Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DIMENSI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS CAMPAIGN

(KAMPANYE PUBLIC RELATIONS)


DOSEN PENGAMPUH : SITI MAYASARI PAKAYA, S.SOS., M.I.KOM

OLEH KELOMPOK I:

IRWAN IBRAHIM (291421077)


REYNALDI RADITYA LAKORO (291421075)
LUTHFIA SYHABILA ZAHRA MOKOAGOW (291421013)
INDAH PRATIWI R. HAPPY (291421088)

RAIQA RAZWA TABA (291421047)


TISSA ANATASYA PAPUTUNGAN (291421010)

SITI SEPLIANA HASANI (291421039)

JURUSAN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT semata atas berkat dan karunia-Nya-lah sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula shalawat serta salam marilah senantiasa kita tujukan
kepada nabi besar Muhammad SAW sebagai contoh yang paling baik di dunia pendidikan.
Makalah yang berjudul “Dimensi Komunikasi Public Relations Campaign” ini sengaja kami susun
sebagai tugas mata kuliah “Kampanye Public Relations.”

Tidak lupa pula kami mengucapakan terima kasih kepada Ibu Siti Mayasari Pakaya, S.Sos.,
M.I.Kom yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
keterbatasan baik dari segi penulisan maupun isi di dalamnya. Untuk itu sangat mengharapakan
saran ataupun kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak terutama dari dosen pengampuh
yang bersangkutan demi pembelajaran untuk pembuatan makalah-makalah selanjutnya agar lebih
baik.
Terakhir, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi positif bagi kita semua.

Gorontalo, 12 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1


KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4

1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................................. 4


BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Komunikasi ...................................................................................................... 5


2.1.1 PR Sebagai Teknik Komunikasi .................................................................................. 5
2.1.2 Efek atau Feedback ..................................................................................................... 5

2.2 Pengertian Kampanye ......................................................................................................... 6


2.2.1 Jenis-jenis Kampanye ................................................................................................. 6

2.2.2 Persuasi Titik Tolak Berkampanye .............................................................................. 7


2.2.3 Strategi Komunikasi dalam Kampanye........................................................................ 8

2.3 Bauran Komunikasi ............................................................................................................ 9


2.4 Persuasi dalam Kegiatan Komunikasi ................................................................................. 11

2.5 Proses Transfer pada PR ..................................................................................................... 12


BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 14


DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 LATAR BELAKANG

Citra baik yang tercipta dalam masyarakat atau publik pasti dibutuhkan oleh setiap perusahaan
ataupun organisasi. Kebutuhan perusahaan untuk menciptakan citra yang baik dimata publik inilah
yang menjadi salah satu fungsi yang dijalankan oleh seorang public relations lewat program-
programnya. Dengan demikian, sangat wajar bila kini semakin banyak perusahaan yang menyadari
pentingnya menjalin hubungan baik dengan publiknya. Makin baik hubungan antara perusahaan
dengan publiknya maka makin baik pula citra perusahaan

Ranah komunikasi yang dilakukan public relations cakupannya sangat luas yaitu menyangkut
hubungan dengan berbagai pihak atau publik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi yang
terorganisasi agar program kerja public relations tetap teratur dan terarah. Strategi ini meliputi
rencana program yang tepat sasaran agar organisasi dipandang baik oleh publiknya atau target
sasarannya. Disini dituntut keterampilan public relations dalam berkomunikasi baik lisan maupun
tulisan dalam penyampaian pesan, ide, dan gagasan program kerja, dan sekaligus membentuk opini
publik atau opini target sasaran sehingga hasilnya tidak melenceng dari tujuan perusahaan.

2.2 RUMUSAN MASALAH

Dari adanya latar belakang tersebut maka ditemukanlah rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa saja materi yang di bahas dalam Dimensi Komunikasi Public Relations Campaign pada
buku Kampanye Public Relations?

