Anda di halaman 1dari 7

BUNGKUSAN DAUN

1. TAKIR

Biasanya digunakan untuk wadah yang agak berkuah seperti kolak pisang, bubur dan lain-lain.

Bentuknya mirip dengan mangkuk dan harus disemat lidi di kanan kirinya. Cara membuatnya

pun relatif mudah. Daun pisang digunting bentuk persegi lalu dilipat kedua ujungnya hingga

membentuk wadah kotak tak bertutup. Agar tak lepas, disematkan lidi. Bentuk takir masih

sering kita lihat sebagai wadah kue tradisional, salah satunya kue lampu-lampu dari Manado.

Cara membuatnyapun relatif mudah. Daun pisang digunting bentuk persegi lalu dilipat kedua

ujungnya hingga membentuk wadah kotak tak bertutup. Agar tak lepas, disematkan lidi.

2. SAMIR

Digunakan sebagai alas nasi untuk selamatan, jajan pasar atau sebagai penutup besek (snack

box). Bentuk samir sangat sederhana, caranya gunting daun pisang berbentuk bundar. Biasanya

sami digunakan sebagai alas agar makanan tak langsung menyentuh wadahnya yang berbentuk

bundar. Bentuk sami sangat sederhana, tinggal gunting daun pisang berbentuk bundar. Biasanya

sami digunakan sebagai alas agar makanan tak langsung menyentuh wadahnya yang berbentuk

bundar.
1
3. SUDI

Pengganti dari mangkuk kertas ini sering dipakai untuk tempat jajanan pasar, seperti klepon dan
cenil. Tapi, boleh saja menggunakannya untuk tempat lauk, sambal dan urap yang ditaruh
dalam tumpeng. Ambil dua lembar daun pisang, taruh piring di atasnya, cetak bentuk bulat.
Pegang daun pisang dengan ibu jari dan telunjuk. Dengan jari tengah kiri atas, tekan daun
sampai mengerucut, balikkan. Hasil akhirnya akan berbentuk lancip di bagian tengah, semat
dengan lidi. Sudi merupakan kombinasi unik dari bentuk bundar, limas, dan segiempat.
Sepotong daun pisang dibentuk membulat lalu disemat sisinya dengan lidi. Kemudian ujung
yang runcing ditekan ke arah dalam sehingga berbentuk seperti mangkuk. Sudi yang berbentuk
seperti piring ini biasa menjadi wadah kue tradisional yang mungil seperti klepon, cenil, dan
ongol-ongol.

4. PINCUK

Digunakan sebagai pengganti piring atau wadah sate, nasi langgi, nasi liwet, pecel. Harus dipegang
karena tidak bisa berdiri sendiri. Biasa digunakan untuk wadah nasi pecel, nasi rames, dan nasi
langi. Di Yogyakarta, pincuk biasa digunakan untuk mewadahi bubur dan jajanan pasar. Cara
membuatnya, sobek daun pisang selebar 15- 20 cm, buat lipatan membentuk wadah bersudut lancip
dan semat atasnya dengan lidi. Bentuk pincuk sangat sederhana. Daun pisang berbentuk persegi
dilipat sedikit di bagian tengahnya dan disematkan lidi. Karena bentuk inilah pincuk bisa dijadikan
wadah nasi atau pecel.

2
5. TUM

Biasa dipakai untuk pembungkus gado-gado atau rujak. Caranya mudah, sobek daun pisang
selebar 15-20 cm buat lipatan, tarik ujung tepi dari daun pisang kiri dan kanan ke atas sampai
membuat tekukan. Lipat kembali tekukan tadi, sisi kiri dan kanannya. Lakukan hingga sisi kiri
dan kanan bertemu. Tum akan menyerupai persegi dan semat atasnya dengan lidi. Bungkus tum
biasa dipakai untuk mengemas jongkong kelapa muda atau pepes. Sepotong daun pisang di
bagian tengah diberi sepotong daun pisang dengan ukuran lebih kecil. Sisi kiri dan kanan daun
dilipat ke arah tengah kemudian sisi atas dan bawahnya ditekuk sehingga bagian tengahnya
menggembung. Kemudian disemat lidi di tengah lipatan hingga rapi dan tidak terbuka.

6. PINJUNG

Biasanya digunakan utk membungkus penganan atau kue.

7. SUMPIL

Biasanya digunakan utk membungkus tempe, kue lupis atau penganan sejenis nagasari
3
8. TERPELANG

Biasanya digunakan utk membungkus nasi uduk atau ketan urap.


Kemasannya tanpa disemat, hanya dilipat2.

9. CEPER

Bentuk ceper juga persegi, namun dengan alas yang lebih luas dan sisi-sisinya diberi tekukan
daun pisang sehingga makanan yang ditaruh tidak berantakan. Wadah serbaguna ini dapat
memuat lebih banyak makanan.
10. KUE PISANG

4
Kue pisang atau nagasari biasa dibungkus dengan cara ini. Adonan diletakkan di tengah-
tengah sepotong daun pisang, kemudian sisi kiri dan kanannya digulung hingga rapat.
Ujung atas dan bawahnya lalu dilipat ke arah belakang hingga isinya tak bisa keluar. Tidak
perlu disematkan lidi lagi. Aroma daun pisang semakin membuat sedap kue isi pisang di
dalamnya.

11. BONGKO BALI

Untuk membuat bongko Bali, sepotong daun pisang dibentangkan. Setelah makanan ditaruh
di bagian tengah, daun pisang di kiri dan kanan dilipat dengan arah miring dan
bertumpangan. Lidi disematkan di bagian tengah untuk mencegah bungkusan
terlepas/terbuka.
12. Lemper

Makanan ditaruh di salah satu sisi sepotong daun pisang, lalu digulung ke arah tengah. Kedua
sisinya dilipat sambil dipadatkan dan disemat dengan lidi sehingga berbentuk segi empat.
Bentuk ini juga bisa dipakai pada lemper bakar atau arem-arem.

5
13 . Sumpil

Sumpil adalah lipatan daun pisang berbentuk segitiga dengan helai bagian bawah diselipkan ke
dalam. Model lipatan ini biasa dipakai untuk membungkus lupis.
14 . Pasung

Bentuk pasung diperoleh dari daun pisang yang digunting berbentuk lingkaran atau setengah
lingkaran lalu digulung. Hasilnya adalah wadah kerucut memanjang. Biasanya bungkus ini diisi
dengan adonan tepung beras, santan, dan gula merah sehingga menjadi kue pasung.

6
15 . Lontong

Bentuk lontong berasal dari daun pisang yang digunting persegi panjang, kemudian digulung
hingga berbentuk silinder. Salah satu ujungnya disematkan dengan lidi. Setelah beras masuk ke
dalam selongsong lontong, semat lagi ujung satunya dengan lidi. Lontong yang dihasilkan akan
berwarna sedikit hijau dan beraroma wangi.

http://4.bp.blogspot.com/_blOXB91-nfQ/RnpJAQjOK7I/AAAAAAAAAFo/HyJbvzc8yxU/
s1600-h/TERPELANG.JPG

Anda mungkin juga menyukai