Anda di halaman 1dari 13

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

TANGGUNG JAWAB BROKER ASURANSI DALAM HAL


PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM ASURANSI ATAS PENCABUTAN
IZIN PENANGGUNG

Bernando H Parluhutan*, Rinitami Njatrijani, Hendro Saptono


Program Studi S-1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail: berrnandotoruan@yahoo.co.id

ABSTRAK

Belum banyak yang mengetahui tentang usaha penunjang asuransi, Pialang / Broker
Asuransi. Bahkan tak jarang pula yang salah persepsi bahwa tertanggung lah yang harus
membayar biaya broker. Atau kekhawatiran bahwa premi yang harus dibayar tertanggung nanti
akan jauh lebih tinggi jika berasuransi lewat broker asuransi.
Jurnal ini menggunakan metode yuridis empiris dengan spesifikasi penulisan deskriptif
analitis. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Tanggung jawab perusahaan pialang / broker
asuransi di Indonesia, diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian,
yang pada intinya usaha pialang asuransi adalah usaha jasa konsultasi dan/atau keperantaraan
dalam penutupan asuransi atau asuransi syariah serta penanganan penyelesaian klaimnya dengan
bertindak untuk dan atas nama pemegang polis, tertanggung, atau peserta.

Kata kunci: Asuransi, Pialang Asuransi, Penanggung.

ABSTRACT

Not many people know about supporting business insurance, Broker / Insurance Brokers.
In fact, not infrequently wrong perception that the insured who must pay a brokerage fee. Or
concern that the premium to be paid the insured will be much higher if insurance through an
insurance broker.
This journal using juridical empirical method with descriptive writing specifications. The
results obtained are the responsibility of the brokerage firm / insurance broker in Indonesia,
regulated in Law Number 40 Year 2014 concerning Insurance, the core business of insurance
brokers is business consulting services and / or brokerage in insurance coverage or Takaful and
handling settlement claim to act for and on behalf of the policyholder, the insured, or the
participants.

Keywords: Insurance, Insurance Brokers, Insurers.

I. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Nomor atas kerugian, kehilangan manfaat,
40 tahun 2014 tentang Usaha dan tanggung jawab hukum kepada
Perasuransian, secara jelas membagi pihak ketiga yang timbul dari
jenis usaha perasuransian atas: peristiwa yang tidak pasti. Usaha
a. Usaha Asuransi Asuransi Jiwa memberikan jasa
b. Usaha Penunjang Asuransi dalam penanggulangan risiko yang
Adapun yang termasuk dalam dikaitkan dengan hidup atau
usaha asuransi adalah Usaha meninggalnya seseorang yang
Asuransi Kerugian, Usaha Asuransi dipertanggungkan. Sementara Usaha
Jiwa, Usaha Reasuransi. Usaha Reasuransi memberikan jasa dalam
Asuransi Kerugian yang memberikan pertanggungan ulang terhadap risiko
jasa dalam penanggulangan risiko yang dihadapi oleh Perusahaan

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Asuransi Kerugian dan atau asuransi untuk dan atas nama


Perusahaan Asuransi Jiwa. 1 penanggung.2
Adapun yang termasuk Usaha Belum banyak yang
Penunjang Asuransi, disebutkan mengetahui tentang usaha penunjang
dalam penjelasan Undang-Undang asuransi, Pialang / Broker Asuransi.
Nomor 40 tahun 2014 adalah Bahkan tak jarang pula yang salah
perusahaan-perusahaan yang persepsi bahwa tertanggung lah yang
kegiatan usahanya tidak menanggung harus membayar biaya broker. Atau
risiko asuransi. Walaupun demikian kekhawatiran bahwa premi yang
sebagai sesama penyedia jasa di harus dibayar tertanggung nanti akan
bidang perasuransian, perusahaan di jauh lebih tinggi jika berasuransi
bidang asuransi dan penunjang usaha lewat broker asuransi. Broker
asuransi merupakan mitra usaha yang asuransi bukan hanya menjadi
saling membutuhkan dan saling penghubung antara tertanggung
melengkapi, yang secara bersama- dengan perusahaan asuransi, tetapi
sama memberikan kontribusi bagi sekaligus memberi jasa konsultasi
kemajuan sektor perasuransi di bagi calon tertanggung. Sebab bisa
Indonesia. Usaha Penunjang saja calon tertanggung masih
Asuransi itu adalah Usaha kebingungan memilih perusahaan
Pialang/Broker Asuransi, Usaha asuransi yang tepat sesuai profil
Pialang/Broker Reasuransi, Usaha risikonya.
Penilai Kerugian Asuransi, Usaha Broker asuransi juga yang akan
Agen Asuransi. mengurusi penyelesaian ganti rugi
Usaha Pialang Asuransi yaitu (klaim) apabila di kemudian hari
yang memberikan jasa keperantaraan terjadi klaim pembayaran ganti rugi.
dalam penutupan asuransi dan Jadi tertanggung tidak perlu repot
penanganan penyelesaian ganti rugi mengurus sendiri. Mereka tidak akan
asuransi dengan bertindak untuk memungut biaya sepeser pun kepada
kepentingan tertanggung. Usaha tertanggung. Jelas ini sangat
Pialang Reasuransi yaitu yang membantu, karena sering kali
memberikan jasa keperantaraan tertanggung kesulitan mengurus
dalam penempatan reasuransi dan klaim asuransi.
penanganan penyelesaian untuk Seperti kasus penyelesaian
kepentingan perusahaan asuransi. sengketa klaim asuransi yang melalui
Usaha Penilai Kerugian Asuransi perantaraan broker asuransi yaitu,
yang memberikan jasa penilaian PT. Asuransi Jiwa Nusantara dan PT.
terhadap kerugian pada objek Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
asuransi yang dipertanggungkan. digugat oleh broker asuransi PT
Usaha Agen Asuransi yang Binasentra Purna, karena dianggap
memberikan jasa keperantaraan wanprestasi perjanjian penutupan
dalam rangka pemasaran jasa asuransi. Dua perusahaan yang sudah
dicabut izinnya oleh Otoritas Jasa
1
Keuangan (OJK) ini tidak
Man Suparman Sastrawidjaja, Endang,
2004, Hukum Asuransi Perlindungan
membayarkan klaim asuransi yang
Tertanggung Asuransi Deposito Usaha
Perasuransian, PT ALUMNI, Bandung
2
Hlm.123 Ibid.,hlm. 128

