasi mengenai
pengendalian dan pretasi organisasi perusahaan.
3) Eksternal auditor dapat mempergunakan hasil pekerjaan departemen audit untuk
melengkapi pekerjaan mereka karena departemen audit telah menyediakan bukti-
bukti yang cukup dan independen.
4) Menanamkan pengertian atas peranan dan tanggung jawab departemen audit kepada
semua level manajemen, badan atau lembaga lainnya yang mempunyai hubungan
dengan audit.
5) Menetapkan dasar sebagai pedoman dan pengukuran tugas tugas audit.
6) Perbaikan atas pelaksanaan tugas-tugas audit. 5

Norma internal audit meliputi

a) Independensi departemen audit dari kegiatan kegiatan objek yang di periksa dan
objektovitas internal audit.
b) Kemandirian jabatan auditor harus di pergunakan secara seksama
c) Ruang lingkup tugas departemen audit.
d) Pelaksanaan tugas departemen audit
e) Pengelolaan departemen audit
1) Independensi/kebebasan

5
Prof. Dr. Velthzal R. Z. dkk, Manajamen sumber daya manusia untuk perusahaan, Jakarta (2014), PT
grafindo persada, hlm. 748-749.

5
Departemen audit harus bersikap independensi (bebas) dalam kegiatan kegiatan objek
yang di audit. Departemen audit di katakan independen apabila mereka dapat melakukan
pekerjaan secara bebas dan objektif, tanpa pengaruh dan tekanan dari luar sehingga
memungkinkan auditor memberikan pertimbangan yang tidak memihak. Ini dapat di capai
dengan menentukan status organisasi dan objektivitasnya.

a) Status organisasi

Status organisasi departemen audit harus cukup memadai untuk memungkinkan


tercapainya tanggung jawab audit yang diembannya. Di sini auditor harus mendapatkan
dukungan dari manajemen sehingga mereka dapat memperoleh kerja sama yang baik dari
departemen SDM dan bebas dari campur tangan pihak lain.

a. Manajer departemen audit harus bertanggung jawab kepada seseorang yang


mempunyai wewenang yang cukup dalam organisasi perusahaan, sehingga
memungkinkan terjaminnya independensi dan ruang lingkup audit yang lebih
luas, pertimbangan yang cukup atas laporan audit dan tindakan tindakan
pelaksanaannya yang layak atas rekomendasi rekomendasi yang diberikan.
b. Manajer departemen audit harus dapat berkomunikasi langsung dengan
manajemen. Komunikasi yang teratur sangat membantu tercapainya
independensi dan hambatan hambatan dan cara mengatasinya dapat segara
disampaikan untuk tindakan selanjutnya.
c. Independensi dapat ditingkatkan apabila manajemen menyetujui
pengangkatan atau penggantian manajer departemen audit.
d. Tugas, wewenang dan tanggung jawab departemen audit harus didefinisikan
secara tertulis dan disetujui oleh manajemen.
b) Objektivitas

Departemen audit harus bersifat objektif dalan melakukan audit;

a) Objektivitas adalah kebebasan sikap mental yang harus dipertahankan oleh


internal auditor dalam melakukan audit
b) Objektivitas mengharuskan auditor melakukan audit sedemikian rupa sehingga
kejujuran hasil pekerjaan mereka dapat diyakini dan bukan merupakan hasil

6
kompromi, auditor tidak boleh di tugaskan pada situasi yang memungkinkan
mereka tidak dapat memberikan pertimbangan jabatan yang objektif.
c) Objektivitas auditor sama sekali tidak terpengaruh apabila mereka
merekomendasikan suatu standar pengendalian untuk sistem sistem atau menelaah
prosedur prosedur sebelum hal itu dilaksanakan. Merancang membuat dan
melaksanakan sistem operasional dan juga membuat konsep prosedur suatu sistem
bukanlah fungsi audit. Melakukan pekerjaan itu dapat di anggap sebagai
pengurangan objektivitas audit.
2) Kemahiran jabatan

Kemahiran jabatan auditor harus dilakukan dengan kemahiran jabatan secara seksama.
Kemahiran jabatan adalah tanggung jawab dari departemen audit dan setiap auditor.
Departemen audit harus menugaskan auditor yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kecakapan ilmu yang layak dalam artian layak ini di artikan sebagai gambaran suatu sistem
yang dimana sistem ini memberikan suatu tanggung jawab kepada auditor untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa adanya kekurangan dalam memberikan pekerjaan
yang bisa dilakukan semaksimal mungkin.

