Anda di halaman 1dari 5

 Tim Kerja Penyakit Kanker dan Kelainan Darah

1. Nama Penyakit : Talasemia


Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan dari kedua orang tua kepada
anak dan keturunannya. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya
protein pembentuk hemoglobin utama manusia. Hal ini menyebabkan sel darah merah mudah
pecah sehingga menyebabkan anemia, dengan tanda pasien menjadi pucat karena kekurangan
darah.

Kriteria Diagnosis:
a. Klinis:
- Pembawa sifat talasemia seringkali tidak menunjukkan gejala
- Pucat
b. Laboratorium:
- FKTP :
 Pengambilan darah (2 tabung EDTA, masing-masing 2 mL)
 pemeriksaan hematologi: Hb, MCV, MCH
 sediaan apus darah tepi yang difiksasi dengan methanol
- FKRTL:
 Sampel kiriman dari FKTP berupa 1 tabung EDTA 2 mL, sediaan apus darah tepi
yang difiksasi dengan methanol, dan hasil pemeriksaan hematologi
 pewarnaan wright dan pembacaan morfologi eritrosit
 analisis hemoglobin dengan metode high-performance liquid chromatography
(HPLC) atau capillary electrophoresis
c. Konfirmasi diagnosis:
- FKTP:
 Tidak curiga talasemia : Hb (≥11 g/dL), MCV (≥80 fL), dan MCH (≥27 pg)
 Curiga talasemia: MCV <80 fL dan atau MCH <80 fL, dengan atau tanpa anemia
(Hb <11 g/dL).
- FKRTL:
 Tidak curiga talasemia
 Talasemia beta heterozigot (pembawa sifat talasemia beta)
 Talasemia beta homozigot
 Talasemia beta/HbE
 Curiga talasemia alfa
 Hb E heterozigot (pembawa sifat HbE)
 Homozigot HbE
 Anemia sebab lain
 Lainnya

Gambaran Laboratorium dan Klinis Beberapa Kelainan Haemoglobin Bawaan yang Sering
Dijumpai

Diagnosis Hematologi Analisis hemoglobin Klinis


Tidak curiga MCH ≥ 27 pg Fraksi hemoglobin dalam Bervariasi
Talasemia batas normal :
HbA2 2,2-3,5%, HbF
<0,5%
Tidak ada fraksi Hb lain
Talasemia beta Hb ≥ 9,0 g/dL, HbA2 >3,5%, HbF 0,5- Anemia ringan / tanpa
heterozigot MCV 55-75 fL 0,6% gejala
(pembawa sifat MCH 19-25 pg
Talasemia beta Morfologi eritrosit
mikrositik hipokrom

Talasemia beta Hb < 7,0 g/dL, HbA2 bervariasi, HbF Gejala berat sejak usia
homozigot MCV 50-60 fL 70-90 % muda, membutuhkan
(Talasemia mayor) MCH 14-20 pg transfusi (transfusion
Kelainan morfologi berat, dependent)
eritrosit mikrositik
hipokrom,
anisopoikilositosis,
eritrosit berinti

Talasemia beta Hb 6-10,0 g/dL, HbA2 bervariasi: normal- Gejala sedang,


homozigot MCV 55-70 fL meningkat, HbF sd 100% kebutuhan transfusi
(Talasemia MCH 15-23 pg bervariasi
intermedia)
Curiga Talasemia Hb bervariasi: normal- HbA2 < 2,2 %, dapat Bervariasi. Tanpa
alfa anemia disertai HbH pada 3 gen gejala pada 1 gen
MCH < 27 pg delesi delesi. Anemia ringan
Morfologi eritrosit pada 2 gen delesi,
mikrositik hipokrom gejala berat pada 3 gen
delesi
Hb E heterozigot Hb 10-14,0 g/dL, HbE 25-35% Gejala ringan
(pembawa sifat MCV 55-70 fL HbA 60-75%
HbE) MCH 20-25 pg HbA2 3,4%
Morfologi eritrosit HbF tidak meningkat
mikrositik hipokrom

Homozigot HbE Anemia 9-14 g/dL HbE >90% Gejala ringan


MCV 60-67 fL HbE+HbA2 >95%
MCH 20 pg (HPLC)
Morfologi eritrosit HbF<3%
mikrositik hipokrom, sel
target
Talasemia beta HbE HbE-Beta+ Thal: HbE-Beta+ Thal: HbE-Beta+ Thal:
Hb bervariasi HbA 5-60% Bervariasi, tidak perlu
MCV 55-62 fL HbF 6-50% transfusi rutin,
HbE-Beta Thal:
0
HbE (+HbA2) : 25-80% splenomegali (+)
Anemia seperti pada HbE-Beta Thal:
0
HbE-Beta0 Thal:
Talasemia mayor HbA 0% Perlu transfusi rutin,
HbF 15-25% splenomegali (+)
HbE (+HbA2) : 75-85%

d. Data dan informasi yang dimasukkan dalam sistem surveilans:


- FKTP:
 Biodata pasien: Nama, NIK, Alamat, Tanggal lahir, No.HP, Riwayat transfusi,
Riwayat keluarga talasemia atau transfusi rutin
 Hb
 MCV
 MCH
 Interpretasi hasil: curiga atau tidak curiga
 Rujukan: dirujuk atau tidak dirujuk
 Hasil konfirmasi dari FKRTL
- FKRTL:
 Biodata pasien: Nama, NIK, Alamat, Tanggal lahir, No. HP, Riwayat transfusi,
Riwayat keluarga talasemia atau transfusi rutin
 Interpretasi hasil analisis Hb, morfologi eritrosit darah tepi, dan data hematologic
e. Aplikasi atau sistem surveilans untuk entri data: SI Talasemia
f. Referensi:
- PNPK Tatalaksana Talasemia, Kepmenkes HK.01.07/MENKES/1/2018 tantang
Pedoman Nasional Pelayanan Talalaksana Talasemia.
- Pedoman Penanggulangan Talasemia.

