Anda di halaman 1dari 10

KASUS ANAK R DENGAN DIFTERI

Klien MRS bernama An. R, umur 4 tahun, jenis kelamin laki – laki dengan keluhan utama Ibu
klien mengatakan anaknya mengeluh sesak napas sejak sehari yang lalu. Anak mengeluh nyeri
saat menelan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 4 (sedang ), wajah tampak meringis kesakitan.
Klien datang ke RS dengan sesak napas yang terjadi sejak sehari yang lalu disertai dengan
demam yang tidak terlalu tinggi sudah 2 hari, rewel, dan tidak mau makan.
Tanda – tanda vital : Nadi =90, kali/menit, Suhu = 38,4 ⁰C, dan RR = 28 kali/menit
Rambut bersih, kulit kepala bersih, Konjungtiva merah muda, sklera putih, mata sembab,
Lubang hidung kotor, tidak ada polip. Membran mukosa lembab, mulut kotor, lidah putih,
terdapat membran putih pada langit – langit di dekat faring.
Hasil pengkajian pola fungsional :
Pola persepsi terhadap Kesehatan : Ibu klien mengatakan setiap anaknya sakit selalu
diperiksakan oleh keluarganya
Pola aktivitas dan latihan : sebelum sakit aktivitas anak seperti mandi, makan, toileting
sebagian di bantu orang tua. Anak aktif dalam bermain dengan temannya. Dan saat sakit
aktivitas anak dibantu oleh keluarga.
Pola istirahat dan tidur : sebelum sakit: anak selalu tidur nyenyak malam hari ± 9 – 10 jam,
anak terbiasa tidur siang. Dan saat dirawat di RS anak tidak bisa tidur dan selalu terbangun
karena sesak nafas.
Pola nutrisi : Ibu klien mengatakan BB sebelum sakit adalah 17 kg setelah anak sakit BB klien
turun kg menjadi 15 kg. Turgor kulit kembali dalam 2 detik, mukosa bibir lembab, anak
tampak lemas. Diit selama di RS anak mendapatkan nasi, tetapi anak hanya makan 3
potong biscuit.
Pola eliminasi : Ibu klien mengatakan sebelum sakit anak BAK 4–5 kali/hari, warna kuning
jernih kemudian BAB 1 kali/hari konsistensi lembek dan berwarna kuning kehijauan. Sedangkan
saat klien sakit BAK 1 kali/hari dan belum BAB sama sekali.
Pola konsep diri: Ibu klien mengatakan sebelum sakit anak ceria dan sering bermain dengan
temannya namun saat anak sakit anak rewel.
Pola kognitif dan perceptual : tidak ada gangguan dalam pembicararaan, penglihatan,
pendengaran dan status mental.
Pola peran dan hubungan : anak selalu mendapat dukungan dari keluarga.
Pola koping dan toleransi stress : ketika anak kesakitan selalu menangis
Asuhan Keperawatan

Identitas pasien :
 Nama : An R
 Umur 4 tahun
 Laki-laki
Alasan masuk RS : sesak nafas
Data subyektif :
 Ibu klien mengatakan anaknya mengeluh sesak nafas sehari yang lalu
 Ibu klien mengatakan setiap anaknya sakit selalu diperiksakan oleh keluarganya

Data Obyektif :
 Anak mengeluh nyeri saat menelan
 Nyeri dirasa tertusuk-tusuk
 Skala nyeri 4 (sedang)
 Wajah meringis
 Tanda – tanda vital :
o Nadi = 90, kali/menit,
o Suhu = 38,4 ⁰C,
o RR = 28 kali/menit
 Lubang hidung kotor
 Mulut kotor
 Lidah putih
 Tampak membrane putih di langit-langit
 Aktifitas anak selama sakit dibantu keluarga
 Pasien tampak sesak
 Anak tampak lemas
Analisa data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subyektif: Corynobacterium diphteriae Pola nafas tidak efektif
 Ibu klien
mengatakan Masuk melalui mukosa dan
anaknya sesak kulit
Data Obyektif :
 Pasien tampak sesak Berkembangbiak pada
 Tanda – tanda vital :
saluran pernafasan atas
o Nadi = 90,
kali/menit,
o Suhu = 38,4 ⁰C, memproduksi eksotoksin
o RR = 28
kali/menit
menghambat pembentukan

