Anda di halaman 1dari 4

Ahlussunnah Wal Jamaah

Tugas Tersuktur Mata Kuliah:


Aqidah Tauhid
Dosen Pengampu:
Dr. Mambaul Ngadhimah, M.Ag.

Kelas : PAI A
Oleh :
Ahmad Maulana Ali Fikri (201220016)
Abi Mansur (201220002)
Ahmad Rizky Suwardi (201220022)
Ajeng Nabila (201220022)
Alfiyah Wanda (201220022)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO 2022
A. Latar Belakang

Dalam pembahasan keagamaan dan keilmuan, terminologi sunni digunakan untuk


menyebut kelompok Ahlusunnah, yakni suatu mazhab dalam Islam yang mendasrkan struktur
keagamaan, sistem nilai afektif dan ritual-ritual praksisnya diatas nash-nash Al-Qur’an, sunnah
Nabi SAW, sunnah para sahabat dan generasi para tabiin-tabiin. Dengan sendirinya dalam
pembahasan ini kita menggunakan istilah Sunni untuk menyebut sebuah kelompok sebagaimana
defenisi diatas.

Dalam pengertian yang kita singgung diatas, penggunaan dan interpretasi nash-nash
agama haruslah dimaknai secara umum, karena ketiadaan pembatasan jalur periwayatan nash
(utamanya sunnah Nabi saw) yang disepakati secara ijma’(consensus) dan dianggab baku oleh
ulama-ulama mazhab Ahlussunah. Mereka umumnya memiliki metode verifikasi tertentu yang
melaluinya mereka mendefenisiskan nas-nas yang mereka anggap otoritatif.1

Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah ialah kaum yang menganut i’tiqad sabagai i’tiqad yang
dianut oleh Nabi Muhammad saw, dan sahabat-sahabat beliau.

Pada akhir abad ke III Hijriyah timbullah golongan yang bernama Kaum Ahlussunnah
wal Jama’ah, yang dikepalai oleh dua orang Ulama besar dalam Ushuluddin yaitu Syeikh Abu
Hasan ‘Ali al Asy’ari dan Syeikh Abu Mansur al Maturidi.

Perkataan Ahlussunnah wal Jama’ah kadang-kadang dipendekkan menyebutnya dengan


Ahlussunnah saja, atau Sunni saja dan kadang-kadang disebut ‘Asya’ri atau Asya’irah, dikaitkan
kepada guru besarnya yang pertama Abu Hasan ‘Ali al Asy’ari.

Berdasarkan uraian tersebut maka kelompok kami tertarik untuk mengadakan penelitian
mendalam kedalam bentuk tulisan karya ilmiah ini sebagai tugas tersrtuktur mata kuliah aqidah
tauhid.

1
Muhanmmad Iqbal, Fiqh Siyasah, Jakarta, Gaya Media Pratama. 2001, hal. 106
B. Pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah (ASWAJA)
Kata atau istilah Ahlussunnah wal Jama’ah diambil dari hadis Imam Thabrani sebagai
berikut:
‫ وستفترق أمتي على‬، ‫ وافترقت النصارى على إحدى أو اثنتين وسبعين فرقة‬، ‫افترقت اليهود على إحدى أو اثنتين وسبعين فرقة‬
‫ وم\\ا الس\\نة‬:‫ قي\\ل‬.‫ أه\\ل الس\\نة والجماع\\ة‬:‫ ومن الناجي\\ة ؟ ق\\ال‬:‫ قي\\ل‬.‫ الناجي\\ة منه\\ا واح\\دة والب\\اقون هلكى‬،‫ثالث وس\\بعين فرق\\ة‬
‫ ما انا عليه اليوم و أصحابه‬:‫والجماعة؟ قال‬
“orang-orang Yahudi bergolong-golong terpecah menjadi 71  atau 72 golongan, orang
Nasrani bergolong-golong menjadi 71 atau 72 golongan, dan umatku (kaum muslimin) akan
bergolong-golong menjadi 73 golongan.  Yang selamat dari padanya satu golongan dan yang lain
celaka. Ditanyakan ’Siapakah yang selamat itu?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ahlusunnah wal
Jama’ah’. Dan kemudian ditanyakan lagi, ‘apakah assunah wal jama’ah itu?’ Beliau
menjawab, ‘Apa yang aku berada di atasnya, hari ini, dan beserta para sahabatku (diajarkan oleh
Rasulullah SAW dan diamalkan beserta para sahabat).
Menurut Hadratusy Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dalam ktabnya  Ziyadah at-
Ta’liqat, Ahlussunnah wal Jama’ah adalah :
‫أما أهل السنة فهم أهل التفسير و الحديث و الفق\ه ف\إنهم المهت\دون المتمس\كون بس\نة الن\بي ص\لى هللا علي\ه وس\لم والخلف\اء بع\ده‬
‫الراشدين وهم الطاءفة الناجية قالوا وقد اجتمعت اليوم في مذاهب أربعة الحنفيون والشافعيون و المالكيون والحنبليون‬
“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan ahli fikih.
Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan
sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat. Ulama
mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat
yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali.”
Dalam kajian akidah/ilmu kalam istilah Ahlussunnah wal Jama’ah dinisbatkan pada
paham yag diusung oleh Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi, yang menentang
paham Khawarij dan Jabariyah (yang cenderung tekstual) dan paham Qadariyah dan Mu’tazilah
(yang cenderung liberal).
Dalam kajian fikih, istilah Ahlussunnah wal Jama’ah disisbatkan pada paham Sunni yaitu
merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) yang berbeda
dengan paham fikih Syi’iy, Dzahiriy, Ja’fariy.
Dari situlah kemudian NU menjadikan Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai asas oraganisasi, yaitu
dalam bidang aqidah mengikuti Abu Hasan Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Sedangkan
dalam bidang fikih mengikuti salah satu dari fikih 4 (empat) madzhab yaitu madzhab Syafi’i
(Syafi’iyyah).
Kemudian, pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah dalam bidang tashawwuf, NU mengikuti Imam
al-Junaidi al-Bagdadi (w. 297 H/ 910 M) dan Imam al-Ghazali at-Thusi (w,505 H/ 1111M)

Anda mungkin juga menyukai