A. Departemen Audit
a. Pengisian staf
Departemen audit harus menjamin tersediannya auditor yang memiliki kecakapan
teknis dan latar belakang pendidikan yang sesuai dalam melaksanakan audit dengan
demikian manajer departemen audit harus membuat kriteria dalam mengisi jabatan
audit dari pengalamannya maupun dari segi pendidikannya dan setiap calon audit
wajib memenuhi kriteria yang sudah di tentukan
b. Pengetahuan, keterampilan dan kecakapan ilmu
Departemen audit harus memiliki pengetahuan keterampilan dan kecakapan ilmu
yang diperlukan untuk memikul tanggung jawab audit. Auditor secara bersama sama
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam melaksanakan
jabatannya di dalam organisasi perusahaan dalam. Hal ini termasuk kecakapan dalam
melaksanakan norma audit, prosedur prosedur dan teknik teknik audit.
c. Pengawasan

7
Departemen audit bahwasanya harus menjamin auditor nya di awasi oleh
sebagaimana mestinya
a) Manajer departemen audit bertanggung jawab dalam melakukan
pengawasan audit secara layak. Pengawasan adalah suatu proses yang
berkesinambungan diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan
penyimpulan tugas audit.
b) Bukti bukti pengawasan yang memadai harus didokumentasikan dan
disimpan.

Luasnya pengawasan yang dibutuhkan tergantung pada kecakapan internal auditor


dan sulitnya tugas audit.

B. Internal Auditor
a) Ketaatan pada kode etik, seorang auditor dituntut kejujuran, objektif,
tekun dan loyaliyltas tinggi pada perusahaan, sehingga seorang auditor
harus bertindak sesuai kode etik yang sudah di tentukan.
b) Memiliki pengetahuan keterampilan dan kecakapan ilmu yang memadai,
sebagai modal dalam melakukan audit.
c) Memiliki kemampuan dalam melakukan hubungan manusiawi dan
komunikasi, sehingga diperlukan keluwesan dalam menghadapi berbagai
watak manusia dan dapat berkomunikasi secara efektif. 6

C. Prospek audit SDM

1. Audit Strategi Perusahaan


Strategi perusahaan tidak dibentuk oleh profesional SDM, melainkan kekuatannya sendiri
lah yang menentukan kesuksesan.Strategi perusahaan memberi perhatian pada bagaimana
perusahaan bekerja untuk memperoleh keuntungan kompetitif.misalnya dengan menilai kekuatan
dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal. Memahami strategi akan
memberikan implikasi yang kuat bagi perencanaan, pengadaan staf, kompensasi, hubungan
karyawan, dan kegiatan SDM lainnya, dapat menjadi efektif hanya jika mereka memberikan
kontribusi terhadap tujuan tujuan strategi perusahaan.
6
Ibid. 751.