protein dalm sel

sel mati menyebabkan


respon imflamasi local

pseudomembran pada sel-


sel radang

edema soft tissue pada


tonsil,faring, laring dan
trakea

obstruksi saluran
pernafasan

gangguan pola nafas

DATA
Etiologi Masalah Keperawatan
Data subyektif : Corynobacterium diphteriae Nyeri akut
 Pasien mengatakan
nyeri saat menelan Masuk melalui mukosa dan
 Pasien menegeluh kulit
Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
 Berkembangbiak pada
saluran pernafasan atas
Data Obyektif :
 Pasien tampak memproduksi eksotoksin
meringis
 Skla nyeri 4 (sedang)
menghambat pembentukan
 Tanda – tanda vital :
protein dalm sel
o Nadi = 90,
kali/menit,
o Suhu = 38,4 sel mati menyebabkan
⁰C, respon imflamasi local
o RR = 28
kali/menit
pseudomembran pada sel-

sel radang

edema soft tissue pada


tonsil,faring, laring dan
trakea

penyempitan saluran
pencernaan atas

nyeri saat menelan


Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subyektif : Corynobacterium diphteriae Ketidakseimbangan nutrisi:
 Ibu klien kurang dari kebutuhan
mengatakan BB Masuk melalui mukosa dan tubuh
sebelum sakit adalah kulit
17 kg setelah anak
sakit BB klien turun
kg menjadi 15 kg Berkembangbiak pada
saluran pernafasan atas
Data Obyektif :
 Penurunan BB dari memproduksi eksotoksin
17 kg menjadi 15 kg
 Pasien tampak
menghambat pembentukan
lemas
protein dalm sel
 Lubang hidung kotor
 Mulut kotor
 Lidah putih sel mati menyebabkan
 Tampak membrane respon imflamasi local
putih di langit-langit
 Porsi makanan tidak
pseudomembran pada sel-
dihabiskan
sel radang

edema soft tissue pada


tonsil,faring, laring dan
trakea

penyempitan saluran
pencernaan atas

nyeri saat menelan

Intake makanan tidak


adekuat

Data Etiologi Masalah Keperawatan


Data Subyektif : Corynobacterium diphteriae Hipertermi
 Ibu klien mengatakan
anaknya demam
Masuk melalui mukosa dan
Data Obyektif : kulit
 Suhu tubuh pasien
38,4 ⁰C
Berkembangbiak pada
saluran pernafasan atas

memproduksi eksotoksin

proses infeksi

peningkatan aktifitas seluler


dan metabolisme

suhu tubuh meningkat

Diagnosa keperawatan.
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
intake makanan.
4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

