Anda di halaman 1dari 2

Topik Ketiga : Hadis pada masa sahabat

Période kedua sejarah perkembangan Hadis adalah sahabat, khususnya adalah Khulafa’ur
Rasyidun ( Abu Bakar al Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi
Thalib ), sehingga masa ini dikenal dengan masa sahabat besar. Periode ini juga dikenal dengan
zaman Al Tasabbut wa al Iqlal min al Riwayah

Bapak Ibu, silakan jelaskan dan diskusikan :

1. Apa yang dimaksud dengan zaman al tasabbut wa al iqlal min al riwayah ?


Jawab :
Periode membatasi hadis dan menyedikitkan riwayat yang terjadi diperkirakan antara tahun 12-
40-an H. Hal ini dilakukan karena para sahabat pada periode ini lebih berkonsentrasi terhadap
pemeliharaan dan penyebaran Al-Qur’an. Hal ini sangat nampak dilakukan oleh para sahabat
besar khususnya adalah Khulafa ar Rasyidin (Abu Bakar as-Siddiq, ‘Umar bin al-Khatthab,
‘Usman bin Affan, dan ‘Ali bin Abi Talib ra.)

2. Apa saja faktor yang melatarbelakangi kebijakan al tasabbut wa al iqlal min al riwayah?
Jawab :
1. Faktor Politik, di masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar, perhatiantertuju khusus pada
pemecahan masalah politik dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya pergolakan
sosial politik yang terjadi setelah Nabi wafat seperti munculnya Nabi-nabi palsu,
banyaknya orang yang murtad serta tidak maunya orang menjalankan syariat Islam
secara kaffah, terjadinya banyak perluasan daerah (ekspansi) tidak dapat dilepaskan.
Dengan adanya faktor tersebut pengajaranhadis belum bisa dilakukan secara umum
sehingga gerakan periwayatan hadis menjadi terbatas.
2. Sahabat masih dekat dengan era Nabi SAW, dimana pada umumnya mereka mengetahui
Sunnah. Sehingga persoalan-persoalan hukum dan sosial telah mendapat jawaban
dengan sendirinya pada diri mereka. Memang diakui adanya pergeseran-pergeseran
kehidupan dan munculnya masalah baru yang ditemui para sahabat, tetapi itu tidak
terlalu signifikan sebagaimana yang ditemukan generasi setelah sahabat.
3. Kekhawatiran sahabat akan munculnya hadis-hadis palsu serta menjaga kemurnian
hadis. Karena itu para sahabat memberi syarat bahwa hadis yang diterima harus
dibuktikan dengan saksi dan dikuatkan dengan sumpah, sehingga para sahabat akan
sangat selektif terhadap kebenaran hadis yang diriwayatkan dan didengarnya. Mereka
tidak ingin dan sangat takut dengan terjadinya kesalahankesalahan terhadap riwayat
bahkan terjadinya pemalsuan terhadap hadis sehingga akan mempengaruhi kemurnian
Islam.

Topik Keempat : Pusat-pusat pembinaan Hadis


1. Tercatat beberapa kota sebagai pusat pembinaan dalam periwayatan Hadis dan sebagai
tempat tujuan para tabi’in dalam mencari hadis.
Silakan Bapak/Ibu sebutkan nama-nama kota tersebut, beserta tokohnya!
Jawab :
1. Madinah, dengan tokoh-tokohnya: Abu Bakar, Umar, Ali, Abu Hurairah, ‘Aisyah, Ibn
Umar, Sa’id Al Khudri, Zaid Ibn Tsabit (dari kalangan sahabat), ‘Urwah, Sa’id Az-
Zuhri, Abdullah Ibn Umar, Al-Qasim, Ibn Muhammad Ibn Abi Bakar, Nafi’, Abu Bakar
Ibn Abd Ar-Rahman Ibn Hisyam, dan Abu Zinad (dari kalangan tabiin).
2. Mekah, dengan tokoh-tokohnya: Ali, ‘Abdullah Ibn Mas’ud, Sa’ad Ibn Abi Waqas, Sa’id
Ibn Zaid, Khabbah Ibn Al-Arat, Salman Al-Farisi, Abu Juhaifah (sahabat), Masruq,
Ubaididah, Al-Aswad, Syuraih, Ibrahim, Sa’id Ibn Jubair, Amir Ibn Syurahil, Asy-
Sya’bi (tabiin).
3. Bashrah, dengan tokoh-tokohnya: Anas Ibn Malik, ‘Utbah, Imran Ibn Husain, Abu
Baezah, Ma’qil Ibn Yasar, Abu Bakrah, Abd Ar-Rahman Ibn Sumirah, ‘Abdullah Ibn
Syikhkhir, Jariyah Ibn Qudamah (sahabat), Abu al-Aliyah, Rafi’ Ibn Mihram Al-Riyahi,
Al-Hasan Al-Bishri, Muhammad Ibn Sirin, Abu Sya’tsa, Jabir Ibn Zaid, Qatadah,
Mutharraf Ibn ‘Abdullah Ibn Syikhkhir, Abu Bardain Raja’ Ibn Abi Musa (tabiin).
4. Syam, dengan tokoh-tokohnya: Mu’adz Ibn Jabbal, Ubaidah Ibn Tsamit, Abu Darda
(sahabat), Abu Idris al-Khaulani, Qasibah Ibn Dzuaib, Makhul, Raja’ Ibn Haiwah
(tabiin)
5. Mesir, dengan tokoh-tokohnya: ‘Abdullah Ibn Amr, Uqbah Ibn Amir, Kharijah Ibn
Hadzaifah, ‘Abdullah Ibn Harits, Abu Basyrah, Abu Saad al-Khair, Martsad al-Yaziri,
Yazid Ibn Abi Habib (tabiin).
2. Sahabat yang banyak meriwayatkan hadis disebut dengan al Mukatsirun fi al-hadis.
Jawab :
1. Abu Hurairah 5374 hadits
2. Abdullah bin Umar 2630 hadits
3. Anas bin Malik 2286 hadits
4. Aisyah binti Abi Bakr 2210 hadits
5. Abdullah bin Abbas 1660 hadits
6. Abu Said Al Khudri 1170 hadits

Anda mungkin juga menyukai