Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
III 1/8
RSUD KABUPATEN CIAMIS

Direktur RSUD Kabupaten Ciamis


Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
6 Januari 2014
OPERASIONAL
dr. H. ACENG SOLAHUDIN. A, M.Kes
Pembina , IV /a
NIP.19680612 200112 1 005
A. Pengertian
Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru Iahir yang
tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah
dilahirkan. (Mochtar, 1989)
Asfiksia Neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit
setelah lahir. ( Mansjoer, 2000)
B. Jenis Asfiksia
1) Asfiksia Livida ( Biru )
2) Asfiksia Pallida ( Putih )
C. Klasifikasi Asfiksia Berdasarkan Nilai APGAR
1) Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
2) Asfiksia sedang dengan nilai APGAR 4-6
PENGERTIAN 3) Asfiksia ringan dengan nilai APGAR 7-9
4) Bayi normal dengan nilai APGAR 10
D. ETIOLOGI
Penyebab asfiksia menurut Mochtar( 1989) adalah :
1) Asfiksia dalam kehamilan
a) Penyakit infeksi akut
b) Penyakit infeksi kronik
c) Keracunan oleh obat-obat bius
d) Uremia dan toksaemia gravidarum
e) Anemia berat
f) Cacat bawaan
g) Trauma
2) Asfiksia dalam persalinan
a) Kekurangan O2.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
III 2/8
RSUD KABUPATEN CIAMIS

Direktur RSUD Kabupaten Ciamis


Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
6 Januari 2014
OPERASIONAL
dr. H. ACENG SOLAHUDIN. A, M.Kes
Pembina , IV /a
NIP.19680612 200112 1 005
 Partus lama
 Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang
terus menerus
 Tekanan kepala anak pada plasenta yang terlalu kuat
 Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepala
dan panggul
 Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat
pada waktunya
 Perdarahan banyak : plasenta previa dan soiutio
palsenta
 Kalau palsenta sudah tua : serotinus, disfungsi uteri
b) Paralisis pusat pernafasan
 Trauma dari luar seperti oleh tindakan forsep
 Trauma dari dalam: akibat obat bius
E. MANIFESTASI KLINIK
1) Pada kehamilan
Denyut jantung janin lebi cepat dari 160 x/ menit atau kurang
dari 100 x/ menit, alus dan irreguler serta adanya pengeluaran
mekonium.
 Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai
asfiksia
 Jika DJJ 160 xl mnt ke atas dan ada mekonium : janin
sedang asfiksia
 Jika DJJ 100 xl mnt ke bawah dan ada mekonium:
janin dalam gawat
2) Pada bayi setelah lahir
 Bayi pucat dan kebiru - biruan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
III 3/8
RSUD KABUPATEN CIAMIS

Direktur RSUD Kabupaten Ciamis


Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
6 Januari 2014
OPERASIONAL
dr. H. ACENG SOLAHUDIN. A, M.Kes
Pembina , IV /a
NIP.19680612 200112 1 005
 Usaha bernafas minimal atau tidak ada
 Hipoksia
 Asidosis metabolik atau respiratori
 Perubahan fungsi jantung
 Kegagalan fungsi multi organ
 Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada
gejala neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis
kurang baik / tidak menangis
F. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG MUNCUL
 Edema otak & perdarahan otak
 Anuria atau oliguria
 Kejang
 Koma
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan asuhan keperawatan
TUJUAN
pada bayi dengan asfiksia.
KEBIJAKAN Asuhan Keperawatan pada asfiksia harus sesuai dengan standar
PROSEDUR A. PENATALAKSAAN
Prinsip penatalaksaan asfiksia :
1 Pengaturan suhu
2 Lakukan tindakan A-B-C-D ( Airway/ membersihkan jalan
nafas, Breathing / mengusahakan timbulnya pemafasan /
ventilasi, Circulation ? memperbaiki sirkulasi tubuh, Drug /
memberikan obat-obatan)
a) Memastikan saluran nafas terbuka
 Melakukan bayi dalam posisi kepala defleksi atau
semi ekstensi dengan mengganjal bahu bayi
 Menghisap mulut, hidung dan trachea
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
III 4/8
RSUD KABUPATEN CIAMIS