RENCANA KEPERAWATAN.
N DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
O
DX
1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan 1. Kaji fungsgi
berhubungan dengan perawatan, pasien klien pernapasan klien
obstruksi jalan nafas. menunjukkan pola nafas ( bunyi nafas,
yang efektif dengan kecepatan,irama
DS :
kriteria hasil : napas dan upaya
 Ibu klien mengatakan bernapas)
 Jalan nafas paten
anaknya sesak. 2. Auskultasibagian
 Tanda-tanda vital
DS : dada anterior dan
dalam batas
posterior untuk
 Pasien sesak normal
mengetahui
 Tanda-tanda vital :  Irama dan
penurunan ventilasi
 Nadi 90X/menit frekuensi
dan adanya suara
 Suhu 38,40C pernafasan dalam
napas tambahan.
 RR : 28X/menit batas normal
3. Pengaturan posisi
semi fowler.
4. Pengisapan
nasofaring atau
orofaring untuk
mengeluarkan
secret bila perlu.
5. Kolborasikan
pemberian
brongkodilator,
mukolitik, oksigen.
2 Nyeri akut berhubungan Setelah di berikanasuhan 1. Kaji skala nyeri pada
dengan proses inflamasi. keperawatan, nyeri klien skala 0-10.
berkurang atau hilang 2. Kaji nyeri
DS :
dengan kriteria hasil : komprehensif :
 Pasien mengatakan lokasi, karasteristik,
 Klien dapat
nyeri pada saat awitan dan durasi,
mengatakan nyeri yang
menelan. frekuensi,
dirasakan.
 Pasien mengeluh kualitas,intensitas,
 Nyeri berkurang.
nyeri seperti tertusk- keparahan nyeri dan
tusk.  Wajah tidak meringis.
faktor presipitasinya
 Skala nyeri berkurang.
3. Obsevasi ketidak
 Tanda vital dalan batas
DO : normal: frekuensi nyamanan non
 Pasien tampak pernapasan, nadi,dan verbal.
meringis tekanan darah. 4. Ajarkan penggunaan
 Skla nyeri 4  Melaporkan pola tidur Teknik non
( sedang ) yang baik. farmakologi, missal
 Tanda-tanda vital : relaksasi, guide
 Nadi : 90 X/menit imageri, trapi musik,
 Suhu : 38,40C distrsksi, trapi
 RR : 28X/menit. bermain, dan trapi
aktifitas.
5. Libatkan keluarga
dalam meredakan
nyeri bila
memungkinkan
6. Kendalikan faktor
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
respon pasien
terhadap ketidak
nyamanan misal
suhu,pencahayaan
dan kegaduhan.
7. Kolaborasi
pemberian analgesik
sesuai indikasi.
3 Ketidak seimbangan nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan
kurang dari kebutuhan keperawatan, klien kemampuan pasien
berhubungan dengan menunjukkan status untuk memenuhi
penurunan intake makanan. nutrisi adekuat, dengan kebutuhan nutrisi
kriteria hasil,: 2. Ketahui makanan
DS :
kesukaan pasien.
 Asupan gizi, asupan
 Ibu klien mengatakan 3. Pantau kandungan
makanan, asupan
berat badan sebelum nutrisi dan kalori
cairan dan energi
sakit 17 kg setelah anak pada catatan
terpenuhi.
sakit BB klien asupan.
turunmenjadi 15 kg.  Mempertahakan BB
4. Timbang pasien
dalam batas normal
pada interval yang
 Memiliki nilai
tepat
DO : laboratorium ( misal:
5. Membantu individu
 Penurunan BB dari 17 kg transferin , albumin,
menjadi 25 kg. elektrolit,) dalam batas untuk makan
 Pasien tampak lemas. normal. 6. Berikan minuman
 Mulut kotor. dan makanan bergizi
 Lidah putih tinggi protein, tinggi
 Tampak membrane kalori.
putih di langit-langit 7. Berikan imformasi
 Porsi makan tidak di yang tepat tentang
habiskan. kebutuhan nutrisi
dan pemenuhanya.
8. Pantau nilai
laboratorium,
khususnya
transferin, albumin,
dan elektrolit.
9. Ajarkan membuat
catatan harian
makanan.
10. Kolaborasi jumlah
kalori dan zat gizi,
jika perlu.

4 Hipertermi berhubungan Setelah diberikan asuhan 1. Pantau tanda vital


dengan proses penyakit keperawatan,klien (tekanan darah,
menunjukkan denyut nadi,
DS :
termoregulasi,yang pernapasan dan
 Ibu klien mengatakan dibuktikan oleh indicator suhu)
anaknya demam 1-5 (gangguan ekstrem, 2. Pantau warna kulit
DO : berat,sedang,ringan,tidak dan pantau suhu
ada) dengan kriteria hasil : minimal setiap 2
 Suhu tubuh pasien
jamsesuai
38,40C  Suhu 36,5’C – 37,5’C
kebutuhan
 Denyut nadi radialis
3. Pantau hidrasi
normal
(turgor kulit,
Frekuensi pernapasan kelembapan
normal membrane mukosa)
4. Kaji ketepatan jenis
pakaian yang
digunakan yang
digunakan sesuai
dengan suhu
lingkungan
5. Ajarkan pasien /
keluarga dalam
mengukur suhu
6. Lepaskan pakaian
yang berlebihan dan
tutupi pasien
dengan selimut
7. Gunakan waslap
dingin di axilla,
kening, tengkuk, dan
lipatan paha
8. Anjurkan asupan
cairan oral, minimal
2 liter/hari
Kolaborasi
pemberian
antipiretik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai