Anda di halaman 1dari 32

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Akmalsyah
201900715409

Materi 1: Suhu dan Perubahannya (K13 Kelas 7)

Masalah
Akar
Terpilih yang
No. Penyebab Eksplorasi Alternatif Solusi Analisis Alternatif Solusi
Akan
Masalah
Diselesaikan
1 Siswa tidak Model Eksplorasi alternatif solusi terkait Berdasarkan hasil eksplorasi
bersemangat pembelajaran Proses pembelajaran alternatif solusi berdasarkan
dan tidak yang a. Alternatif solusi berdasarkan kajian literatur serta
aktif dalam kajian literatur : wawancara, maka diperoleh
digunakan
pembelajaran - Berdasarkan hasil penelitian hasil analisis sebagai berikut :
materi suhu guru kurang Ida Madyani dkk.(2019), dapat - Model Problem Based
dan tepat belum disimpulkan bahwa LKPD IPA Learning (PBL) memiliki
perubahannya sesuai model PBL terintegrasi STEM kelebihan dan kelemahan
dengan dinyatakan valid dan layak yang perlu di cermati
karakteristik digunakan sebagai referensi untuk keberhasilan
materi dan dalam pembelajaran untuk penggunaanya.
menghadapi tantangan abad Kelebihan :
karakteristik
21. Dimana aktivitas siswa a. Menantang kemampuan
siswa dan hasil belajar siswa siswa serta memberikan
mengalami peningkatan. kepuasan untuk
Judul : Pengembangan LKPD menemukan
IPA Model PBL Terintegrasi pengetahuan baru bagi
STEM Materi Suhu dan siswa.
Perubahannya b. Meningkatkan motivasi
Sumber : dan aktivitas
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/in pembelajaran siswa.
dex.php/snps/article/view/128 c. Membantu siswa dalam
32 mentransfer
- Berdasarkan Penelitian Amelia pengetahuan siswa
Hasanah (2015), menyatakan untuk memahami
bahwa validitas perangkat masalah dunia nyata.
pembelajaran model discovery d. Membantu siswa untuk
learning dari sisi teoritis layak mengembangkan
untuk digunakan, rata-rata pengetahuan barunya
total sebesar 3,5 dengan dan bertanggung jawab
peresentase 85,5% “Baik”. dalam pembelajaran
Keterlaksanaan perangkat yang mereka lakukan.
pembelajaran IPA SMP model e. Mengembangkan
discovery learning pada materi kemampuan siswa
suhu dan perubahannya total untuk berpikir kritis
rata-rata sebesar 3,4 dengan dan mengembangkan
persentase 85,2% “Baik”. kemampuan mereka
Aktivitas siswa dalam proses untuk menyesuaikan
pembelajaran menggunakan dengan pengetahuan
perangkat pembelajaran IPA baru.
SMP dengan model discovery f. Memberikan
learning berdasarkan kesempatan bagi siswa
perhitungan percentages of untuk mengaplikasikan
agreement adalah sebesar pengetahuan yang
93,95% . mereka miliki dalam
Judul : Pengembangan dunia nyata.
Perangkat Pembelajaran IPA g. Mengembangkan minat
SMP Model Discovery Learning siswa untuk secara
pada Materi Suhu dan terus menerus belajar
Perubahannya. sekalipun belajar pada
Sumber : pendidikan formal telah
https://www.neliti.com/publica berakhir.
tions/251200/pengembangan- h. Memudahkan siswa
perangkat-pembelajaran-ipa- dalam menguasai
smp-model-discovery-learning- konsep-konsep yang
pada-materi dipelajari guna
- Berdasarkan hasil penelitian memecahkan masalah
Ade Afrida (2019), dunia nyata(Sanjaya,
menunjukkan bahwa aktivitas 2007).
belajar siswa pada kelas Kelemahan
eksperimen diperoleh skor rata- Disamping kelebihan
rata mencapai 80% dengan diatas, PBL juga memiliki
kategori aktif dalam kelemahan, diantaranya :
pembelajaran, aktivitas belajar a. Manakala siswa tidak
siswa pada kelas kontrol memiliki niat atau tidak
diperoleh skor rata-rata mempunyai
mencapai 57% dengan kategori kepercayaan bahwa
cukup aktif dalam masalah yang dipelajari
pembelajaran. Nilai rata-rata sulit untuk dipecahkan,
pemahaman konsep kelas maka mereka akan
eksperimen 88 dan kelas merasa enggan untuk
kontrol sebesar 75. Hasil uji mencobanya.
hipotesis dengan uji-t pada b. Untuk sebagian siswa
taraf signifikan 5% menunjukan beranggapan bahwa
bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=(5,28 > tanpa pemahaman
1,675), artinya Ha diterima. mengenai materi yang
Jadi dapat disimpulkan bahwa diperlukan untuk
model pembelajaran interaktif menyelesaikan masalah
berbasis argument mapping mengapa mereka harus
berpengaruh terhadap berusaha untuk
aktivitas dan pemahaman memecahkan masalah
konsep siswa. yang sedang dipelajari,
Judul : Pengaruh Model maka mereka akan
Pembelajaran Interaktif belajar apa yang
Berbasis Argument Mapping mereka ingin pelajari
Terhadap Aktivitas Dan (Sanjaya, 2007).
Pemahaman Konsep Fisika
Suhu Dan Perubahannya Pada
Smp Kelas VII - Model Pembelajaran
Sumber : Discovery Learning
http://repository.radenintan.ac. memiliki kelebihan yakni :
id/9250/1/pusat.pdf a. Membantu siswa
untuk memperbaiki
b. Alternatif solusi berdasarkan dan meningkatkan
wawancara guru IPA/rekan keterampilanketeramp
sejawat : ilan dan proses-proses
Siswa tidak bersemangat dan tidak kognitif.
aktif dalam pembelajaran materi b. Pengetahuan yang
suhu dan perubahannya. diperoleh melalui
Solusinya dengan menerapkan metode ini sangat
model pembelajaran discovery pribadi dan ampuh
learning, karena dengan model karena menguatkan
pembelajaran discovery learning pengertian, ingatan
mampu merangsang motivasi dan transfer.
semangat dan keaktifan siswa. c. Menimbulkan rasa
Dimana pembelajaran akan senang pada siswa,
berfokus pada keterampilan sains karena tumbuhnya
siswa yang tergambar dalam rasa menyelidiki dan
proses pembelajaran. Siswa secara berhasil.
berkelompok akan melakukan d. Metode ini
eksperimen dan pengamatan, memungkinkan siswa
kemudian siswa akan mencatat berkembang dengan
hasil pengamatan dan cepat dan sesuai
mempresentasikannya. dengan kecepatannya
Sumber : Majenun, S.Pd., Gr., sendiri. e.
M.Pd. (Guru IPA SMPN 47 Rarowatu Menyebabkan siswa
Utara) mengarahkan kegiatan
c. Alternatif solusi berdasarkan belajarnya sendiri
wawancara kepala sekolah : dengan melibatkan
- Proses pembelajaran dapat akalnya dan motivasi
menggunakan model sendiri.
pembelajaran PBL (Problem e. Metode ini dapat
membantu siswa
Based Learning ataupun PjBL
memperkuat konsep
(Project Based Learning) yang dirinya, karena
dapat melatih siswa dalam memperoleh
memecahkan masalah dalam kepercayaan bekerja
kehidupan secara aktif dan sama dengan yang
lebih kontekstual. lainnya.
- Guru dapat menerapkan f. Berpusat pada siswa
dan guru berperan
metode diskusi kelompok yang
sama-sama aktif
terbimbing mengeluarkan
- Guru dapat menampilkan gagasangagasan.
media pembelajaran seperti Bahkan gurupun
powerpoint menggunakan LCD, dapat bertindak
maupun video-video sebagai siswa, dan
pembelajaran yang dapat sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
dibagikan kepada siswa.
g. Membantu siswa
- Guru dapat memberikan menghilangkan
demonstrasi ataupun praktik skeptisme (keragu-
untuk lebih memperkuat teori raguan) karena
yang siswa dapatkan. mengarah pada
Sumber : Muh. Asmin, S.Pd. kebenaran yang final
(Kepala Sekolah SMPN 15 dan tertentu atau
pasti.
Kabaena Utara)
h. Siswa akan mengerti
konsep dasar dan ide-
d. Alternatif solusi berdasarkan ide yang lebih baik.
wawancara pengawas sekolah : i. Membantu dan
- Solusi masalah siswa tidak aktif mengembangkan
dan bersemangat dalam ingatan dan transfer
pembelajaran IPA adalah pada situasi proses
dengan menggunakan model- belajar yang baru.
model pembelajaran inovatif
yang menarik minat siswa Adapun kelemahan dari
model discovery learning
untuk belajar, misalnya
adalah sebagai berikut :
diantaranya dengan a. Model ini
pembelajaran Discovery menimbulkan asumsi
Learning ataupun Problem bahwa ada kesiapan
based learning. Dimana siswa pikiran untuk belajar
sebagai pusat kegiatan bagi siswa yang
mempunyai hambatan
pembelajaran dan guru sebagai
akademik akan
fasilitator. mengalami kesulitan
- Solusi saat siswa kurang abstrak atau berpikir,
termotivasi saat pembelajaran mengungkapkan
adalah guru dapat memberikan hubungan antara
stimulus pembelajaran yang konsep-konsep yang
lebih kontekstual di awal tertulis atau lisan,
sehingga pada
pembelajaran baik dengan
gilirannya akan
demonstrasi sederhana, video menimbulkan frustasi.
atau gambar yang b. Model ini tidak efisien
memunculkan pertanyaan untuk mengajar
sederhana terkait materi jumlah siswa yang
pelajaran. Pemenafaatan media- banyak, karena
media pembelajaran yang membutuhkan waktu
yang lama untuk
inovatif juga dapat jadi pilihan
membantu mereka
saat pembelajaran, misalnya
dengan video animasi. menemukan teori atau
- Solusi dalam terkait masalah pemecahan masalah
rendahnya pemahaman siswa lainnya.
c. Harapan-harapan
dan biasa terjadi miskonsepsi
yang terkandung
adalah guru dapat dalam model ini akan
menyesuaikan karakteristik kacau jika berhadapan
materi dengan metode dengan siswa dan
penyampaian yang guru guru yang telah
lakukan. Seperti saat materinya terbiasa dengan cara-
abstrak, guru dapat cara belajar yang
lama.
menggunakan metode ceramah
d. Lebih cocok untuk
atau diskusi dengan bantuan mengembangkan
media video ataupun animasi pemahaman,
untuk membantu terbentuknya sedangkan
konsep yang baik pada siswa. mengembangkan
Dan saat materinya aspek konsep,
membutuhkan pemahaman keterampilan dan
emosi secara
yang mendalam dapat
keseluruhan kurang
menggunakan metode mendapat perhatian.
demonstrasi atau praktikum
sederhana dengan - Kelebihan dan
memanfaatkan lingkungan Kekurangan Project
sekitar dan fenomena yang Based Learning (PjBL)
kontekstual pada diri siswa. Menurut Daryanto dan
Sumber : Faizal, S.Pd., M.Pd. Rahardjo (2012, hlm. 162)
(Pengawas Sekolah Jenjang SMP model pembelajaran project
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan based learning mempunyai
Kab. Bombana) kelebihan sebagai berikut.
a. Meningkatkan
motivasi belajar
e. Alternatif solusi berdasarkan peserta didik untuk
wawancara pakar : belajar, mendorong
- Siswa tidak bersemangat dan kemampuan mereka
tidak aktif dalam pembelajaran untuk melakukan
materi suhu dan perubahannya pekerjaan penting,
Solusi yaitu guru dapat dan mereka perlu
menggunakan model untuk dihargai.
b. Meningkatkan
pembelajaran discovery learning
kemampuan
untuk mengajar materi suhu pemecahan masalah.
dan perubahannya. Dalam c. Membuat peserta didik
model pembelajaran ini, guru menjadi lebih aktif
bertugas membimbing dan dan berhasil
mengarahkan siswa untuk memecahkan
belajar dan berpikir secara problem-problem
kompleks.
kreatif. Hal ini disebabkan
d. Meningkatkan daya
karena pada model ini, siswa kolaborasi.
dapat dilibatkan dalam proses e. Mendorong peserta
mengidentifikasi masalah didik untuk
materi suhu dan kalor, mengembangkan dan
pengumpulan data dari mempraktikkan
berbagai sumber untuk keterampilan
komunikasi.
memecahkan masalah,
f. Meningkatkan
pengolahan data, pembuktian keterampilan peserta
dan penarikan kesimpulan. didik dalam mengelola
Kegiatan tersebut dapat sumber.
meningkatkan antusiasme, rasa g. Memberikan
ingin tahu, partisipasi, dan pengalaman kepada
keaktifan terutama dalam hal peserta didik
pembelajaran dan
memecahkan masalah yang
diidentifikasi siswa. praktik dalam
Sumber : Miswandi Tendrita, mengorganisasi
S.Pd., M.Pd. (Dosen Prodi proyek, dan membuat
alokasi waktu dan
Pendidikan Biologi, FKIP,
sumber-sumber lain
Universitas Sembilan Belas seperti perlengkapan
November Kolaka) untuk menyelesaikan
tugas.
h. Menyediakan
pengalaman belajar
yang melibatkan
peserta didik secara
kompleks dan
dirancang untuk
berkembang sesuai
dengan dunia nyata.
i. Membuat suasana
belajar menjadi
menyenangkan,
sehingga peserta didik
maupun pendidik
menikmati proses
pembelajaran.

