Anda di halaman 1dari 16

Nama : Bayu Segoro, S.Pd.

No. UKG : 201900647683


Instansi : SMAN 1 Suboh
Kelas : 001 Ekonomi

LK. 2.2 Menentukan Solusi

Eksplorasi alternatif
No. Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
solusi
1 Model pembelajaran yang Peningkatan Hasil Penentuan Solusi Berdasarkan dari eksplorasi
bisa dijadikan alternatif Belajar Siswa pada didasarkan pada alasan alternatif solusi yang di
solusi untuk Materi analisis transaksi sebagai berikut : peroleh dari kajian literatrur
meningkatkan hasil pada jurnal umum 1. Problem Base Learning dapat di analisis tentang
belajar siswa pada materi melalui pembelajaran (PBL) sangat tepat dan kelebihan dan kelemahan dari
analisis transaksi pada Problem Based Learning sesuai dengan :
jurnal umum yaitu : (PBL) dengan bantuan karakteristik materi Model Problem Based
1. Model Problem Based media karsan (kartu analisis transaksi pada Learning (PBL).
Learning (PBL). arisan) di power point. jurnal umum.
2. Model Pembelajaran 2. Penggunaan madia Keunggulan Model Problem
Kooperatif Tipe karsan dapat Based Learning (PBL) yaitu
STAD. memudahkan siswa sebagai berikut:
3. Metode Pembelajaran dalam memahami 1. Peserta didik dilatih
Kooperatif Tipe materi. untuk selalu berpikir
Think-Pair-Share 3. Guru memiliki kritis dan terampil dalam
kompetensi dalam menyelesaikan suatu
Kajian Literatur membuat dan permasalahan.
Jurnal Ilmiah Sonny menggunakan media 2. Bisa memicu
Agustendi (2018) dari karsan di powerpoint. peningkatan aktivitas
Universitas Negeri 4. Siswa dapat melatih peserta didik di kelas.
Yogyakarta. kemampuan dalam 3. Peserta didik terbiasa
Peningkatan Hasil Belajar mengerjakan soal-soal untuk belajar dari sumber
Siswa Melalui Model jurnal umum yang relevan.
Pembelajaran menggunkan karsan. 4. Kegiatan pembelajaran
Cooperative Learning 5. Media Karsan (kartu berjalan lebih kondusif
Tipe Student Teams arisan) dapat menarik dan efektif karena
Achievment Divisions minat siswa dalam peserta didiknya dituntut
Pada Materi mengikuti untuk aktif.
Perekonomian Terbuka. pembelajaran. 5. siswa mengintegrasikan
Berdasarkan hasil pengetahuan dan
penelitian tindakan kelas keterampilan secara
yang dilakukan di kelas simultan dan
XI IPS 4 SMA Negeri 2 mengaplikasikannya
Banjar diketahui bahwa dalam konteks yang
dengan menggunakan relevan.
model pembelajaran 6. Model PBL dapat
kooperatif tipe STAD meningkatkan
dapat meningkatkan hasil kemampuan berfikir
belajar siswa pada materi kritis, menumbuhkan
perekonomian terbuka. inisiatif peserta didik
Simpulan ini didasarkan dalam bekerja, motivasi
dari peningkatan internal dalam belajar,
ketuntasan belajar setelah dan dapat
dilakukan model mengembangkan
pembelajaran kooperatif hubungan interpersonal
tipe STAD meningkat dalam bekerja kelompok.
pada siklus I sebesar 17 % Kekurangan dalam model
dan pada siklus II menjadi Problem Based Learning
89%. Dengan menurut Abidin (2014:163)
peningkatan yang besar adalah sebagai berikut:
tersebut, maka model 1. Tidak semua materi
pembelajaran kooperatif pembelajaran bisa
tipe STAD dapat menerapkan model ini.
dijadikan alternatif pada 2. Waktu yang dibutuhkan
saat terjadi permasalahan untuk menyelesaikan materi
yang sama dengan pembelajaran lebih lama.
penelitian tersebut. 3. Bagi peserta didik yang
belum terbiasa menganalisis
Jurnal Ilmiah Alvi suatu permasalahan, biasanya
Maulidia, Albertus Djoko enggan untuk
Lesmono, Bambang mengerjakannya.
Supriadi (2019) dari
Universitas Negeri
Jember.
“Inovasi Pembelajaran
Fisika Melalui
Penerapan Model PBL
(Problem Based
Learning) Dengan
Pendekatan STEM
Education Untuk
Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada
Materi Elastisitas Dan
Hukum Hooke Di
SMA”.
Berdasarkan hasil
penelitian Pelaksanaan
model problem based
learning dengan
pendekatan STEM pada
kelas XI Mipa 3 di SMA
Muhammadiyah Jember
dapat membuat suasana
belajar siswa di kelas
lebih menarik dan siswa
secara langsung akan aktif
berperan dalam proses
perancangan suatu proyek
yang sebelumnya
diberikan sebuah
permasalahan.
Pelaksanaan model PBL
dengan pendekatan
STEM dapat
meningkatkan hasil
belajar
siswa dengan kategori N-
gain sedang sebesar 0,67.
menggunakan model
problem based learning
dengan pendekatan
STEM pada pokok
bahasan elastisitas dan
hukum hooke kelas XI
Mipa 3 di SMA
Muhammadiyah 3 Jember
terhadap hasil belajar
siswa mengalami
peningkatan yang
tergolong sedang.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
penerapan model problem
based learning dengan
pendekatan STEM dapat
mempengaruhi dan
meningkatkan hasil
belajar siswa.