8
Kecocokan antara lingkungan dan dan strategi tidak dapat diabaikan.karyawan pada
departemen SDM dapat mempelajari strategi perusahaan melalui wawancara dengan eksekutif
utama, tinjauan rencana jangka panjang bisnis,dan pengamatan lingkungan sistemik yang di
desain untuk menemukan perubahan atau kecenderungan.
Mereka memerintahkan kepatuhan terhadap manajerial kepada penerimaan karyawan
terhadap kebijakan dan praktik SDM dalam hubungannya dengan rencana strategi perusahaan.
Dengan demikian melalui audit akan mengingatkan karyawan dari temen SDM dan yang lainnya
tentang kontribusi tersebut dalam menciptakan sebuah image yang lebih profesional dari
departemen itu di antara para manajer dan para ahli. Selain itu, dengan audit akan membantu
menjelaskan tentang perananan departemen SDM ini. Khususnya, mengenai fungsi desentralisasi
dari perusahaan-perusahaan besar. Barangkali hal yang lebih penting bahwa audit ini
menemukan masalah-masalah dan membuat rencana-rencana dari perusahaan.
2. Audit Strategi Kerja Sama
Strategi kerjasama tidaklah wisata oleh para profesional SDM, akan tetapi mereka
menemukan kesuksesannya. strategi kerjasama ini menekankan pada bagaimana agar perusahaan
terus memperoleh keuntungan kompetitif, dengan melalui uji kekuatan dari kelemahan internal
perusahaan serta ancaman eksternal (melalui analisis SWOT).memahami strategi ini mempunyai
implikasi yang kuat bagi penyusunan kompensasi hubungan antara pekerja dan aktivitas SDM
lainnya di dalam perusahaan itu yang dapat dikatakan efektif apabila mereka memberikan
kontribusi kepada Tujuan strategi perusahaan. Strategi kecocokan lingkungan tidak dapat
diabaikan. Para karyawan departemen SDM bisa mempelajari strategi perusahaan melalui
interview eksekutif eksekutif kunci mempelajari rencana bisnis jangka panjang dan sistem
lingkungan yang telah tersusun. Untuk mengetahui train train perubahan mereka harus mengedit
fungsi mereka. Fungsi manajerial kebijakan dan praktik penerimaan karyawan dalam
hubungannya dengan rencana perusahaan. Sebagai contoh, terjadi pertukaran karyawan yang
tinggi.7
3. Audit Fungsi SDM
Audit ini mengadakan evaluasi tentang seberapa jumlah para manajer yang mampu
melaksanakan segala kebijakan dan prosedur yang telah digariskan oleh departemen
SDM.andainya para manajer menghasilkan kebijakan-kebijakan yang ada atau melanggar
7
Veithzal Rival Zainal, dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta :Pt
Rajaghrafindo Persada, 2014), hlm 759.

9
hukuman ketenagakerjaan, selayaknya penilaian ini mampu mengungkapkannya. dengan
demikian tindakan tindakan perbaikan segera dapat dilakukan sebelum permasalahan
berkembang lebih jauh. Dalam pelaksanaan audit fungsi SDM ini, auditor harus :
a) Mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas/kegiatan.
b) Menetapkan sasaran-sasaran yang dicari dari setiap kegiatan.
c) meninjau kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk mencapai sasaran sasaran
tersebut.
d) Mengambil catatan catatan dalam sistem informasi SDM untuk mempelajari apabila
kebijakan kebijakan dan prosedur prosedur telah diikuti dengan tepat.
e) Menyiapkan laporan yang sebenarnya tentang sasaran, kebijakan dan prosedur.
f) Mengembangkan rencana tindakan untuk memperbaiki kesalahan dalam sasaran,
kebijakan dan prosedur.
g) Menindaklanjuti rencana tindakan untuk melihat jika sasaran, kebijakan dan prosedur
memecahkan masalah yang ditemukan dalam audit.8
4. Audit Kepuasan Kerja
Departemen yang efektif pasti mampu memenuhi sasaran sasaran perusahaan maupun
kebutuhan karyawan.ketika kebutuhan karyawan tidak terpenuhi, maka pergantian, ketidak
hadiran dan aktivitas serikat kerja kemungkinan besar terjadi. Untuk mempelajari seberapa jauh
kebutuhan kebutuhan karyawan dipenuhi, auditor mengumpulkan data dari para
karyawan.auditor akan mengumpulkan informasi tentang upah, tunjangan, praktek-praktek
pengawasan, bantuan perencanaan karir dan feed back yang diterima karyawan atas prestasi
kerjanya.9
5. Prospektif Audit SDM di Masa Mendatang
Audit memang diperlukan bagi suatu perusahaan, namun itu hanyalah merupakan tindakan
untuk melihat keadaan di masa lalu. Audit hanyalah pengungkapan tentang keberhasilan suatu
keputusan di masa lalu, dengan tanpa mengabaikan kepentingan selisih masa lalu.departemen
SDM seharusnya menatap jauh ke depan karena tanpa pandangan jauh kedepan bidang SDM
hanyalah akan menjadi “reaktif” dan tidak “proaktif”.
adapun tantangan yang akan menghadang dalam manajemen SDM dimasa datang diperkirakan
antara lain tentang :
8
ibid
9
Elbadiansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia,(Malang :VC IRDH,2019), hlm 270.

