Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik
Sub Topik : Dyspepsia
Sasaran : Keluarga klien di RSU Semara Ratih
Tempat : Ruangan pasien
Hari / Tanggal : Minggu, 11-09-2022
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Ayu Lestari

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
pasien dan keluarga dapat meninformasikan dan mengetahui
tentang penyakit dyspepsia sehingga dapat menjaga kesehatan.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat :
1.      Mengetahui pengertian dari dyspepsia
2.      Mengetahui penyebab dari dyspepsia
3.      Mengetahui tanda dan gejala – gejala dari dyspepsia
4.      Mengetahui cara pengobatan dari dyspepsia

I. MATERI PENYULUHAN
a. Pokok Bahasan
Informasi mengenai penyakit dyspepsia
Sub pokok bahasan
 Pengertian dyspepsia
 Penyebab dyspepsia
 Tanda dan gejala dyspepsia
 Cara pengobatan dyspepsia
II. METODA, MEDIA, SUMBER
a. Metoda : Ceramah dan tanya jawab
b. Media : Leaf let

III. WAKTU
Waktu yang dibutuhkan: ± 30 menit
Sasaran : Keluarga pasien di RSU Semara Ratih
Penyuluh : Ayu Lestari
Materi : Terlampir

IV. PELAKSANAAN
NO Waktu KEGIATAN PENYULUH SASARAN
1. 2 Menit Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab
dan tujuan kegiatan. salam dan
menyimak
tujuan.

2. 15 Menit Materi Penyuluhan Menjelaskan Menyimak


mengenai Penjelasan
pengertian,
penyebab, tanda
gejala, dan cara
pengobatan LBP

3. 10 Menit Diskusi Membuka sesi Bertanya dan


pertanyaan dan menyimak
menjawab
pertanyaan

4. 2 Menit Penutup Menyimpulkan, Menyimak dan


menutup acara dan menjawab
mengucapkan salam salam

V. EVALUASI
a. Bentuk : lisan
b. Jenis : pertanyaan langsung
c. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian dyspepsia ?
2. Sebutkan tanda dan gejala dyspepsia ?
3. Sebutkan penyebab dyspepsia?
4. Bagaimana cara mengobati dyspepsia?
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Definisi Dyspepsia
Dyspepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati pada
abdomen bagian atas atau dada bagian bawah. dyspepsia merupakan gejala
kegansan saluran cerna bagian atas. pada pasien dewasa muda, penyebab
tersering dari dyspepsia adalah refluks gastroesofagus dan gastritis. Reaksi ini
meninbulkan gangguan ketidakseimbangan metabolisme dan seringkali
menyerang individu usia produkstif, yakni usia 30-50 th (Ida, 2016).

B. Klasifikasi Dyspepsia
Klasifikasi dari mayordispepsia terbagi atas dua kelompok yaitu ;
1. Dyspepsia organic, bila telah diketahui adanya kelanian organic
sebagai penyebabnya,. Sindrom dyspepsia organic terdapat kelainan
yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkus peptikum),
gastritis, stomach cancer, gastroesophageal refluxdisease, hyperacidity.
2. Dyspepsia non organic (DNU) atau dyspepsia fungsional, atau
Dyspepsia Non Ulkus, bila tidak jelas penyebabnya. Dyspesia
fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ
berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan
endoskopi (Ida, 2016).

C. Etiologi Dyspepsia
Dyspepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat
organic (struktural) dan fungsional. Penyakit yang bersifat organic antara lain
karena terjadinya gangguan di saluran pencernaan atau disekitar saluran cerna,
seperti pancreas, kandung empedu, dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang
bersifat fungsional dapat dipicu karena factor psikologis dan factor intoleran
terhadap obat-obatan dan jenis makanan tertentu (Purnamasari, 2017).
Etiologi dyspepsia antara lain ;
1. Idiopatik/dyspepsia fungsional
2. Ulkus peptikum
3. Gastroesophageal refluxdisease (GERD)
4. Kanker lambung
5. Gastroperesis
6. Infeksi Helicobacter pylori
7. Pankreasitis kronis
8. Penyakit kandung empedu
9. Parasite usus
10. Iskemia usus
11. Kanker pancreas ataui tumor abdomen

D. Faktor Resiko Dyspepsia


Dyspepsia disebabkan oleh beberapa factor resiko, factor resiko dari
dyspepsia antara lain adalah (Rahmayanti, 2016).

1. Faktor Psiko-Sosial
Dyspepsia sangat berhubungan erat dengan factor psikis. Besarnya
peranan stress dalam memicu berbagai penyakit sering tidak disadari
penderita bahkan oleh tenaga medis sendiri.
2. Penggunaan Obat-obatan
Sejumlah obat dapat mengurangi gangguan epigastrium, mual, muntah
dan nyeri di ulu hati.
3. Pola makan tidak teratur
pola makan tidak teratur terutama bila jarang sarapan di pagi hari,
termasuk yang beresiko dispesia.
4. Gaya hidup yang tidak sehat
a. Menghisap rokok
b. Minum alcohol

E. Gejala Klinis
Adanya gas di perut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat
kenyang, mual, tidak ada nafsu makan dan perut terasa panas. Gejala
dyspepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga bulan meliput rasa
sakit dan tidak enak di ulu hati, perih, mual, berlangsung lama dan sering
kambuh dan disertai dengan ansietas dan depresi (Purnamasari, 2017).
Indikasi endoskopi bila ada gejala atau tanda seperti gejala dyspepsia yang
baru muncul pada usia lebih dari 55 th, penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya, anoreksia, muntah persisten, disfagia progresif,
adinofagia, perdarahan, anemia, icterus, massa abdomen, pembesaraan
kelenjar limfe, riwayat keluarga dengan kanker saluran cerna atasm ulkus
peptikum, pembedahan lambung, dan keganasan (Black et al., 2018). Gejala
dyspepsia antara lain sebagai berikut (Suzuki, 2017; Rahmayanti, 2016).
1. Epigastic pain merupakan sensasi yang tidak menyenangkan ;
beberapa pasien merasa tenjadi kerusakan jaringan.
2. Postprandiali fullness merupakan perasaan yang tidak nyaman seperti
makanan berkepanjangan di perut.
3. Early satiation merupakan perasaan bahwa perut sudah terlalu penuh
segera setelah mulai makan, tidak sesuai dengan ukuran makanan yang
dimakan, sehingga makan tidak dapat diselesaikan.
4. Epigastrici burning merupakan rasa terbakar adalah perasaan subjektif
yang tidak menyenangkan dari panas.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologi tindakan-tindakan keperrawatan dalam
perawatan pasien demngan gangguan nyeri abdomen yaitu mengatur posisi
nyaman, hipnoterapi, terapi relaksai, manajemen nyeri dan terapi perilaku.
Farmakologis pengobatan dyspepsia mengenal beberapa obat yaitu, asntasida,
pemberian astasida tidak dapat dilakukan terus menerus, karena hanya bersifat
simtomatis untuk mengurangi nyeri. Obat termasuk glongan ini adalah
simetidin, ranitidine dan famotidine. (Amelia, 2018).

G. Komplikasi
Penderita syndrome dyspepsia selama bertahun-tahun dapat memicu
adanya komplikasi yang tidak ringan. Komplikasi yang dapat terjadi antara
lain, pendarahan, kankerlambung, muntah darah, dan terjadinya ulkus peptikus
(Purnamasari, 2017).

 
 

Anda mungkin juga menyukai