2. Nama Penyakit : Kanker Kolorektal


Kanker kolorektal adalah pertumbuhan tidak terkendali dari sel yang berasal dari usus besar
(kolon) atau anus (rectum)
Kriteria Diagnosis:
a. Klinis:
- Usia diatas 50 tahun
- Riwayat kurang konsumsi serat
- Riwayat merokok
- Riwayat BAB berdarah
- Nyeri perut
- Riwayat keluarga dengan kanker kolorektal
- Colok dubur
b. Laboratorium:
- FKTP :
Pemeriksaan darah samar tau Fecal Occult Blood Test (FOBT) menggunakan
Benzidine Test untuk mengetahui adanya darah dalam feses:
 Buatlah emulsi tinja dengan air atau dengan larutan garam kira-kira 10   ml dan
panaskan hingga mendidih.
 Saringlah emulsi yang masih panas itu dan biarkan filtrate sampai menjadi dingin
kembali.
 Ke dalam tabung reaksi lain dimasukkan benzidine basa sebanyak sepucuk pisau.
 Tambahkan 3 ml asam acetat glacial, kocoklah sampai benzidine itu larut dengan
meninggalkan beberapa Kristal.
 Bubuhilah 2 ml filtrate emulsi tinja, campur.
 Berilah 1ml larutan hydrogen peroksida 3 %, campur.
 Hasil dibaca dalam waktu 5 menit (jangan lebih lama).
Hasil dinilai dengan cara :
Negatif     -          : tidak ada perubahan warna atau samar-samar
hijau
Positif         +        :  hijau
Positif 2      +        :  biru bercampur hijau
Positif 3      +        :  biru
Positif 4      +        :  biru tua

c. Konfirmasi diagnosis:
- Tidak curiga kanker kolorektal: tidak ada kelainan pada pemeriksaan colok dubur dan
tidak terjadi perubahan warna pada benzidine test
- Curiga kanker kolorektal: ditemukan benjolan atau darah pada tinja yang ditandai
dengan perubahan warna pada benzidine test
d. Data dan informasi yang dimasukkan dalam sistem surveilans:
- Biodata pasien: Nama, NIK, Alamat, Tanggal lahir, No.HP, faktor risiko
- Hasil pemeriksaan colok dubur
- Hasil pemeriksaan darah samar
- Interpretasi: curiga atau tidak curiga kanker kolorektal
- Rujukan: dirujuk atau tidak dirujuk
e. Aplikasi atau sistem surveilans untuk entri data: -
f. Referensi:
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/406/2018 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tata Laksana Kanker Kolorektal

3. Nama Penyakit : Kanker Leher Rahim


Kanker kolorektal adalah pertumbuhan tidak terkendali dari sel yang berasal dari leher rahim
Kriteria Diagnosis:
a. Klinis:
- Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dengan mengoleskan cairan
asam cuka 3-5% ke permukaan leher rahim
Analisis/interpretasi hasil IVA:
 Apakah kanker atau bukan
 Apakah sambungan squamo kolumnar (SSK) tampak atau tidak
 Apakah IVA positif atau negative (lesi epitel putih yang menempel pada SSK)

b. Laboratorium:-
c. Konfirmasi diagnosis:
- Negatif: tidak ada lesi epitel putih
- Positif: tampak lesi epitel putih
- Curiga kanker leher rahim: lesi menyerupai kembang kol dan berdarah
d. Data dan informasi yang dimasukkan dalam sistem surveilans:
- Biodata pasien: Nama, NIK, Alamat, Tanggal lahir, No.HP, faktor risiko
- Interpretasi IVA: negatif, positif, curiga kanker leher rahim
- Tindak lanjut: dilakukan krioterapi atau dirujuk
e. Aplikasi atau sistem surveilans untuk entri data: ASIK dan SI PTM
f. Referensi:
Permenkes no 34 tahun 2015 dan Permenkes no 29 tahun 2017

4. Nama Penyakit : Leukemia


Leukemia adalah keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Biasanya ditandai
oleh proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi berupa sel-sel abnormal dalam darah
tepi (sel blast) secara berlebihan yang menyebabkan terdesaknya sel darah yang normal
sehingga mengakibatkan fungsinya terganggu
Kriteria Diagnosis:
a. Klinis:
- Pucat
- Demam
- Epitaksis/petekie/ekimosis
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Hepatomegali
- Splenomegali
b. Laboratorium:
- Pemeriksaan darah rutin
- Hitung jenis
- Apusan darah tepi
c. Konfirmasi diagnosis:
- Darah rutin dan hitung jenis: anemia, trombositopenia, kadar leukosit yang rendah
atau meningkat >100.000/µL, hitung jenis limfositer)
- Apusan darah tepi: ada tidaknya sel blast.
- Jika ditemukan kondisi di atas maka dicurigai leukemia dan dirujuk ke FKRTL
d. Data dan informasi yang dimasukkan dalam sistem surveilans:
- Biodata pasien: Nama, NIK, Alamat, Tanggal lahir, No.HP, faktor risiko
- Interpretasi: curiga atau tidak curiga leukemia
- Tindak lanjut: dirujuk atau tidak dirujuk
e. Aplikasi atau sistem surveilans untuk entri data: -
f. Referensi: -

Anda mungkin juga menyukai