Direktur RSUD Kabupaten Ciamis


Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
6 Januari 2014
OPERASIONAL
dr. H. ACENG SOLAHUDIN. A, M.Kes
Pembina , IV /a
NIP.19680612 200112 1 005
 Bila perlu masukkan pipa ET untuk memastikan
saluran pemafasan terbuka
b) Memulai pemafasan
 Memakai rangsangan tactil utuk memuiai pemafasan
 Memakai VTP bila perlu, seperti sungkup dan balon,
pipa ET dan balon, mulut ke mulut ( hindari paparan
infeksi )
c) Mempertahankan sirkulasi darah
Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara:
 Kompresi dada
 Pengobatan
d) Pemberian obat-obatan
 Epineprin
 Volume ekspander
 Natrium bicarbonat
 Nalakson hidroklorid /narcan
B. PENGKAJIAN
1 Sirkulasi
 Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x I
mnt. Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg ( sistolik)
dan 40 sampai 45 mmHg ( diastolik )
 Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik
intensitas maksimal tepat di kiri dari mediastinum
pada ruang intercosta III/IV
 Murmur biasa tenjadi selama beberapa jam kehidupan
 Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri
dan 1 vena
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
III 5/8
RSUD KABUPATEN CIAMIS

Direktur RSUD Kabupaten Ciamis


Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
6 Januari 2014
OPERASIONAL
dr. H. ACENG SOLAHUDIN. A, M.Kes
Pembina , IV /a
NIP.19680612 200112 1 005

2 Eliminasi
 Dapat berkemih saat lahir
3 Makanan / cairan
 Berat badan
 Panjang badan
 Turgor kulit elastis ( bervariasi sesuai gestasi)
4 Neurosensori
 Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas
 Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap
selama 30 menit pertama setelah kelahiran (periode
pertama reaktivitas). Penampilan asimetris (molding,
edema, hematoma)
 Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis
tinggi menunjukkan abnormalitas genetik,
hipoglikemi, atau efek narkotik yang memanjang)
5 Pernafasan
 Skor APGAR : 1 menit..... ..5 menit..... .. skor optimal
harus antara 7-10
 Rentang dari 30-60 permenit, pola perlodik dapat
terlihat
 Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum
pada awalnya silindrik thorak : kartilago xiphoid
menonjol, umum terjadi
6 Keamanan
 Suhu rentang dari 36,5” C sampai 37,5° C. Ada
verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
III 6/8
RSUD KABUPATEN CIAMIS

Direktur RSUD Kabupaten Ciamis


Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
6 Januari 2014
OPERASIONAL
dr. H. ACENG SOLAHUDIN. A, M.Kes
Pembina , IV /a
NIP.19680612 200112 1 005
gestasi)
 Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan / kaki
dapat terlihat, warna merah muda atau kemerahan,
mungkin belang-balang menunjukkan memar minor
(misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan
warna herlequin, peteckie pada kepala / wajah (dapat
menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan
kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi
telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau
pada nukhal), bercak Mongolia (temtama punggung
bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala
mungkin ada (penempatan elektroda intern
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 PH tali pusat : tingkat 7,20 — 7,24 menunjukkan
status parasidosis, tingkat rendah menunjukkan
asfiksia bermakna
 Hemoglobin / hematokrit : kadar Hb 15 — 2- gr dan
Ht 43% - 61%
 Tes combs langsung pada daerah tali pusat.
Menentukan adanya kempleks antigen-antibodi pada
membran sel darah merah, menunjukkan kondisi
hemolitik;
D. PRIORITAS KEPERAWATAN
 Meningkatkan upaya kardiovaskuler efektif
 Memberikan lingkungan termonetral dan
mempertahankan suhu tubuh
 Mencegah cedera atau komplikasi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
III 7/8
RSUD KABUPATEN CIAMIS