2.3 TUJUAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, makan dibuatlah tujuan masalah sebagai
berikut.

1. Untuk menjelaskan materi apa saja yang dibahas dalam Dimensi Komunikasi Public Relations
Campaign pada buku Kampanye Public Relations
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI


Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya
dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain.
Istilah komunikasi atau bahasa Inggrisnya communication, berasal dari bahasa Latin, yaitu
communications dan bersumber dari kata communis yang berarti "sama". Sama di sini adalah
"sama makna" (lambang). Kegiatan komunikasi tersebut secara sederhana tidak hanya
menyampaikan informasi, tetapi juga mengandung unsur persuasi, yakni agar orang lain bersedia
menerima suatu pemahaman dan pengaruh, mau melakukan suatu perintah, bujukan, dan
sebagainya.
Penyandang profesi public relations officer (pejabat humas). Di dalam menjalankan tugas dan
fungsinya harus selalu berusaha memenuhi keinginan perusahaan atau lembaga yang diwakili, apa
dan bagaimana aktivitas kegiatan komunikasi tersebut harus diinformasikan, temanya apa, untuk
berapa lama, sejauh mana dukungan dana, manajemen dan fasilitas, serta dapatkah memenuhi
keinginan atau mencapai target.

2.1.1 PUBLIC RELATIONS SEBAGAI TEKNIK KOMUNIKASI


Pada hakikatnya kegiatan public relations merupakan bagian dari teknik kegiatan
berkomunikasi dengan ciri khas komunikasi dua arah lembaga atau organisasi yang diwakilinya
dengan publiknya atau sebalik nya. Setelah melakukan kegiatan komunikasi tersebut, pihak public
relations menganalisa untuk mengetahui efeknya atau feed back, apakah berdampak baik terhadap
citra, atau sebaliknya menjadi negatif sehingga kurang menguntungkan posisi organisasi atau
lembaga bersangkutan di mata masyarakat. Dalam proses komunikasi terdapat paling sedikitnya
tiga unsur pokok, yaitu Sumber (komunikator yang menyampaikan pesan), Pesan (suatu hal yang
disampaikan kepada penerima pesan), Tujuan (penerima pesan yang disebut komunikan)

Komunikasi adalah interaksi antarmanusia yang bertujuan untuk menumbuhkan pengertian


antara komunikator (penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan). Komunikasi yang
efektif, yaitu bagaimana antara penyebar pesan dan penerima pesan dapat menimbulkan suatu
pengertian yang sama tentang suatu pesan (efek).

2.1.2 EFEK ATAU FEEDBACK


Wilbur Schramm dalam bukunya Process and Effect of Mass Communication mengatakan,
"Alasan pokok untuk mempelajari proses komunikasi dan efek yang dihasilkan atau telah dicapai
adalah kita ingin mengetahui tentang apa yang terjadi pada manusia bilamana menerima suatu
pesan komunikasi tertentu dan untuk memperkirakan efek apa yang timbul dari komunikan
tersebut."

Menurut Ralph Webb Jr., feedback memiliki bentuk atau jenis yang dibagi sebagai berikut.
a. Zero feedback (umpan balik yang nol. Artinya, pesan yang disampaikan tidak dimengerti oleh
komunikan)

b. Neutral feedback (umpan balik yang tidak memihak atau netral)


c. Positive feedback (pesan atau informasi yang disampaikan ditanggapi dengan baik atau
disetujui oleh komunikan)

d. Negative feedback (pesan yang disampaikan ditentang oleh komunikan)

2.2 PENGERTIAN KAMPANYE


Pengertian secara umum tentang istilah kampanye yang dikenal sejak 1940-an campaign is
generally exemply persuasion in action (Kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan
yang bertitik tolak untuk membujuk), dan telah banyak dikemukakan beberapa ilmuwan, ahli dan
praktisi komunikasi, yaitu definisinya sebagai berikut (Venus, 2004: 7-29):
a. Leslie B. Snyder (2002)

A communication campaign is an organized communication activity, directed at a particular


audience, for a particular periode of time to achieve a particular goal. (Secara garis besar bahwa
kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang teror ganisasi, secara langsung
ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
tertentu.)

b. Pfau dan Parrot (1993)


A campaign is conscious, sustained and incremental process designed to be implemented over a
specified periode of time for the purpose of influencing a specified audience. (Bahwa suatu
kampanye yang secara sadar, menunjang dan meningkatkan proses pelaksanaan yang terencana
pada periode tertentu untuk bertujuan mempengaruhi khalayak sasaran tertentu.)
c. Rogers dan Storey (1987)
Mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan
tujuan untuk men ciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara
berkelanjutan dalam periode waktu tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kampanye adalah tindakan atau usaha
untuk mendapatkan pencapaian dukungan, yang biasanya dilakukan oleh perorangan ataupun
sekelompok orang dalam organisasi.