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

diajukan oleh para debitur Kredit Spesifikasi penelitian ini


Kepemilikan Rumah (KPR) Bank bersifat deskriptif, yakni pada
Tabungan Negara (BTN) yang sudah penelitian ini akan diungkapkan
bekerja sama dengan PT. Binasentra peraturan perundang-undangan yang
Purna selaku broker. Awalnya berkaitan dengan teori-teori hukum
perjanjian berjalan dengan baik, yang menjadi objek penelitian. 5 Sifat
hingga pada tanggal 28 Maret 2011. penelitian tersebut memiliki tujuan
Kedua perusahaan asuransi tersebut untuk memberikan gambaran secara
mulai tidak melakukan kewajibannya lengkap mengenai tanggung jawab
untuk membayarkan klaim-klaim broker asuransi dalam hal
yang diajukan. Klaim tersebut penyelesaian sengketa klaim asuransi
menumpuk dan tidak kunjung atas pencabutan izin penanggung.
dibayar hingga merugikan BTN. Dalam pengumpulan data
Selain tidak dibayarkannya klaim, diusahakan sebanyak mungkin data
kedua perusahaan asuransi tersebut yang diperoleh atau dikumpulkan
juga tidak mengembalikan premi mengenai masalah-masalah yang
yang telah dibayar oleh BTN berhubungan dalam penelitian ini,.
menyusul pencabutan izinnya oleh Dikarenakan metode yang penulis
OJK. ambil dalam penulisan hukum adalah
yuridis empiris maka data yang
II. METODE PENELITIAN digunakan adalah data primer yang
Metode Pendekatan yang diperoleh dari penelitian lapangan di
digunakan dalam penelitian ini PT. Bina Sentra Purna dan Bank
adalah pendekatan Yuridis Empiris, Tabungan Negara. Data sekunder
artinya pendekatan ini dimaksudkan yang diperoleh dari penelitian
untuk menjelaskan permasalahan kepustakaan. Dalam penelitian ini,
yang ada di masyarakat untuk diteliti penulis menggunakan teknik
dan hasil penelitian yang diperoleh pengumpulan data sebagai berikut:
dihubungkan dengan aspek-aspek A. Data Primer, yaitu data yang
hukumnya.3 diperoleh langsung dari
Yuridis dalam penelitian ini sumbernya. Data primer
dimaksudkan bahwa penelitian ini diperoleh dengan cara metode
ditinjau dari sudut ilmu hukum dan wawancara, yaitu pengumpulan
peraturan-peraturan tertulis sebagai data dengan mengadakan tanya
data sekunder.4 Serta ada jawab kepada salah satu direksi
hubungannya dengan isu hukum di PT. Bina Sentra Purna untuk
yaitu terkait dengan Tanggung Jawab mendapatkan gambaran
Broker Asuransi Dalam Hal mengenai peranan Broker atau
Penyelesaian Sengketa Klaim Pialang Asuransi di Indonesia.
Asuransi Atas Pencabutan Izin Dan Bank Tabungan Negara
Penanggung. sebagai pihak tertanggung dalam
kasus sengketa klaim asuransi
3
Bambang Waluyo, 1991, Penelitian Hukum B. Data Sekunder, yaitu data yang
Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, diperoleh dari studi kepustakaan.
hlm.15.
4
Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar
5
Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, hlm. 4. Zainuddin Ali, Op.cit, halaman 105-106.