Jurnal Ilmiah Andi


Khaerunnisa Hardyanti
Arki, Army Auliah, Iwan
Dini (2017) dari
Universitas Negeri
Makasar.
Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think-Pair-Share
Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas
XI MIA 2, SMA Negeri 3
Model Takalar (Studi
pada Materi Pokok
Larutan Asam-Basa).
Data hasil penelitian
menunjukkan bahwa
metode pembelajaran tipe
TPS dapat meningkatkan
hasil belajar siswa Kelas
XI MIA 2 SMA Negeri 3
Model Takalar yang
terdiri dari 7 langkah
yaitu: (1) menjelaskan
tujuan pembelajaran dan
mengaitkan materi
pembelajaran dengan
materi sebelumnya; (2)
memberikan masalah
kepada siswa secara
tertulis yang diselesaikan
secara individual dengan
memberikan Time Of
Think selama 15 menit;
(3) mengelompokkan
siswa secara berkelompok
secara sejajar yang
kemudian mendiskusikan
hasil pemikiran
individualnya secara
silang; (4) membagikan
hasil diskusi kelompok
kepada kelompok lain
dengan
mempresentasekan secara
singkat; (5) memberikan
tes kepada siswa berupa
soal essay yang
dikerjakan oleh siswa
seara individual untuk
menguji kemampuan
yang dimilikinya; (6)
memberikan reward
dalam bentuk pujian
kepada setiap siswa yang
memiliki nilai tertinggi;
dan (7) meminta siswa
untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran sesuai
dengan tujuan
pembelajaran. Hasil
belajar siswa siklus I yaitu
62.13% tidak mencapai
ketuntasan. Hasil belajar
siswa siklus II yaitu
87.06% mencapai
ketuntasan.

Jurnal Ilmiah Cut


Hayaton Zuhra (2020)
dari Jurnal Kinerja
Pendidikan.
Peningkatan Hasil Belajar
Ekonomi melalui Model
Pembelajaran Project
Based Learning Materi
Siklus Akuntansi pada
Perusahaan Dagang

Dari hasil pengolahan


data diperoleh pada siklus
I siswa perolehan nilai
rata-rata siswa sebesar 70
dan pada siklus II
meningkat menjadi 83.
Dilihat dari segi
ketuntasan, dimana pada
siklus I sebanyak 19 siswa
atau 61 % siswa mencapai
ketuntasan belajar
individual, pada siklus II
meningkat menjadi 29
siswa atau 93 % siswa
mencapai ketuntasan
individual. Secara
klasikal pembelajaran
Ekonomi melalui model
pembelajaran Project
Based Learning materi
siklus akuntansi pada
perusahaan dagang
mencapai ketuntasan,
sebagaimana yang telah
disyaratkan, dimana 85%
siswa telah mencapai
ketuntasan dapat
dilanjutkan pada materi
berikutnya. Sedangkan
aktivitas siswa dalam
pembelajaran
dikategorikan dengan
baik.