Kelemahan Project
Based Learning
Menurut Widiasworo
(2016, hlm. 189) project
based learning memiliki
kelemahan sebagai
berikut.
a. Pembelajaran berbasis
proyek memerlukan
banyak waktu yang
harus disediakan
untuk menyelesaikan
permasalahan yang
kompleks
b. Banyak orang tua
peserta didik yang
merasa dirugikan
karena menambah
biaya untuk
memasuki sistem
baru.
c. Banyak instruktur
merasa nyaman
dengan kelas
tradisional, di mana
instruktur memegang
peran utama di kelas.
Ini merupakan tradisi
yang sulit, terutama
bagi instruktur yang
kurang atau tidak
menguasai teknologi.
d. Banyaknya peralatan
yang harus
disediakan. Oleh
karena itu,
disarankan untuk
menggunakan team
teaching dalam
pembelajaran.
e. Peserta didik memiliki
kelemahan dalam
percobaan dan
pengumpulan
informasi akan
mengalami kesulitan.
f. Ada kemungkinan
peserta didik yang
kurang aktif dalam
kerja kelompok.
g. Apabila topik yang
diberikan pada
masing-masing
kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta
didik tidak memahami
topik secara
keseluruhan.

- Kelebihan dan Kekurangan


Pembelajaran STEAM
Kelebihan Pembelajaran
STEAM
a. Bisa membuat siswa
lebih bisa
mengandalkan cara
berpikir.
b. Wawasan siswa
menjadi luas.
c. Siswa lebih mudah
menyelesaikan
berbagai masalah.
d. Siswa mampu berpikir
kritis yang mana
merupakan dasar dari
bekal untuk
menghadapi abad 21.
e. Kolaborasi atau
kerjasama bisa
membuat siswa bisa
lebih efektif.

Kekurangan Pembelajaran
STEAM
Meskipun kekurangan
merupakan pandangan
subjektif tapi dengan
adanya pembelajaran
STEAM, bisa membuat
siswa cenderung kurang
menghargai mata pelajaran
lain seperti musik, sastra,
bahasa, tulisan dll. Hal
tersebut berlaku jika
elemen Art tidak
dimasukan oleh guru.

- Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran Interaktif
memiliki enam kelebihan
yaitu, (1) Siswa lebih
banyak diberikan
kesempatan untuk
melibatkan keiingin
tahuannya pada objek
yang akan dipelajari. (2)
Melatih mengungkapkan
rasa ingin tahu melalui
pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
(3) Memberikan sarana
bermain bagi siswa melalui
kegiatan eksplorasi dan
investigasi. (4) Guru
menjadi fasilitator,
motivator, dan perancang
aktivitas belajar. (5)
Menempatkan siswa
sebagai subjek pembelajara
aktif. (6) Hasil belajar lebih
bermakna.
Sedangkan kekurangan
dari pembelajaran
interaktif yakni,
keberhasilan pembelajaran
bergantung pada
kemampuan dan
kecakapan guru sebagai
fasilitator dan manajer
kelas dalam berkomunikasi
multi arah untuk
mengembangkan dinamika
kelompok. Kekurangan
tersebut dapat diatasi atau
diminimalkan dengan
memberikan pengertian
kepada guru tentang
dinamika kelompok.

