NIM :26206186A
UJI STERILITAS
DASAR TEORI :
Uji sterilitas merupakan suatu cara pengujian terhadap suatu bahan atau sediaan farmasi, baik obat
maupun alat-alat kesehatan yang dipersyaratkan harus steril dan bebas dari kontaminasi
mikroorganisme.
Menurut Farmakope Indonesia edisi V (lampiran 71),uji sterilitas bertujuan untuk menganalisis
senyawa-senyawa,sediaan-sediaan atau alat kesehatan yang dipersyaratkan harus steril. Sehingga
semua produk steril harus memenuhi Uji Sterilitas.
Uji sterilitas digunakan untuk menetapkan apakah suatu sediaan farmasi / bahan yang diharuskan steril
memenuhi syarat sesuai uji sterilitas seperti yang tertera pada masing-masing monografi ,dimana
penggunaannya sesuai dengan prosedur pengujian sterilitas sebagai bagian dari pengawasan mutu
pabrik ,seperti yang tertera dalam sterilisasi dan jaminan sterilitas bahan. Jadi uji sterilitas merupakan
jaminan bahwa alat/ bahan adalah steirl berdasarkan hasil pengujian.
Adapun bahan-bahan atau sediaan dan produk-produk farmasi yang dipersyaratkan harus steril antara
lain produk obat-obat parenteral, sediaan tetes mata termasuk larutan lensa kontak salep mata ,produk
yang diberikan pada luka terbuka atau untuk proses irigasi rongga tubuh,serta alat kesehatan seperti
kain kasa, benang, spuit/ syringe injeksi, kateter, selang infus , alat-alat operasi dan lain – lain.
Syarat steril yaitu : Sterility Assurance Level dengan probabilitas sama atau lebih baik dari 10¯6 ( sepuluh
pangkat -6 ) artinya dalam satu juta sediaan steril hanya boleh maksimum 1 yang tidak steril.
Ruangan steril adalah suatu keadaan ruang yang bebas dari semua kehidupan mikroba yang pathogen
maupun yang non pathogen termasuk sporanya. Adapun ruang steril yang perlu pengujian sterilisasi
antara lain ruang farmasi tempat penyimpanan produk-produk steril, ruang bedah, ruang pasca operasi.
Hasil uji sterilitas dikatakan memenuhi syarat apabila tidak ditemukan adanya kontaminasi
mikroorganime dalam sampel pada kondisi uji.
TUJUAN :
Untuk melakukan uji sterilitas terhadap obat-obatan ,alat kesehatan dan ruangan ( lingkungan ) yang
dipersyaratkan harus steril.
Isi wadah ( ml ) Volume minimum Vol. minimum Vol. minimum Jumlah wadah
( ml ) media inokulasi media, untuk permedia
langsung membran
<1 Semua 15 100 20
< 10 1 15 100 20
10 – 50 5 40 100 20
50 - <100 10 80 100 20
50 - < 100 ( IV ) Semua - 100 10
100 -500 Semua - 100 10
>500 Semua - 100 10
b. Cara kerja :
1) Sebelum melakukan kegiatan,sterilisasi ruangan, alat dan bahan menggunakan alkohol
70 %
2) Siapkan Medium Fluid Thioglikolat ( untuk bakteri anaerob dan aerob ) dan Media
Soyabean Casein Digest ( untuk kapang dan bakteri aerob ) dalam tabung reaksi
masing-masing sebanyak 20 buah, tiap tabung berisi 15 ml media , dan 1 tabung untuk
blangko.
3) Beri label pada masing- masing tabung,mulai tabung I – 20 dan 1 tabung Blanko
(untuk kedua media )
4) Masukkan obat tetes mata sebanyak 1 ml ( 15 tetes ) kedalam masing- masing
tabung,dari tabung I - tabung ke 20 dan ke tabung blangko, pada kedua media.
5) Media Fluid Thioglikolat diinkubasikan dalam suhu 30 – 35 ° C dan Media Soyabein
Casein Digest diinkubasikan pada suhu 20 -25 ° C , selama 7 – 14 hari
6) Setelah 7 - 14 hari , amati ada tidaknya kekeruhan pada kedua media.
c. Interpretasi hasil
Untuk interpretasi hasil dengan cara melihat ada tidaknya kekeruhan pada tabung uji dan
dibandingkan dengan blangko .
1. Media Fluid Thioglikolat ( FTM ) : ( untuk pengamatan bakteri anaerob dan aerob .
Hasil pengamatan setelah 7hari dan 14 hari dalam suhu 30 – 35 ° C:
Tabung
Tabung I - -
Tabung II -
Tabung III -
Tabung IV -
Dst sampai - -
tabung ke 20
Tabung - -
blangko
2. Media Soyabean Casein digest ( SCD ) : untuk pengamatan Kapang dan bakteri aerob
Hasil pengamatan setelah 7hari dan 14 hari dalam suhu 20 – 25 °C :
Tabung
Tabung I - -
Tabu ng II - -
Tabung III - -
Tabung IV - -
Dst sampai - -
tabung ke 20
Tabung - -
blangko
Tabung
Tabung I - -
Tabung II -
Tabung III -
Tabung IV -
Dst sampai - -
tabung ke 20
Tabung - -
blangko
2. Media Soyabean Casein digest ( SCD ) : untuk pengamatan Kapang dan bakteri aerob
Hasil pengamatan setelah 7hari dan 14 hari dalam suhu 20 – 25 °C :
Tabung
Tabung I - -
Tabung II - -
Tabung III - -
Tabung IV - -
Dst sampai - -
tabung ke 20
Tabung - -
blangko
c. Interpretasi hasil :
Derajat kontaminasi dapat diketahui apabila :
- Terdapat 25 koloni tiap plate ( baik ) : ruangan sterilitasnya baik.
- Terdapat 26-50 koloni tiap plate ( cukup ) : ruangan sterilitasnya cukup
- Terdapat lebih dari 50 koloni tiap plate ( jelek ): Ruangan tidak steril.