PKD SH Fadilah
PKD SH Fadilah
STROKE HEMORARGIK
Disusun oleh:
Fadilah Riafiana
41171096100044
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala, atas berkat Rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tumor Otak” dalam rangka untuk memenuhi salah
satu tugas dalam kepaniteraan klinik di stase Neurologi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Jakarta. Sholawat beserta salam semoga tercurah kepada panutan hidup kami yang mulia
Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang
yang mengikuti beliau dengan baik hingga hari akhir kelak. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
penyelesaian makalah ini, terutama kepada :
2. Semua dokter dan staf pengajar di SMF Neurologi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Jakarta.
3. Rekan-rekan Kepaniteraan Klinik Neurologi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini sangat
penulis harapkan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bisa membuka
wawasan serta ilmu pengetahuan kita, terutama dalam bidang neurologi.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 2
LAPORAN KASUS
1.2 ANAMNESIS
Alloanamnesis dilakukan terhadap anak anak kandung pasien di Ruang HCU 526, Gedung
Teratai Lantai 5 pada tanggal 5 februari 2019
a. Keluhan Utama
Pasien mengalami nyeri kepala sejak 3 hari SMRS
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki, usia 58 tahun datang ke IGD RSUP Fatmawati karena nyeri kepala sejak
3 hari SMRS.
Sejak 3 hari SMRS pasien mengeluh nyeri kepala memberat. Nyeri kepala awalnya
dirasakan saat pasien di kamar mandi, nyeri kepala dirasakan mendadak hingga pasien
berpegangan untuk bisa tetap berdiri. Pasien tidak jatuh dan kepala tidak terbentur. 2 hari
SMRS pasien mengeluh muntah setiap kali makan sehingga lemas. Kemudian pasien
dibawa ke Puskesmas dan disarankan ke rumah sakit. Penurunan kesadaran disangkal.
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Riwayat bicara pelo, bibir mencong, gangguan
penglihatan disangkal. Riwayat kejang sebelumnya, dan demam disangkal. Riwayat
kelemahan satu sisi atau anggota tubuh disangkal. Pasien baru pertama kali mengalami
keluhan nyeri kepala seperti ini. Pasien kemudian dibawa ke RS Graha Permata ibu
dilakukan Ct Scan kepala dikatakan terdapat perdarahan di kepala kemudian pasien di
rujuk ke RS Fatmawati dikatakan butuh tindakan bedah syaraf.
Saraf Kranial
N. I : TVD
N.II : TVD
N. III, IV, VI Kanan Kiri
Kedudukan Bola Mata : Orthoposisi Orthoposisi
Pergerakan Bola Mata : TVD TVD
Eksophtalmus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
Pupil : Bulat, Ø3mm Bulat, Ø3mm
Refleks Cahaya Langsung : (+) (+)
Refleks Cahaya Tak Langsung : (+) (+)
N.V : TVD
N.VII
Motorik : Tampak plica nasolabialis dextra lebih datar
Pengecap lidah : Tidak dilakukan
Kesan : Parese N.VII dextra sentral
N.VIII : TVD
N. IX,X :
Uvula : Ditengah, Simetris kanan dan kiri
Arkus faring : TVD
Refleks muntah : Tidak dilakukan
N.XI :
Mengangkat bahu : TVD
Menoleh : TVD
N.XII
Pergerakan lidah : tidak ada deviasi lidah saat statis
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Tremor : (-)
Gerakan Involunter
Tremor : (-)/(-)
Chorea : (-)/(-)
Astetose : (-)/(-)
Mioklonik : (-)/(-)
Tics : (-)/(-)
Trofik : eutrofi/ eutrofi
Tonus : Normotonus/ Normotonus
Sistem Sensorik
Propioseptif : TVD
Eksteroseptif : TVD
Fungsi Cerebellar dan koordinasi : Tidak dilakukan
Fungsi Luhur : Tidak dilakukan
Fungsi Otonom
Miksi : Normal
Defekasi : Normal
Sekresi keringat : Normal
a) CT Scan
Kesan :
- Perdarahan intraparenkim di periventrikel kiri, basal ganglia kiri dan thalamus kiri disertai
perifocal edema. Perdarahan intraventrikel lateralis bilateral, ventrikel III dan IV. Edema
serebri.