2.2.1 JENIS-JENIS KAMPANYE


Menurut Charles U. Larson dalam bukunya yang berjudul Persuasion, Reception and
Responsibilty (California. Wardsworth Publishing Co. 1992) terdapat jenis-jenis kampanye, yaitu
sebagai berikut.

a. Product-Oriented Campaigns
Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan
komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang baru. Misalnya
peluncuran provider-seluler Flexi-Telkom, pergantian nama National ke Panasonic, perubahan
logo baru BNI-46 dan Bank Danamon dan sebagainya. Sedangkan kampanye PR bertujuan untuk
membangun citra positif perusahaan melalui program kepedulian dan tanggung jawab sosial.
b. Candidate-Oriented Campaigns

Jenis kampanye ini berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik
(political campaign), misalnya kampanye pemilu dalam era reformasi tahun 2004 lalu, untuk
kampanye Caleg (calon legislatif atau anggota DPR/MPR), serta kampanye Pilpres - Capres dan
Cawapres (pemilihan calon presiden dan wakil presiden) hingga jabatan publik lainnya yang
berupaya meraih dukungan yang sebanyak-banyaknya dari masyarakat melalui kampanye politik.
c. Ideological or Cause-Oriented Campaigns

Jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi perubahan sosial
(social change campaigns), misalnya kegiatan kampanye sosial bersifat khusus nonkomersial, Anti
HIV/AIDS, anti narkoba, program keluarga berencana nasional (KBN), 'Damai itu Indah,'
'Kampanye Langit Biru,' serta termasuk kampanye Sadar Bayar Pajak, dan hingga Kadarkum
(kampanye sadar hukum), pelestarian lingkungan alam dan hidup sebagainya.

2.2.2 PERSUASI TITIK TOLAK BERKAMPANYE


Menurut Michael Pfau & Roxanne Parrot dalam bukunya, Persuasive Communication
Campaign (Massachussets: Allyn and Bacon, 1993) mengungkapkan bahwa, “Campaigns are
inherently persuasive communication activities” yang artinya dengan demikian aktivitas
kampanye tersebut selalu melekat dengan kegiatan komunikasi persuasif (komunisuasif).
Walaupun pada intinya kegiatan kampanye tersebut bertitik tolak dengan tindakan komunikasi
persuasif (komunisuasif) dalam arti lebih bersifat luas, namun bukan persuasif untuk tujuan
perorangan, dan paling tidak terdapat empat aspek komunisuasif dalam kegiatan kampanye, yaitu
sebagai berikut.

a. Kampanye secara sistematis berupaya menciptakan 'ruang' tertentu dalam benak pikiran
khalayak mengenai tanggapan produk, kandidat dan suatu ide atau gagasan program tertentu
bagi kepentingan khalayak sasarannya.
b. Kampanye berlangsung melalui berbagai tahapan-tahapan, yaitu dimulai dari menarik perhatian,
tema kampanye digencarkan, memotivasi dan mendorong untuk bertindak, serta partisipasi
khalayak sasaran melakukan tindakan yang nyata.

c. Kampanye harus mampu mendramatisasikan tema pesan atau gagasan-gagasan yang diekspos
secara terbuka dan mendorong partisipasi khalayak sasaran untuk terlibat baik secara simbolis
maupun praktis untuk mencapai tujuan dari tema kampanye tersebut.
d. Keberhasilan atau tidaknya populeritas suatu pelaksanaan kampanye tersebut melalui kerja sama
dengan pihak media massa untuk menggugah perhatian, kesadaran, dukungan dan mampu
mengubah perilaku atau tindakan nyata dari khalayaknya.
Dapat disimpulkan bahwa Tindakan persuasif yang pada prinsipnya dalam proses komunikasi
adalah bertujuan untuk mengubah atau ingin memperteguh sikap, pandangan, dan perilaku
masyarakat secara sukarela sesuai apa yang telah direncanakan oleh komunikatornya.

