0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas makna persepsi dalam 6 aspek, yaitu pengetahuan, kebutuhan, kepercayaan, nilai, asumsi, dan sikap. Persepsi didefinisikan sebagai cara seseorang memberi makna dan menafsirkan informasi sensori berdasarkan pengalaman dan faktor internal seperti kebutuhan, kepercayaan, dan nilai.
Dokumen tersebut membahas makna persepsi dalam 6 aspek, yaitu pengetahuan, kebutuhan, kepercayaan, nilai, asumsi, dan sikap. Persepsi didefinisikan sebagai cara seseorang memberi makna dan menafsirkan informasi sensori berdasarkan pengalaman dan faktor internal seperti kebutuhan, kepercayaan, dan nilai.
Dokumen tersebut membahas makna persepsi dalam 6 aspek, yaitu pengetahuan, kebutuhan, kepercayaan, nilai, asumsi, dan sikap. Persepsi didefinisikan sebagai cara seseorang memberi makna dan menafsirkan informasi sensori berdasarkan pengalaman dan faktor internal seperti kebutuhan, kepercayaan, dan nilai.
Dalam buku Mulyana (2000:167), John R. Wenburg dan William W. Wilmot: persepsi dapat didefinisikan sebagai cara seseorang memberi makna. Rudolph F. Verderber mendefinisikan persepsi adalah proses menafsirkan informasi indirawi. Sedangkan J. Cohen mengemukakan persepsi adalah sebagai interprestasi bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal; Persepsi adalah pengetahuan yang nampak mengenai apa yang di luar sana. 2. Needs (Persepsi adalah kebutuhan) Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap kepentingan, minat, kebutuhan, pengalaman, harapan dan kepribadian. Kebutuhan dalam hal ini adalah sebagai pengaruh dari sebuah persepsi. Dimana kebutuhan seseorang dapat mebuat persepsi orang menjadi berbeda-beda. 3. Beliefs (Persepsi adalah kepercayaan dan keyakinan) Dalam persepsi, seseorang bisa mendapatkan sebuah keyakinan atau kepercayaan dengan hanya melihat dunia atau bahkan sebaliknya. Singkatnya, melihat hanya sanggup dilakukan dan dimiliki oleh manusia saja dengan sistem kognisinya yang canggih. Apabila seseorang melihat sebuah objek dan dia mengpersepsikannya berarti dia memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap persepsinya itu. Tetapi belum tentu dengan orang lain memiliki persepsi yang berbeda. Misalnya saja ada sebuah hamparan pasir, ada orang yang akan berpersepsi bahwa itu adalah pantai. Dia meyakini apa yang dilihat dan dipersepsikannya. Namun pasti ada juga orang yang tidak meyakini persepsi tersebut dan memiliki persepsi yang lain, yaitu objek tersebut adalah padang pasir. 4. Values (Persepsi adalah nilai) Nilai adalah sesuatu yang dapat diperoleh dari cabang filsafat, yaitu aksiologi atau filsafat nilai. Nilai pada aksiologi dijadikan landasan, alasan dan keinginan untuk bertindak, berperilaku, atau mencapai sesuatu yang disadari atau tidak. Nilai dapat diartikan sebagai suatu sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Secara teoritis, nilai dapat terpadu dalam sebuah intergritas kesadaran dan pengalaman manusia dengan manusia lain (horizontal) yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial, budaya dan kepada Tuhan (Vertikal). Oleh karena nilai itu berlangsung dan dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial, budaya dan agama, maka nilai sangat erat hubungannya dengan sebuah persepsi. Singkatnya persepsi menunjukan suatu nilai. 5. Assumptions (Persepsi adalah asumsi) Sebenarnya asumsi dan persepsi tidak jauh berbeda. Persepsi berjalan bersamaan dengan asumsi. Jadi, asumsi adalah bagian dari sebuah persepsi. 6. Attitudes (Persepsi adalah sikap) Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dapat diartikan juga sikap adaalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam mengahadapi objek sikap. Sikap relatif lebih menetap atau jarang mengalami perubahan.
Alizamar, Nashbahry C.Psikologi Persepsi dan Desain Informasi.Edisi 1.Tempat:Media