b) Foto Thoraks
Kesan:
1.5 RESUME
Pasien laki-laki, usia 58 tahun datang ke IGD RSUP Fatmawati karena nyeri kepala sejak 3
hari SMRS. Sejak 3 hari SMRS pasien mengeluh nyeri kepala memberat. nyeri kepala dirasakan
mendadak hingga pasien berpegangan untuk bisa tetap berdiri. 2 hari SMRS pasien mengeluh
muntah setiap kali makan sehingga lemas. Penurunan kesadaran disangkal. BAB dan BAK tidak
ada keluhan. Riwayat bicara pelo, bibir mencong, gangguan penglihatan disangkal. Riwayat
kejang sebelumnya, dan demam disangkal. Riwayat kelemahan satu sisi atau anggota tubuh
disangkal
Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, hemodinamik stabil. Pada pemeriksaan
neurologis didapatkan GCS E3M6V4, kaku kuduk positif, Kesan Parese N.VII dextra sentral,
kesan hemiparese dextra dan hiperrefleks dextra.
Pemeriksaan penunjang didapatkan. CT Scan menunjukkan Perdarahan intraparenkim di
periventrikel kiri, basal ganglia kiri dan thalamus kiri disertai perifocal edema. Perdarahan
intraventrikel lateralis bilateral, ventrikel III dan IV. Edema serebri. Foto toraks PA didapatkan
infiltrate di kedua lapang paru terutrama kanan DD/ Pneumonia, kardiomegali dan aorta
kalsifikasi.
1.6 DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Somnolen, sefalgia, Parese N.VII dextra sentral, hemiparese
dextra.
Diagnosis Topis : Subkorteks sinistra
Diagnosis Etiologis : Hipertensi
Diagnosis Patologis : Perdarahan Intrakranial
Diagnosis Kerja : CVD SH , Hipertensi grade II
1.7 TATALAKSANA
Medikamentosa :
IVFD NaCl 0.9% 500 cc/12 jam
Vit. K 3x500 mg IV
Manitol 4x125 cc
Nimotop
Ranitidine 2x50 mg IV
Citicoline 2x1000 mg
Amlodipin 1x10 mg
Candesartan 2x8 mg
Paracetamol 3x500 mg
Clonidin 3x0.075
Trimotop 4x60 mg
Non Medikamentosa
Tirah baring
Elevasi Kepala 30
Observasi keadaan umum, tanda vital, dan kemungkinan perubahan status neurologis
pasien.
Konsul bedah syaraf
Konsul Rehab Medik
1.8 Anjuran Pemeriksaan
- CT Scan kepala non kontras
1.9 PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad malam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanasionam : Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1. Vaskularisasi
Sistem saraf memiliki kebutuhan energi yang sangat tinggi yang hanya dapat dipenuhi
oleh suplai substrat metabolik yang terus menerus dan tidak terputus. Pada keadaan normal,
energi tersebut hanya berasal dari metabolisme aerob glukosa. Jika tidak mendapatkan glukosa
dan oksigen dalam jumlah cukup, fungsi neuron akan menurun dalam beberapa detik. Kebutuhan
aliran darah minimal untuk memelihara strukturnya adalah sekitar 5-8 ml per 100 g per menit.
Sedangkan kebutuhan aliran darah minimal untuk berlanjutnya fungsi adalah 20 ml per100 g
permenit. Terdapat beberapa pembuluh darah yang memperdarahi otak, yaitu:
2.2.2. Stroke
2.2.1. Definisi
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam,
berasal dari gangguan aliran otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah sepintas,
tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi (WHO MONICA, 1986).
Stroke dengan defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba dapat disebabkan oleh
iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak
yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi.
Oklusi dapat berupa thrombus, embolus, atau tromboembolus, menyebabkan hipoksia sampai
anoksia pada salah satu daerah percabangan pembuluh darah otak tersebut. Stroke hemoragik
dapat berupa perdarahan intraserebral atau perdarahan subarachnoid.