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Data sekunder untuk penelitian III. HASIL PENELITIAN DAN


ini terdiri dari: PEMBAHASAN
a. Bahan Hukum Primer, yaitu
bahan-bahan yang A. Tanggung Jawab Pialang /
mempunyai kekuatan Broker Asuransi
mengikat seperti peraturan
perundang-undangan. Dalam Dalam melaksanakan tugasnya,
hal ini peraturan yang pialang asuransi mengerjakan
berkaitan adalah: beberapa pekerjaan asuransi, antara
i. Kitab Undang-Undang lain:6
Hukum Perdata  Mengedukasi dan
ii. Kitab Undang Undang meningkatkan literasi
Hukum Dagang asuransi tertanggung dan
iii. Undang-Undang Nomor masyarakat
40 Tahun 2014 tentang  Memasarkan produk dan jasa
Perasuransian keperantaraan dan program
iv. Peraturan Menteri asuransi kepada masyarakat
Keuangan Republik luas
Indonesia No.  Mengumpulkan dan
53/PMK.010/2012 menganalisa data risiko
tentang Kesehatan yang dimiliki calon
Keuangan Perusahaan tertanggung
Asuransi dan Perusahaan  Mendesain program asuransi
Reasuransi. khusus dan spesifik sesuai
v. Peraturan Otoritas Jasa kebutuhan tertanggung
Keuangan No.  Menjelaskan kondisi
2/POJK.05/2014 tentang pertanggungan kepada calon
Tata Kelola Perusahaan tertanggung
Yang Baik Bagi  Melaksanakan survey ke
Perusahaan lokasi risiko
Perasuransian
 Melakukan seleksi risiko dan
b. Bahan Hukum Sekunder,
menyalurkannya kepada
seperti buku-buku yang
perusahaan asuransi sesuai
berkaitan dengan asuransi,
dengan kebutuhan dan
perjanjian, reasuransi, dan
prosedur yang ada
sebagainya
 Menyeleksi perusahaan
c. Bahan Hukum Tersier
asuransi yang memiliki
yaitu bahan yang memberikan
reputasi pelayanan klaim
petunjuk ataupun penjelasan
yang baik dan kemampuan
terhadap bahan hukum primer
keuangan yang kuat
dan sekunder.
 Menagih premi asuransi dari
tertanggung dan
membayarkannya kepada
perusahaan asuransi
6
Ibid., hlm. 106

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

 Menyeleksi laporan klaim dengan penutupan asuransi atas


yang disampaikan risiko yang dimilikinya.
tertanggung Fungsi pialang asuransi dapat
 Menjelaskan prosedur dan disederhanakan dalam 3 fungsi
tata cara proses klaim utama yaitu:7
kepada tertanggung  Menempatkan risiko
 Membantu dan melayani tertanggung kepada
tertanggung dalam setiap perusahaan asuransi (
tahapan proses klaim Security First Class /
 Mendampingi tertanggung Bonafide) yang telah
dalam berhadapan dan diseleksi, baik dari segi
bernegosiasi dengan manajemen dan finansial,
perusahaan asuransi dan dengan kondisi jaminan
atau loss adjuster atau yang luas dan dengan harga
pialang dalam perhitungan premi yang bersaing (tidak
nilai klaim lebih mahal)
 Mengejar dan mem-follow  Membantu pengurusan dan
up proses klaim di setiap pelayanan klaim hingga
tahapan hingga pembayaran ganti rugi memadai dan
ganti rugi diterima oleh diterima dalam kurun waktu
tertanggung yang relatif cepat oleh
Pialang asuransi melakukan tertanggung
segala bentuk pekerjaan di atas dan  Menjadi partner yang setia
mengambil pekerjaan yang dan terpercaya bagi
selayaknya dilakukan oleh tertanggung sepanjang tahun
perusahaan asuransi. Perusahaan Sebagian besar masyarakat
asuransi tidak perlu mengeluarkan Indonesia belum mengetahui
biaya akuisisi dalam mendapatkan keberadaan pialang asuransi, bahkan
bisnis dan tidak memiliki risiko yang sudah mengetahui pun masih
kehilangan biaya bila mereka belum memahami fungsi dan peranan
menolak menerima penutupan atas pialang asuransi bagi masyarakat.
suatu risiko, karena biaya ini Hal ini terjadi karena kurangnya
diinvestasikan oleh pialang asuransi. informasi yang tersedia dan
Atas dasar itu bila perusahaan kurangnya promosi yang menyentuh
asuransi menerima bisnis penutupan seluruh lapisan masyarakat, baik oleh
asuransi dari pialang asuransi, maka lembaga pendidikan formal dan non-
sepantasnya mereka memberikan formal yang ada maupun oleh
apresiasi kepada pialang asuransi Asosiasi Industri Asuransi. Beberapa
berupa suatu imbalan jasa berupa manfaat pialang asuransi bagi
brokerage fee yang sesuai dengan masyarakat:8
investasi yang telah dikeluarkan oleh  Mengenal dan menganalisa
pialang asuransi. Dalam hal ini risiko yang dimiliki
tertanggung tidak dibebani biaya tertanggung
tambahan atas jasa dan pelayanan
yang diberikan oleh pialang asuransi 7
Ibid., hlm. 108
kepada tertanggung, sehubungan 8
Ibid., hlm. 103