- Kelebihan dan
Kekurangan Argument
Mapping
a. Kelebihan Argument
Mapping
Argument Mapping
dalam pembelajaran
dapat memberikan
manfaat yang beragam
terutama bagi peserta
didik diantaranya,
tayangan struktur
argumen sangat efisien
berupa peta argumen
yang dapat
meringkaskan beberapa
halaman dari debat atau
isu kompleks ke dalam
peta tunggal, tayangan
struktur argumen dapat
ditampilkan dengan
jelas, dimana argumen
ditranslasi dari bentuk
teks ke dalam bentuk
peta yang merupakan
praktik keterampilan
berpikir kritis yang
sangat baik, masing-
masing kopremis dapat
ditunjukkan secara
eksplisit sehingga peta
argumen akan memacu
peserta didik
mengidentifikasi asumsi
yang tidak dinyatakan
dan Data: Untuk
menentukan panas atau
dingin suatu benda kita
dapat menggunakan
tangan kita untuk
merasakannya. Karena
kulit tangan kita
merupakan indra
peraba yang berfungsi
dapat merasakan
kondisi lingkungan
sekitar. Tetapi tangan
kita sebagai indra
peraba bukanlah alat
pengukur suhu yang
baik. Tangan kita hanya
bisa merasakan panas
atau dingin tapi tidak
bisa menyatakan besar
suhu tersebut.
Pendukung Alasan:
Suhu harus diukur
secara kuantitatif
dengan alat ukur suhu
yang disebut
termometer. 19 meminta
bukti untuk masing-
masing komponen dari
argumen serta
penggunaan Argument
Mapping dipercaya
dapat memperkuat
logika seseorang.
b. Kekurangan Argument
Mapping
Beberapa kelemahan atau
hambatan yang mungkin
dialami peserta didik
dalam menyusun
Argument Mapping yaitu,
membutuhkan waktu yang
cukup lama dalam
menyusun Argument
Mapping, sedangkan
waktu yang tersedia di
dalam kelas sangat
terbatas, banyaknya
argumentasi peserta didik
yang keluar dari
pernyataan atau klaim dan
dalam prosesnya peserta
didik sulit untuk
memahami penggunaan
peta argumen,
menganalisis premis, klaim
dan hubungan antara
keduanya.
2 Siswa kurang Metode Eksplorasi alternatif solusi terkait Berdasarkan hasil eksplorasi
memahami pembelajaran Hasil Pembelajaran alternatif solusi berdasarkan
dan sulit yang a. Alternatif solusi berdasarkan kajian literatur serta
membedakan kajian literatur : wawancara, maka diperoleh
monoton
antara suhu - Berdasarkan hasil penelitian hasil analisis sebagai berikut :
dan kalor dengan Endah Suliasti Ningsih dkk - Group Investigation
metode (2022) dalam jurnal Ada beberapa kelebihan
ceramah penelitiannya, menyatakan dari model pembelajaran
sehingga bahwa model pembelajaran GI-
kooperatif tipe Investigasi
pembelajaran GI (Group Investigation-Guided
Inquiry) pada materi suhu dan Kelompok yaitu sebagai
cenderung berikut. a. Peserta didik di
perubahannya berpengaruh
berpusat beri kesempatan untuk
signifikan terhadap hasil
kepada guru belajar; dan Model lebih mandiri. b. Peserta
pembelajaran GI-GI (Group didik diberi kesempatan
Investigation-Guided Inquiry) untuk lebih tampil. c.
pada materi suhu dan
Peserta didik lebih dapat
perubahannya berpengaruh
signifikan terhadap berkomunikatif dalam
keterampilan pemecahan menyampaikan kesulitan
masalah siswa SMP. yang dihadapi dalam
Judul : Pengaruh Model pembelajaran materi.
Pembelajaran Gi-Gi (Group Adapun kekurangan
Investigation-Guided Inquiry) pembelajaran kooperatif
Pada Materi Suhu Dan
tipe Investigasi Kelompok
Perubahannya Terhadap Hasil
Belajar Dan Keterampilan adalah sebagai berikut. a.
Pemecahan Masalah Siswa Smp Membutuhkan waktu yang
Sumber : lama dalam
https://jurnal.unej.ac.id/index. pelaksanaanya. b.
php/JPF/article/view/31758 Memerlukan dana yang
- Berdasarkan hasil penelitian banyak dalam
Fitria Alfisyahrina dkk (2015),
pelaksanaannya.
disimpulkan bahwa model PBL
efektif dalam menurunkan rata-
rata persentase siswa yang - Beberapa kelebihan
mengalami miskonsepsi siswa metode inkuiri menurut
tentang suhu dan kalor pada Hanafiah (2009:78) adalah
kelas XI IPA MAN 1 Pontianak. sebagai berikut:
Judul : Remediasi Miskonsepsi a. membantu peserta
Siswa Pada Materi Suhu Dan didik untuk
Kalor Menggunakan Model PBL mengembangkan,
Di MAN kesiapan, serta
Sumber : penguasaan
https://jurnal.untan.ac.id/inde ketrampilan dalam
x.php/jpdpb/article/view/1143 proses kognitif,
6 b. peserta didik
- Dari hasil penelitian memperoleh
pengembangan e-book menurut pengetahuan secara
(Abdul Ghofur dan Rudy individual sehingga
Kustijono, 2015) e-book yang dapat dimengerti dan
dikembangkan berada pada mengendap dalam
kategori sangat layak dengan pikirannya,
prosentase 88,89% untuk c. dapat membangkitkan
respon positif peserta didik motivasi dan gairah
dan 87,50% untuk hasil belajar peserta didik
ketuntasan belajar peserta untuk belajar lebih
didik. Kaitannya adalah giat lagi,
Pemanfaatan e-book ini d. memberikan peluang
nantinya sangat cocok untuk untuk berkembang
pembelajaran fisika pada dan maju sesuai
materi pokok suhu dan kalor dengan kemampuan
karena dapat menganimasikan dan minat masing-
gambar, teks serta video masing, dan
sehingga dapat memperjelas e. memperkuat dan
teori. Teori yang dimaksud menambah
pada materi ini adakah suhu, kepercayaan pada diri
kalor, hubungan suhu dan sendiri dengan proses
kalor, kalor jenis, kapasitas menemukan sendiri
kalor perubahan wujud,asas karena pembelajaran
Black dan perpindahan kalor. berpusat pada peserta
Fasilitas yang ditawarkan oleh didik dengan peran
e-book memberikan kemudahan guru yang sangat
peserta didik untuk terbatas.
mengingat materi dibanding
membaca buku ajar pada Kelemahan metode inkuiri
umumnya. Kelemahan dari metode
Judul : Media Pembelajaran E- inkuiri menurut Hanafiah
Book Berbasis 3d PageFlip Pada (2009:79) antara lain:
Materi Suhu Dan Kalor Dengan a. siswa harus memiliki
Model Pembelajarn Discovery kesiapan dan
Learning kematangan mental,
Sumber : siswa harus berani
http://journal.unj.ac.id/unj/in dan berkeinginan
dex.php/prosidingsnf/article/vi untuk mengetahui
ew/13511/7855 keadaan sekitarnya
dengan baik,
b. Alternatif solusi berdasarkan b. keadaan kelas
wawancara guru IPA/rekan kenyataannya gemuk
sejawat : jumlah siswanya,
Siswa kurang memahami dan sulit maka metode ini tidak
membedakan antara suhu dan akan mencapai hasil
kalor. Solusi guru dapat yang memuaskan,
menggunakan media ajar berupa c. guru dan siswa yang
media powerpoint yang menarik sudah sangat terbiasa
dan menampilkan video-video yang dengan proses belajar
dapat membantu siswa dalam mengajar gaya lama,
memahami materi maka metode inkuiri
ini akan
c. Alternatif solusi berdasarkan mengecewakan, dan
wawancara kepala sekolah : d. ada kritik, bahwa
- Proses pembelajaran dapat proses dalam metode
menggunakan model inkuiri terlalu
pembelajaran PBL (Problem mementingkan proses
pengertian saja,
Based Learning ataupun PjBL
kurang
(Project Based Learning) yang memperhatikan
dapat melatih siswa dalam perkembangan sikap
memecahkan masalah dalam dan ketrampilan bagi
kehidupan dan lebih siswa.
kontekstual.
- Guru dapat menerapkan - Kelebihan dan kekurangan
metode diskusi kelompok yang E-Book pembelajaran
terbimbing Kelebihan yaitu :
- Guru dapat menampilkan a. Lebih praktis dibawa
media pembelajaran seperti karena dapat di install
powerpoint menggunakan LCD, ke Smastphone siswa
maupun video-video b. Harga lebih murah
pembelajaran yang dapat dan mudah
dibagikan kepada siswa. didapatkan
- Guru dapat memberikan c. Ramah lingkungan
demonstrasi ataupun praktik d. Lebih mudah
untuk lebih memperkuat teori digunakan
yang siswa dapatkan Kekurangan yaitu :
a. Membutuhkan alat
bantu yaitu
d. Alternatif solusi berdasarkan smartphone
wawancara pengawas sekolah : b. Mata menjadi mudah
- Solusi masalah siswa tidak aktif lelah
dan bersemangat dalam c. Membutuhkan daya
pembelajaran IPA adalah listirk
dengan menggunakan model-
model pembelajaran inovatif
yang menarik minat siswa - Kelebihan dan
untuk belajar, misalnya Kekurangan media
diantaranya dengan powerpoint
pembelajaran Discovery Kelebihan power point:
Learning ataupun Problem a. Mudah diaplikasi
based learning. Dimana siswa sehingga dapat
sebagai pusat kegiatan digunakan untuk
pembelajaran dan guru sebagai semua ukuran kelas.
fasilitator. b. Memberikan
- Solusi saat siswa kurang kemungkinan bertatap
termotivasi saat pembelajaran muka dan mengamati
respons siswa secara
adalah guru dapat memberikan
online.
stimulus pembelajaran yang c. Mempunyai variasi
lebih kontekstual di awal teknik penyajian yang
pembelajaran baik dengan menarik sehingga
demonstrasi sederhana, video tidak membosankan.
atau gambar yang d. Bisa menyajikan
memunculkan pertanyaan berbagai kombinasi
sederhana terkait materi gambar, warna,
animasi dan suara
pelajaran. Pemenafaatan media-
serta clipart yang
media pembelajaran yang menarik perhatian.
inovatif juga dapat jadi pilihan e. Bisa digunakan
saat pembelajaran, misalnya berulang-ulang.
dengan video animasi. Kelemahan power point:
- Solusi dalam terkait masalah a. Pengadaannya mahal
rendahnya pemahaman siswa sehingga tidak semua
dan biasa terjadi miskonsepsi sekolah dapat
memiliki.
adalah guru dapat
b. Tidak semua materi
menyesuaikan karakteristik
bisa disajikan
materi dengan metode menggunakan power
penyampaian yang guru point.
lakukan. Seperti saat materinya c. Perlu mempunyai
abstrak, guru dapat keterampilan khusus
menggunakan metode ceramah untuk  menuangkan
atau diskusi dengan bantuan ide yang baik pada
media video ataupun animasi desain program yang
untuk membantu terbentuknya dibuat agar gampang
dicerna.
konsep yang baik pada siswa.
d. Perlu memiliki
Dan saat materinya
persiapan apabila
membutuhkan pemahaman menggunakan teknik
yang mendalam dapat penyajian animasi
menggunakan metode yang kompleks.
demonstrasi atau praktikum
sederhana dengan - Adapun keunggulan dari
memanfaatkan lingkungan penggunaan metode
sekitar dan fenomena yang demonstrasi dan
kontekstual pada diri siswa. eksperimen adalah
sebagai berikut:
Sumber : Faizal, S.Pd., M.Pd.
(Pengawas Sekolah Jenjang SMP
a. Peserta didik
memahami obyek
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
yang sebenarnya
Kab. Bombana)
b. Peserta didik
dibiasakan bekerja
e. Alternatif solusi berdasarkan
secara sistematis
wawancara pakar :
Siswa kurang memahami dan sulit c. Dapat membuat
membedakan antara suhu dan pengajaran lebih jelas
kalor. Solusinya memahami materi dan lebih konkret,
suhu dan kalor merupakan salah sehingga menghindari
satu materi fisika yang sulit verbalisme
dipahami oleh siswa. Untuk (pemahaman secara
membantu siswa memahami kata-kata atau
materi tersebut, guru dapat kalimat)
membuat media pembelajaran d. Peserta didik lebih
audio visual yang diintegrasikan mudah memahami
dengan kegiatan demonstrasi apa yang dipelajari
berupa kegiatan percobaan e. Proses pengajaran
sederhana yang dikemas dalam lebih menarik
bentuk video pembelajaran. Guru f. Peserta didik
dapat melakukan demonstrasi dirangsang untuk
tentang topik suhu, serta aktif mengamati,
percobaan sederhana untuk menyesuaikan antara
membuktikan cara-cara teori dengan
perpindahan kalor. Jika media kenyataan, dan
telah selesai dibuat, maka guru mencoba
dapat membagikan media tersebut melakukannya sendiri
kepada siswa agar siswa dapat g. Memberi pengalaman
menontonnya secara berulang. praktis yang dapat
membuat perasaan
dan kemauan anak