Direktur RSUD Kabupaten Ciamis


Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
6 Januari 2014
OPERASIONAL
dr. H. ACENG SOLAHUDIN. A, M.Kes
Pembina , IV /a
NIP.19680612 200112 1 005
 Meningkatkan kedekatan orangtua & bayi
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen b/d kurangya
pertukaran gas.
Kriteria tujuan :
 Frekuensi nafas normal
 Bayi dapat bernafas spontan
 Bayi dapat menangis
 Frekuensi nadi normal
Rencana tindakan :
 Lakukan kolaborasi dan resusitasi dengan dokter
 Observasi keadaan kulit, TTV, dan respon menangis
bayi
 Jaga suhu tubuh bayi dengan mempertahankan tubuh
tetap kering dan menempatkan bayi di inkubator atau di
bawah lampu sorot
 Pertahankan oksigen tetap masuk ke jalan nafas
II. Gangguan pola nafas b/d meningkatnya usaha bemafas akibat
kekurangan oksigen
Kriteria tujuan :
 Frekuensi nafas normal
 Suara nafas vesikuler
 Irama nafas regular
Rencana tindakan :
 Pertahankan keefektifan pemberian oksigen
 Observasi TTV
 Berikan rangsang taktil jika bayi tidak menangis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
III 8/8
RSUD KABUPATEN CIAMIS

Direktur RSUD Kabupaten Ciamis


Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
6 Januari 2014
OPERASIONAL
dr. H. ACENG SOLAHUDIN. A, M.Kes
Pembina , IV /a
NIP.19680612 200112 1 005

III. Potensial injury b/d menurunnya perfusi jaringan otak


Kriteria tujuan :
 Kesadaran pasien CM
 Tidak terjadi kekurangan oksigen dalam otak hingga
lebih dari 30 menit
 Bayi dapat menangis dan bernafas spontan
 Tidak cyanosis
Rencana tindakan :
 Observasi TTV
 Kolaborasi pemberian bicnat
IV. Potensial aspirasi b. d peningkatan usaha bernafas
Kriteria tujuan :
 Frekuensi nafas normal
 Tidak ada tanda - tanda aspirasi
Rencana tindakan :
 Puasakan bayi
 Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral
 Observasi TTV
 Observasi tanda - tanda cyanosis
V. Potensial terjadi infeksi b. d akumulasi sekret pulmonal serta
respon imun yang tidak efektif
Kriteria tujuan :
 Tidak terdapat tanda - tanda infeksi
 Leukosit > 10.000 dan < 20.000
Rencana tindakan :
 Cegah kontak dengan benda – benda terkontaminasi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
III 9/8
RSUD KABUPATEN CIAMIS

Direktur RSUD Kabupaten Ciamis


Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
6 Januari 2014
OPERASIONAL
dr. H. ACENG SOLAHUDIN. A, M.Kes
Pembina , IV /a
NIP.19680612 200112 1 005
 Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
 Rawat bayi dalam inkubator atau ruang isolasi
 Kolaborasi pemberian antibiotik profilaksis sesuai
dengan program
VI. Gangguan rasa aman cemas b. d kurangnya informasi tentang
keadaan anaknya
Kriteria tujuan :
 Orang tua mengetahui tentang keadaan anaknya
 Orang tua tidak nampak cemas
 Orang tua mau menerima prosedur yang dilakukan
dalam perawatan bayinya
Rencana tindakan :
 Jelaskan tentang keadaan bayinya
 Jelaskan tentang prosedur yang diperlukan dalam
perawatan selama di rumah sakit
 Dorong tua untuk mengembangkan koping mekanisme
dengan banyak berdo’a, dll.
Dokter
UNIT TERKAIT
Perawat ruang perinatologi
DOKUMEN TERKAIT Status pasien rawat inap

Anda mungkin juga menyukai