Anda di halaman 1dari 2

PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS

KUA KECAMATAN PASEKAN


Materi : TINGKATAN-TINGKATAN NIAT DALAM SHOLAT FARDHU
Disusun Oleh :
SYARIF RUSTAM M, S, Sos

ً
‫ثم ةني الهصيف مراحب اجليث اثلالثث ةلَهل )إن اكىج الصالة فرضا( أي ولَ فرض كفايث‬
ً ً
‫كصالة اجليازة أو كضاء اكلفائخث ونعادة ىظرا ألصلٍا أو ىذرا )وجب( فيً ثالثث أشياء‬
Kemudian Mushonnif menjelaskan 3 tingkatan niat dengan perkataannya;
Apabila sholat yang dilakukan adalah sholat fardhu, meskipun fardhu kifayah, seperti
sholat jenazah, sholat qodho dari sholat wajib (faaitah), sholat mu’aadah (karena
melihat asal sholatnya), atau mandzuroh (sholat yang dinadzarkan), maka wajib ada
tiga perkara dalam niat, yaitu :
‫أحدٌا ( كصد الفعل) أي ىيث فعل الصالة اليت اسخحرضٌا تلخهزي عو سائر األفعال وال‬

‫جتب اإلضافث إىل ااهلل حعاىل ألن العتادة ال حكَن إال هل ستحاىً وحعاىل لكو تسخحب‬
‫حلخحلق نعىن اإلخالص ويسخحب ىيث اسخلتال اللتلث وعدد الركعات ولَ أخطأ يف العدد‬
ً ً
ً‫كأن ىَى الظٍر ثالثا أو مخسا لم حيعلد صالح‬
1) Niat qosdu al-fi’li atau menyengaja melakukan sholat yang dihadirkan oleh musholli
dengan tujuan agar niat qosdu tersebut membedakan sholat dari perbuatan-
perbuatan selain sholat. Tidak wajib mengidhofahkan atau menyandarkan niat
qosdu alfi’li kepada Allah ( ‫ ) ِهلل‬karena yang namanya ibadah tiada lain adalah
karena-Nya. Akan tetapi menyandarkan niat qosdu alfi’li kepada Allah disunahkan
agar makna ikhlas benar-benar nyata.
َ ْ َ َْ ْ ُ َ ْ
Disunahkan berniat ‘( ’‫خـلتِل اللِتـْلث‬‫ مس‬،‫ا ِْسخِلتَال اللتلث‬dengan menghadap Kiblat atau

seraya menghadap Kiblat) dan meniatkan jumlah rakaat, seperti ‘ َ ‫ر ْك َع‬Namun,


.’‫خـني‬ َ

apabila musholli meniatkan sholat Dzuhur dengan tiga rakaat atau lima rakaat maka
sholatnya tidak sah.
‫(و) ثاىيٍا اتلعيني أي نو ظٍر أو غريٌا تلخهزي عو سائر الصالة‬
2) Menentukan sholat atau takyin, artinya menentukan apakah sholat Dzuhur, atau
Ashar, atau Maghrib atau lainnya. Tujuan takyin ini adalah agar membedakan sholat
yang ia lakukan dari sholat lainnya.
3) Berniat fardhiyah, maksudnya melihat sifat kefardhuan dan menyengajanya. Oleh
karena itu, musholli melihat dan menyengaja kalau sholat yang ia lakukan itu
fardhu. Tujuan tingkatan niatan ini adalah agar membedakan sholat fardhu yang ia
lakukan dari sholat sunah.
Berniat fardhiah tidak diwajibkan dalam sholatnya shobi (anak kecil yang belum
baligh) karena sholatnya sudah dipastikan akan berstatus sebagai sholat sunah.
Berbeda dengan sholat mu’adah, maka niat fardhiah di dalamnya masih diperselisihkan
(ada yang mengatakan wajib meniatkannya dan ada yang mengatakan tidak wajib).
Shobi wajib berniat fardhiah dalam sholat jenazah karena tujuan sholatnya adalah agar
menggugurkan tanggungan kewajiban mensholati jenazah dari orang-orang mukallaf,
maka niat fardhiah dalam sholat jenazah yang dilakukan oleh shobi harus ada. Dalam
sholat mu’adah dan mandzuroh diwajibkan niat fardhiah, tetapi niat sifat nadzar dalam
sholat madzuroh diposisikandi tempat niat fardhiah itu.

Anda mungkin juga menyukai