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

 Memberikan saran bagaimana  Menghubungi beberapa


menangani risiko kepada perusahaan asuransi agar
tertanggung menyampaikan penawaran
 Membuat dan mendesain  Membuat laporan survei dan
program asuransi yang sesuai mencatat segala keterangan
dengan kebutuhan yang penting bagi
Tertanggung serta tertanggung dalam rangka
memberikan saran-saran penempatan risiko kepada
untuk tertanggung yang pihak asuransi maupun
diwakilinya berdasarkan surat reasuransi
penunjukkan (letter of  Mempresentasikan risiko dan
appointment) menegosiasikan ruang
 Menyusun program atau lingkup jaminan yang luas
perencanaan asuransi serta premi yang bersaing
bersama tertanggung dan bila kepada perusahaan asuransi
perlu melakukan survei  Memantau kondisi dan situasi
terbatas. Tidak semua risiko setiap adanya perubahan
harus diasuransikan, pialang dalam industri asuransi secara
(broker) akan melakukan konsisten
analisa yang mendalam dan  Membantu dan menangani
akan memilah risiko yang klaim yang terjadi dari segi
dapat dipikul sendiri oleh prosedur dan dokumentasi
Tertanggung serta menegosiasikan nilai
 Melakukan seleksi klaim yang wajar dan
perusahaan asuransi terbaik memadai bagi tertanggung
untuk ditunjuk sebagai termasuk dalam berhadapan
penanggung. Harus diingat dengan pialang (loss
bahwa pertimbangan pialang adjuster). Membantu
asuransi dalam memberikan penanganan klaim mulai dari
rekomendasi perusahaan pelaporan awal hingga
asuransi yang dipilih bukan menghitung besarnya
semata-mata berdasarkan kerugian, memonitor
murahnya premi, tetapi pelaksanaan penyelesaian
keamanan (security) di atas klaim hingga permasalahan
segala-galanya. Pemilihan tuntas atau pembayaran ganti
penanggung identik dengan rugi diterima oleh
penempatan risiko. Pialang tertanggung.
akan memberikan saran  Membantu tugas-tugas
professional mengenai administrasi tertanggung
penunjukkan perusahaan seperti pengisian formulir
asuransi. Menyeleksi aplikasi asuransi,
perusahaan asuransi dari segi menyampaikan pembayaran
kekuatan keuangan dan segi premi kepada perusahaan
komitmen serta reputasi asuransi, membuat ringkasan
pelayanan klaim polis, daftar premi yang akan
jatuh tempo, laporan

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

mengenai program asuransi atau dinyatakan pailit oleh


yang dimiliki tertanggung, pengadilan.
statistik premi dibandingkan Apabila suatu Perusahaan
dengan klaim Asuransi melanggar salah satu dari
 Memberikan jasa pelayanan ketentuan-ketentuan tersebut, maka
lainnya seperti pelatihan Perusahaan Asuransi tersebut dapat
manajemen risiko, dikenakan sanksi yang apabila tidak
perencanaan keuangan, dan dapat diatasi akan berakibat pada
informasi tentang industri dicabutnya izin usaha oleh OJK.
asuransi, artikel pencabutan izin usaha yang
perasuransian, berita tentang dilakukan oleh OJK dapat dilakukan
asuransi, klaim. dalam hal perusahaan:
Sebagai tertanggung, anda a. dikenakan sanksi usaha;
tidak akan membayar lebih bila b. pailit;
menyerahkan masalah asuransi c. melakukan penggabungan
kepada pialang asuransi. Dengan atau peleburan; atau
berbekal pengetahuan dan d. menghentikan kegiatan
pengalaman serta jumlah portofolio usaha.
bisnis yang besar, memudahkan Dalam upaya untuk melindungi
pialang asuransi dalam kepentingan pemegang polis,
menegosiasikan luas jaminan dan tertanggung, atau peserta dalam hal
harga premi, dibanding dengan terjadinya pencabutan izin usaha dan
tertanggung, bila tertanggung likuidasi terhadap perusahaan
berhubungan dan berhadapan asuransi, Undang-Undang
langsung kepada perusahaan Perasuransian telah menjamin bahwa
asuransi. hak pemegang polis, tertanggung,
atau peserta memiliki kedudukan
B. Penyelesaian Sengketa Klaim yang lebih tinggi daripada hak pihak
Asuransi atas Dicabutnya Izin lain, hal ini sebagaimana di atur pada
Penanggung Pasal 52.
Masuk pada BAB XI Undang-
Menurut Peraturan Otoritas Undang Nomor 40 Tahun 2014, guna
Jasa Keuangan Nomor melindungi pemegang polis,
28/POJK.05/2015 tentang tertanggung, atau peserta, pada Pasal
Pembubaran, Likuidasi, dan 53 ayat (1) menyatakan bahwa
Kepailitan Perusahaan Asuransi, “Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Asuransi Syariah wajib
Perusahaan Reasuransi, dan menjadi peserta program penjaminan
Perusahaan Reasuransi Syariah, polis.”. Program ini akan
Pencabutan Izin Usaha Perusahaan dilaksanakan melalui sebuah undang-
adalah dicabutnya izin usaha undang, yang sebagaimana
Perusahaan oleh Otoritas Jasa diamanatkan Pasal 53 ayat (4) bahwa
Keuangan karena Perusahaan tidak undang-undang tersebut dibentuk
memenuhi peraturan perundang- paling lama 3 (tiga) tahun sejak UU
undangan di bidang perasuransian No. 40 Tahun 2014 diundangkan,
yang artinya program ini belum lah