CT Scan kepala tanpa kontras merupakan pemeriksaan baku emas untuk perdarahan di
otak.Bila tidak memungkinkan dilakukan CT Scan, maka dapat digunakan :
Algoritme Stroke Gajah Mada
Djunaedi Stroke Score
Siriraj Stroke Score, yaitu
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1
x tekanan diastolik) - (3 x petanda ateroma) -12
Keterangan:
- Derajat kesadaran : 0 kompos mentis; 1 somnolen; 2 sopor/koma
- Vomitus : 0 tidak ada; 1 ada
- Nyeri kepala : 0 tidak ada; 1 ada
- Ateroma : 0 tidak ada; 1 salah satu atau lebih: DM, angina, penyakit pembuluh
darah.
2.2.9. Tatalaksana
Penanganan fase akut dilakukan dengan menurunkan tekanan darah sekitar 20% dari
tekanan awal masuk rumah sakit. Penanganan awal dapat dilakukan berupa:
Stabilisasi hemodinamik dan pernapasan
Memperbaiki perfusi serebral dengan mengendalikan tekanan darah arterial secara hati-hati
serta pemberian neuroproteksi (citicholin, pirasetam, nimodipin)
Pengendalian peningkatan TIK, yaitu dengan:
Tinggikan posisi kepala 200 - 300
Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
Pemberian manitol 20-25% dipakai 0.75-1mg/kgBB bolus diikuti 0.25-0.5 mg/kgBB tiap 3 –
5 jam tergantung pada respon klinis.
Intubasi untuk menjaga normoventilasi (pCO2 35 - 40 mmHg). Hiperventilasi mungkin
diperlukan bila akan dilakukan tindakan operatif.
Pengendalian kejang jika ada kejang.
2.2.10. Komplikasi
Menurut Pudiastuti (2011) pada pasien stroke yang berbaring lama dapat terjadi masalah
fisik dan emosional diantaranya:
— Bekuan darah (Trombosis)
Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan
(edema) selain itu juga dapat menyebabkan embolisme paru yaitu sebuah bekuan yang
terbentuk dalam satu arteri yang mengalirkan darah ke paru.
— Dekubitus
Bagian tubuh yang sering mengalami memar adalah pinggul, pantat, sendi kaki dan tumit.
Bila memar ini tidak dirawat dengan baik maka akan terjadi ulkus dekubitus dan infeksi.
— Pneumonia
Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal ini menyebabkan cairan
terkumpul di paru-paru dan selanjutnya menimbulkan pneumoni.
— Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur)
Hal ini disebabkan karena kurang gerak dan immobilisasi.
— Depresi dan kecemasan
Gangguan perasaan sering terjadi pada stroke dan menyebabkan reaksi emosional dan fisik
yang tidak diinginkan karena terjadi perubahan dan kehilangan fungsi tubuh.
2.2.11. Pencegahan
— Pencegahan primer
Tujuannya adalah untuk mencegah stroke pertama dengan mengobati faktor resiko
predisposisi terutama hipertensi. Normalisasi hipertensi dapat mengurangi resiko stroke
iskemik hingga 40%. Faktor resiko lain yang dapat dikontrol antara lain adalah merokok,
diabetes melitus, dan fibrilasi atrium.
— Pencegahan sekunder
Tujuannya adalah untuk mencegah stroke setelah setidaknya terjadi satu episode iskemia
serebri. Pemberian aspirin dosis rendah dapat menurunkan resiko stroke berulang hingga
25%. Penghambat agregasi trombosit juga memiliki efek protektif.
2.2.12. Prognosis
Prognosis dipengaruhi jumlah perdarahan dan letak akumulasi darah. Perdarahan dengan
volume darah >60 cc berisiko mengakibatkan kematian sebesar 93% pada perdarahan dalam dan
71% pada perdarahan lobar. Akan tetapi perdarahan hanya 5 cc pun dapat berakibat fatal jika di
pons.
DAFTAR PUSTAKA