2.2.3 STRATEGI KOMUNIKASI DALAM KAMPANYE


Tujuan komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan propaganda, baik untuk
keperluan promosi maupun publikasi. Misalnya, tujuan komunikasi dalam dunia periklanan
(advertising communication) adalah selain memberikan informasi suatu produk yang
dikampanyekan, juga menitikberatkan bujukan (persuasif) dan menanamkan awareness dalam
benak konsumen sebagai upaya memotivasi pembelian. Pemasaran (marketing) berupaya
meluaskan pasaran suatu produk, sedangkan kampanye PR (public relations campaign) dalam
berkomunikasi bertujuan menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat,
dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang
diwakilinya.

Jadi, strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai
tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut:
a) Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)

b) Mengubah opini (to change the opinion)


c) Mengubah perilaku (to change behaviour).

Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques
for Effective Communication, tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut.
a) To secure understanding (Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam
berkomunikasi).

b) To establish acceptance (Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik).
c) To motive action (Penggiatan untuk memotivasinya).
d) The goals which the communicator sought to achieve (Bagaimana mencapai tujuan yang hendak
dicapai oleh piha komunikator dari proses komunikasi tersebut).

Peristiwa dalam proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor (conception skill),
teknisi komunikasi (technical skill) dan komunikator dengan segala kemampuan komunikas
(communication skill) untuk mempengaruhi komunikan dengan dukungan berbagai aspek teknis
dan praktis operasional dalam bentuk perencanaan yang taktis dan strategik untuk mencapa tujuan
tertentu.

Untuk menguasai teknik berkomunikasi dengan melalui teknik komunikasi tertentu dan secara
efektif, seperti "what is communications" and "how to communicate", kemudian "I know my
people" and "you know your audience". Tujuan kampanye adalah bagaimana mengubah opini
publik dan perilaku lainnya sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang ditetapkan. Melalui teknik
komunikasi tersebut, seperti prosedur untuk menarik perhatian pada penggiatan komunikasi dalam
kampanye, dikenal "AA procedure, from attention to action" atau dengan formula lain dengan
slogan "AIDDA." AIDDA tersebut singkatan dari

A (attention) = menarik perhatian


I (interest) = membangkitkan minat

D (desire) = menumbuhkan hasrat


D (decision) = membuat keputusan
A (action) = melakukan penggiatan

Penggiatan proses komunikasi dalam kampanye PR tersebut melalui dua cara, yakni (1) proses
kampanye yang berlangsung secara singkat, (2) proses kampanye yang berlangsung dalam waktu
lama dan terus-menerus. Dengan dua cara tersebut, maka kampanye itu akan menimbulkan efek
dari proses komunikasi, bisa berbentuk menarik perhatian, simpati, empati, dan bisa sebaliknya
antipati.

2.3 BAURAN KOMUNIKASI (COMMUNICATION MIX)


Dari bauran komunikasi dapat ditarik unsur pokok yang berpijak pada "paradigmatik
komunikasi" yang terkenal dan ditampilkan oleh Harold D. Lasswell yang berbunyi, Who says
what in which channel to whom with what effect. Jika dijabarkan ke dalam peranan kampanye
public relations (PR campaign) dengan upaya komunikasinya, maka dapat diuraikan sebagai
berikut.
a. Sebagai komunikator, mau tidak mau public relations officer harus mampu menjelaskan atau
menyampaikan sesuatu kegiatan atau aktivitas dan program kerja kepada publiknya. Peran
utama public relations harus memiliki kemampuan bertindak sebagai berikut.
1) Creator, yaitu orang yang memiliki kreativitas dan pencipta ide atau gagasan cemerlang
dalam berkomunikasi.

2) Conseptor, yaitu orang yang memiliki skill kemampuan atau konseptor dalam penyusunan
program kerja public khususnya dalam berkampanye.
3) Problem solver, yaitu orang yang mampu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya,
dinamis, solutif, dan proaktif dalam menjalankan peranan public relations, khususnya dalam
mengantisipasi gangguan dalam melaksanakan perannya.

b. Pesan atau message merupakan sesuatu yang perlu disampaikan kepada penerima melalui
teknik kampanye atau propaganda tertentu yang berupa ide, gagasan, informasi, aktivitas, atau
kegiatan tertentu yang dipublikasikan atau dipromosikan untuk diketahui, dipahami, dan
dimengerti yang sekaligus diterima oleh publiknya.

c. Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara
komunikator dengan komunikannya. Media atau alat kampanye public relations tersebut
digolongkan atau dikelompokkan sebagai berikut.
1. Media umum Media umum seperti surat-menyurat, telepon, facsimile, dan telegraf.