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

terealisasi. oleh karena itu, sebelum konsumen menurut Undang-Undang


program penjamian polis Nomor 8 Tahun 1999 adalah “setiap
sebagaimana diatur pada BAB XI orang pemakai barang dan/atau jasa
Undang-Undang Perasuransian yang tersedia dalam masyarakat, baik
terealisasi, Undang-Undang bagi kepentingan diri sendiri,
Perasuransian mengatur di dalam keluarga, orang lain maupun
Pasal 20 bahwa setiap Perusahaan makhluk hidup lain dan tidak untuk
Asuransi, Perusahaan Asuransi diperdagangkan.” Sementara itu yang
Syariah, perusahaan reasuransi, dan dimaksud dengan tertanggung
perusahaan reasuransi syariah wajib menurut Sentosa Sembiring adalah
membentuk dana jaminan sesuai pihak yang mengalihkan risiko
dengan bentuk dan jumlah yang telah kepada penanggung, dengan
ditetapkan oleh OJK. Tujuan membayar sejumlah premi sesuai
dibentuknya dana jaminan tersebut dengan kesepakatan. Tertanggung
untuk memberikan jaminan atas akan mendapat perlindungan dalam
penggantian sebagian atau seluruh hal ada kerugian atau kerusakan yang
hak pemegang polis, tertanggung, menimpa harta bendanya, kehilangan
atau peserta dalam hal perusahaan jiwa dan raga, asalkan masih dalam
harus di likuidasi. Dana jaminan ini lingkup persyaratan polis. Jika dilihat
selanjutnya tidak akan berlaku bagi dari pengertian yang disampaikan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan oleh Sentosa Sembiring maka dapat
Reasuransi Syariah saat Program disimpulkan bahwa tertanggung
Penjaminan Polis sebagaimana diatur memiliki posisi sebagai konsumen
pada Pasal 53 sudah terealisasi yang menggunakan jasa yang
berdasarkan undnag-undang. ditawarkan oleh Perusahaan Asuransi
Lebih lanjut, Pasal 44 dengan membayar sejumlah premi
mengatur bahwa demi melindungi guna mengalihkan resiko-resiko di
kepentingan pemegang polis, masa yang akan datang, sehingga
tertanggung, atau peserta, tertanggung sebagai konsumen
menyatakan bahwa likuidasi didalam asuransi dapat dilindungi
perusahaan yang telah dicabut izin dengan Undang-Undang Nomor 8
usahanya perlu segera dilakukan, hal Tahun 1999 Tentang Perlindungan
ini karena dengan dibentuknya tim Konsumen.
likuidasi maka tanggung jawab dan Dalam hal terjadinya
kepengurusan perusahaan pencabutan izin usaha suatu
dilaksanakan oleh tim likuidasi, Tim perusahaan yang mengakibatkan
likuidasi selanjutnya berwenang terjadinya kerugian kepada
untuk mewakili perusahaan yang tertanggung, Undang-Undang
sedang dilikuidasi dalam segala hal Perlindungan Konsumen mengatur
yang berkaitan dengan penyelesaian bahwa pelaku usaha berkewajiban
hak dan kewajiban perusahaan. memberikan ganti rugi yang dapat
Undang-Undang Perlindungan berupa pengembalian uang atau
Konsumen adalah Undang-Undang pengantian barang dan/atau jasa yang
yang menjamin adanya kepastian sejenis atau setara nilainya, atau
hukum untuk memberi perlindungan perawatan kesehatan dan/atau
kepada konsumen. Definisi pemberian santunan, selama tidak

