Anda di halaman 1dari 7

RASIONALISME DAN EMPIRISME

Disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Filsafat Ilmu yang diampu oleh:

Fajrul Ilmy Darussalam, S, Fil., M. Phil

Disusun Oleh: Kelompok IV

Andi Alda Elvariani (2001010037)

Muh. Arzil Kasmil (20010100069)

Annisa (2001010052)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I: PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II: PEMBAHASAN 2

A. Rasionalisme 2
B. Empirisme 2
C. Perbedaan Rasionalisme dan Empirisme 3
BAB III: PENUTUP 4

A. Kesimpulan 4
DAFTAR PUSTAKA 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap aliran filsafat memiliki kekhasan masing-masing sesuai dengan metode
yang dijalankan dalam rangka memperoleh kebenaran. Filsafat di zaman modern
berfokus pada manusia, bukan kosmos (seperti pada zaman kuno), atau Tuhan (pada abad
pertengahan). Dalam zaman modern ada periode yang disebut dengan Rennaisance
(kelahiran kembali). Kebudayaan klasik warisan Yunani-Romawi dicermati dan
dihidupkan kembali, seni dan filsafat mencari inspirasi dari sana.
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari
kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia itu
sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan terdapat perbedaan pendapat. Aliran
rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio, kebenaran pasti
berasal dari rasio (akal). Sebaliknya aliran empirisme meyakini pengalaman sebagai
sumber pengetahuan, baik yang batin maupun inderawi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aliran rasionalisme?
2. Apa yang dimaksud dengan aliran empirisme?
3. Bagaimanakah perbedaan dari aliran rasionalisme dan empirisme?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Rasionalisme
Rasionalisme Secara etimologis menurut Bagus (2002), rasionalisme berasal dari
kata bahasa Inggris rationalims, dan menurut Edwards (1967) kata ini berakar dari
bahasa Latin ratio yang berarti “akal”, Lacey (2000) menambahkan bahwa berdasarkan
akar katanya rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegang bahwa akal
merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran.
Kaum Rasionalisme mulai dengan sebuah pernyataan aksioma dasar yang dipakai
membangun sistem pemikirannya diturunkan dari ide yang menurut anggapannya adalah
jelas, tegas, dan pasti dalam pikiran manusia. Pikiran manusia mempunyai kemampuan
untuk mengetahui ide tersebut, namun manusia tidak menciptakannya, tetapi mempelajari
lewat pengalaman. Ide tersebut kiranya sudah ada “di sana” sebagai bagian dari
kenyataan dasar dan pikiran manusia.
Kaum rasionalis berdalil bahwa karena pikiran dapat memahami prinsip, maka
prinsip itu harus ada, artinya prinsip harus benar dan nyata. Jika prinsip itu tidak ada,
orang tidak mungkin dapat menggambarkannya.
Beberapa tokoh-tokoh rasionalis yang terkemuka yaitu Immanuel Kant, Rene
Descartes, dan Aristoteles.
B. Empirisme
Empirisme secara etimologis menurut Bagus (2002) berasal dari kata bahasa
Inggris empiricism dan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani
empeiria dan dari kata experietia yang berarti berpengalaman dalam; berkenalan dengan;
terampil untuk. Sementara menurut Lacey (2000) berdasarkan akar katanya Empirisme
adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan
atau parsial didasarkan kepada pengalaman yang menggunakan indera. Selanjutnya
secara terminologis terdapat beberapa definisi mengenai empirisme, di antaranya: doktrin
bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pandangan bahwa
semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami,
pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal.
Kaum empiris cukup puas dengan mengembangkan sebuah sistem pengetahuan
yang mempunyai peluang besar untuk benar, meskipun kepastian mutlak tidak akan
pernah dapat dijamin. Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan
manusia dapat diperoleh lewat pengalaman. Jika kita sedang berusaha untuk meyakinkan
seorang empiris bahwa sesuatu itu ada, dia akan berkata “tunjukkan hal itu kepada saya”.
Dalam persoalan mengenai fakta maka dia harus diyakinkan oleh pengalamannya sendiri.
Tokoh yang dianggap sebagai benih dari empirisme adalah Aristoteles, seperti
juga pada rasionalisme, maka pada empirisme pun terdapat banyak tokoh pendukungnya
yang tidak kalah populernya. Tokoh-tokoh dimaksud di antarnya adalah David Hume,
John Locke dan Bishop Berkley.
C. Perbedaan Rasionalisme dan Empirisme
1. Definisi
Rasionalisme merupakan teori yang didasarkan pada klaim bahwa akal adalah
sumber pengetahuan. Sedangkan empirisme merupakan teori yang didasarkan pada
klaim bahwa pengalaman adalah sumber pengetahuan.
2. Intuisi
Seorang rasionalis percaya pada intuisi, sedangkan para empiris tidak percaya
pada intuisi.
3. Saat Lahir
Rasionalisme percaya bahwa setiap individu memiliki pengetahuan atau konsep
bawaan. Sedangkan ahli empiris percaya bahwa setiap individu tidak memiliki
pengetahuan bawaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegang
bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Kaum rasionalis
berdalil bahwa karena pikiran dapat memahami prinsip, maka prinsip itu harus ada,
artinya prinsip harus benar dan nyata. Jika prinsip itu tidak ada, orang tidak mungkin
dapat menggambarkannya.
Empirisme merupakan paham filsafat yang menfatakan bahwa sumber seluruh
pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pengalaman inderawi adalah satu-satunya
sumber pengetahuan, dan bukan akal.
Adapun perbedaan dari keduanya dapat terlihat dari segi definisi, intuisi, dan saat
lahirnya individu.
DAFTAR PUSTAKA

file.upi.edu. (n.d.). Tugas_Akhir. 1-2.

Aryan, Binti, Citra, & Maya. (2019, 11). academia.edu. Retrieved from makalah filsafat rasionalisme,
empirisme, dan kritisme:
https://www.acadeemia.edu/40993827/MAKALAH_FILSAFAT_RASIONALISME_EMPIRISME_DAN
_KRITISME

strephonsays. (2022). Perbedaan Antara Rasionalisme dan Empirisme. Retrieved from


id.strephonsays.com: https://id.strephonsays.com/difference-between-rationalism-and-empiricism

Anda mungkin juga menyukai