Jurnal Ilmiah Shinta


Kartika Sari, Made
Piliani1, Dewa Made Alit
(2019) dari FPIPS IKIP
PGRI Bali.
Implementasi Model
Pembelajaran PBL
Dengan Media Karsan
(Kartu Arisan) Untuk
Meningkatkan Hasil
Belajar Ekonomi Pada
Siswa Kelas X-IPA 4
SMA Negeri 8 Denpasar
Tahun Pelajaran
2018/2019
Hasil penelitian siklus I
skor rata-rata hasil belajar
ekonomi pada siswa kelas
X-IPA 4 SMAN 8
Denpasar sebesar 2,986,
daya serap 74,65 dan
ketuntasan klasikal 70%.
Adanya peningkatan rata-
rata hasil belajar ekonomi
sebesar 1,23% dari 73,42
pada refleksi awal
menjadi 74,65 pada siklus
I. Jumlah siswa yang
tuntas pada refleksi awal
(57,50%) dan tidak tuntas
(42,50%). Maka dari hasil
penelitian diatas peneliti
dapat menyatakan bahwa
Implementasi Model
Pembelajaran PBL
dengan Media Karsan
(Kartu Arisan) dapat
Meningkatkan Hasil
Belajar Ekonomi Pada
Siswa Kelas X-IPA 4
secara maksimal dan juga
efektif. Sehingga
menambah wawasan
pengetahuan pada siswa
kelas X-IPA 4 SMA
Negeri 8 Denpasar Tahun
Pelajaran 2018/2019
untuk bisa berinovasi,
kreatif dalam pemecahan
masalah mata pelajaran
ekonomi.

Hasil Wawancara
dengan waka
kurikulum Imam Safi’I,
M.Pd.
1. Guru harus
memberikan latihan
siswa dalam
mengerjakan soal-soal
materi analisis transaksi
pada jurnal umum.
2. Penerapan model dan
metode pembelajaran
harus inovatif.
3. Media pembelajaran
yang digunakan guru
harus interaktif untuk
meningkatn motivasi
siswa.