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

bertentangan dengan peraturan jiwa bagi debitur KPR-BTN. Hal


perundang-undangan yang berlaku. tersebut tertuang dalam perjanjian
Namun, apabila pelaku usaha keperantaraan broker pada 19
menolak dan atau tidak memberi Desember 2008. Hubungan hukum
tanggapan dan atau tidak memenuhi para pihak muncul saat PT
ganti rugi atas tuntutan tersebut, Binasentra Purna mengadakan
maka tertanggung dalam kerjasama dengan tiga perusahaan
perasuransian dapat mengajukan asuransi yakni PT Asuransi Jiwa
gugatan, baik melalui jalur diluar Nusantara, PT Asuransi Jiwa Bumi
pengadilan maupun melalui Asih Jaya, dan PT Asuransi
pengadilan sebagaimana diatur Pasal Jiwasraya yang tergabung dalam
23. sebuah konsorsium pada tanggal 3
Untuk jalur diluar pengadilan, Juli 2009. Perjanjian asuransi jiwa
tertanggung dapat mengajukan tersebut dimaksudkan bahwa jika
gugatan melalui Badan Mediasi para debitur yang melakukan cicilan
Arbitrase Indonesia (BMAI) yang KPR-BTN meninggal dunia,
telah ditunjuk secara resmi oleh perusahaan asuransi yang telah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditunjuk tersebut akan melunasi sisa
sebagai Lembaga Arbitrasi cicilan KPR. Awalnya perjanjian
Penyelesaian Sengketa untuk berjalan baik, hingga pada tanggal 28
menangani sengketa-sengketa Maret 2011. Kedua perusahaan
tertentu di bidang Perasuransian. asuransi yang menjadi tergugat (PT
Apabila upaya penyelesaian melalui Asuransi Jiwa Nusantara dan PT
jalur diluar pengadilan tidak berhasil, Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya)
maka berdasarkan Pasal 45 Undang- mulai tidak melakukan kewajibannya
Undang Perlindungan Konsumen, untuk membayarkan klaim yang
menyatakan bahwa pelaku usaha diajukan. Klaim tersebut kian
dapat digugat melalui pengadilan menumpuk dan tidak kunjung
apabila upaya penyelesaian sengketa dibayar sehingga merugikan BTN.
diluar pengadilan dinyatakan tidak Selain tidak dibayarkannya klaim,
berhasil oleh salah satu pihak atau kedua perusahaan asuransi tersebut
oleh para pihak yang bersengketa, juga tidak mengembalikan premi
namun dalam kasus pencabutan izin yang telah dibayar oleh tertanggung
usaha, tertanggung tidak dapat menyusul pencabutan izinnya oleh
membawa kasus tersebut ke BMAI Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
karena BMAI tidak mempunyai Dalam hal terjadi sengketa
wewenang, dan disini berlaku lex klaim asuransi seperti kasus di atas,
specialis derogate lex generalis para penanggung yang dalam kasus
dimana untuk kasus tersebut akan ini tergabung dalam suatu
diatur oleh peraturan perundang- konsorsium yang terdiri dari 3
undangan yang lain. perusahaan asuransi yaitu PT
Kasus ini berawal dari PT Asuransi Jiwa Nusantara, PT
Binasentra Purna yang diberi kuasa Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya dan
oleh PT Bank Tabungan Negara PT Asuransi Jiwasraya selaku ketua
(BTN) untuk menangani dari peserta konsorsium ini.
keperantaraan penutupan asuransi Tertanggung yang merupakan BTN

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang dalam hal ini melakukan Konsorsium Asuransi dan juga telah
penutupan asuransi jiwa bagi debitur mendapatkan persetujuan klaim dari
KPR-BTN melalui keperantaraan turut tergugat selaku ketua
pialang asuransi pada PT Binasentra Konsorsium Asuransi. Namun pada
Purna. kenyataannya, terhadap permohonan
PT Binasentra Purna selaku klaim asuransi serta pengembalian
penggugat dalam kasus ini premi yang diajukan oleh penggugat
berdasarkan perjanjian kerjasama tidak semuanya dibayarkan secara
antara BTN dengan PT Binasentra penuh oleh Konsorsium Asuransi,
Purna tentang keperantaraan khususnya bagian yang menjadi
penutupan asuransi Nomor: kewajiban dari tergugat 1 (PT
119/PKS/DIR/2008 dan Nomor: Asuransi Jiwa Nusantara) dan
004/DIR/PKS/XII/2008 tanggal 19 tergugat 2 (PT Asuransi Jiwa Bumi
Desember 2008, dan surat kuasa Asih Jaya). Sedangkan bagian yang
tanggal 21 April 2014. Penggugat merupakan kewajiban turut tergugat
secara hukum memiliki kewenangan (PT Asuransi Jiwasraya) telah
bertindak untuk dan atas nama BTN kesemuanya dibayarkan secara
diantaranya dalam hal melakukan penuh.
penutupan asuransi dan mengajukan Kewajiban yang belum
klaim terhadap perusahaan asuransi. dibayarkan oleh tergugat 1 dan
Sementara untuk dasar hukum tergugat 2 ini berkisar pada jangka
hubungan pertanggungan asuransi waktu tahun 2011-2013. Tergugat 1
antara BTN dan para tergugat serta dan tergugat 2 pun sudah membayar
turut tergugat adalah Perjanjian sebagian kecil dari kewajibannya.
Kerjasama Penutupan Asuransi Jiwa Penggugat pun juga sudah
Kredit untuk Debitur BTN melakukan upaya penagihan dan
No.004/DIR/PKS/VI/2009 tanggal 3 memperingatkan tergugat untuk
Juni 2009 antara PT Binasentra memenuhi sisa kewajibannya. Dalam
Purna dengan Konsorsium perkembangannya, pada tanggal 12
Perusahaan Asuransi Jiwa dan BTN Juni 2013 tergugat 1 dan pada
sebagai pemegang polis dan para tanggal 18 Oktober 2013, tergugat 2
tergugat serta turut tergugat sebagai telah dijatuhkan sanksi oleh pihak
penanggung. regulator perusahaan asuransi, yaitu
Objek dari pertanggungan oleh Otoritas Jasa Keuangan, berupa
pihak asuransi, yaitu para tergugat pencabutan izin usaha sebagai
dan turut tergugat, adalah risiko atas perusahaan asuransi, sehingga baik
jiwa pihak Debitur BTN yang tergugat 1 dan tergugat 2 tidak dapat
dikaitkan dengan adanya menjalankan kegiatan usahanya
kredit/pinjaman, apabila debitur sebagai perusahaan asuransi.
sebagai tertanggung tersebut Tergugat 1 dan tergugat 2 pun
meninggal dunia dalam jangka waktu tidak dapat menjalankan kegiatan
kredit/asuransinya. Dalam usahanya di bidang asuransi karena
perkembangannya penggugat telah kesalahannya sendiri, hal ini
beberapa kali mengajukan mengakibatkan kerugian yang nyata
permohonan klaim asuransi dan bagi BTN karena pada saat izin
pengembalian premi kepada usaha tergugat 1 dan tergugat 2

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dicabut, tergugat 1 dan tergugat 2 1. Tanggung jawab perusahaan


masih mempunyai kewajiban yang pialang / broker asuransi di
harus dibayarkan sebagai Indonesia, diatur dalam
penanggung terhadap Debitur BTN. Undang-Undang Nomor 40
Untuk itu, penggugat juga menuntut Tahun 2014 tentang
tergugat 1 dan tergugat 2 untuk Perasuransian, yang pada
mengembalikan sisa premi yang intinya usaha pialang
tidak terpakai. Hal ini sesuai dengan asuransi adalah usaha jasa
ketentuan Pasal 2 butir 7 Polis Induk konsultasi dan/atau
dan Pasal 19 serta Pasal 20 keperantaraan dalam
Perjanjian Penutupan Asuransi yang penutupan asuransi atau
menyatakan bahwa apabila terdapat asuransi syariah serta
peserta konsorsium dikenakan sanksi penanganan penyelesaian
oleh regulator sehingga tidak dapat klaimnya dengan bertindak
menjalankan usahanya sebagai untuk dan atas nama
perusahaan asuransi maka peserta pemegang polis,
konsorsium tersebut diwajibkan tertanggung, atau peserta.
mengalihkan portofolio berikut Namun untuk lebih jelas
dengan pembayaran pengembalian mengenai kode etik serta
preminya secara sekaligus. perilaku profesi dari ahli
Oleh karena tergugat 1 dan pialang asuransi sendiri,
tergugat 2 tidak melaksanakan APPARINDO yang
kewajibannya untuk membayar merupakan asosiasi yang
klaim asuransi dan pengembalian menaungi perusahaan
premi yang telah mendapatkan pialang asuransi dan
persetujuan dari Konsorsium reasuransi indonesia, telah
Asuransi serta juga tidak melakukan membuat kode etik profesi
pembayaran pengembalian premi dan perilaku ahli pialang
yang tidak terpakai, maka dalam asuransi dan reasuransi
gugatannya penggugat menyatakan indonesia beserta tata cara
haruslah tergugat 1 dan tergugat 2 penegakkannya. Kemudian
dinyatakan telah melakukan untuk peran pialang / broker
perbuatan wanprestasi dan dihukum asuransi sendiri
untuk membayar kerugian yang keberadaannya bersifat
timbul baik materiil maupun membantu tertanggung
imateriil. dalam memilih perusahaan
asuransi termasuk
IV. KESIMPULAN pengurusan proses klaimnya
Berdasarkan hasil penelitian yang dan pialang asuransi tidak
telah dilakukan dan diuraikan dalam terikat atau tidak berada
bab-bab sebelumnya, yaitu mengenai dibawah kendali suatu
Tanggung Jawab Broker Asuransi perusahaan asuransi.
dalam Hal Penyelesaian Sengketa Terdapat 4 poin penting
Klaim Asuransi atas Pencabutan Izin mengenai peranan dari
Penanggung, dapat disimpulkan pialang asuransi, yaitu:
bahwa:  Edukasi