10
a) Globalisasi, anekaragaman dan kaitannya dengan lingkungan
b) Hak-hak pekerja
c) Reformance pekerjaan dan produktivitasnya
d) Hambatan-hambatan SDM masih menunjukkan tanggung jawab perusahaan, atau
grup, atau kelompok kecil yang berhubungan dengan sejumlah pekerjaan yang harus
dilakukan.10
D. Pendekatan riset audit SDM

Riset juga digunakan untuk mengaudit kegiatan SDM. Riset ini diarahkan untuk
meningkatkan kinerja dari departemen tersebut. Mengaudit SDM dengan riset, ada enam
pendekatan yang dapat diterapkan, yaitu

1. Riset Terapan (Applied Research)


Riset ini digunakan untuk mengevaluasi ativitas-aktivitas SDM. Kadang kala
risetnya mungkin canggih, tergantung pada desain dan statistik yang digunakan. Melalui
riset ini berupaya untuk memperbaiki kinerja departemen.
2. Pendekatan Komparatif (Comparatif Approack)
Bentuk riset ini adalah bentuk yang sederhana. Pendekatan ini menggnakan
perusahaan lain sebagai model, setelah itu membandingkan hasil atau prosedur mereka
dengan yang dari perusahaan lain tersebut. Pendekatan komparatif kerap digunakan untuk
membandingkan masalah ketidakhadiran, perputaran karyawan, dan data gaji.
Pendekatan ini dapat membantu dalam mendeteksi bidang-bidarng yang memerlukan
perbaikan,
3. Pendekatan otoritas pihak luar (Outside Autharity Appraach)
Auditor dapat menggunakan pendekatan keahlian vang standarnya ditentukan
oleh konsultan atau dari temuan penelitian yang telah dipublikasikan, kemudian dijadikan
sebagai standar atas kegiatan dan selanjutnya dievaluasi. Dalam hal ini konsultan dapat
membantu mendiagnosis penyebab timbulnya masalah.
4. Pendekatan Statistik (Statistical Appronch)
Melalui pendekatan ini adalah dengan mengembangkan ukuran statistikal kinerja
berdanarkan sistem informasi perusahaan yang ada. Sebagai contoh, dari cacatan yang
Veithzal Rival Zainal, dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta :PT
10

RAJAGHRAFINDO PERSADA, 2014), hlm 760.

11
ada dalam perusahaan mengungkapkan tingkat ketidakhadiran dan perputaran karyawan.
Data ini menunjukkan seberapa baik aktivitas SDM dan manajer operasi dalam
mengendalikan permasalahan ini. Pendekatan ini biasanya dilengkapi dengan
perbandingan terhadap informasi eksternal yang dapat dikumpulkan dari perusahaan lain.
Informasi ini sering dinyatakan juga sebagai rasio yang mudah dihitung dan digunakan.
Dengan standar statistik ini, dapat ditemukan kesalahan-kesalahan sebelum kejadian
tersebut menjadi berlarut ke arah yang merugikan perusahaan.
5. Pendekatan Kepatuhan (Compliance Approach)
Pendekatan ketaatan ini adalah strategi audit SDM lainnya. Metode ini meninjau
praktik-praktik di masa lalu untuk menentukan apakah tindakan-tindakan tersebut telah
sesuai atau tidak mengikuti kebijakan dan prosedur perusahaan, atau bahkan terjadi
penyimpangan hukurn. Cara kerjanya adalah dengan mengambil sampel data/informasi
dari formulir kerja, kompensasi, disiplin, dan penilaian kerja. Tujuan pendekatan ini
adalah untuk memastikan apakah para manajer patuh terhadap peraturan dan ketentuan
yang berlaku di perusahaan.
6. Pendekatan Manajemen Berdasarkan Sasaran (Manajemen by Objective Approach)
Pendekatan terakhir adalah meminta staf SDM dan manajer menetapkan tujuan
sesuai dengan tanggung jawab mereka. Pendekatan manajemen berdasarkan sasaran ini
menciptakan tujuan khusus terhadap kinerja sehingga dapat diukur. Selanjutnya diteliti
kinerja aktual dan membandingkannya dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.11
E. Instrument audit SDM

Dalam pengumpulan informasi tentang aktivitas SDM, ada beberapa instrumen yang dapat
digunakan yaitu

1) Wawancara
Wawancara dengan karyawan dan manajer adalah suatu sumber informasi mengenai
aktivitas SDM. Pendapat mereka tentang membantu auditor mencari bidang-bidang yang
membutuhkan perbaikan. Kritik dari karyawan dapat menunjukkan tindakan yang harus
diambil departemen untuk memenuhi kebutuhan mereka. Demikian juga saran menejer
dapatmenungkapkan cara-cara untuk memberikan mereka pelayanan yang lebih baik.

11
Willy Susilo. Audit MSDM. (cetakan Pertama: PT. Vorqistatama Binamega, 2002), HAL. 65

12
Apabila kritik mereka baik, perubahan perlu dilakukan, tetapi apabila departemen SDM
yang bener, departemen SDM harus mendidik yang lainnya dalam perubahan dengan
menjelaskan prosedur yang dipertanyakan.12
2) Kuesioner
Departemen SDM dapat melengkapi hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner
dan survey. Kuesioner digunakan karena wawancara itu menyita waktu dan mahal
biasanya serta terbatas hanya pada sedikit orang. Melalui survey, gambaran tentang
kegiatan SDM dapat dikembangkan secara lebih akurat. Dengan demikian, melalui
kuesioner dapat memberikan jawaaban-jawaban yang lebih terbuka, bebas dan jujur.
3) Instrumen eksternal
Instrument lain bagi auditor adalah informasi eksternal. Informasi ini berguna sebagai
bahan perbandingan dan untuk menungkap prespektif lain yang tidak diperoleh dari
instrument sebelumnya. Sumber informasi dari eksternal ini dapat berasal dari
Departemen Tenaga Kerja. Asosiasi industry dan professional, hasil survey perguruan
tinggi dan konsultan, perusahaan-perusahaan sejenis sebagai saing kotak saran, serikat
pekerja.
Asosiasi-asosiasi industri biasanya memiliki data statistik tentang norma-norma industry
seperti tingkat perputaran, tingkat ketidakhadiran, tariff upah standdar, tingkat
pertumbuhan, deskripsi-deskripsi pekerjaan terstadarisasi, tingkat kecelakaan kerj, biaya
tunjangan dan lain-lan. Selain itu asosiasi-asosiasi professional adapula yang
menyediakan data seperti survei gaji dan tunjangan.
4) Anallisis catatan
Disadari bahwa tidak semua masalah dapat dideteksi dari sikap karyawan. Banyak
masalah kadang-kadang lebih mudah ditemukan melalui analisis catatan. Hal ini
dilakukan untuk menjamin bahwa sebagian prosedur dan peraturan perusahaan tidak di
langgar. Catatan yang direview meliputi:
a) catatan tentang keamanan dan kesehatan karyawan
b) tingkat absensi dan perputaran
c) rencana kegiatan yang telah disetujui

Veithzal Rival Zainal, dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta :Pt
12