Sedangkan kelemahannya
yaitu:
a. Metode ini
memerlukan
keterampilan guru
secara khusus, karena
tanpa ditunjang
dengan hal itu,
pelaksanaan
demonstrasi akan
tidak efektif
b. Fasilitas seperti
peralatan, tempat, dan
biaya yang memadai
tidak selalu tersedia
dengan baik
c. Demonstrasi
memerlukan kesiapan
dan perencanaan yang
matang, di samping
memerlukan waktu
yang cukup panjang,
yang mungkin
terpaksa mengambil
waktu atau jam
pelajaran lain
d. Apabila kekurangan
alat-alat peraga,
padahal alat-alatnya
tidak sesuai dengan
kebutuhan, maka
metode ini kurang
efektif
e. Metode ini sukar
dilaksanakan apabila
anak belum matang
untuk melakukan
demonstrasi.

- Pemanfaatan Media audio


visual
Kelebihan Media Audio
Visual
a. Bahan pengajaran
akan lebih jelas
maknanya sehingga
dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa
menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
b. Mengajar akan lebih
bervariasi, tidak
sematamata
komunikasi verbal
melalui penuturan
katakata oleh guru.
Sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga
apalagi bila guru
mengajar untuk setiap
jam pelajaran.
c. Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan
belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan
uraian guru, tapi juga
aktifitas mengamati,
melakukan,
mendemonstrasikan,
dan lain-lain.
d. Pengajaran akan lebih
menarik perhatian
siswa sehingga dapat
menumbuhkan
motivasi belajar.
Kelemahan Media Audio
Visual
a. Media audio yang
lebih banyak
menggunakan suara
dan bahasa verbal,
hanya mungkin dapat
dipahami oleh
pendengar yang
mempunyai tingkat
penguasaan kata dan
bahasa yang baik.
b. Penyajian materi
melalui media audio
dapat menimbulkan
verbalisme bagi
pendengar.
c. Kurang mampu
menampilkan detail
dari objek yang
disajikan secara
sempurna.

Materi 2 : Struktur dan Fungsi Tumbuhan (K13 Kelas 8)

Masalah
Akar
No terpilih
Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
. yang akan
masalah
diselesaikan
1 Siswa tidak Model Eksplorasi alternatif solusi terkait
bersemangat pembelajara Proses pembelajaran
dan tidak n dengan a. Alternatif solusi berdasarkan kajian
aktif dalam literatur :
metode
pembelajaran
diskusi yang - Berdasarkan hasil penelitian
pada materi Nuryani (2016), menyatakan
Struktur dan digunakan
bahwa penerapan model
fungsi guru kurang
Discovery Learning ini sangat
tumbuhan tepat,dimana efektif digunakan pada
guru masih pembelajaran IPA materi
mendominasi struktur dan fungsi bagian
dalam tumbuhan. Serta hasil aktivitas
kegiatan siswa, dan respon siwa
menunjukkan kategori yang
pembelajara
baik. Serta dapat meningkatkan
n pemahmaan siswa terhadap
konsep dan hasil belajar siswa,
Sumber :
http://repository.unpas.ac.id/8
845/
- Berdasarkan hasil penelitian
Dinda Maulida ( 2017),
menunjukkan media memo
viualisasi dengan strategi Think
Group Share adalah valid,
praktis, dan efektif. Kevalidan
ditunjukkan pada persentase
media yaitu 91,07% dengan
kriteria materi sebesar 94,64%,
kriteria penyajian sebesar
91,07%, dan kriteria tampilan
sebesar 87,5%. Keefektifan
ditunjukkan berdasakan
aktifitas siswa selama
pembelajaran pertemuan
pertama sebesar 96,02% dan
pertemuan kedua sebesar
97,72%; peningkatan
ketuntasan nilai pretest sebesar
16,67% menjadi 90% pada nilai
posttest dengan nilai gain
ternormalisasi sebesar 0,71
(tinggi); serta keterampilan
berpikir kritis (inferensi,
interpretasi, analisis, dan
penjelasan) yang menunjukkan
persentase ketuntasan sebesar
100% dan nilai rata-rata
sebesar 92,08.
Sumber :
https://jurnalmahasiswa.unesa
.ac.id/index.php/2/article/view
/18912/17266
- Berdasarkan Penelitian Desi
Rahmawati dkk. (2021),
memberikan simpulan bahwa
pembelajaran berbasis game
dapat meningkatkan minat
belajar siswa pada materi suhu
dan perubahannya. Hal
tersebut terlihat dari aktivitas
siswa yang mengalami
peningkatan baik keaktifan
maupun hasil belajarnya.
Penelitian yang dilakukan
kedepannya diharapkan
mampu meningkatkan
presentase siswa dalam
bertanya, sehingga dapat
memunculkan interaksi dan
tukar pendapat antara guru
dan siswa.
Judul : Pembelajaran berbasi
game untuk meningkatkan
minat siswa pada materi Suhu
dan Perubahannya
Sumber :
https://scholar.archive.org/wor
k/ljtvzyfqvbe2jhjodlv47p7pla/a
ccess/wayback/https://
jom.untidar.ac.id/index.php/
ijnse/article/download/2006/
pdf

b. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara guru IPA/rekan
sejawat :
Siswa tidak bersemangat dan tidak
aktif dalam pembelajaran pada
materi Struktur dan fungsi
tumbuhan. Solusinya dengan
menerapkan model pembelajaran
Problem based learning. Dimana
siswa akan berusaha
mengidentifikasi dan belajar
berawal dari permasalahan yang
diperoleh siswa. Sehingga siswa
akan berusaha memecahkan
permasalahan tersebut secara aktif
dan dapat meningkatkan semangat
belajar siswa.

c. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara kepala sekolah :

- Proses pembelajaran dapat


menggunakan model
pembelajaran PBL (Problem
Based Learning ataupun PjBL
(Project Based Learning) yang
dapat melatih siswa dalam
memecahkan masalah dalam
kehidupan dan lebih
kontekstual.
- Guru dapat menerapkan metode
diskusi kelompok yang
terbimbing
- Guru dapat menampilkan media
pembelajaran seperti powerpoint
menggunakan LCD, maupun
video-video pembelajaran yang
dapat dibagikan kepada siswa.
- Guru dapat memberikan
demonstrasi ataupun praktik
untuk lebih memperkuat teori
yang siswa dapatkan

d. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara pengawas sekolah :
- Solusi masalah siswa tidak aktif
dan bersemangat dalam
pembelajaran IPA adalah
dengan menggunakan model-
model pembelajaran inovatif
yang menarik minat siswa
untuk belajar, misalnya
diantaranya dengan
pembelajaran Discovery
Learning ataupun Problem
based learning. Dimana siswa
sebagai pusat kegiatan
pembelajaran dan guru sebagai
fasilitator.
- Solusi saat siswa kurang
termotivasi saat pembelajaran
adalah guru dapat memberikan
stimulus pembelajaran yang
lebih kontekstual di awal
pembelajaran baik dengan
demonstrasi sederhana, video
atau gambar yang
memunculkan pertanyaan
sederhana terkait materi
pelajaran. Pemenafaatan media-
media pembelajaran yang
inovatif juga dapat jadi pilihan
saat pembelajaran, misalnya
dengan video animasi.
- Solusi dalam terkait masalah
rendahnya pemahaman siswa
dan biasa terjadi miskonsepsi
adalah guru dapat
menyesuaikan karakteristik
materi dengan metode
penyampaian yang guru
lakukan. Seperti saat materinya
abstrak, guru dapat
menggunakan metode ceramah
atau diskusi dengan bantuan
media video ataupun animasi
untuk membantu terbentuknya
konsep yang baik pada siswa.
Dan saat materinya
membutuhkan pemahaman
yang mendalam dapat
menggunakan metode
demonstrasi atau praktikum
sederhana dengan
memanfaatkan lingkungan
sekitar dan fenomena yang
kontekstual pada diri siswa.
Sumber : Faizal, S.Pd., M.Pd.
(Pengawas Sekolah Jenjang SMP
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kab. Bombana)
e. Alternatif solusi berdasarkan
wawancara pakar :
Siswa tidak bersemangat dan tidak
aktif dalam pembelajaran pada
materi Struktur dan fungsi
tumbuhan. Solusinya Guru dapat
menggunakan pendekatan STEAM
(Sains, Technologi, Enginering, art
and Matematic) dengan metode
tanya jawab untuk membangkitkan
motivasi siswa ketika belajar materi
struktur dan fungsi tumbuhan.
Pendekatan ini memberikan
kesempatan kepada peserta didik
untuk menghadapi permasalahan-
permasalahan yang sebenarnya
mereka temukan dalam kehidupan
sehari-hari. Sintaks pendekatan ini
yaitu stimulation, problem
statement, data collection,
verivication, generalition.
Contohnya: guru dapat
memberikan rangsangan dengan
menunjukkan beberapa gambar
tumbuhan. Lalu menanyakan
kepada siswa perbedaan setiap
tumbuhan pada gambar. Kemudian
guru meminta siswa menjelaskan
fungsi akar, batang, daun, bunga
dan buah dari berbagai sumber.
Kegiatan selanjutnya, siswa diminta
membuat poster lalu
menyimpulkan materi. Dengan
kegiatan ini, motivasi dan keaktifan
siswa akan meningkat karena
dilibatkan langsung dalam
memecahkan suatu masalah

2 Siswa Model Eksplorasi alternatif solusi terkait Hasil


kurang pembelajara Pembelajaran
memahami n yang a. Alternatif solusi berdasarkan kajian
materi pada literatur :
monoton
materi - Dari hasil penelitian Kasmir
Struktur dan dengan
(2021), dapat disimpulkan
fungsi metode
bahwa penerapan metode
tumbuhan diskusi yang
resitasi dengan media gambar
terutama tidak efektif
terkait dapat meningkatkan hasil
dimana guru
membedakan belajar siswa dan kinerja guru di
masih
struktur kelas VIII-1 SMPN 4 Bolo
mendominasi
penyusun semester 1 tahun pelajaran
akar, batang pembelajara
2020/2021 pada pembelajaran
dan daun n
IPA struktur dan fungsi
tumbuhan
tumbuhan. Keberhasilan
monokotil
dan pelaksanaan tindakan terletak
tumbuhan pada optimalisasi langkah-
dikotil langkah penting pembelajaran
yaitu pemberian tugas individu,
kelompok dan
pertanggungjawabnnya.
Sumber :
http://jurnal.bimaberilmu.com/
index.php/jppi/article/view/58
- Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan penelitian Umi
Rohayati dkk (2016),
disimpulkan bahwa penerapan
strategi bioedutainement
berbantuan kartu Biodomino
dan LKS dapat meningkatkan
hasil belajar materi struktur
dan fungsi jaringan
tumbuhan di SMP Negeri 1
Madukara Banjarnegara.
Sumber :
https://journal.unnes.ac.id/sju
/index.php/ujbe/article/view/1
4649/7984

b. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara guru IPA/rekan
sejawat :
Siswa kurang memahami materi
pada materi Struktur dan fungsi
tumbuhan terutama terkait
membedakan struktur penyusun
akar, batang dan daun tumbuhan
monokotil dan tumbuhan dikotil.
Solusinya guru dapat memberikan
media ajar yang kontekstual,
misalnya dengan menghadirkan
beberapa contoh tumbuhan dikotil
dan monokotil yang terdapat di
lingkungan sekolah. Sehingga siswa
dapat mengamati langsung
tumbuhan dikotil dan monokotil
tersebut.

c. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara kepala sekolah :
- Proses pembelajaran dapat
menggunakan model
pembelajaran PBL (Problem
Based Learning ataupun PjBL
(Project Based Learning) yang
dapat melatih siswa dalam
memecahkan masalah dalam
kehidupan dan lebih
kontekstual.
- Guru dapat menerapkan metode
diskusi kelompok yang
terbimbing
- Guru dapat menampilkan media
pembelajaran seperti powerpoint
menggunakan LCD, maupun
video-video pembelajaran yang
dapat dibagikan kepada siswa.
- Guru dapat memberikan
demonstrasi ataupun praktik
untuk lebih memperkuat teori
yang siswa dapatkan.
d. Alternatif solusi berdasarkan
wawancara pengawas sekolah :
- Solusi masalah siswa tidak aktif
dan bersemangat dalam
pembelajaran IPA adalah
dengan menggunakan model-
model pembelajaran inovatif
yang menarik minat siswa
untuk belajar, misalnya
diantaranya dengan
pembelajaran Discovery
Learning ataupun Problem
based learning. Dimana siswa
sebagai pusat kegiatan
pembelajaran dan guru sebagai
fasilitator.
- Solusi saat siswa kurang
termotivasi saat pembelajaran
adalah guru dapat memberikan
stimulus pembelajaran yang
lebih kontekstual di awal
pembelajaran baik dengan
demonstrasi sederhana, video
atau gambar yang
memunculkan pertanyaan
sederhana terkait materi
pelajaran. Pemenafaatan media-
media pembelajaran yang
inovatif juga dapat jadi pilihan
saat pembelajaran, misalnya
dengan video animasi.
- Solusi dalam terkait masalah
rendahnya pemahaman siswa
dan biasa terjadi miskonsepsi
adalah guru dapat
menyesuaikan karakteristik
materi dengan metode
penyampaian yang guru
lakukan. Seperti saat materinya
abstrak, guru dapat
menggunakan metode ceramah
atau diskusi dengan bantuan
media video ataupun animasi
untuk membantu terbentuknya
konsep yang baik pada siswa.
Dan saat materinya
membutuhkan pemahaman
yang mendalam dapat
menggunakan metode
demonstrasi atau praktikum
sederhana dengan
memanfaatkan lingkungan
sekitar dan fenomena yang
kontekstual pada diri siswa.
Sumber : Faizal, S.Pd., M.Pd.
(Pengawas Sekolah Jenjang SMP
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kab. Bombana)
e. Alternatif solusi berdasarkan
wawancara pakar :
Siswa kurang memahami materi
pada materi Struktur dan fungsi
tumbuhan terutama terkait
membedakan struktur penyusun
akar, batang dan daun tumbuhan
monokotil dan tumbuhan dikotil.
Solusi guru dapat membantu siswa
memahami materi struktur dan
fungsi tumbuhan dengan
membuatkan video pembelajaran
berisi penjelasan materi yang dapat
diputar secara berulang oleh siswa
dirumah. Selain itu, guru juga
dapat membuat media tiga dimensi
model kayu pada materi ini.
Pembuatan media ini diharapkan
mampu memberikan visualisasi
yang jelas dari objek yang dipelajari
seperti materi jaringan tumbuhan
dikotil dan monokotil. Guru juga
dapat mengajak siswa kelapangan
sekolah/ketempat yang terdapat
tumbuhan dikotil dan monokotil
untuk melihat langsung tumbuhan
perbedaan struktur akar, batang
dan daun dari kedua tumbuhan
tersebut. Dengan demikian, siswa
dapat memahami perbedaan antara
keduanya.
Materi 3 : Pewarisan Sifat (K13 Kelas 9)

Masalah
Akar
terpilih yang
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan
masalah
diselesaikan
1 Siswa merasa Model Eksplorasi alternatif solusi terkait Proses
bosan dan pembelajara pembelajaran
jenuh dalam n yang a. Alternatif solusi berdasarkan kajian
pembelajaran literatur :
digunakan
pada materi - Berdasarkan Penelitian Asep
pewarisan guru Turnawan (2018), bahwa model
sifat monoton Pembelajaran inkuiri terbimbing
dengan menunjukkan hasil yang
pembelajara memuaskan. Dimana adanya
n berpusat peningkatan aktivitas dan hasil
pada guru belajar siswa pada materi pewarisan
sifat menurut hukum mendel di
(teacher
kelas XII IPA 3 SMA Kosgoro Kota
center) Bogor. Dan Penggunaan
Pembelajaran inkuiri terbimbing
dalam pembelajaran membuat siswa
tidak bosan dan jenuh sebaliknya
merasa senang sehingga aktivitas
belajar mereka meningkat.
Sumber : http://ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/TEK/article/
view/1001
- Berdasarkan penelitian Achmad
Alim (2020), disimpulkan sebagai
berikut bahwa Penerapan alat
peraga plastik mika dapat
meningkatkan aktifitas dan hasil
belajar siswa tentang
mendeskripsikan proses pewarisan
sifat pada mahluk hidup. Selain
terjadi perubahan aktifitas dan hasil
belajar, yang terpenting juga adalah
siswa tidak merasa bosan dan jenuh
mengikuti proses pembelajaran
karena menggunakan bantuan alat
peraga begitu pula aktifitas
belajarnya menyenangkan karena
berbentuk demonstrasi
menggunakan alat peraga plastik
mika, hal ini sangat sesuai dengan
anak usia sekolah menengah
pertama yang masih suka bermain
dan belajar menggunakan benda
konkrit.
Sumber :
https://journal.unpak.ac.id/index.p
hp/pedagonal/article/view/2567
- Berdasarkan hasil penelitian Tuwuh
Waluya (2015), Simpulan dari
penelitian ini adalah bahwa melalui
pemanfaatan Kartu Dogen (Domino
genetika) dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa
pada materi IPA pewarisan sifat
kelas IX E SMP 5 Kudus Semester I
Tahun Pelajaran 2014/2015.
Sumber :
https://journal.unnes.ac.id/nju/ind
ex.php/jpk/article/view/10210

b. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara guru IPA/rekan sejawat :
merasa bosan dan jenuh dalam
pembelajaran pada materi pewarisan
sifat. Solusi menggunakan
pembelajaran STEAM dengan
menggunakan Problem Based Learning
(PBL). PBL meliputi pengajuan
pertanyaan atau masalah, memusatkan
pada keterkaitan antar disiplin,
penyelidikan asli/autentik, kerjasama
dan menghasilkan karya serta
peragaan. Yang mana nantinya siswa
akan dibimbing oleh guru untuk bisa
menyelesaikan permasalahan yang
telah diajukan melalui proses
penyelidikan, kerjasama dan produk
yang berbasis sains, teknologi, mesin,
seni dan matematika.

c. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara kepala sekolah :
- Proses pembelajaran dapat
menggunakan model pembelajaran
PBL (Problem Based Learning
ataupun PjBL (Project Based
Learning) yang dapat melatih siswa
dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan dan lebih kontekstual.
- Guru dapat menerapkan metode
diskusi kelompok yang terbimbing
- Guru dapat menampilkan media
pembelajaran seperti powerpoint
menggunakan LCD, maupun video-
video pembelajaran yang dapat
dibagikan kepada siswa.
- Guru dapat memberikan
demonstrasi ataupun praktik untuk
lebih memperkuat teori yang siswa
dapatkan

d. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara pengawas sekolah :
- Solusi masalah siswa tidak aktif dan
bersemangat dalam pembelajaran
IPA adalah dengan menggunakan
model-model pembelajaran inovatif
yang menarik minat siswa untuk
belajar, misalnya diantaranya
dengan pembelajaran Discovery
Learning ataupun Problem based
learning. Dimana siswa sebagai
pusat kegiatan pembelajaran dan
guru sebagai fasilitator.
- Solusi saat siswa kurang termotivasi
saat pembelajaran adalah guru
dapat memberikan stimulus
pembelajaran yang lebih kontekstual
di awal pembelajaran baik dengan
demonstrasi sederhana, video atau
gambar yang memunculkan
pertanyaan sederhana terkait materi
pelajaran. Pemenafaatan media-
media pembelajaran yang inovatif
juga dapat jadi pilihan saat
pembelajaran, misalnya dengan
video animasi.
- Solusi dalam terkait masalah
rendahnya pemahaman siswa dan
biasa terjadi miskonsepsi adalah
guru dapat menyesuaikan
karakteristik materi dengan metode
penyampaian yang guru lakukan.
Seperti saat materinya abstrak, guru
dapat menggunakan metode
ceramah atau diskusi dengan
bantuan media video ataupun
animasi untuk membantu
terbentuknya konsep yang baik pada
siswa. Dan saat materinya
membutuhkan pemahaman yang
mendalam dapat menggunakan
metode demonstrasi atau praktikum
sederhana dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar dan fenomena
yang kontekstual pada diri siswa.
Sumber : Faizal, S.Pd., M.Pd.
(Pengawas Sekolah Jenjang SMP Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kab.
Bombana)

e. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara pakar :
Siswa merasa bosan dan jenuh dalam
pembelajaran pada materi pewarisan
sifat. Solusi guru dapat menggunakan
model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning) ketika mengajar materi
pewarisan sifat. Pada model ini, guru
dapat meminta siswa mengumpulkan
informasi yang relevan untuk
menjawab permasalahan yang
diidentifikasi tentang materi pewarisan
sifat. Siswa juga dapat difasilitasi
untuk melakukan percobaan
persilangan atau diskusi kelompok
kasus pemuliaan tanaman untuk
mendapatkan variasi jenis tanaman.
Lalu siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
Dengan sintaks pada PBL, motivasi dan
keaktifan siswa dapat ditingkatkan
karena terlibat langsung dalam proses
pemecahan masalah.
2 Siswa kurang Media Eksplorasi alternatif solusi terkait Hasil
memahami pembelajaran Pembelajaran
materi pada yang belum a. Alternatif solusi berdasarkan kajian
materi mampu literatur :
Pewarisan membantu - Berdasarkan penelitian Rahmadhani
sifat yang siswa Fitri dkk (2014), menyimpulkan
abstrak memahami bahwa pengembangan dan uji coba
terutama konsep LKS yang telah dilakukan, diperoleh
membedakan materi yang LKS biologi berorientasi pendekatan
antara abstrak kontekstual pada materi pewarisan
persilangan sifat untuk kelas IX melalui
monohidrid penelitian pengem-bangan dengan
dan dihibrid menggunakan model pengembangan
4-D models yang valid, praktis, dan
cukup efektif. LKS yang yang
dihasilkan menarik untuk dipelajari
oleh siswa. Materi yang disajikan
memiliki ke-terkaitan dengan
kehidupan nyata siswa. Penjelasan
konsep dibantu oleh gambar-gambar
yang mendukung serta latihan pada
LKS melatih siswa dalam proses
berpikir kritis.
Sumber :
http://ejournal.unp.ac.id/index.php
/penelitianpendidikan/article/view/
4130
- Berdasarkan penelitian Susi
Prasetyaningtyas (2015), bahwa 1)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Pada siklus I rata-rata
pemahaman konsep adalah 61%.
Siklus II terjadi peningkatan sebesar
18,3% menjadi 79,3%. Hasil posttest
menunjukkan presentase sebesar
89,7% dengan kategori tinggi. 2)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa. Hal ini ditunjukkan
peningkatan skor pada siklus I
jumlah skor rata-rata siklus I adalah
64% dengan kategori sedang,
sedangkan siklus II menjadi 87,5%
dengan kategori tinggi. 3) Respon
siswa terhadap pembelajaran STAD
menunjukkan 100% siswa senang
dengan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
Sumber :
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.p
hp/snps/article/view/8310

b. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara guru IPA/rekan sejawat :
Siswa kurang memahami materi pada
materi Pewarisan sifat yang abstrak
terutama membedakan antara
persilangan monohidrid dan dihibrid.
Solusi dengan melakukan kegiatan
eksperimen dengan kancing genetika
ataupun menampilkan media audio
visual

c. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara kepala sekolah :
- Proses pembelajaran dapat
menggunakan model pembelajaran
PBL (Problem Based Learning
ataupun PjBL (Project Based
Learning) yang dapat melatih siswa
dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan dan lebih kontekstual.
- Guru dapat menerapkan metode
diskusi kelompok yang terbimbing
- Guru dapat menampilkan media
pembelajaran seperti powerpoint
menggunakan LCD, maupun video-
video pembelajaran yang dapat
dibagikan kepada siswa.
- Guru dapat memberikan
demonstrasi ataupun praktik untuk
lebih memperkuat teori yang siswa
dapatkan

d. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara pengawas sekolah :
- Solusi masalah siswa tidak aktif dan
bersemangat dalam pembelajaran
IPA adalah dengan menggunakan
model-model pembelajaran inovatif
yang menarik minat siswa untuk
belajar, misalnya diantaranya
dengan pembelajaran Discovery
Learning ataupun Problem based
learning. Dimana siswa sebagai
pusat kegiatan pembelajaran dan
guru sebagai fasilitator.
- Solusi saat siswa kurang termotivasi
saat pembelajaran adalah guru
dapat memberikan stimulus
pembelajaran yang lebih kontekstual
di awal pembelajaran baik dengan
demonstrasi sederhana, video atau
gambar yang memunculkan
pertanyaan sederhana terkait materi
pelajaran. Pemenafaatan media-
media pembelajaran yang inovatif
juga dapat jadi pilihan saat
pembelajaran, misalnya dengan
video animasi.
- Solusi dalam terkait masalah
rendahnya pemahaman siswa dan
biasa terjadi miskonsepsi adalah
guru dapat menyesuaikan
karakteristik materi dengan metode
penyampaian yang guru lakukan.
Seperti saat materinya abstrak, guru
dapat menggunakan metode
ceramah atau diskusi dengan
bantuan media video ataupun
animasi untuk membantu
terbentuknya konsep yang baik pada
siswa. Dan saat materinya
membutuhkan pemahaman yang
mendalam dapat menggunakan
metode demonstrasi atau praktikum
sederhana dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar dan fenomena
yang kontekstual pada diri siswa.
Sumber : Faizal, S.Pd., M.Pd.
(Pengawas Sekolah Jenjang SMP Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kab.
Bombana)

e. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara pakar :
Siswa kurang memahami materi pada
materi Pewarisan sifat yang abstrak
terutama membedakan antara
persilangan monohidrid dan dihibrid.
Solusi guru dapat membantu siswa
memahami materi ini dengan membuat
video pembelajaran yang berisi
penjelasan materi sehingga dapat
diputar oleh siswa secara berulang.
Selain itu guru juga dapat mengajak
siswa membuat diagram persilangan
sederhana dengan menggunakan media
genotive cart/kartu genetika atau
melakukan praktikum dengan kancing
genetika. Dengan kegiatan
pembelajaran menggunakan media
genotive cart serta melakukan
praktikum ini, diharapkan siswa dapat
menjelaskan persilangan dihibrid dan
monohibrid.

Materi 4 : Ekologi dan Keanekaragaman Hayati Indonesia (IKM Kelas 7)

Masalah
Akar
No terpilih yang Analisis alternatif
Penyebab Eksplorasi alternatif solusi
. akan solusi
masalah
diselesaikan
1 Siswa tidak Model Eksplorasi alternatif solusi terkait Proses
bersemangat pembelajaran pembelajaran
dan tidak aktif yang a. Alternatif solusi berdasarkan kajian
dalam digunakan literatur :
pembelajaran guru - Berdasarkan penelitian Dedy
pada materi monoton
Hariyadi dkk (2016), menyatakan
Ekologi dan dilaksanakan
keanekaragama di dalam sebagai berikut. Pertama, terdapat
n hayati kelas, perbedaan keterampilan proses
Indonesia sehingga antara siswa yang dibelajarkan
siswa kurang dengan model pembelajaran inkuiri
bersemangat terbimbing berbasis lingkungan
dan tidak dengan siswa yang dibelajarkan
aktif dalam
dengan pembelajaran konvensional.
pembelajaran
Keterampilan proses siswa yang
dibelajarkan dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing
berbasis lingkungan lebih tinggi
daripada siswa yang dibelajarkan
dengan pembelajaran konvensional.
Kedua, terdapat perbedaan
penguasaan konsep IPA antara siswa
yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing
berbasis lingkungan dengan siswa
yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
Penguasaan konsep IPA siswa yang
dibelajarkan dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing
berbasis lingkungan lebih tinggi
daripada siswa yang dibelajarkan
dengan pembelajaran konvensional.
Sumber :
http://journal.um.ac.id/index.php/j
ptpp/article/view/8891
- Berdasarkan penelitian Tri
Hastutiningsih dkk (2016),
disimpulkan bahwa panduan
pembelajaran outdoor bermuatan
karakter peduli lingkungan pada
materi ekologi perlu dikembangkan.
Hasil validasi panduan pembelajaran
outdoor dinyatakan valid dalam
kategori sangat baik. Panduan
pembelajaran outdoor ini dinyatakan
praktis untuk proses pembelajaran
pada materi ekologi. Persentase
respon siswa pada kategori positif
dan sangat positif. Rata-rata
perolehan skor respon guru sangat
baik.
Sumber :
https://journal.unnes.ac.id/sju/inde
x.php/jise/article/view/13215

b. Alternatif solusi berdasarkan wawancara


guru IPA/rekan sejawat :
Siswa tidak bersemangat dan tidak aktif
dalam pembelajaran pada materi Ekologi
dan keanekaragaman hayati Indonesia.
Solusi guru dapat melaksanakan studi
lapangan dengan memanfaatkan
lingkungan sekolah untuk mempelajari
materi, baik itu tentang komponen
ekosistem, jaring-jaring makanan dan
rantai makanan.

c. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara kepala sekolah :
- Proses pembelajaran dapat
menggunakan model pembelajaran
PBL (Problem Based Learning
ataupun PjBL (Project Based
Learning) yang dapat melatih siswa
dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan dan lebih kontekstual.
- Guru dapat menerapkan metode
diskusi kelompok yang terbimbing
- Guru dapat menampilkan media
pembelajaran seperti powerpoint
menggunakan LCD, maupun video-
video pembelajaran yang dapat
dibagikan kepada siswa.
- Guru dapat memberikan
demonstrasi ataupun praktik untuk
lebih memperkuat teori yang siswa
dapatkan

d. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara pengawas sekolah :
- Solusi masalah siswa tidak aktif dan
bersemangat dalam pembelajaran
IPA adalah dengan menggunakan
model-model pembelajaran inovatif
yang menarik minat siswa untuk
belajar, misalnya diantaranya
dengan pembelajaran Discovery
Learning ataupun Problem based
learning. Dimana siswa sebagai
pusat kegiatan pembelajaran dan
guru sebagai fasilitator.
- Solusi saat siswa kurang termotivasi
saat pembelajaran adalah guru
dapat memberikan stimulus
pembelajaran yang lebih kontekstual
di awal pembelajaran baik dengan
demonstrasi sederhana, video atau
gambar yang memunculkan
pertanyaan sederhana terkait materi
pelajaran. Pemenafaatan media-
media pembelajaran yang inovatif
juga dapat jadi pilihan saat
pembelajaran, misalnya dengan
video animasi.
- Solusi dalam terkait masalah
rendahnya pemahaman siswa dan
biasa terjadi miskonsepsi adalah
guru dapat menyesuaikan
karakteristik materi dengan metode
penyampaian yang guru lakukan.
Seperti saat materinya abstrak, guru
dapat menggunakan metode
ceramah atau diskusi dengan
bantuan media video ataupun
animasi untuk membantu
terbentuknya konsep yang baik pada
siswa. Dan saat materinya
membutuhkan pemahaman yang
mendalam dapat menggunakan
metode demonstrasi atau praktikum
sederhana dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar dan fenomena
yang kontekstual pada diri siswa.
Sumber : Faizal, S.Pd., M.Pd. (Pengawas
Sekolah Jenjang SMP Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kab. Bombana)

e. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara pakar :
Siswa tidak bersemangat dan tidak aktif
dalam pembelajaran pada materi Ekologi
dan keanekaragaman hayati Indonesia.
Solusi guru dapat meningkatkan
motivasi siswa dengan menggunakan
pendekatan saintifik dengan discovery
learning). Pada pendekatan ini, guru
dapat mengajak siswa untuk
mengidentifikasi masalah pada materi
ini, kemudian mengajukan pertanyaan
tentang materi ekologi dan
keanekaragaman hayati. Selanjutnya,
siswa dapat mengumpulkan informasi
yang relevan dengan mengamati video,
atau membaca sumber lain. Pada
kegiatan akhir siswa dapat
mempresentasikan apa yang telah
didiskusikan. Sintaks dalam pendekatan
ini dapat meningkatkan motivasi dan
keaktifan siswa karena siswa terlibat
langsung dalam proses identifikasi
masalah hingga tahap penarikan
kesimpulan.

2 Siswa Pemahaman Eksplorasi alternatif solusi terkait Hasil


cenderung guru terkait Pembelajaran
kesulitan terkait membuat a. Alternatif solusi berdasarkan kajian
materi HOTS permasalaha literatur :
pada materi n atau soal - Berdasarkan hasil penelitian Naila
ekologi dan HOTS yang
Saidah dkk (2014), dapat
keanekaragama rendah
n hayati sehingga disimpulkan bahwa (1) LKS IPA
Indonesia LKPD terpadu berbasis PBL melalui lesson
terutama maupun study dinyatakan “layak” oleh ahli
kemampuan lembar dan memenuhi kriteria penilaian
siswa dalam evaluasi kelayakan menurut stándar penilaian
membuat rantai siswa tidak kelayakan bahan ajar dari BSNP. (2)
makanan dan membuat
LKS IPA terpadu berbasis PBL
jaring-jaring siswa untuk
makanan dalam terbiasa melalui lesson study dapat
ekosistem berpikir meningkatkan kemampuan siswa
kritis dalam memecahkan masalah.
Sumber :
https://journal.unnes.ac.id/sju/inde
x.php/usej/article/view/3357
- Berdasarkan penelitian Evy
Susilawati dkk (2016), bahwa hasil
validasi perangkat pembelajaran
ekologi SMA dengan strategi outdoor
learning yang dikembangkan dengan
penilaianskala 4 memperoleh kriteria
valid untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan nilai rata-rata
penilaian validator = 3.69 dengan
kategori sangat baik, Penerapan
pembelajaran ekologi SMA dengan
strategi outdoor learning
meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
Sumber :
https://journal.unnes.ac.id/sju/inde
x.php/usej/article/view/9568

b. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara guru IPA/rekan sejawat :
Siswa cenderung kesulitan terkait
materi HOTS pada materi ekologi dan
keanekaragaman hayati Indonesia
terutama kemampuan siswa dalam
membuat rantai makanan dan jaring-
jaring makanan dalam ekosistem.
Solusi dapat memberikan beberapa
contoh tayangan berupa proses rantai
makanan di alam serta memberikan
panduan kerja berupa LKPD yang dapat
memudahkan siswa untuk memahami
konsep materi.

c. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara kepala sekolah :
- Proses pembelajaran dapat
menggunakan model pembelajaran
PBL (Problem Based Learning
ataupun PjBL (Project Based
Learning) yang dapat melatih siswa
dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan dan lebih kontekstual.
- Guru dapat menerapkan metode
diskusi kelompok yang terbimbing
- Guru dapat menampilkan media
pembelajaran seperti powerpoint
menggunakan LCD, maupun video-
video pembelajaran yang dapat
dibagikan kepada siswa.
- Guru dapat memberikan
demonstrasi ataupun praktik untuk
lebih memperkuat teori yang siswa
dapatkan

d. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara pengawas sekolah :
- Solusi masalah siswa tidak aktif dan
bersemangat dalam pembelajaran
IPA adalah dengan menggunakan
model-model pembelajaran inovatif
yang menarik minat siswa untuk
belajar, misalnya diantaranya
dengan pembelajaran Discovery
Learning ataupun Problem based
learning. Dimana siswa sebagai
pusat kegiatan pembelajaran dan
guru sebagai fasilitator.
- Solusi saat siswa kurang termotivasi
saat pembelajaran adalah guru
dapat memberikan stimulus
pembelajaran yang lebih kontekstual
di awal pembelajaran baik dengan
demonstrasi sederhana, video atau
gambar yang memunculkan
pertanyaan sederhana terkait materi
pelajaran. Pemenafaatan media-
media pembelajaran yang inovatif
juga dapat jadi pilihan saat
pembelajaran, misalnya dengan
video animasi.
- Solusi dalam terkait masalah
rendahnya pemahaman siswa dan
biasa terjadi miskonsepsi adalah
guru dapat menyesuaikan
karakteristik materi dengan metode
penyampaian yang guru lakukan.
Seperti saat materinya abstrak, guru
dapat menggunakan metode
ceramah atau diskusi dengan
bantuan media video ataupun
animasi untuk membantu
terbentuknya konsep yang baik pada
siswa. Dan saat materinya
membutuhkan pemahaman yang
mendalam dapat menggunakan
metode demonstrasi atau praktikum
sederhana dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar dan fenomena
yang kontekstual pada diri siswa.
Sumber : Faizal, S.Pd., M.Pd. (Pengawas
Sekolah Jenjang SMP Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kab. Bombana)

e. Alternatif solusi berdasarkan


wawancara pakar :
Siswa cenderung kesulitan terkait
materi HOTS pada materi ekologi dan
keanekaragaman hayati Indonesia
terutama kemampuan siswa dalam
membuat rantai makanan dan jaring-
jaring makanan dalam ekosistem.
Solusi guru dapat membantu siswa
memahami materi ini dengan membuat
video pembelajaran yang berisi
penjelasan materi sehingga dapat
diputar oleh siswa secara berulang.
Selain itu guru juga dapat membantu
siswa memahami materi HOTS
terutama membuat rantai dan jaring
makanan dengan menggunakan media
benda tiruan. Pada langkah ini guru
dapat meminta siswa menemukan
contoh rantai makanan yang ditemukan
disekitar rumah. Contohnya, Rumput,
Belalang, Burung, dan Ular.
Selanjutnya, siswa mencari benda
tiruan yang bisa digunakan untuk
merepresentasikan rantai makanan,
misalnya menggunakan mainan hewan
anak-anak untuk merepresentasikan
belalang, burung, dan ular. Dan
menggunakan tumbuhan plastik untuk
merepresentasikan rumput di dalam
rantai makanan tersebut. Para siswa
diminta membuat video yang
menjelaskan tentang materi rantai
makanan dengan menggunakan media
benda tiruan yang sudah disiapkan
sebelumnya. Hal ini bisa membantu
para guru untuk mengetahui sudah
sejauh mana pemahaman para siswa
mengenai materi yang mereka pelajari.
Dengan adanya pengembangan media
benda tiruan untuk pembelajaran
materi rantai makanan, bisa melatih
keterampilan berpikir siswa. Karena
secara tidak langsung, siswa diberikan
kepercayaan untuk mengobservasi
kegiatan untuk mendapatkan informasi
mengenai materi rantai makanan
dengan media yang ada.

Anda mungkin juga menyukai