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

 Konsultasi Sastrawidjaja Man Suparman


 Mediasi dan kawan-kawan. 2004.
 Advokasi Hukum Asuransi
2. Sengketa klaim asuransi atas Perlindungan Tertanggung
dicabutnya izin penanggung, Asuransi Deposito Usaha
tentu mengakibatkan Perasuransian. Bandung:
terjadinya kerugian kepada PT Alumni
tertanggung. Dalam upaya Pieloor Andreas F., 2015,
melindungi kepentingan Asuransi Menjebak? Hati-
tertanggung atas terjadinya Hati Membeli Asuransi!
pencabutan izin usaha Gampang Masuk, Susah
terhadap perusahaan Keluar?!, Yogyakarta:
asuransi, Undang-Undang Pohon Cahaya
Nomor 40 Tahun 2014 Sastrawidjaja Man Supraman.
tentang Perasuransian, telah 2003. Aspek-Aspek Hukum
menjamin bahwa hak Asuransi dan Surat
tertanggung memiliki Berharga. Bandung: PT
kedudukan lebih tinggi ALUMNI
daripada hak pihak lain. Busro Achmad, 2012, Hukum
Undang-Undang Nomor 8 Perikatan Berdasar Buku
Tahun 1999 tentang III KUH Perdata,
Perlindungan Konsumen pun Yogyakarta: Pohon
mengatur bahwa penanggung Cahaya
berkewajiban memberikan Mertokusumo Sudikno, 2007,
ganti rugi yang dapat berupa Penemuan Hukum Sebuah
pengembalian uang atau Pengantar, Yogyakarta:
penggantian barang dan/atau Liberty
jasa yang sejenis atau setara Darus Badrulzaman Mariam,
nilainya. Namun apabila 1994, Aneka Hukum
penanggung menolak dan Bisnis, Bandung: Alumni
atau tidak memberi Prodjodikoro R. Wirjono.
tanggapan dan atau tidak 1979. Hukum Asuransi di
memenuhi ganti rugi atas Indonesia. Jakarta:
tuntutan tersebut, maka Intermasa
tertanggung dapat Purwosutjipto HMN. 1983.
mengajukan gugatan. Pengertian Pokok Hukum
Dagang Indonesia jilid 6
V. DAFTAR PUSTAKA Hukum Pertanggungan.
Hartono Sri Redjeki. 1992. Jakarta: Djambatan
Hukum Asuransi dan Tarmudji Tarsis. 1990.
Perusahaan Asuransi. Wawasan Perasuransian.
Semarang: Sinar Grafika Semarang: Ikip Semarang
Sembiring Sentosa. 2014. Press
Hukum Asuransi. Purba Radiks. 1992.
Bandung: Nuansa Aulia Memahami Asuransi
Indonesia Seri Umum No.

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

10. Jakarta: PT Pustaka Indonesia, Jakarta: Citra


Binaman Pressindo Aditya Bakti,, hlm. 120
Budiono Herlien. 2010. Ajaran
Umum Hukum Perjanjian
dan Penerapannya di
Bidang Kenotariatan.
Bandung: Citra Aditya
Bakti
Subekti. 1996. Hukum
Perjanjian. Jakarta:
Intermasa
Salim ,HS, 2003,
Perkembangan Hukum
Kontrak Innominaat di
Indonesia, Cet. 1, Jakarta:
Sinar Grafika
Ali Zainuddin. 2013. Metode
Penelitian Hukum. Jakarta:
Sinar Grafika
Soekanto Soerjono. 1986.
Pengantar Penelitian
Hukum. Jakarta: UI Press
Sukardi. 2003. Metodologi
Penelitian Pendidikan
Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: Bumi
Aksara
Waluyo Bambang. 1991.
Penelitian Hukum Dalam
Praktek. Jakarta: Sinar
Grafika
Soekanto Soerjono. 1984.
Pengantar Penelitian
Hukum. Jakarta: UI Press
Marzuki Peter Mahmud. 2007.
Penelitian Hukum. Jakarta:
Kencana
Patrik Purwahid, 1994, Dasar-
Dasar Hukum Perikatan,
Bandung: Mandar Maju
Muhammad Abdulkadir, 1980,
Hukum Perjanjian,
Bandung: Alumni
Muhammad Abdulkadir, 1999,
Hukum Asuransi

13

Anda mungkin juga menyukai