2 Model pembelajaran yang Peningkatan Hasil Penentuan Solusi Berdasarkan dari eksplorasi
bisa dijadikan alternatif Belajar Siswa pada didasarkan pada alasan alternatif solusi yang di
solusi untuk kemampuan Materi analisis transaksi sebagai berikut : peroleh dari kajian literatrur
berpikir kritis siswa kelas pada jurnal umum 1. Problem Base Learning dapat di analisis tentang
XII MIPA 5 dalam diskusi melalui pembelajaran (PBL) sangat tepat dan kelebihan dan kelemahan dari
pada materi posting buku Problem Based Learning sesuai dengan :
besar yaitu : (PBL) dengan karakteristik materi Model Problem Based
1. Model Pembelajaran menggunakan metode analisis transaksi pada Learning (PBL).
Problem Based tutor teman sebaya. jurnal umum.
Learning (PBL). 2. Penggunaan metode Keunggulan Model Problem
2. Metode Pembelajaran teman sebaya dapat Based Learning (PBL) yaitu
Kooperatif Tipe memudahkan siswa sebagai berikut:
Think-Pair-Share. dalam memahami 1. Peserta didik dilatih untuk
materi. selalu berpikir kritis dan
Kajian Literatur 3. Guru memiliki terampil dalam
Jurnal Ilmiah Abu kompetensi dalam menyelesaikan suatu
Husen1, Sri Endah membuat dan permasalahan.
Indriwati, Umie Lestar menggunakan media 2. Bisa memicu peningkatan
(2017) dari Universitas powerpoint. aktivitas peserta didik di
Negeri Malang 4. Siswa dapat melatih kelas.
Peningkatan kemampuan kemampuan dalam 3. Peserta didik terbiasa
berpikir kritis dan mengerjakan soal-soal untuk belajar dari sumber
keterampilan proses sains dengan tutor teman yang relevan.
siswa sma melalui sebaya. 4. Kegiatan pembelajaran
implementasi problem 5. Media power point berjalan lebih kondusif dan
based learning dipadu interaktif dapat efektif karena peserta
think pair share. menarik minat siswa didiknya dituntut untuk
Berdasarkan hasil dalam mengikuti aktif.
penelitian dan pembelajaran. 5. siswa mengintegrasikan
pembahasan dapat pengetahuan dan
disimpulkan bahwa (1) keterampilan secara
Implementasi model simultan dan
pembelajaran PBL dipadu mengaplikasikannya dalam
TPS dapat meningkatkan konteks yang relevan.
kemampuan berpikir 6. Model PBL dapat
kritis siswa kelas XI IPA meningkatkan kemampuan
1 SMAN 1 Kasiman berfikir kritis,
Bojonegoro. Hal ini menumbuhkan inisiatif
ditunjukkan oleh adanya peserta didik dalam
peningkatan rata-rata nilai bekerja, motivasi
kemampuan berpikir internal dalam belajar, dan
kritis siswa dari 65,53 dapat mengembangkan
pada siklus I menjadi hubungan interpersonal
76,61 pada siklus II, (2) dalam bekerja kelompok.
Implementasi model
pembelajaran PBL dipadu Kekurangan dalam model
TPS dapat meningkatkan Problem Based Learning
keterampilan proses sains menurut Abidin (2014:163)
kelas XI IPA 1 SMAN 1 adalah sebagai berikut:
Kasiman Bojonegoro. Hal 1. Tidak semua materi
ini dibuktikan dengan pembelajaran bisa
peningkatan rata-rata nilai menerapkan model ini.
keterampilan proses sains 2. Waktu yang dibutuhkan
dari 74,64 pada siklus I untuk menyelesaikan
menjadi 84,46 pada siklus materi pembelajaran lebih
II. lama.
3. Bagi peserta didik yang
Jurnal Ilmiah Nur’ belum terbiasa
Arizkah, Herman, Pariabti menganalisis suatu
Palloan (2018) dari permasalahan, biasanya
Universitas Negeri enggan untuk
Makassar mengerjakannya.
Penerapan
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Terhadap
Keterampilan
Berpikir Kritis
Peserta Didik Sman
5 Soppeng.
Hasil analisis
menunjukkan bahwa: skor
rata-rata keterampilan
berpikir kritis peserta
didik yang diajar baik
menggunakan
pembelajaran masalah
dan secara konvensional
berada pada kategori
sedang; terdapat
perbedaan keterampilan
berpikir kritis peserta
didik yang
diajar pembelajaran
berbasis masalah dan
secara konvensional pada
indikator keterampilan
berpikir kritis yakni
interpretasi, analisis, dan
inferensi pada katagori
tinggi. Berdasarkan
perhitungan taksiran rata-
rata,
skor keterampilan
berpikir kritis pada kelas
eksperimen adalah 19 < µ
< 23. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis
masalah lebih baik
digunakan untuk
meningkatkan skor
keterampilan berpikir
kritis
peserta didik
dibandingkan dengan
pembelajaran secara
konvensional.

Jurnal Ilmiah Catur Okti


Windaria, Fitri April
Yantib (2021) dari
Universitas Negeri
Bengkulu.
Penerapan Model
Problem Based
Learning Untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Berpikir Kritis
Pesera Didik
Hasil penelitian ini adalah
mengintegrasikan
langkah langkah
pembelajaran berbasis
masalah ke dalam
keterampilan berpikir
kritis, sehingga dapat
meningkatkan
keterampilan berpikir
kritis pesera didik pada
keterampilan analisis
sebesar 64, 44% pada
siklus I dan 75, 55% pada
siklus II, keterampilan
berpikir sintesis 57, 77%
pada siklus I dan 66, 66%
pada siklus II,
keterampilan berpikir
pemecahan masalah 38,
88% pada siklus I dan 72,
22% pada siklus II,
keterampilan
menyimpulkan 52, 22%
pada siklus I dan 70%
pada siklus II, dan
keterampilan
mengevaluasi atau
menilai 47, 77% pada
siklus I dan 62, 22% pada
siklus II pada pesera didik
kelas XI SMA Negeri 1
Sekampung pada materi
statik fluida Tahun Ajaran
2015/2016.