Rajaghrafindo Persada, 2014), hlm 765

13
d) pemberian kompensasi
e) catatan tentang seleksi dan penempatan internal
f) File karyawan
g) studi program dan kebijakan di bidang SDM
h) skor tes pendahuluan dan tes akhir
i) laporan khusus
5) Eksperimen-eksperimen Riset
Instrument terahir yang tesedia bagi auditor adalah eksperimen riset , terutama
eksperimen lapangan yang membandingkan kelompok eksperimental dengan kelompok
kendali di bawah kondisi-kondisi realistik. Eksperimen ini digunakan untuk meneliti
ketidakhadiran perputaran karyawan, keputusan kerja, kompensasi, keselamatan kerja,
dan aktiviitas-aktivitas lainya.
6) Audit-audit Internasional
Audit-audit SDM dari organisasi-organisasi internasional adalah lebih rumit dan
terkadang lebih penting. Kompleksitas pengauditan lebih sulit karena ada perbedaan
bahasa, hukum, kultur, praktik tradisional dan harapan-harapan. 13

L.J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Cetakan Keduapuluhtujuh.(Bandung: PT.
13

Remaja Rosdakarya, 2010)

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Audit SDM merupakan perneriksaan atas data SDM yang dimiliki oleh suatu
organisasi. Audit juga dapat diartikan sebagai prosedur untuk meneliti/memeriksa apakah
cara membina SDM dalam organisasi sudah benar dan menurut ketentuan yang berlaku
serta pembinaan personil yang tepat sesuai dengan kesepakatan.
dalam departemen audit dalam membuat keputusan harus mempertimbangkan
seperti seperti dalam pembuatan norma atau bisa di bilang aturan dalam perusahaan.
Dalam pembuatan norma atau penyusunan norma-norma ini, harus melakukan beberapa
pertimbangan.
Didalam prospek audit SDM ada Audit Strategi Perusahaan, Audit Strategi Kerja
Sama, Audit Fungsi SDM, Audit Kepuasan Kerja, Prospektif Audit SDM di Masa
Mendatang.
Didalam pendekatan riset audit SDM ada 6 pendekatan yaitu Riset Terapan
(Applied Research), Pendekatan Komparatif (Comparatif Approack), Pendekatan
otoritas pihak luar (Outside Autharity Appraach), Pendekatan Kepatuhan (Compliance
Approach), Pendekatan Manajemen Berdasarkan Sasaran (Manajemen by Objective
Approach).
beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam audit SDM yaitu, wawancara,
Kuesioner, instrumen eksternal, analisis catatan, Eksperimen-eksperimen Riset, Audit-
audit Internasional.
B. Saran
Dalam makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya dalam memahami
konsep audit untuk mengevaluasi semua kegiatan SDM yang dilakukan perusahaan.
Memahami konsep tersebut akan memberikan hasil pada manajer operasional dan
departemen SDM tentang fungsi SDM serta mengetahui seberapa baik manajer dalam
mengelola tugasnya. Kepada semua teman-teman diharapkan perlu mengetahui audit
SDM untuk menambah pengetahuan dan bisa diterapkan ketika bekerja kelak.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arens . A.A. dan J.K. Loebbecke, Auditing Pendekatan Terpau. Buku Satu. Edisi
Indonesia, Jakarta:selembah Empat.
Elbadiansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia,(Malang :VC IRDH,2019).
Moleong L.J., Metodelogi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Cetakan
Keduapuluhtujuh.(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010)
Priyono Marnis. Manajemen Sumber Daya Manusia.(Surabaya: Zifatama
Publisher, 2008).
Prof. Dr. Velthzal R. Z. dkk, Manajamen sumber daya manusia untuk perusahaan,
Jakarta (2014), PT grafindo persada.
Sondang Siagian. Audit Manajemen. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004).
Veithzal Rival Zainal, dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan, (Jakarta :PT Rajaghrafindo Persada, 2014).
Willy Susilo. Audit MSDM. (cetakan Pertama: PT. Vorqistatama Binamega,
2002).

16

Anda mungkin juga menyukai