Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan yang paling utama pendidikan islam. Al-Qur’an
memiliki konsep pendidikan yang utuh, hanya saja tidak mudah untuk diungkap secara
keseluruhannya karena luas dan mendalamnya pembahasan itu di dalam al-Qur’an disamping
juga keterbatasan kemampuan manusia untuk memahami keseluruhannya dengan sempurna.
Seacara etimologis, Al-Qur’an dari kata “qara-a, yaqra-u, qira’atan atau qur-anan” yang berarti
mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (adh-dhammu) huruf-huruf serta kata-kata dari stu
bagian ke bagian lain secara taratur. Dikatakan Al-Qur’an karena ia berisi inti sari dari
kitabulllah dan intisari dari ilmu pengetahuan. Al-Qur’an itu sendiri memiliki banyak nama.
Menurut abdul Ma’ali Syaizalah, ada 55 nama bagi Al-Qur’an, dan menurut Abu Hasan Al-
Haraly ada 99 nama Al-Qur’an. Akan tetapi, menurut Subni Ash-Shalih penyabutan nama-nama
Al-Qur’an yang sekalian banyak itu dianggap berlebih-lebihan, sehingga bercampur aduk antara
nama Al-Qur’an dengan sifat-sifatnya. Diantara nama-nama Al-Qur’an itu sendiri; Al-Furqan;
Al-Kitab; Adz-Dzikr; At-Tanzil. Adapun sifat-sifatnya adalah:An-Nur; hudan; syifa’ rahmah;
mau’idhah; mubarak; mubin; ‘aziz; majid; basyiran wa nadziran. (Muhaimin dkk., 1994: 88).
As-Sunnah
Al-Qur’an sebagai dasar hukum pertama ditetepkan langsung oleh Allah dalam surat Al-Ma’idah
ayat 49-50 dan ayat-ayat lainnya. Demikian pula dengan As-Sunnah sebagai sumber hukum
kedua. (Beni Ahmad Saebani, 2007:79). Istilah-istilah yang sering digunakan dalam pembahasan
As-Sunnah adalah Al-Hadis, Khabar, dan Atsar. As-Sunnah berarti lawan dari bid’ah. Barang
siapa mengerjakan amalan agama tanpa didasari oleh tradisi atau tata cara agama maka ia
mengada-ada.
As-Sunnah sebagai sistem komunikasi objektif yang mengalahkan sistem sejarah manapun
dalam komunikasi massa;
b. Sebagai sumber berita yang kebenarannya ditunjang oleh riwayat yang dapat dipertanggung
jawabkan;
c. Sebagai berita yang maknanya dapat ditafsirkan dan menafsirkan Al-Qur’an;
d. Sebagai perwujudan eksistensi Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang menjadi pelaku
dan saksi sejarah;
e. Sebagai bentuk kehati-hatian yang luar biasa dalam menyampaikan berita;
f. Sebagai eksistensi perilaku Nabi Muhammad SAW yang bukan hanya bersejarah, tetapi
menetapkan pola perilaku bagi umat Islam dan
g. Sebagai tempat menemukan kejelasan berbagai makna firman Allah SWT
3. Ijtihad
Ijtihad berasal dari kata “jahda” artinya “Al-masyaqqoah” (sulit atau berat, sunah atau sukar).
Dasar-dasar ilmu pendidikan islam adalah landasan atau pijakan yang dijadikan tempat
berjalannya ilmu pendidikan islam. Pada prinsipnya, ilmu pendidikan islam berfungsi
mengembangkan pendidikan islam itu sendiri. Dasar utama ilmu pendidikan islam adalah ayat-
ayat Al-Qur’an yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan ilmu pengetahuan
dan pendidikan. Dasar yang kedua adalah hadits atau As-Sunnah Rasul yang memerintah umat
islam untuk mencari ilmu dan mengembangkan pendidikan islam. Dasar ketiga dapat diambil
dari pendapat para sahabat yang menjadi atsar bagi umat islam. Dasar keempat berasal dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, penulis artikel dapat menyimpulkandari uraian tersebut dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa dasar pendidikan Islam adalah Al-Qur’an, Sunnah dan ijtihad. Adapun
perlunya ijtihad digunakan karena semakin banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang
ini dalam bidang pendidikan, serta diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang berhubungan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta sebagai dasar penentuan hukum islam
yang semakin berkembang dengan permasalahan sosial yang kompleks. Sehingga membutukan
jawaban yang komperhensip dari dari dasar Al-Qur’an dan as-sunnah.
Daftar Pustaka
Abdurrahman Bafadhal, Dkk. 2006. Qur’an Tajwid: Terjemahan, Tajwid & Warna Asbabun
Nuzul, Hadits Sputar Ayat Hikmah, Indeks Tematik. Jakarta: Magfirah Pustaka.
Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Lembaga Pendidikan Umat.
An Nahlawi, Abdurrahman. 1983. Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat.
Jakarta: Gema Insani.
Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saebani, Beni ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.