Jurnal Ilmiah Edy


Suprapto, Fahrizal,
Priyono & Basri K.
(2017) dari Universitas
Nusa Cendana.
The Application of
Problem-Based Learning
Strategy to Increase High
Order Thinking Skills of
Senior Vocational School
Students.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: Ada
perbedaan yang signifikan
antara siswa kelompok
yang diberi pembelajaran
berbasis masalah dan
siswa yang diberi
perlakuan dengan
pembelajaran
konvensional. Dengan
menggunakan SPSS versi
6.0 didapatkan bahwa t-
test adalah 3,309 dan
probabilitas Nilai SIG
0,001 lebih rendah dari
0,05 (0,001<0,05).
Dengan kata lain, ada
perbedaan yang signifikan
dalam keterampilan
berpikir tingkat tinggi
antara siswa yang diberi
perlakuan dengan strategi
pembelajaran berbasis
masalah dan siswa yang
diberi perlakuan dengan
strategi pembelajaran
konvensional. Pencapaian
kelompok siswa yang
diberi perlakuan berbasis
masalah strategi
pembelajaran (mean
78.026) lebih unggul
dibandingkan dengan
strategi pembelajaran
konvensional (71.578).
(1) penggunaan strategi
pembelajaran berbasis
masalah lebih unggul
daripada konvensional
belajar; (2) penerapan
strategi pembelajaran
berbasis masalah mampu
meningkatkan
kemampuan berpikir
tingkat tinggi; siswa, yang
diimplementasikan dalam
keterampilan pemecahan
masalah, kerjasama tim,
dan rasa percaya diri yang
lebih baik.

Hasil Wawancara
dengan Teman Sejawat
Triana Kurniawati,
M.Pd
1. Guru harus lebih
banyak memberikan
latihan soal-soal.
2. Guru harus
memberikan Soal yang
memenuhi indikator C4
(menganalisis) dan
indikator C5
(mengevaluasi) dan C6
(mencipta).
3. Guru harus
memberikan latihan siswa
dalam mengerjakan
berupa narasi.
4. Model pembelajaran
yang digunakan harus
mampu meningkatkan
berfikir kritis siswa.
5. Menggunakan Media
yang Interaktif.

3 Media pembelajaran yang Peningkatan motivasi Penentuan Solusi Berdasarkan dari eksplorasi
bisa dijadikan alternatif Siswa pada Materi didasarkan pada alasan alternatif solusi yang di
solusi untuk persamaan dasar sebagai berikut : peroleh dari kajian literatrur
meningkatkan motivasi akuntansi melalui 1. Problem Base Learning dapat di analisis tentang
belajar siswa kelas XII Pembelajaran Problem (PBL) sangat tepat dan kelebihan dan kelemahan dari
MIPA 5 rendah pada Based Learning (PBL) sesuai dengan :
materi persamaan dasar dengan bantuan media karakteristik materi Media Pembelajaran
akuntansi yaitu : audiovisual (video) dan persamaan dasar Audiovisual
1. Media pembelajaran latihan soal. akuntansi.
Audiovisual 2. Penggunaan madia Kelebihan Media Audio
2. Media pembelajaran audiovisual dapat
Visual
berbasis Multimedia. memudahkan siswa
3. Penerapan E-Learning dalam memahami 1. Bahan pengajaran akan
Melalui Media materi. lebih jelas maknanya
Schoology. 3. Guru memiliki sehingga dapat lebih
kompetensi dalam dipahami oleh para siswa,
Kajian Literatur membuat dan dan memungkinkan siswa
Jurnal Ilmiah Ashar, Andi menggunakan media menguasai tujuan
Azis, dan Bustan (2021) pembelajaran berbasis pengajaran lebih baik.
dari Universitas Negeri audiovisual 2. Mengajar akan lebih
Semarang. 4. Siswa dapat melatih bervariasi, tidak
Penerapan Media kemampuan dalam sematamata komunikasi
Pembelajaran mengerjakan soal-soal verbal melalui penuturan
Audiovisual Dalam persamaan dasar katakata oleh guru.
Meningkatkan Motivasi akuntansi menggunkan Sehingga siswa tidak bosan
Belajar Siswa Kelas XI kartu soal. dan guru tidak kehabisan
IPS 1 Pada Mata Pelajaran 5. Media audiovisual tenaga apalagi bila guru
Sejarah Di SMA Negeri 7 dapat menarik minat mengajar untuk setiap jam
Wajo. siswa dalam mengikuti pelajaran.
Dari penelitian ini pembelajaran.
3. Siswa lebih banyak
diperoleh aktivitas belajar
melakukan kegiatan
siswa yang mengalami belajar, sebab tidak hanya
peningkatan dari siklus mendengarkan uraian guru,
pertama ke siklus kedua, tapi juga aktifitas
terjadi peningkatan mengamati, melakukan,
motivasi belajar sejarah mendemonstrasikan, dan
peserta didik setelah lain-lain.
penerapan media
pembelajaran 4. Pengajaran akan lebih
Audiovisual, yaitu pada menarik perhatian siswa
siklus I menunjukkan sehingga dapat
menumbuhkan motivasi
bahwa skor rata-rata
belajar.
motivasi belajar peserta
didik yakni 63,81% dari Kelemahan Media Audio
Visual
skor ideal 100 atau berada
pada kategori sedang. Media audio yang lebih
Siklus II menunjukkan banyak menggunakan suara
dan bahasa verbal, hanya
skor rata-rata motivasi
mungkin dapat dipahami oleh
belajar peserta didik pendengar yang mempunyai
sebesar 81,39% dari skor tingkat penguasaan kata dan
ideal 100 atau berada pada bahasa yang baik.
kategori tinggi.
Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa
motivasi belajar sejarah
siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 7 Wajo melalui
penerapan media
pembelajaran
Audiovisual dapat
mengalami peningkatan.

Jurnal Ilmiah Andi Putri


Kumala Sari, Dian
Novian , Rahman Takdir
(2021) dari Universitas
Negeri Gorontalo.
Penggunaan Multimedia
sebagai Pembelajaran
Interaktif Untuk
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Geografi.
Hasil akhir penelitian
memperoleh deskripsi
mengenai hasil akhir
belajar yang berupa tes
evaluasi membuktikan
bahwa penggunaan
multimedia interaktif
berbasis website sangat
efektif digunakan untuk
pelajaran Geografi siswa
kelas XIIS-3 di SMA
Negeri 1 Telaga
Biru, sebab hasil
analisis_statistik
inferensial memakai
korelasi Product Moment
memperoleh thitung
sebesar 5,452 dan lebih
besar dari ttabel dengan
besaran kontribusi
sebesar 49,77% dan
terkorelasi dengan baik
dan masuk dalam kategori
“Sedang”. untuk
peningkatan hasil akhir
belajar pada murid
melalui hasil penilaian
pretest dan posttest
diketahui bahwa rata-rata
hasil
penilaian pretest yakni
43,75, dan rata-rata hasil
penilaian posttest 81,25,
jadi dapat diketahui
peningkatan hasil belajar
siswa sebesar 37,50%
berdasarkan dan hasil
rata-rata nilai gain sebesar
0,34 dengan kategori
sedang. Maka
disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan
motifasi belajar murid
setelah mengoprasikan
multimedia pembelajaran
interaktif yang sudah
dikembangkan.

Jurnal Ilmiah Nur Laila


Ulva , Sri Kantun, Joko
Widodo (2017) dari
Universitas Jember.
Penerapan e-learning
dengan media
schoology untuk
meningkatkan
motivasi dan hasil
belajar siswa pada
kompetensi dasar
mendeskripsikan
konsep badan usaha
dalam perekonomian
Indonesia.
. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa:
Motivasi belajar siswa
pada siklus I sebesar 2,7
dengan kriteria sedang,
meningkat menjadi 3,5
dengan kriteria tinggi
pada siklus II. Sedangkan
rata-rata nilai hasil belajar
siswa pada siklus I
sebesar 78,19 dengan
ketuntasan klasikal
sebesar 75%,
meningkatkan menjadi
86,19 dengan ketuntasan
klasikal 83,33% pada
siklus II. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah
penerapan e-learning
dengan media Schoology
dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar
siswa kelas X SOS 1
SMAN 4 Jember pada
kompetensi dasar
mendeskripsikan konsep
badan usaha dalam
perekonomian Indonesia
semester genap tahun
ajaran 2016/2017.

Hasil Wawancara
dengan Kepala Sekolah
Sugeng Alifatah, M.Pd
1. Guru harus
menggunakan media yang
atraktif.
2. Guru bisa menngukana
media yang berbasi IT.
3. Pembelajaran yang
dilakukan guru harus
kontektual dengan
memberikan contoh-
contoh nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Guru harus
memberikan Apersepsi
yang mampu
meningkatkan motivasi
siswa.

4 Model pembelajaran yang Peningkatan Hasil Penentuan Solusi Berdasarkan dari eksplorasi
bisa dijadikan alternatif Belajar Siswa pada didasarkan pada alasan alternatif solusi yang di
solusi untuk Materi analisis transaksi sebagai berikut : peroleh dari kajian literatrur
meningkatkan pada jurnal penyesuaian 1. Problem Base Learning dapat di analisis tentang
kemampuan literasi siswa melalui pembelajaran (PBL) sangat tepat dan kelebihan dan kelemahan dari
kelas XII MIPA 5 pada Problem Based Learning sesuai dengan :
saat diskusi pada materi (PBL) dengan karakteristik materi Model Problem Based
Jurnal Penyesuaian yaitu : menggunakan Metode jurnal penyesuaian. Learning (PBL).
1. Model problem based Drill . 2. Penggunaan motode
learning (PBL) Drill membuat siswa Keunggulan Model Problem
2. Metode Pembelajaran mampu meningkatkan Based Learning (PBL) yaitu
Kooperatif Tipe kemampuan berhitung sebagai berikut:
Think-Pair-Share siswa. 1. Peserta didik dilatih untuk
3. Model Problem based 3. Guru memiliki selalu berpikir kritis dan
learning (PjBL kompetensi dalam terampil dalam
membuat dan menyelesaikan suatu
Kajian Literatur menggunakan media permasalahan.
Jurnal Ilmiah Fathiah video tentang materi 2. Bisa memicu peningkatan
Alatas, Laili Fauziah jurnal penyesuaian. aktivitas peserta didik di
(2020) dari Universitas 4. Siswa dapat melatih kelas.
Islam Negeri Syarif kemampuan dalam 3. Peserta didik terbiasa
Hidayatullah Jakarta. mengerjakan soal-soal untuk belajar dari sumber
Model problem based jurnal penyesuaian. yang relevan.
learning (PBL) untuk 5. Suasana pembelajaran 4. Kegiatan pembelajaran
meningkatkan menjadi aktif dan berjalan lebih kondusif dan
kemampuan literasi sains menyenangkan, karena efektif karena peserta
peserta didik terlibat
pada konsep pemanasan secara langsung untuk didiknya dituntut untuk
global. mempelajari materi aktif.
Berdasarkan penelitian secara mandiri 5. siswa mengintegrasikan
yang telah dilakukan, sehingga dapat pengetahuan dan
dapat disimpulkan meningkatkan keterampilan secara
bahwa Model problem kemampuan literasi simultan dan
based learning (PBL) siswa. mengaplikasikannya dalam
efektif dalam konteks yang relevan.
meningkatkan 6. Model PBL dapat
kemampuan literasi sains meningkatkan kemampuan
siswa pada empat aspek berfikir kritis,
yaitu aspek kompetensi, menumbuhkan inisiatif
aspek pengetahuan, aspek peserta didik dalam
konteks, dan aspek sikap. bekerja, motivasi
menunjukkan hasil kelas internal dalam belajar, dan
kontrol mendapatkan dapat mengembangkan
skor N-gain sebesar 0,28 hubungan interpersonal
sehingga dapat diartikan dalam bekerja kelompok.
kemampuan literasi sains
siswa pada konsep Kekurangan dalam model
pemanasan global pada Problem Based Learning
kategori rendah. menurut Abidin (2014:163)
Sedangkan pada kelas adalah sebagai berikut:
eksperimen mendapatkan 1. Tidak semua materi
skor N-gain sebesar 0,68 pembelajaran bisa
yang dapat diartikan menerapkan model ini.
peningkatan kemampuan 2. Waktu yang dibutuhkan
literasi sains siswa pada untuk menyelesaikan
konsep pemanasan global materi pembelajaran lebih
berada pada kategori lama.
sedang. Berdasarkan 3. Bagi peserta didik yang
hasil rata-rata N-gain belum terbiasa
tersebut kemampuan menganalisis suatu
literasi sains siswa di permasalahan, biasanya
kelas eksperimen yang enggan untuk
diberikan perlakuan mengerjakannya.
dengan model problem
based learning (PBL) Metode pembelajaran Drill
lebih tinggi Metode drill adalah suatu cara
dibandingkan dengan mengajar dimana peserta didik
kelas kontrol yang melaksanakan kegiatan
diberikan perlakuan latihan- latihan, agar peserta
dengan pendekatan didik memiliki ketangkasan
konvensional. atau ketrampilan yang lebih
tinggi dari apa yang dipelajari.
Jurnal Ilmiah Devia Kelebihan :
Ardiningtyas, Budi a. Peserta didik dapat
Jatmiko (2019) dari memperoleh kecakapan
Universitas Negeri mental seperti dalam
Surabaya. perkalian-, menjumlah,
Peningkatan Literasi pengurangan, pembagian,
Sains siswa Sma Melalui tanda-tanda (simbol), dan
Penerapan Model sebagainya.
Pembelajaran inkuiri b. Peserta didik dapat
terbimbing dan Model memperoleh kecakapan
Pembelajaran dalam bentuk asosiasi
Berdasarkan Masalah. yang dibuat, seperti
Hasil penelitian ini hubungan huruf-huruf
menunjukkan bahwa dalam ejaan, penggunaan
terdapat perbedaan simbol, membaca peta,
peningkatan literasi sains membaca kurva dan
siswa kelas eksperimenj1, sebagainya.
kelas eksperimenj2, dan c. Pembentukan kebiasaan
kelas kontrol, setiap kelas yang dilakukan dan
dapatjmeningkatkan menambah ketepatan serta
kemampuan literasijsains kecepatan pelaksanaan.
siswajsecara signifikan
pada α = 5% dengan n- Kelemahan :
gain berturut-turut sebesar a. Kadang-kadang latihan
0,51; 0,60; dan 0,29. yang dilaksanakan secara
Modeljpembelajaran berulang-ulang
inkuiri terbimbing dan merupakan hal yang
modeljpembelajaran monoton, mudah
berdasarkan membosankan.
masalahjefektif untuk b. Membentuk kebiasaan
meningkatkan yang kaku, karena bersifat
kemampuan literasi sains otomatis.
siswa, sedangkan
konvensional tidak
efektif. Tetapi model
pembelajaran berdasarkan
masalah lebih efektif
daripada inkuiri
terbimbing dalam
meningkatkan
kemampuan literasi sains
siswa. Keterlaksanaan
pembelajaran pada kelas
eksperimen 1, kelas
eksperimen 2, dan
kelasjkontrol memberikan
hasil berada pada kategori
sangat baik. Siswa
memberikanjrespon
positifjterhadap
penerapan model
pembelajaran inkuiri
terbimbing dan model
pembelajaran berdasarkan
masalah, tetapi siswa
memberikan respon yang
negatif terhadap
penerapan pembelajaran
konvensional.

