0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan9 halaman
1. Pasien menderita tuberkuloid tipe Morbus Hansen yang ditandai dengan lesi kulit hipopigmen di siku kiri dan hipestesia tangan kiri.
2. Pasien tidak selesai mengikuti pengobatan awal sehingga mengalami neuritis yang ditandai dengan nyeri saraf ulnaris dan kontraktur jari.
3. Pasien menerima pengobatan ulang berupa MDT-PB, steroid, dan latihan jari untuk mencegah kontraktur lebih lanjut
1. Pasien menderita tuberkuloid tipe Morbus Hansen yang ditandai dengan lesi kulit hipopigmen di siku kiri dan hipestesia tangan kiri.
2. Pasien tidak selesai mengikuti pengobatan awal sehingga mengalami neuritis yang ditandai dengan nyeri saraf ulnaris dan kontraktur jari.
3. Pasien menerima pengobatan ulang berupa MDT-PB, steroid, dan latihan jari untuk mencegah kontraktur lebih lanjut
1. Pasien menderita tuberkuloid tipe Morbus Hansen yang ditandai dengan lesi kulit hipopigmen di siku kiri dan hipestesia tangan kiri.
2. Pasien tidak selesai mengikuti pengobatan awal sehingga mengalami neuritis yang ditandai dengan nyeri saraf ulnaris dan kontraktur jari.
3. Pasien menerima pengobatan ulang berupa MDT-PB, steroid, dan latihan jari untuk mencegah kontraktur lebih lanjut
Mr.H 25 than 1.Neuropathy -kebersihan? 1. Review Efloresensi kulit 1. Anat Histo
diabetic 2. Review Anat-Histo kulit Kulit,Nervous CC -Pekerjaan 3. Definisi lesi Patch ulnaris 2.Kusta 4. Mekanisme lesi Patch - Mengeluh adanya -Lingkungan? (2,11) 5. Mekanisme Numbness patch putih di sekitar 3.Burn Injury 6. Etiologi Numbness -Riwayat Keluarga? 2.Fiso di sikut sebelah kiri 7. Hubungan problem pasien dengan 4.Multiple kulit,Numbness,Eflores lebih dari 3 tahun dan tempat tinggalnya di tangerang? sclerosis -Lokalisasi? ensi (1,3,4,5,6,29) 6 bulan terakhir 8. Daerah mana yang merupakan -Tempat Lesi endemic pada kasus ini? terkadang merasa 5.Tinea 9. Apa hubungannya dengan tempat Numbness di tangan Vesicolor dimana? 3. Case tinggal? kirinya 10. Apa itu hypestesia? (11,12,13,14,15,16,1 - 11. Apa itu nerve fibril? 7,18,19,20, AC: 12. Granuloma langhan’s giant cell? 21,22,23,24,25,26,27 Pe: 13. Kenapa Pemeriksaan skin smear bisa ,28,31,32,33,34,35,3 - Tidak merasa gatal 1. Efloresensi? negative? 7,38,39,41 pada bagian lesinya 14. Tuberculoid type Morbus hanses All Woodlamp? about? PH: 4. Mikro 15. Tuberculoid? 2. Penunjang: 16. Apa itu rifampisin? (36) - Lahir dan 17. Apa itu dapson? menghabiskan masa Kultur? 18. Pharmacological pasien? kecilnya di tangerang 19. Komplikasi kasus mengapa bisa 5. BIP(7,8,9,10,30,40,4 - Ayahnya pasien RS terjadi dan mekanismenya 3) Sinatala selama 1 20. Prognosis page 4 bagaimana? 21. Neuritis Adalah tahun 22. Type MH A.1(Maya,Zahra,) - Mr H punya istri dan 23. PP Steroid? anak laki laki berusia 24. Kenapa harus di imobilisasi dan B.2(pipit,welly), tujuannya 2 tahun C.3(Rexy,Tata,anur,T 25. Bagaimana latihan jari pada kasus ini? eguh) 26. PP MDT-TB Physical Examination: 27. Bagaimana Prophylaksis? D.4,5(Afif,sabro) 28. Kenapa namanya morbus Hansen? - Consciousness:Compos 29. Macula apa(efloresensi) mentis 30. Apa itu hypopigmentasi? - General Appearance: Sakit 31. Kenapa saraf jadi membesar dan jadi ringan nyeri? 32. Bagaimana Histopatologi pada kasus - Vital Sign: ini? 1. Tek.Darah: 33. Bagaimana Granuloma? 120/80mmHg 34. Bagaimana sel langhans giant cel 2. Pulse rate: 84 BPM 35. Bagaimana skin smear? 3. RR: 2x/m, 36. Mikrobiologi M.Leprae 4. Temperature: 36,8oC 37. Morbus Hansen All about 38. MOA Obatnya? 5. Pemeriksaan umum 39. Kenapa immobile dalam batas normal 40. Kenapa bisa sampai kaku 41. Bagaimana caranaya agar tidak kaku 1. Dermatological 42. Bagaimana caranya agar tidak examination menular - Regio left elbow: 5 43. BIP cm diameter well defined hypopigmentated macule with anesthesia 2. Neurilogical Examination:
Pembesaran saraf ulnaris kiri
dan hipestesia tangan kirinya no ternerness
3.Pemeriksaan LAB
-Temuan laboratorium dalam
batas normal -Dokter melakukan biopsi dari lesi kulitnya untuk
Biopsy untuk pemeriksaan
histopatologi:
- menunjukkan serabut saraf
pada dermis dan granuloma dengan langhans giant cell. Slit skin smear dengan pewarnaan tahan asam dilakukan dari lesi kulit, - daun telinga kiri dan kanan dan tidak ada basil tahan asam - Diagnosis:
- Tn. H didiagnosa menderita
Tuberkuloid tipe Morbus Hansen -Dia dirawat dengan rifampisin 600 mg sekali dalam sebulan dan dapson 100 mg setiap hari selama enam bulan.
-Kasusnya adalah dilaporkan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Pasien diharapkan untuk menemui dokter bulan berikutnya, tapi tidak datang.
-Dua bulan kemudian, dia
datang dengan rasa sakit di sikunya dengan kekakuan dan mati rasa dari tangan kirinya.
- Pemeriksaan neurologis:
Nyeri tekan, pembesaran
nervus ulnaris kiri dan hipestesia tangan kiri.
Diagnosis 2
- Tn. H didiagnosis dengan
Morbus Hansen tipe tuberkuloid hilang dari pengobatan dan neuritis (tipe reaksi 1).
- Dia menerima steroid untuk
keluhannya dan menyarankan untuk imobilisasi lengan kirinya.
- Setelah beberapa minggu
rasa sakitnya berkurang, tetapi dia merasakan mati rasa pada jari keempat dan kelimanya.
- Dia diminta untuk
melakukan latihan pada jari- jarinya untuk menghindari kontraktur. Istri dan anaknya tidak memiliki lesi kulit dan tidak ada basil tahan asam, - maka mereka tidak mendapatkan pengobatan profilaksis.
- Tn. H sudah mendapat
MDT-PB sebanyak 6 dosis dan steroid neuritis selain olahraga untuk menjaga fungsi tangan kirinya.