2. Media massa (media cetak, surat kabar, majalah, tabloid, bulletin dan media elektronik), sifat
media massa ini mempunyai efek serempak dan cepat (simultaneity effect) dan mampu
mencapai pembaca dalam jumlah besar dan tersebar luas di berbagai tempat secara
bersamaan.

3. Media khusus (iklan, logo dan nama perusahaan, atau produk yang merupakan sarana atau
media untuk tujuan promosi dan komersial yang efektif)
4. Media internal (dipergunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan nonkomersial serta
lazim digunakan dalam aktivitas public relations)

d. Komunikan, yakni publik yang menjadi sasaran dalam berkomunikasi secara langsung atau
tidak. Secara langsung atau tatap muka diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Komunikasi antarpersonal, komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan
yang dialogis, mudah, dan efektif untuk mempengaruhi dan mengubah sikap seseorang.

2. Komunikasi kelompok, yaitu sama dengan komunikasi antarpersonal, tetapi dalam


keterlibatan komunikan yang lebih besar. Dasar pengklasifikasiannya bukan dalam jumlah
besar secara matematis, tetapi sejauh mana tanggapan atau opini yang diberikan oleh
komunikan tersebut.

3. Komunikasi media massa, yaitu komunikasi yang melalui media massa sebagai mediatornya
dan sudah dijelaskan sebelumnya. Siapa dan bagaimana publik yang menjadi obyek atau
khalayak sasaran (target audience), khalayak sasaran terkait (stakeholder), khalayak ramai
(mass audience), dan umum (public).

Dalam kampanye public relations (PR campaign), yang menjadi khalayak sasarannya (target
audience) secara umum diantaranya, kelompok yang berkepentingan (pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah), masyarakat sekitar atau tertentu lingkungan sosial, kelompok
pemakai produk atau pelanggan (kelompok yang menggunakan produk perusahaan yang perlu
diperhatikan dan merekalah yang dapat menghidupkan roda operasional produksi) dan lain
sebagainya.

Terdapat tiga macam kelompok publik yang memberikan respon terhadap pesan yang disampaikan
oleh komunikator dalam melaksanakan kampanye, yaitu (1) Kelompok penentang atau oposan
(opponents), (2) Kelompok yang memihak atau proposan (proponents), berpotensi sebagai
pendukung utama, (3) Kelompok yang tidak peduli (uncommitted), dalam kelompok ini bagi
seorang public relations agak susah-susah gampang untuk mengendalikan opini atau ingin
memperoleh tanggapan yang bersangkutan.

2.4 PERSUASI DALAM KEGIATAN KOMUNIKASI


Dalam melakukan kegiatan komunikasi, seorang praktisi public relations yang bersangkutan
melakukan kegiatan persuasi (bujukan) dan sering dikatakan bahwa sebetulnya kegiatan public
relations itu sama dengan kegiatan pembujuk atau persuader Artinya, bagi PR bahwa melakukan
persuasi tersebut merupakan tujuan dari proses komunikasi yang dilakukan dan persuasi
(komunisuasi) itu merupakan proses belajar yang bersifat emosional atau perpindahan anutan dari
hal yang lama ke hal yang baru melalui penanaman suatu pengertian dan pemahaman
Menurut Otto Lerbinger di dalam bukunya Design for Persuasive Communication, ada
beberapa model untuk merekayasa persuasi antara lain sebagai berikut.

a) Stimulus respons
Model persuasi ini cara yang paling sederhana, yaitu berdasarkan konsep asosiasi. Misalnya
jika seseorang selalu kelihatan berdua terus-menerus sepanjang waktu dan satu saat hanya
terlihat sendiri, maka orang lain akan merasakan ada sesuatu yang kurang lengkap dan sudah
dipastikan orang akan bertanya ke mana temannya itu.
b) Kognitif
Model ini berkaitan dengan nalar, pikiran dan rasio untuk peningkatan pemahaman, mudah
dimengerti, dan logis bisa diterima. Dalam melakukan persuasi pada posisi ini, komunikator
dan komunikan lebih menekankan penjelasan yang rasional dan logis.
c) Motivasi

