Anda di halaman 1dari 2

Tugas asingkronis 7 study hadist

Nama : Muhammad sudeys

Jurusan : KPI 1

SMT : 1

Jawaban :

1. Hadits Dhaif secara istilah adalah hadits yang kehilangan satu syarat


atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih
atau hadits hasan[3]. Secara umum, ada dua hal pokok yang
menyebabkan sebuah hadits itu dapat dikatakan Dha'if (lemah).
2. Dalam hadits dhaif, ada dua pembagian besar yang dilakukan oleh para ulama.
Pembagian ini didasarkan pada sebab-sebab suatu hadits dihukumi dhaif (lemah), yaitu:
pertama, karena terputusnya sanad (al-mardûd bi sabab saqtun fi al-isnad) dan kedua,
karena cacatnya rawi (al-mardûd bi sabab ṭaʽn fi ar-rawi). (Lihat: Mahmûd al-Ṭaḥḥân,
Taysîr Muṣṭalah al-Ḥadîts, [Riyadh: Maktabah Maarif, 2010], h. 76-155.)

3. Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah. Saat ini telah tersebar berbagai macam
perkara baru dalam agama ini (baca: bid’ah). Seperti contohnya adalah acara
tahlilan/yasinan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam dan tidak pernah pula dilakukan oleh para sahabatnya. Dan kebanyakan bid’ah
saat ini terjadi dikarenakan tersebarnya hadits dho’if/lemah di tengah-tengah umat.
Contoh dari hadits dho’if tersebut adalah tentang keutamaan surat yasin sehingga
orang-orang membolehkan adanya yasinan. Hadits tersebut adalah,”Bacakanlah surat
yasin untuk orang mati di antara kalian”. (Hadits ini dho’if/lemah diriwayatkan oleh Abu
Daud, Ibnu Majah, dan Nasa’i. Imam Nawawi mengatakan bahwa dalam hadits ini
terdapat 2 perawi majhul/tidak dikenal).

Selain itu juga, hadits dho’if digunakan oleh sebagian orang untuk menjelaskan fadh’ail


a’mal yaitu mendorong umat untuk melakukan kebaikan dan menakut-nakuti mereka
agar tidak melakukan kejelekaan.

4. di ketahui bahwa hadits Nabi memiliki ragam kualitas dan kuantitas. Secara
kualitas hadits nabi sekurang-kurangnya dibagi menjadi tiga macam, yaitu shahih,
hasan dan dhaif. Hadits shahih di definisikan oleh para ahli hadits sebagai, hadits
yang mata rantai sanadnya bersambung sampai Rasulullah, diriwayatkan oleh perawi
yang adil, kuat hafalanya, dan tanpa adanya penyimpangan dan cacat (illah),
sedangkan Hadits Hasan, menurut Ibn Hajar, secara definisi sama dengan Hadits
Sahih, hanya saja ingatan perawinya sedikit lemah.
Sedangkan Hadits Dhaif adalah, Hadits yang tidak terkumpul didalamnya sifat-sifat
hadits hasan, lebih-lebih hadits shahih, hal itu dikarenakan hilangnya salah satu
syarat-syarat hadits hasan, maupun shahih, baik karena adanya keterputusan sanad,
buruknya hafalan maupun karena terdapat illah. 

Sedangkan secara kuantitas hadits nabi terbagi menjadi, mutawatir, Ahad (masyhur,


aziz dan gharib). Secara umum mutawatir di maknai sebagai hadits yang
diriwayatkan oleh banyak orang, sekuang-kurangnya sepuluh orang di setiap
tingkatan, dan mustahil para perawihnya bersepakat dusta, sedangkan hadits ahad
adalah hadits yang tidak mencapai derajat mutawattir.

Namun dari berbagai macam kualitas dan kuantitas, tampaknya hadits dhaif memilki


masalahnya tersendiri, jika berada pada kondisi suatu hadits secara kualitas
berstatus dhaif dan secara kuantitas berstatus ahad (gharib) yang hanya diriwayatkan
oleh satu orang di setiap tabaqah-nya.

Anda mungkin juga menyukai