Jurnal Ilmiah Febby


Rizkamariana, Sariwulan
Diana, Ana Ratna Wulan
(2019) dari Universitas
Pendidikan Indonesia.
Penerapan Project Based
Learning untuk
Meningkatkan
Kemampuan Literasi
Tumbuhan Abad 21 pada
Siswa SMA.
Hasil dari penelitian yaitu
rata-rata N-gain pada
kelas eksperimen
mengalami peningkatan
dengan kategori sedang,
pada kelas kontrol
mengalami peningkatan
dalam kategori rendah.
Hasil analisis N-gain
menunjukkan adanya
perbedaan indeks N-gain
pada kelas PjBL dan
tradisional (Gambar 1).
Nilai N-gain pada kelas
PjBL sebesar 0,39 yang
menunjukkan
peningkatan kemampuan
literasi tumbuhan dengan
kategori sedang. Pada
kelas tradisional nilai N-
gain sebesar 0,23 yang
menunjukkan bahwa
peningkatan dengan
kategori rendah. Secara
keseluruhan aktivitas-
aktivitas pada tahap
model PjBL dan
pembelajaran tradisional
terlaksana dengan baik
oleh guru dan siswa.
Hampir seluruh siswa
setuju bahwa model PjBL
memberi kesempatan
kepada siswa untuk
mengaplikasikan
pengetahuannya dalam
mengklasifikasikan
tumbuhan, melatih dalam
memecahkan masalah
tentang tumbuhan, dan
meningkatkan motivasi
belajar.

Hasil Wawancara
dengan Teman Sejawat
Riyo Risi M. M.Pd
1. Model dan Motode
pembelajaran yang
digunakan harus inovatif.
2. Media yang digunakan
Harus Interaktif dan
Atraktif .
3. Gurus harus bisa
membiasakan siswa untuk
meningkatkan
kemampuan literasi siswa
dengan pembiasaan
membaca modul ajar.

Anda mungkin juga menyukai