Motivasi yaitu persuasi dengan model membujuk seseorang agar mau mengubah opininya atau
agar kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan menawarkan sesuatu ganjaran tertentu.
Dengan memotivasi melalui pujian, hadiah, dan iming-iming janji tertentu melalui
berkomunikasi, maka lambat-laun orang bersangkutan bisa mengubah opininya.

d) Sosial
Model persuasi ini menganjurkan pada pertimbangan aspek sosial dari publik atau komunikan,
artinya pesan yang disampaikan itu sesuai dengan status sosial yang bersangkutan sehingga
proses komunikasi akan lebih mudah dilakukan.

e) Personalitas
Model persuasi di sini memperhatikan karakteristik priba sebagai acuan untuk melihat respon
dari khalayak tertentu

2.5 PROSES TRANSFER PADA PUBLIC RELATIONS


Seandainya setelah melakukan berbagai upaya dalam program kampanye PR (PR campaign
programme), baik melalui publikasi atau promosi yang dilancarkan tersebut ternyata opini publik
dalam posisi yang tidak menguntungkan perusahaan atau produk bersangkutan, artinya akan
memperoleh tanggapan negatif atau citra negatif, maka untuk menciptakan citra positif atas
lembaga atau organisasi yang diwakilinya melalui prosedur teknik public relations, menurut Scott
M. Cutlip dan Allen H. Center, solusinya dimulai dari:
a. penemuan fakta di lapangan (fact finding):

b. perencanaan (planning) program kerja kampanye yang disusun


c. teknik komunikasi (communication) yang dipergunakan,

d. pengevaluasian (evaluation) semua program kerja PR campaig dari awal hingga


mengkomunikasikan pesan tersebut.
Jika ternyata hasil dari program kampanye PR tersebut tidak memuaskan berbagai pihak dan
tidak memperoleh citra yang diharapkan, mungkin disebabkan salah satu komponen atau korelasi
dari bauran komunikasi (communication mix) tidak berfungsi sebagaimana mestinya seperti yang
dijelaskan pada Bab II, yaitu sebagai berikut:
a) Komunikatornya lemah atau tidak menguasai kemampuan
b) Pesan yang akan disampaikan tidak sesuai dengan keinginan atau minat audiens

c) Media yang dipakai untuk menyampaikan pesan kepada komunikan kurang pas sehingga tidak
mampu menjangkau audiensnya secara optimal
d) Komunikan yang menjadi obyek sasaran kampanye PR tidak diketahui dengan jelas dan rinci
siapa yang dijadikan sasaran khalayak (target audience)
e) Efek atau dampak yang dihasilkan dari keempat komponen saling berkolerasi atau terikat
tersebut apabila salah satunya tidak berfungsi sebagaimana mestinya akan memberikan dampak
negatif terhadap kepercayaan publik

Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat melakukan teknik proses transfer pada public relations
dengan cara berikut:
a) Bagaimana mereka yang tidak tahu menjadi tahu

b) Yang sudah tahu diupayakan menjadi suka


c) Mereka yang suka dipertahankan semakin suka dan senang untuk menerimanya
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Public relations sangat penting sebagai teknik komunikasi karena merupakan ciri khas
komunikasi dua arah, baik itu lembaga ataupun organisasi yang diwakili dengan publiknya atau
sebalik nya. Seorang Public Relations Officer juga akan mempertimbangkan aspek pada kampanye
baik untuk nantinya akan digunakan sebagai keperluan publikasi, atau promosi melalui tindakan
persuasif dengan bertujuan menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat,
dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang
diwakilinya.
Penggiatan proses komunikasi dalam kampanye PR tersebut melalui dua cara, yakni (1) proses
kampanye yang berlangsung secara singkat, (2) proses kampanye yang berlangsung dalam waktu
lama dan terus-menerus. Dengan dua cara tersebut, maka kampanye itu akan menimbulkan efek
dari proses komunikasi, bisa berbentuk menarik perhatian, simpati, empati, dan bisa sebaliknya
antipasti.
DAFTAR PUSTAKA

Ruslan, Rosady. 2017. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Depok: PT RajaGrafindo
Persada

A, Artis. (2019). “Strategi Komunikasi Public Relations”. Jurnal Sosial Budaya. 8(2).
http://dx.doi.org/10.24014/sb.v8i2.357

Anda mungkin juga menyukai